Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB V

BAB V
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Profil Informan
Dalam penelitian ini terdapat 6 informan yang memberikan informasi tentang
jual beli online yang dilakukan di Forum Jual Beli Online Kaskus. Berikut profil
informan.
NO

NAMA

JENIS

USIA

DOMISILI

KELA-

PEKER-


ID

JOIN

JAAN

KASKUS

DATE

robochic

2010

dwiprass

2011

2012


MIN
1

Samuel

Laki-

32

Tlogosari

Pemilik

Nugraha

laki

tahun

Semarang


cafe
(wirausaha)

2

Dwi

Laki-

27

Praseno

laki

tahun

Ungaran


Karyawan
Swasta

3

Renny

Perem-

22

Pucang

Maha-

Renn_nn

puan

tahun


Gading,

siswa

y

Semarang
4

Nanda

Laki-

20

Manyaran,

Maha-


Bisa_pak

Indra

laki

tahun

Semarang

siswa

ai

Ari

Laki-

28


Lampersari Karya-

Irawan

laki

tahun

Semarang

2009

Susila
5

sukcoffee

2010

wan


43

swasta
6

Yustina

Perem-

23

Ngaliyan,

Maha-

Wahyu

puan


tahun

Semarang

siswa

justinice

2011

dan
pemilik
toko
aksesoris
wanita
Tabel 2. Profil Informan
Sumber data: olahan data primer 2014
Dari keenam informan yang telah diwawancarai, 4 orang adalah laki-laki dan
2 orang adalah perempuan. Usia informan berada pada rentang 20 tahun hingga
32 tahun. Semua informan adalah anggota Kaskuser Regional Semarang dan

berdomisili di Semarang dan sekitarnya, yaitu berada di Tlogosari, Pucang
Gading, Manyaran, Lampersari, Ngaliyan hingga Ungaran. Apabila dilihat dari
jenis pekerjaan dari keenam informan, cukup bervariasi dari mahasiswa,
karyawan swasta, pemilik cafe, dan pemilik toko aksesoris perempuan. Beberapa
informan mulai menjadi Kaskuser ada yang mulai tahun 2009, 2010, 2011, dan
2012, dan sudah mengenal Kaskus sekitar 2 hingga 5 tahun.

5.2 Tahapan Dalam Komunikasi Interpersonal
Menurut Uncertainty Reduction Theory, komunikasi iinterpersonal memiliki
proses perkembangan yang terjadi melalui beberapa tahapan. Menurut Berger dan
Celabrese terdapat 3 tahapan interkasi intepersonal, yaitu entry phase, personal,
phase, dan exit phase. Tahapan perkembangan tersebut apabila diterapkan dalam
proses jual beli online adalah sebagai berikut:

44

1. Entry phase
Pada tahap entry phase komunikasi yang dilakukan adalah normatif,
dibatasi oleh aturan-aturan dalam


berkomunikasi (Pengantar

Teori

Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, 2008). Dalam proses jual beli
online yang masuk dalam tahap entry phase adalah ketika pembeli
menanyakan tentang proses jual beli, misalnya tentang kondisi barang, detail
barang, harga barang, negosiasi harga, cara bertransaksi, bank yang
digunakan, biaya ongkos kirim, jasa pengiriman barang yang digunakan,
estimasi lama pengiriman barang, dan beberapa pertanyaan lainnya. Apabila
dikaitkan dengan aksioma yang ada dalam Uncertainty Reduction Theory,
entry phase berada pada aksioma 1 yaitu tentang komunikasi verbal yang
dilakukan oleh komunikator dan komunikan pada awal komunikasi.

2. Personal phase
Pada tahap personal phase, komunikasi yang dilakukan kurang
dibatasi oleh norma-norma dan aturan-aturan dalam berkomunikasi
(Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3, 2008).
Apabila dikaitkan dengan proses jual beli online yang termasuk dalam
personal phase adalah ketika isi komunikasi antara penjual dan pembeli
bukan lagi seputar proses jual beli saja, teteapi melebar hingga ke hal
yang lainnya, misalnya tentang hobi yang sama, pekerjaan yang sama,
domisili yang sama, dan topik pembicaraan lain diluar proses jual beli
online tersebut. Personal phase juga berkaitan dengan aksioma dalam
Uncertainty Reduction Theory yaitu aksioma 2, aksioma 3, aksioma 4,
aksioma 5, aksioma 6, aksioma 7, dan aksioma 8. Untuk analisa tiap
aksioma dibahas dalam subbab berikutnya.

45

3. Exit phase
Pada tahap exit phase adalah tahap dimana seeorang memutuskan
untuk tetap melanjutkan komunikasi atau menghentikan komunikasi
tersebut (Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Edisi 3,
2008). Tahap ini adalah tahap yang penting setelah melalui 2 tahap
sebelumnya sebagai bahan pertimbangan. Bila dikaitkan dalam proses
jual beli online, taha ini merupakan tahap penentuan apakah seorang
calon pembeli memutuskan untuk membeli barang tersebut atau tidak
berdasarkan 2 tahap sebelumnya yaitu entry phase dan personal phase.
Apabila dalam tahap sebelumnya seorang calon pembeli merasa tidak
pasti terhadap penjual, dan dengan berkomunikasi rasa ketidakpastian
yang dirasakan masih tetap tinggi maka keputusan yang diambil oleh
calon pembeli adalah menghentikan proses komunikasi yang berarti
tidak jadi melakukan prses transaksi jual beli online tersebut. Namun
apabila calon pembeli setelah melakukan komunikasi dengan penjual,
rasa ketidakpastian yang dirasakan berkurang, ia akan melanjutkan
komunikasi hingga ke tahap transaksi jual beli online.
Tahap exit phase ini bila dikaitkan dengan aksioma dlam
Uncertainty Reduction Theory berkaitan dengan aksioma 9 yaitu tentang
kepuasan dalam berkomunikasi.
Tahapan dalam komunikasi interpersonal yang terjadi dalam ranah jual beli
online terjadi dalam 3 tahap diatas. Secara lebih detail dapat dikupas satu per satu
dalam aksioma menurut Uncertainty Reduction Theory.

5.3 Aksioma dalam Uncertainty Reduction Theory
Dalam Uncertainty Reduction Theory terdapat 9 aksioma yang mendasari
teori ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan aksioma sebagai pedoman
untuk menganalisis proses pengurangan ketidakpastian.

46

Aksioma 1
Dengan adanya tingkat ketidakpastian yang tinggi pada pemula fase awal,
ketika jumlah komunikasi verbal antara dua orang asing meningkat, tingkat
ketidakpastian untuk tiap partisipan dalam suatu hubungan akan menurun. Jika
ketidakpastian menurun, jumlah komunikasi verbal meningkat. Hal ini
menyatakan adanya kebalikan atau hubungan negatif antara ketidakpastian dan
komunikasi verbal.
Pada aksioma 1 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa di awal
komunikasi antara penjual dan pembeli saling membangun komunikasi.
Komunikasi yang dilakukan pada tahap awal adalah seputar proses jual beli.
Pertanyaan yang sering diajukan adalah kondisi barang, melakukan negosiasi
harga, dan cara bertransaksi yang harus disepakati oleh penjual dan pembeli.
Semakin banyak komunikasi yang dilakukan antara penjual dan pembeli akan
mengurangi rasa ketidakpastian yang awal dirasakan oleh pembeli. Hal ini
terbukti ketika komunikasi berjalan dengan lancar, saling memberikan respon
(feedback) yang baik terutama penjual, maka komunikasi akan berlanjut ke tahap
selanjutnya.
Menurut hasil wawancara, dapat dilihat bahwa perempuan cenderung lebih
banyak melakukan komunikasi dengan penjual. Hal yang ditanyakan saat
berkomunikasi tentang barang yang diperjualbelikan lebih detail, cara
bertransaksi, negosiasi harga lebih sering dilakukan oleh perempuan dibandingan
dengan laki-laki. Pada dasarnya laki-laki juga melakukan proses negosiasi harga,
namun tidak rumit seperti yang dilakukan oleh perempuan. Laki-laki rata-rata
hanya melakukan 1 kali negosiasi harga atau meminta potongan harga, berbeda
dengan perempuan yang melakukan negosiasi hingga beberapa kali hingga terjadi
kesepakatan harga antara penjual dan pembeli. Selain deskripsi barang dan
kesepakatan harga, seorang pembeli perempuan menanyakan tentang pengiriman
barang, jasa pengiriman yang digunakan, ongkos kirim yang harus dibayarkan,

47

estimasi waktu pengiriman, pihak mana yang menanggung ongkos kirim, dan
sebagainya.
Jadi, semakin banyak komunikasi yang dilakukan dalam proses jual beli
online akan mengakhibatkan menurunnya tingkat ketidakpastian yang dirasakan
oleh pembeli dan komunikasi berjalan ke tahap selanjutnya. Begitu juga
sebaliknya apabila komunikasi yang terjadi sedikit, tingkat ketidakpastian yang
dirasakan oleh pembeli cenderung masih tinggi. Maka, aksioma 1 berlaku pada
proses jual beli online.

Aksioma 2
Ketika ekspresi afiliatif nonverbal meningkat, tingkat ketidakpastian
menurun dalam situasi

interaksi awal.

Selain itu,

penurunan tingkat

ketidakpastian akan menyebabkan peningkatan keekpresifan afiliatif nonverbal.
Hal ini merupakan salah satu hubungan yang bersifat negatif.
Ekspresi afiliatif yang terjadi pada komunikasi interpersonal secara langsung
dalam

kasus

komunikasi

interpersonal

bermedia

diwakili

dengan

lambang-lambang yang dapat mengekspresikan wajah baik komunikator maupun
komunikan. Lambang-lambang tersebut dinamakan dengan emoticon atau smilies
yang tersedia di berbagai media komunikasi yang kerap digunakan saat ini,
seperti SMS, BBM, Whatsapp, line, Yahoo Messanger (YM), dan beberapa
media lainnya.
Pada aksioma 2 yang ditanyakan kepada 6 informan, dapat dinyatakan bahwa
4 orang tidak menggunakan emoticon atau smilies dan 2 orang menggunakan
emoticon dan smilies yang tersedia dari media komunikasi yang digunkan yaitu
BBM atau SMS. 2 orang yang sering menggunakan emoticon saat berkomunikasi
dengan penjual adalah informan 3 yaitu Renny seorang mahasiswa dan informan
6 yaitu Yustina Wahyu seorang mahasiswa dan pemiliki toko aksesoris
perempuan. Emoticon yang sering digunakan untuk berkomunikasi adalah emot

48

tersenyum, menjulurkan lidah, memeluk, dan mencium. Dengan menggunakan
emoticon, pembeli merasa lebih nyaman, akrab, bisa untuk bercanda, cair, tidak
menyinggung, mewakili keramahan pihak penjual, dan tidak enggan untuk
melanjutkan komunikasi dengan penjual. Pada aksioma 2 penggunaan emoticon
ini hanya dilakukan oleh 2 informan yang keduanya adalah seorang perempuan.
Terlihat bahwa perempuan lebih mengedepankan emosi dalam berkomunikasi,
rasa nyaman yang dirasakan, keakraban yang terjalin antara penjual dan pembeli
hingga rasa hati-hati agar tidak menyinggung satu sama lain. Hal ini terlihat
ketika emoticon digunakan saat informan 3 menawar harga. Sedangkan pada
laki-laki penggunaan emoticon tidak dilakukan. Beberapa penjual memang
menggunakan emoticon saat berkomunikasi, namun informan 1, informan 2,
informan 4, dan informan 5 tidak membalas dengan emoticon juga. Mereka lebih
mementingkan kejelasan dalam menjawab pertanyaan yang mereka sampaikan
dan respon yang cepat.
Ekspresi wajah yang terlihat pada komunikasi interpersonal tatap muka
secara langsung tidak dapat terwakili oleh emoticon atau smilies yang merupakan
suatu fasilitas di media komunikasi, misalnya SMS, BBM, WA, atau chatting.
Emoticon yang ada dalam media hanya sekedar basa-basi yang dilakukan oleh
kedua belah pihak yang berkomunikasi, tidak dapat mewakiliki ekspresi wajah
yang sebenarnya dimiliki oleh pihak yang berkomunikasi baik penjual maupun
pembeli. Ekspresi wajah seseorang hanya dapat dilihat melalui tatap muka secara
langsung untuk dapat mengurangi ketidakpastian yang dirasakan, dan tidak dapat
diwakili oleh emoticon yang ada melalui media.
Dari analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa aksioma 2 tidak terbukti
bahwa dalam proses jual beli online, ekspresi afiliatif tidak mempengaruhi
pembeli dalam pengurangan ketidakpastian.

49

Aksioma 3
Tingkat ketidakpastian yang tinggi menyebabkan meningkatnya perilaku
pencarian informasi. Ketika tingkat ketidakpastian menurun, perilaku pencarian
informasi juga menurun. Aksioma ini menunjukkan hubungan yang positif antara
dua konsep tersebut
Pada awal komunikasi, semua informan merasakan ketidakpastian yang
tinggi terhadap penjual. Untuk mengurangi rasa tersebut, informan melakukan
pencarian informasi tentang reputasi penjual. Mulai dari informan 1 sampai
informan 6 melakukan pencarian informasi terhadap penjual. Proses pencarian
informasi dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mencari tahu reputasi penjual
melalui ID Kaskus, bertanya kepada teman yang mengetahui tentang penjual,
serta beberapa cara lainnya. Dalam Kaskus sendiri telah disediakan beberapa
fasilitas yang dapat digunakan untuk melihat apakah seorang Kaskuser memliki
reputasi yang baik atau tidak. Fasilitas tersebut adalah:
Reputation bar yaitu salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat
reputasi seorang Kaskuser. Terdapat 3 warna di reputation bar, yaitu merah,
abu-abu, dan hijau. Warna merah menandakan bahwa Kaskuser tersebut memiliki
reputasi yang buruk. Warna balok abu-abu menandakan bahwa Kaskuser tersebut
belum memiliki reputasi. Sedangkan warna hijau pada balok menandakan bahwa
Kaskuser tersebut terpercaya, memiliki reputasi yang baik. Yang dapat merubah
reputation bar adalah jumlah cendol dan bata yang diterima seorang Kaskuser.
Reputation bar merupakan pertimbangan yang penting saat akan melakukan
proses jual beli online. Berikut ini merupakan penggolongan reputation bar
berdasarkan pada reputation point:

50

Gambar 12. Reputation Bar
Join date, yaitu waktu yang menunjukkan sejak kapan seseorang bergabung
menjadi Kaskuser. Semakin lama seseorang bergabung di Kaskus, maka orang
tersebut semakin berpengalaman dan dianggap lebih terpercaya. Sedangkan
Kaskuser yang masih muda usianya di dalam Kaskus, masih dianggap baru dan
belum memiliki reputasi yang cukup untuk membuat calon pembeli di FJB
Kaskus percaya. Namun join date bukan termasuk hal pokok untuk menentukan
kepercayaan terhadap seorang Kaskuser karena banyak pula penjual di FJB
Kaskus dengan ID Kaskus yang baru namun terpercaya.

51

Gambar 13. Join Date Kaskuser

Jumlah lapak, yaitu banyaknya barang dagangan yang dimiliki oleh seorang
Kaskuser. Semakin banyak barang yang diperjualbelikan akan membuat calon
pembeli merasa lebih percaya terhadap penjual tersebut karena dari setiap lapak
dapat dilihat reputasinya masing-masing. Maka jumlah lapak merupakan
pertimbangan yang cukup penting untuk menentukan penjual yang baik di FJB
Kaskus.

Gambar 14. Jumlah Lapak Kaskuser dalam FJB Kaskus

52

Jumlah posting, yaitu banyaknya komentar yang diberikan oleh seorang
Kaskuser di Forum. Semakin banyak posting yang telah dilakukan oleh Kaskuser
berarti Kasker tersebut aktif dalam Kaskus. Namun, jumlah posting bukan
menjadi penentu yang pokok karena tidak menutup kemungkinan apabila seorang
penjual hanya fokus pada lapaknya di FJB Kaskus tanpa pernah mengikuti Foru
Kaskus.
Pangkat Kaskuser, yaitu tingkatan anggota Kaskus yang berdasarkan
banyaknya posting yang digolongkan menjadi:
Pangkat Kaskuser

Jumlah Posting

Newbie

0 - 99

Kaskusser

100 - 499

Aktivis Kaskus

500 - 749

Kaskus Holic

750 - 999

Kaskus Addict

1.000 - 3.999

Kaskus Maniac

4.000 - 9.999

Kaskus geek

10.000 - 24.999

Kaskus freak

25.000 - 49.999

Made in Kaskus

> 50.000
Tabel 3. Pangkat Kaskuser

Visitor message, yaitu pesan yang ditinggalkan oleh ID Kaskus lain yang
telah mengunjungi thread Kaskuser tersebut. Jika dalam FJB Kaskus, visitor

53

message berisi testimonial tentang personal dari penjual secara keseluruhan. Isi
dari visitor message juga mempengaruhi tingkat ketidakpastian calon pembeli
terhadap penjual.

Gambar 15. Visitor Message Kaskuser

Testimonial di lapak, sedikit berbeda dengan visitor message yaitu komentar
atau kesan yang diberikan oleh pembeli terdahulu yang pernah melakukan
transaksi jual beli online dengan penjual yang ditulis pada halaman barang
dagangannya. Testimonial yang positif, baik, dan direkomendasikan oleh pembeli
sebelumnya merupakan pertimbangan yang sangat berpengaruh. Apabila terdapat
komentar yang buruk akan menimbulkan citra atau reputasi yang buruk terhadap
penjual tersebut. Testimonial yang positif dari beberapa pembeli yang cukup
banyak dan variatif, bukan hanya dari ID Kaskus tertentu saja yang memberikan
komentar.

54

Gambar 16. Testimonial di FJB Kaskus

Selain pencarian informasi dalam fasilitas Kaskus, informan 1 dan informan
3 juga mencari tahu melalui orang disekitarnya yang mengetahui reputasi penjual.
Pada informan 1 menanyakan kepada salah seorang temannya yang pernah
bertransaksi dengan penjual yang sama. Hal yang ditanyakan oleh informan 1
tentang proses jual beli online, bagaimana prosesnya, apakah barang sesuai
dengan yang disebutkan dalam FJB Kaskus, apakah barang datang tepat waktu.
Sedangkan yang dilakukan oleh informan 3 adalah bertanya pada salah seorang
temannya yang kebetulan kulah di universitas yang sama dengan penjual. Ketika
temannya mengetahui penjual yang informan 3 maksudkan, informan 3 tidak
menanyakan tentang proses jual beli. Dengan mengetahui bahwa temannya tahu
tentang si penjual, informan 3 merasa tingkat ketidakpastian yang ia rasakan
menurun. Informan 3 merasa bila ada suatu hal yang tidak sesuai saat proses jual
beli online, ia akan bertanya kepada temannya tersebut.

55

Dapat dilihat pula pada hasil wawancara dengan informan 3 dan informan 6
dengan jenis kelamin perempuan, bahwa kedua informan tersebut hanya melihat
sebagian dari fasilitas yang ada di Kaskus yaitu testimonial. Mereka hanya
berpedoman pada testimonial saja untuk pencarian informasi yang dilakukan
dengan alasan kurang memahami cara melihat reputasi seseorang dari ID Kaskus.
Jadi, perempuan cenderung kurang teliti dan kurang cermat dalam pencarian
informasi yang berdasarkan pada fasilitas di Kaskus.
Secara keseluruhan, proses pencarian informasi yang dilakukan oleh keenam
informan adalah cara untuk mengurangi rasa ketidakpastian yang tinggi pada
awal komunikasi. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi ketidakpastian yang
dirasakan, semakin tinggi pula proses pencarian informasi yang dilakukan.

Aksioma 4
Tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam sebuah hubungan menyebabkan
penurunan tingkat keintiman dari isi komunikasi. Tingkat ketidakpastian yang
rendah menghasilkan tingkat keintiman yang tinggi aksioma ini memperlihatkan
hubungan yang negatif antara ketidakpastian dan tingkat keintiman.
Tingkat keintiman komunikasi antara penjual dan pembeli dapat terlihat dari
apa saja isi dari komunikasi yang dilakukan. Dalam komunikasi antara penjual
dan pembeli, topiknya hanyalah seputar proses jual beli, deskripsi barang, cara
transaksi, negosiasi harga, jasa pengiriman, dan sebagainya. Komunikasi antara
penjual dan pembeli dapat dikatakan intim apabila isi komunikasi tersebut diluar
proses jual beli.
Dari keenam informan yang diwawancarai, 3 diantaranya melakukan
komunikasi diluar proses jual beli, yaitu informan 1, informan 3, dan informan 6.
Sedangkan 3 lainnya hanya seputar proses jual beli saja.

56

Seperti yang dikatakan oleh informan 1 bahwa ia dan penjual memiliki
kesamaan hobi yaitu bermain airsoft gun. Pembicaraan yang awalnya hanya
seputar barang airsoft gun melebar hingga tempat bermain airsoft gun, harga
sewa, hingga atribut lain yang mendukung hobinya tersebut. Terlihat juga pada
informan 3 yaitu seorang mahasiswi yang membeli 24 buah tas selempang.
Proses komunikasi yang dilakukan melebar hingga proses pembuatan tas secara
handmade. Selain itu pada informan ke 6 yaitu seorang perempuan yang memiliki
toko aksesoris, ia melakukan komunikasi dengan penjual cukup sering bukan
hanya dalam proses jual beli, namun hingga ke fashion yang sedang marak di
kalangan remaja wanita. Informan 6 kerap melakukan proses pembelian pada
penjual yang berdomisili di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya yang memiliki tren
fashion yang lebih dulu marak dibandingkan di Semarang. Maka, informan 6
kerap menanyakan hal tersebut untuk referensi toko aksesoris miliknya.
Dari wawancara yang dilakukan oleh ke 6 informan, bahwa 2 orang
diantaranya memiliki tingkat keintiman yang tinggi. Pada awalnya tingkat
ketidakpastian yang dirasakan oleh kedua informan tersebut tinggi, namun
mereka tetap melakukan komunikasi dan terjalinlah suatu keintiman komunikasi,
yaitu komunikasi dimana hal yang diperbincangkan berada di luar konteks proses
jual beli yang mereka lakukan. Sedangkan 4 informan lain yang tidak melakukan
keintiman komunikasi tetap memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi seperti
pada fase awal yang mereka rasakan.
Keintiman komunikasi yang terjadi antara penjual dan pembeli melalui
media yang terlihat dari perbincangan yang dilakukan tidak hanya sekedar dalam
topik proses jual beli yang mereka lakukan, tetap melebar hingga ke topik
lainnya. Keintiman komunikasi yang dilakukan melalui media tidak dapat
dijadikan pedoman untuk dapat mengurangi ketidakpastian pembeli terhadap
penjual karena tidak semua pembeli senang untuk berbncang panjang lebar
dengan penjual mengenai topik diluar proses jual beli. Seorang pembeli yang
sudah terpenuhi pertanyaannya tentang informasi mengenai barang, proses
transaksi, dan hal tentang proses jual beli akan memutuskan untuk membeli

57

barang tersebut atau tidak, tanpa harus melakukan keintiman komunikasi, yaitu
dengan membicarakan topik lain.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keintiman dalam
berkomunikasi tidak mempengaruhi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh
pembeli.

Aksioma 5
Ketidakpastian yang tingkat tinggi menghasilkan tingkat resiprositas yang
tinggi. Tingkat ketidakpastian yang rendah menghasilkan tingkat resiprositas
yang rendah pula. Hubungan yang positif terjadi disini.
Pada aksioma 5 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa keenam
informan mengharapkan suatu respon yang cepat dari penjual. Namun, apabila
penjual tidak memberi respon yang cepat, baik, dan ramah seperti yang mereka
inginkan, mereka tidak melanjutkan proses jual beli tersebut bahkan
menghentikan proses komunikasi karena ketidakpastian yang dirasakan tetap
tinggi. Ketika seorang calon pembeli menginginkan suatu barang, ia akan cepat
melakukan komunikasi kepada penjual melalui media yang ada. Saat itu calon
pembeli

merasakan

ketidakpastian

yang

tinggi

terhadap

penjual,

dan

mengharapkan respon yang cepat dari penjual tersebut. Dengan komunikasi yang
lancar dan cepat, sesuai dengan keinginan calon pembeli, hal itu akan
mengurangi ketidakpastian yang dia rasakan sebelumnya. Namun, apabila penjual
merespon lambat, baik melalui SMS, WA, atau BBM, calon pembeli akan enggan
untuk melanjutkan komunikasi atau bahkan sudah beralih kepada penjual lain
yang lebih memiliki respon yang cepat.
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
ketidakpastian yang dirasakan, tingkat resiprositasnya akan menurun bahkan
hingga memutuskan menghentikan komunikasi. Hal ini berarti bahwa aksioma 5
tidak terbukti pada jual beli online di FJB Kaskus.

58

Aksioma 6
Kemiripan diantara orang akan mengurangi ketidakpastian, sementara
ketidakmiripan akan meningkatkan ketidakpastian. Aksioma ini menyatakan
sebuah hubungan yang negatif.
Pada aksioma 6 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa 3
diantaranya yang memiliki kesamaan dengan penjual, yaitu informan 1 kesamaan
hobi bermain airsoft gun, informan 3 memiliki teman yang berkuliah ditempat
penjual berkuliah, dan informan 6 yang memiliki kesamaan hobi senang
berbelanja dan memiliki bisnis aksesoris wanita. Dengan memiliki kesamaan
yang sama, akan mengurangi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli
kepada penjual. Hal ini terjadi karena dengan memiliki kesamaan berarti
komunikasi yang dilakukan juga akan berkembang tidak hanya di sekitar proses
jual beli saja. Dengan semakin tingginya komunikasi yag dilakukan, semakin
banyak hal yang diketahui pembeli tentang penjual, semakin menurun tingkat
ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli. Namun, dari 3 informan yang tidak
memiliki kemiripan antara penjual dan pembeli, mereka juga tetap meneruskan
komunikasi, dan bahkan melanjutkan proses jual beli hingga selesai yang artinya
bahwa jika hingga ketahap transaksi jual beli, ketidakpastian yang dirasakan oleh
pembeli sudah menurun dan akhirnya memutuskan untuk membeli barang
tersebut, walaupun tidak ada kemiripan antara penjual dan pembeli.
Kemiripan yang terjadi antara penjual dan pembeli di FJB Kaskus
kemunkinan terjadi sangatlah kecil. Jaringan online yang terbentuk sangatlah
luas, tidak berdasar pada tempat yang sama, latar belakang yang sama, dan
sebagainya. Setiap orang hanya dengan syarat memiliki akses internet dapat
melakukan proses jual beli online, dimanapun dan kapanpun. Maka dari itu
kemiripan yang terjadi sangatlah kecil. Berbeda dengan komunikasi interpersonal
tatap muka secara langsung, 2 orang yang berkomunikasi bertemu di suatu tempat
yang sama, dengan latar belakang yang hampir sama, domisili yang berdekatan,
kepentingan yang ingin dilakukan, dan sebagainya. Banyak hal yang dapat

59

ditanyakan dan semakin berkembang komunikasi yang dilakukan apabila bertemu
secara langsung. Hal inilah yag menjadi perbedaan antara komunikasi
interpersonal tatap muka secara langsung dan komunikasi bermedia.
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiripan antara penjual dan
pembeli tidak mempengaruh tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli.

Aksioma 7
Peningkatan tingkat ketidakpastian akan menghasilkan penurunan dalam
kesukaan. Penurunan dalam ketidakpastian menghasilkan peningkatan dalam
kesukaan. Lagi-lagi hubungan yang negatif diperlihatkan oleh aksioma ini.
Berdasarkan penelitian lanjutan Berger dan Gudykunst (1991) menambahkan
aksioma kedelapan, yang kemudian memunculkan tujuh teorema baru.
Pada aksioma 7 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa semua
informan tidak memutuskan unuk membeli suatu barang yang mereka inginkan
apabila penjual tidak merespon dengan baik. Tingkat ketidakpastian yang tinggi
pada awal proses jual beli akan berkurang dengan adanya komunikasi antara
penjual dan pembeli. Apabila penjual tidak merespon dengan baik, tidak
menjawab dengan detail sesuai dengan pertanyaan yang diajukan, informasi yang
diinginkan tidak didapat secara jelas, maka tingkat ketidakpastian yang dirasakan
akan tetap tinggi. Dengan tingginya tingkat ketidakpastian, sesorang takut untuk
mentransfer sejumlah uang, takut apabila terjadi penipuan, takut bila barang tidak
dikirim, dan barang tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan, maka akan
menyebabkan turunnya kesukaan terhadap penjual tersebut. Ketika terjadi
penurunan ketidakpastian, seorang pembeli akan beralih kepada pembeli yang
lain, yang memiliki barang yang sama sesuai dengan apa yang ia inginkan.
Pembeli tidal mencari barang yang lain, nemn mencari barang yang sama, tetapi
dari penjual yang berbeda yang lebih meyakinkan.

60

Dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat
ketidakpastian, maka akan menurunkan tingkat kesukaan terhadap penjual.
Berarti aksioma 7 berlaku dalam proses jual beli online di FJB Kaskus.

Aksioma 8
Ketidakpastian berhubungan secara negatif dan interaksi dalam jaringan
social, makin orang berinteraksi dengan teman dan anggota keluarga dari mitra
hubungan mereka, makin sedikit ketidakpastian yang mereka alami.
Pada aksioma 8 yang ditanyakan kepada 6 informan hanya ada 1 informan
yang mengenal lingkungan penjual, yaitu informan 3. Informan 3 hanya
mengetahui tempat penjual berkuliah yaitu di Atmajaya Yogyakarta. Dengan
mengetahui hal tersebut, informan 3 merasa lebih percaya karena ia juga
memiliki beberapa teman yang berkuliah di tempat yang sama. Apabila terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan misalnya kasus penipuan, informan 3 lebih mudah
untuk melacaknya karena mengetahui lingkungan sekitar perkuliahan penjual.
Sedangkan 5 informan lainnya sama seklai tidak mengetahui tentang lingkungan
penjual, kerabat, atau kelurga penjual. Walaupun demikian, 5 informan tersebut
tetap melakukan proses jual beli hingga ke tahap transaksi sejumlah uang.
Dari analisa di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial di sekitar
penjual tidak mempengaruhi tingkat ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli.

Aksioma 9
Terdapat hubungan kebalikan atau negatif antara ketidakpastian dan
kepuasan komunikasi.
Pada aksioma 9 yang ditanyakan kepada 6 informan terlihat bahwa semua
informan merasakan suatu kepuasan berkomunikasi dengan penjual. Kepuasan itu

61

terjadi pada cara penjual menanggapi pembeli, respon yang diberikan,
memberikan informsi yang detail tentang barang ang diperjualbelikan. Semakin
puas pembeli dengan komunikasi yang dilakukan dengan penjual, maka akan
mengurangi tingkan ketidakpastian yang dirasakan oleh pembeli.

Dari analisa 9 aksioma yang ada dalam Uncertainty Reduction Theory dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak semua aksioma berlaku dalam proses jual beli
online di FJB Kaskus. Aksioma yang terbukti dan berlaku pada proses jual beli
online di FJB Kaskus hanya pada aksioma 1, aksioma 3, aksioma 7, dan aksioma
9.
Pada proses jual beli online terjadi hubungan negatif antara jumlah
komunikasi verbal dengan tingkat ketidakpastian yang dirasakan. Semakin
banyak komunikasi yang dilakukan antara penjual dan pembeli melalui media
baik SMS, BBM, maupun chatting, akan mengurangi ketidakpastian yang
dirasakan oleh pembeli. Dengan demikian, aksioma 1 terbukti pada proses jual
beli online di FJB Kaskus.
Pada proses jual beli online terjadi hubungan yang positif antara
ketidakpastian dengan pencarian informasi. Seorang pembeli jika merasakan
ketidakpastian terhadap penjual, ia akan mencari informasi melalui fasilitas yang
telah disediakan oleh media tersebut, hingga dapat mengurangi ketidakpastian
yang dirasakan. Dengan demikian, aksioma 3 terbukti pada proses jual beli online
di FJB Kaskus.
Pada proses jual beli online terjadi hubungan negatif anatara ketidakpastian
dengan kesukaan terhadap penjual. Semakin tinggi tingkat ketidakpastian yang
dirasakan oleh pembeli, maka tingkat kesukaannya akan menurun. Hal ini
dikarenakan pembeli tidak merasakan yakin, tidak berani mengambil resiko
terhadap kasus penipuan yang kerap terjadi bila ia tidak enar-benar merasa yakin
terhadap penjual. Maka pembeli akan mencari barang yang lain dengan penjual

62

yang berbeda pula. Dengan demikian, aksioma 7 terbukti pada proses jual beli
online di FJB Kaskus.
Pada proses jual beli online tejadi hubungan negatif antara kepuasan
komunikasi dengan tingkat ketidakpastian. Jika komunikasi yang dilakukan
antara penjual dan pembeli akan memberikan kepuasan terhadap pembeli, maka
tingkat ketidakpastian yang dirasakan akan menurun, dan akan berpengaruh pada
pengambilan keputusan untuk membeli barang tersebut atau tidak. Dengan
demikian, aksioma 9 terbukti pada proses jual beli online di FJB Kaskus.

5.4 Strategi dalam Uncertainty Reduction Theory
Berger (1995) menyatakan bahwa orang dalam usaha untuk mengurangi
ketidakpastian menggunakan taktik yang tergolong dalam 3 strategi, yaitu strategi
pasif, aktif, dan interaktif. Dalam proses pengurangan ketidakpastian dalam jual
beli online yang terjadi di Forum Jual Beli Kaskus terdapat beberpa strategi yang
dilakukan oleh pembeli agar dapat megambil keputusan untuk mentransferkan
sejumlah uang kepada penjual. Berikut adalah analisa tentang strategi yang
digunakan.
Strategi Pasif
Strategi pasif adalah dimana seseorang mengambil peranan pengamat yang
tidak menganggu orang lainnya. Misalnya pengamat hanya mengamati seseorang
dari kejauhan tanpa berinteraksi secara langsung, pengamat hanya mengobservasi
dalam berbagai situasi sosial.
Strategi pasif juga dilakukan oleh 6 informan, terlihat pada pertanyaan yang
merujuk pada aksioma 3 yaitu tentang pencarian informasi. Seorang pembeli
akan mencari informasi untuk mengurangi rasa ketidakpastian yang dirasakan
saat awal akan memutuskan untuk membeli suatu barang. Pencarian informasi
yang dilakukan oleh pembeli dilakukan untuk mencari tau reputasi penjual

63

melalui ID Kaskus yang dimiliki oleh penjual. Namun pencarian informasi yang
dilakukan oleh pembeli hanya dari kejauhan, tidak berinteraksi secara langsung
kepada penjual maupun orang di sekitarnya. Pembeli mengamati reputasi penjual
dari ID Kaskus dan fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Kaskus. Melalui
fasilitas yang dierikan oleh Kaskus untuk melihat reputasi Kaskuser. Beberapa
fasilitas tersebut adalah reputation bar, join date, jumlah lapak di FJB Kaskus,
jumlah postingan, pangkat Kaskuser, visitor message, testimonial di lapak.

Strategi Aktif
Strategi aktif adalah keadaan dimana seseorang pengamat mulai melakukan
suatu usaha untuk mencari informasi yang intensif tentang orang yang
bersangkutan melalui orang lain, bertanya kepada teman orang yang
bersangkutan tentang informasi yang dibutuhkan.
Strategi aktif juga dilakukan dalam proses pembelian dalam jual beli online
di FJB Kaskus terlihat pada pertanyaan yang merujuk pada aksioma 8. Pada
aksioma 8, informan 1 dan informan 3 mengatakan bahwa mengenal lingkungan
penjual. Informan 1 mengatakan bahwa ia memiliki teman yang pernah
melakukan proses pembelian online dengan penjual yang sama dengannya. Lalu
informan 1 menanyakan beberapa hal tentang penjual, yaitu bagaimana proses
transaksi, apakah transaksi berjalan dengan lancar, bagaimana kondisi barang
yang diterima oleh temannya. Sedangkan yang dilakukan oleh informan 3 adalah
ia memiliki teman yang berada di universitas yang sama dengan penjual yaitu
Atmajaya Yogyakarta. Informan 3 menanyakan apakah mengenal si penjual, dan
ternyata temannya tersebut mengenal penjual. Tanpa bertanya lebih lanjut tentang
penjual tersebut, informan 3 telah memutuskan untuk membeli pada penjual itu
karena merasa lebih yakin karena mengetahui setidaknya salah satu orang di
sekitar penjual tersebut.

64

Proses pencarian informasi yang dilakukan oleh informan 1 dan informan 3
termasuk strategi aktif karena melibatkan orang lain dan bertanya kepada orang
lain untuk mendapat informasi yang dibutuhkan.

Strategi Interaktif
Strategi interaktif terjadi dimana pengamat dan orang yang diamati terlibat
dalam kontak secara langsung dan interaksi tatap muka. Dalam proses jual beli
online di FJB Kaskus, antara penjual dan pembeli melakukan interaksi atau
komunikasi satu sama lain yaitu dengan menggunakan media sebagai
perantaranya, misalnya dengan SMS, BBM, Whatsaap, Yahoo Messanger, dan
aplikasi komunikasi lainnya. Komunikasi dengan menggunakan media ini
termasuk suatu interaksi interpersonal, namun tidak tergolong sebagai suatu
strategi interaktif. Suatu pencarian informasi dikatakan sebagai strategi interaktif
apabila komunikator dan komunikan bertemu secara langsung, bertatap muka,
dan berkomunikasi.
Strategi interaktif yang dilakukan oleh pembeli adalah dengan melakukan
COD. Dari 6 informan sebagai narasumber 3 diantaranya pernah melakukan
COD, yaitu informan 1, informan 4, dan informan 5. Proses COD hanya dapat
dilakukan apabila penjual dan pembeli berada di satu daerah tertentu yang dapat
dijangkau oleh kedua belah pihak. Penjual dan pembeli juga harus memiliki
waktu senggang yang sama, sehingga dapat menentukan suatu waktu untuk
bertemu. Kelebihan dari COD adalah pembeli dapat melihat, memegang, bahkan
mencoba secara langsug barang yang diperjualbelikan. Selain itu negosiasi harga
juga dapat dilakukan saat bertemu melihat kondisi dari barang yang
diperjualbelikan. Dengan hal itu kemungkinan terjadinya suatu penipuan akan
berkurang.

65

Dalam wawancara yang dilakukan kepada 6 informan, muncul suatu
tindakan yang baru, yaitu proses transaksi menggunakan jasa rekber (rekening
bersama) yang pernah dilakukan oleh 4 informan yaitu infoman 1, informan 3,
informan 5, dan informan 6. Rekber disini berperan sebagai pihak ketiga yang
menjadi perantara antara penjual dan pembeli dengan dikenai biaya tertentu yang
telah ditetapkan oleh pihak rekber. Berikut ini adalah biaya jasa rekber
Blackpanda yang kerap digunakan oleh Kaskuser dalam FJB Kaskus.
Harga Produk

Biaya Jasa

Rp 10.000,- sampai dengan Rp 5.000.000,-

Rp 10.000,-

Rp 5.000.001,- sampai dengan Rp 10.000.000,-

Rp 20.000,-

Rp 10.000.001 sampai dengan Rp 20.000.000,-

Rp 30.000,-

Lebih dari Rp 20.000.000,-

Negosiasi melalui telepon

Tabel 4. Biaya Jasa Rekber BlackPanda
Proses transaksi yang seharusnya dilakukan oleh dua pihak yaitu penjual dan
pembeli, dengan rekber akan melibatkan pihak ketiga yang dianggap netral dan
tidak akan memihak baik penjual maupun pembeli. Proses berlangsungnya
transaksi menggunakan jasa rekber adalah sebagai berikut.

66

Gambar 17. Arus Transaksi Menggunakan Rekber Blackpanda

1.

Penjual dan pembeli melakukan komunikasi terlebih dahulu hingga

menemukan kesepakatan harga dan kesepakatan menggunakan jasa rekening
bersama. Dalam kasus ini misalnya menggunakan rekber Blackpanda.
2.

Pembeli mentransfer sejumlah dana (harga barang ditambah biaya jasa rekber

dan ongkos pengiriman barang yang telah disepakati kedua belah pihak) ke
rekening Blackpanda. Nomor rekening, nomor telepon, dan ketentuan lainnya
dapat

dilihat

di

thread

blackpanda

di

Kaskus,

atau

di

website

www.rekberblackpanda.com.
3.

Pembeli melakukan konfirmasi jika sudah mentrasferkan sejumlah dana

dengan cara posting di thread blackpanda atau mengisi form yang tertera di
website blackpanda. Setelah dana masuk, Blackpanda akan mengkonfirmasi
kepada penjual untuk segera mengirimkan barang kepada pembeli.

67

4.

Penjual mengirim barang kepada pembeli melalui jasa pengiriman tertentu.

Dari jasa pengiriman akan mendapat nomor resi yang akan dibeitahukan oleh
penjual kepada pembeli, agar pembeli dapat memantau proses pengiriman barang
5.

Barang sudah tiba di tangan pembeli. Pembeli melakukan pengecekkan

barang apakah sesuai dengan kesepakatan awal dengan penjual. Jika sudah
sesuai, pembeli melakukan konfirmasi kepada Blackpanda jika barang sudah
diterima, dan dana bisa diteruskan kepada penjual.
6.

Blackpanda meneruskan dana ke penjual, maksimal 1x24 jam setelah

konfirmasi dari pembeli.
7.

Penjual mengkonfirmasi bahwa dana telah masuk. Transaksi selesai.

8.

Namun apabila barang yang diterima oleh pembeli tidak sesuai dengan

kesepakatan di awal, pembeli bisa melaporkn ke Blackpanda agar dana ditahan
dulu, hingga ada kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dalam proses
negosiasi, Blackpanda tidak ikut campur. Jika sudah mendapat kesepakatan,
pembeli melakukan konfirmasi lagi kepada Blackpanda
9.

Apabila transaksi dilanjutkan, maka dana akan diteruskan sesuai instruksi

kedua belah pihak. Namun bila transaksi batal, dana akan dikembalikan kepada
pembeli, setelah pembeli melakukan konfirmasi pengiriman barang kembali
kepada penjual.

Dari hasil wawancara yang diperoleh, hal-hal yang menyebabkan seorang
pembeli memilih melakukan transaksi dengan jasa rekber bukan hanya dengan
alasan ketikpastian yang dirasakan oleh pembeli terhadap penjual, tetapi ada hal
lain yaitu jumlah uang yang harus ditransfer relatif tinggi berkisar diatas Rp
800.000,00 hingga jutaan rupiah. Hal ini terlihat pada informan 1 yang membeli
sebuah laptop Asus A46C dengan harga Rp 8.700.000,00, informan 3 membeli
tas dengan harga Rp 1.355.000,00, informan 5 membeli monitor LCD dengan

68

harga Rp 2.200.000,00 dan informan ke 6 membeli aksesoris wanita denga harga
diatas Rp 800.000,00. Selain itu garansi pengembalian barang bila tidak sesuai
dengan kesepatan awal yang ditawarkan oleh rekber juga menjadi alasan yang
kuat seorang pembeli yang memutuskan untuk menggunakan jasa rekber ini.

5.5 Peran Media dalam Proses Jual Beli Online
Jaman dahulu, sistem transaksi jual beli di Indonesia adalah dengan barter.
Seiring dengan perkembangan jaman, sistem barterpun tergantikan dengan
adanya nilai tukar mata uang rupiah. Proses jual beli yang terjadi antara penjual
dan pembeli terjadi di pasar. Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan
pembeli untul melakukan transaksi jual beli barang maupun jasa (Pengantar
Bisnis: 2010). Pasar berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan, bukan
menunjukkan tempatnya.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi di Indonesia, proses
transaksi yang dilakukan antara penjual dan pembeli tidak harus saling bertatap
muka. Dengan munculnya internet dan media baru, pasar kini mulai bergeser
menjadi pasar online. Muncul banyak situs yang memfasilitasi bertemunya
penjual dan pembeli yang didalamnya juga terjadi proses negosiasi, pembentukan
harga, dan transaksi seperti yang terjadi pada pasar nyata saat penjual dan
pembeli bertatap muka secara langsung. Beberapa situs jual beli yang ada di
Indonesia

adalah

olx.com,

berniaga.com,

bejubel.com,

ekiosku.com,

marketnesia.com, tokoone.com, FJB Kaskus, bahkan media sosial seperti
facebook, twitter, dan instagram pun menjadi pasar online bagi sejumlah orang.
Proses jual beli yang dilakukan secara online, persebarannya tidak dalam
hitungan jam atau hari, dalam skala beberapa menit bahkan detik, penyebaran
informasi suatu barang atau jasa yang diperjual belikan sangat cepat diterima oleh
orang lain. Internet dapat menghubungkan banyak komputer bahkan ke seluruh
dunia hingga komunikasi yang dilakukan sangat interaktif. Menurut Manuel

69

Castel komunikasi yang terbentuk melalui media online akan membentuk suatu
masyarakat jaringan (network society) adalah masyarakat dimana fungsi dan
proses dominan ditata sekitar jaringan-jaringan internet, unranet, jaringan
kerjasama berbagai perusahaan organisasi, negara, hingga jaringan pergaulan.
Komunikasi yang terjalin dalam masyarakat jaringan adalah komunikasi
yang melibatkan banyak pihak didalamnya. Antara satu pihak dan pihal lain
berhubungan melalui pihak ketiga yang menjadi perantaranya. Beberapa hal yang
membedakan antara komunikasi interpersonal tatap muka dengan komunikasi
dalam masyarakat jaringan bila dilihat dalam ranah jual beli adalah sebagai
berikut.
Masyarakat Jaringan

Komunikasi Interpersonal
(face-to-face)

Tidak bertatap muka secara langsung.

Tatap muka secara langsung.

Komunikasi yang terjalin tidak intim.

Komunikasi yang terjalin lebih intim.

Ekspresi

penjual

emoticon

tidak

tidak
mewakili

terlihat, Ekspresi

wajah

terlihat

secara

ekspresi langsung.

wajah.
Media

sebagai

wadah

bertemunya Suatu tempat nyata dimana penjual dan

penjual dan pembeli.

pembeli bertemu langsung.

Penyeberan informasi (baik barang Penyebaran informasi (baik barang
maupun penjual) sangat cepat, dalam maupun penjual) lebih lambat, dapat
hitungan menit bahkan detik.

dalam hitungan hari atau minggu.

Penyebaran informasi luas, kebanyak Penyebaras informasi terbatas ruang
orang, tidak terbatas ruang dan waktu.

dan waktu.

Komunikasi sangat bergantung pada Komunikasi terjadi secara lisan tanpa

70

media yang berperan di dalamnya, baik media perantara.
media

online,

maupun

media

komunikasi seperti HP, BBM, WA, dan
lainnya
Tabel 5. Perbedaan masyarakat jaringan dan komunikasi interpersonal
Dalam masyarakat jaringan komunikasi yang terbentuk adalah ke semua
arah. Komunikasi berjalan dengan terbuka dan satu pihak dapat berkomunikasi
dengan pihak lainnya tanpa dibatasi oleh suatu pola yang terpusat. Komunikasi
yang terjalin tidak terbatas, dan semakin lama, jaringan yang terbentuk semakin
luas dan melibatkan banyak orang didalamnya.
Namun komunikasi yang terjadi dalam masyarakat jaringan tetap
berdasarkan pada komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal tetap ada
saat seseorang berbicara kepada orang lain yang hanya melibatkan 2 pihak saja,
tanpa ada pihak ketiga. Komunikasi yang dilakukan walaupun dengan
menggunakan media, tetap memiliki arti bahwa komunikasi yang terjalin adalah
komunikasi interpersonal.
Kaskus berfungsi sebagai media atau wadah yang menghubungkan satu
orang dengan orang lainnya yang masuk dalam jaringan internet dan
menggunakan Kskus. Setelah itu komunikasi dapat berjalan secara interpersonal,
dari satu orang ke orang yang lain tanpa menggunakan perantara.

71

Gambar 18. Pola komunikasi masyarakat jaringan

Media memiliki peranan yang penting dalam proses jual beli online yaitu
untuk menyebarkan informasi tentang barang yang diperjualbelikan. Situs jual
beli khususnya FJB Kaskus memfasilitasi Kaskuser yang akan menjual
produknya dengan menyediakan tempat untuk mengunggah gambar barang yang
diperjualbelikan. Penjual dapat memberikan informasi barang secara detail dan
terperinci disertai oleh emoticon dan smilies yang telah tersedia di Kaskus.
Dengan disertai emoticon dan smilies diharapkan dapat meningkatkan
ketertarikan calon pembeli terhadap iklan yang dipasang.
Selain memberikan informasi tentang barang yang diperjualbelikan, FJB
Kaskus juga memberikan informasi tentang penjual, yang juga merupakan
seorang Kaskuser juga. Peran media yang memberikan informasi tentang penjual
memiliki kesamaan dengan analisa aksioma 3 Uncertainty Reduction Theory,
yaitu tentang proses pencarian informasi penjual yang dilakukan oleh pembeli
untuk mengurangi ketidakpastian yang dirasakan. Fasilitas yang diberikan oleh
Kaskus untuk mengetahui informasi tentang penjual atau yang biasa disebut

72

reputasi adalah reputation bar, join date, jumlah lapak, jumlah posting, pangkat
kaskuser, visitor message, dan testimonial dalam lapak. Dengan beberapa fasilitas
untuk mengetahui reputasi seorang kaskuser, dapat menjadi bahan pertimbangan
seorang calon pembeli untuk mengambil keputusan pembelian suatu barang, serta
meminimalisir adanya kasus penipuan yang kerap dilakukan oleh orang yang
tidak bertanggungjawab.
Media juga sangat berperan saat proses setelah transaksi, yaitu proses
pengiriman barang. Sebelum melakukan transaksi, penjual dan pembeli harus
sepakat menggunakan jasa pengiriman barang apa, dengan ongkos kirim berapa,
dan mengetahui estimasi lama pengiriman barang. Jika lokasi antara penjual dan
pembeli berjauhan dan tidak dimungkinkan untuk COD, maka dilakukan proses
pengiriman barang melalui jasa pengiriman paket. Ada beberapa jasa pengiriman
yang ada di Indonesia, yaitu JNE, TIKI, Wahana, Pandu Logistik, Pos Indonesia,
Go Go Express, Cobra Express dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak jasa
pengirimanbarang, yang kerap digunakan adalah JNE dan TIKI. JNE dan TIKI
memiliki website sendiri yang dapat memberikan informasi tentang pengiriman
barang menggunakan jasa tersebut.

73

Gambar 19. Website JNE

Dalam website pengiriman barang khususnya JNE dan TIKI memiliki
fasilitas untuk mengetahui ongkos kirim yang dikenakan dari suatu daerah ke
daerah lainnya. Fasilitas itu memudahkan penjual dan pembeli untuk mengetahui
ongkos kirim dimanapun dan kapanpun dengan cara yang mudah dan cepat.

74

Gambar 20. Fasilitas JNE untuk mengecek ongkos kirim

75

Gambar 21. Daftar ongkos kirim JNE

Selain itu dalam website JNE da TIKI juga menyediakan fasilitas
pengecekan paket yang dapat digunakan untuk memantai jalannya pengiriman
barang. Hal ini sangat membantu pihak pembeli yang merasa cemas apabila
barang yang sudah dibeli tidak kunjung tiba. JNE menyediakan kolom yang diisi
dengan nomor resi yang didapat saat pengiriman paket.

76

Gambar 22. Fasilitas pengecekan paket di JNE

Gambar 23. Informasi pengiriman paket JNE

77

Dokumen yang terkait

Jual Beli Online Dengan Menggunakan Sistem Dropshipping Menurut Sudut Pandang Akad Jual Beli Islam (Studi Kasus Pada Forum Kasus)

11 124 104

Manajemen Media Pada Forum Jual Beli Kaskus.

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB I

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus T1 362010001 BAB VI

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Proses Pengurangan Ketidakpastian Marketing Virtual di Forum Jual Beli Kaskus

0 0 23

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi dalam Transaksi Jual Beli Tanah Merah: Studi Kasus di Desa Kaligawe Kec. Karangdadap Kab. Pekalongan T1 BAB V

0 0 15

T1__BAB V Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Forum Pantas Melalui Media Sosial Grup Facebook T1 BAB V

0 0 26