Tinjauan hukum Islam terhadap kasus pernikahan dengan pekerja seks komersial di lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo Kota Surabaya.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN
DENGAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI MOROSENENG
KECAMATAN BENOWO KOTA SURABAYA
SKRIPSI
Oleh:
Muhammad Fikri Izzuddin
NIM C71213127

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam Prodi Hukum Keluarga
SURABAYA
2017

PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Fikri Izzuddin NIM. C71213127 ini telah dipertahankan di
depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel
Surabaya pada hari senin, tanggal 17 April 2017, dan dapat diterima sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana strata satu dalam ilmu syariah.
Majelis Munaqasah Skripsi
Penguji 1


Penguji 2

Drs. H. M. Zayin Chudlori. M.Ag.
NIP.195612201982031003

Dr. H. Imam Amrusi Jaelani. M.Ag.
NIP.197001031997031001

Penguji 3

Penguji 4

Muhammad Hatta. S.Ag. MHI.
NIP.197110262007011012

Dr. Hj. Anis Farida. S.sos.. SH. M.SI.
Surabaya, 17 April 2017
Mengesahkan
Fakultas Syariah dan Hukum


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
,

M.Ag
0309199603002

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Fikri Izzuddin NIM. C 71213127 ini telah diperiksa dan
disetujui untuk di munaqasalıkaıı

Surabaya, 02 Maret 2017

Dosen Pembimbing

Drs. H. M. Zayin Chuddlori, M.Ag.
NIP. 195612201982031003

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Tinjauan Hukm Islam Terhadap Kasus Pernikahan
Dengan Pekerja Seks Komersial Di Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo
Kota Surabaya” ini adalah tentang hukum menikahi wanita pekerja seks komersial
menurut hukum Islam, ketidaktahuan masyarakat mengenai menikahi wanita pekerja
seks komersial banyak menimbulkan pro dan kontra.
Penelitan ini termasuk kategori penelitian lapangan dengan menggunakan
penelitian diskriptif kualitatif dengan pola pikir deduktif untuk menjawab
permasalahan tersebut. Bahan primer dari penelitian ini ialah data yang diperoleh
adalah wawancara langsung dengan para pihak yang bersangkutan yaitu suami dan
juga Pegawai Seks Komersial dilokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo Kota
Surabaya.Kitab-kitab, buku, dan karya ilmiah yang terkait dengan permasalahan
tersebut menjadi bahan sekunder dari penyusunan skripsi ini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, bahwa Terdapat tiga
kasus pernikahan di lokalisasi moroseneng kecamatan benowo kota Surabayakasus
pertama istri masih aktif sebagai pekerja seks komersial selama dua bulan setelah
pernikahanya berlangsung. Kasus kedua istri telah bertaubat sebelum pernikahanya
berlangsung. Kasus ketiga istri telah berhenti setelah pernikahanya. Pernikahan ini
dilangsungkan seperti halnya yang sering dilakukan oleh masyarakat pada
umumnya yakni adanya rukun-rukun dari pernikahan, yaitu calon suami istri, wali
nikah, dua orang saksi dan ijab kabul, dan di perkuat dengan surat keterangan

menikah dari kelurahan setempat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tentang hukum menikahi wanita
pekerja seks komersial menurut hukum Islam Hukum. Menikahi wanita pezina,
menurut pandangan ulama terjadi perbedaan pendapat namun kebanyakan ulama
(jumhur) membolehkan menikahi wanita pezina, dan ada juga sebagian ulam
melarangnya. Sebab-sebab perbedaan dianatara mereka adalah perbedaan di dalam
memahami firman Allah.
Saran dari penulisperbuatan zina adalah perbuatan dosa yang amat besar
dimata Agama, walaupun sebagian besar ulama membolehkan orang yang berzina
nantinya boleh dinikahi akan tetapi hal ini haruslah dijauhkan oleh kita semua
karena dari dampak perbuatan kotor ini akan menimbulkan beberapa kerugian
dikemudian hari, terutama jelas perbuatan ini menimbulkan dosa.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ....................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................ ii
PERSETUJAN PEMBIMBING ..................................................................................... iii
PENGESAHAN ............................................................................................................ iv

MOTTO ........................................................................................................................ v
PERSEMBAHAN .......................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xi
DAFTAR TRANSILTRASI .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ................................................................... 4
C. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
D. Kajian Pustaka ............................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Kegunaan Penelitian ...................................................................................... 8
G. Definisi operasional ....................................................................................... 8
H. Metode penelitian .......................................................................................... 9
I. Sistematika Pembahasan ............................................................................... 14
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN PERNIKAHAN
DAN WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (WANITA PEZINA)
A. Pernikahan ..................................................................................................... 16
1. Pengertian Pernikahan ............................................................................. 16

2. Tujuan Pernikahan ................................................................................... 18
3. Hikmah Pernikahan .................................................................................. 20
B. Wanita Pekerja Seks Komersial (Wanita Pezina) ............................................ 21
1. Pengertian Wanita Pekerja Seks Komersial (Wanita Pezina) ................... 21
2. Pengertian Zina Dan Wanita Pezina ......................................................... 22
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Faktor Penyebab Terjerumusnya Wanita Menjadi Pekerja Seks
Komersial ................................................................................................. 26
C. Pendapat Ulama Tentang Menikahi Wanita Pekerja Seks
Komersial (Wanita Pezina) ............................................................................. 31
BAB III KASUS PERNIKAHAN DENGAN PEKERJA SEKS
KOMERSIAL DI LOKALISASI MOROSENENG KECAMATAN
BENOWO KOTA SURABAYA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 43
1. Situasi Dan Kondisi Lokalisasi Moroseneng Kecamatan
Benowo Kota Surabaya............................................................................. 43
2. Sejarah Lokalisasi Moroseneng ................................................................. 44

3. Keadaan penduduk .................................................................................... 45
4. Keadaan Ekonomi Masyrakat ................................................................... 46
5. Keadaan Sosial Keagamaan Masyarakat ................................................... 47
B. Kasus Pernikahan Dengan Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi
Moroseneng Kecamatan Benowo Kota Surabaya ........................................... 48
C. Latar Belakang Pernikahan Dengan Pekerja Seks Komersial .......................... 50
1. Subjek Kasus Pertama ............................................................................. 51
2. Subjek Kasus Kedua ................................................................................ 55
3. Subjek Kasus Ketiga ................................................................................ 58
D. Alasan-alasan menikahi pekerja seks komersial .............................................. 62
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERNIKAHAN
DENGAN PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI
MOROSENENG KECAMATAN BENOWO KOTA SURABAYA
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 74
B. Saran-Saran ................................................................................................... 76

xii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Allah Swt menciptakan bumi dan segala isinya dengan beraneka
ragam makhluk hidup didalamnya serta mereka dijadikan berpasangpasangan. Salah satu penciptaan-Nya adalah diciptakanya laki-laki dan
perempuan. Diharapkan diantara mereka terjalin rasa cinta dan kasih sayang.
Perkawinan adalah jalan yang dipilih Allah Swt untuk melestarikan
keturunan. Tujuan perkawinan menurut syariat Islam yaitu untuk membuat
hubungan antara laki-laki dan perempuan menjadi terhormat dan saling
meridhoi, memelihara keturunan dengan baik, serta menimbulkan suasana
yang tertib dan aman dalam kehidupan sosial.1
Menurut hukum Islam, perkawinan adalah ikatan atau kad yang kuat
atau mi>sa>qon gali>zan. Disamping itu, perkainan tidak lepas dari mentaati
perintah Allah dan melaksanakanya adalah ubu>diyah (ibadah), ikatan
perkawinan sebagai mi>saqo>n gali>zan dan mentaati perintah Allah bertujuan
untuk membina dan membentuk terwujuddnya hubungan ikatan lahir batin
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dalam kehidupan
keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan syariat Islam.2


1

H.M. Zufran Sabrie, Analisa Hukum Islam Tentang Anak Luar Nikah. (Jakarta : DEPARTEMEN
AGAMA RI, 1998), 7
2

Djaman Nur, Fiqih munkahat (semarang: Dimas, 1993), 5

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

Menurut ajaran Islam tidak semua wanita boleh dinikahi, ada juga
wanita-wanita yang dilarang untuk dinikahi dan hal ini sudah difirmankan
oleh Allah dan sudah termaktub dalam kitab-Nya, juga sudah dijelaskan
dalam sabda Rasul-Nya.
Pada garis besarnya, wanita yang terlarang untuk dinikahi itu dapat

dibagi menjadi dua; Pertama, yaitu terlarang untuk selama-lamanya (tahrim

mu’abbad). Termasuk tahrim mu>’abba>d adalah terlarang karena keturunan
(nasab), karena menikahi seorang wanita (musaharah), dan karena susuan
(rada’ah).
Kedua, terlarang untuk sementara (tahrim mu’aqqt). Termasuk

tahrim mu’aqqat ialah karena mengumpulkan dua orang wanita yang karena
ada hubungan muhrim, karena terikat oleh orang lain, wanita-wanita musyrik,
karena dicerai tiga kali, dan karena mengawini lebih dari empat orang.3
Kemudian ada juga wanita-wanita yang masih diperselisihkan untuk
dinikahi, diantaranya adalah wanita pezina. Para ulama aahli fiqih berbeda
pendapat tentang hal tersebut. 4 Memang masalah wanita pezina ini sangat
kompleks apalagi kalau ditinjau dari keberadaanya, bahwa wanita pezina itu
ada sepanjang masa dan zaman, dari sebelum Islam datang sampai Islam
daataang. Wanita pezina ini masih sangat eksis. Kalau kita tengok sejarah
Nabi, bahwa pada zaman jahiliyah di Madinah terdapat wanita-wanita
pezina yang menyewakan diri mereka, yang pada tiap-tiap orang dari mereka
Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,
1993).44

3

4

Ibid. 64

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

terdapat tanda di pintunya seprti papan nama dokter hewan (al baitar),
dimaksudkan agar dikenali bahwa ia adalah wanita pezina.5
Perzinaan termasuk perbuatan yang bisa membahayakan terhadap
kelestarian umat manusia karena dampak buruk yang diakibatkannya. Tidak
mengherankan

kalau

seluruh

agama

samawi

mengharamkan

dan

memberantas perzinaan. Terakhir ialah Islam yang dengan keras melarang
perzinaan dengan memberikan ultimatum yang sangat tajam karena
perzinaan itu dapat mengaburkan masalah keturunan, merusak keturunan,
menghancurkan rumah tangga, meretakkan hubungan, meluasnya penyakit
sipilis, kejahatan nafsu seksual dan merosotnya akhlak. 6 Oleh karena itu,
tepatlah apa yang difirmankan Allah untuk tidak mendekati zina apalagi
melakukannya.
Pezina adalah orang yang biasa melakukan perzinaan, baik Iaki-laki
atau perempuan, dan belum ada niat untuk menghentikan perbuatan zina
itu.7Menurut Yusuf a1-Qaradawi yang dimaksud dengan wanita pezina ialah
wanita-wanita nakal yang melakukan perzinaan dengan terang-terangan, dan
menjadikan zina sebagai pekerjaannya.8
Di dalam al-Qur‟an disebutkan, bahwa seorang laki-laki pezina tidak
boleh menikah kecuali dengan perempuan pezina atau perempuan musyrik
5

Ahmad Rafiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000). 165

Yusuf al-Qaradawi, al-Halal wa al-Haram fial-Islam, cet ke-15 (Beirut: al-Maktab al-Islami,
1994), 142.
6

Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan..., 64

7

Yusuf al-Qaradawi, al-Halal wa al-Haram fial-Islam..., 175

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

dan juga perempuan pezina tidak boleh menikah kecuali dengan laki-laki
pezina atau laki-laki musyrik. Dalam firman Allah QS. An-Nur ayat 3
                
  

“laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang
berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina
tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang
mukmin”.9
Segala sesuatu tentang pernikahan telah diatur sepenuhnya dalam
Islam. Tentang apa saja yang boleh, yang halal, dan apa-apa saja yang
diharamkan. Salah satu pertanyaan yang cukup sering mengemuka adalah,
apakah dalam Islam menikah dengan perempuan atau laki-laki yang
menjadikan dirinya sebagai objek seksual orang lain dengan imbalan tertentu
(Pekerja Seks Komersial) diperbolehkan ? pada hal ini telah terjadi kasus
pernikahan dengan seorang pelacur di lokalisasi moroseneng Kecamatan
Benowo Kota Surabaya.
Dari latar belakang dan uraian diatas penyusun mencoba meneliti
kasus pernikahan dengan pekerja seks komersial yang terdapat di lokalisasi
moroseneng Kecamatan Benowo Kota Surabaya dalam bentuk skripsi
dengan judul tinjauan hukum Islam terhadap kasus pernikahan dengan psk di
lokalisasi moroseneng kec. Benowo kota surabaya

9

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (Jakarta :Lentera Hati, 2002), 285

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan

latar

belakang

diatas

dapat

diidentifikasikan

permasalahan sebagai berikut:
a. Kasus pernikahan dengan Pegawai Seks Komersial di Lokalisasi
Moroseneng Kecamatan Benowo Surabaya
b. Faktor dan latar belakang menikahi wanita Pekerja Seks
c. Pendapat ulama tentang menikahi wanita Pekerja Seks
d. Tinjauan hukum Islam terhadap kasus pernikahan dengan Pekerja
Seks Komersial di Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo
Surabaya
2. Batasan masalah
a. Kasus pernikahan dengan Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi
Moroseneng Kecamatan Benowo Surabaya
b. Tinjauan hukum Islam terhadap kasus pernikahan dengan Pekerja
Seks di Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo Surabaya

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kasus pernikahan dengan Pekerja Seks Komersial di
Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo Surabaya ?

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap kasus pernikahan dengan
Pekerja Seks Komersial di Lokalisasi Moroseneng Kecamatan Benowo
Surabaya ?

D. Kajian pustaka
Kajian pustaka di sini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
kontribusi keilmuan dalam penulisan skripsi ini, dan seberapa banyak pakaar
yang membahas permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi dengan tema
yang sama dengan skripsi ini. Di bawah ini beberapa judul yang pernah
ditulis sebelumya.
1.

Skripsi

yang

ditulis

oleh

Muhammad

Tamyiz

Ridho

NIM.

107043103440 (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta)
yang berjudul “ Perkawinan Wanita Hamil Akibat Zina menurut
Undang-Undang Tahun 1974 dan Fatwa MUI DKI Tahun 2000, dari
penelitian ini menyimpulkan secara umum hukum dalam hal perkawinan
terhadap sesama pelaku pezina, para imam mazhab berpendapat boleh
dan sah, tetapi apabila bukan sesama pelaku terjadi perbedaan, menurut
mazhab Imam Syafii dan Imam Hanafi boleh, sedangkan menurut
mazhab Imam Hanafi dan Imam Maliki tidak boleh.10
2.

Jurnal yang ditulis oleh Bera Aqmalia dan M. Fakhrurrozi (Universitas
Gunadarma ) yang berjudul “kepuasan pernikahan pada pegawai seks

Muhammad Tamyiz Ridho yang berjudul “Perkawinan Wanita Hamil Akibat Zina menurut
Undang-Undang Tahun 1974 dan Fatwa MUI DKI Tahun 2000”, (skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatulloh Jakarta, 2014).

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

komersial” dari penelitian ini menyimpulkan bahwa pernikahan yang
memuaskan (sah) dapat mengurangi tingkat stres baik secara emosional
maupun fisikal, yang dapat menyebabkan pasangan yang berbahagia
tersebut hidup lebih lama, dan memiliki kehidupan yang lebih sehat.11
3.

Penelitian yang ditulis oleh Drs. Khoiruddin Bashori, M.si. (Dosen
Fakultas Agama Islam UMY) yang berjudul “Intervensi Psikologis
Untuk

Pengentasan

Wanita

Tuna

Susila”

dari

penelitian

ini

menyimpulkan bahwa pelacuran merupakan suatu masalah sosial yang
cukup rumit dan kompleks, dimana faktor penyebabnya saling kaitmengkait, sehingga tidak ada faktor yang sifatnya tunggal dan mandiri.
Oleh karena itu dalam menangani masalah ini harus menggunakan
pendekatan yang sifatnya interdisipliner.12
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian diatas adalah dari skripsi
yang pertama dijelaskan tentang pernkawinan wanita hamil akibat zina dan
pada penelitian yang kedua kepuasan pernikahan pada pekerja seks dimana
dari penelitian diatas menggambarkan tentang pandangan tokoh masyarakat
dan juga undang-undang yang mengatur, sedangkan pembahasan skripsi ini
lebih condong pada latar belakang dan alasan-alasan pernikahan dengan
Pekerja Seks Komersial.
Bera Aqmalia dan M. Fakhrurrozi (Universitas Gunadarma ) yang berjudul “kepuasan
pernikahan pada pegawai seks komersial”
11

Drs. Khoiruddin Bashori, M.si. (Dosen Fakultas Agama Islam UMY) yang berjudul “Intervensi
Psikologis Untuk Pengentasan Wanita Tuna Susila”,
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

E. Tujuan Penelitian
Agar sejalan dan tidak menyimpang dari rumusan masalah di uraikan
di atas, maka tujuan penelitian di sini adalah:
1. Untuk mengetahui tentang kasus pernikahan dengan seorang Pekerja Seks
Komersial di lokalisasi Moroseneng di Kec.Benowo Kota Surabaya.
2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Islam terhadap kasus pernikhan
dengan seorang Pekerja Seks Komersial di lokalisasi Moroseneng di
Kec.Benowo Kota Surabaya.

F. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharakan bisa memberikan sumbangsih
pemikiran dan bermanfaat bagi disiplin ilmu secara umum, dan sekurangkurangnya daapat digunakan untuk dua aspek yaitu:
1. Teoritis
Dari sisi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat berguna dan
bermanfaat

memberikan

masukan

dalam

rangka

memperkaya

khazanah pemikiran dalam hukum islam khususnya dibidang hukum
keluarga.
2. Praktis

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Diharapkan agar dapat mengetahui penemuan penelitian yang baru
serta mengembangkan penelitian yang sudah ada.

G. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami
istilah dalam skripsi ini, maka perlu dijelaskan/ditegaskan istilah judul
tersebut. Adapun istilah yang perlu penulis tegaskan adalah sebagai berikut:
1. Hukum Islam adalah kaidah-kaidah, prinsip atau aturan yang
digunakan untuk mengatur masyarakat islam yang bersumber dari
alquran, al hadis, pendapat sahabat dan tabi’in, ataupun pendapat yang
berkembang disuatu masa dalam kehidupan umat.13
2. Pekerja Seks Komersial adalah para pekerja yang bertugas melayani
aktivitas seksual dengan tujan untuk mendapatkan upah atau imbalan
dari yang telah memakai jasa mereka tersebut.14

H. Metode Penelitian
Agar penulisan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis, jelas, dan
benar. Maka perlu dijelaskan tentang metode penelitian sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, maka data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini, antara lain:
13
14

Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeven, 1996), 575
http://dewasastra .wordpres.com diakses pada 19/10/2016

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

a. Data tentang faktor-faktor menikah dengan Pekerja Seks
Komersial
b. Analisis hukum islam tentang menikah dengan Pekerja Seks
Komersial
c. Data lain dengan meminta keterangan dari Pekerja Seks Komersial
dan juga keterangan dari suami Pekerja Seks Komersial keterangan
terkait masalah pernikahan dengan Pekerja Seks Komersial

2. Sumber Data
Penelitian ini adalah penelitian lapangan, maka sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, sebagai berikut :
a. Sumber data primer
Yaitu sumber data yang bersifat utama dan terkait langsung
dengan masalah yang dibahas yang diperoleh dilapangan.15 Adapun
data yang diperoleh adalah wawancara langsung dengan para pihak
yang bersangkutan yaitu suami dan juga Pegawai Seks Komersial
dilokalisasi MorosenengKec. Benowo Kota Surabaya
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. 16 Sumber ini sebagai

15

Bambang Sungkono, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Raja Grafindo, 1997), 116

16

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif (Bandung: Penerbit Alfabet, 2010), 225.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

sumber pelengkapan data, penelitian ini menggunakan sumber
sekunder berupa:
1) Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974, Surabaya:
Pustaka Tirta Mas, 1993
2) Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta:
CV Akademika Pressindo, 1995 cet.ke-2
3) Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1993)
4) Ahmad Rafiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2000
5) Yusuf al-Qaradawi, al-Halal wa al-Haram fial-Islam, cet ke-15
(Beirut: al-Maktab al-Islami, 1994)
6) Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Dengan Dinas
Sosial

dan

Pemberdayaan

Perempuan

Kota

Surabaya,

Pemetaan Dan Pengembangan Program Penanganan Pelacuran
Di Kota Surabaya, (Surabaya, Airlangga University Perss,
2004)

7) Sya>fi’i>, Muḥammad Ibn Idri>s asy-, al-Umm, cet. II, 5 jilid,
(Beirut: Da>r al-Fikr, 1983)

8) Muamal Hamidy Dkk, Terjemahan Nailul Authar Kumpulan
Hadis-Hadis Hukum Jilid 5, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1993)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

9) Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani alih bahasa Abu
Malik Kamal Bin As-Sayyid Salim , Shahih Fiqih Sunnah,
(Jakarta: Pustaka At-Tazkia, 2006)

3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan penulis
untuk mengungkapkan atau menjaring informasi data penelitian sesuai
dengan lingkup penelitian itu sendiri. Untuk mempermudah dalam
mendapatkan data dan mengingat studi dalam skripsi ini adalah
lapangan, maka teknik pencarian datanya dilapangan sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk
mendeskripsikan kegiatan yang terjadi, orang yang terlibat di
dalam kegiatan, dan makna yang diberikan oleh para pelaku yang
diamati tentang peristiwa yang bersangkutan. Dalam penelitian ini
menggunakan observasi pengamatan.
b. Wawancara, cara melakukan tanya jawab yang dikerjakan dengan
sistematik dan berlandaskan dalam tujuan penelitian. 17 dilakukan
pada kasus pernikahan dengan pekerja seks Komersial di Lokalisasi
Moroseneng Kecamatan Benowo Kota Surabaya
4. Teknik Pengolahan Data
Oleh karena itu sumber data penelitian ini adalah studi
kasus/lapangan, maka teknik yang digunakan adalah observasi,
Masruhan, Metodologi,Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 235

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

wawancara, dan dokumen adat yang dikumpulkan dengan cara mencari
datanya langsung kelapangan, setelah mendapatkan data yang
diingingkan dari lapangan itu kemudian data tersebut dianalisis dan
disimpulkan sebagai berikut:
a. Editing (pemeriksaan data), yakni memeriksa kembali data-data
yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, keterkaitan dan
kejelasan antara data satu dengan data lainnya.
b. Organizing, yakni penulis data yang diatur dan disusun sehingga
menjadi sebuah kesatuan yang teratur. Untuk selanjutnya semua
data yang diperoleh akan disusun secara sistematis untuk dijadikan
sebagai bahan penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Hasil data-data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan metode
penelitian:
a. Metode deskriptif analisis adalah metode yang menggambarkan
serta menjelaskan data secara sistematis sehingga memperoleh
pemahaman secara menyeluruh dan mendalam.

18

Penelitian

memaparkan atau menggambarkan data yang terkumpul berupa
literature yang berkaitan dengan pernikahan dengan pekerja seks
komersial dan disamakan dengan kasus yang ada, dan dalam kasus
tersebut menjelaskan mengenai kasus pernikahan yang dilakukan
oleh seorang pekerja seks komersial ditinjau dari hukum islam.
18

Nasution S, Metode Research, (Jakarta: Bumi Arkasa, 2009),24.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

b. Pola pikir deduktif adalah pola pikir yang berasal dari pengetahuan
yang bersifat umum kemudian digunakan untuk menilai suatu
kejadian yang bersifat khusus. 19 Yaitu tentang kasus pernikahan
dengan pekerja seks komersial

I. Sistematika Pembahasan.
Sistematika pembahasan adalah alur dari struktur penelitian secara
sistematis dan logis. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Bab pertama berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah,
kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi hasil
operasional, metode penelitian serta sistematika pembahasan. Dari bab ini
akan diketahui tentang tatacara bagaimana penelitian akan dilaksanakan.
Bab kedua menjelaskan mengenai tinjauan umum tentang
pengertian Pernikahan dan wanita Pezinayang terdiri dari: pengertian
pernikahan tujuan pernikahan

hikmah pernikahandan Definisi Wanita

Pezina, Larangan Zina, Pendapat Ulama Tentang Menikahi Wanita Pezina

19

Sutrisno, Metode Research, (Yogyakarta: Andi Offset, t.t), 36.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

Bab ketiga menjelaskan deskriptif hasil penelitian, yaitu memuat
hasil penelitian terhadap Kasus Pernikahan dengan seorang pekerja seks
komersial di lokalisasi Moroseneng di Kec.Benowo Kota Surabaya.
Bab keempat merupakan analisis data terhadap data penelitian
yang telah dideskripsikan guna menjawab masalah penelitian, yang
didalamnya dijelaskan dan diuangkapkan secara tuntas bagaimana
tinjauan hukum islam tentang kasus pernikahan dengan pekerja seks
komersial di lokalisasi Moroseneng di Kec.Benowo Kota Surabaya bisa
terjadi.
Bab kelima berisi penutup yang meliputi kesimpulan yang dapat
penulis ambil dari keseluruhan isi skripsi ini, dan diakhiri dengan saran
serta rekomendasi yang penulis berikan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN PERNIKAHAN DAN
WANITA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (WANITA PEZINA)

A. Pernikahan
1. Pengertian Pernikahan
Nikah menurut bahasa: al-Jam’u dan al-Damu yang artinya
kumpul. 1 Definisi yang hampir sama juga dikemukakan oleh Abdul
Rahman Ghozali, bahwa kata nikah berasal dari bahasa arab ( ‫(ن ا‬yang
menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukan dan di gunakan
untuk arti bersetubuh (wathi).2Nikah sendiri sering digunakan untuk arti
persetubuhan, juga untuk arti akad nikah.
Adapun menurut syara’ nikah adalah akad serah terima antara lakilaki dan perempuan dengan tujuan untuk saling memuaskan satu sama
lainya dan untuk membentuk sebuah bahtera rumah tangga yang sakinah
serta masyarakat yang sejahtera. 3 Para ahli fiqih berkata, zawwaj atau
nikah adalah akad yang secara keseluruhan didalamnya mengandung kata

inkah atau tazwij. Hal ini sesuai dengan ungkapan yang di tulis oleh
Zakiyah Drajat yang memberi definisi perkawinan sebagai berikut

Sulaiman Al-Mufarraj, Bekal Pernikahan: Hukum, Tradisi, Hikmah, Kisah, Syair, Wasiat, Kata
Mutiara, Alih Bahasa, Kuais Mandiri Cipta Persada, (Jakarta: Qisthi Pres, 2003).5
2
Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2003).7

1

3

Zakiyah Drajat dkk, Ilmu Fikih (Jakarta: Departemen Agama RI 1985), Jilid II.48

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

‫َع ْق َََيَت َ َنَِاَباحَ ِةََ َ ْطئََِبَل ْظََالِّ َا ََِا َِالتَّ ْز ِْي ِجََأ َْ َم ْعَا َ َا‬
“akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan
kelamin dengan lafaz nikah atau tazwij atau yang semakna
keduanya”.4
Dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 Bab I Pasal (1) disebutkan
bahwa: perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.5
Dalam Kompilasi Hukum Islam, pengertian perkawinan dan tujuanya
dinyatakan dalam pasal 2 dan 3 sebagai berikut:
Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad
yang sangat kuat atau mitsa>qan gha>lizan untuk mentaati perintah Allah
dan melaksanakanya merupakan ibadah (pasal 2)
Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga
yang sakinah, mawaddah, dan rahmah (pasal 3).6
Dengan demikian pernikahan adalah ialah ijab dan qabul (‘aqad) yang
menghalalkan persetubuhan antara lelaki dan perempuan yang diucapkan
oleh kata-kata yang menunjukkan nikah, menurut peraturan yang
ditentukan oleh Islam.Suatu akad yang secara keseluruhan aspeknya
dikandung dalam kata nikah atau tazwij dan merupakan ucapan seremonial
yang sakral.
4

Ibid
UU Perkawinan No 1 Tahun 1974
6
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: CV Akademika Pressindo, 1995),
cet.ke-2. Hlm.114

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

2. Tujuan Pernikahan
Tujuan pernikahan adalah untuk mewujudkan kehidupan rumah
tangga yang sakinah mawadah warahmah yaitu rumah tangga yang
tentram, penuh kasih sayang serta bahagia lahir dan batin.7
Namun demikian, ada juga tujuan umum yang memang diinginkan
oleh semua orang yang akan melakukan pernikahan, yaitu untuk
memperoleh

kebahagiaan

dan

kesehjateraan

lahir

batin

menuju

kebahagiaan dan kesejahteraan dunia akhirat.8
Hal tersebut sesuai dengan firman AllahSWT dalam QS. Ar-Ruum
ayat 21 yang artinya:
            
        

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan
untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.9
Adapun tujuan pernikahan secara rinci dapat dikemukakan sebagai
berikut:
a. Melaksanakan Libido Seksualis
Semua manusia baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
insting seks, hanya kadar dan intensitasnya yang berbeda. Dengan
Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), 9
Amir Syarifudin,Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media,2006). 46
9
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta : Lentera Hati, 2002), 184
7

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

pernikahan, seorang laki-laki dapat menyalurkan nafsu seksualnya
kepada seorang perempuan dengan sah dan begitu pula sebaliknya.
Dalam firman Allah SWT, QS. Al-Baqarah ayat 223
             

     

“Istri-istrimu adalah seperti tanah tempat kamu bercocock tanam,
maka datangilah tanah tempat bercocok tanam itu bagaimana saja
kamu kehendaki. Dan kerjakanlah amal yang baik untuk dirimu”.10
b. Memperoleh Keturunan

Insting untuk mendapatkan keturunan juga dimiliki oleh pria
maupun wanita. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa, mempunyai anak
bukanlah suatu kewajiban melainkan amanat dari Allah SWT.11
Dalam firman AllahSWTQS.An-Nahl ayat 72
          
          


“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri
dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan
cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah?.12

10

Amir Syarifudin,Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2006). 46
Ibid
12
. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta : Lentera Hati, 2002)
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

c. Memperoleh Kebahagiaan dan Ketentraman
Dalam hidup berkeluarga perlu adanya ketentraman, kebahagiaan,
dan ketenangan lahir batin. Dengan keluarga yang bahagia dan
sejahtera akan dapat mengantarkan pada ketenangan ibadah.
Dalam Firman Allah SWT QS. Al-A’raf: 189:
‫ُ ذ‬
‫ذ‬
ُ
ُ
...ََ‫سَ َوحِد َة لَوجعلََم َِن اَز َوج اَل ِيسَكنََإِلَ ا‬
َ ‫ه ََٱَِيَخ قك َمِنَن َف ل‬
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari
padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang
kepadanya”.13
d. Menjalankan Sunnah Rasul
Dalam hadis disebutkan

َ‫لَ َ ََاْثَى‬
‫س َْب ِن َ َماَلِك َرضيَع ه َُأَ َّ َال ِبيَّ َصلىَعليه َ سلم َحَ َِ َ َا ه‬
ِ ‫َعَ ْن ََأَن‬
َ‫َفَ َ َْن‬,َ ‫سائه‬
َ ِّ‫َ ََأَت َز َّج َال‬,َ ‫َ ََأص ْو َ َأُ ْف ِطر‬,َ ‫صَِليَ ََأَنا‬
َ ُ‫َلَ َِّيَأََناَأ‬:َ ‫َ قا‬,َ ِ‫َعَليه‬
َ ‫سَ ِمِّيََمّت قَّعليه‬
َ ‫َر ِغبََ َع ْنََسَِّتيَفََلْي‬
“Dari Anas Ibnu Malik Radliyaallaahu ‘Anhu bahwa NabiSAW
setelah memuji allahdan menyanjung-Nyabersabda : “tetapi aku
sholat, tidur, brpuasa, berbuka, dan mengawini perempuan. Barang
siapa membenci sunnahku, ia tidak termasuk umatku.” Muttafaq
alaihi14
3. Hikmah pernikahan
Islam mengajarkan dan menganjurkan nikah karena akan berpengaruh
baik bagi seluruh umat manusia. Adapun hikmah pernikahan adalah:
a. Nikah adalah jalan alami yang paling baik dan sesuai untuk
menyalurkan dan memuaskan naluri seks.Dengan kawin badan jadi

. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta : Lentera Hati, 2002)
14
Muhammad Bin Ismai’il As-Shanani, Subul Salam, (Riyadh: Maktabah Al-Ma’arif, 2006), 5-6
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

segar, jiwa jadi tenang, mataterpelihara dari yang melihat yang haram
dan perasaan tenang menikmati barang yang berharga.
b. Nikah, jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi mulia,
memperbanyak

keturunan,

melestarikan

hidup

manusia,

serta

memelihara nasib yang oleh Islam sangan diperhatikan sekali.
c. Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam
suasana hidup dengan anak-anak dan akan tumbuh pula perasaanperasaan ramah,cinta, dan sayang yang merupakan sifat-sifat yang
menyempurnakan kemanusiaan seseorang.
d. Menyadari tanggung jawab beristri dan menanggung anak-anak
menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam mmperkuat
bakat dan pembawaan seseorang akan cekatan bekerja, karena
tanggung jawab dan memikul kewajibannya.
e. Pembagian tugas, di mana yang satu mengurusi rumah tangga,
sedangkan yang lain bekerja di luar, sesuai dengan batas-batas
tanggung jawab antara suami istri dalam tugas-tugasnya.
f. Perkawinan, dapat membuahkan, diantaranya: tali kekeluargaan,
memperteguh

kelanggengan

rasa

cinta

antara

keluarga

dan

memperkuat hubungan masyarakat. Karena masyarakat yang saling
menunjang lagi saling menyayang merupakan masyarakat yang kuat
lagi bahagia.15

15

H.M.A Tihami dan Sohari Sabrani, Fikih Munakahat,... 19-20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

B. Wanita Pekerja Seks Komersial (Wanita Pezina)
1. Pengertian Wanita Pekerja Seks Komersial (Wanita Pezina)
Pekerja seks komersial adalah seorang yang menjual dirinya dengan
melakukan hubungan seks untuk tujuan ekonomi.

16

Pekerja Seks

Komersial juga bisa diartikan sebagai wanita yang pekerjaanya menjual
diri kepada banyak laki-lakiyang membutuhkan pemuasan nafsu seksual,
dan wanita tersebut mendapatkan sejumlah uang sebagai imbalan, serta
dilakukan diluar pernikahan.17 Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan
jasa seksual. Pelacuran adalah profesi yang menjual jasa untuk memuaskan
kebutuhan seksual pelanggan, biasanya pelayanan ini dalam bentuk
penyerahan tubuhnya.18
Penegertian Pekerja Seks Komersial sangat erat hubunganya dengan
dengan penegertian pelacuran. Pekerja Seks Komersial menunjukan pada
“orangnya” sedangkan pelacuran menunjukan pada “perbuatan”.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat
ditegaskan bahwa batasan Pekerja Seks Komersial yang dimaksud pada
penelitian ini adalah, seseorang perempun yang menyerahkan dirinya
“tubuhnya” untuk berhubungan seksual dengan jenis kelamin lain yang

16

http://www.subadra.wordpers.com/2007/06/23/bali-tourism-watch-keberadaan-pekerja-sekskomersial-sebagai-dampak-negatif-di-bali. diakses pada hari senin tanggal 21/11/2016 jam 15.25
wib
17
Thojo Purnomo dan Dalam Ashadi Siregar, Dolly, Membedah Dunia Pelacuran Surabaya Kasus
Kompleks Pelacuran Dolly, (Jakarta: Graftipers 1983), 11
18
Wikipedia 2007

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

bukan suaminya (tanpa ikatan pernikahan) dengan mengharapkan imbalan
baik berupa uang ataupun imbalan materi lainya.19

2. Pengertian Zina Dan Wanita Pezina
Menurut Ibnu Rusyd, zina adalah setiap persetubuhan yang terjadi
bukan karena pernikahan yang sah, bukan karena syubhat, dan bukan pula
karena pemilikan (budak). Secara garis besar, pengertian ini telah
disepakati para ulama Islam, meski mereka masih berselisih pendapat
tentang mana yang dikatakan syubhat yang menghindarkan had dan mana
pula yang tidak menghindarkan hukuman tersebut.20
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zina mengandung makna
sebagai berikut:
a. Perbuatan bersenggama antara laki-laki dan perempuan yang tidak
terikat oleh hubungan pernikahan (perkawinan);
b. Perbuatan bersenggama seorang laki-laki yang terikat perkawinan
dengan seorang perempuan yang bukan isterinya, atau seorang
perempuan yangterikat perkawinan dengan seorang laki-laki yang
bukan suaminya.21
Menurut Syeikh Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, para
imam mazhab sepakat bahwa zina merupakan perbuatan kejiyang besar,
yang mewajibkan had atas pelakunya. Hukuman had itu berbedaKartono Kartini, Patologi Sosial Jilid I (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2005), 209
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Analisa Fiqih Para Mujtahid , Cetakan III, (Jakarta :
Pustaka Amani, 2007), 600
21
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 1280
19

20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

bedamenurut macam perzinaan itu sendiri, karena perbuatan zina
terkadangdilakukan oleh orang-orang yang belum menikah, seperti jejaka
atau gadis,dan kadang-kadang dilakukan juga oleh muhsan, seperti orang
yang sudahmenikah, duda, atau janda.22
Menurut Ibnu Qudamah, zina adalah persetubuhan antara lakilakidengan perempuan baik dari qubul atau dubur perempuan yang haram
disetubuhi, bukan karena syubhat.23
Pezina adalah orang yang biasa melakukan perzinaan, baik Iaki-laki
atau perempuan, dan belum ada niat untuk menghentikan perbuatan zina
itu.Menurut Yusuf a1-Qaradawi yang dimaksud dengan wanita pezina ialah
wanita-wanita nakal yang melakukan perzinaan dengan terang-terangan,
dan menjadikan zina sebagai pekerjaannya.24
Menurut Kamal Muhtar dalam bukunya Asas-Asas Hukum Islam
Tentang Perkawinan, pezina adalah orang yang biasa melakukan perzinaan,
baik laki-laki ataupun perempuan, dan belum ada niat untuk menghentikan
perbuatan zina itu.25
Menurut Syekh Muhammad Yusuf Qardhawi yang dimaksud
perempuan nakal yang pekerjaanya berzina (Pelacur) ialah wanita-wanita

22

Syekh Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf alAimmah, Terj. Abdullah Zaki al-Kaf, "Fiqih Empat Mazhab", (Bandung: Hasyimi Press, 2004 ),
454
23
Syekh Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Rahmah al-Ummah fi Ikhtilaf alAimmah, Terj. Abdullah Zaki al-Kaf, "Fiqih Empat Mazhab",...181
24
Yusuf al-Qardawi, al-Hala>l, hlm. 175.
25
Kamal Muhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan,..64

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

nakal yang melakukan perzinaan dengan terang-terangan, dan menjadikan
zina sebagai pekerjaannya. 26 Dalam hal ini ada suatu riwayat yang
diceritakan oleh Murtsid dari Abu Murtsid, yakni bahwa dia minta izin
kepada Nabi untuk kawin dengan pelacur yang telah dimulainya
perhubungan ini sejak zaman jahiliyah, namanya Anaq. Nabi tidak
menjawabnya sehingga turunlah ayat yang berbunyi Dalam Firman Allah
SWT QS. An-Nur ayat : 3
              
    
“Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan
yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang
berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau
laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oranorang yang mukmin”.27
Dalam hal ini Allah hanya memperkenankan kawin dengan
perempuan mukminah yang muhshanah atau ahli kitab yang muhshanah
juga seperti yang telah diterangkan terdahulu. Yang dimaksud dengan
muhshanah adalah yang terpelihara. Syarat muhshanah ini berlaku juga
buat laki-laki, yang selanjutnya disebut muhshan seperti yang dikatakan
Allah dalam surat an-Nisa’ ayat 24:

Yusuf al-Qaradawi, al-Halal wa al-Haram fial-Islam, cet ke-15 (Beirut: al-Maktab al-Islami,
1994), 175
27
. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta : Lentera Hati, 2002)
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

            

           
          

           

“Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami,
kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan
hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu. dan Dihalalkan bagi
kamu selain yang demikian (yaitu) mencari isteri-isteri dengan
hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka isteri-isteri
yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah
kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu
kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu
yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar
itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”.
Siapa yang tidak mau menerima hukum ini yang bersumber dari
kitabullah dan tidak mau menepatinya, mka dia adalah musryik, yang
tidak boleh dikawini kecuali oleh orang musrik juga. Dan, siapa yang
mengakui hukum ini dan menerima serta mendukungnya, tetapi tidak
menyimpang dari hukum tersebut dan kawin dengan orang yang
diharamkan oleh hukum, maka berarti dia adalah berzina.28
Zina dapat mengakibatkan percampuran air dan meragukan keturunan.
Oleh karena itu, termasuk salah satu keistimewaan syariat Islam ialah
mengharamkn kawin dengan seorang pelacur sehingga dia

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Remaja Menjadi Pekerja Seks Komersial (Studi Deskriptif : Psk Dampingan Perempuan Peduli Pedila Medan Lokalisasi Losmen Cibulan)

1 74 108

Hubungan Sosiodemografi, Pengetahuan, dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) dengan Upaya Pencegahan HIV/AIDS di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau

0 80 120

Pengetahuan Dan Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentanginfeksi Menular Seksual (IMS) Di Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010

4 49 92

Hubungan Perilaku Pekerja Seks Komersial Dengan Kejadian Penyakit Sifilis Dan HIV Di Lokalisasi Perbatasan Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2008

1 58 92

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Karakteristik pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi desa Puger kulon kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 5 67

REHABILITASI PEKERJA SEKS KOMERSIAL MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

1 19 89

Pekerja Seks Komersial Di Sekitar Kawasan Wisata Bandungan

6 298 126

PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU SEKSUAL PEKERJA SEKS KOMERSIAL PEREMPUAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DAN HIV/AIDS (Studi Kasus pada Pekerja Seks Komersial Perempuan Lokalisasi Gang Dolly, Surabaya).

0 0 19

STANDAR MORALITAS PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI CANGKRING DESA KEBONAGUNG KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN.

0 2 104