Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB IV

33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SMP Kristen 2 Salatiga yang beralamat di Jalan
Jendral Sudirman No. 111b Kecamatan Tingkir Salatiga. Objek penelitian adalah
siswa kelas VIIB dan VIID. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen dengan jumlah
siswa sebanyak 25 dan kelas VIID sebagai kelas kontrol dengan siswa sebanyak
25. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe co-op co-op, sedangkan kelas kontrol dengan model pembelajaran
konvensional.
B. KONDISI SEBELUM DIBERI PERLAKUAN
1. Deskripsi hasil belajar matematika (Pretest)
Deskripsi hasil belajar matematika digunakan untuk melihat hasil
belajar siswa sebelum diberi perlakuan sehingga diperoleh gambaran
mengenai keadaan kedua kelas. Hasil belajar matematika sebelum diberi
perlakuan menggunakan nilai dari guru pada ulangan harian 1 semester 2.
Hasil analisis deskripsi dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11
Deskripsi Hasil Belajar Matematika sebelum Perlakuan
Group Statistics

B

N

KELAS VIIIB
(eksperimen)

25

KELAS VIIID
(kontrol)

25

Nilai
Minimum

Nilai
Maksimum


Nilai
Rata-rata

Std.
Std. Error
Deviation
Mean

45

90

65.20

14.754

2.951

45


90

65.40

13.687

2.737

Group Statistics Gabungan
B

N

KELAS VIIIB
dan
KELAS VIIID

50

Nilai

Minimum
45

Nilai
Maksimum

Nilai
Rata-rata

90

65.30

Std.
Std. Error
Deviation
Mean
14.085

1.992


Berdasarkan Tabel 11, didapatkan nilai minimum 45 dan nilai
maksimum 90 dengan nilai rata-rata 66,50, Serta Standar Deviasi 14,085.
33

34
Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan
menjadi tiga bagian, yaitu tinggi, sedang dan rendah, maka batas interval
ditentukan dengan cara mean + 0,5SD dan mean – 0,5SD. batas sebagai
berikut.
Batas 1 = mean + 0,5SD
= 65,30 + 0,5 x 14,085
= 65,30 + 7,0425
= 72,3425 dibulatkan menjadi 72
Batas 2 = mean – 0,5SD
= 65,30 - 0,5 x 14,085
= 65,30 - 7,0425
= 58,2575 dibulatkan menjadi 58
Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas di
atas dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12
Kategori Hasil Belajar
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

Batas Bawah
72
58
45

Batas Atas
90
72
58

Interval
72 < x
58 ≤ x ≤ 2

x < 58

Tabel 12. menjelaskan bahwa hasil pretest dengan kategori tinggi
diperoleh nilai 73 sampai 90, untuk kategori sedang 58 sampai 72 dan
untuk kategori rendah 45 sampai 57. Frekuensi dan persentase hasil
pengukuran variabel nilai pretest matematika berdasarkan kategori
menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 13
Tabel 13
Kategori Hasil Belajar Matematika Sebelum Perlakuan
Kategori

Interval

Tinggi
Sedang
Rendah

72 < x ≤ 90
58 ≤ x ≤ 72
45 ≤ x < 58


Kelas Eksperimen
Frekuensi
Persentase
7
28%
9
36%
9
36%

Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase
7
28%
10
40%
8
32%


Dilihat pada Tabel 13. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 7
siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil belajar
sedang dan 9 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol
sebanyak 7 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 10 siswa memiliki hasil

35
belajar sedang dan 8 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk
kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar sedang yaitu 36%,
sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil belajar sedang
yaitu 40%.
2. Uji normalitas hasil belajar matematika (Pretest)
Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji
independent sample t-tes. yang berguna untuk mengetahui apakah data
pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas
data menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16.0 for windows.
Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan
data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil
olah data uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS
16 for Windows dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14
Uji Normalitas Data Awal (Pretest)
Tests of Normality
a

Kolmogorov-Smirnov
Kelas

Statistic

Df

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df


Sig.

Eksperimen

.129

25

.200

.926

25

.071

Kontrol

.112

25

.200

.946

25

.202

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 14. diperoleh nilai signifikansi pada uji ShapiroWilk untuk kelas eksperimen 0,071 dan kelas kontrol 0,202, signifikan
kedua kelas > 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)
Uji homogenitias dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
16.00 for windows dengan uji Levene Statistic. Uji homogenitas dapat
dilihat di tabel 15.

36

Tabel 15
Uji Homogenitas Pretest Hasil Belajar
Nilai
Levene Statistic
.447

df1

df2
1

Sig.
48

.507

Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,507 >
0,05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol
mempunyai varian yang sama atau homogen.
C. KONDISI SETELAH DIBERI PERLAKUAN
1. Hasil Waktu Observasi
Lembar observasi dalam bentuk format pengamatan instrumen yang
terdapat pada lampiran 9. Lembar observasi siswa digunakan untuk
mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op
yang terdiri dari tiga pertemuan setiap pertemuan dengan satu penilaian,
penilaian lembar observasi dilakukan oleh guru kelas. Model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op yaitu metode yang menempatkan kelompok
dalam kooperasi antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk
mempelajari sebuah topik di kelas. Prosedur co-op co-op memberi
kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok
kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri
mereka. Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi
pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya. Aktivitas siswa yang
diamati mulai dari yang pertama siswa memperhatikan penjelasan guru
dilakukan oleh siswa sampai tidak ada yang berbicara sendiri. Guru
memaparkan power point dan siswa membaca dengan cepat untuk
menemukan ide pokok pada materi statistika dilakukan dengan baik,
setelah siswa menemukan ide pokok kemudian siswa membentuk
kelompok. Siswa mendiskusikan berbagai macam topik di antara mereka
sendiri dengan materi pengolahan data dengan ide pokok mereka masingmasing kemudian siswa memilih topik kecil yang mencakup satu aspek dari
topik kelompok. Siswa belajar dan bertanggung jawab dengan topik kecil
yang dipilihnya dalam masing-masing kelompok kemudian setiap siswa
mempresentasikan dan diskusi pengetahuan topik kecil dalam
kelompoknya sendiri. Terakhir siswa bekerjasama dalam presentasi
kelompok didepan kelas. Kegiatan tersebut dilakuan dengan baik dan siswa

37
yang belum mengerti berani bertanya untuk memahami materi. Materi
yang telah dipahami kemudian diungkapkan kembali dan di tulis agar siswa
benar-benar yakin dengan apa yang telah dipahami. Kegiatan yang
berlangsung telah diamati oleh guru kelas dari guru masuk dan siswa
memperhatikan penjelasan sampai akhir kegiatan belajar mengajar. Dari
pengamatan didapatkan siswa mengikuti kegiatan belajar dengan baik dan
maksimal, seperti mengikuti mata pelajaran dengan baik tanpa ada yang
keluar masuk kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil
observasi terlampir pada lampiran 9, pada pertemuan pertama didapatkan
hasil 80% siswa mengikuti pelajaran dengan baik, kemudian pertemuan
kedua 82,5%, dan pertemuan terahir 87,5%. Hasil observasi didapatkan
kriteria yang sangat baik setiap pertemuan pada kelas VIIIB yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op.
2. Hasil Belajar Matematika (Posttest)
a. Deskripsi Posttest Hasil Belajar
Hasil belajar matematika siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen
dilihat dari nilai posttest, yang kemudian dikategorikan menjadi tiga
(Sudijono, 2009) yaitu tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan data
tersebut diperoleh statistik deskriptif kelas kontrol dan kelas eksperimen
pada Tabel 16.
Tabel 16
Deskripsi Hasil Belajar Matematika Setelah Perlakuan
Group Statistics
Nilai
Minimum

Nilai
Nilai
Maksimum Rata-rata

B

N

KELAS VIIIB
(eksperimen)

25

70

100

KELAS VIIID
(kontrol)

25

70

90

Std.
Deviation

Std. Error
Mean

86.60

5.902

2.951

78.80

6.171

2.737

Std.
Deviation

Std. Error
Mean

7.158

1.012

Group Statistics Gabungan
B

N

KELAS VIIIB dan
KELAS VIIID

50

Nilai
Minimum
70

Nilai
Nilai
Maksimum Rata-rata
100

82.70

38
Berdasarkan Tabel 16, didapatkan nilai minimum 70 dan nilai
maksimum 100 dengan nilai rata-rata 82,70, Serta standar deviasi 7.158.
Hasil belajar matematika dikategorikan menurut Sudijono (2009) dengan
batas sebagai berikut.
Batas 1 = mean + 0,5SD
= 82,70 + 0,5 x 7,158
= 82,70 + 3,579
= 86,27 dibulatkan menjadi 86
Batas 2 = mean – 0,5SD
= 82,70 - 0,5 x 7,158
= 82,70 - 3,579
= 79,12 dibulatkan menjadi 79
Batas interval pengkategorian hasil belajar dengan batas-batas diatas dapat
dilihat pada tabel 17.
Tabel 17
Kategori Hasil Belajar
Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

Batas Bawah
86
79
70

Batas Atas
100
86
79

Interval
86 < x
79 ≤ x ≤ 86
x < 79

Tabel 27. menjelaskan bahwa hasil belajar dengan kategori tinggi
diperoleh nilai 87 sampai 100, untuk kategori sedang 79 sampai 86 dan
untuk kategori rendah 70 sampai 78. Frekuensi dan persentase hasil
pengukuran variabel hasil belajar matematika berdasarkan kategori
menurut Sudijono (2009) terlihat pada Tabel 18:
Tabel 18
Kategori Hasil Belajar Matematika (Posttest)
Kategori

Interval

Tinggi
Sedang
Rendah

86 < x ≤
79 ≤ x ≤ 6
70 ≤ x < 79

Kelas Eksperimen
Frekuensi
Persentase
12
48%
12
48%
1
4%

Kelas Kontrol
Frekuensi
Persentase
3
12%
9
36%
13
52%

Dilihat pada Tabel 18. untuk kategori kelas eksperimen sebanyak 12
siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 12 siswa memiliki hasil belajar
sedang dan 1 anak memiliki hasil belajar rendah. Kategori kelas kontrol
sebanyak 3 siswa memiliki hasil belajar yang tinggi, 9 siswa memiliki hasil

39
belajar sedang dan 13 anak memiliki hasil belajar rendah. Persentase untuk
kelas eksperimen sebagian besar memiliki hasil belajar tinggi dan sedang
yaitu 48%, sedangkan untuk kelas kontrol sebagian besar memiliki hasil
belajar rendah yaitu 52%. Rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
86,6 dan kelas kontrol 78,8.
b. Uji Normalitas Posttest Hasil Belajar
Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji
independent sample t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data
pada variabel kontrol dan eksperimen berdistribusi normal. Uji normalitas
menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 16 for Windows. Data
dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data
dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji
normalitas hasil belajar matematika (posttest) dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19
Normalitas Data Akhir (Posttest)
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov
Kelas

Statistic

df

a

Shapiro-Wilk

Sig.

Statistic

df

Sig.

Kontrol

.202

25

.010

.898

25

.016

eksperimen

.251

25

.000

.888

25

.010

a. Lilliefors Significance

Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas
eksperimen adalah 0,016 < 0,05 dan kelas kontrol 0,010 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan
uji non-parametrik.
c. Uji Banding Dua Sampel
Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai
signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki
rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Pengujian hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan Uji Mann Whitney yang bertujuan
untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 20.

40
Tabel 20
Uji Banding Dua Sampel Posttest
Test Statistics

a

NILAI
Mann-Whitney U

116.500

Wilcoxon W

441.500

Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

-3.892
0.000

a. Grouping Variable: B

.
Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya
H1 diterima yang berarti ada perbedaan nilai posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas
kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga. Penelitian ini menggunakan kelas VII B
sebagai kelas yang diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op dan kelas VII D sebagai kelas yang diajar
menggunakan pembelajaran konvensional. Hasil pembelajaran dipengaruhi
oleh pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis
pelaksanaan proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil analisis pretest diperoleh nilai sig untuk hasil belajar
uji normalitas nilai pretest pada siswa kelas VIIB yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op dengan siswa kelas VIID yang
menggunakan model pembelajaran konvensional didapatkan nilai signifikan
berturut-turut 0,71 dan 0,202 > 0,05, sehingga dapat diartikan jika kedua
kelompok data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antara kelas VIIB
dan VIID didapatkan nilai signifikan 0,507 > 0,05 yang artinya kedua data
tersebut homogen. sehingga kedua data tersebut memiliki rata-rata yang sama.
Hal ini berarti bahwa kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op dan konvensional memiliki kemampuan awal yang
sama dalam matematika.

41
Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel untuk data akhir
(posttest) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas
berbeda dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika
kelas kontrol berbeda dengan kelas eksperimen, artinya hasil belajar kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, yang berarti bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa kelas VIIB. Hasil analisis uji banding dua sampel menggunakan uji Mann
Whitney karena kedua data tidak normal. Uji normalitas kedua kelas
didapatkan nilai signifikan 0,016 dan 0,010 yang keduanya < 0,05, itu berarti
data tidak normal.
Berdasarkan Tabel 18 perolehan nilai posttest kategori tinggi pada
kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op coop terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas pembelajaran
konvensional terdapat 3 siswa atau 12%. Hal ini berarti bahwa kelas yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki
posttest yang lebih tinggi dari kelas yang diajar menggunakan pembelajaran
konvensional. Nilai kategori sedang pada kelas dengan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op terdapat 12 siswa atau 48%, sedangkan pada kelas
menggunakan pembelajaran konvensional teradapat 9 siswa atau 36%. Nilai
kategori rendah pada kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op
co-op terdapat 1 siswa atau 4%, sedangkan pada kelas menggunakan
pembelajaran konvensional teradapat 13 siswa atau 52%. Hal ini berarti bahwa
nilai posttest kelas konvensional pada kategori rendah. Hal ini berarti nilai
posttest menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih
tinggi dari kelas pembelajaran konvensional. Jumlah persentase pada antara
kategori tinggi dan sedang pada kelas menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op sebesar 96% sedangkan pada kelas pembelajaran
konvensional 48%. Jumlah ini juga memperlihatkan bahwa kelas menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op memiliki nilai posttest yang
lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai posttest
kelas dengan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari
kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa yang diajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih antusias
memperhatikan penjelasan guru, fokus pada materi, dan aktif karena siswa
dituntut untuk belajar dengan pengetahuannya sendiri kemudian memberi
kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil
pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka.

42
Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi
pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini
didukung dengan penelitian Ikhwani (2012) penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op dapat meningkatkan hasil belajar, dan lebih efektif
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
Hasil belajar pada kelas eksperimen (VIIIB) lebih baik dan siswa lebih
memperhatikan, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan
pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok – kelompok kecil, pertama
untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan
selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman
baru itu dengan teman – teman sekelasnya. model pembelajaran kooperatif
tipe co-op co-op mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan
Mampu membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dengan
mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir kompleks ketika menganaisis
materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan bekerjasama dengan
teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Ulfah (2011) yang menyatakan
bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op lebih tinggi dari pada rata-rata hasil
belajar yang menggunakan metode konvensional.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil
belajar matematika siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan Thaher dkk
(2012) dengan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe coop co-op mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Siswa.
Dengan demikia , hipotesis ya g e yataka
terdapat pe garuh model
pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga diteri a. Hal i i dapat dilihat dari
besarnya signifikan 0,000 < 0,05.
Hal-hal yang dirasakan selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op adalah selama
proses pembelajaran suasana kelas terlihat ramai dan ada siswa yang
mengobrol dengan siswa lain, terutama pada saat kegiatan berkelompok
sedang berlangsung. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op terlihat
aktivitas siswa yang menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe co-op co-op dalam pembelajaran matematika dapat
memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku siswa, temuan aktivitas

43
siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran
karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, semua siswa terlihat aktif
bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk saling bertanya jawab dengan
siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok lain, siswa dalam
kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide / topik
kecil untuk menyusun presentasi kelompok.
Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe co-op co-op yang digunakan
dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan statistika
membuat pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, siswa lebih
mudah dalam memahami materi pelajaran dan akan berpengaruh pada hasil
belajar matematika siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat
tercapai secara maksimal.

44

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VII-2 MTSN ANGKUP ACEH TENGAH

0 7 1

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE CO OP-CO OP PADA PELAJARAN IPS KELAS IV SDN 101797 DELI TUA.

0 2 29

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATION INEDUCATION (CO-OP CO-OP) DENGAN MEDIA MOLYMOD TERHADAPPENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWAPADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

0 3 18

PENGARUH PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP.

1 1 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB I

0 0 4

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga T1 202010071 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran Kooparetif Tipe Co-Op Co-Op terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII SMP Kristen 2 Salatiga

0 0 83

Penerapan Pembelajaran CO OP CO OP denga

0 0 18