Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia - LAKIP 2013

(1)

LAK IP

LAPORAN AK UNT ABILIT AS

K INERJA INSPEK T ORAT JENDERAL

K EMENT ERIAN HUKUM DAN HAM


(2)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

i KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja I nspektorat Jenderal Tahun 2013 merupakan suatu pertanggungjawaban I nspektorat Jenderal sebagai pengguna anggaran negara sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja I nstansi Pemerintah. I nspektorat Jenderal sebagai salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM menyusun LAKI P tahun 2013 sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dibidang pengawasan dan atas realisasi anggaran I nspektorat Jenderal selama tahun 2013.

Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja I nstansi Pemerintah. Capaian kinerja yang termuat dalam laporan ini merupakan realisasi kinerja dari target-target kinerja yang telah diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tersebut dapat dicapai oleh I nspektorat Jenderal karena adanya dukungan dari Sumber daya yang ada di I nspektorat Jenderal.

Di samping keberhasilan, tentu masih terdapat kekurangan dalam memberikan jasa layanan pengawasan kepada seluruh st akeholdernya, berhubung masih terbatasnya jumlah auditor dan anggaran yang tersedia.

Akhir kata semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja I nspektorat Jenderal ini dapat bermanfaat untuk menentukan arah kebijakan dan program serta kegiatan I nspektorat pada masa yang akan datang.

Salam I ntegritas dan Akuntabilitas.

Jakarta, Januari 2014 I nspektur Jenderal


(3)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

ii DAFTAR I SI

Halaman

Kata Pengantar ………... i

Daftar I si ………... ii

Ringkasan Eksekutif ………... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Organisasi …………..………….……… 1

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ...…... 2

C. Sumber Daya Pengawasan .………...……….. 6

D. Sistematika Penyajian LAKI P ... 7

BAB I I PERENCANAAN DAN PENETAPAN KI NERJA A. Rencana Strategis Tahun 2010-2014 …..……….….. 8

B. Penetapan Kinerja Tahun 2013 …..………... 12

BAB I I I AKUNTABI LI TAS KI NERJA A. Pengukuran Capaian Kinerja …...…………..……… 14

B. Analisa Capaian Kinerja ... 21

C. Akuntabilitas Keuangan………... 34

BAB I V PENUTUP A. Kesimpulan ………...………...………... 37

B. Saran ... 38 LAMPI RAN


(4)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

iii RI NGKASAN EKSEKUTI F

Laporan Akuntabilitas Kinerja I nspektorat Jenderal Tahun 2013 menyajikan berbagai capaian strategis pada Tahun anggaran 2013. Berbagai capaian strategis tersebut tercermin dalam capaian I ndikator Kinerja Utama (I KU), maupun analisis kinerja berdasarkan tujuan, sasaran strategis dan merupakan bentuk akuntabilitas I nspektorat Jenderal dalam melaksanakan rencana kerja sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) Tahun 2013 dan Rencana Strategis I nspektorat Jenderal Tahun 2010-2014.

Pencapaian target sasaran menunjukkan kesiapan I nspektorat Jenderal untuk mampu menjawab pertanyaan atas pencapaian kinerja tahun 2013. Keberhasilan dalam pelaksanaan pengawasan secara keseluruhan juga sangat ditentukan oleh komitmen, keterlibatan dan dukungan aktif segenap komponen aparatur Kementerian Hukum dan HAM serta masyarakat. LAKI P ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

A. Capaian Kinerja

Sebagai ukuran keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai, dinilai dari I ndikator Kinerja Utama dan Penetapan Kinerja Tahun 2013, empat tujuan strategis yang akan dicapai dalam tahun 2010-2014, yaitu :

1. Meningkatnya kualitas laporan keuangan dengan opini WTP

2. Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja satuan kerja dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM mendapat penilaian “Predikat B”

3. Meningkatnya aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang berintegritas 4. Meningkatnya tata pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bersih

Untuk mencapai tujuan strategis di atas, dalam tahun 2013 I nspektorat Jenderal telah merumuskan empat sasaran strategis yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja. Perumusan sasaran strategis diikuti dengan penyesuaian I ndikator Kinerja Utama (I KU).


(5)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

iv B. Hasil Capaian Kinerja Tahun 2013

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak empat I ndikator Kinerja I nspektorat Jenderal telah tercapai. Empat I ndikator Kinerja I nspektorat Jenderal berikut capaiannya dapat dilihat pada Tabel berikut :

Sasaran Strategis

Peningkatan Kualitas Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

I ndikator Kinerja Target

1. Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan

50% 2. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan

akuntabilitas keuangan sesuai standard untuk mendapatkan Opini BPK yang WTP

85%

3. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sesuai ketentuan 50% 4. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja

minimal kategori ‘B’ 18 unit kerja

Ringkasan prestasi kinerja ke empat I ndikator Kinerja I tama I nspektorat Jenderal yang dihasilkan dari pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2013 sebagai berikut :

1. Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan

Capaian I ndikator Kinerja ini dalam tahun 2013 dicapai melalui kegiatan audit kinerja pada unit kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan penilaian standar pelayanan. Realisasi capaian dilaksanakan melalui Audit Kinerja dengan menguraikan t ool penilaian yang ada di dalam Pedoman Audit Kinerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM ditetapkan yaitu sebanyak 71 satuan kerja mendapat nilai minimal 70 dengan predikat baik dari 126 unit kerja yang dilakukan penilaian (72,22% ). Capaian indikator ini tahun 2013 adalah 144,44% dari target sebesar 50% .


(6)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

v 2. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan akuntabilitas keuangan sesuai

standard untuk mendapatkan Opini BPK yang WTP

Capaian I ndikator Kinerja ini dalam tahun 2013 dicapai melalui kegiatan reviu atas laporan keuangan Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2013. Realisasi I ndikator Kinerja pada tahun 2013 adalah sebesar 100% , yaitu berdasarkan hasil reviu terhadap 11 unit eselon I atas Laporan Keuangan dan reviu Laporan Keuangan Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2013, diperoleh hasil bahwa laporan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan (SAP) meskipun masih terdapat beberapa catatan yang harus diperbaiki. Capaian indikator ini tahun 2013 adalah 117,65% dari target sebesar 85% . 3. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan Pelaksanaan Reformasi

Birokrasi sesuai ketentuan

Capaian I ndikator Kinerja ini dalam tahun 2013 yaitu mengukur hasil pencapaian reformasi birokrasi dengan melakukan Penilaian Mandiri atas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada Tahun 2013. Realisasi I ndikator Kinerja pada tahun 2013 adalah sebesar 100% , yaitu berdasarkan hasil penilaian mandiri dengan pendamping dari Kementerian PAN dan RB serta dari BPKP pada 11 unit eselon I dengan nilai rata-rata setiap unit eselon I dengan nilai 75. Capaian indikator ini tahun 2013 adalah 200% dari target sebesar 50% .

4. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori ‘B’ Capaian I ndikator Kinerja ini dalam tahun 2013 dicapai dengan mengukur hasil evaluasi dan penilaian atas Laporan Akuntabilitas Kinerja I ntansi Pemerintah (LAKI P) pada unit eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Realisasi I ndikator Kinerja pada tahun 2013 adalah 18 unit kerja, yaitu berdasarkan hasil penilaian terhadap 11 unit eselon I dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM. Capaian indikator ini tahun 2013 adalah 100,00% dari target 18 unit kerja.


(7)

LAKI P I NSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERI AN HUKUM DAN HAM TAHUN 2 01 3

vi C. Kinerja Keuangan

Realisasi keuangan I nspektorat Jenderal di tahun 2013 sebesar Rp28.956.905.932 atau 97,35% dari anggaran sebesar Rp29.744.554.000. realisasi ini lebih rendah dari tahun 2012 yaitu sebesar 97,51% .

Rinician realisasi anggaran belanja tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Belanja Anggaran ( Rp) Realisasi ( Rp) % 1. Belanja Pegawai 11.267.884.000 10.656.926.801 94,58 2 Belanja Barang 18.464.610.000 17.726988.848 96,01

3 Belanja Modal 12.060.000 12.059.575 99,99

Jumlah 29.744.554.000 28.956.905.932 97,35

D. Permasalahan

Salah satu permasalahan dalam pelaksanaan pengawasan dalam mewujudkan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan HAM, yaitu Belum optimal penerapan Sistem Pengendalian I ntern.

Kedepan I nspektorat Jenderal akan lebih mendorong penerapan SPI P dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 33 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.PW.02.03 Tahun 2011 tentang penyelenggaraan SPI P di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dengan tujuan terbangunnya pengendalian tata kelola pelaksanaan tugas dalam mewujudkan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan HAM.


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Organisasi

Keberadaan Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM tidak terlepas dari perjalanan dalam mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai unsur pengawas intern di Kementerian Hukum dan HAM. Dengan memberikan arah kebijakan dibidang pengawasan yaitu sebagai quality assurance dan katalisator bagi kinerja yaitu mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang tertuang dalam Rencana Startegis Kementerian Hukum dan HAM.

Peran utama Inspektorat Jenderal sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) adalah melaksanakan fungsi sebagai auditor internal. Hal tersebut selaras dengan pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Internal Pemerintah yang menyatakan bahwa perwujudan peran APIP yang efektif sekurang-kurangnya:

1. Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, serta efektifitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

2. Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko, dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah;

3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah pasal 33 ayat (3) dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Inspektorat Jenderal membuat Laporan Akuntabiltas Kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan kepadanya berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.


(9)

2

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM R.I Nomor M.HH-05.OT.01.01 Tahun 2010 Tanggal 30 Desember 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM, Inspektorat Jenderal mempunyai kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut:

Kedudukan :

Inspektorat Jenderal adalah unsur pengawas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Inspektorat Jenderal dipimpin oleh Inspektur Jenderal.

Tugas :

Melaksanakan pengawasan intern terhadap pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI.

Fungsi :

1. penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ;

2. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya ;

3. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia ;

4. penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia ;

5. pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Struktur Organisasi :

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal

Mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Inspektorat Jenderal.


(10)

3

Sekretariat Inspektorat Jenderal terdiri dari : a. Bagian Program dan Pelaporan ;

b. Bagian Laporan Hasil Pengawasan I ; c. Bagian Laporan Hasil Pengawasan II ; d. Bagian Kepegawaian ;

e. Bagian Umum ;

f. Kelompok Jabatan Fungsional Umum.

2. Inspektorat Wilayah I,

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Inspektorat Jenderal dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Aceh, Banten, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Kepulauan Riau

Inspektorat Wilayah I terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

3. Inspektorat Wilayah II,

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Badan Penelitian dan Pengembangan Hak Asasi Manusia, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Riau, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tenggara dan Maluku


(11)

4

Inspektorat Wilayah II terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

4. Inspektorat Wilayah III

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara dan Papua

Inspektorat Wilayah III terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

5. Inspektorat Wilayah IV

Mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Sekretariat Jenderal, Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Bali dan Sulawesi Barat

Inspektorat Wilayah IV terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;


(12)

5

6. Inspektorat Wilayah V

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara, Sumatera Selatan, D.I. Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur dan Maluku Utara.

Inspektorat Wilayah V terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;

b. Kelompok Jabatan Fungsional Auditor.

7. Inspektorat Wilayah VI

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern, pelaksanaan pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya serta pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri dan penyusunan laporan hasil pengawasan pada Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia, Akademi Ilmu Pemasyarakatan dan Akademi Imigrasi dan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Gorontalo dan Papua Barat

Inspektorat Wilayah VI terdiri dari : a. Subbagian Tata Usaha ;


(13)

6

C. Sumber Daya Pengawasan

Inspektorat Jenderal melakukan pengawasan intern bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan organisasi, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset, dan ketaatan terhadap peraturan perundang undangan yang dilakukan melalui kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya.

Dalam melakukan tugas pengawasan di tahun 2013, Inspektorat Jenderal didukung oleh 189 pegawai dengan rincian :

1. Pejabat Struktural, sebanyak 37 pegawai

2. Pejabat Fungsional Auditor, sebanyak 98 pegawai 3. Jabatan Fungsional Umum, sebanyak 54 pegawai.

37 98 54 0 20 40 60 80 100 120

Pejabat Struktural Jabatan Fungsional Auditor

Jabatan Fungsional Umum

INSPEKTORAT JENDERAL

SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL INSPEKTORAT WILAYAH I INSPEKTORAT WILAYAH II INSPEKTORAT WILAYAH III INSPEKTORAT WILAYAH IV INSPEKTORAT WILAYAH V INSPEKTORAT WILAYAH VI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL


(14)

7

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAKIP

Sistematika penyajian atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun 2013 sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Menguraikan secara ringkas gambaran umum Inspektorat Jenderal, kedudukan, tugas, fungsi dan struktur organisasi, sumber daya pengawasan dan sistematika penyajian.

Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Menguraikan mengenai Rencana Strategis 2010 - 2014, pernyataan Visi, Misi, Tujuan Strategis, Indikator Kinerja Utama, Program dan Kegiatan dan Perjanjian/Penetapan Kinerja untuk tahun 2013.

Bab III AKUNTABILITAS KINERJA

Pada bab ini akan diuraikan pencapaian sasaran-sasaran kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2013, dengan pengungkapan dan hasil pengukuran kinerja.

Bab IV PENUTUP

Pada bab ini akan menjelaskan simpulan menyeluruh dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Inspektorat Jenderal dan penyempurnaan yang dapat dilakukan di masa mendatang.


(15)

8

BAB II

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor: 25 Tahun 2014 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor: 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Jangka Menengah Nasional merupakan salah satu langkah penting yang harus dilakukan.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional merumuskan tantangan serta strategi kebijakan dan target yang akan diambil untuk menjawab permasalahan nasional dalam 5 tahun kedepan pada kurun waktu 2010-2014. Inspektorat Jenderal selaku aparat pengawas intern melaksanakan tugas dan fungsi Pengawasan Intern di lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mempunyai program/kegiatan prioritas yaitu Program Peningkatan dan Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM dan kegiatan Inspektorat Khusus.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Inspektorat Jenderal berpedoman pada dokumen perencanaan yaitu : 1. Renstra Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2010-2014. 2. Penetapan Kinerja Tahun 2013.

A. Rencana Strategis Tahun 2010-2014

Sebagai langkah awal untuk melakukan pengukuran kinerja Inspektorat Jenderal, diperlukan perumusan suatu perencanaan strategis yang merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia pengawasan dan sumber daya lain agar mampu menjawab tuntutan perkembangan.

Rencana Strategis Inspektorat Jenderal adalah suatu dokumen perencanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia jangka menengah untuk periode 5 (lima) tahun sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Rencana Strategis Inspektorat Jenderal meliputi visi, misi, tujuan dan sasaran, serta cara pencapaian tujuan dan sasaran.


(16)

9

a. Visi

Visi tersebut mengandung makna bahwa Inspektorat Jenderal harus menjadi mitra strategis yang profesional bagi manajemen, yang lebih berperan sebagai konsultan dan mitra kerja dalam peningkatan organisasi yang mendorong pencapaian tujuan dengan melakukan evaluasi yang sistematis untuk meningkatkan efektifitas pengendalian internal, pengelolaan resiko dan proses ”good goverment” pada tiap unit kerja dalam mengidentifikasikan risiko dan pengembangan sistim pengendalian internal.

b. Misi

Dalam rangka untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan misi yang akan dilakukan secara konsisten, yaitu:

Misi ini berkaitan dengan peran Inspektorat Jenderal melalui dua peran utama yaitu assurance dan consulting. Dengan peran tersebut, fungsi utama adalah memberikan umpan balik (feedback) sebagai bahan masukan bagi shareholder (Menteri Hukum dan HAM/ Pimpinan Satuan Kerja) untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja dan pengelolaan keuangan negara, memberikan rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), serta membantu dalam mencapai tujuannya. Dalam misi ini, tercakup seluruh kegiatan utama (core business) yang dilakukan dalam bentuk audit, evaluasi, reviu, maupun aktivitas consulting yang dilakukan dalam bentuk sosialisasi, bimbingan teknis/asistensi, konsultansi, pengembangan sistem.

Menjadi Katalisator Pencapaian Tujuan dan Sasaran Strategis Kementerian Kementerian Hukum dan HAM,

bersih, akuntabel

Menyelenggarakan Pengawasan dan Pembinaan Secara Profesional, Kompeten Mewujudkan Aparatur


(17)

10

c. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahun.

Tujuan yang akan dicapai Inspektorat Jenderal yaitu :

d. Sasaran

Peningkatan kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

e. Program

Program pengawasan dan peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM.

f. Kegiatan

Untuk mencapai tujuan strategis ini, sasaran dan kegiatan yang telah ditetapkan sebagi berikut:

1. Perumusan kebijakan di bidang pengawasan internal : a. Kebijakan tentang akuntabilitas kinerja

b. Kebijakan tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan c. Kebijakan tentang peningkatan Kapasitas bidang Reformasi Birokrasi 2. Audit kinerja pada satuan kerja

3. Reviu atas Laporan Keuangan 4. Evaluasi, dan

5. Pemantauan tindak lanjut

1. Meningkatnya kualitas laporan keuangan dengan opini WTP

2. Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja satuan kerja

dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM mendapat

penilaian “Predikat B”

3. Meningkatnya aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang

berintegritas

4. Meningkatnya tata pemerintahan yang transparan, akuntabel


(18)

11

g. Target Kinerja Akhir Tahun 2014

Untuk mengukur sejauh mana Inspektorat Jenderal mencapai tujuan strategis yang telah ditetapkan, pada masing-masing tujuan strategis ditetapkan indikator kinerja dan target kinerja yang harus dicapai pada akhir tahun ke lima (Tahun 2014).

No Tujuan Strategis Indikator Kinerja Target

1. Meningkatnya kualitas laporan keuangan dengan opini WTP

Persentase unit kerja yang menyelenggarakan

akuntabilitas keuangan sesuai

standard untuk mendapatkan opini BPK yang WTP

90%

2. Meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja satuan kerja dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM mendapat penilaian

“Predikat B”

Jumlah unit kerja yang mendapat nilai

akuntabilitas kinerja

minimal kategori “B”

12 unit

3. Meningkatnya aparatur Kementerian Hukum dan HAM yang berintegritas

Persentase unit kerja yang menyelenggarakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi sesuai ketentuan. 60%

4. Meningkat tata pemerintahan yang transparan, akuntabel dan bersih

Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan


(19)

12

Gambaran Renstra Inspektorat Jenderal Kementeraian Hukum dan HAM dapat dilihat dlam gambar sebagai berikut:

B. Penetapan Kinerja Tahun 2013

Pada Tahun 2013 Inspektorat Jenderal telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2013 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas, dan fungsi yang ada. Untuk mencapai target kinerja program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan HAM di alokasikan anggaran tahun 2013 sebesar Rp29.744.544.000.

Penetapan Kinerja Inspektorat Jenderal Tahun 2013 yaitu:

1. Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan dengan target 50%, yaitu melakukan audit kinerja pada unit kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM terkait dengan penilaian standar pelayanan. Cara perhitungan yaitu jumlah unit kerja yang hasil penilaian berkriteria baik dibagi jumlah unit kerja yang dilakukan penilaian dikali 100%.


(20)

13

2. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan akuntabilitas keuangan sesuai standard untuk mendapatkan Opini BPK yang WTP dengan target 85%, yaitu melakukan reviu atas laporan keuangan Kementerian Hukum dan HAM. Cara perhitungan yaitu jumlah unit kerja yang akuntabilitas keuangannya sesuai standar dibagi jumlah jumlah unit kerja yang dilakukan penilaian dikali 100%. 3. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sesuai ketentuan dengan target 50%, yaitu melakukan Penilaian Mandiri atas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Cara perhitungan yaitu hasil penilaian mandiri atas pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Kemenkumham tahun 2013 dibagi unit yang dilakukan penilaian dikali 100%

4. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori

„B‟ dengan target 18 unit kerja, yaitu melakukan evaluasi dan penilaian atas LAKIP unit eselon I sesuai Permenpan dan RB nomor 25 tahun 2012. Cara perhitungan yaitu jumlah unit kerja yang nilai akuntabilitasnya “B”.


(21)

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Pengukuran Capaian Kinerja

Penyelenggaraan akuntabilitas kinerja tahunan Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja selama tahun 2013 yang memuat realisasi dan persentase capaian kinerja atas target yang diperjanjikan tahun 2013. Hasil Pengukuran Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Sasaran Strategis

Peningkatan Kualitas Pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM

Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

1. Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan

50% 81,56% 163,12%

2. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan akuntabilitas keuangan sesuai standard untuk mendapatkan Opini BPK yang WTP

85% 100% 117,65%

3. Persentase unit kerja yang menyelenggarakan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sesuai ketentuan

50% 100% 200%

4. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal

kategori „B‟

18 unit kerja

18 unit


(22)

15

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa keempat indicator kinerja utama Inspektorat Jenderal telah tercapai tingkat capaiannya sesuai target.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Jenderal telah ditetapkan di dalam Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Tahun 2010-2014. Tahun 2012 terdapat perubahan Indikator Kinerja Utama Inspektorat Jenderal berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH-13.OT.02.01 Tahun 2012 tanggal 9 Desember 2012, dari semula 7 IKU menjadi 4 IKU.

B. Analisa Capaian Kinerja

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran strategis, khususnya terhadap Indikator Kinerja Utama (IKU). Analisis juga dilakukan terhadap capaian kinerja yang tidak secara langsung mendukung IKU namun berpengaruh terhadap perwujudan sasaran strategis.

Analisa tentang capaian kinerja atas sasaran yang terdapat dalam Rencana Strategis Inspektorat Jenderal dijelaskan sebagai berikut :

B.1 Indikator Kinerja I :

Meningkatnya kualitas unit kerja yang berhasil mencapai standar pelayanan dan target kinerja merupakan tekad Inspektorat Jenderal sebagai perwujudan fungsi consulting dan pembinaan. Tercapainya indikator ini adalah dengan melakukan audit kinerja yang dilaksanakan oleh Inspektorat Wilayah I, Inspektorat Wilayah II, Inspektorat Wilayah III, Inspektorat Wilayah IV, Inspektorat Wilayah V dan Inspektorat Wilayah VI berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Tahun 2013 dan kebijakan pengawasan Inspektorat Jenderal Tahun 2013.

Keberhasilan Indikator Kinerja “Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standard pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan” dengan target 50%, diukur dari hasil penilaian kinerja satuan kerja menggunakan tool audit kinerja sesuai dengan Pedoman Audit Kinerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.

Pada Tahun 2013 realisasi satuan kerja yang melaksanakan standar pelayanan dan kinerja dengan kategori baik (range nilai 61-80) sebanyak 115 satuan kerja dari 141 satuan kerja yang dilakukan penilaian (81,56%). Formulasi


(23)

16

penghitungan yaitu jumlah unit kerja yang hasil penilaian berkriteria baik dibagi jumlah unit kerja yang dilakukan penilaian dikali 100%. Bila dibandingkan dengan target sebesar 50%, maka capaikan IKU adalah 163,12%.

Peningkatan capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun 2012, dapat diuraikan dengan tabel berikut :

No. Indikator Kinerja

Tahun 2012 Tahun 2013

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1. Persentase unit kerja yang berhasil mencapai standar pelayanan dan target kinerja yang ditetapkan

40 % 52,88% 132,20% 50% 81,56% 163,12%

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yaitu :

1. Anggaran pengawasan Inspektorat Jenderal Tahun 2013 sebesar Rp.29.744.554.000,00 dirasa kurang mencukupi dalam melakukan pengawasan internal di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, yaitu dengan jumlah 779 unit kerja dan tersebar di 11 Unit Eselon I serta 33 Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

2. Sumber Daya Manusia dalam melakukan pengawasan belum memadai berdasarkan komposisi Jabatan Fungsional Auditor berjumlah 98 orang dengan kualifikasi pendidikan : Strata 1 (S1) sebanyak 42 orang, Strata 2 (S2) sebanyak 50 orang dan Non Sarjana sebanyak 6 orang.

Berdasarkan hambatan dan kendala diatas, diusulkan untuk dapat dilakukan perbaikan pada periode mendatang yaitu :

1. Mendorong percepatan dan penguatan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern oleh pimpinan satuan kerja dan komitmen bersama dalam meningkatkan kinerja.

2. Perlu adanya revisi target maupun indikator kinerja yang dituangkan dalam Renstra Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM.


(24)

17

3. Untuk meningkatkan kualitas hasil pengawasan Inspektorat Jenderal masih diperlukan formasi Jabatan Fungsional Auditor sebanyak 52 (lima puluh dua) Jabatan Fungsional Auditor.

B.2 Indikator Kinerja II :

Salah satu bentuk akuntabilitas pengelolaaan keuangan yang baik adalah tingkat kewajaran laporan keuangan yang menjadi opini BPK RI terhadap

penyajian Laporan Keuangan. Inspektorat Jenderal dalam upaya mencapai target

mendapat opini WTP dari BPK RI, melakukan kegiatan reviu atas laporan keuangan tingkat Kantor Wilayah dan tingkat Kementerian untuk mendapatkan laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntasi Pemerintah.

Berdasarkan laporan reviu atas laporan keuangan Kementerian Hukum dan HAM semester I Tahun 2013, bahwa laporan keuangan telah disusun dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Pemerintah. Inspektorat Jenderal telah melaksanakan reviu atas laporan keuangan Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2012 dan semester 1 Tahun 2013 didahului dengan melakukan pendampingan terhadap 44 satuan kerja (11 Unit Eselon 1 dan 33 Kanwil) pada saat rekonsiliasi internal terpadu tingkat pusat maupun tingkat wilayah.

Kegiatan reviu ini dilakukan dengan menelusuri angka-angka yang disajikan pada laporan Keuangan tingkat Kantor Wilayah dan tingkat eselon I ke catatan akuntansi dan dokumen sumber, untuk meyakini bahwa angka-angka tersebut sesuai Standar Akuntansi Pemerintah, serta dilakukan permintaan keterangan kepada petugas/operator.

Realisasi pelaksanaan reviu yaitu telah melakukan pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan pada 44 satuan kerja dengan hasil yaitu telah sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah dan terealisasi 100%.

Formulasi penghitungannya yaitu jumlah unit kerja yang akuntabilitas keuangannya sesuai standar dibagi jumlah unit kerja yang dilakukan penilaian dikali 100%. Pencapaian kinerja indikator mencapai 100% (44/44 x 100%=100%), dibandingkan dengan target sebesar 85%, maka capaian IKU ini adalah 117,65% (100/85x100%=117,65%).


(25)

18

Peningkatan capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun 2012, dapat diuraikan dengan tabel berikut :

No. Indikator

Kinerja

Tahun 2012 Tahun 2013

Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian

1. Persentase unit kerja yang

menyelengga rakan

akuntabilitas keuangan sesuai standar untuk

mendapatkan opini WTP dari WBK

80% 100% 125% 85% 100% 117,65%

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yaitu :

1. Kurangnya komitmen pimpinan satuan kerja dalam mempertahankan opini WTP dari BPK RI.

2. Sistem pengendalian intern satuan kerja belum optimal.

3. Sumber daya manusia sebagai operator SIMAK BMN dan operator SAK belum memahami ketentuan sehingga masih ditemukan adanya salah saji dalam laporan keuangan.

4. Satuan kerja belum tertib dalam melaksanakan rekon.

5. Terdapat kelemahan dalam pengelolaan aset tetap dan kelemahan dalam penyusunan laporan persediaan.

Upaya – upaya yang dilakukan untuk perbaikan adalah mendorong satuan kerja melakukan koordinasi dengan BPKP Perwakilan Provinsi dalam proses penyusunan laporan keuangan dan kegiatan yang mempengaruhi opini atas laporan keuangan


(26)

19

B.3 Indikator Kinerja III:

Penilaian pencapaian atas Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dilaksanakan oleh 11 unit eselon 1 berdasarkan Permenpan RB Nomor 1 Tahun 2012 tentang pedoman PMPRB. Tujuan yang hendak dicapai yaitu melakukan penilaian kesiapan dan kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi secara mandiri.

Sebagai data awal pada tahun 2013 telah dilakukan penilaian mandiri dengan pendamping dari Kementerian PAN dan RB serta dari BPKP dengan nilai rata-rata tiap unit eselon 1 adalah 75 (kategori baik).

Realisasi pelaksanaan PMPRB sebesar 100% dihitung dengan formulasi hasil penilaian pada 11 unit eselon 1 dibagi unit yang dilakukan penilaian dikali 100% (11/11x100%=100%). Capaian yang dihasilkan adalah sebesar 200% (100/50x100%=200%) dari target 50%.

Capain kinerja tahun 2013 tidak dapat dibandingkan dengan tahun 2012 karena pada tahun 2012 belaum dilakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi.

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yaitu :

1. Dalam menyelenggarakan pelaksanaan reformasi birokrasi yaitu sebagian besar melekat dalam tugas dan fungsi sehingga proses dokumentasi tidak terkodinir pada satu bagian.

2. Kegiatan monev terhadap Road Map Reformasi Birokrasi masih belum tertib.

Upaya-upaya perbaikan kedepan dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi yaitu dengan melakukan :

1. Perluasan penilaian Reformasi Birokrasi secara online sampai dengan Kantor Wilayah.

2. Seluruh unit kerja melakukan evaluasi terhadap 9 program Reformasi Birokrasi di unit kerja masing-masing dan merancang saran tindak lanjut peningkatan Reformasi Birokrasi.

3. Pendokumentasian dengan baik seluruh proses pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang disampaikan melalui Program Aksi Kementerian Hukum dan HAM (aplikasi UKP4).


(27)

20

B.4 Indikator Kinerja IV:

Indikator “Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja

minimal kategori „B‟ Indikator ini mengukur hasil evaluasi dan penilaian atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) pada unit eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dengan target 18 unit kerja”.

Realisasi unit kerja yang telah dilakukan penilaian akuntabilitas kinerja adalah pada 11 unit eselon I dan pada 7 unit Kantor Wilayah (Banten, Jawa Barat, NTB, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Gorontalo) sebagai sampling dengan menggunakan tool sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 dengan hasil nilai terhadap 18 unit kerja berkisar antara 65-75 (B).

Indikator capaian target dihitung dengan formulasi jumlah unit kerja

yang nilai akuntabilitasnya “B”. (18/18x100%=100%) Capaian yang dihasilkan adalah sebesar 100% dari target 18 unit kerja.

Peningkatan capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun 2012, dapat diuraikan dengan tabel berikut :

No. Indikator

Kinerja

Tahun 2012 Tahun 2013

Target Realisasi Capaian Target Realisas

i

Capaian

1. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori “B” 15 Satker 17 Satker

113,33% 18 Satker

18 Satker

100%

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yaitu :

1. Pelaksanaan evaluasi kinerja pada satuan kerja masih sebatas pelaksanaan program dan kegiatan penyerapan anggaran sedangkan rekomendasi perbaikan perencanaan ataupun kinerja belum dapat dilaksanakan.


(28)

21

2. Satuan kerja telah memiliki Indikator Kinerja Utama akan tetapi belum dibuat secara spesifik sehingga tidak dapat diukur.

3. Satuan kerja telah membuat LAKIP tetapi belum menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja dan beberapa capaian sasaran masih sekedar kegiatan dan proses.

Berdasarkan atas hambatan diatas untuk upaya perbaikan kedepan Inspektorat Jenderal telah merekomendasikan pada satuan kerja agar melakukan penyempurnaan terhadap Renstra dan LAKIP disusn sesuai dengan ketentuan.

C. Akuntabilitas Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2013 dibiayai dari dana APBN sesuai DIPA Nomor : DIPA-013.02-0/2013 Tanggal 5 Desember 2012 sebesar Rp29.744.554.000. Realisasi anggaran belanja sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp28.956.905.932 atau 97,35%. Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2012 yaitu sebesar 97,51%, dengan uraian sebagai berikut:

No Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Anggaran (Rp) %

1. 2012 28.777.871.000 28.060.456.352 717.414.648 97,51

2. 2013 29.744.554.000 28.956.905.932 787.648.068 97,35

Rinician realisasi anggaran belanja tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Belanja Pegawai 11.267.884.000 10.656.926.801 94,58 2 Belanja Barang 18.464.610.000 17.726988.848 96,01 3 Belanja Modal 12.060.000 12.059.575 99,99 Jumlah 29.744.554.000 28.956.905.932 97,35


(29)

22

Rinician realisasi anggaran tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah I

1.631.400.000 1.559.931.460 99,98

2 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah II

1.631.400.000 1.570.626.187 99,94

3 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah III

1.631.400.000 1.558.661.805 99,55

4 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah IV

1.631.400.000 1.562.695.230 99,81

5 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah V

1.631.400.000 1.577.436.995 99,87

6 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah VI

3.347.600.000 3.197.831.237 99,94

7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

18.239.954.000 17.368.792.310 95,77

Jumlah 29.744.554.000 28.956.905.932 97,35 0

2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 18.000.000 20.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Pagu Anggaran Realisasi


(30)

23

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Capaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM merupakan perwujudan akuntabilitas pertanggungjawaban

pelaksanaan “Program dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM” dengan pengendalian penetapan kebijakan pengawasan, Program Kerja Pengawasan, dan kegiatan teknis lainnya. AKIP juga menyajikan berbagai keberhaslan maupun kegagalan capaian strategis yang telah ditetapkan. Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan sebagai upaya tercapainya Reformasi Birokrasi yang bersih dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dlingkungan Kementerian Hukum dan HAM, adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Audit Kinerja sesuai Pedoman Audit Kinerja Inspektorat Jenderal dengan tool yang ditetapkan, serta evaluasi kinerja satuan kerja melalui pelaksanaan program aksi tahun 2013, didapat capaian kinerja 163,12%

dinilai dari realisasi target 141 satuan kerja yang dilaksanakan audit kinerja,

115 satuan kerja mendapat nilai “B” (81,56%), yang berarti realisasi melebihi

target yang ditetapkan (50% dari 141 satuan kerja=70 satuan kerja = capaian 100%).

2. Kegiatan audit pengelolaan keuangan, audit pengadaan barang dan jasa, reviu laporan keuangan dan percepatan tindak lanjut hasil audit BPK dan Inspektorat Jenderal terhadap 44 unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Pusat dan wilayah, telah terealisasi 44 UPPAP/W memenuhi akuntabilitas pengelolaan keuangan sesuai standar akuntansi dari target 85%=37 UPPAP/W dan hasil audit laporan keuangan Kementerian Hukum dan

HAM tahun 2012, realisasi 44 UPPAP/W mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas” (capaian 117,65%).

3. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dilakukan penilaian terhadap 11 unit eselon 1 sebagai data awal pada tahun 2013 telah dilakukan penilaian mandiri dengan pendamping dari Kementerian PAN dan RB serta dari BPKP, hasil penilaian rata-rata setiap unit eselon 1dengan


(31)

24

nilai 75 (baik). Target ditetapkan 50% (5 unit eselon 1), realisasi tercapai 11 unit eselon 1 mendapat nilai B (200%).

4. Realisasi unit kerja yang telah dilakukan evaluasi dan penilaian akuntabilitas kinerja adalah pada unit eselon 1 dan pada 7 Kantor wilayah sesuai dengan menggunakan tool sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 dengan hasil nilai 68,81 (B). Capaian yang dihasilkan adalah sebesar 100% dari target 18 unit kerja yang dievaluasi.

B. Permasalahan

Beberapa hambatan dalam mencapai akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2013, diantaranya :

1. Jumlah sasaran audit dengan jumlah SDM jabatan fungsional auditor belum memadai dalam melakukan pengawasan inernal dan kompetensi auditor masih perlu ditingkatkan melalui berbagai diklat pengawasan.

2. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada seluruh satuan kerja di lingkungan Kemnterian Hukum dan HAM dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai penguatan pengawasan guna mewujudkan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan HAM.

C. Upaya yang dilakukan

Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan yang diemban oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, kami menyarankan :

1. Memperkuat peran Inspektorat Jenderal sehingga dapat lebih efektif dalam mengendalikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, serta perencanaan kegiatan pengawasan mengacu pada program aksi Kementerian Hukum dan HAM yang terintegrasi untuk mencapai opini WTP dari BPK RI.

2. Secara proaktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan sesuai target indikator kinerja yang telah ditetapkan.

3. Mendorong penerapan SPIP dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 33 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.PW.02.03 Tahun


(32)

25

2011 tentang penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.


(1)

20

B.4 Indikator Kinerja IV:

Indikator “Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori „B‟ Indikator ini mengukur hasil evaluasi dan penilaian atas Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) pada unit eselon I di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dengan target 18 unit kerja”.

Realisasi unit kerja yang telah dilakukan penilaian akuntabilitas kinerja adalah pada 11 unit eselon I dan pada 7 unit Kantor Wilayah (Banten, Jawa Barat, NTB, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Gorontalo) sebagai sampling dengan menggunakan tool sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 dengan hasil nilai terhadap 18 unit kerja berkisar antara 65-75 (B).

Indikator capaian target dihitung dengan formulasi jumlah unit kerja yang nilai akuntabilitasnya “B”. (18/18x100%=100%) Capaian yang dihasilkan adalah sebesar 100% dari target 18 unit kerja.

Peningkatan capaian kinerja jika dibandingkan dengan tahun 2012, dapat diuraikan dengan tabel berikut :

No. Indikator Kinerja

Tahun 2012 Tahun 2013

Target Realisasi Capaian Target Realisas i

Capaian

1. Jumlah unit kerja yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal kategori “B” 15 Satker 17 Satker

113,33% 18 Satker

18 Satker

100%

Hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target kinerja yaitu :

1. Pelaksanaan evaluasi kinerja pada satuan kerja masih sebatas pelaksanaan program dan kegiatan penyerapan anggaran sedangkan rekomendasi perbaikan perencanaan ataupun kinerja belum dapat dilaksanakan.


(2)

21 2. Satuan kerja telah memiliki Indikator Kinerja Utama akan tetapi

belum dibuat secara spesifik sehingga tidak dapat diukur.

3. Satuan kerja telah membuat LAKIP tetapi belum menyajikan evaluasi dan analisis mengenai capaian kinerja dan beberapa capaian sasaran masih sekedar kegiatan dan proses.

Berdasarkan atas hambatan diatas untuk upaya perbaikan kedepan Inspektorat Jenderal telah merekomendasikan pada satuan kerja agar melakukan penyempurnaan terhadap Renstra dan LAKIP disusn sesuai dengan ketentuan.

C. Akuntabilitas Keuangan

Pelaksanaan kegiatan Inspektorat Jenderal tahun 2013 dibiayai dari dana APBN sesuai DIPA Nomor : DIPA-013.02-0/2013 Tanggal 5 Desember 2012 sebesar Rp29.744.554.000. Realisasi anggaran belanja sampai dengan 31 Desember 2013 sebesar Rp28.956.905.932 atau 97,35%. Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2012 yaitu sebesar 97,51%, dengan uraian sebagai berikut:

No Tahun Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Anggaran (Rp) %

1. 2012 28.777.871.000 28.060.456.352 717.414.648 97,51

2. 2013 29.744.554.000 28.956.905.932 787.648.068 97,35

Rinician realisasi anggaran belanja tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Belanja Pegawai 11.267.884.000 10.656.926.801 94,58 2 Belanja Barang 18.464.610.000 17.726988.848 96,01

3 Belanja Modal 12.060.000 12.059.575 99,99


(3)

22 Rinician realisasi anggaran tahun 2013 adalah sebagai berikut :

No Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah I

1.631.400.000 1.559.931.460 99,98

2 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah II

1.631.400.000 1.570.626.187 99,94

3 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah III

1.631.400.000 1.558.661.805 99,55

4 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah IV

1.631.400.000 1.562.695.230 99,81

5 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah V

1.631.400.000 1.577.436.995 99,87

6 Pengawasan Kinerja Inspektorat Wilayah VI

3.347.600.000 3.197.831.237 99,94

7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya

18.239.954.000 17.368.792.310 95,77

Jumlah 29.744.554.000 28.956.905.932 97,35

0 2.000.000 4.000.000 6.000.000 8.000.000 10.000.000 12.000.000 14.000.000 16.000.000 18.000.000 20.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Pagu Anggaran Realisasi Sisa Anggaran


(4)

23

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Capaian Kinerja

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM merupakan perwujudan akuntabilitas pertanggungjawaban pelaksanaan “Program dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian Hukum dan HAM” dengan pengendalian penetapan kebijakan pengawasan, Program Kerja Pengawasan, dan kegiatan teknis lainnya. AKIP juga menyajikan berbagai keberhaslan maupun kegagalan capaian strategis yang telah ditetapkan. Kegiatan pengawasan yang dilaksanakan sebagai upaya tercapainya Reformasi Birokrasi yang bersih dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dlingkungan Kementerian Hukum dan HAM, adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Audit Kinerja sesuai Pedoman Audit Kinerja Inspektorat Jenderal dengan tool yang ditetapkan, serta evaluasi kinerja satuan kerja melalui pelaksanaan program aksi tahun 2013, didapat capaian kinerja 163,12%

dinilai dari realisasi target 141 satuan kerja yang dilaksanakan audit kinerja, 115 satuan kerja mendapat nilai “B” (81,56%), yang berarti realisasi melebihi target yang ditetapkan (50% dari 141 satuan kerja=70 satuan kerja = capaian 100%).

2. Kegiatan audit pengelolaan keuangan, audit pengadaan barang dan jasa, reviu laporan keuangan dan percepatan tindak lanjut hasil audit BPK dan Inspektorat Jenderal terhadap 44 unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Pusat dan wilayah, telah terealisasi 44 UPPAP/W memenuhi akuntabilitas pengelolaan keuangan sesuai standar akuntansi dari target 85%=37 UPPAP/W dan hasil audit laporan keuangan Kementerian Hukum dan HAM tahun 2012, realisasi 44 UPPAP/W mendapat opini “Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelas” (capaian 117,65%).

3. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Hukum dan HAM dilakukan penilaian terhadap 11 unit eselon 1 sebagai data awal pada tahun 2013 telah dilakukan penilaian mandiri dengan pendamping dari Kementerian PAN dan RB serta dari BPKP, hasil penilaian rata-rata setiap unit eselon 1dengan


(5)

24

nilai 75 (baik). Target ditetapkan 50% (5 unit eselon 1), realisasi tercapai 11 unit eselon 1 mendapat nilai B (200%).

4. Realisasi unit kerja yang telah dilakukan evaluasi dan penilaian akuntabilitas kinerja adalah pada unit eselon 1 dan pada 7 Kantor wilayah sesuai dengan menggunakan tool sesuai dengan Permen PAN dan RB Nomor 25 Tahun 2012 dengan hasil nilai 68,81 (B). Capaian yang dihasilkan adalah sebesar 100% dari target 18 unit kerja yang dievaluasi.

B. Permasalahan

Beberapa hambatan dalam mencapai akuntabilitas kinerja Inspektorat Jenderal tahun 2013, diantaranya :

1. Jumlah sasaran audit dengan jumlah SDM jabatan fungsional auditor belum memadai dalam melakukan pengawasan inernal dan kompetensi auditor masih perlu ditingkatkan melalui berbagai diklat pengawasan.

2. Belum optimalnya penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada seluruh satuan kerja di lingkungan Kemnterian Hukum dan HAM dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai penguatan pengawasan guna mewujudkan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian Hukum dan HAM.

C. Upaya yang dilakukan

Dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan yang diemban oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM, kami menyarankan :

1. Memperkuat peran Inspektorat Jenderal sehingga dapat lebih efektif dalam mengendalikan pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM, serta perencanaan kegiatan pengawasan mengacu pada program aksi Kementerian Hukum dan HAM yang terintegrasi untuk mencapai opini WTP dari BPK RI.

2. Secara proaktif memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengawasan sesuai target indikator kinerja yang telah ditetapkan.

3. Mendorong penerapan SPIP dengan melaksanakan kegiatan sosialisasi Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 33 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor M.HH.02.PW.02.03 Tahun


(6)

25 2011 tentang penyelenggaraan SPIP di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.