Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:58:29 2017 / +0000 GMT

Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
LINK DOWNLOAD [25.75 KB]
Teori paritas daya beli menyatakan bahwa kurs antar mata uang sama dengan nisbah tingkat harga masing-masing negara
pemiliknya; tingkat harga ini dihitung berdasarkan harga uang dari suatu komoditi acuan. Purchasing Power Parity sama artinya
dengan pernyataan bahwasannya daya beli suatu mata uang sama besarnya di setiap negara. Selain PPP absolut, teori PPP masih
memiliki versi yang lain, yakni Purchasing Power Parity relatif yang memprediksikan bahwa perubahan persentase kurs sama
dengan tingkat inflasi nasional.
Landasan utama teori Purchasing Power Parity adalah dalil satu harga (law of one price). Dalil ini menyatakan apabila perdagangan
benar-benar bebas dan tidak ada hambatan apapun terhadapnya, maka suatu barang pasti dijual di bagian manapun dari dunia ini
dengan harga yang sama. Namun para pendukung teori PPP sering menegaskan bahwa kesahihan teori PPP tidak ditentukan oleh
keberlakuan dalil satu harga atas setiap komoditi.
Secarateoritis dinyatakan bahwa tingkat harga yang dibayar oleh konsumen untuk suatu produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan dan diperoleh dari mekanisme penawaran dan permintaan. Penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan
produsen untuk dijual. Keterkaitan antara harga dan barang atau jasa yang ditawarkan dengan asumsi bahwa kondisi lain berada
dalam kondisi konstan dijabarkan dalam kurva penawaran. Sedangkan permintaan adalah jumlah barang atu jasa yang ingin dan
mapu untuk dibeli oleh konsumen. Hubungan harga dan jumlah barang atau jasa yang diminta oleh konsumen dilukiskan dalam
kurva permintaan, garis singgung penawaran dan permintaan menghasilkan harga jual bagi produsen dan (nilai beli) bagi konsumen.
Teori perilaku dan permintaan konsumen

Pada garis besar tiap perekonomian terdiri 3 kelompok subjek ekoomi yaitu konsumen , produsen dan pemilik. Faktor produksi
setiap konsumen harus menentukan bagaimana cara mengalokasikan uang miliknya terhadap barang dan jasa yang ada dipasar, dan
ditunjukkan dalam permintaan pasar.
Perilaku konsumen menurut James F Angel[1] adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang melalui dan menyusul tindakan ini. Jika suatu usaha memehami benar tentang
bagaimana konsumen memberi jawaban tentang ciri produk, harga, saluran pemasaran dan informasi maka pelaku usaha tersebut
akan mendapat keuntungan yang lebih banyak dari pesaingnya.
Tabel 2.1
Model Perilaku Pembelian Kotler

Rangsangan dari luar
Pembeli
Keputusan Pembelian

Pemasaran
Lingkungan
Karakter Pembeli
Proses keputusan pembeli

Produk

Price
Promotion
Place

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:58:29 2017 / +0000 GMT

Perekonomian
Teknologi
Politik
Budaya
Budaya
Sosial
Pribadi
Kejiwaan


- Pengenalan masalah
- Pencarian Informasi
- Evaluasi
- Keputusan dan perilaku setelah membeli
- Memilih produk
- Memilih Merk
- Memilih Penjual
- Penentuan harga
- Penentuan Jumlah Pembelian

Sumber : Kotler
Pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi pada saat ini dan yang akan datang, seperti permintaan modal apalagi dalam
situasi resesi ekonomi. Orpha Jane(1997:560)[2] menyatakan seorang konsumen mengambil keputusan didalam proses pembelian
yang dilandasi oleh pengaruh eksternal . Menurut Engel (1995:4) perilaku konsumen (Consumer Behavior) di definiskan sebagai
berikut :
?Consumer behavior as those activity directly involved in obtaining , consuming and disposing of product and service,
including the decision process that precede and follow these action?
Menurut Wells (1996:4)[3] consumer behavior is the study of consumer as they exchange something of value for a product of
service that satisfied their need.
Harga dapat diartikan sebagai suatu ketetapan dari UKM terhadap sesuatu yang dihasilkan dengan mempertimbangkan berbagai

biaya baik faktor input . Harga juga dapat diartikan sebagai satuan nilai yang dinyatakan dalam satuan uang, harga merupakan salah
satu unsur yang paling penting dan turun menentukan keputusan konsumen membeli. Pentingnya harga bergantung pada sifat
pembeli beberapa pelanggan yang lebih menyukai faktor lain seperti kemudahan akan pertimbangan harga yang lebih tinggi .
Penetapan harga secara efektif dalam arti mengandung keunggulan kompetitif bisa dicapai, jika UKM mampu menetapkan harga
produksi secara kompetitif terhadap harga produksi pesaing. Dalam situasi moneter yang semakin sulit , penurunan daya beli
konsumen menyebabkan konsumen semakin peka terhadap harga.
[1] James F Angel :Consumer behavior , Sixth Edition , Dryden Press, Chicago
[2] Orpha Jane : Pendekatan Untuk Memahami Consumer Behavior Dalam Melakukan Pembelian, Jurnal ISIP,No 19, Maret, ISSN
0853-1080, Kilat Jaya, Bandung

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sun Sep 3 5:58:29 2017 / +0000 GMT

[3] Wells : Consumer behavior ,John Willy dan Sons , inc, Newyork,1996, hlm 5

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com


| Page 3/3 |