20160316 brosur 2016 m divhumas Sejarah Ringkas Hari Bhayangkara 1 Juli

POLISI SEBAGALABDI NEG-ARA DAN MASYARAKAT
Semenjak sebelulllkemerdekaan hingga kini, Polri berperan
sebagai abdi negara dan masyaraka -: olri tidak hanya bertugas
sebagai penata keamanan dan ketertiban masyarakat pada masa
kemerdekaan, namun juga terlibat langsung dalam pertempuran
melawan penjajah. Tidak hanya itu, Polri juga memiliki andil dalam
mengobarkan semangat perlawanan rakyat, serta penumpasan berbagai pemberontakan yang terjadi di dalam negeri, seperti DITII,
PRRI, RMS, RAM, dan G 30 S/PKI, serta terorisme.
Pada perkembangan selanjutnya, peran Polri menjadi semakin
global. Polri tidak hanya bertugas mengamankan stabilitas di dalam
negeri, tetapi ikut serta dalam menjaga keamanan internasional.
Tercatat semenjak tahun 1989 hingga saat ini Polri ikut serta dalam
misi perdamaian PBB di berbagai negara konflik, seperti Namimbia,
Kamboja, Kroasia, Bosnia, dan Sudan.

't.
I

I

SEJ.ARAH LAHIRNYA POLRI

earah Polri dibagi menjadi beberapa periode, yakni pada zaman
Kerajaan Majapahit, masa kolonial Belanda, ]'endudukan Jei?an ,
awal _ emerdekaan, setelah kemerdekaan (1945-1950)o masa ord
lama, dan.o.rde baru. Pada zaman Kerajaan Majapahit, telah terbentuk'
pasukan pengaman yang bernama Bhayangkara. Pasukan yang diben tuk ofeh Patih 8 ajah Mada ini bertugas melindungi aja an kerajaan.
-Nama Bhayangkara ini kemudian diamb.Q menjadi nama Kepolisian
1\epubliklndonesia.
Pad
asa kolonial b・Q。ョ、
セ@ Belanaa membentu pasukan keamanan yang aiambil dari orang-orang pribumi (orang Indonesia).
Pada masa itu terdapat bermacam-macam kepohsian, yakni veld
politie (pohsi lapangan) , stands J?Olitie (polisi kota), cultur politie
(polisi pertanian), bestuurs r.olitie (polisi pamong praja), dan lainlain._Mereka 「・セ[エオァ。
sB ュ・ョェ。ァ@
aseLdan kekayaan orang-orang Eropa
di Hindia Belan a:.Pasukan-pasu"kan -ang- fibentuk oleh Belanda ini
a ioeiffilk antara tahun 1897'-192 0.
Pacfa saat pendudukan Jepang, wiliyah kepohsian Indonesia
menjadi Kepolisian Jawa dan Madura yang berpusat di Jakarta, Kepolisian Sumatera yang berpusat di Bukittinggi, Kepolisian wilayah
Indonesia Timur berpusat di Makassar dan Kepolisian Kalimantan yang berpusat di Banjarmasin. Masing-masing kantor polisi

dikepalai oleh pejabat kepolisian bangsa Indonesia, tapi selalu didampingi oleh pejabat Jepang yang disebut sidookaan yang dalam
praktik lebih berkuasa dari kepala polisi.
Namun beberapa saat setelah Jepang menyerah kepada Sekutu, pemerintah militer Jepang membubarkan Peta dan Gyu-Gun,
sedangkan polisi tetap bertugas, termasuk waktu Soekarno-Hatta
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus

1945. Secara resmi Kepolisian menjadi Kepolisian Indonesia yang
merdeka.
Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin,
Komandan Polisi di Surabaya, pada tanggal 21 Agustus 1945
memproklamasikan Pasukan Polisi Republik Indonesia sebagai
langkah awal yang dilakukan selain mengadakan pembersihan
dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah perang, juga membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh
rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda
depresi dan kekalahan perang yang panjang. Proklamasi Polisi
itu merupakan suatu tekad anggota Polisi untuk berjuang melawan tentara Jepang yang masih bersenjata lengkap, walaupun sudah menyerah. Proklamasi itu juga bertujuan untuk meyakinkan
raky,g.t bahwa Polisi adalah aparat negara yang setia kepada Republik Indonesia. Namun sebelum peristiwa itu pada tanggal19
Agustus 1945 dibentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal
29 September 1945 Presiden Soekarno melantik R.S . Soekanto

Tjokrodiatmodjo menja i Kepala Kepolisian Negara (KKN).
PaCla 1 Juli 1946 keluarlah Penetapan Pemerintah tahun 1946
- o. 11/S-:D yang menyatakan Djawatan Kepolisian Negara bertanggungja*ab langsung kepada Perdana Menteri. Kemudian pada masa
ka inet presidential pada tanggal 4 Februari 1948 dikeluarkan Tap
Pemerintah セッN@
1/1948 yang menetapkan bahwa Polri dipimpin
langsung oleh presiden/wakil presiden dalam kedudukan sebagai
perdana menteri/wakil perdana menteri.
Padu nasa revolusi fisik, Kapolri Jenderal Polisi R.S. Soekanto

PEJUANG POLRI : Anggota Polri yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan
Indonesia dalam pertempuran 10 November 1945

telah mulai menata organisasi kepolisian di seluruh wilayah RI. Pada
Pemerintahan Darurat RI (PDRI) yang diketuai Mr. Sjafrudin Prawiranegara erkedudukan di Sumatera Tengah, Jawatan Kepolisian
dipimpin KBP Umar Said (tanggal22 Desember 1948).
Kemudian hasil Konferensi Meja Bundar antara Indonesia dan
13e1anda dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS), maka R.S. Sukanto diangkatsebagai Kepala Jawatan Kepolisian Negara RIS dan R.
Sumanto diangkat sebagai Kepala Kepolisian Negara RI berkedudukan di Yogyakarta.
Dengan Keppres RIS No. 22 tahun 1950 dinyatakan bahwa

Jawatan epolisian RIS dalam kebijaksanaan politik polisional berada di bawah perdana menteri dengan perantaraan j aksa agung, sedangkan dalam hal administrasi pembinaan, dipertanggungjawabkan pada menteri dalam negeri. Namun sebelum dibentuk Negara
Kesatuan RI pada tanggal17 Agustus 1950, pada 7 Juni 1950 dengan Tap Presiden RIS No. 150, organisasi-organisasi kepolisian
negara-negara bagian disatukan dalam Jawatan Kepolisian Indonesia. Dalam peleburan tersebut disadari adanya kepolisian negara
yang dipimpin secara sentral, baik di bidang kebijaksanaan siasat
kepolisian maupun administratif, organisatoris. Ketika negara
kesatuan terbentuk pada 17 Agustus 1950 dan diberlakukannya
UUDS 1950 yang menganut sistem parlementer, Kepala Kepolisian
Negara tetap dijabat R.S. Soekanto yang bertanggung jawab kepada
perdana menteri/presiden.
Pada masa orde lama, Kapolri juga menjabat sebagai Menteri
Muda Kepolisian dan Menteri Muda Veteran. Hal itu diperkuat
dengan Keppres No. 154/1959 tanggal 13 Juli 1959. Pada tanggal
26 Agustus 1959 dengan Surat Edaran Menteri Pertama No. 1/MP/
Rll959, ditetapkan sebutan Kepala Kepolisian Negara diubah men-

i

I

Kepolisian di

th . l945-49 .

Sumatra

pada

masa

Interim/Revolusi

Kemerdekaan

jadi Menteri Muda Kepolisian yang memimpin Departemen Kepolisian (sebagai ganti dari"'Djawatan Kepolisian Negara). Kemudian
melalui Tap MPRS No. II dan Ill tahun 1960 dinyatakan bahwa ABRI
terdiri atas Angkatan Perang dan Polisi Negara. Berdasarkan Keppres No. 21/1960 sebutan Menteri Muda Kepolisian ditiadakan dan
selanjutnya disebut Menteri Kepolisian Negara bersama Angkatan
Perang lainnya dan dimasukkan dalam bidang keamanan nasional.
Tanggal 19 Juni 1961, DPR-GR mengesahkan UU Pokok kepolisian No. 13/1961. Dalam UU in i dinyatalcan bahwa kedudukan Polri
sebagai salah satu unsur ABRI yang sama sederajat dengan TNI AD,
AL, dan AU.

Pada masa orde baru, ke·Juarlah SK £.residen No. 132/1967 tanggal
24 Agustus 1967 ditetapkan- Pokok-Eokok Organisasi dan Prosedur
Bidang "Pertahanan.dan K:eamanan yang menyatakan ABRI merupakan bagian- axi organisasi Departemen Hankam meliputi AD, AL,

M. Jassln dl atas kudanya lkut dalam apel kemenangan dl alun·alun Madlun Oktober 1948

AU, dan AK yang masing-masing dipimpin oleh Panglima Angkatan
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan kewajibannya kepada Menhankam/ Pangab. Jenderal Soeharto sebagai Menhankam/
Pangab yang pertama.
Pada saat Suharto terpilih sebagai presiden pada tahun 1968, jabatan Menhankam berpindah kepada Jenderal M. Panggabean. Namun ternyata betapa ketatnya integrasi ini yang dampaknya sangat
menyulitkan perkembangan Polri yang secara universal memang
bukan angkatan perang. Akhirnya pada tahun 1969 dengan Keppres
No. 52/1969 sebutan Panglima Angkatan Kepolisian diganti kembali
sesuai UU No. 13/1961 menjadi Kepala Kepolisian Negara RI, namun
singkatannya tidak lagi KKN tetapi Kapolri. Pergantian sebutan ini
diresmikan pada tanggal 1 Juli 1969.
PENENTUAN HARI BHAYANGKARA, 1 JULI 1946
Meski keberadaan Polri jauh sebelum kemerdekaan, namun tonggak kelahiran Polri ditetapkan pada 1 Juli 1946. Hal itu didasari oleh
hasil sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
18 Agusutus 1945 yang menetapkan PP No.11 tahun 1946 tentang

berdirinya Badan Kepolisian Negara. Tanggal 25 Juni 1946 yang berlaku sejak 1 Juli 1946, Jabatan Polri tidak lagi di bawah Kementerian
Dalam Negeri. Berdasarkan hasi1 keputusan itu, Polri berada langsung
di bawah Perdana Menteri.
Berdasarkan penetapan tersebut, status Polri meningkat. Polri
mendapatkan kemandirian dalam menata organisasi dan membangun
kepolisan scara utuh, dan terpadu. Karena itulah, 1 Juli 1946 ditetapkan sebagai tonggak Hari Bhayangkara., hari lahir Polisi Republik
Indonesia.

lr.sp . Po11:;1 Hu:I.-nP.
ar.;::1n.

bor.lktU'.

··m:

ZッュN

ZMセャNィA

オ 。ョ@


セᄋN@

:..;. ;>-9 1-. !'ol1:.. 1 ::w:urt.o :.:um-

DENGAN MEMPERKUAT SOLIDITAS,
PROFESIONALISME DAN REVOLUSI MENTAL,
POLRI SlAP MENGAMANKAN KEBUAKAN PEMERINTAH

Alamat BAG PENSAT DIV HUMAS POLRI
Jalan Trunojoyo No.3 Jakarta Selatan 1211 0
Tl p. : (021) 721 806 5, 721 8066,
Faks. : (021) 723 1 766
E·mail