Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Dampak Psikososial Korban Banjir 1 Agustus 2012 T2 752011016 BAB V

BAB V
Penutup

5.1 Kesimpulan
Sebagai salah satu gejala alam, bencana tidak dapat dihindari oleh manusia.
Bencana alam bisa terjadi secara tiba-tiba dan sekaligus dapat menyebabkan
kerusakan serta kesusahan bagi manusia yang menjadi korban karenanya. Oleh karena
tidak ada bencana yang sama, maka dampak dari bencana itu pun akan berbeda bagi
setiap korbannya.
Pada umumnya, kebutuhan korban pasca bencana yang “terlihat” akan lebih
diutamakan oleh pemerintah atau pihak-pihak atau kelompok yang peduli bencana.
Kebutuhan secara fisik yang terlihat ini seperti bagaimana mereka memberikan
pertolongan atau bantuan kepada warga yang rumahnya hanyut terbawa derasnya
banjir, bantuan juga diberikan kepada korban yang sudah tidak memiliki pakaian
untuk dipakai, bantuan berupa makanan kepada korban dan berbagai kebutuhan yang
terlihat oleh mata. Hal ini memang menjadi perhatian utama karena setiap hal dari
kebutuhan itu dapat dijangkau dengan mudah. Warga yang menjadi korban pun bisa
menilai bahwa bantuan-bantuan yang mereka dapatkan itu sudah cukup menolong
dalam hidup mereka pasca bencana. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa justru setelah
beberapa bulan pasca bencana, maka kebutuhan lain sangat mereka butuhkan seperti
“pertolongan” dalam aspek psikologis dan sosial. Tidak jarang ditemukan bahwa

kebutuhan aspek psikologis dan sosial yang menjadi dampak dari sebuah bencana
menjadi bagian yang terlupakan. Untuk mengetahui apa yang dibutuhkan oleh korban

84

bencana dari aspek-aspek ini, maka terlebih dulu mengenal bagaimana dampak
bencana pada aspek psikologis dan sosial bagi masing-masing korban bencana.
Berdasarkan hasil penelitian, dampak psikologis yang dialami oleh warga di
Perkampungan Batu Merah dan Kawasan Wayori di Ambon pasca banjir yang terjadi
pada tanggal 1 Agustus 2012 adalah sebagai berikut :
1. Oleh karena banjir yang terjadi kali ini merupakan bencana yang terparah
beberapa tahun terakhir, maka bencana ini menyisakan syok, trauma,
parasaan takut, cemas, marah, rendah diri, dan perasaan tidak berdaya.
Keadaan serba kehilangan yang menimpa mereka mengakibatkan mereka
harus mengalami gejala-gejala psikologis seperti yang telah dijelaskan
sebelum-sebelumnya.
2. Dampak ini akan menimbulkan masalah sosial yang merugikan individu
dan sebaliknya. Jika emosi korban tidak bisa dikontrol, maka hubungan
kekerabatan yang telah dibangun di kedua lokasi ini akan semakin
memudar.

3. Warga di kawasan Wayori dari segi psikis lebih parah dibandingkan warga
di kawasan Batu Merah. Dengan berbagai kondisi sosial yang menimpa,
mereka kurang termotivasi untuk bekerja. Faktor lain yang mempengaruhi
juga ialah letak geografis. Lokasi pemukiman warga di kawasan Wayori
sangat jauh dari pusat kota Ambon dengan berbagai kesempatan untuk
bekerja. Berbeda dengan warga di perkampungan Batu Merah yang tinggal
di daerah kota Ambon yang termotivasi dengan semangat untuk bekerja
dengan banyak peluang di daerah kota Ambon.
Sedangkan dampak sosial yang dialami oleh warga yang menjadi korban dari
bencana ini ialah sebagai berikut :
85

1. Hubungan kekeluargaan

yang

terbangun di

kalangan warga


di

perkampungan Batu Merah secara kasat mata bisa disebut baik. Warga di
kawasan ini bergama Islam. Namun mereka berasal dari berbagai suku
yang memilih untuk tinggal di kota Ambon dengan alasan mencari hidup.
Mereka yang datang dari berbagai suku ini tinggal berkelompok di
perkampungan Batu Merah ini, seperti kelompok suku Buton, Bugis, Jawa
dan Ambon. Setelah melakukan diketahui bahwa apa yang selama ini
kelihatan baik-baik saja itu ternyata bukan keadaan yang sebenarnya.
Sudah ada kecemburuan sosial yang dirasakan oleh sesama warga di
daerah ini. Hal ini kemudian mengakibatkan tindakan kriminal yang sangat
merugikan.
2. Minimnya lahan pekerjaan. Warga hanya menanti bantuan dari pemerintah
untuk membangun rumah dan sarana yang telah rusak akibat banjir.
Ditambah lagi dengan larangan bekerja di sungai yang menyebabkan
warga kurang termotivasi untuk bekerja (bagi warga di kawasan Wayori).
3. Dari segi sosial atau hubungan kekerabatan, warga di kawasan Wayori
lebih baik dibandingka dengan warga di perkampungan Batu Merah.
Mereka berasal dari satu suku yang menganut nilai-nilai adat yang sama,
menyebabkan kehidupan sosial mereka lebih baik meskipun ada

kecemburuan yang timbul namun masih bisa diatasi. Berbeda dengan
warga di perkampungan Batu Merah yang berasal dari suku yang berbeda
dan memilih hidup berkelompok menurut suku masing-masing. Jika tidak
bisa mengatasi perbedaan yang ada, maka tindakan kriminal seperti yang
terjadi akan menjadi akibatnya.

86

5.2 Saran
1.

Masyarakat harus diberikan pemahaman tentang dampak psikososial.
akibat bencana sehingga perasaan kehilangan dapat diatasi dengan baik
dan tidak semakin diperparah dengan berbagai kondisi yang lain.

2.

Kesadaran sosial sebagai makhluk yang saling membutuhkan satu dengan
yang lain harus ditingkatkan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara
melestarikan nilai-nilai budaya yang dimiliki sebagai sarana untuk tetap

menjaga keharmonisan masyarakat.

3.

Keterbatasan di dalam penelitian ini adalah kurangnya pendekatan yang
dilakukan oleh peneliti terhadap pendampingan yang dilakukan oleh
lembaga keagamaan kepada korban yang mengalami bencana alam
tersebut. Pedampingan dari lembaga agama akan sangat menolong warga
untuk mengatasi perasaan kehilangan yang mereka rasakan. Oleh karena
itu penelitian selanjutnya akan difokuskan pada pendampingan lembaga
keagamaan (Islam dan Kristen) terhadap korban bencana alam.

4.

Perhatian pemerintah untuk memperbaiki sarana-sarana yang rusak akibat
bencana yang terjadi di kedua lokasi ini. Pemerintah juga diharapkan agar
bisa menyediakan sarana yang memadai bagi masyarakat dalam hal
pemahaman masyarakat tentang dampak psikososial akibat bencana alam.

5.


Gereja memiliki peran penting dalam menangani kehilangan yang dialami
oleh korban bencana. Yang perlu dilakukan dari pihak gereja adalah
pendampingan atau konseling kepada korban bencana agar mereka dapat
memahami dan mengelolah perasaan kehilangan pasca bencana dengan
baik.

87

6.

Selain menyediakan bantuan yang dibutuhkan oleh korban becana alam,
LSM juga diharapkan dapat mengadakan pelatihan mengenai cara
penanganan korban bencana secara psikis kepada tokoh masyarakat, tokoh
adat dan tokoh agama.

88

DAFTAR PUSTAKA


Baron Robert A. & Byrne Donn., Psikologi Sosial, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2004.
Becker Kevin ,Psy. D, Guy Sapirstein, Ph. D and Jeffrey Weir, MA LCMHC., Psychological
Support for Survivors of Disaster – A Practical Guide,IBM Corporation, The United
Stated, 2008.
Chaplin, J. P., Kamus Lengkap Psikologi, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2011.
CMHN, Modul Community Mental Health Nursing, WHO-FIK UI, Jakarta, 2006.
Gauthamadas,U. MD, PhD, Disaster Psychosocial Response – Handbook For Community
Counselor Trainers, (Academy for Disaster Management Education, Planning &
Training Martin Luther Bhavan, 95 Purasawalkam High Road),
Gerungan,W.A.,PsikologiSosial, PT. RefikaAditama, Bandung, 2004.
KharismawanKuriake., Panduan Program Psikososial Paska Bencana, Center For Trauma
Recovery Unika Soegijapranata, 2010.
Laluyan Tirza T., Sumampouw Nathanael, Reza Zulfan M., Pemulihan Trauma: Panduan
Praktis Pemulihan Trauma Akibat Bencana Alam, Lembaga Pengembangan Sarana
Pengukuran dan Pendidikan Psikologi LPSP3, Depok,2007.
Mirdasy Muhammad., BernafasDalam Lumpur, M. I Press, Yogyakarta,2007.
Mundakir,,“DampakPsikososialAkibatBencana Lumpur Lapindo Di Desa Pajarakan
Kecamatan Jabon Kabupaten Sodiarjo”, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Indonesia, Depok, 2009.
Nawawi H. Hadari.,Metode Penelitian Bidang Sosial, 1990.

Patty. F. MA, PengantarPsikologyUmum, UsahaNasional, Surabaya-Indonesia, 1982.
Patty Samuel A., Diktat Metode Penelitian Masyarakat, Fakultas Teologi Universitas Kristen
Satya Wacana, Salatiga, 2004.
Wiryasaputra,Totok S., Mengapa Berduka,Kanisius, Yogyakarta, 2003.

89

Wiryasaputra,Totok S., Post-Traumatic Disaster Psychological Services – PTDPS,
PondokTridharmaManunggal, 2005.
Banjir Ambon Meluas, Hampir 5 Ribu Warga Mengungsi
http://www.tempo.co/read/news/2012/08/03/179421234/Banjir-Ambon-MeluasHampir-5-Ribu-Warga-Mengungsi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Definisi dan Jenis Bencana, diunduh dari
http://www.bnpb.go.id/page/read/5/definisi-dan-jenis-bencana pada 16 Maret 2013.

Nano, Stres Pasca Trauma, http://stres-pasca-trauma.html

PNPBBencanaBanjirBandang di Ambon Tewaskan 10 Orang - SOROTnews.com Political
News.html http://www.sorotnews.com/berita/view/pnpb-bencana-banjirbandang.1873.html
Psychosocial Disorder, (The Free Dictionary)

http://medicaldictionary.thefreedictionary.com/Psychosocial+Disorders

Psychosocial, Ask, http://www.ask.com/wiki/Psychosocial?

Wikipedia (http://wikipedia.org/wiki/psychosocial).

90