PENGARUH PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN MUSTAHIQ BUNDA YATIM LAZ RUMAH AMAL ISTIQOMAH SIDOARJO.

(1)

PENGARUH PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN TERHADAP

PENINGKATAN PENDAPATAN

MUSTAHIQ

BUNDA YATIM

LAZ RUMAH AMAL ISTIQOMAH SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

ROBBY REZA ZULFIKRI NIM. C04212037

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI EKONOMI SYARIAH SURABAYA


(2)

(3)

ii ii ii


(4)

iii iii iii


(5)

iv iv iv


(6)

vi Skripsi yang be

Peningkatan Penda Istiqomah Sidoarj untuk mengetahui signifikan terhada Rumah Amal Istiqom pendampingan terha Rumah Amal Istiqom

Penelitian sampel dalam pene penelitian ini ada Sidoarjo. Teknik responden, wawa menganalisis hal t asumsi klasik, uji (parsial).

Hasil penguj yang diberikan ol Yatim yang berupa bandeng dan pembua peningkatan penda Sidoarjo. Hasil pe (13.533 3.35) da pelatihan (X1) 0.049 sehingga pelatihan maupun parsial ter LAZ Rumah Amal Saran yang Sidoarjo, yaitu aga pendampingan yan penyaluran zakat ya Kata Kunci: Pelati

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id vi

ABSTRAK

yang berjudul “Pengaruh Pelatihan dan Pendam endapatan Mustahiq Bunda Yatim LAZ doarjo” ini menggunakan penelitian kuantitatif

ui apakah pelatihan dan pendampingan berpe dap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda stiqomah Sidoarjo dan seberapa besar pengaruh erhadap peningkatan pendapatanmustahiq Bunda

iqomah Sidoarjo.

n ini menggunakan metode deskriptif kuant penelitian ini sebanyak 30 responden. Adapun r

dalah anggota Bunda Yatim LAZ Rumah A knik pengumpulan data dengan memberi kue

wancara dan dokumentasi. Dalam mem l tersebut, maka digunakan uji validitas dan uji regresi linier berganda serta uji f (simu ngujian menunjukkan bahwa pelatihan dan oleh LAZ Rumah Amal Istiqomah kepada rupa pelatihan wirausaha dengan membuat mbuatan kue kering berpengaruh secara sigini ndapatanmustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah A

pengujian tersebut diperoleh dari uji F yaitu dan uji T yang menunjukkan nilai signifikansi 0.049 dan pada variabel pendampingan (X2) 0.025

han (X1) dan pendampingan (X2) berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan (Y) mustahi

al Istiqomah Sidoarjo dengan besar R square 0,500 a ng dapat penulis berikan bagi LAZ Rumah A agar lebih fokus dan konsisten dalam hal upay yang diberikan kepada para mustahiq pada

t yang ada.

atihan; Pendampingan dan Peningkatan Pendapa

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id vi

mpingan terhadap Z Rumah Amal if yang bertujuan berpengaruh secara unda Yatim LAZ ruh pelatihan dan unda Yatim LAZ kuantitatif. Jumlah responden dalam h Amal Istiqomah kuesioner pada embuktikan dan dan reliabilitas, uji ultan) dan uji t dan pendampingan da anggota Bunda buat aneka olahan ginifikan terhadap h Amal Istiqomah itu Fhitung ≥ Ftabel kansi pada variabel 0.025 atau 0.05, h secara simultan

ahiq Bunda Yatim e 0,500 atau 50%. h Amal Istiqomah upaya pelatihan dan da setiap program

ndapatan.


(7)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

x

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM...i

PERNYATAAN KEASLIAN ...ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

PENGESAHAN ...iv

MOTTO ...v

ABSTRAK ...vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ...vii

KATA PENGANTAR ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL...xii

DAFTAR GAMBAR ...xiii

DAFTAR TRANSLITERASI ...xiv

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah ...11

C. Tujuan Penelitian ...12

D. Manfaat Penelitian ...12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...14

A. Landasan Teori...14

1. Zakat...14

2. Pelatihan...19

3. Pendampingan ...23

4. Pendapatan ...27

B. Penelitian Terdahulu ...31

C. Kerangka Konseptual ...32

D. Hipotesis...35


(8)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xi

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...37

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...38

C. Jenis dan Sumber Data ...38

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...39

1. Populasi ...39

2. Sampel ...39

E. Definisi Operasional...40

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ...43

G. Teknik Pengumpulan Data...47

H. Teknik Analisis Data...48

1. Uji Asumsi Klasik ...48

2. Analisis Regresi Linier Berganda...50

BAB IV HASIL PENELITIAN ...52

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...52

1. Lokasi Penelitian...52

2. Profil LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo ...52

3. Profil Program Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo ...56

a. Pelatihan...57

b. Pendampingan ...58

4. Karakteristik Responden ...59

B. Hasil Data...64

1. Uji Asumsi Klasik ...64

2. Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda ...67

3. Uji Hipotesis ...69

BAB V PEMBAHASAN ...74

A. Analisis Data Penelitian ...74

B. Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan terhadap Peningkatan PendapatanMustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo. ...83


(9)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xii

C. Besar Pengaruh Pelatihan dan Pendampinga terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah

Amal Istiqomah ...91

BAB VI PENUTUP ...98

A. Kesimpulan ...98

B. Saran ...99 DAFTAR PUSTAKA


(10)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ...31

3.1 Hasil Uji Validitas Variabel Pelatihan ...44

3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Pendampingan ...44

3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Pendapatan...44

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ...46

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha ...59

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...60

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...61

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ...62

4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Anggota...63

4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...64

4.7 Hasil Uji Multikolonieritas ...66

4.8 Hasil Uji Hasil Persamaan Regresi Linier Berganda ...68

4.9 Hasil Uji F (Simultan)...69

4.10 Hasil Uji T (Parsial) ...70


(11)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual...34

4.1 Struktur Organisasi ...53

4.2 Hasil Uji Normalitas P-Plot ...65


(12)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xv

DAFTAR TRANSLITERASI

Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahsa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Fonem konsonan Arab, yang dalam sistem tulisan Arab seluruhnya dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasinya ke tulisan Latin sebagian dilambangkan dengan lambang huruf, sebagian dengan tanda, dan sebagian lainnya dengan huruf dan tanda sekaligus sebagai berikut:

ARAB LATIN

Kons. Nama Kons. Nama

ا Alif ’ Apostrof

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Sa th| Te dan Ha

ج Jim J Je

ح Ha h} Ha (dengan titik di bawah)

خ Kha Kh Ka dan Ha

د Dal D De

ذ Zal Dh De dan Ha

ر Ra R Er

ز Zai Z Zet

س Sin S Es

ش Syin Sh Es dan Ha

ص Sad s} Es (dengan titik di bawah)

ض Dad d} De (dengan titik di bawah)

ط Ta t} Te (dengan titik di bawah)

ظ Za z} Zet (dengan titik di bawah)

ع Ain ‘ Koma terbalik (di atas)

غ Gain Gh Ge dan Ha

ف Fa F Ef

ق Qaf Q Ki

ك Kaf K Ka

ل Lam L El

م Mim M Em

ن Nun N En

و Wau W We

ـھ Ha H Ha

ء Hamzah ’ Apostrof


(13)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

xvi

2. Vokal

a. Vokal Tunggal (monoftong)

Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia

________ َ◌________ ________ ِ◌________ ________ ُ◌________ Fath}ah Kasrah D}ammah A I U

Catatan: Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrof hanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat

sukun. Contoh:iqtid}a>’(ء ﺎﺿ ﺗﻗا) b. Vokal Rangkap (diftong)

Tanda dan Huruf Arab Nama Indonesia Ket.

ﻲ ــــَـــــــ و ــــَــــــ

Fath}ahdanya’ Fath}ah dan wawu

A y A w

a dan y a dan w Contoh :Bayna (نﯾﺑ)

Mawd}u>’ (ع و ﺿ و ﻣ)

c. Vokal Panjang (mad) Tanda dan

Huruf Arab

Nama Indonesia Ket.

ﺎـــَــــ ﻲ ــِـــــ و ـــُـــــ

Fath}ah dan alif Kasrah dan ya’ D}ammah dan wawu

a> i> u>

a dan garis di atas i dan garis di atas u dan garis di atas Contoh :al-jama>’ah (ﺔﻋ ﺎﻣ ﺟ ﻟا)

takhyi@r (رﯾﯾﺧﺗ) yadu>ru (رودﯾ)

3. Ta>’ Marbu>t}ah

Transliterasi untukta>’ marbut}ahada dua:

a. Jika hidup (menjadimud}a>f) transliterasinya adalaht.

b. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalahh.

Contoh :shari>’at al-Isla>m (مﻼ ﺳ ﻻ اﺔﻌﯾرﺷ) Shari>’ah isla>mi>yah (ﺔﯾﻣﻼﺳا ﺔﻌﯾرﺷ)

4. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata,phrase(ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.


(14)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan bahaya besar bagi umat manusia dan tidak sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran, seperti sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada kekufuran.1 Ajaran Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk memilih dua hal penting dalam sebuah pedoman hidup, yaitu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia serta kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di akhirat. Firman Allah di beberapa ayat dalam al-Quran mengingatkan agar harta kekayaan tidak hanya terbatas sirkulasinya pada sekelompok orang kaya saja.

Orang-orang bertakwa adalah mereka yang menyadari bahwa dalam harta kekayaan yang mereka miliki terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Perhatian penuh seharusnya diberikan kepada lapisan masyarakat yang belum mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu cara menanggulangi kemiskinan adalah dukungan orang yang mampu untuk mengeluarkan harta kekayaan mereka berupa dana zakat kepada mereka yang kekurangan. Zakat merupakan salah satu dari lima nilai

1 Abdurrachman Qadir, Zakat: Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 24.


(15)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

instrumental yang strategis dan sangat berpengaruh pada tingkah laku ekonomi manusia dan masyarakat serta pembangunan ekonomi umumnya.2

Kesadaran untuk menunaikan kewajiban zakat bagi setiap muslim merupakan kata kunci bagi terciptanya umat yang sejahtera. Hal ini karena kewajiban membayar zakat merupakan poros utama dalam sistem keuangan Islam (fiskal), dan sejalan dengan prinsip distribusi dalam Islam agar harta tersebar pada seluruh rakyat. Zakat juga memiliki dimensi sosial, moral, dan ekonomi, serta merupakan jaminan sosial pertama dari semua peradaban yang ada.3

Untuk memaksimalkan potensi zakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pengelolaan zakat sekarang ini dilakukan dengan dua cara yaitu pengelolaan zakat secara konsumtif dan produktif. Pengelolaan zakat secara konsumtif yaitu pengumpulan dan pendistribusian yang dilakukan dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar ekonomi para mustahiq berupa pemberian bahan makanan dan lain-lain serta bersifat pemberian untuk dikonsumsi secara langsung, sedangkan pengelolaan zakat secara produktif yaitu pengelolaan zakat dengan tujuan pemberdayaan dan biasa dilakukan dengan cara bantuan modal pengusaha lemah, pembinaan, pendidikan gratis dan lain-lain.4

2 Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam (Jakarta: CV Rajawali, 1987), 71.

3 Ruslan Abdul Ghofur Noor, Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), 90.

4Andri Soemitra, Bank& Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2009), 430.


(16)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Abdurrachman Qadir dalam bukunya yang berjudul Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial) bahwasannya tujuan zakat tidak sekedar menyantuni orang miskin secara konsumtif, tetapi mempunyai tujuan yang lebih permanen yaitu mengentaskan kemiskinan.5 Dimana orang tersebut sudah berkecukupan dan memiliki kelebihan harta serta memenuhi syarat dikenai kewajiban zakat. Karena zakat merupakan instrumen dalam mensucikan harta dengan membayarkan hak orang lain. Selain itu, zakat merupakan mediator dalam mensucikan diri dan hati dari sifat bakhil dan cinta harta serta merupakan instrumen sosial yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin.6

Zakat memiliki peranan yang sangat strategis dalam upaya pengentasan kemiskinan atau pembangunan ekonomi. Berbeda dengan sumber keuangan untuk pembangunan yang lain, zakat tidak memiliki dampak balik apapun kecuali ridha dan mengharap pahala dari Allah semata. Namun demikian, bukan berarti mekanisme zakat tidak ada sistem kontrolnya. Nilai strategis zakat dapat dilihat melalui: Pertama, zakat merupakan panggilan agama, yaitu cerminan dari keimanan seseorang. Kedua, sumber keuangan zakat tidak akan pernah berhenti. Artinya orang yang membayar zakat, tidak akan pernah habis dan yang telah membayar setiap tahun atau periode waktu yang lain akan terus membayar. Ketiga,

5 Abdurrachman Qadir, Zakat..., 83.

6Said Sa’ad Marton, Ekonomi Islami di Tengah Krisis Ekonomi Global (Jakarta: Zikrul Hakim, 2004), 105.


(17)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

zakat secara empiris dapat menghapus kesenjangan sosial dan sebaliknya dapat menciptakan redistribusi aset dan pemerataan pembangunan.7

Adanya zakat yang merupakan kewajiban setiap muslim sangat membantu dan bisa membangun perekonomian masyarakat. Karena zakat sebagai salah satu stimulus atau sumber dana sosial ekonomi bagi umat Islam yang secara perekonomian kurang dari cukup. Artinya keberadaan lembaga-lembaga pendayagunaan zakat dalam hal ini yang dikelola Badan Amil Zakat (BAZ) milik pemerintah maupun Lembaga Amil Zakat (LAZ) sangat penting, karena bertindak sebagai organisasi pengelola zakat dan penghimpun dana zakat dari masyarakat.

Mengikuti era globalisasi ini menuntut kita sebagai lembaga pengelola zakat untuk membuat suatu pola distibusi yang baik dan tepat sasaran, dimana dana zakat harus dialokasikan dalam sebuah penyaluran yang terukur dan bisa menghasilkan sehingga dana zakat menjadi produktif. Pengertian harta zakat produktif artinya harta zakat yang dikumpulkan dari muzakki tidak habis dibagikan sesaat begitu saja untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat konsumtif, melainkan harta zakat itu sebagian ada yang diserahkan untuk hal yang bersifat produktif. Dalam arti, harta zakat itu didayagunakan (dikelola) dan dikembangkan sedemikian rupa sehingga bisa mendatangkan manfaat yang akan digunakan dalam memenuhi kebutuhan orang yang tidak mampu (terutama fakir miskin) tersebut dalam jangka panjang. Dengan

7 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Ma@l Wa Tamwil (BMT) (Yogyakarta: UII Press, 2005), 189-190.


(18)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

harapan, secara bertahap ia akan beralih dari kelompok mustahiq zakat menjadi muzakki.8

Zakat yang diberikan kepada mustahiq akan berperan sebagai pendukung peningkatan ekonomi mereka apabila dikonsumsikan pada kegiatan produktif. Pendayagunaan zakat produktif sesungguhnya mempunyai konsep perencanaan dan pelaksanaan yang cermat seperti mengkaji penyebab kemiskinan, ketidakadaan modal kerja, dan kekurangan lapangan kerja. Dengan adanya masalah tersebut, maka perlu adanya perencanaan yang dapat mengembangkan zakat bersifat produktif.

Di Indonesia organisasi pengelolaan dan peghimpunan zakat dibagi menjadi dua, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) sebagai organisasi yang dibentuk oleh pemerintah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia dan Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu organisasi pengelolaan dan penghimpunan zakat yang dibentuk sepenuhmya atas pemikiran dan rumusan masyarakat dan berbadan hukum sendiri serta dikukuhkan oleh pemerintah.

Pengembangan zakat agar bersifat produktif, salah satunya yaitu dengan cara menjadikan dana zakat sebagai perencanaan program pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha untuk para mustahiq. Adanya perencanaan pelatihan dan pendampingan usaha untuk para mustahiq bertujuan agar para mustahiq dapat membuat/mengembangkan usahanya, sehingga mereka akan mendapatkan penghasilan tetap dan dapat menjalankan

8 Mu’inan Rafi’, Potensi Zakat Secara Produktif: Dari Konsumtif-Kariatif ke Produktif-Pendayagunaan (Yogyakarta: Citra pustaka, 2011), 132.


(19)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

atau membiayai kehidupannya secara konsisten, serta dapat menyisihkan sebagian penghasilannya untuk menabung.

Dana zakat untuk kegiatan produktif akan lebih optimal apabila dilaksanakan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) karena LAZ sebagai organisasi yang terpercaya untuk pengalokasian, pendayagunaan, dan pendistribusian dana zakat. LAZ tidak hanya memberikan dana zakat begitu saja kepada para mustahiq, melainkan mereka akan memberikan pengarahan, pelatihan serta pendampingan kepada para mustahiq agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal kerja, sehingga penerima zakat (mustahiq) dapat memperoleh pendapatan yang layak dan mandiri.

Menurut Soeratno, bahwa ukuran pendapatan yang digunakan untuk tingkat kesejahteraan keluarga adalah pendapatan rumah tangga yang diperoleh dari bekerja. Tiap anggota keluarga berusia kerja dirumah tangga akan terdorong bekerja untuk kesejahteraan keluarganya. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa anggota keluarga seperti istri dan anak-anak adalah penyumbang dalam berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun mencari nafkah.9

Paul dan William mengatakan, bahwa pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah


(20)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

tangga atau sumber lain.10 Kondisi ekonomi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.11

Sedangkan menurut Muhlisin Muzarie, peningkatan pendapatan berawal dari tahapan-tahapan kesejahteraan yang ditentukan dengan teori need milik Abraham Maslow yang menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial meliputi beberapa aspek yang diperoleh secara bertahap dimana tahap pertama adalah terpenuhinya kebutuhan fisik (physioligical needs) atau kebutuhan pokok (basic needs) seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, kedua adalah kebutuhan akan rasa aman (safety needs), diikuti oleh kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan pengakuan (esteem needs) dan tahap terahir adalah terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) dimana Maslow memandang bahwa tingkat kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan ditempuh secara bertahap dan berurutan.12

Lembaga Amil Zakat menggunakan pola penyaluran serta pendistribusian yang sudah terencana dengan baik dari beberapa pertimbangan yang sebelumnya telah dirumuskan, yaitu terbagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama LAZ memberikan dana yang sudah dihimpun dari para donatur untuk

10 Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Mikro Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 1995), 255. 11 Ibid., 258.

12 Mukhlisin Muzarie, Hukum Perwakafan dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan Masyarakat (Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010), 309.


(21)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

dialokasikan kepada beberapa mustahiq dalam bentuk pelatihan keterampilan atau pelatihan usaha produktif.

Menurut Mathis, pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang. 13

Tahap kedua, LAZ melakukan pendampingan kepada para mustahiq yang sudah diberikan pelatihan atau keterampilan usaha produktif dengan memberikan masukan ataupun arahan sehingga perencanaan pemberdayaan yang dirumuskan oleh LAZ dapat berjalan dengan baik yang berimplikasi terhadap pendapatan mustahiq, dari yang semula tidak memiliki pendapatan yang pasti dan selalu kekurangan, tetapi setelah adanya pemberdayaan yang dilakukan LAZ tentunya bisa merubah pendapatan ekonomi mustahiq. Tahap ketiga, LAZ membantu para mustahiq dalam hal pemasaran produk yang dihasilkan dan berkaitan dengan langkah sebelumnya, sehingga mustahiq diberikan kemudahan agar lebih fokus pada usaha yang dijalankan. Adanya

13 Mathis R.L dan Jackson J.H, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Salemba Empat, 2002), 65.


(22)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

tahap ketiga yakni pemasaran produk hasil olahan merupakan suatu wujud pendampingan yang dilakukan Lembaga Amil Zakat terhadap mustahiq.14

Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antar keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan. Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan.15

LAZ dalam melakukan kegiatan pengumpulan, pengalokasian, dan pendistribusian zakat, infaq, sodaqah harus sesuai dengan ketentuan. Sehingga\ dalam rukunnya terdapat ketentuan bahwa zakat, infaq, dan shodaqah tidak dapat diberikan kepada mereka yang mampu atau kurang membutuhkan. Oleh karena itu al-Qur’an memberi rambu-rambu agar zakat, infaq, dan shodaqoh yang dihimpun dapat disalurkan pada fakir miskin (orang yang benar-benar membutuhkan).16

Salah satu LAZ yang ada di Indonesia adalah LAZ Rumah Amal Istiqomah yang terletak di Jalan Buncitan no. 1 Buncitan Sedati Sidoarjo. Organisasi zakat dituntut mampu untuk melaksanakan fungsi LAZ di Indonesia, diantaranya menjadi penghimpun dana Zakat, Infaq, Shodaqoh maupun Wakaf dari masyarakat yang kemudian di distribusikan dan

14

M. Abdul Ghani, Manajer Dept Penyaluran LAZ Rumah Amal Istiqomah, Wawancara, LAZ Rumah Amal Istiqomah, 22 Mei 2016.

15 BPKB Jawa Timur, Modul Pendampingan, (Surabaya: 2001)

16 Ahmad Rofiq, Fiqh Kontekstual dari Normatif ke Pemurnian Sosial (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 267.


(23)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, baik berupa modal usaha, memberikan pelatihan softskill, maupun pendampingan usaha yang bertujuan untuk mengubah seorang mustahiq menjadi seorang muzakki.

LAZ Rumah Amal Istiqomah memiliki yayasan panti asuhan yang menampung serta menyantuni anak yatim maupun piatu dari pendidikan dasar hingga memiliki keterampilan usaha mandiri. Selain itu, ada beberapa program yang dimiliki LAZ Rumah Amal Istiqomah dalam hal pendayagunaan zakat produktif diantaranya KOMBES (Komunitas Becak Sedati) dan BUNDA YATIM atau ENFAQI (Entrepreneur Fakir Miskin).

Penulis memilih program BUNDA YATIM atau ENFAQI (Entrepreneur Fakir Miskin) karena dari beberapa program yang ada di LAZ Rumah Amal Istiqomah yang berada di bawah yayasan Dompet Amanah Ummah, BUNDA YATIM adalah program yang sudah berjalan dan sudah memiliki banyak anggota serta sudah memiliki usaha dan pendapatan sendiri. BUNDA YATIM yang merupakan salah satu program dari LAZ Rumah Amal Istiqomah yang terdiri dari SENJA (Senyum Janda dan Manula) dan termasuk dalam ENFAQI (Entrepreneur Fakir Miskin) yakni berupa pelatihan kepada para janda fakir miskin dan ibu-ibu yang berada di sekitar Sedati untuk diberi pelatihan kewirausahaan, bimbingan, mengarahkan sesuai bakat dan keinginan dalam pembuatan Abon Duri Bandeng dan aneka olahan Bandeng lainnya. Selain itu juga ada program pendampingan yang dilakukan LAZ Rumah Amal Istiqomah dalam mengatur manajemen usaha, baik dari pengelolaan keuangan, bahan baku maupun pengemasan. Dikarenakan


(24)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

kawasan Sedati merupakan kawasan sentralisasi wisata pemancingan yang digagas pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Sehingga jenis usaha yang demikan sangat mendukung keberadaan wisata pemancingan yang ada di Sedati. Oleh karena itu, pemberian pelatihan pendampingan dan pemasaran produk yang dihasilkan bagi masyarakat miskin sangatlah penting agar program ini berjalan dengan baik.

Dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan terhadap Peningkatan Pendapatan

Mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka untuk memberikan arah yang jelas dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah-masalah berikut:

1. Apakah pelatihan dan pendampingan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo?

2. Seberapa besar pengaruh pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo?


(25)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan yang ingin dicapai oleh penulis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian yang akan penulis lakukan ini, diharapkan memiliki manfaat dan berguna untuk hal-hal sebagai berikut:

1. Secara Teoretis

Dari segi teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan seputar permasalahan yang diteliti, baik bagi peneliti maupun untuk pihak lain, sebagai bahan referensi untuk meneliti dan mengkaji secara mendalam tentang pengaruh pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah.


(26)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2. Secara Praktis a) Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan atau landasan serta tambahan pemahaman dan kelimuan tentang program pendayagunaan zakat produktif yang berupa pelatihan dan pendampingan kepada para mustahiq Bunda Yatim.

b) Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini.


(27)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini menggunakan teori tentang keterkaitan antara peningkatan pendapatan yang dipengaruhi oleh kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diberikan LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo kepada

mustahiqBunda Yatim.

A. Landasan Teori

1. Zakat

a) Pengertian zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh dan terpuji, yang semua arti ini digunakan di dalama menerjemahkan al-Quran dan Hadits.1

Menurut istilah, zakat adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula.2

Sedangkan dalam istilah ekonomi, zakat merupakan tindakan pemindahan kekayaan dari golongan kaya kepada golongan tidak

1

Muhammad Ridwan dan Mas’ud,Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat

(Yogyakarta: UII Press, 2005), 33-34.

2


(28)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

punya. Transfer kekayaan berarti transfer sumber-sumber ekonomi. Tindakan ini tentu saja akan mengakibatkan perubahan tertentu yang bersifat ekonomi seumpamanya saja, seorang yang menerima zakat bisa mempergunakannya untuk berkonsumsi atau berproduksi. Dengan demikian, zakat walaupun pada dasarnya merupakan ibadah kepada Allah, bisa mempunyai arti ekonomi.3

b) Tujuan zakat

Tujuan zakat adalah untuk mencapai keadilan sosial ekonomi. Para cendekiawan muslim banyak yang menerangkan tentang tujuan-tujuan zakat, baik secara umum yang menyangkut tatanan ekonomi, sosial, dan kenegaraan maupun secara khusus yang ditinjau dari tujuan-tujuan nash secara eksplisit.

1) Menyucikan harta dan jiwa muzakki. 2) Mengangkat derajat fakir miskin.

3) Membantu memecahkan masalah para gharimin, ibnu sabil, dan

mustahiqlainnya.

4) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat islam dan manusia pada umumnya.

5) Menghilangkan sifat kikir bagi pemilik harta.

3


(29)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

6) Menghilangkan sifat dengki dan iri (kecemburuan social) dari hati orang-orang miskin.

7) Menjembatani jurang antara si kaya dengan si miskin di dalam masyarakat agar tidak ada kesenjangan diantara keduanya.

8) Mengembangkan rasa tanggung jawab social pada diri seseorang, terutama yang memiliki harta.

9) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyrahkan hak orang lain padanya.

10) Zakat merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah. 11) Berakhlak dengan akhlak Allah.

12) Mengobati hati dari cinta dunia. 13) Mengembangkan kekayaan bathin.

14) Mengembangkan dan memberkahkan harta.

15) Membebaskan si penerima (mustahiq) dari kebutuhan, sehingga dapat merasa hidup tenteram dan dapat meningkat kan kekhusyukan ibadah kepada Allah SWT.

16) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial. 17) Tujuan yang meliputi bidang moral, sosial, dan ekonomi. Dalam

bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan hati si kaya. Sedangkan dalam bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan kemiskinan dari masyarakat. Dan di bidang


(30)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 17

ekonomi, zakat mencegah penumpukan kekayaan di tangan sebagian kecil manusia dan merupakan sumbangan wajib bagi kaum muslimin untuk perbendaharaan negara.4

c) Golongan yang berhak menerima zakat

Golongan yang berhak menerima zakat sebagaimana yang tercantum dalam al-Quran surat at-Taubat ayat 60 adalah:

                                          

“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. At-Taubah: 60)5

1) Fakir, yaitu orang tidak berharta dan tidak pula mempunyai pekerjaan atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupnya (nafkah), sedang orang yang menanggung hidupnya tidak ada.

2) Miskin, yaitu orang-orang yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya, meskipun ia mempunyai pekerjaan atau usaha tetap, tetapi hasilnya belum mencukupi kebutuhannya dan orang yang menannggungnya tidak ada.

4

Muhammad Ridwan dan Mas’ud,Zakat dan Kemiskinan...,43.

5

Departemen Agama RI,al-Quran dan Terjemahan(Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994), 326.


(31)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

3) Amil, yaitu panitia atau organisasi yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, baik mengumpulkan, membagikan maupun mengelolanya.

4) Muallaf, yaitu orang yang masih lemah imannya karena baru memeluk agama islam atau orang yang ada keinginan masuk islam tetapi masih ragu-ragu. Dengan diberi zakat akan memantabkan hatinya dalam memeluk islam.

5) Riqab, yaitu hamba sahaya yang perlu diberikan bagian zakat agar mereka dapat melepaskan diri dari belenggu perbudakan.

6) Gharim, yaitu orang yang punya hutang karena suatu kepentingan yang bukan untuk perbuatan maksiat dan ia tidak mampu atau melunasinya. Serta orang yang berhutang untuk kemaslahatan umum seperti orang yang berhutang untuk menyantuni anak yatim.

7) Sabilillah, yaitu orang yang kehabisan bekal dalam perjalanan dengan maksud baik atau musafir yang memerlukan bantuan.6

d) Zakat untuk usaha produktif

Zakat untuk usaha produktif adalah zakat yang diberikan kepada

mustahiq sebagai modal untuk menjalankan suatu kegiatan ekonomi,

6

Hafidoh, “Pengaruh Pemanfaatan Dana Zakat Produktif terhadap Tingkat Penghasilan Mustahik di PosKeadilan Peduli Ummat (PKPU) Yogyakarta” (Skripsi--, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,2015) 13.


(32)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

sehingga dapat menumbuh kembangkan tingkat ekonomi dan potensi produktifitasmustahiq.7

2. Pelatihan

a. Pengertian Pelatihan

Menurut Soekidjo Notoatmodjo pelatihan adalah bagian dari suatu proses pendidikan. Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan atau memperoleh keterampilan khusus bagi seseorang atau sekelompok orang, misalnya latihan memasak, latihan beternak, latihan menjahit dan sebagainya.8

Pelatihan (training) adalah proses sistematik pengubahan perilaku para karyawan dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasi.9 Menurut Raymond Noe dan Bernardin yang dikutip oleh Sudarmanto. Pelatihan merupakan usaha yang direncanakan oleh perusahaan untuk memfasilitasi pembelajaran kompetensi karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan. Sedangkan menurut Bernardin mendefinisikan pelatihan (training) merupkan segala kegiatan untuk meningkatkan kinerja individu/pegawai sesuai dengan pekerjaan atau jabatan yang dipengangnya atau berhubungan dengan tugas saat ini.10

7

Abduracchman Qadir, Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial)(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001), 165.

8

Soekidjo Notoatmodjo,Pengembangan Sumber Daya Manusia(Jakarta: Rineka Cipta, 2009), 17.

9

Henry Simamora,Manajemen Sumber Daya Manusia(Yogyakarta: BPFE, 1997), 342.

10

Sudarmanto, Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 226.


(33)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

Pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.11

Mustofa Kamil mengartikan pelatihan sebagai proses pemberdayaan dan pembelajaran, artinya individu (anggota masyarakat) harus mempelajari sesuatu (materi) guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan tingkah laku dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari dalam menopang ekonominya (pendapatan).12

11

Mathis R.L dan Jackson J.H,Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Salemba Empat, 2002), 65.

12

Mustofa Kamil,Model pendidikan dan pelatihan (Konsep dan A plikasi)(Bandung: Alfabeta, 2010), 151.


(34)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

b. Indikator Pelatihan

Indikator keberhasilan suatu pelatihan dan pengembangan menurut Edy Sutrisno adalah sebagai berikut:13

1) Meningkatnya produktivitas

Pelatihan dapat meningkatkan performance kerja pada posisi jabatan yang sekarang. Kalau level of performance-nya naik, maka berakibat pada peningkatan produktivitas atau bisa diartikan sebuah pelatihan akan meningkatkan produktivitas yang dihasilkan peserta atas kegiatan usaha yang dilakukannya.

2) Meningkatnya mutu kerja

Pelatihan yang baik dan tepat bisa meningkatkan kualitas maupun kuantitas mutu kerja. Tenaga kerja yang berpengetahuan jelas akan lebih baik dan akan lebih sedikit berbuat kesalahan dalam organisasi atau bisa diartikan pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan serta mutu kerja sehingga bisa meminimalisir kesalahan dalam proses kegiatan usaha.

3) Meningkatnya ketepatan dalam perencanaan SDM

Pelatihan yang baik bisa mempersiapkan tenaga kerja untuk keperluan di masa yang akan datang. Apabila ada lowongan-lowongan, maka akan mudah diisi oleh tenaga-tenaga dari dalam

13

Edy Sutrisno,Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2009), 69.


(35)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

perusahaan atau dapat diartikan sebuah pelatihan akan meningkatkan skill peserta dalam hal ketepatan dan perencanaan manajerial yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan usaha sehari-hari. 4) Meningkatnya moral kerja

Apabila perusahaan menyelenggarakan program pelatihan yang tepat, maka iklim dan suasana organisasi pada umumnya akan menjadi lebih baik, maka moral kerja juga akan meningkat atau bisa diartikan setelah mengikuti pelatihan peserta lebih bisa bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sehari-hari sehingga bisa meningkatkan jumlah produksi.

5) Menjaga kesehatan dan keselamatan

Suatu pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan-kecelakaan akibat kerja. Selain itu lingkungan kerja akan menjadi lebih aman dan tentram atau bisa diartikan bahwa setelah mengikuti pelatihan peserta lebih bisa memperhatikan kesehatan dan keselamatan dalam lingkungan kerja atau dalam kegiatan usaha yang dilakukan sehari-hari.

6) Menunjang pertumbuhan pribadi

Dimaksudkan bahwa program pelatihan yang tepat sebenarnya memberikan keuntungan pada kedua belah pihak dan tenaga kerja itu sendiri atau bisa diartikan pelatihan diberikan bertujuan agar


(36)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

peserta mengalami peningkatan pada potensi diri atau kemampuan diri dari sebelumnya.

Adapun yang dimaksud pelatihan dalam skripsi ini adalah pelatihan yang diberikan oleh pihak LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo kepada penerima program Bunda Yatim melalui pelatih yang berkompeten dalam bidangnya dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama, yang bertujuan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuannya.

3. Pendampingan

a. Pengertian Pendampingan

Pendampingan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok yang lebih berkonotasi pada menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, samping menyamping, dan karenanya kedudukan antara keduanya (pendamping dan yang didampingi) sederajat, sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan. Hal ini membawa implikasi bahwa peran pendamping hanya sebatas pada memberikan alternatif, saran, dan bantuan konsultatif dan tidak pada pengambilan keputusan.14

Pendampingan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang bersifat konsultatif yaitu menciptakan suat u kondisi sehingga

14


(37)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 24

pendamping maupun yang didampingi bisa berkonsultasi memecahkan masalah bersama-sama, interaktif yaitu antara pendamping dengan yang didampingi dapat dipahami bersama (persamaan pemahaman), motivatif yaitu pendamping harus dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan dapat memberikan semangat atau motivasi, dan negosiatif yaitu pendamping dan yang didampingi mudah melakukan penyesuaian.15

Di dalam firman Allah dijelaskan tentang pendampingan yang harus diberikan kepada saudara sesama muslim yang terdapat pada surah at-Taubah ayat 71:

                                                   

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.16

b. Indikator Pendampingan

Pendampingan merupakan suatu strategi dalam menetukan keberhasilan sebuah usaha dalam pmberdayaan masyarakat. Kelompok perlu didampingi karena mereka merasa tidak mampu mengatsi

15

Mustofa Kamil,Model pendidikan dan pelatihan ,169.

16


(38)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

permasalahan secara sendirian dan pendamping diharapkan bisa memberikan solusi atas beberapa permasalahan tersebut.edi Suharto menjelaskan bahwa indikator pendampingan yakni berupa pemungkinan (enabling) fasilitator, penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan pendukungan (supporting).17

1) Pemungkinan (enabling)

Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat. Dengan kata lain Lembaga memberikan pendampingan secara rutin kepada masyarakat mengenai usaha yang dijalankan.

2) Penguatan (empowering)

Merupakan fungsi yang berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas masyarakat. Pendamping diharapkan memberikan sebuah penguatan yang berupa pengawasan kepada usaha yang diajalankan masyarakat.

3) Perlindungan (protecting)

Merupakan fungsi yang berkaitan dengan interaksi antara pendamping dengan lembaga-lembaga eksternal atas nama dan demi kepentingan masyarakat dampingannya. Pendamping diharapkan juga memberikan arahan serta solusi atau sebagai konsultan bagi

17

Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial)(Bandung: Refika Aditama, 2014), 95.


(39)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

masyarakat, yakni orang yang bisa diajak bicara dan memberikan solusi dalam pemecahan masalah.

4) Pendukungan (supporting)

Fungsi pendukungan mengacu pada aplikasi keterampilan yang bersifat praktis yang dapat mendukung terjadinya perubahan positif pada masyarakat. Pendamping tidak hanya dituntut menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan juga melaksanakan tugas dalam berbagai keterampilan dasar, mengelola keuangan kelompok, menjalin relasi bernegosiasi dan membantu pemasaran produk yang dihasilkan.

Dalam rangka pendampingan ini, hubungan yang dibangun oleh pendamping adalah hubungan konsultatif dan partisipatif. Dengan adanya hubungan itu, maka peran yang dapat dimainkan oleh pendamping dalam melaksanakan fungsi pendampingan adalah:

1) Peran Motivator

Upaya yang dilakukan pendamping adalah menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah agar dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan permasalahan.


(40)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

2) Peran Fasilitator

Pendamping mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan iklim kelompok yang harmonis, serta memfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

3) Peran Katalisator

Pendamping dalam hal ini dapat melakukan aktivitas sebagai penghubung antara kelompok pendampingan dengan lembaga di luar kelompok maupun lembaga teknis lainnya, baik lembaga teknis pelayanan permodalan maupun pelayanan keterampilan berusaha dalam rangka pengembangan jaringan. Dalam menjalankan suatu usaha tidak cukup dengan modal, akan tetapi dibutuhkan pendukung lainnya seperti halnya pelatihan usaha, dan pendampingan usaha. Dalam menjalankan suatu usaha perlu adanya pendampingan agar usaha yang dikelola mustahiq dapat berjalan dengan baik dan dapat berkembang dengan baik. Dengan perkembangan usaha yang baik akan berdampak pada peningkatan pendapatan yang diperoleh

mustahiq.

4. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah kenaikan kotor dalam aset atau penurunan dalam


(41)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

dari investasi yang halal, perdagangan, memberikan jasa, atau aktivitas lain yang bertujuan meraih keuntungan.18

Pendapatan dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai hasil yang berupa uang atau hal materi lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa manusia bebas. Sedangkan pendapatan rumah tangga adalah total pendapatan dari setiap anggota rumah tangga dalam bentuk uang atau natural yang diperoleh baik sebagai gaji atau upah usaha rumah tangga atau sumber lain.19Kondisi seseorang dapat diukur dengan menggunakan konsep pendapatan yang menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu.20

Dalam hal ini pendapatan juga bisa diartikan sebagai pendapatan bersih seseorang baik berupa uang. Secara umum pendapatan dapat digolongkan menjadi 3 yaitu:

1) Gaji dan upah

Suatu imbalan yang diperoleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan untuk orang lain, perusahaan swasta atau pemerintah. “Apabila salah seorang di antara kalian mengontrak (tenaga) seorang aji@r, hendaknya dia memberitahukan tentang

18

Moh. Syafi’i Antonio,op. cit.hal 204.

19

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus,Mikro Ekonomi(Jakarta: Erlangga, 1995), 255.

20


(42)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

29

upahnya”. (HR. Ad-Daraquthni). Imam Ahmad juga meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Sa’id “Nabi SAW melarang mengontrakaji@r

sehingga upahnya jelas bagi aji@r tersebut. Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah sekali-kali dia mempekerjakan seorang buruh hingga dia memberitahukan kepadanya akan upahnya.21

2) Pendapatan dari kekayaan

Pendapatan dari usaha sendiri merupakan nilai total produksi dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan baik dalam bentuk uang atau lainnya, tenaga kerja keluarga dan nilai sewa kapital untuk sendiri tidak diperhitungkan.

3) Pendapatan dari sumber lain

Dalam hal ini pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja antara lain penerimaan dari pemerintah, asuransi pengangguran, menyewa aset, serta sumbangan dalam bentuk lain. Tingkat pendapatan (income level) adalah tingkat hidup yang dapat dinikmati oleh seorang individu atau keluarga yang didasarkan atas penghasilan mereka atau sumber-sumber pendapatan lain.22

Menurut Soeratno (1996), ukuran pendapatan yang digunakan untuk tingkat kesejahteraan keluarga adalah pendapatan rumah tangga yang

21

M. Ismail. Y, M. Karebet. W, Op. Cit hal 193.

22


(43)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

30

diperoleh dari bekerja. Tiap anggota keluarga berusia kerja dirumah tangga akan terdorong bekerja untuk kesejahteraan keluarganya. Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa anggota keluarga seperti istri dan anak-anak adalah penyumbang dalam berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun mencari nafkah.23

b. Indikator Pendapatan

Sedangkan menurut Muhlisin Muzarie, sebuah peningkatan pendapatan berawal dari tahapan-tahapan kesejahteraan yang ditentukan dengan teori need milik Abraham Maslow yang menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial meliputi beberapa aspek yang diperoleh secara bertahap, yaitu:

1) Terpenuhinya kebutuhan fisik (physioligical needs) atau kebutuhan pokok (basic needs) seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, kebutuhan akan rasa aman (safety needs).

2) Terpenuhinya kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan pengakuan (esteem needs).

3) Terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs). Dimana maslow memandang bahwa tingkat kesejahteraan dalam memenuhi kebutuhan ditempuh secara bertahap dan berurutan.24

23

Soeratno,Ekonomi Pertanian(Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), 67.

24

Mukhlisin Muzarie,Hukum Perwakafan dan Implikasinya Terhadap Kesejahteraan Masyarakat


(44)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 31

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu yang Relevan

N

o Judul Peneliti Hasil

1.

Pengaruh Pendayagunaan Zakat Produktif terhadap

Kesejahteraan Mustahiq pada Program Ternak Bergulir BAZNAS Kabupaten Gresik

Lailiyatun Nafiah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan

Ampel Surabaya,

2015, skripsi

kuantitatif.

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pendayagunaan zakat produktif terhadap kesejahteraan mustahiq.

2. Pengaruh Publisitas Program-program Distribusi dan Kredibilitas

Lembaga terhadap Peningkatan Minat Zakat, Infaq, dan

Shadaqah di

BAZNAS Kota

Mojokerto

Ika Rachmawati, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan

Ampel Surabaya,

2016, skripsi

kuantitatif.

Secara parsial dan simultan

publisitas program-program

distribusi dan kredibilitas lembaga terdapat pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan minat zakat, infaq, dan shadaqah.

3. Efektifitas Zakat Produktif Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq pada BAZNAS Provinsi Jawa Timur

Wahyu Sri Hakiki, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 2015, skripsi kualitatif.

BAZNAS Jatim mendistribusikan zakat produktif dalam bentuk program ekonomi (Jatim Makmur) meliputi berbagai kegiatan yaitu: Pelatihan ketrampilan, bantuan alat kerja, dan bantuan modal usaha bergulir.

4. Pemasaran Zakat dalam Meningkatkan Jumlah Wajib Zakat di Badan Amil Zakat Kota Mojokerto

Chandra Rendya Putri, Fakultas

Ekonomi dan

Bisnis Islam

Universitas Islam

Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 2015, skripsi kualitatif.

Pemasaran zakat dilakukan oleh

BAZ Kota Mojokerto melalui

beberapa kegiatan dan media periklanan. Pemasaran zakat oleh

BAZ Kota Mojokerto dapat

meningkatkan jumlah wajib zakat sekalipun tidak telalu signifikan. Perkembangan jumlah muzaki terus mengalami pertumbuhan. Kenaikan


(45)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 32

jumlah muzaki juga berakibat pada kenaikan pemasukan dana ZIS di BAZ Kota Mojokerto.

5. Manajemen Zakat Produktif sebagai Alternatif

Meningkatkan Pendapatan

Masyarakat Miskin (Studi kasus pada Masjid

Al-Akbar Surabaya)

Muchamad Misbachuddin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri Sunan

Ampel Surabaya, 2016, skripsi kualitatif

Manajemen zakat produktif LAZ Masjid Al Akbar Surabaya ialah: 1) Perencanaan yang diterapkan oleh LAZ MAS ialah perencanaan program zakat produktif antara 1-3X dalam setahun berdasarkan besar kecilnya dana tahunan yang dialokasikan untuk pendayagunaan zakat prduktif.

2) Pengorganisasian yang diterapkan oleh LAZ MAS adalah Fokormas, remas, takmir masjid, Juru Penerang (Jupen), Juru Pungut, Bendahara, Publikasi.

3) Penggerak bertugas memberikan intruksi kepada pengurus lain untuk pengambil kotak infaq. Intruksi tersebut dengan memerintahkan dan

mengarahkan dana hasil

pengambilan dengan sebaik mungkin dan dibuat untuk biaya program zakat produktif selanjutnya.

4) Bentuk pengawasan LAS MAS meliputi: peninjauan pribadi, pengawasan melalui laporan tertulis, pengawasan melalui laporan lisan.

C. Kerangka Konseptual

Agar penelitian ini terarah sesuai dengan permasalahan dan tujuan yang diharapakan serta berdasarkan teoritis, maka perlu terlebih dahulu disusun kerangka konseptual dalam melaksanakan penelitian ini. Penelitian ini menganalisa tentang program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan, kemudian menuju sasaran akhir dari program ini adalah meningkatnya


(46)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

33

pendapatan mustahiq yang tergabung dalam program Bunda Yatim di LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo.

Dalam penelitian ini akan membandingkan pendapatan mustahiq bunda Yatim atau ENFAQI sebelum dan sesudah mengikuti program pelatihan dan pendampingan oleh LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo, apabila ada peningkatan pendapatan mustahiq berarti penerima program dapat memanfaatkan bantuan program yang berupa pendayagunaan dana zakat produktif yang terdiri dari pelatihan wirausaha, keterampilan, modal usaha dan pendampingan dengan baik, sehingga pada akhirnya akan menjadi wirausaha yang mandiri dan mengubah citra dari seorang mustahiqyang produktif menjadi seorangmuzakki.


(47)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

34

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :

: pengaruh secara parsial : pengaruh secara simultan

Indikator:

1. Variabel X1

a. Meningkatnya produktivitas b. Meningkatnya mutu kerja

c. Meningkatnya ketepatan dalam perencanaan SDM d. Meningkatnya moral kerja

Peningkatan Pendapatan (Y) Pelatihan (X1)

Pendampingan (X2)


(48)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

35

e. Menjaga kesehatan dan keselamatan f. Menunjang pertumbuhan pribadi 2. Variabel X2

a. Pemungkinan (enabling) b. Penguatan (empowering) c. Perlindungan (protecting) d. Pendukungan (supporting) 3. Variabel Y

a. Terpenuhinya kebutuhan fisik (physioligical needs) atau kebutuhan pokok (basic needs) seperti pangan, sandang, papan, pendidikan dan kesehatan, kebutuhan akan rasa aman (safety needs).

b. Terpenuhinya kebutuhan sosial (social needs), kebutuhan akan pengakuan (esteem needs).

c. Terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs).

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang harus diuji secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat


(49)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

36

kebenarannya. Hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pertanyaan antara dua variabel atau lebih.

Dalam penulisan penelitian ini, hipotesis yang akan diajukan adalah sebagai berikut:

H0= Pelatihan dan Pendampingan tidak berpengaruh terhadap pendapatan mustahiq.

H1= Pelatihan dan pendampingan berpengaruh terhadap pendapatan mustahiq.


(50)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

37 BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data yang diperlukan guna menjawab dan memecahkan persoalan yang dihadapi.1

Sehubungan dengan hal tersebut, di dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai pendekatan dan jenis penelitian, waktu dan lokasi penelitian, jenis dan sumber data, populasi, sampel penelitian dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian, definisi operasional, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini, pembahasan akan terfokus pada “Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahiq Bunda Yatim di LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo”. Penelitian ini merupakan penelitian laporan pengamatan lapangan yaitu penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan data sekunder yang didapatkan melalui berbagai sumber langsung maupun tak langsung.

1 Donald Ary et al, Introduction to Research in Education, Terj. Arif Furqon (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 50.


(51)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

38

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan J uni-Juli, yang berlokasi di LAZ Rumah Amal Istiqomah Jalan Buncitan No. 1 Buncitan Sedati Sidoarjo.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk bilangan atau angka-angka yang secara langsung bisa dihitung dengan statistik.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian/objek penelitian. Data primer pada penelitian ini, diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner dan wawancara kepada mustahiq di LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo sebagai objek yang terpilih.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari kepustakaan atau sumber yang digunakan oleh peneliti untuk mendukung dan menunjang pembahasan dalam penelitian, seperti:

a. Literatur yang berkaitan dengan zakat, pelatihan dan pendampingan serta tentang peningkatan pendapatan.


(52)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

39

b. Buku-buku, skripsi, jurnal dan penelitian-penelitian terdahulu. c. Tulisan ilmiah yang diunduh dari internet.

d. Brosur dan pamflet dari LAZ Rumah Amal Istiqomah. 3. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah mustahiq bunda yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo

D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Target populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota yang tergabung dalam program Bunda Yatim di LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo. Yakni berjumlah 170 orang anggota penerima program Bunda Yatim atau ENFAQI (Entrepreneur Fakir Miskin).

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Sehingga dalam penentuan jumlah sampel haruslah dapat mewakili populasi dengan menggunakan perhitungan statistik. Teknik pengambilan sampling dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan

2 Ibid., 115.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik edisi Revisi VI (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2006), 131.


(53)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

40

sampel dengan pertimbangan tertentu.4 Pengambilan sampel berdasarkan karakteristik responden yang diinginkan. Jumlah sampel yang diambil ada 30 orang dari total 170 orang, yang merupakan anggota Bunda Yatim yang aktif, sudah produksi dan memiliki usaha serta memenuhi karakteristik yang dibutuhkan untuk penelitian.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan bagian yang mendefinisikan sebuah konsep/variabel agar dapat diukur, dengan cara melihat pada dimensi (indikator) dari suatu konsep/variabel.5 Pada penelitian yang berjudul

“Pengaruh Pelatihan dan Pendampingan Terhadap Peningkatan Pendapatan Mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo”. Untuk lebih jelasnya, maka dianggap perlu untuk mendefinisikan beberapa pengertian sebagai berikut:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen/variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen (pendapatan).

a. Pelatihan (X1)

Pelatihan adalah proses pemberdayaan dan pembelajaran, artinya individu (anggota masyarakat) harus mempelajari sesuatu (materi) guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan tingkah laku

4Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2010), 68. 5 Ibid., 97.


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

97

memberdayakan masyarakat untuk lebih kreatif dan terampil dalam berwirausaha.


(2)

98

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab

sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari pengaruh pelatihan dan

pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq Bunda Yatim LAZ

Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan (X1) dan pendampingan (X2) berpengaruh secara simultan

terhadap peningkatan pendapatan (Y)mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah

Amal Istiqomah Sidoarjo. Hasil pengujian secara simultan diketahui bahwa

hipotesis pertama yang diajukan terbukti kebenarannya atau H1 diterima

H0ditolak berdasarkan hasil Fhitungsebesar 13.522 ≥ dari Ftabelsebesar 3.35

dengan signifikasi0.05 yaitu 0.000.

Pelatihan (X1) dan pendampingan (X2) berpengaruh secara parsial terhadap

peningkatan pendapatan (Y) mustahiq Bunda Yatim LAZ Rumah Amal

Istiqomah Sidoarjo. Hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa

hipotesis yang diajukan terbukti benar atau H1 diterima H0 ditolak

berdasarkan hasil Thitung masing-masing variabel pelatihan (X1) sebesar


(3)

99

ttabelyaitu sebesar 1.703. Dengan signifikasi masing-masing variable≤0.05

maka hipotesis terbukti kebenarannya.

Variabel yang berpengaruh paling dominan terhadap mustahiq bunda yatim

LAZ Rumah Amal Istiqomah Sidoarjo. adalah pendampingan (X2) dengan

thitungsebesar 2.371 dan signifikasi≤0.05 yaitu sebesar 0.025.

2. Dengan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa R square atau

sumbangan variabel X terhadap variabel Y yakni besaran pengaruh variabel

pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan yaitu

sebesar 0,500 atau 50%, dan sisanya 50% merupakan sumbangan dari

variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model. Sedangkan R atau

korelasi hubungan antara variabel pelatihan dan pendampingan dalam

mempengaruhi peningkatan pendapatan sebesar 0,707 atau 70,7%, dapat

disimpulkan bahwa pelatihan dan pendampingan memiliki hubungan yang

kuat dalam mempengaruhi peningkatan pendapatanmustahiq Bunda Yatim

LAZ Rumah Amal Istiqomah.

B. Saran

Adapun hal-hal yang dapat penulis sampaikan sebagai masukan yang

bersifat membangun terhadap LAZ Rumah Amal Istiqomah dalam penelitian


(4)

100

1. Bagi lembaga

LAZ Rumah Amal Istiqomah harus mengevaluasi beberapa program

penyaluran zakat yang ada agar lebih terfokus dan kedepannya harus ada

kegiatan serupa yang diberikan pada kaum dhuafa lain agar bisa

berproduksi dan mendapatkan penghasilan yang tetap sehingga statusnya

meningkat dari seorang mustahiq menjadi seorang muzakki. Selain itu LAZ

Rumah Amal Istiqomah harus lebih intensif dalam mendampingi setiap

program yang ada agar hasilnya sesuai dan bisa memberdayakan

masyarakat untuk lebih kreatif dan terampil dalam berwirausaha.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Apabila ada peneliti selanjutnya yang tertarik untuk mengangkat

tema sejenis, maka disarankan untuk memperhatikan variabel-variabel

bebas lain yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan misalnya


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan. Semarang: PT. Kumudasmoro Grafindo, 1994.

Hafidoh, “Pengaruh Pemanfaatan Dana Zakat Produktif terhadap Tingkat Penghasilan Mustahik di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Yogyakarta”. Skripsi--Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015.

Hafidhuddin, Didin. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema Insani, 2002.

Kamil, Mustofa. Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta, 2010.

Marton, Said Sa’ad. Ekonomi Islami di Tengah Krisis Ekonomi Global. Jakarta: Zikrul Hakim, 2004.

Mathis R.L dan Jackson J.H. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat, 2002.

Muzarie, Mukhlisin. Hukum Perwakafan dan Implikasinya terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010.

Noor, Ruslan Abdul Ghofur. Konsep Distribusi dalam Ekonomi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013.

Notoatmodjo, Soekidjo. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Qadir, Abdurrachman. Zakat (Dalam Dimensi Mahdah dan Sosial). Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.

Rafi’, Mu’inan. Potensi Zakat Secara Produktif (dari Konsumtif-Kariatif ke Produktif-Pendayagunaan). Yogyakarta: Citra pustaka, 2011.

Ridwan dan Mas’ud, Muhammad. Zakat dan Kemiskinan Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. Yogyakarta: UII Press, 2005.

Ridwan, Muhammad. Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil (BMT). Yogyakarta: UII Press, 2005.

Rofiq, Ahmad. Fiqh Kontekstual dari Normatif Ke Pemurnian Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.


(6)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Saefuddin, Ahmad M. Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam. Jakarta: CV Rajawali, 1987.

Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus, Mikro Ekonomi. Jakarta: Erlannga, 1995.

Simamora, Henry. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE, 1997. Soeratno. Ekonomi Pertanian, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996.

Subri, Mulyadi Ekonomi sumber daya manusia Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.

Sudarmanto. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial). Bandung: Refika Aditama, 2014.

Sutrisno, Edy. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.

Wahid, Mustaqim dan Abdul. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Prenada Media, 2005.