Objek dan Tarif PPh 1
DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN
No
I
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
Jumlah Bruto Bunga
Final
PPh Pasal 4 ayat (2)
1.
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000
Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang 20% (untuk WPDN &
BUT)
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima
atau diperoleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri
Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
20% atau Tarif P3B
(untuk WPLN)
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kapling
siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau
rumah susun sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.
2.
Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997
a.
Bukan Saham Pendiri
b.
Saham Pendiri
0,1% X Nilai Transaksi
(0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat
Penawaran Umum Perdana (IPO))
TaxBase 6.0 Document - Page : 1
Final
No
Obyek
3.
Tarif
Dasar Perhitungan
15 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi
15 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan
obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan
20 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan
obligasi
Sifat
Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009
a.
Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
b.
Diskonto Obligasi dengan kupon
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
c.
Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
d.
bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
3. untuk tahun 2014 dan seterusnya
Final
0%
5%
15 %
Pengecualian :
a.
Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
b.
Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia
TaxBase 6.0 Document - Page : 2
Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi / Selisih
lebih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi
No
Obyek
4.
5.
6.
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
25%
Jumlah Bruto Hadiah Undian
Final
10%
Jumlah Bruto
Final
a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
5%
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalihkan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya kurang
dari Rp. 60 jt namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi
PTKP.
5%
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
1%
Hadiah Undian
Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000
KEP-395/PJ./2001
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.
PP No. 5 Tahun 2002
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
PP No. 27 Tahun 1996 jo.
PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008
Final
TaxBase 6.0 Document - Page : 3
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
No
Obyek
7.
Tarif
Dasar Perhitungan
a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang memiliki kualifikasi usaha kecil
2%
Penghasilan bruto
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang tidak memiliki kualifikasi usaha
4%
Penghasilan bruto
c.
Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b
3%
Penghasilan bruto
d.
Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
4%
Penghasilan bruto
e.
Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha
6%
Penghasilan bruto
0,1 %
Jumlah Bruto Nilai Transaksi
Penjualan/ Pengalihan Penyertaan
Modal
Sifat
Usaha Jasa Konstruksi
Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009
8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995
Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
TaxBase 6.0 Document - Page : 4
Final
Final
No
II
III
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
Final
PPh Pasal 15
Dasar Hukum : 248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001
1.
Pelayaran Dalam Negeri
1,2%
Peredaran Bruto
2.
Penerbangan Dalam Negeri
1,8%
Peredaran Bruto
3.
Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri
2,64%
Peredaran Bruto
Final
4.
WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
0,44%
Nilai Ekspor Bruto
Final
5.
Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer)
5%
Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi
antara Nilai Pasar dengan NJOP
Bagian Bangunan yang Diserahkan
Final bagi
WPOP
PPh Pasal 21
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
252/PMK.03/2008
Per-31/PJ/2012
PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010
16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994
1.
penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP
2.
penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau
penghasilan sejenisnya
Pasal 17 UU PPh
PKP = (PB – BP) – PTKP
(Biaya Pensiun sebesar 5% dari
penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp200.000
sebulan atau Rp2.400.000 setahun)
TaxBase 6.0 Document - Page : 5
No
Obyek
3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan
atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan
b. tidak dibayar secara bulanan
Tarif
Dasar Perhitungan
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB disetahunkan – PTKP
5%
jumlah penghasilan yang melebihi
Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)
sehari
Sifat
-
Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari
telah melebihi Rp 200.000 sehari sepanjang penghasilan
kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum
melebihi Rp 2.025.000,00
-
Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp 2.025.000,00 tetapi tidak melebihi
Rp 7.000.000
5%
PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari
kerja yang sebenarnya
(PTKP sehari ditetapkan sebesar
PTKP setahun sesuai dengan
statusnya dibagi dengan 360))
-
Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp 7.000.000
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB disetahunkan – PTKP
Pasal 17 UU PPh
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
Pasal 17 UU PPh
Pasal 17 UU PPh
PKP = (50% x PB) – PTKP
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
Kumulatif
4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,
fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan
a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan
b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan
- Tidak Memenuhi Ketentuan
Ketentuan PER-31/PJ/2012 Pasal 13 ayat (1):
yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak
memperoleh penghasilan lainnya
TaxBase 6.0 Document - Page : 6
No
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan
atas namanya sendiri
Pasal 17 UU PPh
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau
diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
0%
PB
Final
5%
PB
Final
15%
PB
Final
0%
5%
15%
25%
PB
PB
PB
PB
Final
Final
Final
Final
10.Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima
oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para
pensiunannya :
a. PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
b. PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya;
c. Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota
POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi,
dan Pensiunannya.
11.Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan
sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :
a. s.d. Rp. 50 juta
b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta
d. > Rp. 500 juta
TaxBase 6.0 Document - Page : 7
No
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
0%
5%
PB
PB
Final
Final
Pasal 17 UU PPh
PKP= (PB - (BJ + BP) - PTKP
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus
(sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun kalender)
a. s.d. Rp. 50 juta
b. > Rp. 50 juta
12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh
Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN
13. Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing
(Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas :
a. General Manager
b. Manager
c. Supervisor/ Tool Pusher
d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher
e. Crew Lainnya
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Ket :
PKP
PB
BJ
IP
BP
:
:
:
:
:
Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Bruto
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Biaya Pensiun
TaxBase 6.0 Document - Page : 8
US$ 11.275 per bulan
US$ 9.350 per bulan
US$ 5.830 per bulan
US$ 4.510 per bulan
US$ 3.245 per bulan
No
IV
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
PPh Pasal 22
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
254/KMK.03/2001 Jo
392/KMK.03/2001 Jo
236/KMK.03/2003 Jo
154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo
210/PMK.03/2008
1.
Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMN/BUMD
1,5%
Harga Pembelian
2.
Impor Barang :
a. Importir mempunyai API
b. Importir tidak mempunyai API
c. Yang tidak Dikuasai
2,5%
7,5%
7,5%
Nilai Impor
Nilai Impor
Harga Jual Lelang
3.
impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
menggunakan API
0,5%
Nilai Impor
0,25%
DPP PPN
Pasal 17 UU PPh
Harga Bandrol
4.
Industri Semen
5.
Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008)
6.
Industri Kertas
0,1%
DPP PPN
7.
Industri Baja
0,3%
DPP PPN
8.
Industri Otomotif
0,45%
DPP PPN
9.
Bahan Bakar Minyak dan Gas
SPBU
TaxBase 6.0 Document - Page : 9
Sifat
No
Obyek
Tarif
Swastanisasi
Pertamina
Sifat
a.
Premium
0,3%
0,25%
Penjualan
b.
Solar
0,3%
0,25%
Penjualan
= Final
c.
Premix/Super TT
0,3%
0,25%
Penjualan
- Pertamina
d.
Minyak Tanah
0,3%
Penjualan
e.
Gas/LPG
0,3%
Penjualan
f.
Pelumas
0,3%
Penjualan
10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari
pedagang pengumpul
V
Dasar Perhitungan
0,5%
Harga Pembelian
(tidak termasuk PPN)
PPh Pasal 23
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
244/PMK.03/2008
1.
Dividen
15%
Jumlah Bruto
2.
Bunga
15%
Jumlah Bruto
3.
Royalti
15%
Jumlah Bruto
4.
hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21
15%
Jumlah Bruto
5.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
6.
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
TaxBase 6.0 Document - Page : 10
- Swastanisasi
= Tidak Final
No
Obyek
7.
Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri
dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tarif
Dasar Perhitungan
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Jasa penilai (appraisal)
Jasa aktuaris
Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
Jasa perancang (design)
Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap
Jasa penunjang di bidang penambangan migas, berupa :
1)
2)
3)
jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur
jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu
penempatan bubur semen untuk maksud-maksud :
a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;
b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;
c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;
d) penutupan sumur;
jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang
menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak
terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam
rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan
tersumbatnya pipa
TaxBase 6.0 Document - Page : 11
Sifat
No
Obyek
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
Tarif
jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk
memperbesar daya tembus formasi yang menaikan
produktivitas dengan jalan menghilangkan material
penyumbat yang tidak diinginkan
jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang
dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok,
misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya
tembus sangat kecil
jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing),
yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan
buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai,
sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli
formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari
gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur
jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian
sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi
kemampuan berproduksi
jasa reparasi pompa reda (reda repair)
jasa pemasangan instalasi dan perawatan
jasa penggantian peralatan/material
jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam
sumur
jasa mud engineering
jasa well logging & perforating
jasa stimulasi dan secondary decovery
jasa well testing & wire line service
jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan
dengan drilling
jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling
jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling
jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran migas
TaxBase 6.0 Document - Page : 12
Dasar Perhitungan
Sifat
No
Obyek
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas :
1)
jasa pengeboran
2)
jasa penebasan
3)
jasa pengupasan dan pengeboran
4)
jasa penambangan
5)
jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa
angkutan umum
6)
jasa pengolahan bahan galian
7)
jasa reklamasi tambang
8)
jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur,
fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah
9)
jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum
h.
Tarif
Dasar Perhitungan
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat
udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan
pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau
sebagian dari proses pelayanan penumpang dan
bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan
pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang
datang, selama pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika
2)
i.
j.
k.
l.
bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry
pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika
Jasa penebangan hutan
Jasa pengolahan limbah
Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
Jasa perantara dan/atau keagenan
TaxBase 6.0 Document - Page : 13
Sifat
No
Obyek
Tarif
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan
oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,perawatan,listrik,
telepon,air, gas, AC, TVKable,alat transportasi/ kendaraan
dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
t.
Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya
dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang
spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau
bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau
seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas
barang jadi berada pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan
usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara
kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran,
konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan
TaxBase 6.0 Document - Page : 14
Dasar Perhitungan
Sifat
No
Obyek
x.
Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
y.
Jasa pembasmian hama
z.
Jasa kebersihan atau cleaning service
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
aa. Jasa catering atau tata boga
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
VI
PPh Pasal 26
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995
1.
Dividen
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
2.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
3.
Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
4.
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
5.
Hadiah dan Penghargaan
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
6.
Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
7.
premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
8.
keuntungan karena pembebasan utang
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
TaxBase 6.0 Document - Page : 15
No
Obyek
9.
Tarif
Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecuali 20% x Perkiraan Phs
yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN Neto atau Tarif P3B
selain BUT di Indonesia
10. Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi
a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik 20% x 50% atau 10%
secara langsung maupun melalui pialang
atau Tarif P3B
Dasar Perhitungan
Sifat
Harga Jual
Final
Premi yang Dibayar
Final
b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
20% x 10% atau 2%
atau Tarif P3B
Premi yang Dibayar
Final
c.
20% x 5% atau 1%
atau Tarif P3B
Premi yang Dibayar
Final
Harga Jual
Final
Penghasilan Kena Pajak – PPh BUT
di Indonesia
Final
Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana 20% x Perkiraan Phs
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh
Neto atau Tarif P3B
12. Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia
20% atau Tarif P3B
TaxBase 6.0 Document - Page : 16
No
I
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
Jumlah Bruto Bunga
Final
PPh Pasal 4 ayat (2)
1.
Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000
Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang 20% (untuk WPDN &
BUT)
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima
atau diperoleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri
Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
20% atau Tarif P3B
(untuk WPLN)
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kapling
siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau
rumah susun sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.
2.
Transaksi Saham Di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997
a.
Bukan Saham Pendiri
b.
Saham Pendiri
0,1% X Nilai Transaksi
(0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat
Penawaran Umum Perdana (IPO))
TaxBase 6.0 Document - Page : 1
Final
No
Obyek
3.
Tarif
Dasar Perhitungan
15 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi
15 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan
obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan
20 %
20 % atau Tarif
berdasarkan P3B
Selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan
obligasi
Sifat
Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek
Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009
a.
Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
b.
Diskonto Obligasi dengan kupon
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
c.
Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
1. WP DN & BUT
2. WP LN selain BUT
d.
bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau
diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
3. untuk tahun 2014 dan seterusnya
Final
0%
5%
15 %
Pengecualian :
a.
Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
b.
Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia
TaxBase 6.0 Document - Page : 2
Jumlah bruto bunga sesuai dengan
masa kepemilikan obligasi / Selisih
lebih harga jual atau nilai nominal di
atas harga perolehan obligasi
No
Obyek
4.
5.
6.
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
25%
Jumlah Bruto Hadiah Undian
Final
10%
Jumlah Bruto
Final
a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah
dan/atau bangunan
5%
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalihkan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya kurang
dari Rp. 60 jt namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi
PTKP.
5%
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
1%
Hadiah Undian
Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000
KEP-395/PJ./2001
Persewaan Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.
PP No. 5 Tahun 2002
Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
PP No. 27 Tahun 1996 jo.
PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008
Final
TaxBase 6.0 Document - Page : 3
Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
No
Obyek
7.
Tarif
Dasar Perhitungan
a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang memiliki kualifikasi usaha kecil
2%
Penghasilan bruto
b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
yang tidak memiliki kualifikasi usaha
4%
Penghasilan bruto
c.
Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b
3%
Penghasilan bruto
d.
Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha
4%
Penghasilan bruto
e.
Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha
6%
Penghasilan bruto
0,1 %
Jumlah Bruto Nilai Transaksi
Penjualan/ Pengalihan Penyertaan
Modal
Sifat
Usaha Jasa Konstruksi
Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009
8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995
Syarat :
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
TaxBase 6.0 Document - Page : 4
Final
Final
No
II
III
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
Final
PPh Pasal 15
Dasar Hukum : 248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001
1.
Pelayaran Dalam Negeri
1,2%
Peredaran Bruto
2.
Penerbangan Dalam Negeri
1,8%
Peredaran Bruto
3.
Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri
2,64%
Peredaran Bruto
Final
4.
WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia
0,44%
Nilai Ekspor Bruto
Final
5.
Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer)
5%
Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi
antara Nilai Pasar dengan NJOP
Bagian Bangunan yang Diserahkan
Final bagi
WPOP
PPh Pasal 21
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
252/PMK.03/2008
Per-31/PJ/2012
PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010
16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994
1.
penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB - (BJ + IP) – PTKP
2.
penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau
penghasilan sejenisnya
Pasal 17 UU PPh
PKP = (PB – BP) – PTKP
(Biaya Pensiun sebesar 5% dari
penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp200.000
sebulan atau Rp2.400.000 setahun)
TaxBase 6.0 Document - Page : 5
No
Obyek
3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan
atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan
b. tidak dibayar secara bulanan
Tarif
Dasar Perhitungan
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB disetahunkan – PTKP
5%
jumlah penghasilan yang melebihi
Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)
sehari
Sifat
-
Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari
telah melebihi Rp 200.000 sehari sepanjang penghasilan
kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum
melebihi Rp 2.025.000,00
-
Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp 2.025.000,00 tetapi tidak melebihi
Rp 7.000.000
5%
PKP = PB – PTKP untuk jumlah hari
kerja yang sebenarnya
(PTKP sehari ditetapkan sebesar
PTKP setahun sesuai dengan
statusnya dibagi dengan 360))
-
Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu)
bulan kalender melebihi Rp 7.000.000
Pasal 17 UU PPh
PKP = PB disetahunkan – PTKP
Pasal 17 UU PPh
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
Pasal 17 UU PPh
Pasal 17 UU PPh
PKP = (50% x PB) – PTKP
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
Kumulatif
4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,
fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan
a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan
b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan
- Tidak Memenuhi Ketentuan
Ketentuan PER-31/PJ/2012 Pasal 13 ayat (1):
yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak
memperoleh penghasilan lainnya
TaxBase 6.0 Document - Page : 6
No
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan
atas namanya sendiri
Pasal 17 UU PPh
50% dari jumlah penghasilan bruto
Kumulatif
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau
diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
Pasal 17 UU PPh
PB
Kumulatif
0%
PB
Final
5%
PB
Final
15%
PB
Final
0%
5%
15%
25%
PB
PB
PB
PB
Final
Final
Final
Final
10.Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima
oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para
pensiunannya :
a. PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI
Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
b. PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan
Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya;
c. Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota
POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi,
dan Pensiunannya.
11.Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan
sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :
a. s.d. Rp. 50 juta
b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta
d. > Rp. 500 juta
TaxBase 6.0 Document - Page : 7
No
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
0%
5%
PB
PB
Final
Final
Pasal 17 UU PPh
PKP= (PB - (BJ + BP) - PTKP
Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus
(sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun kalender)
a. s.d. Rp. 50 juta
b. > Rp. 50 juta
12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh
Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN
13. Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing
(Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas :
a. General Manager
b. Manager
c. Supervisor/ Tool Pusher
d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher
e. Crew Lainnya
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
17 UU PPh
Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Ket :
PKP
PB
BJ
IP
BP
:
:
:
:
:
Penghasilan Kena Pajak
Penghasilan Bruto
Biaya Jabatan
Iuran Pensiun
Biaya Pensiun
TaxBase 6.0 Document - Page : 8
US$ 11.275 per bulan
US$ 9.350 per bulan
US$ 5.830 per bulan
US$ 4.510 per bulan
US$ 3.245 per bulan
No
IV
Obyek
Tarif
Dasar Perhitungan
PPh Pasal 22
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
254/KMK.03/2001 Jo
392/KMK.03/2001 Jo
236/KMK.03/2003 Jo
154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo
210/PMK.03/2008
1.
Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMN/BUMD
1,5%
Harga Pembelian
2.
Impor Barang :
a. Importir mempunyai API
b. Importir tidak mempunyai API
c. Yang tidak Dikuasai
2,5%
7,5%
7,5%
Nilai Impor
Nilai Impor
Harga Jual Lelang
3.
impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
menggunakan API
0,5%
Nilai Impor
0,25%
DPP PPN
Pasal 17 UU PPh
Harga Bandrol
4.
Industri Semen
5.
Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008)
6.
Industri Kertas
0,1%
DPP PPN
7.
Industri Baja
0,3%
DPP PPN
8.
Industri Otomotif
0,45%
DPP PPN
9.
Bahan Bakar Minyak dan Gas
SPBU
TaxBase 6.0 Document - Page : 9
Sifat
No
Obyek
Tarif
Swastanisasi
Pertamina
Sifat
a.
Premium
0,3%
0,25%
Penjualan
b.
Solar
0,3%
0,25%
Penjualan
= Final
c.
Premix/Super TT
0,3%
0,25%
Penjualan
- Pertamina
d.
Minyak Tanah
0,3%
Penjualan
e.
Gas/LPG
0,3%
Penjualan
f.
Pelumas
0,3%
Penjualan
10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan,
pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari
pedagang pengumpul
V
Dasar Perhitungan
0,5%
Harga Pembelian
(tidak termasuk PPN)
PPh Pasal 23
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
244/PMK.03/2008
1.
Dividen
15%
Jumlah Bruto
2.
Bunga
15%
Jumlah Bruto
3.
Royalti
15%
Jumlah Bruto
4.
hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21
15%
Jumlah Bruto
5.
Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta,
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
6.
Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
TaxBase 6.0 Document - Page : 10
- Swastanisasi
= Tidak Final
No
Obyek
7.
Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri
dari :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tarif
Dasar Perhitungan
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Jasa penilai (appraisal)
Jasa aktuaris
Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
Jasa perancang (design)
Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap
Jasa penunjang di bidang penambangan migas, berupa :
1)
2)
3)
jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur
jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu
penempatan bubur semen untuk maksud-maksud :
a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;
b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;
c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;
d) penutupan sumur;
jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang
menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak
terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam
rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan
tersumbatnya pipa
TaxBase 6.0 Document - Page : 11
Sifat
No
Obyek
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
19)
Tarif
jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk
memperbesar daya tembus formasi yang menaikan
produktivitas dengan jalan menghilangkan material
penyumbat yang tidak diinginkan
jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang
dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok,
misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya
tembus sangat kecil
jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing),
yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan
buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai,
sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli
formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari
gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur
jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian
sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi
kemampuan berproduksi
jasa reparasi pompa reda (reda repair)
jasa pemasangan instalasi dan perawatan
jasa penggantian peralatan/material
jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam
sumur
jasa mud engineering
jasa well logging & perforating
jasa stimulasi dan secondary decovery
jasa well testing & wire line service
jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan
dengan drilling
jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling
jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling
jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran migas
TaxBase 6.0 Document - Page : 12
Dasar Perhitungan
Sifat
No
Obyek
g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan
selain migas :
1)
jasa pengeboran
2)
jasa penebasan
3)
jasa pengupasan dan pengeboran
4)
jasa penambangan
5)
jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa
angkutan umum
6)
jasa pengolahan bahan galian
7)
jasa reklamasi tambang
8)
jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur,
fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah
9)
jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum
h.
Tarif
Dasar Perhitungan
2%
Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat
udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan
pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau
sebagian dari proses pelayanan penumpang dan
bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan
pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang
datang, selama pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika
2)
i.
j.
k.
l.
bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry
pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika
Jasa penebangan hutan
Jasa pengolahan limbah
Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
Jasa perantara dan/atau keagenan
TaxBase 6.0 Document - Page : 13
Sifat
No
Obyek
Tarif
m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang
dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan
oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,perawatan,listrik,
telepon,air, gas, AC, TVKable,alat transportasi/ kendaraan
dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
t.
Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya
dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang
spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau
bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau
seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas
barang jadi berada pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan
usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara
kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran,
konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan
TaxBase 6.0 Document - Page : 14
Dasar Perhitungan
Sifat
No
Obyek
x.
Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa,
media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
y.
Jasa pembasmian hama
z.
Jasa kebersihan atau cleaning service
Tarif
Dasar Perhitungan
Sifat
aa. Jasa catering atau tata boga
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
VI
PPh Pasal 26
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995
1.
Dividen
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
2.
Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan
jaminan pengembalian utang
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
3.
Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
4.
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
5.
Hadiah dan Penghargaan
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
6.
Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
7.
premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
8.
keuntungan karena pembebasan utang
20% atau Tarif P3B
Jumlah Bruto
Final
TaxBase 6.0 Document - Page : 15
No
Obyek
9.
Tarif
Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecuali 20% x Perkiraan Phs
yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN Neto atau Tarif P3B
selain BUT di Indonesia
10. Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi
a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik 20% x 50% atau 10%
secara langsung maupun melalui pialang
atau Tarif P3B
Dasar Perhitungan
Sifat
Harga Jual
Final
Premi yang Dibayar
Final
b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
20% x 10% atau 2%
atau Tarif P3B
Premi yang Dibayar
Final
c.
20% x 5% atau 1%
atau Tarif P3B
Premi yang Dibayar
Final
Harga Jual
Final
Penghasilan Kena Pajak – PPh BUT
di Indonesia
Final
Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun
melalui pialang
11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana 20% x Perkiraan Phs
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh
Neto atau Tarif P3B
12. Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia
20% atau Tarif P3B
TaxBase 6.0 Document - Page : 16