Analisis Perbandingan Tarif Pajak Pasal 17 Ayat (1) Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya UU PPh No. 17 Tahun 2000 dan Pengaruhnya Terhadap PPh Pasal 21 (Studi Kasus Pada RSIA " Melinda Hospital" Bandung).

(1)

Universitas Kristen Maranatha i

ABSTRAK

Di Indonesia, peraturan perpajakan telah mengalami beberapa kali perubahan untuk disesuaikan dengan kondisi Indonesia saat itu, misalnya pajak penghasilan yang terakhir kali mengalami perubahan dari Undang-Undang No. 10 tahun 1994 menjadi Undang-Undang No. 17 tahun 2000. Terdapat penyempurnaan pasal-pasal dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2000 antara lain perubahan tarif PPh pasal 17 Wajib Pajak Orang Pribadi yaitu perubahan besarnya range penghasilan kena pajak (PKP).

Skripsi ini meneliti bagaimana pengaruh perubahan tarif PPh pasal 17 terhadap PPh pasal 21 Terutang. Penelitian dilakukan pada RSIA Melinda Hospital , sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa persalinan. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode deskriptif analitis.

Dalam penelitian yang dilakukan peneliti terhadap daftar gaji karyawan RSIA Melinda Hospital , diperoleh hasil bahwa jika penghitungan PPh pasal 21 terutang berdasarkan Undang-Undang No. 10 tahun 1994 maka PPh pasal 21 Terutang RSIA Melinda Hospital adalah sebesar Rp 33.753.805. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2000, PPh pasal 21 terutang RSIA Melinda Hospital adalah sebesar Rp 21.432.905. Terdapat selisih jumlah sebesar Rp 12.320.900.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dengan adanya perubahan tarif PPh pasal 17 adalah adanya penurunan PPh pasal 21 terutang. Penurunan ini disebabkan oleh perbedaan tarif pajak yang digunakan yaitu menurut


(2)

Universitas Kristen Maranatha ii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah... 1.2 Identifikasi Masalah... 1.3 Manfaat dan Tujuan Masalah... 1.4 Kegunaan Penelitian... 1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis... 1.6 Metode Penelitian... 1.7 Lokasi dan Lamanya Penelitian ...

1 3 4 4 5 7 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pajak... 2.1.1 Pengertian Pajak... 2.1.2 Fungsi Pajak... 2.1.3 Tinjauan Pajak dalam Berbagai Aspek... 2.1.4 Syarat Pemungutan Pajak dan Teori-Teori yang

10 10 14 15


(3)

Universitas Kristen Maranatha iii

Mendukung Pemungutan Pajak... 2.1.5 Kedudukan Hukum Pajak... 2.1.6 Hukum Pajak Materiil dan Hukum Pajak

Formil... 2.1.7 Pengelompokan Pajak... 2.1.8 Tata Cara Pemungutan Pajak... 2.1.9 Timbul dan Hapusnya Utang Pajak... 2.1.10 Hambatan Pemungutan Pajak... 2.2 Pemahaman Mengenai PPh... 2.2.1 Pengertian PPh... 2.2.2 Subyek Pajak... 2.2.3 Obyek Pajak... 2.2.4 Biaya-Biaya dalam Penghitungan PPh... 2.2.5 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)... 2.2.6 Tarif Pajak ... 2.3 Pengaruh Perubahan Tarif Pajak Pasal 17...

2.3.1 Wajib Pajak Orang Pribadi... 2.3.2 Wajib Pajak Badan... 2.4 Peraturan yang Berkaitan denan PPh Pasal 21... 2.4.1 Keputusan Dirjen No.545/PJ/2000... 2.4.2 KMK No.466/KMK.04/2000... 2.4.3 UU No. 17 tahun 2000... 2.4.4 Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 2003...

17 20 21 22 24 28 29 30 30 32 34 40 44 46 49 51 56 58 58 61 62 64


(4)

Universitas Kristen Maranatha iv

2.4.5 Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2003... 2.4.6 KMK No.486/KMK.03/2003... 2.5 PPh Pasal 21... 2.5.1 Pengertian PPh Pasal 21... 2.5.2 Wajib Pajak PPh Pasal 21... 2.5.3 Obyek Pajak PPh Pasal 21... 2.5.4 Pemotong Pajak PPh Pasal 21... 2.5.5 Penghasilan yang Dikecualikan dari Pengenaan

PPh Pasal 21... 2.5.6 Kelebihan Pemotongan dan Penyetoran PPh Pasal 21... 2.5.7 Hak dan Kewajiban Wajib Pajak PPh Pasal 21.. 2.5.8 Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak Pajak

Penghasilan Pasal 21... 65 65 67 67 67 70 72 74 75 76 78

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian... 3.3.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 3.3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 3.2 Metode Penelitian...

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data... 3.2.2 Penerapan Variabel Penelitian... 3.2.3 Analisa Pengujian Hipotesis...

82 82 86 90 91 92 92


(5)

Universitas Kristen Maranatha v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang dengan Tarif 17 yang Lama... 4.2 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang dengan Tarif 17 yang Baru... 4.3 Pengaruh Perubahan Terhadap PPh Pasal 21 Terutang.... 4.4 Analisis Selisih Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Akibat

Perubahan Tarif... 96

100 104

104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan... 5.2 Saran ...

106 107

LAMPIRAN


(6)

Universitas Kristen Maranatha vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Menurut Undang-Undang

No. 10 tahun 1994

97 Tabel 4.2 Penghitungan PPh Pasal 21 Terutang Menurut Undang-Undang

No. 17 tahun 2000

101


(7)

Universitas Kristen Maranatha vii

DAFTAR LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi


(8)

Universitas Kristen Maranatha viii

DAFTAR PUSTAKA

Meliala, Tulis. (2000). Perpajakan dan Akuntansi Pajak, Bandung.

Suandy, Early. (2001). Edisi Pertama. Perencanaan Pajak. Jakarta : Salemba Empat.

Mardiasmo. (1995). Edisi 7. Perpajakan. Yogyakarta : Andi Offset.

Waluyo, Wirawan B. Ilyas. (2000). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.

Zain, Mohammad. (2003). Manajemen Perpajakan. Bandung : Alumni Bandung. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994.


(9)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


(10)

(11)

Universitas Kristen Maranatha 2


(12)

Universitas Kristen Maranatha 3


(13)

Universitas Kristen Maranatha 4


(14)

Universitas Kristen Maranatha 5


(15)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


(16)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini Indonesia merupakan negara yang berpenduduk lebih dari 200 juta orang. Dan diperlukan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sehingga pemerintah memerlukan penerimaan-penerimaan dana yang besar untuk mendanai pembangunan nasional, yang salah satunya berasal dari pajak. Upaya yang ditempuh untuk penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan seperti Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Direktorat Jenderal Pajak dan sebagainya bertujuan untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.

Pajak merupakan distribusi dana dari rakyat kepada pemerintah. Dengan pajak, masyarakat berperan serta dalam pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa iuran yang dibayar oleh rakyat merupakan ekspresi / perwujudan dari jiwa kegotongroyongan nasional yang datang dari kesadaran diri sendiri. Karena itu selayaknyalah setiap warga negara yang ikut berperan serta tersebut dihargai atau dihormati oleh pemerintah dengan menggunakan dana dari rakyat seefisien dan seefektif mungkin.

Pembayaran pajak kepada negara yang dilakukan pada sistem perpajakan yang lama, sebelum tahun 1983, sebagian besar merupakan warisan kolonial. Pada masa kolonial, sistem perpajakan kurang memperhatikan hak asasi rakyat.


(17)

Universitas Kristen Maranatha 2

Falsafahnya bahwa rakyat dipungit hanyalah merupakan kewajiban semata-mata yang harus dilaksanakan secara patuh untuk menghimpun dana bagi pemerintah penjajah. Pada masa sekarang, falsafah pemungutan pajak adalah berdasarkan UUD 1945 yaitu berdasarkan Pancasila.

Mulai tahun 1983 pemerintah memberlakukan sistem perpajakan yang baru. Penggantian / reformasi Undang-Undang Perpajakan tersebut dilakukan karena sistem perpajakan yang lama dirasakan sudah tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia.

Pengaruh Perundang-undangan Perpajakan terhadap dunia usaha sangat berarti sehingga memerlukan perhatian yang cukup serius demi lancarnya kegiatan dunia usaha. Dengan sistem perpajakan yang baru diharapkan pelaksanaan administrasi tidak berbelit-belit dan birokratis, karena Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Sistem self assesment seperti yang diterapkan pada sistem perpajakan yang beru, memberikan kepercayaann yang lebih besar kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk membantu masyarakat golongan kecil dan pengusaha kecil, pemerintah mengeluarkan kebijakan yang baru di bidang perpajakan terutama dalam hal tarif pajak penghasilan khususnya atas orang pribadi seperti yang diatur dalam Undang-Udnang No.17 tahun 2000. Dalam ketentuan baru tersebut terjadi penurunan tarif pajak yang dikenakan atas lapisan kena pajak tertentu. Dengan adanya perubahan tarif pajak tersebut maka beban PPh yang harus dibayarkan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi menjadi lebih kecil. Dengan demikian, Wajib


(18)

Universitas Kristen Maranatha 3

Pajak dapat memanfaatkan efisiensi pajak tersebut untuk investasi atau mengembangkan usahanya. Dan penerimaan negara dari sektor pajak menjadi lebih besar karena adanya perluasan obyek pajak akibat adanya pembaharuan tarif pajak penghasilan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membandingkan peraturan perpajakan yang lama (Undang-Undang Nomor 10 tahun 1994) dengan peraturan perpajakan yang baru (Undang-Undang Nomor 17 tahun 2000) tentang Pajak Penghasilan, untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari perubahan tarif pajak tersebut terhadap besarnya PPh Pasal 21, dalam hal ini terhadap penghasilan karyawan di Melinda Hospital. Adapun judul dari penelitian ini adalah : ANALISIS PERBANDINGAN TARIF PAJAK PASAL 17 AYAT (1) SEBELUM DAN SESUDAH DIBERLAKUKANNYA UU PPh No. 17 TAHUN 2000 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PPh PASAL 21.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari penelitian yang diberlakukan secara mendalam seperti yang diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas oleh peneliti adalah :

1. Bagaimana perbandingan tarif pajak pasal 17 UU PPh No. 10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun 2000?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada besarnya PPh 21 yang terutang menurut UU PPh No. 10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun 2000?


(19)

Universitas Kristen Maranatha 4

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui perbandingan tarif pajak pasal 17 UU PPh No. 10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun 2000.

2. Mengetahui perbedaan besarnya PPh 21 yang terutang menurut UU PPh No. 10 tahun 1994 dengan UU PPh No. 17 tahun 2000.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan

Diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dan informasi bagi RSIA Melinda Hospital untuk mengetahui berapa besarnya perbedaan PPh pasal 21 terutang sebelum dan sesudah diberlakukannya Undang-Undang Perpajakan yang baru yaitu Undang-Udnang Nomor 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

2. Bagi peneliti

Untuk menambah wawasan / pengetahuan mengenai peraturan perpajakan serta sebagai salah satu dalam menempuh ujian sarjana ekonomi jurusan akuntansi, di Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha.


(20)

Universitas Kristen Maranatha 5

Memberi masukan kepada pihak lain yang memerlukan informasi mengenai perbedaan besarnya PPh pasal 21 yang terutang dengan menggunakan tarif PPh lama dan tarif PPh baru.

1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis

Pajak dipungut berdasarkan Undang-Undang sehingga pajak dapat dipaksakan. Seperti halnya PPh, sebelum Perubahan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan tahun 1983, diatur dalam beberapa ketentuan perundang-undangan / ordonansi seperti yang dikenal dengan pajak pendapatan tahun 1994 dan pajak perseroan yang diatur dalam ordonansi pajak perseroan tahun 1925. Selanjutnya sejak tahun 1983 PPh dipungut berdasarkan UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan. Dalam sejarah perkembangannya UU PPh ini mengalami perubahan yaitu dimulai dengan UU No. 7 tahun 1991, kemudian UU No. 10 tahun 1994 dan UU PPh No. 17 tahun 2000.

Dalam pemungutan pajak harus diterapkan terlebih dahulu jenis tarif yang dipergunakan. Untuk tarif pajak pasal 17 menggunakan tarif progresif, yang mempunnyai ciri adalah persentase pengenaannya semakin meningkat sesuai dengan peningkatan obyek pajaknya. Akibatnya apabila ada pertambahan obyek pajak, maka dengan tarif ini pajaknya akan meningkat tidak sepadan. Tarif PPh pasal 17 dalam peraturan perpajakan adalah sebagai berikut :

1. UU No. 10 tahun 1994

Dalam UU No. 10 tahun 1994, tarif pajak pasal 17 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan adalah sama, yaitu :


(21)

Universitas Kristen Maranatha 6

Sampai dengan Rp 25.000.000 10 % Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 15%

Diatas Rp 50.000.000 30 %

2. UU No. 17 tahun 2000

Dalam UU No. 17 tahun 2000, tarif pajak pasal 17 untuk Wajib Pajak Orang Pribadi dibedakan dengan Badan, yaitu :

a. Wajib Pajak Orang Pribadi

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Sampai dengan Rp 25.000.000 5 %

Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 10 %

Diatas Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 15 %

Diatas Rp 100.000.000 Rp 200.000.000 25 %

Diatas Rp 200.000.000 35 %

b. Wajib Pajak Badan

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Sampai dengan Rp 25.000.000 10 %

Diatas Rp 25.000.000 Rp 50.000.000 15 %

Diatas Rp 50.000.000 30 %

Perubahan tarif pajak pasal 17 Wajib Pajak Orang Pribadi terletak pada perubahan lapisan Penghasilan Kena Pajak serta perubahan persentase tarifnya, sedangkan perubahan tarif pajak pasal 17 Wajib Pajak Badan hanya terletak pada


(22)

Universitas Kristen Maranatha 7

perubahan lapisan Penghasilan Kena Pajak. Perbedaan tarif pasal 17 sebelum dan sesudah dikeluarkannya UU No. 17 tahun 2000 dirasakan cukup mempengaruhi jumlah PPh pasal 21 terutang Wajib Pajak. Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, dengan tarif pajak pasal 17 yang baru, jumlah PPh pasal 21 terutangnya lebih kecil. Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut : Bahwa terdapat perbedaan yang signifikan atas PPh pasal 21 yang terutang menurut UU PPh lama dengan UU PPh baru .

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh metode deskripsi yaitu dengan melakukan penelitian yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan tampak pada situasi yang sedang diselidiki. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Penelitian lapangan

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada perusahaan, dimana data tersebut diperoleh dengan cara :

a. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan petugas yang berwenang dalam masalah ini sehingga dapat diketahui masalah yang sebenarnya yang sedang dihadapi perusahaan.

b. Observasi terhadap data-data primer yang diperoleh langsung dari perusahaan.


(23)

Universitas Kristen Maranatha 8

Yaitu membandingkan antara data yang diperoleh dengan teori yang terdapat dalam buku, baik literatur, tulisan maupun catatan kuliah.

3. Analisa statistika

Analisa yang digunakan adalah Paired Sample T Test. Analisa ini dipergunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua variabel dari sebuah kelompok tunggal. Pengujian ini akan menghitung perbedaan antara nilai dari dua variabel untuk setiap kasus dan kemudian menguji perbedaan rata-ratanya. Rumus :

n Sd D tD n Di D n i 1 1 2 1 1 2 2 n n Di i D D S n i n i

Variabel : H0 : 1 = 2

H1 : 1 = 2

Prosedur SPSS-nya :

1. Analyze

2. Compare Means


(24)

Universitas Kristen Maranatha 9

4. Masukkan variabel ke kotak Paired Variables. Kemudian klik Options, maka akan keluar dialog box seperti dalam One Sample T Test.

5. Masukkan nilai yang menunjukkan kelompok pertama ke dalam Group

1 dan nilai yang menunjukkan kelompok kedua ke dalam Group 2.

6. Setelah itu, klik Continue untuk kembali ke dialog box Indipendence

Sample T Test. Klik Options untuk menentukan derajat kepercayaan.

Setelah itu, klik continue selanjutnya klik Ok untuk mendapatkan output hasil pengujian.

1.7 Lokasi dan Lamanya Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSIA Melinda Hospital yang berada di Jalan Pajajaran Nomor 44 Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2006.


(25)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


(26)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada RSIA Melinda Hospital , sehubungan dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku dalam menunjang pengefisienan pajak penghasilan pasal 21 terutang, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan telah menggunakan tarif pajak yang berlaku, yang digunakan untuk meminimalkan jumlah PPh pasal 21 terutang yang harus dibayar. 2. Setelah diterapkannya UU No. 17 tahun 2000, maka terdapat perbedaan yang

signifikan atas jumlah PPh pasal 21 yang harus dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak pasal 17 ayat (1) Undang- Undang No. 17 tahun 2000.

Tahun PPh Pasal 21 sebelum diberlakukannya UU

No. 17 tahun 2000

PPh Pasal 21 sesudah diberlakukannya UU No. 17 tahun 2000

Penghematan PPh pasal 21 2005 Rp 33.753.805 Rp 21.432.905 Rp 12.320.900

Dengan menggunakan metode Paired Sample T Test, diperoleh output berupa nilai t hitung atau t0 kurang dari 1. Untuk taraf signifikansi sebesar 5 %

maka t /2,n-1 dari tabel distribusi t didapat t0,25-1 = 1,000. Ternyata kurang dari 1


(27)

Universitas Kristen Maranatha 2

Dengan demikian, terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pajak penghasilan pasal 21 yang harus dibayar perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PPh No. 17 tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan pasal 21.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diambil, maka ada beberapa saran yang diharapkan akan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk memberlakukan tarif pajak pasal 17 ayat (1) dengan lebih baik :

1. Pada dasarnya, setiap perusahaan akan berusaha untuk memperkecil PPh pasal 21 secara maksimal tanpa melanggar peraturan perpajakan yang berlaku, khususnya surat edaran, keputusan menteri. Untuk mencapai maksud tersebut, maka manajemen perusahaan dan bagian pajak dituntut untuk memiliki suatu pengetahuan perpajakan yang memadai dan perusahaan melalui departemennya yaitu tarif pajak pasal 17 ayat (1) diharapkan senantiasa memonitor peraturan perpajakan yang berlaku sehingga terhindar dari salah interprestasi terhadap peraturan tersebut.

2. Di samping membutuhkan pengetahuan perpajakan di dalam melaksanakan tarif pajak pasal 17 ayat (1) UU PPh No. 17 tahun 2000 juga diperlukan kondisi-kondisi lainnya, seperti : sistem perusahaan yang baik, struktur organisasi yang jelas, kerapian pembukuan dan ketepatan waktu dalam penyajian informasi, dimana hal ini berhubungan dengan kewajiban di bidang perpajakan untuk menyajikan laporan pada setiap bulannya, mengenai jumlah


(28)

Universitas Kristen Maranatha 3

karyawan, besarnya penghasilan bruto dan besarnya PPh pasal 21 terutang. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian, apakah perusahaan akan menanggung tunjangan atau digross-up.


(29)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


(1)

Universitas Kristen Maranatha

9

4. Masukkan variabel ke kotak Paired Variables. Kemudian klik Options, maka akan keluar dialog box seperti dalam One Sample T Test.

5. Masukkan nilai yang menunjukkan kelompok pertama ke dalam Group 1 dan nilai yang menunjukkan kelompok kedua ke dalam Group 2. 6. Setelah itu, klik Continue untuk kembali ke dialog box Indipendence

Sample T Test. Klik Options untuk menentukan derajat kepercayaan. Setelah itu, klik continue selanjutnya klik Ok untuk mendapatkan output hasil pengujian.

1.7 Lokasi dan Lamanya Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSIA Melinda Hospital yang berada di Jalan Pajajaran Nomor 44 Bandung. Waktu penelitian dimulai pada bulan Maret sampai dengan Juni 2006.


(2)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


(3)

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan pada RSIA Melinda Hospital , sehubungan dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku dalam menunjang pengefisienan pajak penghasilan pasal 21 terutang, maka peneliti menarik simpulan sebagai berikut :

1. Perusahaan telah menggunakan tarif pajak yang berlaku, yang digunakan untuk meminimalkan jumlah PPh pasal 21 terutang yang harus dibayar. 2. Setelah diterapkannya UU No. 17 tahun 2000, maka terdapat perbedaan yang

signifikan atas jumlah PPh pasal 21 yang harus dibayar oleh perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya tarif pajak pasal 17 ayat (1) Undang- Undang No. 17 tahun 2000.

Tahun PPh Pasal 21 sebelum diberlakukannya UU

No. 17 tahun 2000

PPh Pasal 21 sesudah diberlakukannya UU No. 17 tahun 2000

Penghematan PPh pasal 21 2005 Rp 33.753.805 Rp 21.432.905 Rp 12.320.900

Dengan menggunakan metode Paired Sample T Test, diperoleh output berupa nilai t hitung atau t0 kurang dari 1. Untuk taraf signifikansi sebesar 5 % maka t /2,n-1 dari tabel distribusi t didapat t0,25-1 = 1,000. Ternyata kurang dari 1 atau dengan kata lain t hitung lebih kecil dari t tabel sehingga H0 diterima.


(4)

2

Dengan demikian, terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pajak penghasilan pasal 21 yang harus dibayar perusahaan sebelum dan sesudah diberlakukannya UU PPh No. 17 tahun 2000 dan pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan pasal 21.

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diambil, maka ada beberapa saran yang diharapkan akan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk memberlakukan tarif pajak pasal 17 ayat (1) dengan lebih baik :

1. Pada dasarnya, setiap perusahaan akan berusaha untuk memperkecil PPh pasal 21 secara maksimal tanpa melanggar peraturan perpajakan yang berlaku, khususnya surat edaran, keputusan menteri. Untuk mencapai maksud tersebut, maka manajemen perusahaan dan bagian pajak dituntut untuk memiliki suatu pengetahuan perpajakan yang memadai dan perusahaan melalui departemennya yaitu tarif pajak pasal 17 ayat (1) diharapkan senantiasa memonitor peraturan perpajakan yang berlaku sehingga terhindar dari salah interprestasi terhadap peraturan tersebut.

2. Di samping membutuhkan pengetahuan perpajakan di dalam melaksanakan tarif pajak pasal 17 ayat (1) UU PPh No. 17 tahun 2000 juga diperlukan kondisi-kondisi lainnya, seperti : sistem perusahaan yang baik, struktur organisasi yang jelas, kerapian pembukuan dan ketepatan waktu dalam penyajian informasi, dimana hal ini berhubungan dengan kewajiban di bidang


(5)

Universitas Kristen Maranatha

3

karyawan, besarnya penghasilan bruto dan besarnya PPh pasal 21 terutang. Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian, apakah perusahaan akan menanggung tunjangan atau digross-up.


(6)

This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.


Dokumen yang terkait

Sistem Pelaksanaan Perhitungan Pph Pasal 21 Pada Ppks ( Pusat Penelitian Kelapa Sawit ) Unit Usaha Marihat Pematang Siantar

23 299 56

Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Terhadap Karyawan pada PT. Sunindo Varia Motor Gemilang – SUZUKI

6 84 54

Prosedur Penghitungan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh PASAL 21) Atas Pegawai Tetap (Studi Penelitian : PT.Rajawali Nusindo Medan)

6 159 62

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Pemilihan Metode Perhitungan PPh Pasal 21 terhadap Besarnya PPh Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapknnya Undang-Undang PPh no. 36 Tahun 2008.

0 1 25

Analisis Perbandingan Penerapan Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya PPH Pasal 21 Menurut UU No. 36 Tahun 2008 serta Pengaruhnya pada PPH Karyawan.

0 0 23

Analisis Pemilihan Metode Pemotongan PPh Pasal 21 dalam Meminimalkan PPh Terutang Sebelum dan Sesudah Diterapkannya UU PPh No.36 Tahun 2008 (Studi Kasus pada PT Super Plastin, Tasikmalaya).

0 0 27

Analisis Perbandingan Pajak Terutang Perusahaan Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak PPh Pasal 21 (Studi Kasus pada CV. PURI'S Bandung).

0 0 18

Analisis Perbandingan Penerapan Pajak Penghasilan Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya PPh Pasal 21 Menurut UU No. 17 Tahun 2000 Serta Pengaruhnya Pada PPh Karyawan (Studi Kasus di PT.'X' Bandung).

0 0 16

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21

1 5 15