2015 3228 ped Pedoman Pencacahan Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ)

PEDOMAN PENCACAHAN
SURVEI KHUSUS SEKTOR
JASA (SKSJ) 2015

BADAN PUSAT STATISTIK

KATA PEN GAN TAR

Penyusunan Neraca Jasa ( NJ) m elalui kegiat an survei khusus m erupakan
bagian int egral dari ket ersediaan sist em st at ist ik neraca nasional, yang perlu
disaj ikan secara reguler. I nform asi yang disaj ikan dapat langsung dim anfaat kan oleh
para penyusun kebij akan sebagai landasan bagi perencanaan pem bangunan yang
akan dat ang, khususnya pem bangunan bidang ekonom i.
Sebagai unit kerj a yang bert anggung j awab m enyusun neraca j asa, dan
dalam rangka penyusunan Tabel I nput - Out put I ndonesia 2010 sert a Supply and Use
Table ( SUT) , m aka Subdit Neraca Jasa akan m enyusun Mat riks Marj in Perdagangan
dan Pengangkut an ( Trade and Transport Margin at au TTM) . Pada t ahun anggaran
2015 ini, rasio- rasio yang diperlukan dalam penyusunan Mat riks TTM akan
dikum pulkan m elalui SKSJ 2015.
Unt uk m encapai hasil survei yang opt im al, m aka perlu pem aham an konsep
dan definisi yang sam a oleh set iap inst rukt ur nasional hingga pet ugas pencacahan di

lapangan. Oleh sebab it u disusunlah sebuah buku pedom an pencacahan dengan
m aksud agar pem aham an yang sam a dapat t erj adi.
Buku pedom an ini berisikan t ent ang kegiat an SKSJ 2015, m ulai dar i
persiapan di pusat hingga pencacahan di daerah t erpilih disaj ikan pada bab I dan I I .
Pada bab I I I akan dij elaskan secara sederhana m engenai konsep dan definisi
t ent ang Marj in Perdagangan dan Pengangkut an. Sedangkan t at acara pengisian
daft ar isian dij elaskan pada bab I V.
Kam i berharap dengan disusunnya buku pedom an ini, seluruh pet ugas t erkait
dapat paham t ent ang m arj in perdagangan dan pengangkut an dan m engert i t at acara
pengisian daft ar isian sert a m enj alankan t ugas sesuai dengan wakt u yang t elah
dit ent ukan.

Jakart a, Mei 2015
Subdit Neraca Jasa Direkt orat Neraca Produksi, BPS

Tim Penyusun

i

D AFTAR I SI

KATA PEN GAN TAR ................................................................................ i
D AFTAR I SI ......................................................................................... ii
D AFTAR TABEL .................................................................................... iii
Ba b I

Pe n da h u lua n …………….. .............................................................. 1
1.1. Lat ar Belakang ................................................................... 1
1.2. Tuj uan .............................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup dan Cakupan ................................................ 3
1.3.1 Kegiat an Usaha .......................................................... 3
1.3.2 Wilayah Penelit ian ...................................................... 3

Ba b I I . M e t odologi Pe n e lit ia n .............................................................. 5
2.1. Met ode Penarikan Sam pel .................................................... 5
2.1.1 Alokasi Jum lah Sam pel ................................................ 5
2.1.2 Teknik Penarikan Sam pel ............................................. 9
2.1.3 Tat a Cara Penggant ian Sam pel .....................................10
2.2. Pelaksanaan Lapangan ........................................................10
2.2.1 Organisasi Lapangan ...................................................10
2.2.2 Jadwal Pelaksanaan Lapangan ......................................11

2.2.3 Pet ugas Lapangan ......................................................11

Ba b I I I . M a r j in Pe r da ga n ga n da n Pe n ga n gk u t a n .................................13
3.1. Pendahuluan .......................................................................13
3.2. Jalur Pem asaran ..................................................................14
3.3. Konsep dan Definisi ..............................................................15
3.4. Jalur Pem asaran dengan sat u PB dan dua PE ...........................24

Ba b I V. Ta t a ca r a Pe n gisia n Kue sione r ................................................27
4.1. Tuj uan dan ket erangan kuesioner ...........................................27
4.2. Tat a Cara Pengisian Kuesioner ...............................................27

ii

D AFTAR TABEL
Tabel 2.1 Alokasi Sam pel m enurut Jenis Kegiat an dan Propinsi ..................... 5

iii

D AFTAR GAM BAR

Tabel 1. Peran Perdagangan dan Pengangkut an dalam Penyaluran ................. 15
Tabel 2. Jalur Perdagangan Sederhana ....................................................... 21
Tabel 3. Skem a Jalur Arus Barang Yang Dipasarkan ..................................... 25

iv

BAB I
PEN D AH ULUAN

1 .1 .

La t a r Be la k a ng
Pem bangunan pada dasarnya m erupakan rangkaian upaya dan proses

perbaikan

yang

t erencana,


t erpadu,

bert ahap

dan

berkesinam bungan

dalam

berbagai bidang. Pem bangunan dim aksudkan unt uk m encipt akan kualit as hidup
m anusia yang dikem bangkan dengan pem anfaat an seluruh sum ber daya yang ada.
Berhasil at au t idaknya pem bangunan, dapat diukur dengan m enggunakan alat ukur
st at ist ik.
St at ist ik Pendapat an Nasional at au lebih dikenal dengan ist ilah Produk
Dom est ik Brut o ( PDB) m erupakan salah sat u indikat or ekonom i m akro yang
digunakan unt uk m engukur perkem bangan pem bangunan bidang ekonom i di suat u
wilayah pada suat u periode t ert ent u. Selain it u, ukuran lainnya yang digunakan
sebagai perangkat analisis adalah Tabel I nput - Out put ( Tabel I - O) dan Supply and
Use Table ( SUT) . Dat a PDB disusun dalam periode yang lebih cepat ( t riwulanan at au

t ahunan) , SUT disusun secara t ahunan sedangkan Tabel I - O disusun set iap lim a
t ahun sekali.
PDB, I O, m aupun Tabel I - O adalah dat a yang digunakan sebagai inform asi
yang j uga m erupakan bahan evaluasi bagi penyusunan perencanaan nasional dan
perum usan kebij akan pem bangunan, khususnya dalam bidang ekonom i. Dengan
dem ikian, unt uk m em peroleh inform asi yang lengkap dan akurat m aka m et ode
perhit ungan

harus

selalu

disem purnakan.

Hal

ini

sej alan


dengan

m akin

berkem bangnya kegiat an ekonom i dan perm asalahannya yang t erj adi baik di t ingkat
nasional m aupun regional.
Kegiat an penyusunan baik Tabel I - O m aupun SUT m em erlukan vekt or dan
m at riks m arj in perdagangan dan pengangkut an/ t rade and t ransport m argin ( TTM) .
Pada t abel SUT diident ifikasi t erdapat 192 kom odit as barang. Menurut dat a kondisi
t ahun 2010, dari 192 kom odit i t ersebut sebanyak 178 kom odit as m erupakan barang

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

1

dagangan at au barang yang dalam dist ribusi/ peredaran dari produsen ( produksi
dom est ik at au im por luar negeri) ke konsum en ( baik unt uk biaya ant ara m aupun
pengguna akhir) dilakukan at au m elalui pedagang ( indust ri perdagangan) , baik
perdagang besar at aupun perdagang eceran.
Hal ini berart i, dalam penyusunan vekt or/ m at riks TTM diperlukan dat a 178

rasio m arj in perdagangan dan pengangkut an t iap kom odit as, yang dibedakan at as
rasio m arj in im por dan rasio m arj in dom est ik, dan dirinci lagi m enurut skala
perdagangannya, yakni perdagangan besar dan eceran. Jika dihit ung, secara t ot al,
diperlukan 78 x 2 x 2 = 712 dat a rasio m arj in perdagangan. Unt uk saat ini, dat a
t ersebut belum disediakan sepenuhnya oleh subj ect m at t er, sehingga diperlukan
survei khusus ( SKSJ/ Survei Khusus Sekt or Jasa) unt uk m engum pulkan inform asi
t ersebut .
Sudah

barang

t ent u,

dibut uhkan

sam pel

yang

cukup


besar

unt uk

m engum pulkan ke- 712 rasio m arj in t ersebut . Nam un, t erkait ket erbat asan dana,
dat a rasio m arj in t iap kom odit as t idak bisa diperoleh seluruhnya dalam sat u t ahun.
Unt uk it u, SKSJ dirancang m enj adi serangkaian survei yang dilakukan dalam lim a
t ahun. Sehingga diharapkan pada t ahun kelim a ( dari t ahun 2014) seluruh dat a rasio
m arj in t ersebut t elah diperoleh secara lengkap. Rasio m arj in perdagangan dan
pengangkut an yang diperoleh dari t ahun 2014 – 2018 ( periode dat a 2013 – 2017)
akan dit erapkan pada penyusunan vekt or dan m at rik TTM pada SUT t ahun 20152019 dan Tabel I O t ahun 2015.

1 .2 .

Tu j u a n
Survei pada t ahun 2015 ini bert uj uan unt uk m em peroleh inform asi t erbaru

m engenai param et er yang akan digunakan dalam penyusunan PDB, Sut dan Tabel I O khususnya kegiat an perdagangan. Pada t ahun ini, t arget yang diharapkan adalah
m em peroleh dat a dan inform asi yang akan digunakan unt uk penyusunan m at riks

m arj in perdagangan dan pengangkut an ( Trade and Trasport Margin/ TTM) .

2

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Selain m endapat kan rasio m arj in, survei ini diharapkan dapat m em peroleh
inform asi t erbaru st rukt ur t enaga kerj a, indikat or produksi m aupun indikat or harga,
sert a st rukt ur pendapat an dan pengeluaran pada kegiat an perdagangan.

1 .3 .

Rua n g Lingk u p da n Ca k u pa n

1 .3 .1 Ke gia t a n Usa ha
Kegiat an

yang

akan


dicakup

dalam

survei

t ahun

ini

hanya

kegiat an

perdagangan dengan responden pedagang besar dan eceran, t ida k t e r m a su k
perdagangan online. I nform asi yang akan diperoleh adalah rasio m arket ed surplus
( rasio penyaluran) di t ingkat pedagang, rasio m arj in harga, dan st rukt ur biaya dan
pendapat an.

1 .3 .2 W ila ya h Pe n e lit ia n
Survei ini dilaksanakan di 17 ( t uj uh belas) propinsi t erpilih dengan pem bagian
j um lah sam pel yang proporsional t erhadap kegiat an yang akan dit elit i.

Dari

m asing- m asing propinsi, penelit ian akan dilakukan pada wilayah I bu Kot a Propinsi
dan at au Kabupat en/ Kot a t erdekat at au purposive pada Kabupat en/ Kot a t ert ent u di
m ana t erdapat pedagang pada kom odit as t erpilih
Adapun ket uj uh belas propinsi t erpilih t ersebut adalah :
1.

Nanggroe Aceh Darussalam

2.

Sum at era Ut ara

3.

Sum at era Barat

4.

Riau

5.

Jam bi

6.

Sum at era Selat an

7.

Lam pung

8.

Kepulauan Riau

9.

DKI Jakart a

10. Jawa Barat
11. Jawa Tengah

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

3

12. Jawa Tim ur
13. Bant en
14. Kalim ant an Barat
15. Kalim ant an Tim ur
16. Sulawesi Ut ara
17. Sulawesi Selat an

4

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

BAB I I
M ETOD OLOGI PEN ELI TI AN

2 .1 .

M e t ode Pe n a r ik a n Sa m pe l

2 .1 .1 . Alok a si Ju m la h Sa m pe l
Pada

dasarnya

t ehnik

penarikan/ pengalokasian

sam pel

diarahkan

pada

daerah kant ong produksi yang t ersebar di 17 propinsi t erpilih dengan ” Purposive
Sam pling” . Jum lah sam pel dialokasikan dengan sist em kuot a dengan m em perhat ikan
skala priorit as pada kegiat an penelit ian yang cukup besar dan kerangka populasi
yang t ersedia. Pada t abel 2.1. disaj ikan j um lah alokasi sam pel m enurut j enis
kegiat an dan propinsi.
Ta be l 2 .1 .
Alok a si Sa m pe l m e nu r u t Pr opin si, Je n is Ke gia t a n , da n Kom odit a s
Pe r da ga n ga n Te r pilih
Je n is Ke gia t a n
Pr opinsi

1.

2.

Nanggroe Aceh
Darussalam

Sum at era Ut ara

Pe r da g.
Be sa r

30

30

Pe r da g.
Ece r a n
La in n ya

Kom odit a s Pe r da ga nga n Te r pilih

30

Kakao, coklat dan kem bang gula;
Makanan dan Masakan Olahan;
Produk Tekst il lainnya; Kert as; Minyak
pet roleum hasil pem urnian dan
pengilangan m inyak bum i; Gas
pet roleum , gas hidrokarbon lainnya
dan m inyak pelum as; Barang- barang
plast ik; logam dasar m ulia dan Logam
Dasar Bukan Besi; Peralat an t enaga
zat cair, bearing, roda gigi, alat
pengangkat dan alat pem anas; Mesin
unt uk keperluan khusus; Mesin unt uk
keperluan khusus; Kapal dan
bangunan lepas pant ai; Perabot an
rum ah t angga

30

Unggas dan hasil- hasilnya; Kayu;
Buah dan kacang- kacangan yang
diolah dan diawet kan; Makanan
hewan yang diolah; Produk Tekst il
lainnya; Kim ia dasar organik; Barangbarang kim ia lainnya; Produk farm asi;
Barang- barang plast ik; Barangbarang logam lainnya; Alat fot ografi,
opt ik dan j am ; Kapal dan bangunan

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

5

Pr opinsi

Je n is Ke gia t a n
Pe r da g.
B

Pe r da g.
E

3.

Sum at era Barat

30

30

4.

Riau

30

30

5.

Jam bi

30

30

6.

Sum at era
Selat an

30

30

7.

Lam pung

30

30

6

Kom odit a s Pe r da ga nga n Te r pilih
lepas pant ai
Unggas dan hasil- hasilnya; Pat i dan
produk pat i; Makanan dan Masakan
Olahan; Kayu gergaj i dan pengawet an
kayu, rot an, bam bu dan sej enisnya;
Barang- Barang Dari Kert as Dan
Kart on; Produk farm asi; Barangbarang plast ik; Kaca dan produk
kaca; Barang- Barang dari t anah liat ,
keram ik dan porselen; Barang- barang
logam lainnya; Perabot an rum ah
t angga
Buah- buahan t ropis; Pat i dan produk
pat i; Gula; Kakao, coklat dan
kem bang gula; Makanan hewan yang
diolah; Minum an t idak beralkohol;
Rokok; Kert as; Barang- Barang Dari
Kert as Dan Kart on; Barang- barang
plast ik; Kaca dan produk kaca;
Sem en; Barang- barang logam lainnya
Buah- buahan t ropis; Unggas dan
hasil- hasilnya; Buah dan kacangkacangan yang diolah dan diawet kan;
Gula; Rokok; Produk Tekst il lainnya;
Minyak pet roleum hasil pem urnian
dan pengilangan m inyak bum i; Kim ia
dasar organik; Barang- Barang dari
t anah liat , keram ik dan porselen;
Barang- Barang Lainnya Dari Bahan
Bukan Logam ; Bahan bangunan dari
logam ; Kabel, lam pu dan
perlengkapan penerangan
I kan dan biot a air yang diolah dan
diawet kan lainnya; Pat i dan produk
pat i; Gula; Makanan dan Masakan
Olahan; Minum an t idak beralkohol;
Kim ia dasar organik; Kaca dan produk
kaca; Barang- Barang dari t anah liat ,
keram ik dan porselen; Barang- Barang
Lainnya Dari Bahan Bukan Logam ;
Bahan bangunan dari logam ; Alat
fot ografi, opt ik dan j am ; Perabot an
rum ah t angga.
Buah- buahan t ropis; I kan dan biot a
air yang diolah dan diawet kan
lainnya; Buah dan kacang- kacangan
yang diolah dan diawet kan; Minum an
t idak beralkohol; Kayu Lapis dan
sej enisnya; Kert as; Minyak pet roleum
hasil pem urnian dan pengilangan
m inyak bum i; Sem en; Barang- Barang
Lainnya Dari Bahan Bukan Logam ;
logam dasar m ulia dan Logam Dasar
Bukan Besi; Bahan bangunan dari

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Pr opinsi

Je n is Ke gia t a n
Pe r da g.
B

Pe r da g.
E

8.

Kepulauan Riau

30

30

9.

DKI Jakart a

30

30

10. Jawa Barat

30

30

11. Jawa Tengah

30

30

Kom odit a s Pe r da ga nga n Te r pilih
logam ; Barang- barang logam lainnya
I kan dan biot a air yang diolah dan
diawet kan lainnya; Buah dan kacangkacangan yang diolah dan diawet kan;
Makanan hewan yang diolah;
Minum an t idak beralkohol; Tabung
Elekt ron dan Kom ponen elekt ronik
lainnya; Televisi, Kom put er dan
perlengkapannya; Alat fot ografi, opt ik
dan j am ; Pengubah t egangan,
pengubah arus, pengont rol t egangan
dan pendist ribusian list rik; Kabel,
lam pu dan perlengkapan penerangan;
Mesin unt uk keperluan khusus; Kapal
dan bangunan lepas pant ai;
Perabot an rum ah t angga
Makanan hewan yang diolah;
Minum an t idak beralkohol; Produk
Tekst il lainnya; Minyak pet roleum
hasil pem urnian dan pengilangan
m inyak bum i; Kim ia dasar organik;
Barang- barang kim ia lainnya; Sem en;
Besi dan baj a dasar; logam dasar
m ulia dan Logam Dasar Bukan Besi;
Tabung Elekt ron dan Kom ponen
elekt ronik lainnya; Televisi, Kom put er
dan perlengkapannya; Alat fot ografi,
opt ik dan j am ; Pengubah t egangan,
pengubah arus, pengont rol t egangan
dan pendist ribusian list rik; Peralat an
t enaga zat cair, bearing, roda gigi,
alat pengangkat dan alat pem anas;
Mesin unt uk keperluan khusus
Gula; Minum an t idak beralkohol;
Rokok; Produk Tekst il lainnya; Kert as;
Gas pet roleum , gas hidrokarbon
lainnya dan m inyak pelum as; Sem en;
Besi dan baj a dasar; Tabung Elekt ron
dan Kom ponen elekt ronik lainnya;
Pengubah t egangan, pengubah arus,
pengont rol t egangan dan
pendist ribusian list rik; Mesin unt uk
keperluan khusus; Kapal dan
bangunan lepas pant ai
Buah- buahan t ropis; Kayu; Buah dan
kacang- kacangan yang diolah dan
diawet kan; Pat i dan produk pat i;
Kakao, coklat dan kem bang gula;
Makanan dan Masakan Olahan; Kayu
gergaj i dan pengawet an kayu, rot an,
bam bu dan sej enisnya; BarangBarang Dari Kert as Dan Kart on;
Bahan bangunan dari logam ; Alat
fot ografi, opt ik dan j am ; Peralat an

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

7

Pr opinsi

8

Je n is Ke gia t a n
Pe r da g.
B

Pe r da g.
E

12. Jawa Tim ur

30

30

13. Bant en

30

30

14. Kalim ant an
Barat

30

30

15. Kalim ant an
Tim ur

30

30

16. Sulawesi Ut ara

30

30

Kom odit a s Pe r da ga nga n Te r pilih
t enaga zat cair, bearing, roda gigi,
alat pengangkat dan alat pem anas;
Mesin unt uk keperluan khusus;
Perabot an rum ah t angga
Buah- buahan t ropis; Kayu; I kan dan
biot a air yang diolah dan diawet kan
lainnya; Buah dan kacang- kacangan
yang diolah dan diawet kan; Pat i dan
produk pat i; Gula; Rokok; BarangBarang Dari Kert as Dan Kart on;
Barang- barang kim ia lainnya; Produk
farm asi; Sem en; Besi dan baj a dasar
Buah- buahan t ropis; Kakao, coklat
dan kem bang gula; Makanan hewan
yang diolah; Minum an t idak
beralkohol; Kayu Lapis dan
sej enisnya; Kim ia dasar organik;
Barang- barang kim ia lainnya; Produk
farm asi; Barang- Barang dari t anah
liat , keram ik dan porselen; Tabung
Elekt ron dan Kom ponen elekt ronik
lainnya; Televisi, Kom put er dan
perlengkapannya; Kabel, lam pu dan
perlengkapan penerangan
Unggas dan hasil- hasilnya; Kayu;
I kan dan biot a air yang diolah dan
diawet kan lainnya; Buah dan kacangkacangan yang diolah dan diawet kan;
Gula; Makanan dan Masakan Olahan;
Kayu gergaj i dan pengawet an kayu,
rot an, bam bu dan sej enisnya; Kayu
Lapis dan sej enisnya; Kert as; BarangBarang Dari Kert as Dan Kart on;
Barang- Barang Lainnya Dari Bahan
Bukan Logam ; Besi dan baj a dasar;
logam dasar m ulia dan Logam Dasar
Bukan Besi
Kayu; Rokok; Kayu gergaj i dan
pengawet an kayu, rot an, bam bu dan
sej enisnya; Kayu Lapis dan
sej enisnya; Gas pet roleum , gas
hidrokarbon lainnya dan m inyak
pelum as; Kim ia dasar organik;
Barang- barang kim ia lainnya; Besi
dan baj a dasar; Televisi, Kom put er
dan perlengkapannya; Pengubah
t egangan, pengubah arus, pengont rol
t egangan dan pendist ribusian list rik;
Peralat an t enaga zat cair, bearing,
roda gigi, alat pengangkat dan alat
pem anas
Unggas dan hasil- hasilnya; I kan dan
biot a air yang diolah dan diawet kan
lainnya; Kakao, coklat dan kem bang

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Je n is Ke gia t a n

Pr opinsi

Pe r da g.
B

Pe r da g.
E

30

30

510

510

17. Sulawesi Selat an

Ju m l a h

Kom odit a s Pe r da ga nga n Te r pilih
gula; Produk Tekst il lainnya; Kayu
gergaj i dan pengawet an kayu, rot an,
bam bu dan sej enisnya; Kayu Lapis
dan sej enisnya; Kert as; BarangBarang Dari Kert as Dan Kart on;
Minyak pet roleum hasil pem urnian
dan pengilangan m inyak bum i; Gas
pet roleum , gas hidrokarbon lainnya
dan m inyak pelum as; Produk farm asi;
Kaca dan produk kaca; BarangBarang Lainnya Dari Bahan Bukan
Logam ; Kapal dan bangunan lepas
pant ai.
Rokok; Minyak pet roleum hasil
pem urnian dan pengilangan m inyak
bum i; Barang- barang plast ik; Kaca
dan produk kaca; Barang- Barang dari
t anah liat , keram ik dan porselen;
Bahan bangunan dari logam ; Barangbarang logam lainnya; Televisi,
Kom put er dan perlengkapannya;
Pengubah t egangan, pengubah arus,
pengont rol t egangan dan
pendist ribusian list rik; Kabel, lam pu
dan perlengkapan penerangan;
Peralat an t enaga zat cair, bearing,
roda gigi, alat pengangkat dan alat
pem anas; Mesin unt uk keperluan
khusus; Kapal dan bangunan lepas
pant ai; Perabot an rum ah t angga

2 .1 .2 . Te k n ik Pe n a r ik a n Sa m pe l
Teknik

pengam bilan

" non- probabilit y

sam pel

yang

sam pling" , yait u dalam

digunakan

dalam

survei

pengam bilan sam pel t idak

ini

adalah

digunakan

t eori- t eori probabilit a. Pert im bangan yang digunakan dalam pengam bilan sam pel
adalah bahwa sam pel yang t erpilih

dapat m ewakili keadaan populasi. Hal ini

dilakukan karena t uj uan dalam survei ini bukan m elakukan perkiraan nilai populasi,
t et api m em peroleh inform asi m engenai ” keadaan pada suat u wakt u/ t it ik ( point
est im at e) ” sepert i m isalnya rasio- rasio dari karakt erist ik yang dibut uhkan ( rasio
m arket ed surplus sert a rasio m arj in harga perdagangan) , rasio pelengkap ( m ark- up)
dan rasio st rukt ur biaya.

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

9

Disam ping it u, karena t erbat asnya kerangka populasi pada m asing- m asing
kegiat an, m aka m ekanism e penarikan sam pel secara operasional sepenuhnya
diserahkan kepada Kant or BPS Propinsi.
Perlu dij elaskan bahwa sam pel yang t elah dit ent ukan oleh BPS ( Pusat )
sebaiknya dapat dipenuhi karena alasan pert im bangan t eknis. Tet api apabila kondisi
daerah t idak m em ungkinkan baik dari segi biaya, t enaga, wakt u dan lokasi cukup
j auh, m aka dibolehkan unt uk m elakukan penggant ian sam pel.
Pengam bilan sam pel yang dilakukan dalam penelit ian ini adalah dengan cara
purposive at au non random dan disesuaikan dengan kondisi m asing- m asing daerah,
dengan m em pert im bangkan ket erbat asan yang disebut kan di at as.

Meskipun

penent uan sam pel dilakukan dengan t idak acak, t et api dengan suat u pert im bangan
( j udgem ent ) t ert ent u diharapkan sam pel yang t erpilih t et ap dapat m ewakili populasi.

2 .1 .3 . Ta t a Ca r a Pe n gga n t ia n Sa m pe l
Jika dalam pelaksanaan pencacahan dit em ui responden yang sulit unt uk
dicacah, t elah pindah, at au t idak beroperasi lagi, m aka dapat digant ikan dengan
yang

lain.

Responden

penggant i

harus

m em iliki

kesam aan

dengan

yang

digant ikannya, baik kegiat an usaha, lokasi, sert a skala usaha. Jika m asih t idak
m em enuhi krit eria,

dapat

digant i dengan

kegiat an

yang

berdekat an,

sepert i

swalayan digant i dengan depart m ent st ore.

2 .2 .

Pe la k sa na a n La pa n ga n

2 .2 .1 . Or ga n isa si La pa n ga n
a.

Organisasi di Pusat :
-

Kegiat an perencanaan dan perum usan konsep dilakukan oleh Direkt orat
Neraca Produksi ( cq.Subdit Neraca Jasa) .

-

Kegiat an penyusunan dan penghit ungan rasio- rasio hasil survei dilakukan
oleh Direkt orat Neraca Produksi.

-

Kegiat an evaluasi dilakukan oleh Direkt orat Neraca Produksi
Direkt orat - Direkt orat lain di Badan Pusat St at ist ik yang t erkait .

10

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

dengan

b.

Organisasi di Daerah.
-

Kegiat an pengum pulan dat a dilakukan oleh st af t eknis pada Kant or BPS
Propinsi/ Kabupat en/ Kot a at au m it ra t erpilih dengan beban t ugas :
1.

Kepala BPS Propinsi sebagai penanggung j awab um um kegiat an.

2.

Kabid Neraca Wilayah dan Analisis di BPS Propinsi sebagai koordinat or
pelaksana dan pengawasan, baik dibidang t eknis m aupun adm inist rasi.

3.

Kasie

Neraca

Produksi

di

BPS

Propinsi

sebagai

pengawas

dan

penanggung j awab harian t eknis pelaksanaan.
4.

St af t eknis Kant or BPS Propinsi/ Kabupat en/ Kot a at au m it ra t erpilih
sebagai pencacah.

2 .2 .2 . Ja dw a l Pe la k sa na a n la pa n ga n
Pelaksanaan kegiat an lapangan di daerah dij adualkan ant ara bulan Juni
sam pai dengan bulan Agust us 2015 yang t erdiri at as :
1.

Pencacahan : Juni s/ d Agust us 2015

2.

Pengawasan dan pem eriksaan : Juli s/ d Agust us 2015

3.

Pengirim an dokum en ke pusat ( BPS RI ) : awal bulan Agust us 2015

2 .2 .3 . Pe t u ga s La pa nga n
Pet ugas lapangan dalam survei khusus ini t erdiri dari :
1.

Koordinat or : Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis di BPS Propinsi at au
Pet ugas lain yang dit unj uk.

2.

Pengawas : Kepala Seksi Neraca Produksi at au Aparat Kant or BPS Propinsi
yang dianggap m am pu m elakukan pengawasan, m em berikan pet unj uk dan
m em bant u pem ecahan di lapangan.

3.

Pencacah : Aparat Kant or BPS Propinsi/ Kabupat en/ Kot a at au m it ra t erpilih
yang dianggap m am pu m elakukan pencacahan, wawancara sert a m engisi
kuesioner sebagaim ana yang dipersyarat kan.

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

11

BAB I I I
M ARJI N PERD AGAN GAN D AN PEN GAN GKUTAN

3 .1 .

Pe n da h u lua n
Unt uk keperluan penyusunan PD( R) B, m et ode penghit ungan yang dipakai

unt uk m engest im asi out put suat u kegiat an ekonom i biasanya digunakan prosedur
harga per sat uan dikalikan dengan banyaknya barang yang diproduksi. At au, apabila
kegiat an ekonom i it u adalah j asa- j asa, m aka digunakan rat a- rat a out put per
indikat or produksi dikalikan dengan banyaknya indikat or produksi.
Di dalam buku ” Syst em of Nat ional Account ( SNA) ” yang baru, baik SNA 1993
dan di sem purnakan pada SNA 2008 m aka prosedur unt uk m enilai out put kegiat an
perdagangan adalah:

Nilai Out put = nilai penj ualan
+ nilai kegunaan lain dari barang yang dibeli unt uk dij ual
- nilai barang yang dibeli unt uk dij ual kem bali
+ nilai penam bahan persediaan barang unt uk dij ual kem bali
- nilai barang dit arik dari persediaan barang unt uk dij ual
- nilai kerugian berulang wast age, pencurian at au kerusakan

Prosedur di at as adalah ket ika seluruh usaha perdagangan m em iliki cat at an
yang baik ket ika m elakukan usahanya. Akan t et api dalam perekonom ian yang
berkem bang sepert i I ndonesia, yang dit andai dengan berm unculannya unit - unit
usaha baru; dan belum t ert ibnya cat at an adm inist rasi m engenai j um lah usaha, baik
yang form al m aupun non- form al, m aka prosedur est im asi out put yang kedua t idak
selalu m udah unt uk dilakukan. Keadaan sepert i ini sangat t erasa pada sekt or
perdagangan, lebih khusus lagi perdagangan eceran, sepert i warung rokok dan
t ukang sayur keliling. Sem ent ara it u diyakini bahwa j um lah pedagang eceran sepert i
ini sangat banyak j um lahnya.

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

13

Oleh karena it u, m et ode penghit ungan sepert i diuraikan diat as t idak at au
kurang m em berikan hasil yang m em uaskan. Sebagai alt ernat ifnya, digunakan
m et ode pendekat an arus barang. Met ode ini m elacak aliran suat u at au sekelom pok
kom odit as perdagangan m ulai dari produsen hingga konsum en. I nform asi yang
dibut uhkan unt uk m enunj ang penghit ungan ini adalah j um lah ( est im asi) barang
yang diperdagangkan dan m arj in perdagangan pada set iap channel perdagangan
at au di sebut ” Com m odit y Flow Approach” . Met ode ini disebut dengan m et ode t idak
langsung. Beberapa konsep dan definisi m engenai kegiat an perdagangan akan
disaj ikan pula, dengan harapan dapat dipaham i m akna nilai out put yang dihasilkan
dari kegiat an perdagangan.
3 .2 .

Ja lur Pe m a sa r a n
Barang- barang yang dihasilkan oleh produsen selain dipasarkan kepada

pedagang besar dan at au eceran, ada j uga yang sebagian lagi t idak m em asuki
pasar, sepert i digunakan sendiri, diberikan kepada pihak lain, unt uk m em bayar upah
dan gaj i karyawan, rusak dan susut . Ada sebagian lagi yang langsung dij ual kepada
konsum en baik rum aht angga m aupun kegiat an ekonom i/ bisnis sebagai pengguna.
Rum aht angga sebagai konsum en akan m enggunakan barang- barang it u unt uk
m em enuhi kebut uhan rum aht angga m ereka, sedangkan bagi perusahaan/ kegiat an
usaha ekonom i, barang- barang it u akan digunakan sebagai bahan baku dan at au
bahan penolong. Dalam hal ini ekspor digolongkan sebagai konsum si, karena
barang- barang it u t idak beredar lagi dalam pasar dom est ik.
Kem udian, oleh produsen barang- barang t ersebut ada yang dij ual kepada
pedagang besar dan ada pula yang dij ual langsung kepada pedagang pengecer. Pola
j alur pem asaran yang sam a j uga t erj adi pada pedagang besar dan pedagang eceran.
Peran yang dim ainkan oleh pedagang disini berperan sebagai penyalur barang dari
produsen kepada para pengguna. Peran ini akan berfungsi baik bila dibant u dengan
kegiat an pengangkut an. Dengan dem ikan ada dua j enis kegiat an yang m enyalurkan
barang dagangan, yait u perdagangan dan pengangkut an.

14

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Ga m ba r 1 . Pe r a n Pe r da ga n ga n da n Pe n ga n gk u t a n da la m pe nya lu r a n

Produsen Barang
Harga Rp. 150.000

Konsumen/Pengguna
Harga Rp.200.000

Perdagangan (marjin, Rp.40.000)
dan
Pengangkutan (biaya, Rp.10.000)

Kegiat an

yang

dilakukan

oleh

sekt or

perdagangan

dan

pengangkut an

m endapat balas j asa yang m asing- m asing berupa m arj in perdagangan dan m arj in
t ransport . Pada cont oh gam bar 1, seandainya konsum en at au pengguna m em beli
barang langsung dari produsen, m aka yang harus dibelanj akan oleh konsum en
hanya sebesar Rp.150.000,- . Akan t et api karena ia m em belinya dari pedagang,
m aka ia harus m engeluarkan uang sebesar Rp.200.000,- sehingga pedagang
t ersebut m endapat kan keunt ungan brut o sebesar Rp.50.000,- . Keunt ungan t ersebut
digunakan unt uk m em bayar ongkos ( m arj in/ biaya) angkut barang dari produsen ke
t em pat penj ualan sebesar Rp.10.000,- dan sisanya Rp. 40.000,- adalah m arj in
perdagangan.

3 .3 .

Kon se p da n D e fin isi
Beberapa konsep dan definisi yang akan digunakan dalam est im asi m arj in

perdagangan at au out put perdagangan perlu diuraikan secara j elas dan m endalam .
Pem aham an m engenai m arj in perdagangan, surplus barang yang dipasarkan; dan
konsep- konsep lainnya yang berkait an dengan kegiat an perdagangan j uga dibahas
produsen dan pedagang.
Pr odu se n

ba r a n g.

Suat u

perusahaan

at au

usaha

perorangan

yang

m elakukan kegiat an m enghasilkan barang. Jenis- j enis kegiat an yang dilakukan m ulai
dari kegiat an t anam an bahan m akanan, perkebunan, pet ernakan, kehut anan,
perikanan, pert am bangan dan penggalian, dan indust ri pengolahan.
Pe da ga n g. Suat u perusahaan at au usaha perorangan yang m elakukan
kegiat an m em beli barang dari produsen at aupun pedagang lainnya, dan m enj ualnya

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

15

dengan

t anpa

m elakukan

pengolahan

lebih

lanj ut

t erhadap

barang

yang

didagangkan. I ndikasi m engenai t idak adanya pengolahan adalah wuj ud barang yang
dibeli yang kem udian dij ual t idak m engalam i perubahan. Kegiat an sepert i ini disebut
dengan perdagangan. Pedagang besar ( PB) adalah suat u perusahaan at au usaha
perorangan perdagangan yang m elayani konsum en para perusahaan pedagang
besar at aupun pedagang eceran. Sedangkan pedagang eceran ( PE) adalah

suat u

perusahaan at au usaha perorangan yang m elakukan kegiat an perdagangan, dengan
konsum en yang dilayani um um nya, adalah rum aht angga. Dalam prakt ek kegiat an
ekonom i t idak j arang pedagang eceran j uga m elayani pedagang eceran lainnya.
At au Perusahaan at au pengusaha t ersebut m enyebut kan dirinya pedagang eceran,
akan t et api dalam kenyat annya yang dilayani adalah pedagang eceran. Yang perlu
dicat at disini, bahwa yang m enj adi pegangan dalam pengklasifikasian ini adalah
kosum en secara um um yang dilayani.
Pe n ga n gk u t a n. Unt uk m em indahkan barang dari sat u t em pat ke t em pat
yang lain dibut uhkan peran j asa pengangkut an, baik it u barang dagangan m aupun
bukan. Dalam hubungannya dengan kegiat an perdagangan, m aka yang m enj adi
pokok bahasan adalah j asa angkut an yang m engangkut barang dagangan saj a.
I m por t ir .
kegiat an

Suat u

perusahaan

at au

m em beli barang dari luar

usaha perorangan

negeri,

dan

yang

m elakukan

m enj ualnya dengan

t anpa

m elakukan pengolahan lebih lanj ut t erhadap barang yang didagangkan. Pem beli
yang dilayani biasanya adalah perusahaan t erm asuk pedagang.
Kon su m e n. Kegiat an m enggunakan barang dan j asa yang berasal dari
produsen disebut dengan konsum si. Penggunaan barang ini bisa unt uk bahan baku
di kegiat an produksi m aupun dikonsum si

langsung oleh rum aht angga. Pelaku

kegiat an ini adalah konsum en.
M a r j in

Pe r da ga n ga n. Kom pensasi pedagang sebagai penyalur

barang

adalah m arj in perdagangan ( MP) , yang m erupakan selisih ant ara nilai penj ualan
dengan nilai pem belian. Marj in inilah yang m erupakan ukuran besarnya out put dari
kegiat an

16

perdagangan

( lihat

SNA93) .

Sedangkan

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

kom pensasi

dari

peran

pengangkut an adalah biaya angkut an at au disebut j uga dengan ist ilah m arj in
t ransport

( t ransport

m argin/ cost ) .

Unt uk

sem ent ara

ini

pem bahasan

lebih

dit it ikberat kan kepada m arj in perdagangan.
Dalam sit uasi t ert ent u, produsen di dalam negeri m elakukan im por barang
dari luar negeri t anpa m elalui suat u im port ir. Barang im por sepert i ini t idak beredar
dalam j alur perdagangan di dalam negeri, sehingga t idak m enim bulkan m arj in.
Dengan kat a lain t idak t erj adi perdagangan unt uk barang im por ini.
Su r plu s ya n g dipa sa r k a n da n ya ng t ida k dipa sa r k a n. Barang- barang
yang dipasarkan oleh produsen m erupakan surplus dari kegiat an produksi, at au
dengan kat a lain disebut m arket ed surplus ( MS) . Sem ent ara it u sebagian produksi
yang t idak dipasarkan dij ual kepada konsum en, digunakan sendiri, unt uk m em bayar
gaj i karyawan, hilang, dan rusak. Kom ponen ini disebut dengan non- m arket ed
surplus. Beberapa t ingkat an MS m uncul pada set iap channel perdagangan, yait u
pada t ingkat produsen, pedagang besar, dan pedagang eceran.
Ra sio ba r a n g ya n g dipa sa r k a n . Market ed surplus ( MS) at au banyaknya
barang yang dipasarkan oleh produsen dibagi dengan banyaknya barang yang
diproduksi m erupakan suat u rasio, yang disebut dengan rasio m arket ed surplus yang
disingkat RMS. Pada t ahap ini rasio it u m erupakan rasio m arket ed surplus m ilik
produsen, yang dilam bangkan dengan RM SPr od. Sedangkan banyaknya barang
yang diperdagangkan oleh pedagang besar it u dibagi banyaknya barang yang sam a
yang dibeli oleh pedagang bersangkut an m erupakan
t ingkat

pedagang

besar

yang

dilam bangkan

rasio m arket ed surplus pada

dengan

RM SPb.

Dengan

cara

pem aham an yang sam a diperoleh rasio m arket ed surplus unt uk pedagang eceran,
yang dilam bangkan dengan RM SPe .

=

Bnyknya brng yg dipasarkan
3.1.
Bnyknya brng yg diproduksi
Bnyknya brng yg dipasarkan
3.2.
Rasio brng yg dipasarkan oleh Pdg.Besar (RMSPb ) =
Bnyknya brng yg dibeli
Bnyknya brng yg dipasarkan
Rasio brng yg dipasarkan oleh Pdg.Eceran (RMSPe ) =
3.3
Bnyknya brng yang dibeli
Rasio brng yg dipasarkan oleh Pr od. (RMS Pr od )

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

17

M a r j in

N ila i

Pe r da ga nga n

da n

M a r j in

H a r ga

Pe r da ga n ga n

pe r

sa t ua n / unit . Out put perdagangan yang j uga adalah nilai m arj in perdagangan
( MPN) m erupakan selisih ant ara nilai penj ualan dengan nilai pem belian. Apabila
m arj in nilai perdagangan dibagi dengan banyaknya at au volum e barang yang
didagangkan m erupakan m argin harga perdagangan per unit ( MPH) , at au sem acam
selisih ant ara harga yang dit erim a dengan harga yang dibeli. Perhat ikan not asi ‘N’
unt uk m arj in n ila i perdagangan dan ‘H’ unt uk m arj in h a r ga perdagangan per
unit / sat uan. Dalam ist ilah sehari- hari kedua pengert ian ini saling dipert ukarkan.

Marjin Nilai Perdag. = Nilai Penjualan − Nilai Pembelian
3.4
Nilai Penjualan − Nilai Pembelian brng yg dijual
3.5
Marjin H arg a Perdag. per satuan =
Bnyknya / volume brng yg dijual
atau
Marjin H arg a Pedag. = H arg a Penjualan − H arg a Pembelian

3.6

Dalam pengum pulan dat a lebih m udah unt uk m endapat kan m arj in harga
perdagangan daripada m arj in harga perdagangan per unit / sat uan. Akan t et api dalam
t ahap pengolahan sulit unt uk bisa m endapat kan rat a- rat a m arj in harga perdagangan
dari sam pel yang t erpilih yang benar- benar m ewakili populasinya. Mengingat dalam
sat u j enis kom odit as bisa t erdapat berbagai m acam spesifikasi. Sebagai cont oh m ie
kering, m ulai dari m ie inst an yang j uga t erdiri dari berbagai j enis j uga m ie yang
t elah diproduksi dengan t eknologi konvensional. Pengelom pokkan ini konsist en
dengan klasifikasi yang dilakukan unt uk penyusunan t abel I - O. Apabila dalam
pengklasifikasian ini dipandang perlu unt uk dipisahkan, m aka dalam pengum pulan
dat a di lapangan, harus dibedakan ant ara m ie inst an dengan m i yang diproses
dengan t eknologi konvensional.
Asum si. Dalam m et ode ini diasum sikan, pe r t a m a , bahwa pedagang besar
hanya m em beli barang dagangan m ereka yang berasal dari produsen. Sedikit
berbeda dengan pedagang eceran, selain barang dagangan m ereka berasal dari
pedagang besar j uga dari produsen. Asum si ini harus dit erapkan m engingat t idak
m udah unt uk m elacak j alur perdagangan serinci m ungkin. Dalam kenyat aan di
lapangan j alur perdagangan sangat com plicat ed. Pedagang besar selain m em beli

18

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

barang sebagaim ana disebut kan diat as ( bisa) j uga m em beli dari pedagang besar
yang lain. Ada beberapa lapis perdagangan besar. Dem ikian j uga halnya dengan
pedagang

eceran.

Bahkan

ada

pedagang

eceran

yang

m endapat kan

barang

dagangan m ereka dari pedagang eceran yang lain. Ke du a , t elah dij elaskan bahwa
m arj in harga perdagangan per unit / sat uan yang diperoleh m erupakan rat a- rat a.
Fakt or pem bagi unt uk m endapat kan rat a- rat a ini adalah volum e barang yang
diperdagangan yang diasum sikan m erupakan barang- barang yang sej enis. Harus
diakui bahwa asum si ini dalam beberapa hal t erlalu ‘kasar’.
Ra sio

M a r j in

Pe r da ga nga n.

Kem udian

apabila

selisih

ant ara

harga

penj ualan dengan harga pem belian dibagi dengan harga pem belian m erupakan
suat u rasio, yang dalam hal ini dilam bangkan dengan RMPH. Selanj ut nya rasio ini
disebut dengan rasio m arj in harga perdagangan. Dengan dem ikian rasio m arj in
harga perdagangan unt uk pedagang besar dan pedagang eceran bert urut - t urut
adalah RMPHPb dan RMPHPe. Berikut nya, apabila selisih nilai barang yang dij ual
dengan nilai barang yang dibeli dibagi dengan nilai barang yang dibeli adalah rasio
nilai m arj in perdagangan yang dilam bangkan dengan RMPN. Lam bang rasio nilai
m arj in perdagangan unt uk pedagang besar adalah RMPNPb dan RMPNPe unt uk
pedagang eceran.

Nilai Penjualan PB − Nilai Pembelian PB
3.7
Nilai Pembelian PB
Nilai Penjualan PE − Nilai Pembelian PE
3.8
Rasio Marjin Nilai Perdag. Eceran (RMPNPe) =
Nilai Pembelian PE

Rasio Marjin Nilai Perdag. Besar (RMPNPb) =

Rasio Marjin H arg a PB (RMPHPb) =
Rasio Marjin H arg a PE (RMPHPe) =

H arg a Penjualan PB − H arg a Pembelian PB
3.9
H arg a Pembelian PB

H arg a Penjualan PE − H arg a Pembelian PE
H arg a Pembelian PE

3.10

Definisi sepert i ini adalah kenyat aan yang kit a hadapi dalam kehidupan
sehari- hari. Akan t et api definisi sepert i ini t idak m udah unt uk dioperasikan dalam
pengest im asian out put perdagangan. Mengingat t idak m udah unt uk m endapat kan

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

19

populasi ( nilai) pedagang m enurut j enis barang yang diperdagangkan. Sem ent ara it u
dat a yang t ersedia adalah nilai ( est im asi) populasi nilai produksi ( out put ) dari
barang- barang yang dihasilkan oleh produsen. Oleh karena it u definisi yang
digunakan

haruslah

m engacu

kepada

out put

produsen,

sehingga

bent uk

perum usannya sebagai berikut :

Rasio Marjin Perdag. H arg a PB (RMPHPb) =
Rasio Marjin Perdag. H arg a PE (RMPHPe) =

H arg a penjualan PB − H arg a pembelian
3.11
H arg a produsen

H arg a penjualan PE − H arg a pembelian
3.12
H arg a produsen

Pent ing diingat disini bahwa besaran rasio yang dihit ung berdasarkan definisi
ini akan berbeda dengan kenyat aan pem aham an sehari- hari. Secara int uisi, pada
um um nya bisa dikat akan bahwa rasio yang dihasilkan dengan rum us ini akan lebih
besar daripada yang berdasarkan definisi sebelum nya. Mengingat pem bagi pada
definisi ini lebih kecil. Sebagai cont oh, produsen m enj ual kepada pedagang besar
dengan harga Rp100,- . Kem udian pedagang besar

m enj ual kepada pedagang

eceran dengan harga Rp. 150,- . Selanj ut nya pedagang eceran m enj ual barang
t ersebut kepada rum aht angga dengan harga Rp. 175,- . Maka dengan m enggunakan
definisi yang pert am a ( rum us 3.9 dan 3.10) akan dihasilkan:
RMPHPb = ( Rp.150 - Rp.100) / Rp.100 = 0,50
RMPHPe = ( Rp.175 - Rp.150) / Rp.150 = 0,17
Akan t et api dengan m enggunakan definisi yang kedua ( rum us 3.11 dan
3.12) , m aka rasio rasio yang diperoleh adalah sebagai berikut :
RMPHPb = ( Rp.150 - Rp.100) / Rp.100 = 0,50
RMPHPe = ( Rp.175 - Rp.150) / Rp.100 = 0,25
Walaupun kedua bent uk penghit ungan m em berikan hasil rasio yang berbeda,
khususnya unt uk rasio pedagang eceran, akan t et api t et ap akan m enghasilkan nilai
m arj in yang sam a. Unt uk it u perhat ikan cont oh yang diberikan berikut ini:

20

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Gambar 2. Jalur perdagangan sederhana
Pedagang Besar,
Beli 18kg
Harga Rp. 100/kg

Produsen,
Prod. 30 kg
Harga Rp. 100

Dijual
17 kg

Konsumen
Beli 11 kg
Harga Rp. 100/kg

Pedagang Eceran,
Beli 15 kg
Harga Rp. 150/kg

Konsumen,
Beli 14 Kg
Harga Rp. 175/kg

Konsumen,
Beli 2 Kg
Harga Rp. 150/kg

Lainnya
1kg

Lainnya
1kg
Lainnya
1 kg

Dalam cont oh j alur perdagangan sederhana yang t ercant um dalam gam bar 2
diasum sikan bahwa barang yang berasal dari produsen sebelum m encapai pedagang
eceran harus m elalui pedagang besar. Kedua bahwa cont oh dim aksud m erupakan
populasi. Sehingga penghit ungan nilai m arj in perdagangannya secara langsung bisa
dilakukan sebagai berikut ini:

1) Perdagangan Besar
a) Market ed surplus pedagang besar = 17kg, dibeli oleh Pedagang Eceran
sebanyak 15 kg dan konsum en 2 kg
b) Marj in harga perdagangan besar = ( Rp.150 – Rp.100) / kg = Rp.50/ kg
c) Rasio m arj in harga perd. besar = ( Rp.150 – Rp.100) / Rp.100 = 0,50
d) Marj in Nilai perdagangan besar = 17 kg x Rp.50/ kg = Rp.850

2) Perdagangan Eceran
a) Market ed surplus pedagang eceran = 14 kg
b) Marj in harga perdagangan eceran = ( Rp.175 – Rp.150) / kg = Rp.25/ kg
c) Rasio m arj in harga perdag. eceran = ( Rp.175 – Rp.150) / 150 = 0,17
d) Marj in Nilai perdagangan eceran = 14 kg x Rp. 25/ kg = Rp.350

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

21

Cont oh t ersebut diat as adalah m et ode penghit ungan secara langsung yang
bisa dilakukan kalau dat a populasi j um lah pedagang unt uk t iap j enis kom odit as bisa
diperoleh.

Akan

t et api sebagaim ana dij elaskan

diat as,

kondisi t ersebut

t idak

m endukung. Sehingga m et ode penghit ungannya dilakukan secara t idak langsung,
dengan m enghit ung t erlebih dahulu rasio m arket ed surplus dan rasio m arj in harga
perdagangan sebagaim ana berikut ini:
1) Produsen
a) Rasio m arket ed surplus produsen = 18kg/ 30kg = 18/ 30
b) Nilai produksi = 30 kg x Rp.100/ kg
2) Perdagangan besar
a) Rasio m arket ed surplus perdagangan besar = 17kg/ 18kg
b) Rasio m arj in harga perdagangan besar
= ( Rp.150–Rp.100) / Rp.100= 50/ 100
c) Marj in nilai perdagangan besar = rasio m arket ed surplus produsen x rasio
m arket ed surplus perdagangan besar x rasio m arj in harga perdagangan besar
x nilai produksi dari produsen
= { ( 18/ 30) x ( 17/ 18) x ( 50/ 100) } x ( 30kg x Rp100/ kg)
= 17 x Rp.50 = Rp. 850
3)

Perdagangan eceran
a) Rasio m arket ed surplus PB ke PE = 15kg/ 17kg = 15/ 17
b) Rasio m arket ed surplus perdagangan eceran= 14kg/ 15kg= 14/ 15
c) Rasio m arj in harga perdagangan eceran
= ( Rp.175- Rp.150) / Rp.100 = 25/ 100 = 0,25
d) Marj in nilai perdagangan eceran = rasio m arket ed surplus produsen x rasio
m arket ed surplus perdagangan besar x rasio m arket ed surplus perdagangan
besar ke perdagangan eceran x rasio m arket ed surplus perdagangan eceran x
rasio m arj in harga perdagangan eceran x nilai produksi dari produsen
= { ( 18/ 30) x( 17/ 18) x( 15/ 17) x( 14/ 15) x( 25/ 100) } x ( 30kg x Rp100/ kg)

22

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

= 14 x Rp.25 = Rp.350
Pe r ha t ik a n.
m enggunakan

Rasio

kedua

m arj in

m et ode

harga

perdagangan

m em berikan

hasil

yang

besar

yang

sam a,

dihit ung

yait u

0,50.

Penghit ungan m arj in nilai perdagangan dengan m et ode langsung dengan t idak
langsung m em berikan hasil yang sam a, yait u sebesar Rp.850. Akan t et api unt uk
rasio m arj in harga perdagangan eceran m em berikan hasil yang berbeda. Pada
m et ode pert am a, at au m et ode langsung, rasio m arj in harga yang diperoleh unt uk
perdagangan eceran 0,17 lebih kecil daripada hasil penghit ungan dengan m et ode
kedua, at au t idak langsung, yait u 0,25. Walaupun begit u m arj in nilai perdagangan
eceran yang dihit ung dengan m enggunakan kedua m et ode m em berikan hasil yang
sam a, yait u Rp.350,- .
Met ode kedua at au m et ode t idak langsung m engacu kepada nilai produksi
barang.

Karena m em ang dalam

prakt ek est im asi, kondisi yang ada adalah

t ersedianya dat a m engenai nilai produksi barang. Dengan dem ikian pem bagi dalam
penghit ungan

rasio

harga

perdagangan

eceran

bukan

harga

pem belian

dari

perdagangan besar akan t et api dari harga produsen. Selain daripada it u, unt uk
m enghit ung m arj in nilai perdagangan, perkalian ant ara rasio m arket ed surplus
dengan rasio m arj in harga perdagangan harus dikalikan lagi dengan nilai produksi
barang.
Pada kenyat aan j alur arus barang t idak sesederhana sebagaim ana pada
gam bar 2. Penyaj ian pada gam bar 3 sedikit lebih realist is, walaupun disana m asih
ada asum si bahwa t idak ada perdagangan ant ara pedagang besar. Dalam kenyat aan
kegiat an pendist ribusi barang dagangan sehari- hari, set elah keluar dari gudang
pedagang besar t idak langsung m enuj u pedagang eceran at aupun konsum en, t et api
m asih m elalui j alur pedagang besar berikut nya. Bahkan j alur pedagang besar ini bisa
m encapai lebih dari dua channel, baru kem udian sam pai ke t angan pedagang
eceran. Asum si yang kedua, bahwa barang ( kom odit as) yang diperdagangkan
m em punyai spesifikasi yang relat if hom ogen.

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

23

3 .4 .

Ja lur Pe m a sa r a n de n ga n sa t u PB da n dua PE
Dengan m engacu pada gam bar 3 sert a beberapa konsep dan definisi yang

t elah dibahas sebelum nya, berikut ini bat asan- bat asan dan lam bang yang digunakan
dalam m engest im asi m arj in perdagangan. Market ed surplus dilam bangkan dengan
Q. Banyaknya barang yang dihasilkan oleh produsen sebesar Q0 , yang dij ual ke
pedagang besar sebanyak Q1. Selanj ut nya oleh pedagang besar t ersebut , barang
sebanyak it u yang dij ual sebanyak Q3. Sedangkan yang sam pai ke t angan pedagang
eceran sebanyak Q4 . Oleh pedagang eceran, barang yang dij ual kepada konsum en
sebesar Q5 . Pedagang eceran selain ada yang m em beli barang dari pedagang besar
ada j uga yang m em beli langsung dari produsen sebesar Q6 . Selanj ut nya oleh
pedagang eceran t ersebut , sebanyak Q7 dij ual kepada konsum en.
Harga produsen adalah harga yang dibayar oleh pedagang besar dan
pedagang eceran pert am a m asing- m asing P2 dan P6 yang keduanya sam a dengan P0
at au j uga sam a dengan P1 . Dalam hal ini diasum sikan bahwa baik pedagang besar,
pedagang eceran pert am a, dan konsum en m em bayar t ingkat harga yang sam a
kepada produsen.

Harga yang dit erim a oleh pedagang besar adalah harga yang

dibayarkan oleh pedagang eceran kedua sebesar P4 . Harga ini sam a dengan P3 . Hal
ini j uga m engandung asum si bahwa harga yang dibayarkan oleh pedagang eceran
kedua dan konsum en yang m em beli barang dari pedagang besar m em bayar pada
t ingkat harga yang sam a. Kem udian, pedagang eceran kedua m enerim a harga
sebesar P5 dari konsum en. Sem ent ara it u, pedagang eceran pert am a m enerim a
harga sebesar P7 dari konsum en yang m em beli barang dari m ereka.

24

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

Gam bar 3. Skem a j alur arus barang yang dipasarkan.

Dipasarkan
MSPeII

Q5
P5
Dipasarkan
MSPb

Q3

Q4
P4

P3
Q2
Dipasarkan
MSProd
Q1

Dipasarkan
MSPe I

Q
P6

Lainnya.
Konsumen

tidak
dipasarkan

P1

Produsen

tidak
dipasarkan

Pedagang
Besar

P2

Q

Pedagang
Eceran II

Konsumen

Pedagang
Eceran I

Q7
P7
tidak
dipasarkan

Lainnya

Konsumen

Lainnya

P0

Konsumen

tidak
dipasarkan

Lainnya

Keterangan:
1. Gambar ini untuk menjelaskan alur perdagangan dan membantu menjelaskan rumus-rumus yang
digunakan. Karena, metodologi sampel yang digunakan purposive, maka tidak memungkinkan
dilakukan estimasi rata-rata harga dan rata-rata jumlah barang yang dipasarkan dengan memadai.
2. Barang-barang yang tidak dipasarkan tidak akan menimbulkan marjin.
3. Konsumen adalah pembelilan barang oleh perusahaan untuk digunakan sebagai input antara, atau oleh
rumahtangga, dan ekspor.
4. Lainnya adalah barang yang dibeli digunakan untuk sendiri, baik sebagai input antara, diberikan
kepada pihak lain, untuk upah dan gaji, dan rusak atau susut.
5. Q melambangkan jumlah (volume) barang yang dipasarkan, P melambangkan harga.
6. Tanda garis bersambung menunjukkan jalur barang yang menimbulkan marjin perdagangan
7. Tanda garis putus-putus menunjukkan jalur barang yang tidak menimbulkan marjin perdagangan

Pedoman Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ) 2015

25

Dalam set iap selisih harga penj ualan dengan harga pem belian t erdapat
m arj in perdagangan dan m arj in pengangkut an barang, dilam bangkan dengan MPTH.
Dem ikian

pula halnya dalam

selisih

nilai penj ualan

dengan

nilai pem belian,

t erkandung didalam nya nilai m arj in perdagangan dan nilai m arj in pengangkut an
barang dagangan yang dinot asikan dengan MPTN.
Apabila banyaknya barang yang diperdagangkan dalam

set iap channel

perdagangan diket ahui, m aka nilai m arj in perdagangan dan pengangkut an adalah
sam a dengan banyaknya ( volum e) barang yang dipasarkan dikalikan dengan selisih
harga penj ualan dengan harga pem belian. Prosedur est im asi t ot al m arj in nilai
perdagangan dan pengangkut an ant ara pedagang besar dengan pedagang eceran
dibedakan. Prosedur ini dit em puh m engingat dalam m odel ini diasum sikan bahwa
pedagang besar hanya m em beli barang dari produsen; sem ent ara it u pedagang
eceran m em beli barang selain dari pedagang besar j uga dari produsen ( lihat gam bar
3) . Unt uk penj elasan le