orientasi pra rekonstruksi Bab6

Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB V I
REK OM EN DASI
Berdasarkan hasil temuan dilapangan dan juga kajian-kajian yang telah
dilakukan terdahulu, kemudian dilakukan analisis. Hasil analisis dibahas dan
dipadukan dengan isu-isu kuat yang muncul, maka

dapat diajukan rekomendasi,

sebagai berikut;
1. Pulau Bintan
Perlu direncanakan dan dilaksanakan pembangunan blok-blok hutan untuk
tujuan perlindungan dan blok hutan pemanfaatan, pada kawasan hutan lindung. Blokblok hutan ini dapat dilaksanakan pada kawasan hutan di daerah catchment area,
maupun di luar catchment area.

Rekomendasi

70

Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga


Khusus Hutan Lindung di Sungai Pulai perlu segera dilakukan penataan
kembali dalam bentuk blok-blok perlindungan dan pemanfaatan. Mengingat kawasan
hutan ini sebagai sumber suplai air dan penyangga ekosistem perkotaan khususnya
Kota Tanjung Pinang. Dalam penataan ini perlu melibatkan lembaga-lembaga terkait,
seperti Dinas Kehutanan, Pengelola Sumber Air Minum (PDAM), Masyarakat, Pemda
(Camat, Lurah, Bupati), Pengusaha dan stake holder yang terlibat.

2. Pulau Lingga Dan Pulau Singkep
Kedua pulau Lingga dan Singkep, perlu dilakukan penataan hutan baik untuk
hutan lindung dan juga hutan produksi terbatas. Penataan blok-blok di dalam tiap tipe
hutan juga perlu segera dilaksanakan, mengingat sebagian kawasan hutan di kedua
pulau ini sudah mulai dimanfaatkan oleh masyarakat.
Kegiatan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan juga perlu segera untuk dilaksanakan dengan mengacu
PP No.6 Tahun 2007. Perencanaan ini disusun untuk jangka panjang, menengah dan
jangka pendek.
3. Pembangunan Stasiun Penelitian hutan Mangrove
Berdasarkan pertimbangan ekologis, ekonomi dan sosial budaya, perlu
dibangun stasion penelitian hutan mangrove, diharapkan menjadi salah satu pusat

hutan mangrove di Indonesia wilayah barat, dan Asia Tenggara. Sebagai areal pusat
penelitian dapat ditunjuk pada petak-petak ukur permanen yang telah dibuat, seperti di
Pulau Bintan dan Pulau Lingga.

4. Rehabilitasi Sumber daya Hutan Dan Lahan
Secara keseluruhan perlu segera dilakukan rehabilitasi sumber daya hutan dan
lahan di seluruh kawasan Pulau Bintan, Lingga dan Singkep. Keadaan ini mengingat
banyak kawasan sumber daya hutan di kawasan pulau-pulau itu telah mengalami
kerusakan oleh adanya aneka kegiatan masyarakat dan pemerintah.

Rekomendasi

71

Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

5. Penyusunan Sistem Informasi Pengelolaan Hutan
Data dasar mengenai luasan dan distribusi kawasan hutan di Pulau Bintan
perlu dilakukan pemadu serasian antara beberapa sumber data. Langkah lebih lanjut
adalah pembuatan sistem informasi geografis dan sistem informasi manajemen

kawasan hutan di Pulau Bintan. Hal ini diperlukan untuk memudahkan proses
perencanaan, pengelolaan dan monitoring serta evaluasi pengelolaan hutan. Lebih
lanjut, sistem informasi baik geografis maupun manajemen dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan promosi Provinsi Kepulauan Riau.

6. Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan Hutan
Secara umum kondisi kawasan hutan di Pulau Bintan dan Lingga saat ini
masih dalam proses penataan dan belum ada rencana pengelolaan kawasan. Proses
penataan yang dilakukan diarahkan pada konsep penataan yang relevan dengan
dinamika kawasan setempat. Hasil-hasil penataan tersebut berupa tata batas kawasan
dan arahan kebijakan yang perlu ditindaklanjuti dan diterjemahkan dalam suatu
rencana pengelolaan kawasan.

7. Pengembangan Kawasan Hutan di Luar Kawasan Hutan Negara
Dinamika masyarakat dan pembangunan daerah yang berkembang akan
menyebabkan kondisi kawasan hutan mengalami penurunan baik secara kualitas
maupun kuantitas. Fungsi ekologis kawasan menjadi berkurang akibat penurunan
luasan hutan dan perubahan land cover menjadi areal terbuka. Hal ini perlu
diantisipasi dengan pengembangan hutan di luar kawasan hutan negara. Beberapa
kebijakan yang dapat dicanangkan adalah pengembangan hutan rakyat di lahan milik

dan rehabilitasi lahan kawasan terbuka bekas pertambangan.

Rekomendasi

72