Budidaya Tanaman jarak pagar

P
PE
EN
ND
DA
AH
HU
ULLU
UA
AN
N
Selama

ini

I ndonesia

dikenal

sebagai


negara

yang

mengalami

ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel

Oil konsumsi bahan bakar minyak di I ndonesia sejak tahun 1995 telah
melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan
dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan
dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi
I ndonesia akan habis.

Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia,

maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap
minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain
yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil)
dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan

solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu
bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai,
memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi
emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan
bahan baku terjamin.

Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati atau
biofuel, kebijakan tersebut diikuti dengan I nstruksi Presiden No. 1 Tahun
2006 sehingga Departemen Pertanian memiliki program aksi dan terus
mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar

nabati tanpa mengganggu

program

pemantapan

ketahanan
1


pangan nasional.

Program ini juga sesuai dengan visi ke depan dalam

meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian guna
meningkatkan kesejahteraan petani serta sejalan dengan program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Proyek Clean
Development Mechanism (CDM, mekanisme pembangunan bersih) dalam
rangka Protokol Kyoto.

Berbagai sumber minyak nabati yang sangat berpotensi untuk dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel adalah kelapa sawit, kelapa
dan biji jarak pagar ( Jatropha curcas L.). Pemanfaatan tanaman jarak
pagar sebagai bahan baku bio-fuel tidak mengganggu penyediaan
kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan
ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan ( edible oil).
Tanaman

jarak


pagar

merupakan

tanaman

tahunan

yang

tahan

kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di
I ndonesia
bagian

terutama

Timur.


Akan

I ndonesia
tetapi

ada

permasalahan yang dihadapi, yaitu

teknik
serta

budidaya

yang

kemungkinan

maya


belum adanya varietas unggul dan
memadai
serangan

Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).

Biji jarak pagar

2

Banyak orang yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang
beracun

dan

mempunyai

sifat


fungisidal,

sehingga

tidak

perlu

mengkhawatirkan adanya serangan OPT, tetapi dari hasil laporan
diketahui ada beberapa hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan
secara ekonomi pada perkebunan jarak.
dijadikan peringatan

Laporan tersebut harus

yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal

tersebut menimpa perkebunan jarak yang sedang dikembangkan.


Untuk mengurangi kerugian

karena serangan OPT tersebut

dilakukan usaha perlindungan yang efektif.

perlu

Berdasarkan UU Nomor 12

Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP Nomor 6 tahun
1995 kegiatan
pemerintah

perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab
dan

masyarakat

yang


dilaksanakan

dengan

mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang aman
terhadap manusia dan lingkungan.

Dalam mengimplementasikan PHT

ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan, mulai dari budidaya tanaman
sehat,

konservasi

musuh

alami,

pengamatan


berkala

dan

berkesinambungan serta pemilik kebun / petani secara individu dan
berkelompok telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam mengambil
keputusan di dalam pengelolaan kebunnya.

3

B
BII O
OLLO
OG
GII TTA
AN
NA
AM
MA

AN
N JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat
I ndonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun
1942.

Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak

pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau
tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain

jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD);
dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki
(Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku

kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta,
jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa
kamala, balacai, kadoto (Maluku).

Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang
tidak teratur.

Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan

mengeluarkan getah. Klasifikasi tanaman jarak pagar yaitu:
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Ordo

: Euphorbiaceae

Genus

: Jatropha

Spesies

: Jatropha curcas Linn
4

Morfologi / Ciri-ciri tanaman jarak pagar

Daun
Tanaman jarak pagar berdaun tunggal,
berlekuk dan bersudut 3 atau 5.

Daun
maya

tersebar disepanjang batang. Permukaan
daun atas dan bawah berwarna hijau,
permukaan bawah warnanya lebih pucat
dibanding permukaan atasnya.

Daun

lebar dan berbentuk jantung atau bulat

Daun jarak pagar

telur melebar dengan panjang antara 5 – 15 cm. Helai daun bertoreh,
berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah
5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun,
panjang tangkai daun 4 – 15 cm.

Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga
majemuk

berbentuk

malai,

berwarna
maya

kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan
berumah satu (putik dan benang sari dalam
satu tanaman).

Bunga betina 4 – 5 kali

lebih banyak dari bunga jantan.

Bunga

betina dan bunga jantan tersusun dalam

Bunga jarak pagar

5

rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujang batang atau ketiak
daun. Bunga memiliki 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang
kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna
kuning.

Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik

melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota
berwarna keunguan.

Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.

Tanaman jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya
uniseksual.

Kadangkala muncul hermaprodit yang berbentuk cawan

berwarna hijau kekuningan.

Buah
Buah jarak pagar berupa buah kotak berbentuk
bulat telur dengan diameter 2 – 4 cm. Panjang
maya

buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm.
Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu
kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah
jarak terbagi menjadi 3-5 ruang, masing-masing
berisi satu biji sehingga tiap buah terdapat 3-5

Buah jarak pagar

biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman.

Biji

inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen mencapai
30% - 50% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat dimakan.

6

Syarat Tumbuh
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
pada ketinggian 500 m dpl.

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman

jarak pagar adalah 625 mm/ th, namun masih dapat tumbuh pada kisaran
curah hujan 300 mm – 2.380 mm/ tahun.

Sedang kisaran suhu yang

diperlukan adalah antara 20º C - 26º C, pada suhu ekstrim (dibawah 15º C
atau diatas 35º C) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangi
kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.

Tanaman

jarak

pagar

mempunyai

sistem

perakaran yang mampu menahan air dan
tanah sehingga tahan terhadap kekeringan

maya

serta berfungsi menahan erosi.

Jarak pagar

dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur
dan jenis tanah dan mampu beradaptasi pada
tanah yang kurang subur atau tanah bergaram,
memiliki drainase yang baik, tidak tergenang
dan pH tanah 5,0-6,5.

Profil tanaman jarak pagar

7

P
PE
EN
NG
GE
EN
NA
ALLA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pada masa lalu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak
pernah diperhatikan, karena umumnya tanaman jarak pagar hanya
ditanam sebagai tumpang sari dari tanaman lain. Tetapi dengan adanya
pengembangan

secara besar-besaran,

kemungkinan

tanaman

akan

ditanam dalam areal yang luas dan secara monokultur. Dengan demikian
akan timbul masalah baru. OPT yang semula tidak menimbulkan masalah
bisa menjadi masalah utama dan menimbulkan kerugian nyata.

Hama yang menyerang tanaman jarak pagar mulai dari perkecambahan
sampai tanaman produktif antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak),

Scarabaeid (lundi, uret), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp. (wereng
daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan

Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih).

Sedangkan hama yang

menyerang hanya pada tanaman produktif yaitu Chrysocoris javanus
(kepik penghisap cairan buah). Penyakit yang menyerang tanaman jarak
pagar adalah : Bercak daun Cercospora, Layu Fusarium,

dan Bercak

daun bakteri. Gulma yang menyerang tanaman jarak pagar yaitu Suket
grinting ( Cynodon dactylon ), Jaringan ketul ( Bidens pilosa), Jebungan
( Cyperus difformis), Bayam duri ( Amaranthus spinosus), Babandotan
( Ageratum conyzoides).

8

Hama yang menyerang pada pembibitan, pertanaman muda dan
pertanaman produktif

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)

Pengenalan
Thrips ( Selenithrips rubrocinctus Grd.)
ditemukan hanya di daerah tropis dan

muda.
adalah

cabi

suka sekali makan daun yang masih
Karateristik dari spesies ini
tiga

segmen

pertama

dari

abdomen nimfa berwarna merah.
I ndonesia

banyak

ditemukan

Di

pada

Selenothrips rubricinctus

tanaman mangga, salam dan jambu mete. Di I ndia banyak menyerang
tanaman kakao (Kalshoven, 1981).

Gejala serangan
Karena serangga ini menghisap cairan daun
zainal mahmud

yang masih muda, daun-daun jarak menjadi
keriting dan berkerut. Lama-kelamaan daun
menjadi kuning dan gugur.

Thrips pada tanaman jarak pagar

9

Tungau (Famili Eriophydae dan Famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)

Pengenalan
Ada dua kelompok besar tungau yang ditemukan pada
zainal mahmud

tanaman jarak yaitu tungau bertungkai 2 pasang dari
famili Eriophydae dan tungau bertungkai 4 pasang dari
famili Tarsonemidae.
oleh

kedua

Kerusakan yang ditimbulkan

jenis tungau

ini

sangat

merugikan.

Tungau Tarsonemidae, berwarna kuning hijau bening,
tungau jantan lebih ramping dari tungau betinanya.

Tungau pada daun

Tungkai belakang

panjang dan kuat berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan tungau
betina.

Tungau ini menyebabkan tepi daun lebih bergelombang

dibandingkan tungau Eriophydae.

Tungau Eriophydae berbentuk kecil

memanjang, berwarna kuning pada tungau dewasa dan bening pada
tungau pradewasa. Hidup pada permukaan bawah daun dan pucuk yang
masih muda, yang menyebabkan penebalan pada daun.
Tungau adalah hama yang paling berbahaya pada masa vegetatif karena
membawa virus dan serangannya kadang-kadang berat.

Gejala serangan
serangan

daun

menjadi
nuraini

Gejala

berwarna kekuning-kuningan kemudian
karat, kemudian daun mengeriput dan
kemerah-merahan lalu gugur dan pada
Gejala serangan tungau pada daun

10

akhirnya tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Daun

zainal mahmud

yang terserang menjadi salah bentuk atau tidak normal (malformasi)

Gejala serangan tungau pada pucuk tanaman jarak pagar

Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)

Pengenalan
Kutu F. virgata ini mempunyai panjang
hingga 4 mm, berbentuk oval, agak pipih,
beberapa dengan benjolan – benjolan

badannya.

di

sepanjang

sisi

Metamorfosa

tubuh
cabi

pendek

sederhana

yaitu telur – nimfa – dewasa.

Kutu ini

I mago kutu Ferrisia

menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung yang berguna
untuk perlindungan diri.

Kutu bergerak cukup aktif.

Penyebarannya

sangat dibantu oleh angin, hujan dan hewan lain seperti semut. Nimfa
dan kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda dan

11

memproduksi embun madu yang disukai semut.

Kutu dapat berfungsi

sebagai penyebar dan penularan virus tanaman.
Kutu N. viridis bersifat polifag.

Nimfa betina dapat dibedakan dengan

melihat lapisan lilin di bagian dorsal berjumlah enam dan di bagian
abdomen berjumlah lima. Badan kutu berwarna ungu kegelapan. Nimfa
dan dewasa mengisap cairan pada bagian tanaman yang muda.

Gejala serangan
Jenis kutu menimbulkan kerusakan
dengan gejala awal keriputnya bagian

yang

terserang

tersebut

menjadi

kering dan daunnya gugur.

Kutu ini

juga berfungsi sebagai vektor virus

maya

tanaman. Kemudian bagian tanaman

Koloni kutu Ferrisia pada daun jarak pagar

sehingga bagian tanaman juga dapat
menjadi keriting karena terserang virus.

12

Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)

Pengenalan
Merupakan salah satu hama utama di
daerah

tropis

dan

sub

tropis.

Di

lapangan serangga ditemukan sepanjang
tetapi

menyerang

sangat

lahan

berbahaya

pembibitan.

bila

Betina
cabi

tahun,

meletakkan telur dalam jaringan daun,
dekat dengan tulang daun di permukaan

I mago Empoasca

bawah.

Gejala Serangan
Nimfa dan imago mengisap cairan dari permukaan bawah sehingga daun
berubah warna menjadi merah atau coklat, seringkali daun mengering
dan mati atau daun menggulung/ mengeriting di bagian ujung.

13

Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)

Pengenalan
Larva

memiliki

abdomennya.

warna

hitam

terang

dengan

garis

kuning

pada

Telur diletakkan berkelompok dalam berbagai ragam

bentuk dan ukuran kurang lebih sebanyak 350 butir dan ditutup dengan
bulu halus.

Larva menetas setelah 3 – 5 hari dan hidup secara

berkelompok dan merusak permukaan daun. Larva dewasa dalam waktu
2 minggu dapat mencapai panjang 50 mm. Pada siang hari larva
bersembunyi di tempat teduh, sedang malam hari mereka menyerang
tanaman muda.

Pupa berada di dalam tanah.

Kupu-kupu hidupnya

cabi

pendek dan bertelur dalam 2 – 6 hari sebanyak 2.000 – 3.000 butir

Telur Spodoptera

Larva Spodoptera

Ngengat Spodoptera

Gejala Serangan
Penyebaran serangga ini termasuk sangat luas (kosmopolitan) terutama
di negara Asia, Pasifik dan Australia. Serangga termasuk polifag pada
berbagai jenis tanaman. Larva memakan daun tanaman, baik tanaman
muda maupun tanaman dewasa dan meninggalkan bekas gigitan, pada
serangan berat daun hanya tersisa tulang daunnya saja, bahkan
terkadang tanaman menjadi gundul.
14

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)

Pengenalan
Belalang

Valanga

nigricornis

berantena

pendek,

pronotum

tidak

memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang
membesar, ovipositor pendek.
nimfa – dewasa.

Metamorfosa sederhana yaitu telur –

I nduk meletakkan telur di tanah.

Setelah menetas,

nimfa mulai merusak tanaman, biasanya menggigit daun dari tepi atau
bagian tengah.

Kerusakan berat dapat terjadi jika belalang menyerang

maya

tanaman yang masih muda.

Belalang pada daun jarak pagar

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Gejala serangan
Adanya bekas gerekan belalang pada daun atau bagian tanaman muda.
Selain itu juga terdapat kotoran belalang di sekitar tanaman.

15

Uret ( Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)

Pengenalan
Siklus hidup hama uret ini 9 – 11 bulan.
Lama hidup imago 10 – 15 hari. I mago

saat akan bertelur.

cabi

betina membuat lubang di dalam tanah
Telur diletakkan

secara berkelompok, seekor betina dapat
bertelur 15 – 60 butir selama hidupnya.

I mago uret

Telur akan menetas setelah 6 – 14 hari.

kebiruan.

zainal mahmud

Larva yang baru keluar berwarna putih
Larva instar ketiga berwarna

kuning tua dengan bentuk tubuh seperti
huruf C. Pada instar akhir larva hampir
tidak berpindah tempat.

Panjang instar

akhir dapat mencapai 45–50 mm. Stadia

Larva uret

larva sekitar 172 – 224 hari. Stadia pupa
terbentuk

setelah

melewati

masa

mm

dan

diketemukan

pada

kedalaman 20–30 cm atau lebih.

Lama

stadia pupa 21–24 hari.

Larva uret

zainal mahmud

25–35

cabi

prapupa selama 2–3 hari. Panjang pupa

16
Gejala serangan uret

Gejala serangan
Stadia larva sangat berbahaya karena memakan akar tumbuhan inang
dan mematikan tumbuhan tersebut.

Larva memakan akar tanaman

sehingga tanaman tampak layu seperti kekurangan air, daun berwarna
kuning, mengering dan akhirnya mati.

Hama yang hanya menyerang pada pertanaman produktif

Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)

Pengenalan
Kepik mempunyai panjang badan sekitar 20 mm.

Antena beruas tiga,

lebih panjang dari kepala, berbentuk perisai yang khas.
berkembang dengan baik.

Scutellum

Tubuh berwarna jingga kemerahan dan

terdapat garis-garis hitam yang jelas. Metamorfosa sederhana yaitu telur
– nimfa – dewasa. Siklus hidup berkisar 60 – 80 hari. Nimfa dan kepik
dewasa gerakakannya lambat.

Kepik lembing menyerang pada saat

pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap buah,
sehingga menimbulkan kerusakan pada kapsul buah yang sedang
berkembang.
Gejala serangan

17

Adanya bekas tusukan kepik pada bunga atau buah yang diserang.
Bunga atau buah menjadi coklat kehitaman.

Bunga tidak bisa menjadi

zainal mahmud

buah, sedangkan pada buah menjadi rusak tidak bisa dipanen.

Kepik Lembing pada buah jarak pagar

18

Penyakit

yang

menyerang

mulai

dari

pembibitan

hingga

pertanaman
Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyebab penyakit Cercospora ricinella.

Gejala serangan
Gejala serangan pada daun ditandai dengan adanya titik hitam kecil atau
titik coklat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat berbentuk bulat
atau agak bulat pada daun (berdiameter 1 – 3 mm).

Sejumlah bercak

muncul secara sporadis di permukaan daun. Ketika bercak membesar
bagian tengah berwarna coklat pucat yang dikelilingi warna coklat tua.
Bercak-bercak yang sudah tua berubah warna menjadi hijau keabu-abuan
dengan kumpulan masa konidia di tengahnya.

Beberapa bercak

bergabung menjadi bercak yang tidak beraturan, pada serangan lanjut

maya

daun menjadi kering dan mudah jatuh.

Gejala serangan bercak daun coklat

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

19

Penyakit layu Fusarium.
Penyebab penyakit Fusarium oxysporum .

Gejala serangan
Bagian tanaman yang diserang yaitu daun. Serangan dapat terjadi pada
bibit dan tanaman di lapangan. Serangan pada bibit menyebabkan daundaun berwarna hijau pudar dan layu akhirnya mati.

Serangan di

lapangan menyebabkan daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya
menyisakan daun-daun di bagian atas saja.

Penyakit Bercak Daun Bakteri

Penyebab penyakit Xanthomonas ricinicola. Penyakit ini menyerang
semua bagian

tanaman

pada semua stadia tanaman

mulai

dari

maya

pembibitan.

Gejala serangan penyakit bercak

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

20

Gejala serangan
Gejala yang ditimbulkan adalah berupa bercak bulat dan tidak beraturan
berwarna coklat gelap.

Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur

31º C. Gejala pada daun yaitu tampak bercak berwarna coklat kehitaman
dan agak basah.

Apabila daun yang terserang tidak segera dipetik,

bercak akan menjalar ke batang dan dapat mematikan tanaman.

Gulma

pedoman gulma

pedoman gulma

Beberapa jenis gulma yang ditemui di pertanaman jarak pagar.

Suket grinting ( Cynodon dactylon)

maya

maya

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Jaringan ketul ( Bidens pilosa)

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

21

cabi
cabi

Jebungan ( Cyperus difformis)

maya

maya

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Bayam eri ( Amaranthus spinosus)

maya

maya

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

Babandotan ( Ageratum conyzaiodes)

Pembesaran dari gambar sebelah kiri

22

P
PE
EN
NG
GA
AM
MA
ATTA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang keadaan
populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi,
pada waktu dan tempat tertentu.

Pengamatan dilaksanakan oleh petani/ petugas di lokasi yang dipilih untuk
mewakili areal tertentu, dengan menggunakan metode tertentu agar
menghasilkan data yang representatif.

Pengamatan dilakukan secara berkala, sekali seminggu atau sekali
sebulan sesuai dengan fase rentan tanaman / saat mulai munculnya OPT
sebaran.

Pengamatan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan perlu tidaknya
dilakukan tindakan pengendalian OPT. Keputusan pengendalian dilakukan
petani

/

kelompok

perlindungan

tani

menjadi

pengambilan keputusan.

untuk

fasilitator

lahannya
dan

masing-masing.

pendamping

petani

Petugas
dalam

Pengamatan juga bermanfaat dalam menilai

keberhasilan tindakan pengendalian yang dilaksanakan.

23

Aspek-aspek dalam kegiatan pengamatan :

Sasaran pengamatan
Sasaran pengamatan pada pohon contoh tanaman jarak pagar dibedakan
menurut organ tanaman, yaitu
a) akar
b) daun dan pucuk
c) buah
Jenis OPT yang diamati pada bagian akar adalah jenis Scarabaeid (lundi,
uret). Jenis OPT yang diamati pada bagian daun dan pucuk yaitu

Spodoptera litura (ulat grayak), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp.
(wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), Selenithrips rubrocinctus
(Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Jenis OPT yang
diamati pada bagian buah adalah Chrysochoris javanus (kepik lembing).

Pengambilan contoh
Untuk setiap kebun dipilih diambil 10 tanaman contoh untuk mewakili
kondisi kebun tersebut. Pemilihan tanaman contoh dapat dilakukan
mengikuti diagonal atau baris tanaman. Tanaman contoh dapat berupa
tanaman yang sama untuk setiap pengamatan (contoh tetap) atau selalu
berganti setiap pengamatan (contoh tidak tetap). Tanaman contoh tetap
biasanya digunakan untuk mengamati fluktuasi perkembangan OPT
tertentu sedangkan tanaman contoh tidak tetap digunakan untuk
mengetahui kehadiran OPT yang menyerang pertanaman. Untuk petani
24

dengan

luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya pengamatan

dilaksanakan pada seluruh tanamannya.

Hasil pengamatan
Hasil pengamatan adalah populasi OPT sasaran atau tingkat serangannya.
Hasil pengamatan dicatat pada tabel seperti terdapat pada Lampiran 1.
Untuk kemanfaatan hasil pengamatan, sebaiknya pengamatan difokuskan
pada OPT utama di pertanaman jarak pagar setempat, misalnya

Chrysochoris javanus (kepik lembing) dan penyakit Layu Fusarium.
Pemilihan OPT yang akan diamati sepenuhnya tergantung pada kelompok
tani jarak pagar setempat.

25

P
PE
EN
NG
GE
EN
ND
DA
ALLII A
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Prioritas pengendalian OPT tanaman jarak pagar diutamakan pada
tindakan pencegahan yang dimulai dari pemilihan klon unggul dan tahan
terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur
kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan yang bijaksana. Jika tindakan
tersebut tidak berhasil menekan atau mempertahankan peningkatan
infestasi OPT sasaran, dapat dilaksanakan tindakan berikut :

Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
cypermethrin, profenofos dan karbofuran. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan uret dan memusnahkannya. Pengendalian hayati
dapat dilakukan dengan aplikasi cendawan Beauveria bassiana.

Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)
Pengendalian secara kimiawi berbahan aktif fipronyl atau profenofos
dengan dosis 1 ml/ liter atau ekstrak mimba dengan dosis 4 ml/ liter.
Sanitasi di areal pertanaman dengan mengumpulkan daun terserang
kemudian dibakar.

26

Tungau (Famili Eriophydae dan famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida berbahan aktif
propargit dan amitras.

Sanitasi di areal pertanaman dengan cara

mengumpulkan daun terserang kemudian dibakar.

Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC. Penggunaan insektisida masih kurang efektif karena telur, nimfa
dan kutu dewasa ditutupi lapisan lilin sehingga cairan insektisida sulit
menembus. Musuh alami kedua kutu ini antara lain : predator Curinus

coerulus dan Coccinella repanda.

Sanitasi kebun dilakukan dengan

membuang dan membakar bagian tanaman yang terserang.

Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)
Varietas tanaman jarak pagar yang memiliki kandungan karoten rendah
lebih toleran atau memiliki lapisan lilin pada bunganya kurang disukai
wereng. Jadi penanaman varietas ini bisa mencegah serangan disamping
aplikasi insektisida yang mengandung imidaklorit, betasiflutrin dan
karbosulfan pada pembibitan atau penggunaan insektisida sistemik yang
direkomendasikan.

27

Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)
Untuk mengatasi ulat grayak ini agak sulit karena seringkali serangan
terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya.

Namun

pengendalian dengan memadukan berbagai cara pengendalian, antara
lain pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur
dan larva instar awal, kemudian dimusnahkan; musuh alami yang ada di
lapangan, misalnya parasit telur Telenomus spodopterae, parasit larva

Microplitis manilae,

predator

dari

Carabidae,

pathogen

NPV

dan

Borrelinavirus ; I nsektisida nabati dari serbuk biji nimba (SBM); bila
populasi tinggi dapat digunakan bio-pestisida yang berbahan aktif Bacillus

thuringiensis atau virus Spodoptera litura-NPV; atau insektisida sistemik
yang direkomendasikan.

Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC dan BPMC. Pengendalian secara hayati menggunakan cendawan

Metarhizium sp. atau Beauveria bassiana. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti jagung dan kacang-kacangan.

28

Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
imidachlorpid dan MI PC.

Pengendalian dengan pestisida nabati dapat

menggunakan ekstrak mimba. Pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti padi, jagung, kacang-kacangan, jenis solanaceae di sekitar
areal pertanaman.

Penyakit Bercak Daun Coklat.
Menggunakan varietas tahan dan toleran. Pengendalian penyakit dapat
menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb.
Sering melakukan sanitasi kebun dengan membuang dan memusnahkan
bagian tanaman terserang penyakit.

Penyakit layu Fusarium.
Untuk pencegahan pilih benih dan bibit yang sehat. Perlakuan benih
dengan

merendam

biji

dalam

larutan

fungisida

berbahan

aktif

karbendazim. Penggunaan varietas tahan atau toleran, perbaikan saluran
drainase untuk mencegah penggenangan air di sekitar tanaman dan
membakar sampah atau bagian tanaman yang terinfeksi juga dapat
menekan perkembangan penyakit layu fusarium.

29

Untuk pengendalian di lapangan pengendalian dapat menggunakan
fungisida berbahan aktif karbendazim. Sanitasi kebun dilakukan dengan
cara membersihkan gulma, membuang dan membakar bagian tanaman
yang sakit.

Penyakit Bercak Daun Bakteri
Dikendalikan dengan sanitasi, perlakuan biji yang akan digunakan
sebagai bibit dan insektisida.

Gulma
Bibit jarak pagar peka terhadap persaingan dengan gulma selama awal
pertumbuhannya.

Oleh karena itu pengendalian gulma baik secara

mekanis atau dengan herbisida dianjurkan selama fase awal penanaman.
Gulma yang berada dalam polybag perlu dibersihkan / dicabut dengan
interval 2 minggu

sekali agar

tidak mengganggu

perakaran

dan

pertumbuhan bibit.

Seperti halnya di pembibitan, tanaman jarak pagar yang masih muda
sangat peka terhadap pengaruh gulma di sekitar perakarannya.

Untuk

itu penyiangan gulma perlu dilakukan pada 20 hari setelah tanam,
selanjutnya dilakukan sekali dalam 3-4 bulan.

Hasil pengendalian yang dilakukan dapat dicatat seperti pada tabel
seperti terdapat pada Lampiran 2.
30