Budidaya Tanaman jarak pagar
P
PE
EN
ND
DA
AH
HU
ULLU
UA
AN
N
Selama
ini
I ndonesia
dikenal
sebagai
negara
yang
mengalami
ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel
Oil konsumsi bahan bakar minyak di I ndonesia sejak tahun 1995 telah
melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan
dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan
dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi
I ndonesia akan habis.
Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia,
maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap
minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain
yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil)
dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan
solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu
bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai,
memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi
emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan
bahan baku terjamin.
Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati atau
biofuel, kebijakan tersebut diikuti dengan I nstruksi Presiden No. 1 Tahun
2006 sehingga Departemen Pertanian memiliki program aksi dan terus
mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar
nabati tanpa mengganggu
program
pemantapan
ketahanan
1
pangan nasional.
Program ini juga sesuai dengan visi ke depan dalam
meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian guna
meningkatkan kesejahteraan petani serta sejalan dengan program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Proyek Clean
Development Mechanism (CDM, mekanisme pembangunan bersih) dalam
rangka Protokol Kyoto.
Berbagai sumber minyak nabati yang sangat berpotensi untuk dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel adalah kelapa sawit, kelapa
dan biji jarak pagar ( Jatropha curcas L.). Pemanfaatan tanaman jarak
pagar sebagai bahan baku bio-fuel tidak mengganggu penyediaan
kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan
ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan ( edible oil).
Tanaman
jarak
pagar
merupakan
tanaman
tahunan
yang
tahan
kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di
I ndonesia
bagian
terutama
Timur.
Akan
I ndonesia
tetapi
ada
permasalahan yang dihadapi, yaitu
teknik
serta
budidaya
yang
kemungkinan
maya
belum adanya varietas unggul dan
memadai
serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).
Biji jarak pagar
2
Banyak orang yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang
beracun
dan
mempunyai
sifat
fungisidal,
sehingga
tidak
perlu
mengkhawatirkan adanya serangan OPT, tetapi dari hasil laporan
diketahui ada beberapa hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan
secara ekonomi pada perkebunan jarak.
dijadikan peringatan
Laporan tersebut harus
yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal
tersebut menimpa perkebunan jarak yang sedang dikembangkan.
Untuk mengurangi kerugian
karena serangan OPT tersebut
dilakukan usaha perlindungan yang efektif.
perlu
Berdasarkan UU Nomor 12
Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP Nomor 6 tahun
1995 kegiatan
pemerintah
perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab
dan
masyarakat
yang
dilaksanakan
dengan
mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang aman
terhadap manusia dan lingkungan.
Dalam mengimplementasikan PHT
ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan, mulai dari budidaya tanaman
sehat,
konservasi
musuh
alami,
pengamatan
berkala
dan
berkesinambungan serta pemilik kebun / petani secara individu dan
berkelompok telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam mengambil
keputusan di dalam pengelolaan kebunnya.
3
B
BII O
OLLO
OG
GII TTA
AN
NA
AM
MA
AN
N JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat
I ndonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun
1942.
Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak
pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau
tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain
jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD);
dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki
(Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku
kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta,
jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa
kamala, balacai, kadoto (Maluku).
Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang
tidak teratur.
Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan
mengeluarkan getah. Klasifikasi tanaman jarak pagar yaitu:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiaceae
Genus
: Jatropha
Spesies
: Jatropha curcas Linn
4
Morfologi / Ciri-ciri tanaman jarak pagar
Daun
Tanaman jarak pagar berdaun tunggal,
berlekuk dan bersudut 3 atau 5.
Daun
maya
tersebar disepanjang batang. Permukaan
daun atas dan bawah berwarna hijau,
permukaan bawah warnanya lebih pucat
dibanding permukaan atasnya.
Daun
lebar dan berbentuk jantung atau bulat
Daun jarak pagar
telur melebar dengan panjang antara 5 – 15 cm. Helai daun bertoreh,
berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah
5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun,
panjang tangkai daun 4 – 15 cm.
Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga
majemuk
berbentuk
malai,
berwarna
maya
kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan
berumah satu (putik dan benang sari dalam
satu tanaman).
Bunga betina 4 – 5 kali
lebih banyak dari bunga jantan.
Bunga
betina dan bunga jantan tersusun dalam
Bunga jarak pagar
5
rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujang batang atau ketiak
daun. Bunga memiliki 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang
kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna
kuning.
Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik
melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota
berwarna keunguan.
Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Tanaman jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya
uniseksual.
Kadangkala muncul hermaprodit yang berbentuk cawan
berwarna hijau kekuningan.
Buah
Buah jarak pagar berupa buah kotak berbentuk
bulat telur dengan diameter 2 – 4 cm. Panjang
maya
buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm.
Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu
kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah
jarak terbagi menjadi 3-5 ruang, masing-masing
berisi satu biji sehingga tiap buah terdapat 3-5
Buah jarak pagar
biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman.
Biji
inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen mencapai
30% - 50% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat dimakan.
6
Syarat Tumbuh
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
pada ketinggian 500 m dpl.
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman
jarak pagar adalah 625 mm/ th, namun masih dapat tumbuh pada kisaran
curah hujan 300 mm – 2.380 mm/ tahun.
Sedang kisaran suhu yang
diperlukan adalah antara 20º C - 26º C, pada suhu ekstrim (dibawah 15º C
atau diatas 35º C) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangi
kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.
Tanaman
jarak
pagar
mempunyai
sistem
perakaran yang mampu menahan air dan
tanah sehingga tahan terhadap kekeringan
maya
serta berfungsi menahan erosi.
Jarak pagar
dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur
dan jenis tanah dan mampu beradaptasi pada
tanah yang kurang subur atau tanah bergaram,
memiliki drainase yang baik, tidak tergenang
dan pH tanah 5,0-6,5.
Profil tanaman jarak pagar
7
P
PE
EN
NG
GE
EN
NA
ALLA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pada masa lalu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak
pernah diperhatikan, karena umumnya tanaman jarak pagar hanya
ditanam sebagai tumpang sari dari tanaman lain. Tetapi dengan adanya
pengembangan
secara besar-besaran,
kemungkinan
tanaman
akan
ditanam dalam areal yang luas dan secara monokultur. Dengan demikian
akan timbul masalah baru. OPT yang semula tidak menimbulkan masalah
bisa menjadi masalah utama dan menimbulkan kerugian nyata.
Hama yang menyerang tanaman jarak pagar mulai dari perkecambahan
sampai tanaman produktif antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak),
Scarabaeid (lundi, uret), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp. (wereng
daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan
Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih).
Sedangkan hama yang
menyerang hanya pada tanaman produktif yaitu Chrysocoris javanus
(kepik penghisap cairan buah). Penyakit yang menyerang tanaman jarak
pagar adalah : Bercak daun Cercospora, Layu Fusarium,
dan Bercak
daun bakteri. Gulma yang menyerang tanaman jarak pagar yaitu Suket
grinting ( Cynodon dactylon ), Jaringan ketul ( Bidens pilosa), Jebungan
( Cyperus difformis), Bayam duri ( Amaranthus spinosus), Babandotan
( Ageratum conyzoides).
8
Hama yang menyerang pada pembibitan, pertanaman muda dan
pertanaman produktif
Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)
Pengenalan
Thrips ( Selenithrips rubrocinctus Grd.)
ditemukan hanya di daerah tropis dan
muda.
adalah
cabi
suka sekali makan daun yang masih
Karateristik dari spesies ini
tiga
segmen
pertama
dari
abdomen nimfa berwarna merah.
I ndonesia
banyak
ditemukan
Di
pada
Selenothrips rubricinctus
tanaman mangga, salam dan jambu mete. Di I ndia banyak menyerang
tanaman kakao (Kalshoven, 1981).
Gejala serangan
Karena serangga ini menghisap cairan daun
zainal mahmud
yang masih muda, daun-daun jarak menjadi
keriting dan berkerut. Lama-kelamaan daun
menjadi kuning dan gugur.
Thrips pada tanaman jarak pagar
9
Tungau (Famili Eriophydae dan Famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)
Pengenalan
Ada dua kelompok besar tungau yang ditemukan pada
zainal mahmud
tanaman jarak yaitu tungau bertungkai 2 pasang dari
famili Eriophydae dan tungau bertungkai 4 pasang dari
famili Tarsonemidae.
oleh
kedua
Kerusakan yang ditimbulkan
jenis tungau
ini
sangat
merugikan.
Tungau Tarsonemidae, berwarna kuning hijau bening,
tungau jantan lebih ramping dari tungau betinanya.
Tungau pada daun
Tungkai belakang
panjang dan kuat berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan tungau
betina.
Tungau ini menyebabkan tepi daun lebih bergelombang
dibandingkan tungau Eriophydae.
Tungau Eriophydae berbentuk kecil
memanjang, berwarna kuning pada tungau dewasa dan bening pada
tungau pradewasa. Hidup pada permukaan bawah daun dan pucuk yang
masih muda, yang menyebabkan penebalan pada daun.
Tungau adalah hama yang paling berbahaya pada masa vegetatif karena
membawa virus dan serangannya kadang-kadang berat.
Gejala serangan
serangan
daun
menjadi
nuraini
Gejala
berwarna kekuning-kuningan kemudian
karat, kemudian daun mengeriput dan
kemerah-merahan lalu gugur dan pada
Gejala serangan tungau pada daun
10
akhirnya tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Daun
zainal mahmud
yang terserang menjadi salah bentuk atau tidak normal (malformasi)
Gejala serangan tungau pada pucuk tanaman jarak pagar
Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)
Pengenalan
Kutu F. virgata ini mempunyai panjang
hingga 4 mm, berbentuk oval, agak pipih,
beberapa dengan benjolan – benjolan
badannya.
di
sepanjang
sisi
Metamorfosa
tubuh
cabi
pendek
sederhana
yaitu telur – nimfa – dewasa.
Kutu ini
I mago kutu Ferrisia
menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung yang berguna
untuk perlindungan diri.
Kutu bergerak cukup aktif.
Penyebarannya
sangat dibantu oleh angin, hujan dan hewan lain seperti semut. Nimfa
dan kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda dan
11
memproduksi embun madu yang disukai semut.
Kutu dapat berfungsi
sebagai penyebar dan penularan virus tanaman.
Kutu N. viridis bersifat polifag.
Nimfa betina dapat dibedakan dengan
melihat lapisan lilin di bagian dorsal berjumlah enam dan di bagian
abdomen berjumlah lima. Badan kutu berwarna ungu kegelapan. Nimfa
dan dewasa mengisap cairan pada bagian tanaman yang muda.
Gejala serangan
Jenis kutu menimbulkan kerusakan
dengan gejala awal keriputnya bagian
yang
terserang
tersebut
menjadi
kering dan daunnya gugur.
Kutu ini
juga berfungsi sebagai vektor virus
maya
tanaman. Kemudian bagian tanaman
Koloni kutu Ferrisia pada daun jarak pagar
sehingga bagian tanaman juga dapat
menjadi keriting karena terserang virus.
12
Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)
Pengenalan
Merupakan salah satu hama utama di
daerah
tropis
dan
sub
tropis.
Di
lapangan serangga ditemukan sepanjang
tetapi
menyerang
sangat
lahan
berbahaya
pembibitan.
bila
Betina
cabi
tahun,
meletakkan telur dalam jaringan daun,
dekat dengan tulang daun di permukaan
I mago Empoasca
bawah.
Gejala Serangan
Nimfa dan imago mengisap cairan dari permukaan bawah sehingga daun
berubah warna menjadi merah atau coklat, seringkali daun mengering
dan mati atau daun menggulung/ mengeriting di bagian ujung.
13
Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)
Pengenalan
Larva
memiliki
abdomennya.
warna
hitam
terang
dengan
garis
kuning
pada
Telur diletakkan berkelompok dalam berbagai ragam
bentuk dan ukuran kurang lebih sebanyak 350 butir dan ditutup dengan
bulu halus.
Larva menetas setelah 3 – 5 hari dan hidup secara
berkelompok dan merusak permukaan daun. Larva dewasa dalam waktu
2 minggu dapat mencapai panjang 50 mm. Pada siang hari larva
bersembunyi di tempat teduh, sedang malam hari mereka menyerang
tanaman muda.
Pupa berada di dalam tanah.
Kupu-kupu hidupnya
cabi
pendek dan bertelur dalam 2 – 6 hari sebanyak 2.000 – 3.000 butir
Telur Spodoptera
Larva Spodoptera
Ngengat Spodoptera
Gejala Serangan
Penyebaran serangga ini termasuk sangat luas (kosmopolitan) terutama
di negara Asia, Pasifik dan Australia. Serangga termasuk polifag pada
berbagai jenis tanaman. Larva memakan daun tanaman, baik tanaman
muda maupun tanaman dewasa dan meninggalkan bekas gigitan, pada
serangan berat daun hanya tersisa tulang daunnya saja, bahkan
terkadang tanaman menjadi gundul.
14
Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)
Pengenalan
Belalang
Valanga
nigricornis
berantena
pendek,
pronotum
tidak
memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang
membesar, ovipositor pendek.
nimfa – dewasa.
Metamorfosa sederhana yaitu telur –
I nduk meletakkan telur di tanah.
Setelah menetas,
nimfa mulai merusak tanaman, biasanya menggigit daun dari tepi atau
bagian tengah.
Kerusakan berat dapat terjadi jika belalang menyerang
maya
tanaman yang masih muda.
Belalang pada daun jarak pagar
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Gejala serangan
Adanya bekas gerekan belalang pada daun atau bagian tanaman muda.
Selain itu juga terdapat kotoran belalang di sekitar tanaman.
15
Uret ( Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)
Pengenalan
Siklus hidup hama uret ini 9 – 11 bulan.
Lama hidup imago 10 – 15 hari. I mago
saat akan bertelur.
cabi
betina membuat lubang di dalam tanah
Telur diletakkan
secara berkelompok, seekor betina dapat
bertelur 15 – 60 butir selama hidupnya.
I mago uret
Telur akan menetas setelah 6 – 14 hari.
kebiruan.
zainal mahmud
Larva yang baru keluar berwarna putih
Larva instar ketiga berwarna
kuning tua dengan bentuk tubuh seperti
huruf C. Pada instar akhir larva hampir
tidak berpindah tempat.
Panjang instar
akhir dapat mencapai 45–50 mm. Stadia
Larva uret
larva sekitar 172 – 224 hari. Stadia pupa
terbentuk
setelah
melewati
masa
mm
dan
diketemukan
pada
kedalaman 20–30 cm atau lebih.
Lama
stadia pupa 21–24 hari.
Larva uret
zainal mahmud
25–35
cabi
prapupa selama 2–3 hari. Panjang pupa
16
Gejala serangan uret
Gejala serangan
Stadia larva sangat berbahaya karena memakan akar tumbuhan inang
dan mematikan tumbuhan tersebut.
Larva memakan akar tanaman
sehingga tanaman tampak layu seperti kekurangan air, daun berwarna
kuning, mengering dan akhirnya mati.
Hama yang hanya menyerang pada pertanaman produktif
Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)
Pengenalan
Kepik mempunyai panjang badan sekitar 20 mm.
Antena beruas tiga,
lebih panjang dari kepala, berbentuk perisai yang khas.
berkembang dengan baik.
Scutellum
Tubuh berwarna jingga kemerahan dan
terdapat garis-garis hitam yang jelas. Metamorfosa sederhana yaitu telur
– nimfa – dewasa. Siklus hidup berkisar 60 – 80 hari. Nimfa dan kepik
dewasa gerakakannya lambat.
Kepik lembing menyerang pada saat
pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap buah,
sehingga menimbulkan kerusakan pada kapsul buah yang sedang
berkembang.
Gejala serangan
17
Adanya bekas tusukan kepik pada bunga atau buah yang diserang.
Bunga atau buah menjadi coklat kehitaman.
Bunga tidak bisa menjadi
zainal mahmud
buah, sedangkan pada buah menjadi rusak tidak bisa dipanen.
Kepik Lembing pada buah jarak pagar
18
Penyakit
yang
menyerang
mulai
dari
pembibitan
hingga
pertanaman
Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyebab penyakit Cercospora ricinella.
Gejala serangan
Gejala serangan pada daun ditandai dengan adanya titik hitam kecil atau
titik coklat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat berbentuk bulat
atau agak bulat pada daun (berdiameter 1 – 3 mm).
Sejumlah bercak
muncul secara sporadis di permukaan daun. Ketika bercak membesar
bagian tengah berwarna coklat pucat yang dikelilingi warna coklat tua.
Bercak-bercak yang sudah tua berubah warna menjadi hijau keabu-abuan
dengan kumpulan masa konidia di tengahnya.
Beberapa bercak
bergabung menjadi bercak yang tidak beraturan, pada serangan lanjut
maya
daun menjadi kering dan mudah jatuh.
Gejala serangan bercak daun coklat
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
19
Penyakit layu Fusarium.
Penyebab penyakit Fusarium oxysporum .
Gejala serangan
Bagian tanaman yang diserang yaitu daun. Serangan dapat terjadi pada
bibit dan tanaman di lapangan. Serangan pada bibit menyebabkan daundaun berwarna hijau pudar dan layu akhirnya mati.
Serangan di
lapangan menyebabkan daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya
menyisakan daun-daun di bagian atas saja.
Penyakit Bercak Daun Bakteri
Penyebab penyakit Xanthomonas ricinicola. Penyakit ini menyerang
semua bagian
tanaman
pada semua stadia tanaman
mulai
dari
maya
pembibitan.
Gejala serangan penyakit bercak
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
20
Gejala serangan
Gejala yang ditimbulkan adalah berupa bercak bulat dan tidak beraturan
berwarna coklat gelap.
Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur
31º C. Gejala pada daun yaitu tampak bercak berwarna coklat kehitaman
dan agak basah.
Apabila daun yang terserang tidak segera dipetik,
bercak akan menjalar ke batang dan dapat mematikan tanaman.
Gulma
pedoman gulma
pedoman gulma
Beberapa jenis gulma yang ditemui di pertanaman jarak pagar.
Suket grinting ( Cynodon dactylon)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Jaringan ketul ( Bidens pilosa)
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
21
cabi
cabi
Jebungan ( Cyperus difformis)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Bayam eri ( Amaranthus spinosus)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Babandotan ( Ageratum conyzaiodes)
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
22
P
PE
EN
NG
GA
AM
MA
ATTA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang keadaan
populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi,
pada waktu dan tempat tertentu.
Pengamatan dilaksanakan oleh petani/ petugas di lokasi yang dipilih untuk
mewakili areal tertentu, dengan menggunakan metode tertentu agar
menghasilkan data yang representatif.
Pengamatan dilakukan secara berkala, sekali seminggu atau sekali
sebulan sesuai dengan fase rentan tanaman / saat mulai munculnya OPT
sebaran.
Pengamatan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan perlu tidaknya
dilakukan tindakan pengendalian OPT. Keputusan pengendalian dilakukan
petani
/
kelompok
perlindungan
tani
menjadi
pengambilan keputusan.
untuk
fasilitator
lahannya
dan
masing-masing.
pendamping
petani
Petugas
dalam
Pengamatan juga bermanfaat dalam menilai
keberhasilan tindakan pengendalian yang dilaksanakan.
23
Aspek-aspek dalam kegiatan pengamatan :
Sasaran pengamatan
Sasaran pengamatan pada pohon contoh tanaman jarak pagar dibedakan
menurut organ tanaman, yaitu
a) akar
b) daun dan pucuk
c) buah
Jenis OPT yang diamati pada bagian akar adalah jenis Scarabaeid (lundi,
uret). Jenis OPT yang diamati pada bagian daun dan pucuk yaitu
Spodoptera litura (ulat grayak), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp.
(wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), Selenithrips rubrocinctus
(Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Jenis OPT yang
diamati pada bagian buah adalah Chrysochoris javanus (kepik lembing).
Pengambilan contoh
Untuk setiap kebun dipilih diambil 10 tanaman contoh untuk mewakili
kondisi kebun tersebut. Pemilihan tanaman contoh dapat dilakukan
mengikuti diagonal atau baris tanaman. Tanaman contoh dapat berupa
tanaman yang sama untuk setiap pengamatan (contoh tetap) atau selalu
berganti setiap pengamatan (contoh tidak tetap). Tanaman contoh tetap
biasanya digunakan untuk mengamati fluktuasi perkembangan OPT
tertentu sedangkan tanaman contoh tidak tetap digunakan untuk
mengetahui kehadiran OPT yang menyerang pertanaman. Untuk petani
24
dengan
luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya pengamatan
dilaksanakan pada seluruh tanamannya.
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan adalah populasi OPT sasaran atau tingkat serangannya.
Hasil pengamatan dicatat pada tabel seperti terdapat pada Lampiran 1.
Untuk kemanfaatan hasil pengamatan, sebaiknya pengamatan difokuskan
pada OPT utama di pertanaman jarak pagar setempat, misalnya
Chrysochoris javanus (kepik lembing) dan penyakit Layu Fusarium.
Pemilihan OPT yang akan diamati sepenuhnya tergantung pada kelompok
tani jarak pagar setempat.
25
P
PE
EN
NG
GE
EN
ND
DA
ALLII A
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Prioritas pengendalian OPT tanaman jarak pagar diutamakan pada
tindakan pencegahan yang dimulai dari pemilihan klon unggul dan tahan
terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur
kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan yang bijaksana. Jika tindakan
tersebut tidak berhasil menekan atau mempertahankan peningkatan
infestasi OPT sasaran, dapat dilaksanakan tindakan berikut :
Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
cypermethrin, profenofos dan karbofuran. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan uret dan memusnahkannya. Pengendalian hayati
dapat dilakukan dengan aplikasi cendawan Beauveria bassiana.
Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)
Pengendalian secara kimiawi berbahan aktif fipronyl atau profenofos
dengan dosis 1 ml/ liter atau ekstrak mimba dengan dosis 4 ml/ liter.
Sanitasi di areal pertanaman dengan mengumpulkan daun terserang
kemudian dibakar.
26
Tungau (Famili Eriophydae dan famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida berbahan aktif
propargit dan amitras.
Sanitasi di areal pertanaman dengan cara
mengumpulkan daun terserang kemudian dibakar.
Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC. Penggunaan insektisida masih kurang efektif karena telur, nimfa
dan kutu dewasa ditutupi lapisan lilin sehingga cairan insektisida sulit
menembus. Musuh alami kedua kutu ini antara lain : predator Curinus
coerulus dan Coccinella repanda.
Sanitasi kebun dilakukan dengan
membuang dan membakar bagian tanaman yang terserang.
Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)
Varietas tanaman jarak pagar yang memiliki kandungan karoten rendah
lebih toleran atau memiliki lapisan lilin pada bunganya kurang disukai
wereng. Jadi penanaman varietas ini bisa mencegah serangan disamping
aplikasi insektisida yang mengandung imidaklorit, betasiflutrin dan
karbosulfan pada pembibitan atau penggunaan insektisida sistemik yang
direkomendasikan.
27
Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)
Untuk mengatasi ulat grayak ini agak sulit karena seringkali serangan
terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya.
Namun
pengendalian dengan memadukan berbagai cara pengendalian, antara
lain pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur
dan larva instar awal, kemudian dimusnahkan; musuh alami yang ada di
lapangan, misalnya parasit telur Telenomus spodopterae, parasit larva
Microplitis manilae,
predator
dari
Carabidae,
pathogen
NPV
dan
Borrelinavirus ; I nsektisida nabati dari serbuk biji nimba (SBM); bila
populasi tinggi dapat digunakan bio-pestisida yang berbahan aktif Bacillus
thuringiensis atau virus Spodoptera litura-NPV; atau insektisida sistemik
yang direkomendasikan.
Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC dan BPMC. Pengendalian secara hayati menggunakan cendawan
Metarhizium sp. atau Beauveria bassiana. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti jagung dan kacang-kacangan.
28
Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
imidachlorpid dan MI PC.
Pengendalian dengan pestisida nabati dapat
menggunakan ekstrak mimba. Pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti padi, jagung, kacang-kacangan, jenis solanaceae di sekitar
areal pertanaman.
Penyakit Bercak Daun Coklat.
Menggunakan varietas tahan dan toleran. Pengendalian penyakit dapat
menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb.
Sering melakukan sanitasi kebun dengan membuang dan memusnahkan
bagian tanaman terserang penyakit.
Penyakit layu Fusarium.
Untuk pencegahan pilih benih dan bibit yang sehat. Perlakuan benih
dengan
merendam
biji
dalam
larutan
fungisida
berbahan
aktif
karbendazim. Penggunaan varietas tahan atau toleran, perbaikan saluran
drainase untuk mencegah penggenangan air di sekitar tanaman dan
membakar sampah atau bagian tanaman yang terinfeksi juga dapat
menekan perkembangan penyakit layu fusarium.
29
Untuk pengendalian di lapangan pengendalian dapat menggunakan
fungisida berbahan aktif karbendazim. Sanitasi kebun dilakukan dengan
cara membersihkan gulma, membuang dan membakar bagian tanaman
yang sakit.
Penyakit Bercak Daun Bakteri
Dikendalikan dengan sanitasi, perlakuan biji yang akan digunakan
sebagai bibit dan insektisida.
Gulma
Bibit jarak pagar peka terhadap persaingan dengan gulma selama awal
pertumbuhannya.
Oleh karena itu pengendalian gulma baik secara
mekanis atau dengan herbisida dianjurkan selama fase awal penanaman.
Gulma yang berada dalam polybag perlu dibersihkan / dicabut dengan
interval 2 minggu
sekali agar
tidak mengganggu
perakaran
dan
pertumbuhan bibit.
Seperti halnya di pembibitan, tanaman jarak pagar yang masih muda
sangat peka terhadap pengaruh gulma di sekitar perakarannya.
Untuk
itu penyiangan gulma perlu dilakukan pada 20 hari setelah tanam,
selanjutnya dilakukan sekali dalam 3-4 bulan.
Hasil pengendalian yang dilakukan dapat dicatat seperti pada tabel
seperti terdapat pada Lampiran 2.
30
PE
EN
ND
DA
AH
HU
ULLU
UA
AN
N
Selama
ini
I ndonesia
dikenal
sebagai
negara
yang
mengalami
ketergantungan terhadap minyak bumi. Menurut data Automotive Diesel
Oil konsumsi bahan bakar minyak di I ndonesia sejak tahun 1995 telah
melebihi produksi dalam negeri. Seperti diketahui bahwa jumlah pasokan
dan cadangan minyak bumi makin lama semakin berkurang, diperkirakan
dalam kurun waktu 10 – 15 tahun ke depan cadangan minyak bumi
I ndonesia akan habis.
Dengan melonjaknya harga minyak bumi dunia,
maka sudah saatnya kita harus mengurangi ketergantungan terhadap
minyak bumi dan mengembangkan sumber energi alternatif antara lain
yang berbahan baku campuran minyak jarak atau CPO (Crude Palm Oil)
dengan solar atau disebut bio-fuel. Penggunaan bio-fuel ini merupakan
solusi dalam menghadapi kelangkaan energi minyak bumi, di samping itu
bio-fuel juga ramah lingkungan, dapat diperbaharui, dapat terurai,
memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin, mampu mengeleminasi
emisi gas buang dan efek rumah kaca, serta kontinuitas ketersediaan
bahan baku terjamin.
Untuk percepatan penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati atau
biofuel, kebijakan tersebut diikuti dengan I nstruksi Presiden No. 1 Tahun
2006 sehingga Departemen Pertanian memiliki program aksi dan terus
mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan
bakar
nabati tanpa mengganggu
program
pemantapan
ketahanan
1
pangan nasional.
Program ini juga sesuai dengan visi ke depan dalam
meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk pertanian guna
meningkatkan kesejahteraan petani serta sejalan dengan program
Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, serta Proyek Clean
Development Mechanism (CDM, mekanisme pembangunan bersih) dalam
rangka Protokol Kyoto.
Berbagai sumber minyak nabati yang sangat berpotensi untuk dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku bio-fuel adalah kelapa sawit, kelapa
dan biji jarak pagar ( Jatropha curcas L.). Pemanfaatan tanaman jarak
pagar sebagai bahan baku bio-fuel tidak mengganggu penyediaan
kebutuhan minyak makan nasional, kebutuhan industri oleokimia, dan
ekspor CPO, karena tidak termasuk sebagai minyak makan ( edible oil).
Tanaman
jarak
pagar
merupakan
tanaman
tahunan
yang
tahan
kekeringan dan dapat beradaptasi dengan lahan dan agroklimat di
I ndonesia
bagian
terutama
Timur.
Akan
I ndonesia
tetapi
ada
permasalahan yang dihadapi, yaitu
teknik
serta
budidaya
yang
kemungkinan
maya
belum adanya varietas unggul dan
memadai
serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT).
Biji jarak pagar
2
Banyak orang yang menganggap tanaman ini sebagai tanaman yang
beracun
dan
mempunyai
sifat
fungisidal,
sehingga
tidak
perlu
mengkhawatirkan adanya serangan OPT, tetapi dari hasil laporan
diketahui ada beberapa hama dan penyakit yang menimbulkan kerusakan
secara ekonomi pada perkebunan jarak.
dijadikan peringatan
Laporan tersebut harus
yang perlu menjadi perhatian kita, sebelum hal
tersebut menimpa perkebunan jarak yang sedang dikembangkan.
Untuk mengurangi kerugian
karena serangan OPT tersebut
dilakukan usaha perlindungan yang efektif.
perlu
Berdasarkan UU Nomor 12
Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan PP Nomor 6 tahun
1995 kegiatan
pemerintah
perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab
dan
masyarakat
yang
dilaksanakan
dengan
mengimplementasikan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang aman
terhadap manusia dan lingkungan.
Dalam mengimplementasikan PHT
ada 4 prinsip yang harus dilaksanakan, mulai dari budidaya tanaman
sehat,
konservasi
musuh
alami,
pengamatan
berkala
dan
berkesinambungan serta pemilik kebun / petani secara individu dan
berkelompok telah menjadi ahli PHT atau mandiri dalam mengambil
keputusan di dalam pengelolaan kebunnya.
3
B
BII O
OLLO
OG
GII TTA
AN
NA
AM
MA
AN
N JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Tanaman jarak pagar (Jatropha curcas L.) telah lama dikenal masyarakat
I ndonesia, yaitu semasa penjajahan oleh bangsa Jepang pada tahun
1942.
Pada masa itu masyarakat diperintahkan untuk menanam jarak
pagar di pekarangannya untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar
kendaraan perang bangsa Jepang. Oleh karena itu tidak mustahil kalau
tanaman jarak pagar memiliki beberapa nama daerah (lokal) antara lain
jarak budeg, jarak gundul, jarak cina (Jawa); baklawah, nawaih (NAD);
dulang (Batak); jarak kosta (Sunda); jarak kare (Timor); peleng kaliki
(Bugis); kalekhe paghar (Madura); jarak pager (Bali); lulu mau, paku
kase, jarak pageh (Nusa Tenggara); kuman nema (Alor); jarak kosta,
jarak wolanda, bindalo, bintalo, tondo utomene (Sulawesi); dan ai huwa
kamala, balacai, kadoto (Maluku).
Tanaman jarak pagar termasuk perdu dengan tinggi 1 – 7 m, bercabang
tidak teratur.
Batangnya berkayu, silindris dan bila terluka akan
mengeluarkan getah. Klasifikasi tanaman jarak pagar yaitu:
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Euphorbiaceae
Genus
: Jatropha
Spesies
: Jatropha curcas Linn
4
Morfologi / Ciri-ciri tanaman jarak pagar
Daun
Tanaman jarak pagar berdaun tunggal,
berlekuk dan bersudut 3 atau 5.
Daun
maya
tersebar disepanjang batang. Permukaan
daun atas dan bawah berwarna hijau,
permukaan bawah warnanya lebih pucat
dibanding permukaan atasnya.
Daun
lebar dan berbentuk jantung atau bulat
Daun jarak pagar
telur melebar dengan panjang antara 5 – 15 cm. Helai daun bertoreh,
berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari dengan jumlah
5 – 7 tulang daun utama. Daunnya dihubungkan dengan tangkai daun,
panjang tangkai daun 4 – 15 cm.
Bunga
Bunga tanaman jarak pagar adalah bunga
majemuk
berbentuk
malai,
berwarna
maya
kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan
berumah satu (putik dan benang sari dalam
satu tanaman).
Bunga betina 4 – 5 kali
lebih banyak dari bunga jantan.
Bunga
betina dan bunga jantan tersusun dalam
Bunga jarak pagar
5
rangkaian berbentuk cawan yang tumbuh di ujang batang atau ketiak
daun. Bunga memiliki 5 kelopak berbentuk bulat telur dengan panjang
kurang lebih 4 mm. Benang sari mengumpul pada pangkal dan berwarna
kuning.
Tangkai putik pendek berwarna hijau dan kepala putik
melengkung keluar berwarna kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota
berwarna keunguan.
Setiap tandan terdapat lebih dari 15 bunga.
Tanaman jarak pagar termasuk tanaman monoecious dan bunganya
uniseksual.
Kadangkala muncul hermaprodit yang berbentuk cawan
berwarna hijau kekuningan.
Buah
Buah jarak pagar berupa buah kotak berbentuk
bulat telur dengan diameter 2 – 4 cm. Panjang
maya
buah 2 cm dengan ketebalan sekitar 1 cm.
Buah berwarna hijau ketika muda serta abu-abu
kecoklatan atau kehitaman ketika masak. Buah
jarak terbagi menjadi 3-5 ruang, masing-masing
berisi satu biji sehingga tiap buah terdapat 3-5
Buah jarak pagar
biji. Biji berbentuk bulat lonjong dan berwarna coklat kehitaman.
Biji
inilah yang banyak mengandung minyak dengan rendemen mencapai
30% - 50% dan mengandung toksin sehingga tidak dapat dimakan.
6
Syarat Tumbuh
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
pada ketinggian 500 m dpl.
Curah hujan yang sesuai untuk tanaman
jarak pagar adalah 625 mm/ th, namun masih dapat tumbuh pada kisaran
curah hujan 300 mm – 2.380 mm/ tahun.
Sedang kisaran suhu yang
diperlukan adalah antara 20º C - 26º C, pada suhu ekstrim (dibawah 15º C
atau diatas 35º C) akan menghambat pertumbuhan serta mengurangi
kadar minyak dalam biji dan mengubah komposisinya.
Tanaman
jarak
pagar
mempunyai
sistem
perakaran yang mampu menahan air dan
tanah sehingga tahan terhadap kekeringan
maya
serta berfungsi menahan erosi.
Jarak pagar
dapat tumbuh pada berbagai ragam tekstur
dan jenis tanah dan mampu beradaptasi pada
tanah yang kurang subur atau tanah bergaram,
memiliki drainase yang baik, tidak tergenang
dan pH tanah 5,0-6,5.
Profil tanaman jarak pagar
7
P
PE
EN
NG
GE
EN
NA
ALLA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pada masa lalu serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) tidak
pernah diperhatikan, karena umumnya tanaman jarak pagar hanya
ditanam sebagai tumpang sari dari tanaman lain. Tetapi dengan adanya
pengembangan
secara besar-besaran,
kemungkinan
tanaman
akan
ditanam dalam areal yang luas dan secara monokultur. Dengan demikian
akan timbul masalah baru. OPT yang semula tidak menimbulkan masalah
bisa menjadi masalah utama dan menimbulkan kerugian nyata.
Hama yang menyerang tanaman jarak pagar mulai dari perkecambahan
sampai tanaman produktif antara lain : Spodoptera litura (ulat grayak),
Scarabaeid (lundi, uret), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp. (wereng
daun), Tetranychus sp. (tungau), , Selenithrips rubrocinctus (Thrips) dan
Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih).
Sedangkan hama yang
menyerang hanya pada tanaman produktif yaitu Chrysocoris javanus
(kepik penghisap cairan buah). Penyakit yang menyerang tanaman jarak
pagar adalah : Bercak daun Cercospora, Layu Fusarium,
dan Bercak
daun bakteri. Gulma yang menyerang tanaman jarak pagar yaitu Suket
grinting ( Cynodon dactylon ), Jaringan ketul ( Bidens pilosa), Jebungan
( Cyperus difformis), Bayam duri ( Amaranthus spinosus), Babandotan
( Ageratum conyzoides).
8
Hama yang menyerang pada pembibitan, pertanaman muda dan
pertanaman produktif
Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)
Pengenalan
Thrips ( Selenithrips rubrocinctus Grd.)
ditemukan hanya di daerah tropis dan
muda.
adalah
cabi
suka sekali makan daun yang masih
Karateristik dari spesies ini
tiga
segmen
pertama
dari
abdomen nimfa berwarna merah.
I ndonesia
banyak
ditemukan
Di
pada
Selenothrips rubricinctus
tanaman mangga, salam dan jambu mete. Di I ndia banyak menyerang
tanaman kakao (Kalshoven, 1981).
Gejala serangan
Karena serangga ini menghisap cairan daun
zainal mahmud
yang masih muda, daun-daun jarak menjadi
keriting dan berkerut. Lama-kelamaan daun
menjadi kuning dan gugur.
Thrips pada tanaman jarak pagar
9
Tungau (Famili Eriophydae dan Famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)
Pengenalan
Ada dua kelompok besar tungau yang ditemukan pada
zainal mahmud
tanaman jarak yaitu tungau bertungkai 2 pasang dari
famili Eriophydae dan tungau bertungkai 4 pasang dari
famili Tarsonemidae.
oleh
kedua
Kerusakan yang ditimbulkan
jenis tungau
ini
sangat
merugikan.
Tungau Tarsonemidae, berwarna kuning hijau bening,
tungau jantan lebih ramping dari tungau betinanya.
Tungau pada daun
Tungkai belakang
panjang dan kuat berfungsi untuk mengangkat dan memindahkan tungau
betina.
Tungau ini menyebabkan tepi daun lebih bergelombang
dibandingkan tungau Eriophydae.
Tungau Eriophydae berbentuk kecil
memanjang, berwarna kuning pada tungau dewasa dan bening pada
tungau pradewasa. Hidup pada permukaan bawah daun dan pucuk yang
masih muda, yang menyebabkan penebalan pada daun.
Tungau adalah hama yang paling berbahaya pada masa vegetatif karena
membawa virus dan serangannya kadang-kadang berat.
Gejala serangan
serangan
daun
menjadi
nuraini
Gejala
berwarna kekuning-kuningan kemudian
karat, kemudian daun mengeriput dan
kemerah-merahan lalu gugur dan pada
Gejala serangan tungau pada daun
10
akhirnya tanaman akan mengalami hambatan dalam pertumbuhan. Daun
zainal mahmud
yang terserang menjadi salah bentuk atau tidak normal (malformasi)
Gejala serangan tungau pada pucuk tanaman jarak pagar
Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)
Pengenalan
Kutu F. virgata ini mempunyai panjang
hingga 4 mm, berbentuk oval, agak pipih,
beberapa dengan benjolan – benjolan
badannya.
di
sepanjang
sisi
Metamorfosa
tubuh
cabi
pendek
sederhana
yaitu telur – nimfa – dewasa.
Kutu ini
I mago kutu Ferrisia
menghasilkan sekresi lilin berwarna putih dalam tepung yang berguna
untuk perlindungan diri.
Kutu bergerak cukup aktif.
Penyebarannya
sangat dibantu oleh angin, hujan dan hewan lain seperti semut. Nimfa
dan kutu dewasa menghisap cairan pada bagian tanaman yang muda dan
11
memproduksi embun madu yang disukai semut.
Kutu dapat berfungsi
sebagai penyebar dan penularan virus tanaman.
Kutu N. viridis bersifat polifag.
Nimfa betina dapat dibedakan dengan
melihat lapisan lilin di bagian dorsal berjumlah enam dan di bagian
abdomen berjumlah lima. Badan kutu berwarna ungu kegelapan. Nimfa
dan dewasa mengisap cairan pada bagian tanaman yang muda.
Gejala serangan
Jenis kutu menimbulkan kerusakan
dengan gejala awal keriputnya bagian
yang
terserang
tersebut
menjadi
kering dan daunnya gugur.
Kutu ini
juga berfungsi sebagai vektor virus
maya
tanaman. Kemudian bagian tanaman
Koloni kutu Ferrisia pada daun jarak pagar
sehingga bagian tanaman juga dapat
menjadi keriting karena terserang virus.
12
Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)
Pengenalan
Merupakan salah satu hama utama di
daerah
tropis
dan
sub
tropis.
Di
lapangan serangga ditemukan sepanjang
tetapi
menyerang
sangat
lahan
berbahaya
pembibitan.
bila
Betina
cabi
tahun,
meletakkan telur dalam jaringan daun,
dekat dengan tulang daun di permukaan
I mago Empoasca
bawah.
Gejala Serangan
Nimfa dan imago mengisap cairan dari permukaan bawah sehingga daun
berubah warna menjadi merah atau coklat, seringkali daun mengering
dan mati atau daun menggulung/ mengeriting di bagian ujung.
13
Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)
Pengenalan
Larva
memiliki
abdomennya.
warna
hitam
terang
dengan
garis
kuning
pada
Telur diletakkan berkelompok dalam berbagai ragam
bentuk dan ukuran kurang lebih sebanyak 350 butir dan ditutup dengan
bulu halus.
Larva menetas setelah 3 – 5 hari dan hidup secara
berkelompok dan merusak permukaan daun. Larva dewasa dalam waktu
2 minggu dapat mencapai panjang 50 mm. Pada siang hari larva
bersembunyi di tempat teduh, sedang malam hari mereka menyerang
tanaman muda.
Pupa berada di dalam tanah.
Kupu-kupu hidupnya
cabi
pendek dan bertelur dalam 2 – 6 hari sebanyak 2.000 – 3.000 butir
Telur Spodoptera
Larva Spodoptera
Ngengat Spodoptera
Gejala Serangan
Penyebaran serangga ini termasuk sangat luas (kosmopolitan) terutama
di negara Asia, Pasifik dan Australia. Serangga termasuk polifag pada
berbagai jenis tanaman. Larva memakan daun tanaman, baik tanaman
muda maupun tanaman dewasa dan meninggalkan bekas gigitan, pada
serangan berat daun hanya tersisa tulang daunnya saja, bahkan
terkadang tanaman menjadi gundul.
14
Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)
Pengenalan
Belalang
Valanga
nigricornis
berantena
pendek,
pronotum
tidak
memanjang ke belakang, tarsi beruas tiga buah, femur kaki belakang
membesar, ovipositor pendek.
nimfa – dewasa.
Metamorfosa sederhana yaitu telur –
I nduk meletakkan telur di tanah.
Setelah menetas,
nimfa mulai merusak tanaman, biasanya menggigit daun dari tepi atau
bagian tengah.
Kerusakan berat dapat terjadi jika belalang menyerang
maya
tanaman yang masih muda.
Belalang pada daun jarak pagar
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Gejala serangan
Adanya bekas gerekan belalang pada daun atau bagian tanaman muda.
Selain itu juga terdapat kotoran belalang di sekitar tanaman.
15
Uret ( Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)
Pengenalan
Siklus hidup hama uret ini 9 – 11 bulan.
Lama hidup imago 10 – 15 hari. I mago
saat akan bertelur.
cabi
betina membuat lubang di dalam tanah
Telur diletakkan
secara berkelompok, seekor betina dapat
bertelur 15 – 60 butir selama hidupnya.
I mago uret
Telur akan menetas setelah 6 – 14 hari.
kebiruan.
zainal mahmud
Larva yang baru keluar berwarna putih
Larva instar ketiga berwarna
kuning tua dengan bentuk tubuh seperti
huruf C. Pada instar akhir larva hampir
tidak berpindah tempat.
Panjang instar
akhir dapat mencapai 45–50 mm. Stadia
Larva uret
larva sekitar 172 – 224 hari. Stadia pupa
terbentuk
setelah
melewati
masa
mm
dan
diketemukan
pada
kedalaman 20–30 cm atau lebih.
Lama
stadia pupa 21–24 hari.
Larva uret
zainal mahmud
25–35
cabi
prapupa selama 2–3 hari. Panjang pupa
16
Gejala serangan uret
Gejala serangan
Stadia larva sangat berbahaya karena memakan akar tumbuhan inang
dan mematikan tumbuhan tersebut.
Larva memakan akar tanaman
sehingga tanaman tampak layu seperti kekurangan air, daun berwarna
kuning, mengering dan akhirnya mati.
Hama yang hanya menyerang pada pertanaman produktif
Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)
Pengenalan
Kepik mempunyai panjang badan sekitar 20 mm.
Antena beruas tiga,
lebih panjang dari kepala, berbentuk perisai yang khas.
berkembang dengan baik.
Scutellum
Tubuh berwarna jingga kemerahan dan
terdapat garis-garis hitam yang jelas. Metamorfosa sederhana yaitu telur
– nimfa – dewasa. Siklus hidup berkisar 60 – 80 hari. Nimfa dan kepik
dewasa gerakakannya lambat.
Kepik lembing menyerang pada saat
pembungaan, menjelang pembentukan buah dan menghisap buah,
sehingga menimbulkan kerusakan pada kapsul buah yang sedang
berkembang.
Gejala serangan
17
Adanya bekas tusukan kepik pada bunga atau buah yang diserang.
Bunga atau buah menjadi coklat kehitaman.
Bunga tidak bisa menjadi
zainal mahmud
buah, sedangkan pada buah menjadi rusak tidak bisa dipanen.
Kepik Lembing pada buah jarak pagar
18
Penyakit
yang
menyerang
mulai
dari
pembibitan
hingga
pertanaman
Penyakit Bercak Daun Coklat
Penyebab penyakit Cercospora ricinella.
Gejala serangan
Gejala serangan pada daun ditandai dengan adanya titik hitam kecil atau
titik coklat yang dikelilingi cincin berwarna hijau pucat berbentuk bulat
atau agak bulat pada daun (berdiameter 1 – 3 mm).
Sejumlah bercak
muncul secara sporadis di permukaan daun. Ketika bercak membesar
bagian tengah berwarna coklat pucat yang dikelilingi warna coklat tua.
Bercak-bercak yang sudah tua berubah warna menjadi hijau keabu-abuan
dengan kumpulan masa konidia di tengahnya.
Beberapa bercak
bergabung menjadi bercak yang tidak beraturan, pada serangan lanjut
maya
daun menjadi kering dan mudah jatuh.
Gejala serangan bercak daun coklat
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
19
Penyakit layu Fusarium.
Penyebab penyakit Fusarium oxysporum .
Gejala serangan
Bagian tanaman yang diserang yaitu daun. Serangan dapat terjadi pada
bibit dan tanaman di lapangan. Serangan pada bibit menyebabkan daundaun berwarna hijau pudar dan layu akhirnya mati.
Serangan di
lapangan menyebabkan daun-daun di bagian bawah rontok dan hanya
menyisakan daun-daun di bagian atas saja.
Penyakit Bercak Daun Bakteri
Penyebab penyakit Xanthomonas ricinicola. Penyakit ini menyerang
semua bagian
tanaman
pada semua stadia tanaman
mulai
dari
maya
pembibitan.
Gejala serangan penyakit bercak
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
20
Gejala serangan
Gejala yang ditimbulkan adalah berupa bercak bulat dan tidak beraturan
berwarna coklat gelap.
Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur
31º C. Gejala pada daun yaitu tampak bercak berwarna coklat kehitaman
dan agak basah.
Apabila daun yang terserang tidak segera dipetik,
bercak akan menjalar ke batang dan dapat mematikan tanaman.
Gulma
pedoman gulma
pedoman gulma
Beberapa jenis gulma yang ditemui di pertanaman jarak pagar.
Suket grinting ( Cynodon dactylon)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Jaringan ketul ( Bidens pilosa)
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
21
cabi
cabi
Jebungan ( Cyperus difformis)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Bayam eri ( Amaranthus spinosus)
maya
maya
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
Babandotan ( Ageratum conyzaiodes)
Pembesaran dari gambar sebelah kiri
22
P
PE
EN
NG
GA
AM
MA
ATTA
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Pengamatan adalah kegiatan pengumpulan informasi tentang keadaan
populasi atau tingkat serangan OPT dan faktor yang mempengaruhi,
pada waktu dan tempat tertentu.
Pengamatan dilaksanakan oleh petani/ petugas di lokasi yang dipilih untuk
mewakili areal tertentu, dengan menggunakan metode tertentu agar
menghasilkan data yang representatif.
Pengamatan dilakukan secara berkala, sekali seminggu atau sekali
sebulan sesuai dengan fase rentan tanaman / saat mulai munculnya OPT
sebaran.
Pengamatan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan perlu tidaknya
dilakukan tindakan pengendalian OPT. Keputusan pengendalian dilakukan
petani
/
kelompok
perlindungan
tani
menjadi
pengambilan keputusan.
untuk
fasilitator
lahannya
dan
masing-masing.
pendamping
petani
Petugas
dalam
Pengamatan juga bermanfaat dalam menilai
keberhasilan tindakan pengendalian yang dilaksanakan.
23
Aspek-aspek dalam kegiatan pengamatan :
Sasaran pengamatan
Sasaran pengamatan pada pohon contoh tanaman jarak pagar dibedakan
menurut organ tanaman, yaitu
a) akar
b) daun dan pucuk
c) buah
Jenis OPT yang diamati pada bagian akar adalah jenis Scarabaeid (lundi,
uret). Jenis OPT yang diamati pada bagian daun dan pucuk yaitu
Spodoptera litura (ulat grayak), Valanga spp. (belalang), Empoasca sp.
(wereng daun), Tetranychus sp. (tungau), Selenithrips rubrocinctus
(Thrips) dan Ferrisia virgata (Kutu bertepung putih). Jenis OPT yang
diamati pada bagian buah adalah Chrysochoris javanus (kepik lembing).
Pengambilan contoh
Untuk setiap kebun dipilih diambil 10 tanaman contoh untuk mewakili
kondisi kebun tersebut. Pemilihan tanaman contoh dapat dilakukan
mengikuti diagonal atau baris tanaman. Tanaman contoh dapat berupa
tanaman yang sama untuk setiap pengamatan (contoh tetap) atau selalu
berganti setiap pengamatan (contoh tidak tetap). Tanaman contoh tetap
biasanya digunakan untuk mengamati fluktuasi perkembangan OPT
tertentu sedangkan tanaman contoh tidak tetap digunakan untuk
mengetahui kehadiran OPT yang menyerang pertanaman. Untuk petani
24
dengan
luas kepemilikan kebun yang terbatas sebaiknya pengamatan
dilaksanakan pada seluruh tanamannya.
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan adalah populasi OPT sasaran atau tingkat serangannya.
Hasil pengamatan dicatat pada tabel seperti terdapat pada Lampiran 1.
Untuk kemanfaatan hasil pengamatan, sebaiknya pengamatan difokuskan
pada OPT utama di pertanaman jarak pagar setempat, misalnya
Chrysochoris javanus (kepik lembing) dan penyakit Layu Fusarium.
Pemilihan OPT yang akan diamati sepenuhnya tergantung pada kelompok
tani jarak pagar setempat.
25
P
PE
EN
NG
GE
EN
ND
DA
ALLII A
AN
NO
OP
PTT JJA
AR
RA
AK
KP
PA
AG
GA
AR
R
Prioritas pengendalian OPT tanaman jarak pagar diutamakan pada
tindakan pencegahan yang dimulai dari pemilihan klon unggul dan tahan
terhadap OPT sasaran, menjaga kesehatan tanaman dengan mengatur
kelembaban kebun, sanitasi, pemupukan yang bijaksana. Jika tindakan
tersebut tidak berhasil menekan atau mempertahankan peningkatan
infestasi OPT sasaran, dapat dilaksanakan tindakan berikut :
Uret (Famili Scarabaeidae : Ordo Coleoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
cypermethrin, profenofos dan karbofuran. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan uret dan memusnahkannya. Pengendalian hayati
dapat dilakukan dengan aplikasi cendawan Beauveria bassiana.
Thrips (Famili Thripidae : Ordo Thysanoptera)
Pengendalian secara kimiawi berbahan aktif fipronyl atau profenofos
dengan dosis 1 ml/ liter atau ekstrak mimba dengan dosis 4 ml/ liter.
Sanitasi di areal pertanaman dengan mengumpulkan daun terserang
kemudian dibakar.
26
Tungau (Famili Eriophydae dan famili Tarsonemidae : Ordo Acarina)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan akarisida berbahan aktif
propargit dan amitras.
Sanitasi di areal pertanaman dengan cara
mengumpulkan daun terserang kemudian dibakar.
Kutu bertepung putih ( Ferrisia virgata Cockerell)
(Famili Pseudococcidae : Ordo Homoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC. Penggunaan insektisida masih kurang efektif karena telur, nimfa
dan kutu dewasa ditutupi lapisan lilin sehingga cairan insektisida sulit
menembus. Musuh alami kedua kutu ini antara lain : predator Curinus
coerulus dan Coccinella repanda.
Sanitasi kebun dilakukan dengan
membuang dan membakar bagian tanaman yang terserang.
Wereng daun ( Empoasca sp.)
(Famili : Cicadellidae dan Ordo : Homoptera)
Varietas tanaman jarak pagar yang memiliki kandungan karoten rendah
lebih toleran atau memiliki lapisan lilin pada bunganya kurang disukai
wereng. Jadi penanaman varietas ini bisa mencegah serangan disamping
aplikasi insektisida yang mengandung imidaklorit, betasiflutrin dan
karbosulfan pada pembibitan atau penggunaan insektisida sistemik yang
direkomendasikan.
27
Ulat grayak ( Spodoptera litura )
(Famili : Noctuidae dan Ordo : Lepidoptera)
Untuk mengatasi ulat grayak ini agak sulit karena seringkali serangan
terjadi secara mendadak dan tidak diduga sebelumnya.
Namun
pengendalian dengan memadukan berbagai cara pengendalian, antara
lain pengendalian secara mekanis dengan mengumpulkan kelompok telur
dan larva instar awal, kemudian dimusnahkan; musuh alami yang ada di
lapangan, misalnya parasit telur Telenomus spodopterae, parasit larva
Microplitis manilae,
predator
dari
Carabidae,
pathogen
NPV
dan
Borrelinavirus ; I nsektisida nabati dari serbuk biji nimba (SBM); bila
populasi tinggi dapat digunakan bio-pestisida yang berbahan aktif Bacillus
thuringiensis atau virus Spodoptera litura-NPV; atau insektisida sistemik
yang direkomendasikan.
Belalang Daun (Famili Acrididae : Ordo Orthoptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
MI PC dan BPMC. Pengendalian secara hayati menggunakan cendawan
Metarhizium sp. atau Beauveria bassiana. Pengendalian secara mekanis
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti jagung dan kacang-kacangan.
28
Kepik Lembing ( Chrysochoris javanus Westw )
(Famili Pentatomidae : Ordo Hemiptera)
Pengendalian secara kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif
imidachlorpid dan MI PC.
Pengendalian dengan pestisida nabati dapat
menggunakan ekstrak mimba. Pengendalian secara mekanis dilakukan
dengan mengumpulkan telur, nimfa dan imago kemudian dimusnahkan.
Pengendalian secara kultur teknis dengan tidak menanam tanaman inang
lain seperti padi, jagung, kacang-kacangan, jenis solanaceae di sekitar
areal pertanaman.
Penyakit Bercak Daun Coklat.
Menggunakan varietas tahan dan toleran. Pengendalian penyakit dapat
menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim atau mankozeb.
Sering melakukan sanitasi kebun dengan membuang dan memusnahkan
bagian tanaman terserang penyakit.
Penyakit layu Fusarium.
Untuk pencegahan pilih benih dan bibit yang sehat. Perlakuan benih
dengan
merendam
biji
dalam
larutan
fungisida
berbahan
aktif
karbendazim. Penggunaan varietas tahan atau toleran, perbaikan saluran
drainase untuk mencegah penggenangan air di sekitar tanaman dan
membakar sampah atau bagian tanaman yang terinfeksi juga dapat
menekan perkembangan penyakit layu fusarium.
29
Untuk pengendalian di lapangan pengendalian dapat menggunakan
fungisida berbahan aktif karbendazim. Sanitasi kebun dilakukan dengan
cara membersihkan gulma, membuang dan membakar bagian tanaman
yang sakit.
Penyakit Bercak Daun Bakteri
Dikendalikan dengan sanitasi, perlakuan biji yang akan digunakan
sebagai bibit dan insektisida.
Gulma
Bibit jarak pagar peka terhadap persaingan dengan gulma selama awal
pertumbuhannya.
Oleh karena itu pengendalian gulma baik secara
mekanis atau dengan herbisida dianjurkan selama fase awal penanaman.
Gulma yang berada dalam polybag perlu dibersihkan / dicabut dengan
interval 2 minggu
sekali agar
tidak mengganggu
perakaran
dan
pertumbuhan bibit.
Seperti halnya di pembibitan, tanaman jarak pagar yang masih muda
sangat peka terhadap pengaruh gulma di sekitar perakarannya.
Untuk
itu penyiangan gulma perlu dilakukan pada 20 hari setelah tanam,
selanjutnya dilakukan sekali dalam 3-4 bulan.
Hasil pengendalian yang dilakukan dapat dicatat seperti pada tabel
seperti terdapat pada Lampiran 2.
30