132619 MQFM 2010 01 Fokus Pagi 06 Januari 2010

Fokus Pagi
Edisi Rabu 6 Januari 2010
Tema: Pertambangan
Topik: Menggugat PT Freeport

Sahabat MQ/ Seperti yang kita tahu bahwa/ PT Freeport Indonesia-FI adalah
perusahaan tambang paling tua beroperasi di Indonesia// Bahkan
perusahaan tambang Amerika Serikat inilah/ yang mengarahkan kebijakan
pertambangan Indonesia// Terbukti Kontrak Karya-KK PT FI ditetapkan
sebelum UU No 11 tahun 1967/ tentang pertambangan Umum// Dan catatan
buruk akibat dampak pertambangannya di Papua/ sangatlah luar biasa//
Dimulai dengan digusurnya ruang penghidupan suku-suku di pegunungan
tengah Papua// Tanah-tanah adat tujuh suku/ diantaranya suku Amungme
dan Nduga/ dirampas awal masuknya PT FI/ dan dihancurkan saat operasi
tambang berlangsung// Limbah tailing PT FI telah mencemari sekitar 110
km2 wilayah estuary/ kehancuran hutan hujan tropis 21 km2/ dan
menyebabkan daerah yang semula kering menjadi rawa// Selain itu/
gangguan kesehatan juga terjadi akibat masuknya orang luar ke Papua//
Sehingga Timika dan kota tambang PT FI/ menjadi kota dengan penderita
HIV AIDS tertinggi di Indonesia//
Ironisnya/ disaat penghasilan PT FI naik dua kali lipat pada tahun 2005/

hingga mencapai 4 kali PDRB Papua// Index Pembangunan Manusia (IPM)
Papua/ justru berada di urutan ke 29/ dari ke-33 propinsi// Nilai IPM
diekspresikan dengan tingginya angka kematian ibu hamil/ dan balita akibat
kurang gizi// Lebih parah lagi/ “kantong-kantong kemiskinan” di yang
berada di kawasan konsesi pertambangan PT FI/ mencapai angka di atas
35%//
Menjadi sangat ironis/ disaat gaji dan tunjangan dua orang CEO PT FI James Moffet dan Richard Aderson mencapat US$ 207,3 juta/ pendapatan
rata-rata penduduk Papua kurang dari US$ 240 per tahun// Hasil Audit BPK
tahun 2005/ atas pengelolaan penerimaan negara bukan pajak/ pada
Departemen ESDM dan PT FI untuk tahun anggaran 2004-2005/
menunjukkan Indonesia belum mendapatkan hasil optimal dari KK PT FI//
Secara khusus perusahaan pun membayar militer/ untuk mengamankan
perusahaannya// Dalam laporan resmi tahunan Freeport tertulis/ telah
memberikan sejumlah US$ 6,9 juta pada tahun 2004/ lalu US$ 5,9 juta pada
tahun 2003/ dan US$ 5,6 juta pada tahun 2002/ kepada militer (TNI)//
Hampir setiap tahun/ perusahaan selalu melaporkan telah membiayai TNI
untuk melindungi keamanan tambangnya// Daftar panjang pelanggaran HAM
juga terjadi disekitar pertambangan PT FI// Sehingga intimidasi/ adalah
kondisi keseharian yang harus dihadapi warga sekitar tambang//


Bergabungnya jajaran ahli ekologi/ akademisi/ ekonom/ pengamat HAM/
gender/ dan kesehatan yang terpelajar dan ternama/ ke jajaran Badan
penasehat PT FI/ ternyata sama sekali tidak berpengaruh/ merubah perilaku
PT FI// Sebaliknya/ mereka manjadi alat penguat klaim Freeport/ sebagai
perusahaan yang bertanggung jawab//
Anehnya/ hingga saat ini tidak terdapat tindakan signifikan apapun/ yang
dilakukan oleh pemerintah terhadap PT Freeport// Wajar jika rakyat Papua
menuduh pemerintah Indonesia/ hanya merampok kekayaan mereka// Nah
Sahabat MQ/ bagaimanakah kondisi terakhir dari PT Freeport tersebut?/
apakah permasalahan yang selama terjadi/ mengalami kemajuan yang
cukup membanggakan/ ataukah justru mengalami penurunan?/ lantas
langkah-langkah seperti apa yang telah pemerintah dan pihak-pihak yang
terkait lakukan/ dalam mengatasi permasalahan PT Freeport ini?//
Untuk itulah sahabat MQ/ kali ini kita akan mendiskusikannya dengan
beberapa narasumber/ yaitu:
1. Ketua KPK-N (Komisi Penyelamat Kekayaan Negara –Marwan Batu Bara
2. Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari F-PAN –Tjatur Sapto Edy
3. Pengamat Ekonomi –Drajat Wibowo

Narsum 1: 8.15

Ketua KPK-N (Komisi Penyelamat Kekayaan Negara –Marwan Batu Bara
1. Melihat perkembangan PT Freeport yang selama 42 tahun berjalan/ data
atau gambaran terakhir yang dapat anda laporkan terkait penambangan
tersebut seperti apa?
2. Menurut laporan yang kami peroleh/ anda secara langsung meliput dan
melakukan pengamatan di Freeport beberapa akhir ini/ adakah data terbaru
yang dapat dibagikan kepada masyarakat terkait masalah Freeport itu
sendiri?
3. Jika ditilik selama 42 tahun ini/ kontribusi seperti apa yang telah Freeport
sumbangkan bagi Indonesia?
4. Seperti yang kita tahu/ banyak permasalahan terjadi yang dilakukan oleh
Freeport kepada bangsa ini/ seperti pelanggaran HAM/ kerusakan
lingkungan/ eksploitasi alam yang berlebihan/ dll/ tanggapan anda?
5. Menurut anda/ keberadaan Freeport selama ini apakah menguntungkan
ataukah merugikan Negara?
6. Dari Freeport sendiri/ pernah melaporkan data yang menyatakan bahwa
keberadaan mereka selama ini tidak seperti yang dikabarkan oleh
kebanyakan pihak yang diduga merugikan Negara/ tanggapan anda?
7. Sikap dan langkah Indonesia sendiri untuk mengatasi permasalahan Freeport
selama ini seperti apa?

8. Apakah langkah tersebut telah berhasil dilakukan dan memberikan solusi
bagi rakyat setempat dan negara?

Narsum 2: 8.45
Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari F-PAN –Tjatur Sapto Edy
1. Setelah sekian lama masalah mengenai Freeport tenggelam/ perkembangan
terbaru yang telah dilakukan DPR untuk mengusut permasalahan tersebut
seperti apa?
2. Selain merugikan Negara dalam hal ekonomi/ lingkungan/ ternyata
pelanggaran HAM juga masih sering terjadi hingga kini tanpa tindak lanjut
yang pasti/ komentar anda?
3. Di pemerintah SBY yang baru ini/ masalah Freeport ini apakah juga
mendapatkan perhatian yang serius?
4. Hal apakah yang membuat pemerintah kurang serius menangani masalah
Freeport ini?
5. Lantas/ pengawasan yang telah dilakukan pemerintah terhadap Freeport
selama ini seperti apa?
6. Dari segi hukum/ perjanjian atau kontak yang dilakukan oleh Freeport dan
Indonesia selama ini apakah terkesan berat sebelah dan merugikan
Indonesia?

7. Langkah selanjutnya yang akan anda dan teman-teman DPR lainnnya untuk
mengakhiri ketidakadilan dan permasalahan Freeport ini seperti apa?

Narsum 3: 9.15
Pengamat Ekonomi –Drajat Wibowo
1. Freeport yang kurang lebih 42 tahun berjalan/ ternyata tidak
membawa dampak yang positif bagi perekonomian masyarakat
setempat dan Negara ini/ tanggapan anda?
2. Melihat SDA tambang yang begitu melimpah ruah/ baik emas/
perak/ tembaga dan lain-lain/ semestinya hasil yang diperoleh dari
kerjasama ini adalah berkorelasi positif terhadap pendapatan
Negara/ apakah terdapat kecurangan yang terjadi di sana?
3. Seberapa besar kerugian yang dialami bangsa ini dalam hal materi
atau secara ekonomi?
4. Menurut anda/ mungkinkah kerjasama ini diakhiri begitu saja?
5. Siapkah jika Indonesia nantinya mengakhiri perjanjian ini? Cukup
mandiri dan siapkah dengan SDM dan ilmu yang dimilikinya?
6. Tindakan pemerintah selama ini juga kurang optimal dan serius
dalam mengatasi permasalahan yang ada/ apakah ini menunjukkan
daya tawar Indonesia yang masih rendah dan cenderung pasrah?

7. Nampaknya pemerintahan sekarang lebih ingin mengejar target
yang muluk-muluk untuk program 100 harinya/ namun tidak
melihat permasalahan di masa lalu yang belum terselesaikan
seperti Freeport ini/ tanggapan anda?
8. Selain itu/ adanya pakar-pakar HAM/ lingkungan/ ekonomi pun
tidak sanggup memberikan kontribusinya/ dan justru mereka
terkesan mendukung pihak Freeport/ komentar anda dengan gejala
ini bagaimana?
9. Langkah yang harusnya diambil pemerintah untuk segera
mengatasi permasalahan ini?