persepsi anak asuh tentang pelayanan sosial di panti sosial asuhan anak psaa tambatan hati subang bab 5

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis yang telah penulis paparkan pada bab
sebelumnya mengenai persepsi anak asuh tentang pelayanan sosial di Panti Sosial
Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Kota Bandung, maka dalam bab ini penulis
akan mencoba untuk menarik kesimpulan dan saran-saran.
Anak merupakan asset yang sangat besar dalam pembangunan bangsa
Indonesia, mereka merupakan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak yang
diharapkan tersebut membutuhkan perhatian, perawatan dan bimbingan yang
sebaik-baiknya

secara

fisik,

mental

dan


sosial

guna

mewujudkan

kesejahteraannya. Namun kenyataannya karena berbagai sebab banyak anak yang
tidak mampu melaksanakan fungsi dan peranannya serta memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan baik, diantaranya adalah ketidakmampuan orang tua dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Bentuk-bentuk pelayanan sosial untuk anak telah disediakan oleh
pemerintah salah satunya adalah Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan
Hati yang memberikan pelayanan berupa pendidikan, kesehatan, pemenuhan
kebutuhan fisik, sosial dan mental serta pemberian keterampilan, sedangkan
tujuan pelayanan adalah memberikan perlindungan dan pembinaan fisik, mental
dan sosial.

82

Pelayanan sosial yang diberikan oleh Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA)

Tambatan Hati pada kenyataannya mampu mencapai tujuan yang diharapkan
meskipun mempunyai kekurangan-kekurangan baik dalam pelayanan pendidikan,
kesehatan maupun pemberian keterampilan, sehingga akan mempengaruhi tingkat
kesejahteraan anak asuh.
Berkaitan dengan pelayanan yang diberikan oleh Panti Sosial Asuhan
Anak (PSAA) Tambatan Hati, anak asuh mempunyai persepsi yang berbeda-beda
tergantung dari pelayanan yang diberikan terhadap dirinya, di antaranya :
1.

Pembinaan Fisik
Upaya-upaya pembinaan anak asuh merupakan alternatif program
dalam rangka membantu anak menghadapi dan memecahkan masalah yang
dihadapinya. Dengan adanya pembinaan fisik kepada anak asuh diharapkan
dapat mengembalikan kesempatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih
baik, baik fisik, psikologis maupun sosial.

2.

Pembinaan Mental
Pembinaan mental yang diberikan di panti, menyangkut proses belajar

untuk membantu anak asuh mengembangkan pengetahuan dan mendapatkan
pengetahuan baru, membentuk latihan-latihan tanggung jawab. Dari hasil
penelitian yang dilakukan penulis di lapangan menunjukkan beberapa anak
asuh yang berada di sana mempersepsi bahwa pemberian latihan belum
diberikan dengan baik, hal ini dikarenakan fasilitas yang tersedia di panti
terbatas.

83

3.

Bimbingan Sosial
Pelayanan dan bimbingan sosial bagi

anak dalam kedisiplinannya

adalah upaya yang dilaksanakan lembaga sosial dalam membantu
meningkatkan kepercayaan diri dan membentuk tanggung jawab sosial yang
baik untuk anak asuh.
4.


Pembinaan Keterampilan
Pembinaan keterampilan yang diberikan di panti bermanfaat bagi anak
asuh sebagai bekal dalam menjalankan kehidupan.
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :
1.

Mereka mempersepsi bahwa kebutuhan akan makanan dan makanan bergizi
mereka terpenuhi dengan baik, walaupun dengan dana yang terbatas.

2.

Mereka sudah cukup mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kebersihan
di panti.

3.

Sebagian dari mereka mempersepsi bahwa pelayanan kesehatan dari segi

kuantitas sering tetapi dari segi kualitas masih belum maksimal.

4.

Pelayanan yang diberikan cukup optimal, didukung dengan persepsi anak
asuh yang sangat baik terhadap pelayanan yang mereka dapat di panti.

84

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan yang telah dikemukakan,
penulis mencoba memberikan saran yang diharapkan akan menjadi bahan
masukan dalam mempertahankan bahkan meningkatkan pelayanan sosial bagi
anak asuh dalam meningkatkan kesejahteraan anak :
1.

Memberikan bimbingan, arahan kepada anak asih agar dapat berperilaku
lebih baik.

2.


Adanya komunikasi antara anak asuh dengan pengurus/pihak panti
mengenai permasalahan yang dihadapi anak untuk dipecahkan atau
dibicarakan bersama-sama.

3.

Adanya perhatian khusus dari berbagai pihak, baik keluarga, pemerintah,
LSM atau masyarakat agar kesejahteraan anak dapat tercapai.
Demikian yang telah penulis paparkan, mudah-mudahan dapat berguna

dan dapat menjadi masukan untuk semua pihak dalam meningkatkan
kesejahteraan anak asuh.

85