persepsi anak asuh tentang pelayanan sosial di panti sosial asuhan anak psaa tambatan hati subang bab 4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Persepsi Anak Asuh Tentang Pelayanan Sosial Di Panti Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang.
Anak merupakan asset yang sangat besar dalam pembangunan bangsa Indonesia, mereka merupakan generasi penerus cita-cita bangsa. Anak yang diharapkan tersebut membutuhkan perhatian, perawatan dan bimbingan yang sebaik-baiknya secara fisik, mental dan sosial guna mewujudkan kesejahteraannya. Namun kenyataannya karena berbagai sebab banyak anak yang tidak mampu melaksanakan fungsi dan peranannya serta memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik, diantaranya adalah ketidakmampuan orang tua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab terhadap tumbuh kembangnya anak. Akibatnya anak tidak mempunyai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara wajar.
Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan anak asuh dan terlantar bertujuan untuk membantu anak agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memberikan pelayanan sosial kepada anak asuh melalui pelayanan panti.
Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang sebagai salah satu sarana pelayanan masalah sosial anak asuh dan terlantar yang memberikan
(2)
pelayanan penyantunan dan pengentasan anak terlantar yang meliputi tahap rehabilitasi sosial sampai dengan pembinaan lebih lanjut, meliputi :
1. Pembinaan Fisik, yaitu pemberian makanan yang bergizi, perawatan dan pemeriksaan kesehatan, rekreasi, olahraga dan hidup secara sehat dan teratur.
2. Pembinaan Mental, yaitu bimbingan keagamaan (ceramah agama, pengajian).
3. Bimbingan Sosial, yaitu bimbingan kemasyarakatan, belajar kelompok. 4. Pembinaan Keterampilan, yaitu kerajinan tangan dan kesenian.
4.2. Karakteristik Responden
Untuk memperjelas dan mengetahui identitas responden dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok, yaitu berdasarkan jenis kelamin, tingkatan umur dan pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian-uraian berikut ini :
- Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin
Klasifikasi responden berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa anak asuh yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak Tambatan Hati Subang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Untuk itu dapat dilihat pada tabel berikut :
(3)
Tabel 4.1
Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa responden yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang kebanyakan berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 25 orang atau 62,5 % dan sebanyak 15 orang atau 37,5 % berjenis kelamin perempuan.
- Klasifikasi responden berdasarkan tingkatan umur
Klasifikasi responden berdasarkan tingkatan umur menunjukkan suatu tingkatan yang merupakan bagian dari kondisi anak asuh dalam bersosialisasi dengan lingkungannya. Dengan tingkatan umur yang ada pada diri responden juga akan menunjukkan kedewasaan mereka dalam mengambil suatu keputusan dirinya dalam bertindak dengan bersikap.
Menurut hasil perhitungan dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tingkatan umur responden yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang terlihat pada tabel di bawah ini :
Perempuan, 15, 37,5%
Laki-laki, 25, 62,5%
Perempuan Laki-laki
No. Jenis
Kelamin
Jumlah
f %
1 2
Laki-laki Perempuan
25 15
62,5 37,5
(4)
Tabel 4.2
Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkatan Umur
Dari hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa responden yang berusia 13-15 tahun sebanyak 16 orang atau 40 %, responden yang berusia 16-18 tahun sebanyak 24 orang atau 60 %. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden berada pada usia remaja dan sikap yang ditunjukkan lebih dewasa, tanggung jawab yang mereka emban juga semakin berat karena mereka telah dibekali untuk menentukan mana yang baik dan benar bagi pergaulannya baik dalam lingkungan keluarga, teman ataupun masyarakat.
- Klasifikasi responden berdasarkan tingkatan pendidikan
Klasifikasi responden berdasarkan tingkatan pendidikan menunjukkan bahwa responden memiliki rata-rata pendidikan tingkat menengah atas. Dari data yang diperoleh klasifikasi responden berdasarkan tingkatan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
16-18, 24, 60% 13-15, 16, 40%
16-18 13-15
No. Umur Jumlah
f %
1 2
13-15 16-18
16 24
40 60
(5)
Tabel 4.3
Klasifikasi Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan
Dari hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa responden yang bertingkat pendidikan SMP sebanyak 14 orang atau 35 %, sedangkan responden yang berpendidikan SMA sebanyak 26 orang atau 65 %. Hal ini menunjukkan bahwa anak asuh yang berada di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tambatan Hati Subang kebanyakan berpendidikan sekolah tingkat menengah. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi mereka dalam memandang masalah lebih objektif.
4.2.1. Pembinaan Fisik
Pembinaan adalah suatu tindakan proses, hasil atau pernyataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan bahwa adanya kemampuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atau peningkatan terhadap sesuatu. Pembinaan pada dasarnya merupakan upaya-upaya untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan sikap hidup yang lebih baik dan terarah.
SMA, 26, 65% SMP, 14, 35%
SMA SMP
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah
f %
1 2
SMP SMA
14 26
35 65
(6)
Upaya-upaya pembinaan anak asuh merupakan alternatif program dalam rangka membantu anak menghadapi dan memecahkan permasalahan yang ditemuinya. Dengan adanya pembinaan fisik kepada anak asuh ini diharapkan dapat mengembalikan lagi kesempatan bagi anak untuk mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera baik secara fisik, psikis, sosial dan intelektual. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4
Persepsi Anak Asuh Mengenai Pemenuhan Kebutuhan Makanan Selama Tinggal Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu terpenuhi Terpenuhi Cukup terpenuhi Kurang terpenuhi Tidak terpenuhi
11 23 5
-1
27,5 57,5 12,5
-2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai pemenuhan kebutuhan makanan selama tinggal di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa kebutuhan makanannya terpenuhi selama tinggal di panti adalah sebanyak 23 orang atau 57,5 %, responden yang menyatakan bahwa kebutuhan makanannya selalu terpenuhi selama tinggal di panti sebanyak 11 orang atau 27,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan akan makanannya terpenuhi, hal ini dikarenakan pengurus panti merasa bertanggung jawab terhadap pemenuhan gizi
(7)
makanan untuk anak asuh. Anak asuh mempersepsi bahwa pemenuhan kebutuhan makanan yang mereka peroleh dari panti dapat memenuhi kebutuhan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak asuh.
Nilai modus yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kebutuhan pangan mereka terpenuhi dengan baik, karena kebutuhan pangan merupakan kebutuhan primer yang harus terpenuhi untuk menunjang kelangsungan hidup manusia.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang pemberian kebutuhan gizi selama tinggal di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Jawaban Responden Mengenai Pemberian Makanan Bergizi Selama Tinggal Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu menikmati Menikmati Cukup menikmati Kurang menikmati Tidak pernah menikmati
16 18 5 -1
40 45 12,5
-2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai pemberian makanan bergizi selama tinggal di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa mereka menikmati makanan yang bergizi selama tinggal di panti adalah sebanyak 18 orang atau 45,0 %, responden
(8)
yang menyatakan selalu menikmati makanan yang bergizi selama tinggal di panti sebanyak 16 orang atau 40,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka menikmati makanan yang bergizi selama tinggal di panti.
Hal ini membuktikan pengurus panti merasa bertanggung jawab terhadap pemenuhan gizi makanan untuk anak asuh, karena kebutuhan gizi sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak asuh mempersepsi bahwa pemenuhan makanan yang bergizi dapat dipenuhi pihak panti, selain dana yang berasal dari pemerintah, para donatur membantu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka menikmati makanan yang bergizi selama tinggal di panti. Hal ini membuktikan pengurus panti merasa bertanggung jawab terhadap pemenuhan gizi makanan untuk anak asuh, karena kebutuhan gizi sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan otak. Adanya para donatur yang peduli terhadap pemenuhan kebutuhan anak asuh membantu bagi kelangsungan dan kesejahteraan anak asuh yang tinggal di panti.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai kebersihan di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
(9)
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu bersih Bersih Cukup bersih Kurang bersih Tidak bersih
5 26
6 2 1
12,5 65,0 15,0 5,0 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai kebiasaan menjaga kebersihan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa di panti bersih adalah sebanyak 26 orang atau 65,0 %, responden yang menyatakan bahwa di panti cukup bersih sebanyak 6 orang atau 15,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa di panti bersih. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan dari pengurus tentang tanggung jawab telah dapat diterapkan anak dalam kehidupannya sehari-hari, mereka telah mengetahui akibat yang mungkin terjadi. Persepsi anak mengenai kesehatan dan kebersihan lingkungan terutama lingkungan panti yang mereka tinggali harus dapat memberikan rasa nyaman sehingga suasana yang tercipta terasa menyenangkan.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan di panti bersih. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan dari pengurus tentang tanggung jawab telah dapat diterapkan anak dalam kehidupannya sehari-hari, mereka telah mengetahui
(10)
akibat yang mungkin terjadi. Sampah dapat mengakibatkan datangnya penyakit apabila kurang menjaga kebersihan dan kesadaran dari tiap penghuni di panti sangat diperlukan dalam menjaga kebersihan agar lingkungan dapat nyaman.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai perawatan kesehatan yang diberikan di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Jawaban Responden Mengenai Perawatan Kesehatan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
21 11 3 4 1
52,5 27,5 7,5 10,0
2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai perawatan kesehatan yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa perawatan kesehatan yang diberikan di panti sangat bermanfaat adalah sebanyak 21 orang atau 52,5 %, responden yang menyatakan bahwa perawatan kesehatan yang diberikan di panti bermanfaat bagi mereka sebanyak 11 orang atau 27,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa perawatan kesehatan yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi mereka. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap
(11)
pelayanan kesehatan yang diberikan pihak panti berada pada tingkat yang sangat baik. Anak asuh mempersepsi bahwa pelayanan kesehatan sangat dibutuhkan mereka.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa perawatan kesehatan yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi mereka. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap pelayanan yang diberikan pihak panti berada pada tingkat yang sangat baik, mereka merasa dengan adanya fasilitas kesehatan yang mereka dapatkan dapat membantu mereka apabila mereka merasa kesehatannya mengalami penurunan, selain itu kepedulian dan tanggung jawab pengurus adalah pembinaan dari pengurus tentang tanggung jawab telah dapat diterapkan anak dalam kehidupannya sehari-hari, mereka telah mengetahui akibat yang mungkin terjadi. Sampah dapat mengakibatkan datangnya penyakit apabila kurang menjaga kebersihan dan kesadaran dari tiap penghuni di panti sangat diperlukan dalam menjaga kebersihan agar lingkungan dapat nyaman.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai intensitas pemeriksaan kesehatan yang diberikan di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.8
Jawaban Responden Mengenai Intensitas Pemeriksaan Kesehatan Yang Diberikan Di Panti
(12)
Kategori Jawaban f % Sangat sering
Sering Cukup sering Kurang sering Tidak pernah
4 21 13 1 1
10,0 52,5 32,5 2,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai intensitas pemeriksaan kesehatan yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan yang diberikan di panti sering diberikan adalah sebanyak 21 orang atau 52,5 %, responden yang menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan cukup sering diberikan di panti sebanyak 13 orang atau 32,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan sering diberikan di panti. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan pihak panti berada pada tingkat yang baik. Pelayanan kesehatan dapat membantu anak asuh apabila kesehatan dirinya terganggu.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa pemeriksaan kesehatan sering diberikan di panti. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan pihak panti berada pada tingkat yang baik, mereka merasa dengan adanya fasilitas kesehatan yang mereka dapatkan dapat membantu mereka apabila mereka merasa kesehatannya mengalami penurunan,
(13)
selain itu kepedulian dari pengurus ikut mendukung dalam pemberian fasilitas kesehatan.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai latihan olahraga yang diberikan di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.9
Jawaban Responden Mengenai Latihan Olahraga Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat menyenangkan Menyenangkan
Cukup menyenangkan Kurang menyenangkan Tidak pernah menyenangkan
3 8 19
6 4
7,5 20,0 47,5 15,0 10,0
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai latihan olahraga yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa latihan olahraga di panti cukup menyenangkan adalah sebanyak 19 orang atau 47,5 %, responden yang menyatakan bahwa latihan olahraga di panti menyenangkan sebanyak 8 orang atau 20,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa latihan olahraga cukup menyenangkan walaupun tidak rutin dilakukan, hal ini dikarenakan waktu mereka yang terbatas menyangkut kepentingan sekolah yang semakin padat mendekati persiapan ujian yang akan
(14)
dihadapi oleh anak asuh yang berada pada tingkat akhir, walaupun demikian latihan olahraga terkadang dilakukan anak asuh sendiri, apabila ada dalam waktu luang, mereka akan senang melakukan kegiatan secara bersama-sama selain mempererat kebersamaan mereka dapat mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 3. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa latihan olahraga cukup menyenangkan walaupun tidak rutin dilakukan, hal ini dikarenakan waktu mereka yang terbatas menyangkut kepentingan sekolah yang semakin padat mendekati persiapan ujian yang akan dihadapi oleh anak asuh yang berada pada tingkat akhir, walaupun demikian latihan olahraga terkadang dilakukan anak asuh sendiri, apabila ada dalam waktu luang di sela kesibukan belajarnya, pada hari minggu mereka menyempatkan diri untuk berolahraga.
4.2.2. Pembinaan Mental
Pembinaan mental menyangkut proses belajar dengan melepaskan hal-hal yang sudah dimiliki dengan tujuan untuk membantu orang-orang yang menjalaninya untuk membetulkan dan mengembangkan pengetahuan dan kecakapan untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Dalam kegiatan mengasuh anak terkandung pendidikan sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab dan sebagainya. Persepsi anak tentang pelayanan mental dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai bimbingan keagamaan yang diberikan oleh pihak panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
(15)
Tabel 4.10
Jawaban Responden Mengenai Bimbingan Keagamaan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu baik Baik Cukup baik Kurang baik Tidak baik
16 17 5 1 1
40,0 42,5 12,5 2,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai bimbingan keagamaan yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa bimbingan keagamaan yang diberikan panti baik adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 %, responden yang menyatakan bahwa bimbingan yang diberikan pihak panti sangat baik sebanyak 16 orang atau 40 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa bimbingan agama dapat bermanfaat bagi kehidupannya.
Mereka mempersepsi bahwa dengan adanya bimbingan agama perilaku dan sikap yang ditunjukkan akan lebih terarah, pengetahuan tentang agama semakin bertambah serta mereka akan lebih mengerti, memahami dan melaksanakannya dalam lingkungan dimana pun mereka berada.
(16)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal ini dikarenakan mereka menyadari bahwa bimbingan agama dapat bermanfaat bagi kehidupannya, selain itu bimbingan yang didapatkan dapat mengontrol perilaku mereka dalam menjalankan kehidupan baik pergaulannya dengan teman atau lingkungan dimana ia berada.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai intensitas pengajian yang diberikan panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.11
Jawaban Responden Mengenai Intensitas Pengajian Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat sering Sering Cukup sering
13 15 5
32,5 37,5 12,5
(17)
Kurang sering Tidak pernah
4 3
10,0 7,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai intensitas pengajian yang diberikan panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa pengajian yang diadakan panti sering adalah sebanyak 15 orang atau 37,5 %, responden yang menyatakan bahwa pengajian sangat sering diberikan panti sebanyak 13 orang atau 32,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa pengajian sering diberikan panti. Hal ini membuktikan bahwa persepsi mereka terhadap intensitas pengajian yang diberikan panti berada pada tingkat yang baik, pengajian sangat bermanfaat untuk menambah ilmu mereka tentang agama.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa intensitas pengajian yang diadakan panti sering, hal tersebut sangat bermanfaat bagi anak asuh untuk lebih menambah pengetahuan tentang agama Islam.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai ceramah agama yang diberikan oleh pihak panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12
Jawaban Responden Mengenai Ceramah Agama Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
(18)
Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
17 12 7 3 1
42,5 30,0 17,5 7,5 7,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai ceramah agama yang diberikan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti sangat bermanfaat adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 %, responden yang menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti bermanfaat sebanyak 12 orang atau 30,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa ceramah agama yang diberikan panti sangat bermanfaat, mereka menyadari ceramah agama sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka agar dapat lebih bijak memandang dan menjalani hidup penuh rasa syukur, juga memotivasi bahwa setiap orang punya kesempatan untuk lebih maju dan sukses tidak terkecuali mereka, dan pastinya lebih dekat dengan Tuhan dan agamanya.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini membuktikan bahwa ceramah yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi anak asuh, dengan adanya ceramah keagamaan itu akan memberi motivasi untuk menjadi manusia yang lebih baik, dan mengingatkan untuk selalu ada di jalan yang benar dan bersyukur.
(19)
Pelayanan dan bimbingan sosial bagi anak dalam kedisiplinan dirinya adalah upaya yang dilaksanakan lembaga sosial dalam membantu meningkatkan kemampuan untuk mencapai tingkat percaya diri yang seutuhnya dan rasa tanggung jawab sosial yang baik.
Bimbingan sosial merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mendorong timbulnya prakarsa dalam diri anak atau responden untuk berfungsi sosial, dimana bentuk kegiatan ini dapat berupa pendidikan yang bertujuan agar pola pikir mereka lebih luas, kemudian menumbuhkan rasa percaya diri, dan bagaimana sikap mereka dalam bersopan santun baik di lingkungan yayasan maupun lingkungan masyarakat sehari-hari. Bimbingan sosial ini dapat menjadi bekal bagi mereka, dan bimbingan ini dilakukan untuk mempersiapkan kehidupan anak asuh atau responden di masa yang akan datang, dengan harapan agar mereka dapat hidup dengan layak dan dapat memenuhi kebutuhan pribadi demi keluarganya, tanpa banyak menggantungkan diri pada pihak-pihak lain di dalam lingkungannya.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keikutsertaannya mengikuti penyuluhan panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.13
Jawaban Responden Mengenai Keikutsertaannya Mengikuti Penyuluhan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu mengikuti Mengikuti Cukup mengikuti
16 17 5
40,0 42,5 12,5
(20)
Kurang mengikuti Tidak pernah mengikuti
1 1
2,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keikutsertaannya mengikuti penyuluhan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti dalam kegiatan penyuluhan di panti adalah sebanyak 16 orang atau 40,0 %, responden yang menyatakan bahwa dirinya mengikuti latihan keterampilan yang diberikan sebanyak 13 orang atau 32,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan panti. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya pengetahuan dan penyuluhan yang diadakan di panti.
Mereka mempersepsi bahwa dengan mengikuti kegiatan penyuluhan mereka akan lebih mengerti dan memahami permasalahan yang ada, dan dapat menanyakannya secara langsung kepada pihak yang berkopeten/memiliki kemampuan untuk menjelaskan mengenai banyak hal.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka selalu ikut serta dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan di panti. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya pengetahuan dan penyuluhan yang diadakan di panti.
(21)
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai manfaat mengikuti penyuluhan di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.14
Jawaban Responden Mengenai Manfaat Mengikuti Penyuluhan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
17 15 4 3 1
42,5 37,5 10,0 7,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai manfaat mengikuti penyuluhan di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan sangat bermanfaat bagi dirinya sebanyak 17 orang atau 42,5 %, responden yang menyatakan bahwa penyuluhan yang diberikan di panti bermanfaat bagi dirinya sebanyak 15 orang atau 37,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan yang diadakan di panti dirasakan sangat bermanfaat bagi dirinya. Hal tersebu membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya pengetahuan dan penyuluhan yang diadakan di panti. Dengan adanya penyuluhan pengetahuan mereka menjadi bertambah dan persepsi mereka terhadap kegiatan di panti akan semakin baik.
(22)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan penyuluhan yang diadakan di panti dirasakan sangat bermanfaat bagi dirinya. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya pengetahuan dan penyuluhan yang diadakan di panti. Dengan adanya penyuluhan mereka dapat berdiskusi tentang hal yang kurang dimengerti.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keikutsertaannya belajar kelompok di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.15
Jawaban Responden Mengenai Keikutsertaan Belajar Kelompok Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Selalu mengikuti Mengikuti Cukup mengikuti
12 14 10
30,0 35,0 25,0
(23)
Kurang mengikuti Tidak mengikuti
3 1
7,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keikutsertaan belajar kelompok di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa mereka mengikuti belajar kelompok di panti sebanyak 14 orang atau 35,0 %, responden yang menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti belajar kelompok di panti sebanyak 12 orang atau 30,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka mengikuti belajar kelompok di panti. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya kebersamaan dalam melaksanakan tugas, belajar kelompok dapat membantu apabila sesama teman ada yang mengalami kesulitan belajar. Mereka dapat berdiskusi mengenai pelajaran yang kurang dipahami dan dimengerti untuk dapat dibahas bersama-sama agar kesulitan atau hal yang kurang dimengerti dapat dipahami.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa mereka mengikuti belajar kelompok di panti. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya kebersamaan dalam melaksanakan tugas, belajar kelompok dapat membantu apabila sesama teman ada yang mengalami kesulitan belajar mereka dapat saling bekerja sama mengerjakan tugas rumah secara bersama-sama. Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai manfaat belajar kelompok yang dirasakan anak di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
(24)
Tabel 4.16
Jawaban Responden Mengenai Manfaat Belajar Kelompok Yang Dirasakan Anak Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat membantu Membantu
Cukup membantu Kurang membantu Tidak membantu
18 10 8 3 1
45,0 25,0 20,0 7,5 2,5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden manfaat belajar kelompok di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa belajar kelompok sangat membantu menyelesaikan tugas sebanyak 18 orang atau 45,0 %, responden yang menyatakan bahwa belajar kelompok dapat membantu menyelesaikan tugas sebanyak 10 orang atau 25,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa belajar kelompok yang diadakan di panti sangat membantu menyelesaikan tugas. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya kebersamaan dalam melaksanakan tugas. Dengan diskusi mereka dapat saling bertukar pikiran mengenai mata pelajaran yang dianggapnya sulit, teman yang lebih mengerti dan memahami dapat memberikan pengertian kepada temannya yang masih mengalami kesulitan, sehingga masalah yang dialami dapat dipedahkan bersama dengan teman di panti.
(25)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa belajar kelompok yang diadakan di panti dapat sangat membantu menyelesaikan tugas. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya kebersamaan dalam melaksanakan tugas, belajar kelompok dapat membantu apabila sesama teman ada yang mengalami kesulitan belajar, mereka dapat saling bekerja sama mengerjakan tugas rumah yang diberikan di sekolah.
4.2.4. Pembinaan Keterampilan
Pembinaan keterampilan yang diberikan di panti bermanfaat bagi anak asuh sebagai bekal dalam menjalankan kehidupannya. Pembinaan dapat mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak, upaya pembinaan keterampilan dapat mengembangkan potensi anak dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.17
Jawaban Responden Mengenai Manfaat Pemberian Keterampilan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
13 17 7 3
-32,5 42,5 17,5 7,5
(26)
-Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai pemberian keterampilan, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa keterampilan yang ada di panti bermanfaat bagi dirinya adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 %, responden yang menyatakan bahwa keterampilan yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi dirinya sebanyak 13 orang atau 32,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti memberikan manfaat. Hal ini membuktikan bahwa persepsi anak mengenai pembinaan keterampilan yang diberikan di panti baik. Dengan adanya pemberian keterampilan dari panti pengetahuan mereka akan bertambah dan kreativitas dalam diri dapat digali untuk terus dikembangkan.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan keterampilan yang diberikan di panti baik. Keterampilan dapat memberikan keahlian dan pengetahuan bagi anak asuh.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keikutsertaannya mengikuti kegiatan kesenian di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.18
Jawaban Responden Mengenai Keikutsertaan Mengikuti Kegiatan Kesenian Di Panti
(27)
Kategori Jawaban f % Selalu mengikuti
Mengikuti Cukup mengikuti Kurang mengikuti Tidak pernah mengikuti
16 19 4 1
-40,0 47,5 10,0 2,5
-Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keikutsertaan mengikuti kegiatan kesenian di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa mereka mengikuti kegiatan kesenian di panti adalah sebanyak 19 orang atau 47,5 %, responden yang menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti kegiatan kesenian yang diberikan di panti sebanyak 16 orang atau 40,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan kesenian yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat bagi mereka sehingga keahlian mereka menjadi bertambah di bidang kesenian dan menambah pengetahuan tentang kesenian dan mereka dapat mengembangkan bakat dan kreativitasnya lebih baik.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat bagi mereka sehingga keahlian mereka menjadi bertambah. Keterampilan memasak yang diberikan di panti sekaligus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dilakukan secara bergiliran di panti.
(28)
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.19
Jawaban Responden Mengenai Keterampilan Kerajinan Tangan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat menyenangkan Menyenangkan
Cukup menyenangkan Kurang menyenangkan Tidak menyenangkan
11 16 10 1 2
27,5 40,0 25,0 2,5
5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti menyenangkan sebanyak 16 orang atau 40,0 %, responden yang menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti sangat menyenangkan sebanyak 11 orang atau 27,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan menyenangkan, mereka menikmati kegiatan ini dimana kerajinan tangan bermanfaat sebagai upaya pembinaan keterampilan yang dapat mengembangkan potensi anak dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan sebagai bekal di masa yang akan datang.
(29)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini membuktikan kegiatan kerajinan tangan yang diadakan di panti menyenangkan, mereka menjadikan keterampilan tangan sebagai bekal yang bisa bermanfaat untuk masa depan.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai penyediaan penunjang keterampilan, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20
Jawaban Responden Mengenai Penyediaan Penunjang Keterampilan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat lengkap Lengkap Cukup lengkap Kurang lengkap Tidak lengkap
14 7 19
-35,0 17,5 47,5
-Jumlah 40 100
(30)
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai penyediaan alat-alat penunjang keterampilan, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa alat-alat penunjang keterampilan cukup lengkap sebanyak 19 orang atau 47,5 %, responden yang menyatakan alat-alat penunjang keterampilan sangat lengkap sebanyak 14 orang atau 35,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa alat-alat penunjang keterampilan cukup lengkap. Hal ini menunjukkan pihak panti bertanggung jawab terhadap penyediaan sarana untuk berlangsungnya kegiatan keterampilan yang diadakan panti, karena tanpa ada sarana pendukung maka kegiatan keterampilan tidak akan terlaksana.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 3. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berpendapat alat penunjang keterampilan cukup lengkap, hal tersebut merupakan sarana yang menunjang berlangsungnya kegiatan, tanpa ada sarana maka semua kegiatan tidak akan berlangsung dengan baik.
(1)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 5. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa belajar kelompok yang diadakan di panti dapat sangat membantu menyelesaikan tugas. Hal tersebut membuktikan bahwa mereka peduli dan menyadari pentingnya kebersamaan dalam melaksanakan tugas, belajar kelompok dapat membantu apabila sesama teman ada yang mengalami kesulitan belajar, mereka dapat saling bekerja sama mengerjakan tugas rumah yang diberikan di sekolah.
4.2.4. Pembinaan Keterampilan
Pembinaan keterampilan yang diberikan di panti bermanfaat bagi anak asuh sebagai bekal dalam menjalankan kehidupannya. Pembinaan dapat mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis dan sosial anak, upaya pembinaan keterampilan dapat mengembangkan potensi anak dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.17
Jawaban Responden Mengenai Manfaat Pemberian Keterampilan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat bermanfaat Bermanfaat Cukup bermanfaat Kurang bermanfaat Tidak bermanfaat
13 17 7 3
-32,5 42,5 17,5 7,5
(2)
-Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai pemberian keterampilan, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa keterampilan yang ada di panti bermanfaat bagi dirinya adalah sebanyak 17 orang atau 42,5 %, responden yang menyatakan bahwa keterampilan yang diberikan di panti sangat bermanfaat bagi dirinya sebanyak 13 orang atau 32,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti memberikan manfaat. Hal ini membuktikan bahwa persepsi anak mengenai pembinaan keterampilan yang diberikan di panti baik. Dengan adanya pemberian keterampilan dari panti pengetahuan mereka akan bertambah dan kreativitas dalam diri dapat digali untuk terus dikembangkan.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat. Hal ini membuktikan bahwa pembinaan keterampilan yang diberikan di panti baik. Keterampilan dapat memberikan keahlian dan pengetahuan bagi anak asuh.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keikutsertaannya mengikuti kegiatan kesenian di panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.18
Jawaban Responden Mengenai Keikutsertaan Mengikuti Kegiatan Kesenian Di Panti
(3)
Kategori Jawaban f % Selalu mengikuti
Mengikuti Cukup mengikuti Kurang mengikuti Tidak pernah mengikuti
16 19 4 1
-40,0 47,5 10,0 2,5
-Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keikutsertaan mengikuti kegiatan kesenian di panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa mereka mengikuti kegiatan kesenian di panti adalah sebanyak 19 orang atau 47,5 %, responden yang menyatakan bahwa mereka selalu mengikuti kegiatan kesenian yang diberikan di panti sebanyak 16 orang atau 40,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan kesenian yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat bagi mereka sehingga keahlian mereka menjadi bertambah di bidang kesenian dan menambah pengetahuan tentang kesenian dan mereka dapat mengembangkan bakat dan kreativitasnya lebih baik.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa keterampilan yang diadakan di panti dapat memberikan manfaat bagi mereka sehingga keahlian mereka menjadi bertambah. Keterampilan memasak yang diberikan di panti sekaligus dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dilakukan secara bergiliran di panti.
(4)
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.19
Jawaban Responden Mengenai Keterampilan Kerajinan Tangan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat menyenangkan Menyenangkan
Cukup menyenangkan Kurang menyenangkan Tidak menyenangkan
11 16 10 1 2
27,5 40,0 25,0 2,5
5
Jumlah 40 100
Sumber : Hasil Penelitian, April 2011
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti menyenangkan sebanyak 16 orang atau 40,0 %, responden yang menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan yang diberikan panti sangat menyenangkan sebanyak 11 orang atau 27,5 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa kegiatan keterampilan kerajinan tangan menyenangkan, mereka menikmati kegiatan ini dimana kerajinan tangan bermanfaat sebagai upaya pembinaan keterampilan yang dapat mengembangkan potensi anak dalam rangka pelaksanaan pembangunan kesejahteraan sosial dan sebagai bekal di masa yang akan datang.
(5)
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 4. Hal ini membuktikan kegiatan kerajinan tangan yang diadakan di panti menyenangkan, mereka menjadikan keterampilan tangan sebagai bekal yang bisa bermanfaat untuk masa depan.
Pertanyaan selanjutnya adalah tentang jawaban responden mengenai penyediaan penunjang keterampilan, dapat dilihat dari hasil penelitian yang digambarkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.20
Jawaban Responden Mengenai Penyediaan Penunjang Keterampilan Yang Diberikan Di Panti
(n=40)
Kategori Jawaban f %
Sangat lengkap Lengkap Cukup lengkap Kurang lengkap Tidak lengkap
14 7 19
-35,0 17,5 47,5
-Jumlah 40 100
(6)
Berdasarkan tabel di atas, jawaban responden mengenai penyediaan alat-alat penunjang keterampilan, ditunjukkan dengan persentase sebagai berikut : responden yang menyatakan bahwa alat-alat penunjang keterampilan cukup lengkap sebanyak 19 orang atau 47,5 %, responden yang menyatakan alat-alat penunjang keterampilan sangat lengkap sebanyak 14 orang atau 35,0 %.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa alat-alat penunjang keterampilan cukup lengkap. Hal ini menunjukkan pihak panti bertanggung jawab terhadap penyediaan sarana untuk berlangsungnya kegiatan keterampilan yang diadakan panti, karena tanpa ada sarana pendukung maka kegiatan keterampilan tidak akan terlaksana.
Nilai modus atau nilai yang sering muncul adalah 3. Hal ini menunjukkan bahwa mereka berpendapat alat penunjang keterampilan cukup lengkap, hal tersebut merupakan sarana yang menunjang berlangsungnya kegiatan, tanpa ada sarana maka semua kegiatan tidak akan berlangsung dengan baik.