Cintakarya Produk Hukum rkp 2015

KEPALA DESA CINTAKARYA
KABUPATEN BANDUNG BARAT
PERATURAN DESA CINTAKARYA
NOMOR: 2 TAHUN 2015
TENTANG
RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2015
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA CINTAKARYA,
Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 39 sampai dengan Pasal 51 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pembangunan Desa, maka diperlukan kerangka acuan bagi penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan masyarakat agar kegiatan dapat
terlaksana secara efisien dan efektif serta demokratis;

b.

bahwa untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada huruf a, maka perlu ditetapkan
kerangka acuan kegiatan dalam bentuk Peraturan Desa tentang Rencana Kegiatan
Pemerintah Desa (RKP-Desa) untuk Tahun Anggaran 2015 di Desa Cintakarya.

1.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di
Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688);

2.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara RI Nomor 4700);


3.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara RI
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5038);

4.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 7; Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

5.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 1999 tentang Cara Pelaksanaan
Peran Serta Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 1999
Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3886);

6.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomot 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5539);

7.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5558);

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 2091);

9.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara RI Tahun 2014 Nomor 2093);

10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul
dan Kewenangan Lokal Berskala Desa (Berita Negara RI Tahun 2015 Nomor 158);
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan
Keputusan Musyawarah Desa (Berita Negara RI Tahun 2015 Nomor 159);

12. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun
2015 (Berita Negara RI Tahun 2015 Nomor 297);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2009 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2007 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten
Bandung Barat Tahun 2009 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bandung
Barat Nomor 3);
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2 Tahun 2015 tentang Desa (Lembaran
Daerah Kabupate Ba du g Barat Tahu
5 No or…., Ta baha Le bara Daerah
Kabupate Ba du g Barat No or …..);
15. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pengadaan Barang
dan Jasa di Desa (Berita Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015 Nomor 3 Seri E);
16. Peraturan Desa Cintakarya Nomor 1 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Desa (RPJM-DESA) Tahun 2015 – 2020;
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CINTAKARYA
dan
KEPALA DESA CINTAKARYA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

:

PERATURAN DESA CINTAKARYA TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA
(RKP-DESA) TAHUN 2015

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang
kekuasaan pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

2. Pemerintah Daerah Provinsi, adalah Gubernur Jawa Barat dan Perangkat Daerah Provinsi sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah provinsi.
3. Pemerintah Daerah, adalah Bupati Bandung Barat dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan daerah.
4. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat setempat, hak
asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan desa di Desa.
6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa berdasarkan
keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
8. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah musyawarah antara BPD, Pemerintah Desa, dan
unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh BPD untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
9. Lembaga kemasyarakatan desa atau yang disebut dengan nama lain, adalah lembaga yang dibentuk atas
prakarsa masyarakat sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat, merupakan mitra pemerintah

desa dalam memberdayakan masyarakat Desa.
10. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa, untuk selanjutnya disingkat LPMD adalah lembaga yang dibentuk
atas prakarsa masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Desa dalam
memberdayakan masyarakat.
11. Kader Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat KPM adalah anggota masyarakat Desa yang
memiliki pengetahuan, kemauan untuk menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat dan pembangunan partisipatif.
12. Peraturan Desa, yang selanjutnya disebut Perdes, adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan
oleh Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.

13. Peraturan Kepala Desa adalah perundang-undangan di Desa yang mengatur secara teknis pelaksanaan dari
Perdes yang menyangkut penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Desa.
14. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk kepentingan sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
15. Kawasan Perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan
sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
16. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu
berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.
17. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.

18. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat
dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta
memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai
dengan pokok masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat.
19. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan, penelitian, pengembangan,
bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi, supervisi, monitoring, pengawasan umum dan evaluasi
pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Desa.
20. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan,
dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia.
21. Sistem perencanaan adalah kesatuan proses perencanaan yang bersifat menyeluruh dan terintegritas yang
satu sama lain saling terikat dan berhubungan.
22. Rencana Pembangunan Jangka Panjang, yang selanjutnya disingkat RPJP, adalah dokumen perencanaan
periode 20 (dua puluh) tahun.
23. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra
SKPD, adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun.
24. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang selanjutnya disingkat RPJM-Desa adalah dokumen
perencanaan Desa untuk periode 6 (enam) tahun merupakan penjabaran dari visi, misi Kepala Desa yang
memuat arah kebijakan pembangunan Desa, arah kebijakan keuangan Desa, kebijakan umum, dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai rencana kerja.
25. Rencana Pembangunan Tahunan Nasional, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah (RKP), adalah

dokumen perencanaan Nasional untuk periode 1 (satu) tahun.
26. Rencanan Pembangunan Tahunan Daerah Provinsi dan Rencanan Pembangunan Tahunan Daerah, yang
selanjutnya disingkat RKPD Provinsi dan RKPD, adalah dokumen perencanaan Daerah Provinsi dan Daerah
untuk periode 1 (satu) tahun.
27. Rencanan Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja
Perankgat Daerah (Renja-SKPD), adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu) tahun.
28. Rencana Kegiatan Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk
periode 1 (tahun), merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat rancangan kerangka ekonomi Desa,
dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutakhirkan, program prioritas pembangunan Desa,
rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa
maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada RPJM-Desa dan
RKP-Desa.
29. Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat DU-RKP-Desa adalah daftar
yang merupakan usulan kegiatan pembangunan Desa yang menggunakan dana yang sudah jelas sumbernya,
baik dari APBN, APBD Provinsi, APBD, APB-Desa, swadaya dan kerja sama dengan pihak ketiga.
30. Para pemangku kepentingan (stakeholders) adalah pihak-pihak yang berkewajiban untuk mengatasi
permasalahan di Desa dan pihak yang terkena dampak hasil Musrenbang-Desa.
31. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunan bersifat demokratis di Desa yang
dilaksanakan bersama-sama oleh Pemerintah Desa dan masyarakat secara musyawarah, mufakat, dan gotong
royong yang merupakan cara hidup masyarakat di Desa.

32. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disingkat APB-Desa adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disepakati bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD.
BAB II
RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA (RKP-Desa)
Pasal 2
(1) Perdes ini memuat kebijakan strategis pembangunan Desa untuk tahun 2015, selanjutnya disebut RKP-Desa.
(2) RKP-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mulai tanggal 01 Januari 2015 sampai dengan 31
Desember 2015.
Pasal 3
RKP-Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ditetapkan sebagai acuan:

a.

bagi seluruh unsur Pemerintah Desa, BPD, lembaga kemasyarakatan, dan stakeholder pembangunan dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan Desa, pembinaan masyarakat, dan pemberdayaan
masyarakat; dan
b. dalam penyusunan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB-Desa) Tahun
Anggaran 2015.
Pasal 4
(1) RKP-Desa berisi uraian yang antara lain sebagai berikut:

a. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa dan merupakan kewenangan
Desa;
b. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja sama antar Desa dan pihak
ketiga;
c. prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai kewenangan penugasan
dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten;
d. pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa; dan
e. rincian kegiatan, volume, lokasi, dan Rencana Anggaran Biaya.
(2) Uraian secara rinci RKP-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lampiran yang tidak dapat
dipisahkan dari Perdes ini atas dasar kepentingan apapun.
BAB III
MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN RKP-Desa
Pasal 5
Penyusunann RKP-Desa dimaksudkan sebagai acuan:
a. bagi Perangkat Desa dan lembaga kemasyarakatan desa dalam menyusun Rencana Kerja;
b. penyusunan Peraturan Desa tentang APB-Desa Tahun Anggaran 2015; dan
c. kegiatan monitoring dan evaluasi untuk mengukur kinerja perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.
Pasal 6
RKP-Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun bertujuan untuk:
a. mewujudkan perencanaan pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat Desa;
b. menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat terhadap program pembangunan di Desa;
c. memelihara dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan di Desa; dan
d. menumbuhkembangkan dan mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan di Desa.
BAB IV
PENYUSUNAN RKP-Desa
Pasal 7
(1) RKP-Desa disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pemerintahan, pembangunan Desa, pembinaan masyarakat, dan
pemberdayaan masyarakat yang berpedoman kepada:
a. hasil kesepakatan dalam Musyawarah Desa;
b. pagu indikatif Desa;
c. pendapatan asli Desa;
d. rencana kegiatan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten;
e. jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten; dan
f. hasil pencermatan ulang dokumen RPJM-Desa.
(2) Prioritas program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirumuskan berdasarkan penilaian
terhadap kebutuhan masyarakat Desa yang meliputi:
a. peningkatan kapsitas penyelenggaraan pemerintahan;
b. peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;
c. pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan
sumber daya lokal yang tersedia di Desa;
d. pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;
e. pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;
f. pendayagunaan sumber daya alam;
g. pelestarian adat sitiadat dan sosial budaya Desa;
h. peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat
Desa; dan
i. peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa.
BAB V
PELAKSANAAN RKP-Desa
Pasal 8

(1) Pelaksanaan RKP-Desa sepenuhnya dikelola dan dilaksanakan oleh pelaksana teknis dari unsur Perangkat Desa
sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing dan atau bersama-sama masyarakat Desa melalui
pelaksanaan peran dan fungsi lembaga kemasyarakatan Desa dan KPM.
(2) Untuk pengelolaan dan pelaksanaan RKP-Desa terkait dengan kepentingan penyelenggaraan pemerintahan
Desa sepenuhnya dilaksanakan oleh unsur Pemerintah Desa.
(3) Untuk pengelolaan dan pelaksanaan RKP-Desa terkait dengan pemberdayaan masyarakat atau pembangunan
infrastruktur Desa dapat dilaksanakan oleh KPM dan LPMD dan/atau bersama Tim Pelaksana Kegiatan yang
dibentuk dari unsur masyarakat dibawah koordinasi dan tanggung jawab unsur Perangkat Desa.
(4) Tim Pelaksana Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di atas harus dibentuk atas dasar kesepakatan
seluruh stakeholder dan BPD melalui Musyawarah Desa dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
(5) Pelaksanaan RKP-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan azas-azas:
a. transparan;
b. akuntabel;
c. partisipatif;
d. efektif dan efisien;
e. tertib administrasi; dan
f. disiplin anggaran.
Pasal 9
(1) Pelaksanaan RKP-Desa, dipertanggungjawabkan oleh pelaksana teknis yang disampaikan kepada Kepala Desa
selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan Desa.
(2) Pertanggungjawaban sebagaiman dimaksud pada ayat (1) disampaikan dalam Musyawarah Desa yang khusus
diselenggarakan untuk itu.
(3) Pelaksanaan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dilaksanakan dengan agenda
pembahasan dan evaluasi beberapa kegiatan pelaksanaan RKP-Desa.
BAB VI
PERUBAHAN RKP-Desa
Pasal 10
(1) Pelaksanaan 1 (satu) dan/atau beberapa rencana kegiatan dalam RKP-Desa dapat dirubah, baik jenis
kegiatannya maupun waktunya apabila tidak lagi sesuai dengan situasi, kondisi dan/atau keadaan darurat
(force mayor).
(2) Perubahan kegiatan dan/atau waktu pelaksanaan RKP-Desa sebagaimana maksud pada ayat (1) harus
disepakati BPD dan mendapatkan persetujuan dari semua pihak yang berkepentingan.
(3) Perubahan RKP-Desa dilakukan seusai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 11
(1) Kepala Desa melaporkan pelaksanaan RKP-Desa dan pelaksanaannya secara berjenjang.
(2) Laporan pelaksanaan RKP-Desa dilakukan seusai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Laporan pelaksanaan RKP-Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Desa dan
disampaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak ditetapkan.
(4) Pelaporan pelaksanaan RKP-Desa yang dilaksanakan atau dikelola oleh LPMD dan/atau Tim Pelaksanan yang
dibentuk dari unsur masyarakat, diatur lebih lanjut melalui Peraturan Kepala Desa atau Keputusan Kepala
Desa.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 12
Pengawasan terhadap unsur pelaksana dan pengelola, pelaksanaan dan pengelolaan RKP-Desa dilakukan oleh:
(1) BPD dalam melaksanakan fungsi pemerintahan.
(2) Masyarakat sebagai bentuk partisipasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Camat dan dinas/instansi terkait dalam rangka pembinaan.
Pasal 13
Bila semua pihak yang berkepentingan terhadap pelaksanaan dan pengelolaan RKP-Desa menyatakan perlu, maka
BPD dan atau pihak pemangku kepetingan dan atau pihak yang berwenang lainnya dapat membentuk tim pengkaji
yang anggotanya disesuaikan dengan kebutuhan untuk melakukan evaluasi dan pengawasan.

Pasal 14
Pembinaan dan pengawasan langsung dapat dilakukan oleh SKPD terkait, baik Daerah Provinsi atau Daerah dalam
rangka pelaksanaan RKP-Desa dan atau Renstra-SKPD Provinsi atau RKP-Provinsi, Renstra-SKPD atau RKPD yang
didelegasikan kepada Pemerintahan Desa sebagai tugas pembantuan.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Dengan diberlakukannya Perdes ini, maka semua ketentuan yang mengatur RKP-Desa serta pengaturan mengenai
pengawasannya dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 16
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perdes ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaan diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Kepala Desa dan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 17
Perdes ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar semua pihak dapat mengetahui dan memahami, maka memerintahkan untuk mengundangkan dengan
menempatkan Perdes ini dalam Lembaran Desa.

DITETAPKAN DI
PADA TANGGAL

: DESA CINTAKARYA
: 01 JANUARI 2015

KEPALA DESA CINTAKARYA
Ttd.
WAWAN SETIAWAN

DIUNDANGKAN DI : DESA CINTAKARYA
PADA TANGGAL : 01 JANUARI 2015
SEKRETARIS DESA CINTAKARYA

Ttd.
KARTIWA

LEMBARAN DESA CINTAKARYA TAHUN 2015 NOMOR 2