Slide ARS 312 W11 PRANATA PEMBANGUNAN
Pranata Pembangunan
Pertemuan 11
Ketertiban dalam membangun
Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa dapat mengkritisi issue‐issue yang
terkait dengan K3 dalam proyek konstruksi
berdasarkan peraturan yang terkait
• Kesadaran untuk berlaku tertib dalam
membangun
• Penegakan disiplin terhadap tata tertib
• Elaborasi peraturan
• Diskusi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi perusahaan yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi
perusahaan tersebut”
-OHSAS18001:2007
Acuan Sistem Manajemen K3
1. OHSAS 18001 :2001
2. ILO-OSH :2001
3. PERMENAKER NO 5 :1996
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR : PER. 05/MEN/1996
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Menejemen K3 → Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Minimal karyawan 100 orang
● struktur organisasi
● perencanaan
● tanggung jawab
● pelaksanaan
● penerapan
● pencapaian
● pengkajian
● pemeliharaaan kebijakan keselamatan
● kesehatan kerja
Hal diatas bertujuan untuk menciptakan manajemen sistem meminimalisir
risiko yang terjadi, serta menciptakan tempat kerja yang aman dengan
waktu yang efisien dan produktif.
Unsur‐unsur K3
Tempat Kerja → Baik ruangan tertutup/terbuka
Audit → pemeriksaan & menentukan kegiatan
Perusahaan → memperkerjakan pekerja (milik swasta/negara)
Direktur → Pejabat (UU no.1 tahun 1970)
Pengawas → Pegawai teknik berkeahlian khusus
Pengusaha
Orang/Badan Hukum ‐ usahanya miliknya sendiri
Orang/Badan Hukum ‐ usaha milik orang lain
Orang/Badan Hukum, mewakili orang/badan hukum 2 poin diatas
jika berkedudukan di luar.
Pengurus → memimpin pekerjaan
Tenaga Kerja
Laporan Audit → berisi fakta‐fakta kinerja lapangan
Sertifikat → Bukti pengakuan
Menteri
Ketentuan Wajib Perusahaan
Sesuai bab 3 pasal 4
● Kejelasan kebijakan K3 (komitmen)
● Merencanakan tujuan & sasaran K3
● Menerapkan kebijakan K3 secara efektif
● Mengukur, memantau, mengevaluasi K3
● Peninjauan teratur mengenai kesinambungannya di lapangan
Elaborasi Peraturan
UU No.13 tahun 2003
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sama yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai‐nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan perundang‐undangan yang berlaku
Penegakan Disiplin dan Tata Tertib
1. Komitmen & Kebijakan
1. Perencanaan
1. Penerapan
1. Pengukuran & Evaluasi
1. Tinjauan ulang & peningkatan oleh pihak manajemen
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menetapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
A.
A. gambaran peraturan menurut ILO‐OSH
:2001
B. gambaran peraturan menurut OHSAS
18001:2007
B.
Pengertian Kesehatan Kerja
Sesuai dengan UU Kesehatan Tahun 1992 pasal 23 :
Dengan adanya kesetaraan antara kapasitas perkerjaan, beban perkerjaan dan lingkup kerja agar
setiap pekerja dapat berkerja dengan sehat tanpa membahayakan dirinya maupun orang lain
disekitarnya sehingga diperoleh hasil maksimal.
Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
A.
Kapastas kerja yaitu dengan status kesehatan pekerja serta gizi perkerja diperlukan agar pekerjaan mampu
dikerjakan dengan baik serta hasil maksimal.
B.
Beban kerja yaitu beban kerja fisik maupun mental, sehingga nantinya pekerja harus tetap sehat meski perkerjaan
yang dilakukan berat.
C.
Lingkungan kerja yaitu berupa panas,bising,debu,zat kimia,dll merupakan beban tambahan dalam berkerja
sehingga menimbulkan gangguan dan penyakit terhadap perkerja. (faktor status kesehatan pekerja)
Lingkungan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Cara mengantisipasi kemungkinan bahaya yang ditimbulkan:
1. Pengenalan lingkungan kerja dengan cara melihat dan mengenal tempat
kerja ( walk through inspection).
2. Evaluasi lingkungan kerja diperlukannya prioritas dalam efek yang ditimbulkan
dengan pengenalan karakteristik dan potensi bahaya
3. pengendalian lingkungan kerja
a. pengendalian lingkungan meminimalisir bahaya terhadap sumber kimia pada
tapak pekerja
b. pengendalian perorangan dengan pembatasan waktu berkerja sehingga mampu
menurunkan resiko terhadap bahaya yang ditimbulkan, setra kebersihan
terhadap pekerja sehingga partikel zat kimia tidak mempengaruhi kesehatan.
Referensi
• Permen Nakertrans No. PER. 05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pertemuan 11
Ketertiban dalam membangun
Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa dapat mengkritisi issue‐issue yang
terkait dengan K3 dalam proyek konstruksi
berdasarkan peraturan yang terkait
• Kesadaran untuk berlaku tertib dalam
membangun
• Penegakan disiplin terhadap tata tertib
• Elaborasi peraturan
• Diskusi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi perusahaan yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi
perusahaan tersebut”
-OHSAS18001:2007
Acuan Sistem Manajemen K3
1. OHSAS 18001 :2001
2. ILO-OSH :2001
3. PERMENAKER NO 5 :1996
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR : PER. 05/MEN/1996
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Menejemen K3 → Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Minimal karyawan 100 orang
● struktur organisasi
● perencanaan
● tanggung jawab
● pelaksanaan
● penerapan
● pencapaian
● pengkajian
● pemeliharaaan kebijakan keselamatan
● kesehatan kerja
Hal diatas bertujuan untuk menciptakan manajemen sistem meminimalisir
risiko yang terjadi, serta menciptakan tempat kerja yang aman dengan
waktu yang efisien dan produktif.
Unsur‐unsur K3
Tempat Kerja → Baik ruangan tertutup/terbuka
Audit → pemeriksaan & menentukan kegiatan
Perusahaan → memperkerjakan pekerja (milik swasta/negara)
Direktur → Pejabat (UU no.1 tahun 1970)
Pengawas → Pegawai teknik berkeahlian khusus
Pengusaha
Orang/Badan Hukum ‐ usahanya miliknya sendiri
Orang/Badan Hukum ‐ usaha milik orang lain
Orang/Badan Hukum, mewakili orang/badan hukum 2 poin diatas
jika berkedudukan di luar.
Pengurus → memimpin pekerjaan
Tenaga Kerja
Laporan Audit → berisi fakta‐fakta kinerja lapangan
Sertifikat → Bukti pengakuan
Menteri
Ketentuan Wajib Perusahaan
Sesuai bab 3 pasal 4
● Kejelasan kebijakan K3 (komitmen)
● Merencanakan tujuan & sasaran K3
● Menerapkan kebijakan K3 secara efektif
● Mengukur, memantau, mengevaluasi K3
● Peninjauan teratur mengenai kesinambungannya di lapangan
Elaborasi Peraturan
UU No.13 tahun 2003
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
a. keselamatan dan kesehatan kerja
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sama yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai‐nilai agama
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas
kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja
(3) Perlindungan sebagaiamana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan perundang‐undangan yang berlaku
Penegakan Disiplin dan Tata Tertib
1. Komitmen & Kebijakan
1. Perencanaan
1. Penerapan
1. Pengukuran & Evaluasi
1. Tinjauan ulang & peningkatan oleh pihak manajemen
Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menetapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah
A.
A. gambaran peraturan menurut ILO‐OSH
:2001
B. gambaran peraturan menurut OHSAS
18001:2007
B.
Pengertian Kesehatan Kerja
Sesuai dengan UU Kesehatan Tahun 1992 pasal 23 :
Dengan adanya kesetaraan antara kapasitas perkerjaan, beban perkerjaan dan lingkup kerja agar
setiap pekerja dapat berkerja dengan sehat tanpa membahayakan dirinya maupun orang lain
disekitarnya sehingga diperoleh hasil maksimal.
Kapasitas Kerja, Beban Kerja dan Lingkungan Kerja
A.
Kapastas kerja yaitu dengan status kesehatan pekerja serta gizi perkerja diperlukan agar pekerjaan mampu
dikerjakan dengan baik serta hasil maksimal.
B.
Beban kerja yaitu beban kerja fisik maupun mental, sehingga nantinya pekerja harus tetap sehat meski perkerjaan
yang dilakukan berat.
C.
Lingkungan kerja yaitu berupa panas,bising,debu,zat kimia,dll merupakan beban tambahan dalam berkerja
sehingga menimbulkan gangguan dan penyakit terhadap perkerja. (faktor status kesehatan pekerja)
Lingkungan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja
Cara mengantisipasi kemungkinan bahaya yang ditimbulkan:
1. Pengenalan lingkungan kerja dengan cara melihat dan mengenal tempat
kerja ( walk through inspection).
2. Evaluasi lingkungan kerja diperlukannya prioritas dalam efek yang ditimbulkan
dengan pengenalan karakteristik dan potensi bahaya
3. pengendalian lingkungan kerja
a. pengendalian lingkungan meminimalisir bahaya terhadap sumber kimia pada
tapak pekerja
b. pengendalian perorangan dengan pembatasan waktu berkerja sehingga mampu
menurunkan resiko terhadap bahaya yang ditimbulkan, setra kebersihan
terhadap pekerja sehingga partikel zat kimia tidak mempengaruhi kesehatan.
Referensi
• Permen Nakertrans No. PER. 05/MEN/1996
tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja