Slide ARS 312 W10 PRANATA PEMBANGUNAN

Pranata Pembangunan
Pertemuan 10
Pemenuhan kebutuhan tempat parkir
Sahid Mochtar, S.T., MT.
Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa dapat mengkritisi issue‐issue yang 
terkait dengan perparkiran berdasarkan 
peraturan yang terkait
• Pertumbuhan jumlah kendaraan
• Ketersediaan parkir dalam bangunan publik
• Elaborasi Peraturan
• Diskusi

Prinsip 
• Perparkiran diselenggarakan berdasarkan 
prinsip sebagai berikut:
– kepastian hukum;
– transparan;
– akuntabel;

– seimbang; 
– keamanan dan keselamatan.

Tujuan
• Perparkiran diselenggarakan dengan tujuan:
– terwujudnya pelayanan parlOr yang aman, tertib, lancar, 
dan terpadu dengan pusat kegiatan dan/ atau angkutan 
jalan;
– terwujudnya penyelenggaraan pelayanan parkir yang layak
sesuai dengan asas umum pemerintahan yang baik;
– terpenuhinya penyelenggaraan parkir yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang‐undangan;
– terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum dalam
penyelenggaraan perparkiran;
– terwujudnya tertib lalu lintas dan angkutan jalan; dan
– Terwujud nya transparansi penerimaan pendapatan asIi
daerahdibidang perparkiran.

Parkir di RMJ
• Fasilitas Par,kir di Ruang Milik Jalan

– Penggunaan ruang milik jalan untuk fasilitas parkir
hanya dapat diselenggarakan di jalan kolektor dan 
jalan lokal berdasarkan kawasan (zoning) 
pengendalian parkir.
– Penggunaan sebagaimana Gubernur. ruang milik jalan
untuk dimaksud pada ayat (1), fasilitas parkir
ditetapkan oleh
– Penggunaan ruang milik jalan untuk fasilitas parkir 
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat 
dikerjasarnakan dengan pihak ketiga yang memiliki
izin dari UP Perparkiran.

Posisi
• Fasilitas parkir terdiri atas:
– di luar ruang milik jalan
• gedung parkir murni;
• gedung parkir pendukung;
• pelataran I taman parkir murni; danl atau
• pelataran I taman parkir pendUkung.


– di ruang milik jalan.

Persyaratan
• Penyediaan fasilitas parkir harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
– Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW);
– Keselamatan dan kelancaran lalu lintas;
– Keamanan dan keselarnatan pengguna parkir;
– Kelestarian lingkungan;
– Kemudahan bagi penggunajasa parkir;
– Aksesibilitas penyandang disabilitas; dan
– Memenuhi SRP minimal (Satuan Ruang Parkir)

Ketentuan Teknis
• Bangunan parkir yang menggunakan ramp spiral, 
diperkenankan maksimal 5 lantai dan atau kapasitas 
penampungan sebanyak 500 sampai dengan 600 mobil, 
kecuali apabila menggunakan ramp lurus. 
• Kelonggaran ketentuan ayat (1) Pasal ini, dapat 
diberikan oleh Gubernur Kepala Daerah dengan 

mempertimbangkan kepadatan/intensitas kendaraan 
setempat serta keserasian bangunan. 
• Dalam menghitung kapasitas bangunan parkir 
ditetapkan luas parkir bruto minimal 25 m2/mobil. 

Ketentuan Teknis
• Tinggi minimal ruang bebas struktur (headroom) 
adalah 2,25 m. 
• Setiap lantai ruang parkir yang berbatasan
dengan ruang luar harus diberi dinding
pengaman (parapet) setinggi minimal 90 cm dari
permukaan lantai. 
• Setiap lantai ruang parkir harus memiliki sarana 
transportasi dan sirkulasi vertikal untuk orang. 
• Pada bangunan parkir harus disediakan sarana
penyelamatan terhadap bahaya kebakaran. 

Ketentuan Teknis
• Kemiringan ramp lurus bagi jalan kendaraan pada 
bangunan parkir maksimal 1 berbanding 7. 

• apabila lantai parkir mempunyai sudut 
kemiringan, maka sudut kemiringan tersebut 
maksimal 1 berbanding 20. 
• Pada ramp lurus jalan satu arah pada bangunan 
parkir, lebar jalan minimal 3 m dengan ruang 
bebas struktur di kanan kiri minimal 60 cm. 

Ketentuan Teknis
• Pada ramp melingkar jalan satu arah, lebar 
jalan minimal 3,65 m dan jalan dua arah, lebar 
jalan minimal 7 m dengan pembatasan jalan 
lebar 50 cm, tinggi minimal 10 cm. 
• Jari‐jari tengah ramp melingkar minimal 9 m 
dihitung dari as jalan terdekat. 
• Setiap jalan pada ramp melingkar harus
mempunyai ruang bebas 60 cm terhadap
struktur bangunan. 

Referensi
• Perda DKI No.7 tahun 1991 tentang Bangunan 

dalam wilayah DKI