Slide ARS 312 W07 PRANATA PEMBANGUNAN

Pranata Pembangunan
Pertemuan 1
Pentingnya Tangga kebakaran
Sahid Mochtar, S.T., MT.
Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

Tujuan Instruksional Khusus
• Mahasiswa dapat mengkritisi issue‐issue yang 
terkait dengan perangkat keselamatan 
bangunan berdasarkan peraturan yang terkait
• Persyaratan keamanan bangunan
• Antara keamanan dan kerawanan
• Elaborasi peraturan
• Diskusi





Tangga adalah suatu tempat untuk menghubungkan ruangan bawah dengan ruangan di atasnya. Selain untuk 
menghubungkan ruangan‐ruangan tersebut, tangga berfungsi juga sebagai tempat untuk melarikan diri dari gangguan 

kebakaran.
Tangga kebakaran mempunyai beberapa persyaratan, yaitu :
a. tangga terbuat dari konstruksi beton atau baja yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.
b. tangga dipisahkan dari ruangan‐ruangan lain dengan dinding beton yang tebalnya minimum 15 cm atau tebal tembok 30 
cm yang mempunyai ketahanan kebakaran selama 2 jam.
c. bahan‐bahan finishing, seperti lantai dari bahan yang tidak mudah terbakar dan tidak licin.
d. pintu tangga terbuat dari bahan yang tahan kebakar (pintu tahan api)
e. pintu paling atas membuka ke arah luar (atap bangunan) dan semua pintu lainnya membuka ke arah ruangan tangga, 
kecuali pintu paling bawah membuka ke luar dan langsung berhubungan dengan ruangan luar.
f. supaya asap kebakaran tidak masuk ke dalam ruangan tangga, maka di depan tangga dipasang exhaust fan, sedangkan 
pada ruangan tangga dipasang pressure fan yang berfungsi menekan atau memberi tekanan di dalam ruangan tangga yang 
lebih besar daripada tekanan pada ruangan luar. Pada gedung yang menjadi objek pengamatan kami exhaust fan dan 
pressure fan dapat kita lihat pada gambar potongan gedung.
g. di dalam dan di depan tangga diberi alat penerangan sebagai petunjuk arah ke tangga dengan daya otomatis/emergency.
LEBAR TANGGA
Lebar tangga yang disyaratkan harus:
a. bebas halangan, seperti pegangan rambat (handrail), bagian dari pagar
tangga (balustrade), dan sejenisnya; dan
b. lebar bebas halangan, kecuali untuk list langit‐langit, sampai ketinggian
tidak kurang dari 2 m, vertikal di atas garis sepanjang bagian yang menonjol dari injakan tangga atau lantai bordes.

2. Tangga yang lebarnya melebihi 2 m dianggap mempunyai lebar hanya 2 m, kecuali bila tangga tersebut terbagi oleh pagar 
tangga atau pegangan rambat menerus antara lantai bordes dan lebar masing‐masing bagian kurang dari 2 m.











Persyaratan Umum Tangga Kebakaran dan Pintu Keluar
Fungsi sistem pintu keluar (‘egress’) baik berupa tangga kebakaran maupun pintu darurat dimaksudkan 
untuk memberikan akses bagi penghuni/pengguna bangunan untuk dapat menuju tempat yang aman 
dengan selamat. Tempat yang paling aman adalah ruang terbuka yang besar pada elevasi permukaan 
tanah.  Untuk penghuni/pengguna pada lantai atas suatu bangunan tinggi, untuk orang penyandang 
cacat/tuna daksa atau orang sakit dan orang lanjut usia, maka tempat yang aman adalah suatu ruangan 
di dalam bangunan itu yang dapat menahan  bahaya api untuk jangka waktu tertentu. Dindingnya harus 

dapat menahan api sekurang‐kurangnya selama 2 jam, dan pintu darurat yang digunakan harus dapat 
menahan api sekurang‐kurangnya selama 1,5 jam.
Peraturan tentang tangga kebakaran dan pintu darurat berbeda antara satu daerah (negara) dengan 
wilayah lainnya, namun pendekatan bagi sistem pintu keluar pada dasarnya sama, yaitu memberi 
kemudahan bagi penghuni/ pengguna bangunan untuk dapat selamat keluar dari bangunan yang terkena 
musibah/bencana.
Persyaratan tangga kebakaran, khususnya yang terkait dengan kemiringan tangga, jarak pintu dengan 
anak, tinggi pegangan tangga dan lebar serta ketinggian anak tangga, dapat dilihat pada Gambar berikut.

Komponen Penentuan Lebar Pintu Keluar
------------------------------------------------------------------------------------------------------Jenis Bangunan
Beban Okupansi
Lebar (mm per orang)
(m2/orang)
Pintu/Koridor Tangga/Ramp
------------------------------------------------------------------------------------------------------Pertemuan dengan kursi sejumlah kursi
9,2
9,2
Pertemuan


0,75

9,2

9,2

Pertemuan (bentuk Arena)

0,60

9,2

9,2

Pertemuan (Terbuka)

0,40 berdiri
0,60 duduk

1,8


2,4

Institusi (Tertutup)

11,6

18,4

18,4

Rumah Sakit

10,0

18,4

18,4

Hunian


4,6

9,2

9,2

Perkantoran

9,3 umum
4,6 pribadi

9,2

9,2

Komersial

3,7 basemen
5,6 lantai lain


9,2

9,2

Gedung Parkir
46,0
9,2
9,2
-------------------------------------------------------------------------------------------------------













Jadi, untuk menetukan secara tepat lebar koridor, jumlah dan lebar pintu keluar 
dan tangga, maka :
Tentukan jenis bangunan
Dengan menggunakan Tabel di atas., diperoleh beban okupansi dan lebar per 
orang.
Tentukan ada berapa zona pintu ke luar yang disediakan
Bagi luasan lantai dengan jumlah zona pintu keluar 
Gunakan Diagram pada Gambar 4.15, di mana nilai butir ‘d’ dicari pada sumbu Y 
diagram.
Tarik garis horizontal dari titik di sumbu Y hingga berpotongan dengan garis miring 
( ‘lebar per orang’) tertentu.
Tarik garis vertikal ke bawah, sehingga memotong daftar yang ada di bawah 
diagram.
Lebar koridor dan tangga ada pada baris teratas, sedang di bawahnya adalah 
pilihan tentang jumlah dan lebar pintu yang ingin digunakan.

• Jumlah Tangga dan Lebar Tangga Kebakaran


• Pada bangunan bertingkat yang digunakan untuk kepentingan 
umum, maka jumlah tangga yang perlu disediakan minimal dua 
buah untuk sirkulasi manusia, dengan lebar minimal 1,20 meter. 
Untuk bangunan dengan ketinggian kurang dari 8 lantai (< 25 
meter), tangga sirkulasi dapat dipergunakan sebagai tangga 
kebakaran, sedang untuk bangunan di atas delapan lantai (> 25 
meter) perlu dilengkapi dengan tangga kebakaran dan persyaratan 
evaluasi darurat lainnya.

• Untuk dapat menentukan jumlah dan lebar tangga darurat perlu 
ditentukan jenis fungsi bangunan, sehingga dapat ditentukan 
perkiraan penggunaan per m2 per orang dan leber per mm per 
orang.

• Jarak antar pintu yang disyaratkan dapat dilihat pada 
Gambar berikut, dengan jarak maksimum 30 meter 
(untuk bangunan tanpa sprinkler) dan 45 meter (untuk 
bangunan dengan sprinkler). Adapun lebar pintu 
keluar minimum adalah 80 cm, sedang lebar tangga 
kebakaran dan koridor minimum 120 cm.

• Pintu pada tangga kebakaran  hanya terbuka ke arah 
dalam tangga, kecuali pintu di lantai dasar, pintu hanya 
terbuka ke arah luar. Jika bangunan mempunyai 
basement, maka tangga turun dari lantai 1 dan tangga 
naik dari basemen harus disekat, agar orang yang ingin 
ke lantai dasar tidak tersesat 

Referensi
• Pedoman Detail Teknis Ketatakotaan tentang 
Bangunan Tunggal, Dinas Tata Kota DKI
• Perda DKI No.7 tahun 1991 tentang Bangunan 
dalam wilayah DKI