Tinjauan Maslahah Mursalah Pemotongan Bagian Tubuh Kepiting Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PEMOTONGAN
BAGIAN TUBUH KEPITING YANG MASIH HIDUP DI DESA BANJAR
KEMUNING KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO
SKRIPSI

Oleh
AHMAD ZULFIKAR TOGA ILMIAH
NIM: C92212141

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah Dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2016

TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PEMOTONGAN
BAGIAN TUBUH KEPITING YANG MASIH HIDUP DI DESA BANJAR
KEMUNING KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

SKRIPSI

Diajukam kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh
Ahmad Zulfikar Toga Ilmiah
C92212141

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya

2016

ABSTRAK
Judul skripsi ini “Tinjauan Mas}lah{ah Mursalah Pemotongan Bagian

Tubuh Kepiting Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo”. Rumusan masalah: bagaimana proses budidaya kepiting
soka di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo? dan
bagaimana tinjauanmas{lah{ah mursalah terhadap proses budidaya kepiting soka
di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo?
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menggunakan penelitian
kualitatif yang pengumpulan datanya dengan cara observasi, wawancara, dan
dengan telaah pustaka qdiolah dengan cara editing, organizing dan kemudian
menganalisis dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang berkaitan
dengan pembahaan dengan teknik deskriptif analisis.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa proses pemotongan bagian
tubuh kepiting yang masih hidup telah memenuhi syarat serta landasan hukum
mas}lah}ah mursalah. Proses pemotongan bagian tubuh kepiting dilihat dari segi
kualitas dan kepentingan termasuk mas{lah{ah h{a>jiyah. Jika dilihat dari segi
cakupannya (jangkauannya) termasuk mas{lah{ah ghalibah. Sedangkan jika
dilihat dari keberadaannya masalah ini termasuk mas{lah{ah mursalah, karena
proses budidaya kepiting soka dilihat secara sekilas terdapat unsur penyiksaan
pada hewan akan tetapi jika teliti secara mendalam prosesnya sangat banyak
membuahkan manfaat dan membawa kemaslahatan bagi manusia.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada pembudidaya

kepiting soka di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo
disarankan: Pertama, Perlu adanya pengembangan budidaya kepiting soka di
daerah-daerah lainnya, karena banyak manfaat yang diperoleh masyarakat dari
hasil budidaya kepiting soka mulai dari pembudidaya sampai kepada
konsumennya. Kedua, Memperbanyak produksi membudidayakan kepiting soka,
kemudian memasarkan dan memperkenalkan kepada masyarakat, karena banyak
masyarakat yang belum mengetahui manfaat dan adanya kepiting soka atau
kepiting cangkang lunak.

v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ......................................................................................................

i


PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................................

ii

PERSEYUJUAN PEMBIMBING ...............................................................................

iii

PENGESAHAN ...........................................................................................................

iv

ABSTRAK ...................................................................................................................

v

KATA PENGANTAR .................................................................................................

vi


DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii
DAFTAR TRANSLITERASI ......................................................................................

x

BAB

PENDAHULUAN .....................................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .....................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah.......................................................

6


C. Rumusan Masalah ..............................................................................

7

D. Kajian Pustaka....................................................................................

7

E. Tujuan Penelitian ...............................................................................

9

F. Kegunaan Hasil Penelitian .................................................................

10

G. Definisi Operasional...........................................................................

10


H. Metode Penelitian...............................................................................

12

I.

Sistematika Pembahasan ....................................................................

17

TEORI MAS{LAH MURSALAH{ ..............................................................

19

A. Pengertian Mas{lah{ah Mursalah ......................................................

19

1. Pengertian Mas{lah{ah ................................................................


19

2. Pengertian Mas{lah{ah Mursalah ................................................

21

B. Macam-macam Mas{lah{ah ................................................................

24

C. Landasan Hukum Mas{lah{ah Mursalah ............................................

28

D. Syarat-sarat Mas{lah{ah Mursalah .....................................................

31

E. Pendapat Para Ulama’ Tentang Mas{lah{ah Mursalah ......................


33

F. Objek Mas{lah{ah Mursalah ..............................................................

39

I

BAB II

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG DESA DAN PROSES
PEMOTONGAN BAGIAN TUBUH KEPITING YANG MASIH
HIDUP DI DESA BANJAR KEMUNING KECAMATAN SEDATI
KABUPATEN SIDOARJO ......................................................................

41


A. Gambaran Umum Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo ..................................................................

41

1. Keadaan Demografis Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo ............................................................

41

2. Keadaan Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati

BAB IV

BAB V

Kabupaten Sidoarjo .......................................................................

42


B. Proses Budidaya Kepiting Soka ..........................................................

46

1. Pengertian Kepiting Soka ..............................................................

46

2. Sejarah Kepiting Soka ...................................................................

47

3. Syarat Budidaya Kepiting Soka ....................................................

49

4. Proses Budidaya Kepiting Soka ....................................................

52

C. Manfaat Budidaya Kepiting Soka .......................................................

60

TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP
PEMOTONGAN BAGIAN TUBUH KEPITING YANG MASIH
HIDUP DI DESA BANJAR KEMUNING KECAMATAN SEDATI
KABUPATEN SIDOARJO ......................................................................

62

PENUTUP .................................................................................................

71

A. Kesimpulan ........................................................................................

70

B. Saran ...................................................................................................

71

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai wilayah perairan
yang lebih luas dari pada wilayah daratannya, dan mempunyai SDA (Sumber
Daya Alam) yang sangat melimpah. Sumber Daya Alam adalah segala
sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Setiap manusia mempunyai kebutuhan sehingga sering
terjadi pertentangan-pertentangan kehendak untuk menjaga keperluan
masing-masing, perlu adanya aturan-aturan yang mengatur kebutuhan
manusia agar manusia tidak melanggar hak-hak milik orang lain. Maka,
timbullah hak dan kewajiban diantara sesama manusia.1
Dengan adanya hak dan kewajiban tersebut maka manusia bebas
mengambil manfaat dan memiliki setiap SDA yang telah diberikan Allah
untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sebagaimana pendapat Dimyauddin
Djuwaini bahwa harta benda yang tidak termasuk dalam milik yang
dilindungi(dikuasai oleh orang lain) dan tidak ada larangan hukum (mani’
ash-shar’i)

untuk memilikinya. Misalnya air yang masih berada dalam

sumbernya, ikan yang berada di lautan, hewan pohon kayu di hutan dan
sebagainya.2 Setiap orang berhak menguasai harta benda ini untuk dimiliki

1

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), 31.
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-2,
2010), 42.

2

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

sebatas kemampuan masing-masing. Perbuatan menguasai harta bebas ini
untuk tujuan pemilikan. Dalam hal ini manusia banyak memanfaatkan hasil
SDA baik untuk dikonsumsi secara pribadi maupun untuk kebutuhan mencari
rezeki dalam usaha atau pekerjaan.
Dalam syari’at Islam, menghormati dan melindungi kebebasan atas
kepemilikan harta merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Seorang pemilik
harta, bebas memanfaatkan dan mengembangkan hartanya sepanjang tidak
bertentangan dengan prinsi-prinsip syar’iat Islam. Didalam teologis Islam,
pemilik harta yang sejati adalah Allah, sedangkan di tangan manusia harta
merupakan amanat Allah sehingga dalam pemanfaatanya tidak boleh
melanggar ketentuan syari’at Allah.
Pada dasarnnya hukum Islam itu hanya bersumber pada al-Qur’a>n
dan al-Hadits. Namun, setelah Islam semakin berkembang, maka timbul
berbagai macam istilah-istilah dalam penggalian hukum Islam yang
dimunculkan oleh para mujtahid, sehingga dikenal istilah sebagai hukum
primer dan hukum sekunder.
Hukum primer yaitu hukum-hukum yang telah disepakati oleh
jumhur ulama (al-Qur’a>n, as-Sunnah, al-Ijma, dan al-Qiyas) dan sumber
hukum sekunder yaitu sumber-sumber hukum yang masih diperselisihkan
pemakaiannya dalam menetapkan hukum Islam oleh para ulama (alIstih{sa>n, al-Mas{lah{ah al-Mursalah, al-Istish{a>b). Salah satu dari
sumber hukum sekunder dalam Islam akan dibahas secara lebih detail, yaitu
Mas{lah{ah Mursalah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Secara umum mas{lah{ah mursalah adalah suatu kemaslahatan yang
tidak ada nash juz’i (rinci) yang mendukungnya, dan tidak ada pula yang
menolaknya dan tidak ada pula ijma’ yang mendukungnya, tetapi
kemaslahatan ini didukung oleh sejumlah nash melalui cara istiqra’ (induksi
dari sejumlah nash).3
Mas{lah{ah mursalah merupakan sesuatu yang baik menurut akal,
dengan pertimbangan dapat mewujudkan kebaikan atau yang disebut dengan
mas{lah{ah dan menghindari keburukan. Dengan demikian, prinsip umum
mas{lah{ah mursalah menarik manfaat dan menghindari kerusakan bagi
kehidupan.
Pada masa modern saat ini kebutuhan manusia sangat beragam.
Karenanya tidak sedikit manusia yang memilih cara instan untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Banyak manusia yang berlomba-lomba dalam
meningkatkan usahanya secara baik dengan cara mengolahnya secara kreatif
dan inovatif untuk menarik konsumen. Sesuai firman Allah dalam surat alBaqarah ayat 148 dan ayat 172 yang berbunyi:

ِ ْ ‫و لِ ُك ٍل ِوجهةٌ و مولِي ها فَاستبِ ُقوا‬
ِ َْ ‫ات أَين ما تَ ُكونُوا‬
َِ ‫ت بِ ُكم ه‬
‫َْي ًعا إِ َن هَ َعلَى ُك ِل‬
َْ َ ْ َُ َُ َ ْ
َ ْ ْ َ َ ْ ‫اَْْي َر‬
ُ ُ
َ
ٍ
ِ
‫َش ْيء قَديٌْر‬
“Dan bagi tiap-tiapnya itu satu tujuan yang dia hadapi. Sebab itu
berlomba-lombalah kamu pada serba kebaikan. Di mana saja kamu berada
niscaya akan dikumpulkan Allah kamu sekalian.Sesungguhnya Allah atas
tiap-tiap sesuatu Maha Kuasa”.4

ِ ‫َ أَيّها الَ ِذين آمُوا ُكلُوا ِمن طَيِب‬
‫ات َما َرَزقْ َا ُك ْم َوا ْش ُك ُروا ََِِ إِ ْن ُكْ تُ ْم إِ ََ ُ تَ ْعبُ ُدو َن‬
َ َ
َ َ
َ ْ
3
4

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh I, (Jakarta: Publishing House, 1996), 113.
Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahannya, (Bandung: Jabal, 2010), 23.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang
baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika
benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.”5
Sebagai contoh dari kemajuan teknologi pangan adalah dengan
menginovasi kepiting bakau menjadi kepiting soka. Kepiting bakau
merupakan salah satu komoditas perikanan yang hidup di perairan pantai,
khususnya di hutan-hutan bakau (mangrove). Dan disebut kepiting soka
karena berasal dari kepanjangannya, yakni “soft karapace” yang artinya kulit
lunak, setelah melalui beberapa proses budidaya dari kepiting bakau sehingga
menjadi kepiting soka.
Kepiting soka ini sangat digemari masyarakat, terutama para
penggemar sea food karena kepiting lebih mudah untuk dinikmati tanpa harus
bersusah payah memecahkan cangkangnya karena sudah melalui proses
pelunakan.
Dilihat dari segi fisik bentuk kepiting ini sama dengan kepiting jenis
lainnya. Hanya saja berbeda dalam proses budidayanya, saat masih usia 10 12 hari, kepiting soka digunting kaki serta capitnya. Sehingga, yang tersisa
hanyalah kaki renangnya saja. Setelah itu, kepiting akan mengalami
pergantian kulit yang lebih lunak atau moulting. Cangkang lunak itulah yang
menjadi kelebihan dari kepiting soka.
Teguh, salah seorang pembudidaya kepiting soka dari Sidoarjo, Jawa
Timur mengatakan, prospek usaha budidaya kepiting soka saat ini makin

5

Ibid., 26.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

menggiurkan. Sebab, permintaan kepiting jenis ini terus meningkat. Selain
rumah tangga, konsumen utama kepiting ini adalah hotel dan restoran.6
Budidaya kepiting soka terbilang masih baru, sehingga belum
banyak masyarakat yang menggelutinya. Menurutnya, memelihara kepiting
soka lebih sulit dari kepiting lainnya.

Memelihara kepiting soka

membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Hampir 5 bulan terakhir, Teguh
warga Banjar Kemuning ini memulai usaha budidaya kepiting lunak. Ia
mengaku, tidak mudah untuk membudidayakan kepiting jenis ini. Karena
sangat membutuhkan ketelitian dalam perawatannya. Namun, prinsip
budidaya Kepiting Soka ala Heri sangat sederhana. Yakni dari benih Kepiting
Bakau ukuran 10 sampai 12 hari, diadaptasikan dengan lingkungan tambak
selama 1 hari. Kemudian dipotong kedua capitnya. Demikian pula dengan
keenam kaki jalannya. Sementara kedua kaki renangnya tetap dibiarkan utuh.
Setelah pemotongan kaki, kepiting lalu dimasukan lagi ke dalam keramba dan
dibelihara selama 15 hari, atau sampai mengalami proses ganti kulit atau
moulting. Saat moulting inilah, kepiting akan menghasilkan cangkang baru
yang lunak dan siap untuk dipanen. 7
Berdasarkan proses budidaya kepiting soka dirasa penting untuk
meneliti dengan permasalahan seputar proses budidaya kepiting soka. Proses
budidaya kepiting soka menyakiti terhadap hewan. Adanya unsur penyiksaan
tehadap hewan tersebut karena untuk menjadikan cangkang kepiting tersebut
menjadi lunak harus dengan cara memotong enam kaki hewan tersebut secara
6
7

Teguh, Wawancara, Sidoarjo, 02 November 2015.
Teguh, Wawancara, Sidoarjo, 15 November 2015.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

hidup-hidup, sehingga untuk proses budidaya ke tahap selanjutnya tidak
memiliki kaki dalam keadaan hidup.
Guna mengetahui apakah proses budidaya tersebut diperbolehkan
dalam Islam, dan apakah hal tersebut menyimpang dari ajaran Islam atau
tidak, maka penulis akan mengadakan penelitian lebih lanjut. Penulis akan
menganalisis proses budidaya kepiting soka bedasarkan hukum Islam.
Berdasarkan latar belakang, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan membahasnya melalui skripsi dengan judul : “Tinjauan
Mas{lah{ah Mursalah Terhadap Pemotongan Bagian Tubuh Kepiting
Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo”.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Demi memperdalam materi yang dikaji dan lebih fokus lagi kepada
pokok penelitian maka penulis merasa perlu untuk memberikan identifikasi
masalah dan batasan masalah kaitannya dengan Tinjauan Mas{lah{ah
Mursalah Terhadap Pemotongan Bagian Tubuh Kepiting Yang Masih Hidup
Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo. Dari latar
belakang tersebut dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa
Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
2. Tahap-tahap dalam proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih
hidup.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

3. Mekanisme jual beli kepiting soka di Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo.
4. Tinjauan Mas{lah{ah Mursalah Terhadap Pemotongan Bagian Tubuh
Kepiting Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo.
Adapun batasan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa
Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
2. Tinjauan Mas{lah{ah Mursalah Terhadap Pemotongan Bagian Tubuh
Kepiting Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di
Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo?
2. Bagaimana tinjauan mas{lah{ah mursalah terhadap Pemotongan Bagian
Tubuh Kepiting Yang Masih Hidup Di Desa Banjar Kemuning Kecamatan
Sedati Kabupaten Sidoarjo?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan deskripsi ringkasan tentang kajian atau
penelitian yang sudah pernah dilakukan diseputar masalah yang diteliti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sudah akan dilakukan ini bukan
merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian atau penelitian yang telah
ada.
Kajian pustaka ini sebenarnya bertujuan memudahkan peneliti untuk
mengembangkan dan membandingkan penelitian terdahulu yang telah ada
dengan penelitian yang akan dilakukan. Hal ini tidak menutup kemungkinan
adanya persamaan topik, persamaan penelitian, teori, atau metodologi.
Bahkan menjadi sumber rujukan atas penelitian terdahulu dengan tema yang
hampir serupa sehingga dapat menunjukkan perbedaan dan keaslian untuk
penelitian selanjutnya. Setelah ditelusuri melalui kajian pustaka, penulis
menemukan beberapa skripsi yang memiliki tema yang serupa diantaranya:
Skripsi yang ditulis oleh Siti Jamilatur Rosidah dengan judul
“Analisis Hukum Islam Terhadap Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil Kalah
Sabung Ayam di Kabupaten Sidoarjo” pada tahun 2015. Dalam skripsinya
tersebut disimpulkan bahwa jual beli ayam aduan sekarat hasil kalah sabung
tidak memenuhi syarat dikarenakan terdapat adanya ‘a>ib pada obyek,
setelah pembeli melihat adanya cacat pada obyek, pembeli mempunyai hak
khiya>r, untuk memilih antara melangsungkan atau mengurungkan akad
yang pernah diadakan atas dasar cacat pada barang. Tetapi apabila
pembelinya sudah tahu dan menerima ‘a>ib yang ada pada obyek yaitu ayam
aduan tersebut maka jual beli yang dilakukan adalah sah.8

Siti Jamilatur Rosidah, “Analisis Hukum Islam terhadap Jual Beli Ayam Aduan Sekarat Hasil
Kalah Sabung Ayam di Kabupaten Sidoarjo” (Skripsi—UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 66.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Di samping skripsi yang di atas ada juga skripsi Indah Sulistyo Wati
dengan judul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Jual Beli Bulu Itik
Yang Masih Hidup di Desa Modopuro Kec. Mojosari Kab. Mojokerto” pada
tahun 2013. Dalam skripsinya tersebut disimpulkan bahwa praktek jual beli
bulu itik di Desa Modopuro Kec. Mojosari Kab. Mojokerto adalah sistem jual
beli dengan cara tebasan perkandang yang mana pembeli datang ke lokasi
tepatnya peternak itik untuk mengecek bulu-bulu itik yang siap untuk dibeli.
Penjual dan pembeli akan melakukan dengan sistem tebasan perkandang,
yang mana kesepakatan harga yang ditetapkan sebelum bulu-bulu itik
dicabut. Sehingga sering terjadi perdebatan antara kedua belah pihak setelah
mengetahui bahwa bulu-bulu itik tidak sesuai dengan taksiran antara penjual
dan pembeli.9
Sementara itu penelitian yang akan peneliti lakukan ada beberapa
persamaan dan perbedaannya dengan penelitian-penelitian sebelumnya.
Adapun persamaannya yaitu sama-sama mebahas tentang penyiksaan
terhadap hewan dan metode penelitiannya sama-sama menggunakan kualitatif
dengan

menggunakan

metode

penelitian

lapangan.

Dan

adapun

perbedaannya yaitu dari obyek, tempat penelitian yang terdahulu dan analisis
fiqih yang akan dikaji.

E. Tujuan Penelitian

9
Indah Sulistyo Wati, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Jual Beli Bulu Itik di Desa
Modopuro Kec. Mojosari Kab. Mojokerto” (Skripsi—IAIN Sunan Ampel, Surabaya, 2015), 70.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Sejalan dengan adanya rumusan masalah diatas, maka penulis
menyusun penelitian ini mempunyai tujuan diantara lain:
1. Untuk mengetahui proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih
hidup di Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
2. Untuk mengetahui tinjauan mas{lahah mursalah terhadap pemotongan
bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa Banjar Kemuning
Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan tercapainya tujuan di atas, diharapkan hasil penelitian ini
dapat memberi manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk
penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis yaitu untuk
pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk
memecahkan masalah. Bila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka
akan berguna untuk menjelaskan suatu gejala. Manfaat penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis, untuk sebagai pengetahuan khususnya yang berkaitan
dengan hukum Islam. Sehingga dapat dijadikan informasi atau input bagi
para pembaca dalam menambah pengetahuan yang berhubungan dengan
hukum Islam khususnya tentang perekonomian.
2. Secara praktis, diharapkan hasil dari penelitian ini memberikan\
sumbangan pemikiran di bidang hukum Islam serta dapat memberikan
pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang status

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

mas{lah{ah mursalah terhadap pemotongan bagian tubuh kepiting yang
masih hidup.

G. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang menunjukkan apa yang
harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, apa yang diukur dan
bagaimana mengukurnya. Maksudnya bahwa definisi operasional memuat
penjelasan tentang pengertian yang bersifat operasional dari konsep penelitian
sehingga dapat dijadikan acuan dalam menelusuri, menguji, atau mengukur
variabel atau konsep tersebut melalui penelitian.
Penelitian ini berjudul “Tinjauan Mas{lah{ah Mursalah Terhadap
pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa Banjar
Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo”. Untuk memperjelas arah
dan tujuan penelitian, serta memudahkan pemahaman dalam penelitian ini,
maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian istilah yang akan banyak
digunakan dalam penelitian ini. Istilah-istilah tersebut antara lain:
Mas{lah{ah Mursalah

: Mas{lah{ah yang secara syar’i tidak menetapkan
hukum

secara

spesifik

untuk

mewujudkan

kemaslahatan dan tidak terdapat dalil yang
menunjukkan

atas

pengakuannya

maupun

pembatalannya.10

10

Abdul Wahab Khallaf, Qa>’idah-qa>’idah Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 1993), 126.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Pemotongan

:

Proses

perbuatan

memotong bagian tubuh

kepiting.
Kepiting

: Jenis kepiting yang diteliti adalah kepiting bakau.

H. Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
pendekatan secara kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan
subyek atau obyek pada saat sekarang berdasarkan fakta yang nampak
sehingga dapat diterima oleh akal sehat manusia.11
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan yaitu penelitian
terhadap pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa Banjar
Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
1. Data yang dikumpulkan
a. Data Primer
1. Proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup.
2. Teori tentang mas{lah{ah mursalah.
b. Data Sekunder
1. Data tentang biografi Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo.
2. Data tentang geografis Desa Banjar Kemuning Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo.
11

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif
(Jakarta: Erlangga, 2009), 23.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

3. Data tentang mata pencaharian penduduk di Desa Banjar Kemuning
Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
2. Sumber Data
Sumber data adalah sumber data yang akan digali oleh penulis baik
secara primer maupun sekunder. Pada dasarnya penelitian ini merupakan
penelitian yang bersumber lapangan yang mana langsung meneliti ditempat
kejadian melalui proses yaitu wawancara. Sumber data tersebut berupa:
a. Sumber Primer
Sumber primer yaitu sumber yang langsung berkaitan dengan
obyek penelitian.12 Penulis dalam penelitian ini menggunakan, antara
lain:
1. Petani atau pembudidaya kepiting soka
2. Konsumen kepiting soka
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder yaitu sumber yang mendukung atau melengkapi
dari sumber primer,13 antara lain :

12
13

1.

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh.

2.

Fathurrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam.

3.

Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah.

4.

A. Faishal Haq, Ushul Fiqh.

5.

Nasrun Haroen, Us}ul Fiqh 1.

6.

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh.

Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 31.
Ibid.,32.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

7.

Syafi’i Karim, Us}ul Fiqih.

8.

Abdul Wahab Khallaf, Qa>’idah-qa>’idah Hukum Islam.

9.

Abdul Wahbah Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih Cetakan ke-1.

10. Romli. Muqaranah Mazahib fil Us}ul .
11. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat.
12. Amir Syarifuddin, Us}ul Fiqh Jilid 2.
13. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 Cetakan ke-1.
14. Moh Abu Zahrah, Us}ul Fiqih.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan

data

merupakan

cara

yang

digunakan

untuk

memperoleh keterangan atau informasi ataupun bukti-bukti yang diperlukan
untuk penelitian dalam rangka pengumpulan data, dalam penelitian ini maka
penulis menggunakan:
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan penelitian yang dilakukan secara
sistematis tentang objek yang diteliti dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.14 Observasi yang akan dilakukan oleh peneliti adalah
observasi langsung yang bisa dilakukan selama melangsungkan
kunjungan

lapangan

termasuk

kesempatan-kesempatan

selama

pengumpulan data yang lain seperti pada waktu wawancara.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan
untuk memeperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang
14

Masruhan, Metodologi Penelitian Hukum, (Surabaya: Hilal Pustaka, 2013), 213.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti.15 Dalam
penelitian ini penulis akan mewawancarai pihak-pihak yang terkait
dengan proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.16 Dokumen
dalam pengertian lain merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
bukti surat perjanjian kerja sama. dengan adanya dokumentasi dalam
suatu penelitian maka dapat meningkatan keabsahan dan penelitian akan
lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan penelitian
kelapangan secara langsung.17
4. Teknik Pengolahan Data
Karena data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang
bersangkutan (studi lapangan) dan bahan pustaka yang selanjutnya diolah
dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Organizing, yaitu menyusun secara sistematis data yang diperoleh dalam
kerangka yang sudah direncanakan sebelumnya dan kerangka tersebut
dibuat berdasarkan data yang relevan dengan sistematika pertanyaan
dalam rumusan masalah.

15

Ibid, 235
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, (Jakarta : PT
Rineka Cipta 2006), 206.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010),
240.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

b. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh baik dari
segi kesempurnaannya, kelengkapannya, kebenaran dalam pengisiaanya,
kejelasan, maupun keragaman data yang diterima peneliti.18
c. Melakukan analisis lanjutan terhadap hasil-hasil pengorganisasian data
dengan menggunakan kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang

berkaitan

dengan pembahasan, sehingga diperoleh kesimpulan tertentu mengenai
proses pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi (catatan
lapangan), dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.19
Data yang diambil dalam penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian

yang

tertulis/perkataan

menghasilkan
dari

data

orang-orang

deskriptif,
dan

berupa

perilaku

kata-kata

yang

dapat

dipahami/dianalisis dengan cara berfikir dengan bertolak dari hal-hal khusus
ke umum. Suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya
dikembangkan berdasarkan data tersebut, kemudian dicarikan data lagi
secara berulang-ulang, sehingga dapat disimpulkan apakah hipotesis
18
19

Masruhan, Metodologi Penelitian ....., 253.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif....., 244.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul, dan pada
akhirnya hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.20
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini dimulai dengan memaparkan
data tentang proses pemotongan bagian tubuh hewan yang masih hidup,
yang dianalisis dengan hukum Islam dalam hal ini berupa al-Qur’a>n,
Hadits dan pendapat para ulama yang kemudian diambil kesimpulan dari
hasil analisisnya.

I.

Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini dikelompokan
menjadi lima bab, yang terdiri dari sub bab-sub bab masing-masing
mempunyai hubungan dengan yang lain dan merupakan rangkaian yang
berkaitan. Adapun sistematikanya sebagai berikut :
Bab pertama adalah pendahuluan, yang memuat tentang latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua adalah teori mas}lah}ah mursalah. Dalam hal ini memuat
pengertian, macam-macam, syarat-syarat dan pemikiran para ulama’ tentang
mas}lah}ah mursalah.
Bab tiga gambaran umum tentang desa dan proses pemotongan
bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa Banjar Kemuning

20

Ibid, 245.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo yang meliputi: letak geografis lokasi
penelitian, kondisi geografis, sosial pendidikan, sosial ekonomi dan sosial
budaya. Gambaran masalahnya berupa proses pembudidayaan kepiting soka.
Bab empat ini menjelaskan tinjauan mas{lah{ah mursalah terhadap
pemotongan bagian tubuh kepiting yang masih hidup di Desa Banjar
Kemuning Kecamatan Sedati Kabupaten Sidoarjo.
Bab lima ini merupakan penutup dari keseluruhan isi pembahasan
skripsi yang berisikan kesimpulan dan saran.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
TEORI MAS{LAH{AH MURSALAH

A. Pengertian Mas{lah{ah Mursalah
1. Pengertian Mas}lah}ah
Maslahat secara etimologi didefinisikan sebagai upaya mengambil
manfaat dan menghilangkan mafsadat/madharat. Mas{lah{ah berasal dari
kata shalah (‫ )صلح‬dan penambahan “alif” diawalnya yang berarti “baik”
lawan dari kata “rusak” atau “buruk”. Ia adalah mashdar dengan arti kata
shalah, yaitu “manfaat” atau “terlepas dari kerusakan”.21 Mas}lah}ah
dalam bahasa Arab berarti perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada
kebaikan manusia. Mas}lah}ah dalam arti yang umum yaitu setiap segala
sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik atau
menghasilkan seperti menghasilkan keuntungan atau kesenangan dalam
arti menolak atau menghindarkan dari mad}arat. Segala sesuatu yang
mengandung kebaikan dan manfaat di dalamnya disebut dengan
mas}lah}ah.22
Adapun pengertian mas}lah}ah secara terminologi, ada beberapa
pendapat dari para ulama’, antara lain:
a. Imam Ghazali (madzab syafi’i), mengemukakan bahwa : almas}lah}ah pada dasarnya adalah mengambil manfaat dan menolak ke21
22

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 2 Cetakan ke-1 (Jakarta: Logowacana, 1999), 323.
Amir Syarifuddin, Us}ul Fiqh Jilid 2, (Jakarta: Kencana Media Group, 2014), 367.

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

mad}aratan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan syara’. Yang
dimaksud Imam Al-Ghazali manfaat dalam tujuan syara’ yang harus
dipelihara terdapat lima bentuk yakni: memelihara agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta. Dengan demikian yang dimaksud mafsadah adalah
sesuatu yang merusak dari salah satu diantara lima hal tujuan syara’
yang disebut dengan istilah al-Maqās}id al-Syari‘ah menurut alSyatibi. Imam Ghazali mendefinisikan maslahat sebagai berikut :

َ‫امصلحة فهي عبارة ي اأصل عن جلب م فعة أودفع مضرة ُامصاح الضرورات‬
“Maslahat pada dasarnya ialah berusaha meraih dan mewujudkan
manfaat atau menolak ke- mad}aratan.23"
b. Jalaluddin Abdurrahman secara tegas menyebutkan bahwa mas}lah}ah
dengan pengertian yang lebih umum dan yang dibutuhkan itu ialah
semua apa yang bermanfaat bagi manusia baik yang bermafaat untuk
meraih

kebaikan

dan

kesenangan

maupun

bermanfaat

untuk

menghilangkan kesulitan dan kesusahan. Serta memelihara maksud
hukum syara’ terhadap berbagai kebaikan yang telah digariskan dan
ditetapkan batas-batasnya, bukan berdasarkan keinginan dan hawa
nafsu manusia belaka.”24
c. Al-Kawarizmi, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan almas}lah}ah

adalah

memelihara

tujuan

syara’

dengan

cara

menghindarkan kemafsadahan dari manusia. Dari pengertian tersebut,
beliau

23
24

memandang

mas}lah}ah

hanya

dari

satu

sisi,

yaitu

Nasrun Haroen, Us}ul Fiqh 1, (Jakarta: Logos Publishing House, 1996), 114.
Romli, Muqaranah Mazahib fil Us}ul ,(Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), 158.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

menghindarkan mafsadat semata, padahal kemaslahatan mempunyai
sisi lain yang justru lebih penting, yaitu meraih manfaat.25
d. Menurut Al-Thufi mas}lah}ah merupakan dalil paling kuat yang secara
mendiri dapat dijadikan alasan dalam menentukan hukum syara’.26
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa mas}lah}ah
merupakan tujuan dari adanya syariat Islam, yakni dengan memelihara
agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara kehormatan, serta
memelihara harta.
2. Pengertian Mas}lah}ah Mursalah
Mas{lah{ah Mursalah menurut bahasa yaitu suatu kebenaran yang
dapat digunakan. Menurut Abu Zahrah dalam buku Ushul Fiqh,
Mas{lah{ah Mursalah artinya mutlak (umum), menurut istilah ulama’
ushul adalah kemashlatan yang oleh syar’i tidak dibuatkan hukum untuk
mewujudkannya, tidak ada dalil syara’ yang menunjukkan dianggap atau
tidaknya kemashlahatan itu.27
Misalnya kemashlahatan yang menuntut bahwa kontrak jual beli
yang tidak tertulis tidak mampu hak kepemilikan, jadi itu termasuk
kemashlahatan yang oleh syar’i belum ditetapkan hukumnya dan juga
tidak ada dalil tentang dianggap atau tidaknya kemashlahatan itu.28
Menurut ulama’ Syafi’iyah Mas{lah{ah adalah mengambil manfaat
dan menolak kemudharatan dalam rangka memelihara tujuan-tujuan

Amir Syarifuddin, Us}ul Fiqh Jilid 2…368.
Nasrun Harun, Us}ul Fiqh…125.
27
Abdul Wahah Khallaf, Ilmu Ushul Fiqih Cetakan ke-1 (Jakarta: Pustaka Amani, 2003), 110.
28
Ibid., 111.
25

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

syara’, ia memandang bahwa suatu kemashlahatan harus sejalan dengan
tujuan syara’ sekalipun bertentangan dengan tujuan-tujuan manusia.
Al-Ghazali menjelaskan bahwa menurut asalnya maslahah itu
berarti sesuatu yang mendatangkan manfaat (keuntungan) dan menjauhkan
mudarat (kerusakan), namun hakikat dari maslahah adalah:

ِ ‫الْمحافَظَةُ علَى م ْقص‬
‫ود الش ْهرِع‬
ُ َ َ
َُ
“Memelihara tujuan syara’ (dalam menetapkan hukum)”.
Sedangkan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum itu ada lima,
yaitu: memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Selain itu al-Khawarizmi juga memberikan definisi yang hampir
sama dengan definisi al-Ghazali di atas, yaitu:

ِ ‫الْمحافَظَةُ علَى م ْقص‬
ِ ‫ود الشهرِع بِ َدفْ ِع الْم َف‬
‫اَْْل ِق‬
ْ ‫اس ِد َع ِن‬
ُ َ َ
َُ
ْ
َ
“Memelihara tujuan syara’ (dalam menetapkan hukum) dengan
cara menghindarkan kerusakan dari manusia.”
Mas{lah{ah Mursalah yaitu kemashlahatan yang keberadaannya
tidak didukung syara’ dan tidak pula dibatalkan atau ditolak syara’
melalui dalil yang rinci.29
Dengan demikian mas}lah}ah mursalah ini merupakan maslahat
yang sejalan dengan tujuan syara’ yang dapat dijadikan dasar pijakan
dalam mewujudkan kebaikan yang dihajatkan oleh manusia serta terhindar
dari ke- mad}aratan. Diakui hanya dalam kenyataannya jenis maslahat
yang disebut terakhir ini terus tumbuh dan berkembang seiring dengan

29

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh (Jakarta: Logos Publishing House, 1996), 119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

perkembangan masyarakat Islam yang dipengaruhi oleh perbedaan kondisi
dan tempat.
Untuk menghukumi sesuatu yang tidak dijelaskan oleh syara’ perlu
dipertimbangkan faktor manfaat dan mad}aratnya. Bila mad}aratnya lebih
banyak maka dilarang oleh agama, atau sebaliknya. Hal ini sebagaimana
dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah: “berubahnya suatu hukum menjadi haram
atau bergantung mafsadah atau mas}lah}ah- nya”.30
Menurut Jalaluddin Abdurrahman, bahwa mas}lah}ah mursalah ini
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Maslahat pada dasarnya secara umum sejalan dengan syariat.

.ِ‫الع ِام لِ َش ِريْ َع ِة ه‬
َ ‫ُماًئٌِم لَ ًما َجاءَ بِِه‬
َ ‫الش ْرعُ َو ُمته َف ٌق َم َع امَْ َه ِج‬
Dengan kata lain kategori maslahat jenis ini berkaitan dengan
Maqās}id al-syariah yaitu agar terwujudnya tujuan syariat yang
bersifat daruri (pokok).
b. Maslahat yang sifatnya samar-samar dibutuhkan kesungguhan dan
kejelian para mujtahid untuk merealisasikan dalam kehidupan.31
Dari beberapa definisi tentang Mas{lah{ah Mursalah dan
rumusannya yang berbeda tersebut dapat disimpulkan bahwa Mas{lah{ah
Mursalah itu adalah suatu yang dipandang oleh akal sehat karena
mendatangkan kebaikan dan menghindarkan kerusakan pada manusia,
yang sesuai dengan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum.

30
31

A. Syafi’I Karim, Us}ul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 84.
Romli, Muqaranah Mazahib fil Us}ul …165.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

B. Macam-macam Mas{lah{ah
Para ahli ushul fiqh mengemukakan beberapa pembagian
Mas{lah{ah.
1. Dilihat dari segi kualitas dan kepentingan kemashlahatan itu, para ahli
ushul fiqh membagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Mas{lah{ah D{haru>riyyah (‫)امصلحة الضرورية‬, yaitu kemashlahatan yang
berbuhungan dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan di
akhirat.32 Kemashlahatan seperti ini ada lima, yaitu:
1) Memelihara

agama

(al-Di>n).

Untuk

persoalan

al-Di>n

berhubungan dengan ibadah-ibadah yang dilakukan seseorang
muslim dan muslimah, membela Islam dari ajaran-ajaran yang sesat,
membela Islam dari serangan-serangan orang-orang yang beriman
kepada Agama lain.
2) Memelihara jiwa (al-Nafs). Didalam Agama Islam nyawa manusia
adalah sesuatu yang sangat berharga untuk orang lain atau dirinya
sendiri.
3) Memelihara akal (al-‘Aql). Yang membedakan manusia dengan
hewan adalah akal, oleh karena itu kita wajib menjaga dan
melindunginya. Islam mewajibkan kita untuk menuntut ilmu sampai
ke ujung dunia manapun dan melarang kita untuk merusak akal sehat
kita, seperti minum minuman keras.

32

Ibid., 115.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

4) Memelihara keturunan (al-Nasl). Menjaga keturunan dengan
menikah secara Agama dan Negara. Mempunyai anak di luar nikah
akan berdampak pada pembagian harta waris dan ketidak jelasan
status anak tersebut.
5) Memelihara harta (al-Ma>l). Harta adalah sesuatu yang sangat
penting dan berharga, tetapi Islam melarang untuk memperoleh harta
dengan cara kejelekan.
Kelima kemashlahatan ini, disebut dengan al-Masali>h al-Khamsah.
b. Mas{lah{ah H{a>jiyah (‫)امصلحة احاجية‬, yaitu sesuatu yang diperlukan oleh
seseorang

untuk

memudahkan

untuk

menjalani

hidup

dan

menghilangkan kesulitan dalam rangka memelihara lima unsur di atas.
Jika tidak tercapai manusia akan mengalami kesulitan seperti adanya
ketentuan rukhṣah (keringanan) dalam ibadah .33
c. Mas{lah{ah Tah{si>niyyah (‫)امصلحة التحس ية‬, yaitu memelihara kelima
unsur pokok di atas dengan cara meraih dan menetapkan hal-hal yang
pantas dan layak dari kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik, serta
menghindarkan sesuatu yang dipandang sebaliknya oleh akal yang
sehat.
Ketiga kemashlahatan ini perlu dibedakan, sehingga seorang muslim dapat
menentukan
Kemashlahatan

33

prioritas

dalam

D{haru>riyyah

mengambil
harus

suatu

lebih

kemashlahatan.

didahulukan

dari

Nasrun Haroen, Ushul Fiqh, ... 115-116.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

kemashlahatan H{a>jiyyah, dan kemashlahatan H{a>jiyyah harus lebih
didahulukan dari kemashlahatan Tah{si>niyyah.34
2. Dilihat dari segi cakupannya (jangkauannya) Mas{lah{ah terbagi menjadi
tiga:
Bila ditinjau dari segi cakupan, Jumhur Ulama membagi mas}lah}ah
kepada tiga tingkatan, yaitu:
a. Al-Mas}lah}ah al-‘ mmah (mas}laḥah umum), yang berkaitan dengan
semua orang seperti mencetak mata uang untuk kemaslahatan suatu
Negara.
b. Al-Mas}lah}ah al-Ghalibah (mas}lah}ah mayoritas), yang berkaitan
dengan mayoritas (kebanyakan) orang, tetapi tidak bagi semua orang.
Contohnya orang yang mengerjakan bahan baku pesanan orang lain
untuk dijadikan barang jadi, maka apabila orang tersebut membuat
kesalahan (kerusakan) wajib menggantinya.
c. Al-Mas}lah}ah

al-Kha>ssah

(mas}laḥah

khusus/pribadi),

yang

berkenaan dengan orang-orang tertentu. Seperti adanya kemaslahatan
bagi seorang istri agar hakim menetapkan keputusan fasah }karena
suaminya dinyatakan hilang.
3. Dilihat dari segi keberadaan Mas{lah{ah menurut syara’ terbagi menjadi
tiga:
a. Mas{lah{ah Mu’tabarah (‫)امصلحة امعترة‬, yaitu kemashlahatan yang
didukung oleh syar’i. Maksudnya, adanya dalil khusus yang menjadi

34

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh (Jakarta: Amzah, 2011), 311.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

dasar bentuk dan jenis kemashlahatan tersebut. Misalnya, hukuman atas
orang yang meminum minuman keras dalam hadits Rasulullah saw,
dipahami secara barlainan oleh para ulama’ fiqh, disebabkan perbedaan
alat pemukul yang dipergunakan Rasulullah saw. ketika melaksanakan
hukuman bagi orang yang meminum minuman keras.
b. Mas{lah{ah Mulgha>h (‫)امصلحة املغاة‬, yaitu kemashlahatan yang ditolak
oleh syara’, karena bertentangan dengan ketentuan syara’. Misalnya,
syara’ menentukan bahwa orang yang melakukan hubungan seksual di
siang hari pada bulan Ramad{han dikenakan hukuman memerdekakan
budak, atau puasa dua bulan berturut-turut, atau memberi makan 60
orang fakir miskin. Apabila tidak mampu memerdekakan budak, baru
dikenakan hukuman puasa dua bulan berturut-turut. Kemashlahatan
seperti ini, menurut kesepakatan para ulama’, disebut Mas{lah{ah
Mulgha>h dan tidak bisa dijadikan landasan hukum. 35
c. Mas{lah{ah Mursalah (‫)امصلحة امرسلة‬, yaitu mas}lah}ah yang tidak diakui
secara eksplisit oleh syara’ dan tidak pula ditolak serta dianggap batil
oleh syara’, tetapi masih sejalan secara substantif dengan kaidah-kaidah
hukum yang universal. Gabungan dari dua kata tersebut, yaitu
mas}laḥah mursalah menurut istilah berarti kebaikan (mas}laḥah) yang
tidak

disinggung

dalam

syara’,

untuk

mengerjakannya

atau

meninggalkannya, namun jika dikerjakan akan membawa manfaat.

35

Ibid., 117-119.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Oleh sebab itu dikatakan oleh Ibnu Taimiyah, sebagaimana dikutib
oleh Nazar Bakry dalam buku Fiqh dan Us}ul Fiqh:

ِ ِ‫حكْم الشهي ِء أَ و حرام أَو مباح فَ ْلي ْظُر إِ َل م ْفس َدتِِه ومصلَحت‬
‫هه‬
َ ْ َ َ َ َ ْ َ ٌ َُ ْ ٌ َ َ َ ُ ْ ُ ُ
“Hukum sesuatu adakah dia haram atau mubah, maka dilihat dari segi
mafsadatan dan kebaikannnya”.
Contohnya, peraturan lalu lintas dengan segala rambu-rambunya.
Peraturan seperti ini tidak terdapat dalil khusus yang mengaturnya.
Namun, peraturan tersebut sejalan dengan tujuan syariat, yaitu dalam hal
memelihara jiwa dan harta.

C. Landasan Hukum Maṣlaḥah Mursalah
Landasan syariah berupa al-Qur’a>n, Hadis serta kaidah fiqh yang
berkaitan dengan mas}lah}ah akan di uraikan secara terperinci, jumhur ulama
dalam menetapkan

mas}lah}ah dapat dijadikan hujjah dalam menetapkan

hukum berdasarkan:
a. Al-Qur’a>n
Berdasarkan istiqra’ (penelitian empiris) dan nash-nash al-Qur’a>n
maupun hadist diketahui bahwa hukum-hukum syari’at Islam mencakup
diantaranya pertimbangan kemaslahatan manusia.36 Sebagaimana firman
Allah dalam surah Yu@nus ayat 57.

ِ ِ
ِ ِ
ِِ ِ
‫ي‬
َ ‫هاس قَ ْد َجاءَتْ ُك ْم َم ْوعظَةٌ م ْن َربِ ُك ْم َوش َفاءٌ ل َما ِي الص ُدوِر َوُ ًدى َوَر َْْةٌ ل ْل ُم ْؤم‬
ُ ‫َا أَي َها ال‬

36

Moh Abu Zahrah, Us}ul Fiqih, (Mesir: Darul Araby, 1985), 423.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.