TINJAUAN MASLAHAH MURSALAH TERHADAP PROGRAM STERILISASI TUBEKTOMI KARENA FAKTOR DEMOGRAFI DI KABUPATEN LAMONGAN.

TINJAUAN MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP PROGRAM
STERILISASI TUBEKTOMI KARENA FAKTOR DEMOGRAFI
DI KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI
Oleh:
Firsty Puji Lestari
NIM: C01212016

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syari’ah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Prodi Hukum Keluarga
Surabaya
2016

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil penelitian lapangan dengan judul Tinjauan

Masl{ah{ah Mursalah terhadap Program Sterilisasi Tubektomi Karena Faktor

Demografi di Kabupaten Lamongan. Rumusan masalah adalah: Bagaimana
pelaksanaan program sterilisasi tubektomi karena faktor demografi di Kabupaten
Lamongan? Bagaimana kesesuaian program sterilisasi tubektomi karena faktor
demografi di Kabupaten Lamongan dengan masl{ah{ah mursalah?
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang
menggambarkan secara jelas yang datanya bersumber dari lapangan, dengan
teknik interviu, observasi, dan dokumentasi terkait pelaksanaan program
sterilisasi tubektomi karena faktor demografi, kemudian di analisis dengan
menggunakan teori mas{lah{ah mursalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah Kabupaten Lamongan
memberikan pelayanan program sterilisasi tubektomi secara gratis sebagai solusi
lajunya pertumbuhan penduduk yang berdampak pada sosial ekonomi, psikologi,
dan pendidikan. Program ini dapat menekan jumlah anak, menjaga kesehatan,
dapat mengatur jarak kelahiran anak, sehingga tercapailah keluarga saki>nah
mawaddah wa rah{mah. Selain itu, kebutuhan jasmani rohani terpenuhi sehingga
lahir generasi yang kuat yang terhindar dari kesulitan.
Hasil analisis mas{lah{ah mursalah menunjukkan bahwa pelaksanaan
program sterilisasi tubektomi dengan alasan faktor demografi di Kabupaten
Lamongan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk dalam mengantisipasi
bahaya yang akan ditimbulkan telah sejalan dengan tujuan maqa>s{id al-syari>’ah

dan mas}lahah} mursalah yaitu terpeliharanya jiwa dan keturunan. Pertama,
menjaga keturunan (h}ifz{ al-nas}l) dalam tingkatan h}a>jiyyah, yaitu agar anak
terhindar dari kesulitan untuk tumbuh kembang dan pemenuhan hidupnya karena
kemampuan orangtua dalam memelihara anak berbeda-beda. Kedua, karena
alasan kesehatan, menjaga keselamatan ibu pasca operasi caesar dapat
memelihara jiwa (h}ifz{ an-nafs) dalam peringkat h{aj> iyyah, karena cara sterilisasi
tubektomi lah yang paling mudah untuk dilakukan dalam mencegah bahaya yang
mengancam. Selain itu tingkat kemaslahatan sterilisasi tubektomi lebih besar
dibandingkan dengan jenis kontrasepsi yang lain.
Kepada pemerintah Kabupaten Lamongan khususnya badan
pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana (BPPKB) untuk memberikan
pelayanan terbaik untuk masyarakat sesuai syariat Islam, dan lebih ditingkatkan
lagi programnya agar dapat menciptakan kemaslahatan yang riil. Kepada
masyarakat Kabupaten Lamongan, agar supaya mempertimbangkan secara
matang dengan persetujuan suami jika hendak mengikuti program sterilisasi, dan
hendaknya berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau bidan setempat agar
nantinya tidak menyesal.
v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL DALAM ........ ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN .................................................................................................. iv
ABSTRAK ..........................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

MOTTO ..............................................................................................................

x

DAFTAR ISI......... .............................................................................................. xi
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xv

BAB I

:

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ......................................... 11
C. Rumusan Masalah ................................................................. 12
D. Kajian Pustaka ...................................................................... 12

E. Tujuan Penelitian .................................................................. 14
F. Kegunaan Hasil Penelitian.................................................... 14
G. Definisi Operasional ............................................................. 15
H. Metode Penelitian ................................................................. 17
I. Sistematika Pembahasan ...................................................... 21
xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

:

KAJIAN TEORI TENTANG MAQA‘ah .............................................................. 23
1. Pengertian dan dasar hukum maqa>si{ d al-shari>‘ah .......... 23
2. Macam-macam maqa>si{ d al-shari>‘ah ............................... 24
3. Pokok-pokok kemaslahatan dalam maqa>si{ d al-shari>‘ah. 27
4. Cara memahami maqa>si{ d al-shari>‘ah.............................. 31
5. Hubungan


maqa>si{ d

al-shari>‘ah

dengan

metode

mas{lah{ah mursalah .......................................................... 33
B. Mas{lah{ah Mursalah ............................................................... 35
1. Pengertian dan dasar hukumnya ..................................... 35
2. Macam-macam mas{lah{ah mursalah ................................ 37
3. Syarat-syarat dalam kehujahan mas{lah{ah mursalah ....... 43
4. Aplikasi mas{lah{ah mursalah dalam kehidupan............... 47

BAB III

:

PELAKSANAAN PROGRAM STERILISASI TUBEKTOMI

KARENA FAKTOR DEMOGRAFI DI KABUPATEN
LAMONGAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Lamongan ............................ 50
B. Pelaksanaan Program Sterilisasi Tubektomi di Kabupaten
Lamongan............................................................................. 52
C. Pelaksanaan Program Sterilisasi Tubektomi karena Faktor
Demografi di Kabupaten Lamongan .................................... 65

BAB IV :

ANALISIS MAS{LAH{AH MURSALAH TERHADAP
PROGRAM STERILISASI TUBEKTOMI KARENA
FAKTOR DEMOGRAFI DI KABUPATEN LAMONGAN
A. Analisis Pelaksanaan Program Sterilisasi Tubektomi
karena Faktor Demografi di Kabupaten Lamongan ............. 81
1. Pelaksanaan program sterilisasi tubektomi di
Kabupaten Lamongan ..................................................... 81
2. Tujuan pelaksanaan program sterilisasi tubektomi ........ 84
xii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Alasan-alasan penggunaan sterilisasi tubektomi ............ 86
B. Analisis Mas{lah{ah Mursalah terhadap Faktor Demografi
Yang Melatarbelakangi Pelaksanaan Program Sterilisasi
Tubektomi di Kabupaten Lamongan ................................... 91
BAB V

:

PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 103
B. Saran ...................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 110

xiii


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Jumlah Penduduk Kabupaten Lamongan Berdasarkan Jenis Kelamin .......
2. Pemenuhan Permintaan Masyarakat Peserta KB Baru dan Pencapaian
Peserta KB Aktif Kabupaten Lamongan bulan Januari s/d Desember
Tahun 2010 ...................................................................................................
3. Pemenuhan Permintaan Masyarakat Peserta KB Baru dan Pencapaian
Peserta KB Aktif Kabupaten Lamongan bulan Januari s/d Desember
Tahun 2011 ...................................................................................................
4. Pemenuhan Permintaan Masyarakat Peserta KB Baru dan Pencapaian
Peserta KB Aktif Kabupaten Lamongan bulan Januari s/d Desember
Tahun 2012 ...................................................................................................
5. Pemenuhan Permintaan Masyarakat Peserta KB Baru dan Pencapaian
Peserta KB Aktif Kabupaten Lamongan bulan Januari s/d Desember

Tahun 2013 ...................................................................................................
6. Pemenuhan Permintaan Masyarakat Peserta KB Baru dan Pencapaian
Peserta KB Aktif Kabupaten Lamongan bulan Januari s/d Desember
Tahun 2014 ...................................................................................................
7. Metode Operasi Wanita Tahun 2014 Kabupaten Lamongan .......................
8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Angka Kelahiran, Kematian, Migrasi ........
9. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Lamongan (Hasil Pendataan)........................................................................
10. Akseptor Sterilisasi Tubektomi Kabupaten Lamongan ...............................

52
56
57\
58
59
60
61
65
66
73


xiv

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Indonesia menduduki peringkat keempat sebagai negara dengan
kepadatan penduduk terbesar di dunia dalam periode tahun 2010 setelah
Negara Cina, India, dan Amerika Serikat berdasarkan sensus penduduk Badan
Pusat Statistik tahun 2010 sebesar 237.641.326 jiwa.1 Jumlah ini
diperkirakan akan terus bertambah sehingga diproyeksikan pada tahun 2015
penduduk Indonesia berjumlah 255 juta.2 Isu kependudukan saat ini telah
menjadi isu aktual di Indonesia seiring dengan meningkatnya kompleksitas
dan dinamika kependudukan global.3 Masalah kependudukan yang dihadapi
Indonesia telah mendorong terjadinya perubahan paradigma kebijakan
kependudukan secara mendasar di Indonesia.
Penyebab meningkatnya laju penduduk di Indonesia disebabkan
karena beberapa faktor, di antaranya peningkatan angka kelahiran, umur
panjang, penurunan angka kematian, kurangnya pendidikan, pengaruh
budaya, dan imigrasi. Pertumbuhan alami atau kelahiran, merupakan salah
satu dari sekian faktor yang memicu terjadinya pertumbuhan penduduk
1

BPS, ‛Sensus Penduduk‛, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demografi_indonesia, diakses
pada, 16 September 2015, pukul 15.35.
2
BPS, ‚Proyeksi Penduduk menurut Provinsi tahun 2010-2035 (Ribuan)‛, dalam
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demografi_indonesia, diakses pada 16 September 2015, pukul
15.35 WIB.
3
Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM, Dinamika Kependudukan dan Kebijakan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 4-5.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

secara pesat. Kelahiran adalah sebuah proses akhir dari kehamilan yang
sukses sehingga manusia menghasilkan bayi yang dilahirkan.
Tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia memberikan pekerjaan
rumah bagi pemerintah untuk mengatasi problematika tersebut. Jumlah
penduduk Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Dari data
Badan Pusat Statistik, pada tahun 2000 jumlah penduduk Indonesia sebanyak
205.132.458. jiwa.4 Pada tahun 2005 mencapai 218.869.000 jiwa, dan pada
tahun 2010 jumlah penduduk mencapai 237.641.326 jiwa.5
Salah satu metode yang digunakan pemerintah Indonesia untuk
menekan laju pertumbuhan penduduk saat ini adalah dengan mengadakan
Program Keluarga Berencana, yang selanjutnya disebut dengan KB.
Pelayanan yang diberikan berupa nasihat perkawinan termasuk pemeriksaan
kesehatan calon suami istri, pemeriksaan dan pengobatan kemandulan dalam
perkawinan dan pengatur kehamilan.
Dalam Islam, sejak zaman Rasulullah saw. Keluarga berencana itu
sudah ada yaitu disebut dengan istilah ‘azl atau dalam bahasa kedokteran
sering disebut dengan coitus interuptus yakni menarik zakar dari vagina
tepat sebelum keluarnya mani.6 Dalam hadis disebutkan, Rasulullah saw.
bersabda:

4

Wikipedia, ‚Penduduk Indonesia Tahun 2000‛, dalam http://id.mwikipedia.org diakses pada 25
Oktober 2015, pukul 21.38 WIB.
5
BPS, ‛Sensus Penduduk 2010‛, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demografi_indonesia,
diakses pada, 25 Oktober 2015, pukul 21.50 WIB.
6
Sayyid M. Ridhuwi, Perkawinan dan Seks dalam Islam, (Jakarta: Lentera Basritama, 1996), 116.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

Dari Jabir ra. Ia berkata Rasulullah saw. bersabda: ‛kami pernah
melakukan 'azl pada zaman Rasulullah saw. sedangkan ayat alQur’an masih diturunkan. Dan jika seandainya ada sesuatu yang
dilarang tentu al-Quran melarang kami melakukan perbuatan itu.‛7
Adapun pandangan Islam tentang arti Keluarga Berencana yaitu:
1. Keluarga Berencana harus diartikan sebagai upaya untuk mengatur jarak
kehamilan demi kesejahteraan keluarga atau yang biasa disebut dengan

tanz}im
> al-nasl (

8

2. Keluarga Berencana tidak boleh dilakukan dengan pengguguran
kandungan juga tidak boleh merusak atau menghilangkan bagian tubuh
suami atau istri.
3. Keluarga Berencana merupakan masalah perorangan (sukarela) dan bukan
merupakan gerakan massal atau dipaksaan dan harus ada persetujuan
suami atau istri yang bersangkutan.
4. Perencanaan Keluarga Berencana harus ditujukan dan diarahkan kepada
pembentukan kebahagiaan suami istri, kesejahteraan keluarga, keturunan
yang sehat jasmani, rohani serta akal, ilmu dan iman juga pembinaan

7
8

Al-Bukha>ri>, S{ahi>h al-Bukha>ri Vol 4 , (Kairo: Da>r-al-Taufi>qiyah, 2012), 357.
Masfuk Zuhdi, Masa>il Fiqhiyah, (Jakarta: Gunung Agung, 1987), 67-68.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

masyarakat, bangsa serta pembangunan negara dengan mengharap rida
Allah Swt.9
Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 2 dinyatakan bahwa: Perkawinan
menurut hukum Islam adalah akad yang sangat kuat atau mi>sa\>qa>n ghali>z}an
untuk menaati perintah Allah dan melaksanakannya merupakan
ibadah. Sedangkan dalam Pasal 3 KHI menyebutkan: Perkawinan bertujuan
untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang saki>nah mawaddah wa

rah}mah.10
Ketentuan tentang perkawinan ini dimaksudkan agar tujuan dari
sebuah perkawinan untuk membentuk keluarga yang sejahtera tercapai.
Tujuan perkawinan antara lain yaitu:
1. Mendapatkan dan melanjutkan keturunan yang merupakan sambungan
hidup dan penyambung cita-cita.
2. Memperbanyak umat Nabi Muhammad saw.
3. Melahirkan anak yang dapat memintakan pertolongan Allah untuk ayah
dan ibu mereka saat masuk surga.
4. Memenuhi panggilan agama, memelihara diri dari kejahatan dan
kerusakan.

9

Ibid., 54.

10

Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam,

(Bandung: Citra Umbara, 2012), 112.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

5. Memperbanyak keturunan umat Islam dan menyemarakkan bumi melalui
proses pernikahan.11
Kamal Mukhtar menambahkan tujuan lain yaitu untuk menimbulkan
rasa cinta antara suami istri, menimbulkan rasa kasih sayang antara orang tua
dengan anak-anaknya dan adanya rasa kasih sayang antara sesama anggota
keluarga.12
Sebagaimana telah diketahui bahwa hukum Islam mempunyai lima
tujuan kemaslahatan yaitu memelihara agama, memelihara akal manusia,
memelihara jiwa manusia, harta manusia, dan memelihara keturunan
manusia. Bila suatu pemahaman terhadap ajaran Islam tidak didasarkan
kepada lima kemaslahatan tersebut, maka dia tidak memperhatikan kelima
unsur dan aspek pada diri manusia. 13
Tujuan Program KB Nasional adalah membentuk keluarga kecil sesuai
dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan
kelahiran anak, agar menjadi keluarga bahagia sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk peningkatan ketahanan, memperbaiki
kesehatan ibu, anak, keluarga dan bangsa, mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa, serta memenuhi permintaan
rakyat.14

11

Huzaimah Tahido Yanggo, Masa>il Fiqhiyah (Kajian Hukum Islam Kontemporer), (Bandung:
Angkasa, 2005), 134.
12
Kamal Mukhtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993),
14.
13
Totok Jumantoro, Samsul Munir Amir, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta: Amzah, 2005), 196.
14
TIM Suratun, Sri Maryani, Tien Hartini, Rusmiati, Saroha Pinem, Pelayanan Keluarga
Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi, 23.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Dari penjelasan di atas terdapat petunjuk tentang perlunya
memperhatikan beberapa hal tentang KB dan pengaruhnya terhadap
keturunan, sebagai berikut:
1. Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.
2. Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan.
3. Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak
kelahiran anak terlalu dekat.15
Penunjukkan manusia sebagai khalifah di muka bumi pada hakikatnya
adalah demi kemaslahatan hidup manusia itu sendiri. Kemaslahatan tersebut
harus lah diciptakan guna terlaksananya tugas dan peranan manusia baik
sebagai mahluk individu, sosial maupun sebagai hamba Allah. Artinya
mendatangkan keuntungan bagi mereka dan menolak mudarat serta
menghilangkan kesulitan dari padanya.16

Mas{lah{ah mursalah adalah h}ujjah syari‘ah yang dijadikan dasar
pembentukan hukum, dan bahwasannya kejadian yang tidak ada hukumnya
dalam nas dan ijmak atau kias atau istihsan itu disyariatkan padanya hukum
yang dikehendaki oleh maslahat umum.17
Dijelasakan dalam Keputusan Konferensi Besar Syuriyah Nahdlatul
Ulama Ke-1 pada tanggal 18-22 April tahun 1960 di Jakarta dalam masalah

family planing (perencanaan keluarga). Umpamanya saja karena terlalu
banyak melahirkan anak yang menurut pendapat orang yang ahli tentang hal
15

Musthafa Kamal, Fiqih Islam, (Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2002), 293.
Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam, vol. 2, terjemah Moch. Tochah Mansoer
dan Iskandar Al-Barsani (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), 127.
17
Ibid., 128.
16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

ini bisa menjadikan bahaya, maka hukumnya boleh dengan jalan apa saja
yang ada.18

Apa yang diperbolehkan oleh darurat maka, diukur menurut kadar
kemudaratannya.19
KB menurut ulama yang menerimanya, merupakan salah satu bentuk
usaha manusia dalam mewujudkan keluarga yang sejahtera dan bahagia guna
menghasilkan keturunan generasi yang kuat di masa yang akan datang.
Program

KB

dilakukan

dengan

banyak

cara.

Untuk

dapat

menyukseskan Program KB, maka pemerintah menyediakan berbagai macam
metode kontrasepsi. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen.
metode alat kontrasepsi yang digunakan di antaranya adalah pil KB, suntikan
KB,

alat

kontrasepsi

bawah

kulit

yang

disebut

dengan

istilah

(AKBK/IMPLANT), dan alat kontrasepsi bawah rahim (AKBR/IUD).20
Selain itu, metode yang sedang berkembang saat ini dan sebagian kaum hawa
menggunakannya adalah metode kontrasepsi mantap (KONTAP) terdiri dari
vasektomi yang diistilahkan dengan metode operasi pria (MOP) dan

18

Bahtsul Masail, ‚Hukum Sterilisasi Kandungan‛ dalam m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-lang,idids,59-t,bahtsul+masail-t,Hukum+Sterilisasi+Kandungan-.phpx, diakses pada 16, September,
2015, pukul 10. 28 WIB.
19
Al- Ima>m Jala>luddi>n bin Abi Bakr As-Suyut}i Al-Syafi’i, Al-Asybah Wa> Al Naz}a>ir, (Beirut: Da>r
al-Kutub al-Ilmiyyah, t.t), 60.
20
Suratun, et. al. Pelayanan keluarga berencana..., 53.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

tubektomi yang disebutkan juga metode operasi wanita (MOW), karena
dinilai sangat efektif.21
Metode kontrasepsi mantap merupakan alat kontrasepsi yang benarbenar harus melalui pertimbangan yang cukup matang. Harus disepakati oleh
pihak suami dan istri yang akan menggunakannya, oleh karena itu dinamakan
metode kontrasepsi mantap. Sterilisasi ini, sekalipun sacara teori orang yang
disterilisasikan masih bisa dipulihkan lagi (reversable), tetapi para ahli
kedokteran mengakui harapan tipis sekali untuk bisa berhasil.22
Dalam penulisan ini, metode KB yang akan diteliti adalah jenis
sterilisasi tubektomi atau yang disebut dengan metode operasi wanita,
selanjutnya disebut dengan MOW. Sterilisasi pada wanita berarti
pemblokkan atau pemutusan saluran telur yang menyalurkan ovum.23
Program sterilisasi tubektomi ini merupakan program kontrasepsi
yang dicanangkan oleh pemerintah sebagai solusi untuk meminimalisasikan
laju pertumbuhan penduduk. Banyak program dan upaya yang juga dilakukan
baik secara nasional diinisiasi oleh BKKBN Pusat, dibantu dengan struktur
pelaksanaannya ditingkat provinsi dan kabupaten-kabupaten, maupun
program kerja yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
Yang menjadi fokus obyek penelitian penulis tentang program
sterilisasi tubektomi di Kabupaten Lamongan. Kabupaten Lamongan Jawa
21

Ibid., 53.
Masfuk Zuhdi, Islam dan Keluarga Berencana di Indonesia, (Surabaya: Bina Ilmu, 1986), 40.
23
Sayyid M. Ridhuwi, Perkawinan dan Seks ..., 117.
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Timur pada bulan September 2015 telah berhasil menerima penghargaan
tertinggi bidang kependudukan tingkat nasional yakni Satyalancana
Wirakarya Kencana dari Pemerintah Pusat, setelah dianggap mampu
menekan laju penduduk di kawasan tersebut. Selain untuk menekan laju
pertumbuhan penduduk yang pesat, program ini juga bertujuan membantu
menjaga kesejahteraan masyarakat dengan mengatur jumlah kelahiran,
menjaga kesehatan dan keselamatan bagi ibu dan anak juga menjadi
alasannya.
Mengapa

di

Kabupaten

Lamongan

sangat

antusias

dalam

melaksanakana program KB khususnya sterilisasi tubektomi? Mengapa
masyarakat banyak beralih menggunakan sterilisasi? Dalam dekade terakhir
ini, penggunaan metode sterilisasi tubektomi di Kabupaten Lamongan
semakin banyak diminati oleh masyarakat daripada dekade sebelumnya, salah
satu alasannya adalah karena didukung faktor pelaksanaan dan pelayanan KB
secara gratis oleh Pemerintah Kabupaten Lamongan. Sehingga dengan
pelayanan KB sterilisasi gratis inilah banyak masyarakat yang antusias untuk
melakuknnya.

Sterilisasi

tubektomi

terbukti

sangat

akurat,

efektif,

kemungkinan kecil untuk hamil lagi serta tidak ada efek samping jangka
panjang. Pemerintah Kabupaten Lamongan sangat menghimpau agar dapat
menyukseskan program kesehatan bagi ibu dan anak melalui KB ini dengan
kerjasama yang baik.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa permasalahan tentang
keturunan, kemaslahatan, kependudukan, serta dampak kesehatan dan
kesejahteraan bagi masyarakat terutama bagi ibu dan anak perlu diusut dan
dicermati dengan lebih mendalam lagi. Anak adalah amanah yang diberikan
oleh Allah Swt. untuk dapat menjadikannya sebagai generasi penerus dalam
menjaga dan meneruskan perjuangan agama Islam.
Dampak yang ditimbulkan dari adanya kebijakan program pemerintah
tentang alat kontrasepsi sterilisasi tubektomi bagi masyarakat Lamongan
adalah terbantunya masyarakat dalam hal biaya, membantu memenuhi
kebutuhan KB, menciptakan keluarga sejahtera, dapat memberikan fasilitas
yang terbaik bagi anaknya, tidak ketergantungan pada obat-obatan,
menghindari kegemukan pada fisik ibu, serta terjaminnya kesehatan terutama
bagi ibu dan anak pasca operasi caesar.
Dari permasalahan yang dipaparkan tersebut di atas, penulis hendak
menganalisa dengan menggunakan metode mas{lah{ah mursalah. Apakah
kebijakan program sterilisasi tubektomi sejalan dengan konsep mas{lah{ah

mursalah? Apakah program sterilisasi tersebut akan mendatangkan banyak
maslahat terutama maslahat terhadap keluarga? Apakah unsur-unsur yang
terdapat dalam program sterilisasi tubektomi sesuai dengan dengan
ketentuan-ketentuan yang berlaku pada teori mas{lah{ah mursalah.
Dengan demikian, maka penulis merasa tertarik dan mencoba
melakukan penelitian di Kabupaten Lamongan dengan tema penelitian:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

‚Tinjauan Mas{lah{ah Mursalah

terhadap Program Sterilisasi Tubektomi

karena Faktor Demografi di Kabupaten Lamongan‛.
Penelitian ini akan mengkaji dari segi mas{lah{ah mursalah yaitu
sesuatu yang dianggap baik dan menghasilkan maslahat, tetapi tidak ada
dalam nas secara spesifik menjelaskannya terhadap kebijakan program
sterilisasi tubektomi pemerintah Kabupaten Lamongan dalam pengaruhnya
terhadap kemaslahatan keluarga sebagai suatu hal yang menarik untuk
diteliti.

B. Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah
Dari paparan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasi inti
permasalahan yang terkandung di dalamnya sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penduduk di Kota Lamongan
2. Faktor-faktor munculnya program pelayanan sterilisasi di Kabupaten
Lamongan
3. Pemberian pelayanan dan pelaksanaan sterilisasi tubektomi secara gratis
oleh pemerintah Kabupaten Lamongan
4. Dasar hukum sterilisasi
5. Proses pelaksanaan program sterilisasi tubektomi di Kabupaten
Lamongan
6. Kesesuaian mas{lah{ah mursalah dengan pelaksanaan program sterilisasi
tubektomi karena faktor demografi di Kabupaten Lamongan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

Dengan adanya banyak permasalahan tersebut di atas, maka untuk
memberikan arah yang jelas atau fokus dalam penelitian ini penulis
membatasi hanya beberapa masalah saja yaitu:
1. Tentang pelaksanaan program sterilisasi tubektomi di Kabupaten
Lamongan
2. Tentang kesesuaian mas{lah{ah mursalah dengan pelaksanaan program
sterilisasi tubektomi karena faktor demografi di Kabupaten Lamongan

C. Rumusan Masalah
Agar lebih praktis, maka permasalahan-permasalahan ini akan penulis
rumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan program sterilisasi tubektomi karena faktor
demografi di Kabupaten Lamongan?
2. Bagaimana kesesuaian mas{lah{ah mursalah terhadap program sterilisasi
tubektomi karena faktor demografi di Kabupaten Lamongan?

D. Kajian Pustaka
Kajian

pustaka

penelitian

ini

pada

dasarnya

adalah

untuk

mendapatkan gambaran hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian
sejenis yang mungkin pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya
sehingga diharapkan tidak ada pengulangan materi peneliti secara mutlak.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

Untuk

mengetahui

originalitas

penelitian

ini,

penulis

perlu

mengemukakan karya tulis (penelitian) tedahulu tentang tema tinjauan

mas{lah{ah mursalah terhadap program sterilisasi tubektomi karena faktor
demografi. Ada beberapa penelitian yang membahas sterilisasi tubektomi,
yaitu:
Pertama, skripsi Ahmad Satun yang berjudul ‚KB dengan Sterilisasi
(Tubektomi) di Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten
Gresik Dalam Tinjauan Hukum Islam‛ pada tahun 2003. Skripsi ini kurang
spesifik dalam membahas sterilisasi karena alasan demografi dan bukan
korelasinya dengan kebijakan pemerintah kota. Skripsi ini pembahasannya
masih pada tiga pokok bahasan yaitu Sterilisasi karena alasan kesehatan,
banyak anak serta alasan ekonomi.24
Kedua, ‛Sterilisasi Dengan Alasan Faktor Ekonomi Dalam Perspektif
Hukum Islam di Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk‛
skripsi yang ditulis oleh Nanang Pujianto pada tahun 2011. Pembahasan
tentang pandangan Hukum Islam terhadap sterilisasi tubektomi yang
dilakukan di desa tertentu karena faktor ekonomi sebagai alasan utama. Jadi
skripsi ini tidak membahas masalah program sterilisasi karena faktor
demografi sama sekali dan implementasinya terhadap kemaslahatan.25

24

Ahmad Satun, ‚KB dengan Sterilisasi Tubektomi Di Desa Pangkah Kulon Kecamatan Ujung
Pangkah Kabupaten Gresik Dalam Tinjauan Hukum Islam‛, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel,
Surabaya, 2003), 11.
25
Nanang Pujianto, ‚Sterilisasi Dengan Alasan Faktor Ekonomi Dalam Perspektif Hukum Islam
di Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk‛, (Skripsi--IAIN Sunan Ampel, Surabaya,
2003), 9.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

Sedangkan skripsi ini lebih fokus terhadap pelaksanaan program
pemerintah khususnya Kabupaten Lamongan yang memberikan kebijakan
pelayanan sterilisasi tubektomi secara gratis kepada masyarakatnya serta
ditinjau dari kesesuaian mas{lah{ah mursalah-nya tentang sterilisasi tubektomi
tersebut.

E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penulisan masalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan program sterilisasi tubektomi karena
faktor demografi di Kabupaten Lamongan.
2. Untuk menganalisis dari sudut pandang mas{lah{ah mursalah terhadap
program sterilisasi tubektomi karena faktor demografi di Kabupaten
Lamongan.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk hal-hal sebagai
berikut:
1. Secara teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan menambah wawasan serta memperkuat ilmu

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

pembaca pada umumnya, dan khusus bagi mahasiswa/i yang berkaitan
dengan masalah hukum keluarga Islam.
b. Menyumbang ilmu pengetahuan tentang kesehatan reproduksi wanita
dalam perspektif hukum Islam.
c. Diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
menambah wawasan pembaca pada umumnya, dan khususnya bagi
mahasiswa yang berkecimpung dalam bidang hukum keluarga.
2. Secara praktis
a. Untuk menjadi sumbangan pemikiran terhadap kebijakan pemerintah
Kabupaten Lamongan dalam hal program sterilisasi berdasarkan
maslahatnya.
b. Bagi pemegang kebijakan untuk memberi jalan keluar yang akurat
terhadap permasalahan yang dihadapi dan memberikan pelayanan
terbaik untuk masyarakat secara syariat Islam.
c. Diharapkan agar dapat mengungkap penemuan teori-teori baru serta
mengembangkan teori-teori yang sudah ada.
d. Menyumbang informasi terutama kepada masyarakat Kabupaten
Lamongan.

G. Definisi Operasional
Permasalahan di atas tidak hanya diselesaikan dengan pemikiran saja,
melainkan harus dianalisis dengan landasan teori, sehingga dapat terwujud

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

karya ilmiah yang memiliki bobot keilmuan. Untuk memperjelas kemana arah
pembahasan masalah yang diangkat, maka penulis perlu memberikan definisi
dari judul tersebut, yakni dengan menguraikan sebagai berikut:

Mas{lah{ah mursalah

:

Hujah

syariat

yang

dijadikan

dasar

pembentukan hukum, dan bahwasannya kejadian
yang tidak ada hukumnya dalam nas dan ijmak
atau kias atau istihsan itu disyariatkan padanya
hukum yang dikehendaki oleh maslahat umum,
dan tidaklah berhenti pembentukan hukum atas
dasar maslahah ini karena adanya saksi yang
sesuai syariat Islam yang mengakuinya.26
Program sterilisasi tubektomi karena faktor demografi: Ketentuan rancangan
kegiatan

pemerintah

tentang

kebijakan

pemberian alat kontrasepsi sterilisasi tubektomi
yaitu

suatu

kontrasepsi

untuk

mencegah

keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat
dan atau memotong pada kedua saluran tuba,27
dengan alasan karena faktor kependudukan
(perubahan) manusia. Meliputi ukuran, struktur,
dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah

26
27

Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum ..., 128.
Suratun, et al., Pelayanan Keluarga Berencana..., 116-117.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

penduduk berubah setiap waktu akibat kelahiran,
kematian, migrasi, serta penuaan.28

H. Metode Penelitian
Penelitian yang akan digunakan dalam rangka penulisan skripsi ini
adalah penelitian lapangan (field research). Oleh karena itu, data-data yang
dikumpulkan berasal dari data lapangan sebagai obyek penelitian. Untuk
memperoleh validitas data, maka tekhnik pengumpulan data yang relevan
menjadi satu hal yang sangat penting. Adapun metode penelitiannya adalah
kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena datanya bersifat verbal (secara

sentence), meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Disebut deskriptif
karena menggambarkan atau menjelaskan

secara sistematis fakta dan

karakteristik obyek dan subyek yang diteliti secara tepat.
1. Data yang dikumpulkan
Untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan di
atas, maka penulis membutuhkan data sebagai berikut:
a. Data tentang keadaan demografi secara umum di Kabupaten
Lamongan.
b. Data tentang pelaksanaan program sterilisasi tubektomi di Kabupaten
Lamongan yang dilatar belakangi oleh faktor demografi. Yang
dimaksud data pelaksanaan disini adalah data dari hasil interviu
28

Wikipedia, ‚Demografi‛, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Demografi, diakses pada 26
Oktober 2015, pukul 05.35 WIB.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

18

dengan kepala bidang KB Lamongan, para akseptor KB dan data yang
berupa dokumentasi atau arsip dari badan pemberdayaan perempuan
dan keluarga berencana yang selanjutnya disebut dengan BPPKB.
c. Teori tentang konsep mas{lah{ah mursalah terhadap program sterilisasi
tubektomi.
Subjek dalam penelitian ini adalah bapak Shaumintari selaku
kepala bagian Program KB beserta BPPKB terkait pembentukan program
KB gratis khususnya sterilisasi tubektomi dan peserta sterilisasi
tubektomi (akseptor).
2. Sumber data
Berdasarkan jenis data yang ditentukan sebelumnya maka dalam
penelitian ini sumber data berasal dari sumber data primer dan sekunder.
a. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara
langsung dari subyek penelitian. Adapun sumber primer meliputi:
1) Keterangan dari bapak Shaumintari sebagai kepala bidang KB
BPPKB Kabupaten Lamongan.
2) Akseptor Keluarga Berencana yang menggunakan sterilisasi
tubektomi dengan cara interviu.
b. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada peneliti, seperti literatur-literatur mengenai

mas{lah{ah mursalah dan sterilisasi tubektomi. Antara lain:
1) Jalaluddin

Abdur

Rahman,

Al-Mas{alih{

al-Mursalah

wa

Makanatuha fi al-Tasyri>’. Matba’ah al-Sa’adah.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

2) Amin Farih, Kemaslahatan dan Pembaharuan Hukum Islam.
3) Abdul Wahhab Khallaf, Kaidah-kaidah Hukum Islam.
4) Masfuk Zuhdi, Masa>il Fiqhiyah.
5) Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam.
6) Masfuk Zuhdi, Islam Dan Keluarga Berencana di Indonesia.
7) Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam.
8) Satria Effendi, M. Zein,Ushul Fiqh.
9) Musthafa Kamal, Fiqih Islam.
10) Yusuf Qardhawi, Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam.
3. Tekhnik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan proses yang sangat
menentukan

baik

tidaknya

sebuah

penelitian.

Maka

kegiatan

pengumpulan data harus dirancang dengan baik dan sistematis, agar data
yang dikumpulkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Teknik wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi
secara langsung antara pewawancara atau peneliti dengan informan.
Peneliti melakukan wawancara dengan informan di tempat penelitian
kantor BPPKB Kabupaten Lamongan dan instansi-instansi terkait.
Dengan tekhnik wawancara ini peneliti akan memperoleh data yang
bersifat fakta.29 Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara
29

Burhan Ashsofa, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), 97.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

kepada kepala bagian program KB Kabupaten Lamongan untuk
memperoleh informasi tentang pelaksanaan program sterilisasi
tubektomi di Kabupaten Lamongan, pihak terkait kebijakan program
sterilisasi tubektomi, dan akseptor.
b. Studi dokumen
Studi dokumen adalah suatu teknik untuk menghimpun data
melalui data tertulis dengan menggunakan konten analisis.30 Teknik
ini digunakan penulis untuk pengumpulan data tertulis terkait proses
pelaksanaan sterilisasi tubektomi, data kegiatan prioritas sterilisasi
tubektomi pertahun, dokumen-dokumen, laporan-laporan, arsip-arsip
terkait pelaksanaan sterilisasi tubektomi, dan kemudian menelaah
sumber data sekunder yang berupa buku maupun literatur lain yang
berkaitan dengan penelitian ini.
4. Teknis analisis data
Setelah data yang diperoleh dalam penelitian terkumpul, langkah
selanjutnya adalah menganalisis data. Peneliti akan menganalisisnya
dengan menggunakan metode kualtitatif deskriptif, yaitu dikatakan
sebagai kualitatif karena bersifat verbal atau kata dan dikatakan sebagai
deskriptif karena menggambarkan dan menguraikan terhadap segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan program sterilisasi
tubektomi karena faktor demografi kemudian akan menganalisisnya
dengan menggunakan konsep mas{lah{ah mursalah.
30

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Uneversitas Indonesia UI-Press,
2010), 21.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Dalam penelitian ini, menggunakan pola pikir induktif yaitu pola
berpikir yang diawali dengan mengemukakan hal-hal yang bersifat khusus
yang terjadi di lapangan yaitu pelaksanaan program sterilisasi tubektomi
di Kabupaten Lamongan kemudian dianalisis dengan menggunakan teoriteori yang bersifat umum yang berkenaan dengan mas{lah{ah mursalah.
5. Teknik pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui tahapantahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kembali semua data yang diperoleh dengan
memilih dan menyeleksi data tersebut dari berbagai segi yang
meliputi kesesuaian, keselarasan satu dengan yang lainnya, keaslian,
kejelasan serta relevansinya dengan permasalahan.31
b. Organizing, yaitu mengatur dan menyusun data sedemikian rupa
sehingga dapat memperoleh gambaran yang sesuai dengan rumusan
masalah.

I. Sistematika Pembahasan
Sistematika

pembahasan

dipaparkan

dengan

tujuan

untuk

memudahkan pembahasan masalah-masalah dalam penelitian ini. Agar dapat
dipahami

permasalahannya

lebih

sistematis

dan

kronologis,

maka

pembahasan ini akan disusun penulis sebagai berikut:
31

Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2004),
91.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Bab pertama, merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang
masalah, rumusan masalah, identifikasi dan batasan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tinjauan umum
tentang maqa‘ah, dan tentang mas{lah{ah mursalah.
Bab ketiga, berisi gambaran secara normatif tentang data yang
berhasil dikumpulkan peneliti berkenaan dengan hasil penelitian di lapangan
terhadap pelaksanaan program sterilisasi tubektomi oleh pemerintah
Kabupaten Lamongan. Dalam subbab ini dibahas tentang gambaran umum
Kabupaten Lamongan, pelaksanaan program sterilisasi tubektomi, serta
faktor yang melatarbelakangi program sterilisasi tubektomi di Kabupaten
Lamongan.
Bab keempat, merupakan bab analisis terhadap data yang berhasil
dikumpulkan melalui penelitian lapangan. Aspek-aspek yang dianalisis
tentang pelaksanaan sterilisasi tubektomi dan tinjauan mas{lah{ah mursalah
terhadap faktor demografi yang melatarbelakangi pelaksanaan sterilisasi
tubektomi di Kabupaten Lamongan.
Bab kelima, adalah bab penutup yang berisi kesimpulan dari hasil
penelitian lapangan dan saran yang diberikan sesuai dengan permasalahan
yang ada.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG MAQA‘ah
1. Pengertian dan dasar hukumnya
Secara lughawi, maqa>si{ d al-shari>‘ah terdiri dari dua kata, yakni

maqa>s{id dan al-shari>‘ah. Maqa>s{id adalah bentuk jamak dari maqa>s{id yang
berarti kesengajaan atau tujuan. Al-Shari>‘ah secara bahasa berarti
yang berarti jalan menuju sumber air, dapat dikatakan sebagai jalan ke
arah sumber pokok kehidupan.1 Dari segi bahasa, maqa>s{id al-shari>‘ah
berarti maksud atau tujuan disyariatkan hukum Islam. Pembahasan utama
di dalamnya adalah mengenai masalah hikmah dan ilat ditetapkannya
suatu hukum.2 Tujuan hukum Islam itu menjadi arah setiap perilaku dan
tindakan manusia dalam rangka mencapai kebahagiaan hidupnya dengan
mentaati semua hukum-hukum-Nya.3
Dalam Islam secara tegas dijelaskan bahwa Allah tidak
menciptakan segala sesuatu itu sia-sia sebagaimana firman-Nya berikut:
Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus us}u>l Fiqih, (Jakarta: Amzah, 2005), 196.
Akhmad al-Raisyuni, Nazhariyat al-Maqa>s{id ‘Inda al-Syatibi>, (Rabath: Da>r al-Ama>n, 1991), 67.
3
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam, (Bandung: Pusat Penerbitan Universitas LPPM
Universitas Islam Bandung, 1995), 99.
1

2

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

       
Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala apa yang
ada di antara keduanya bermain-main‛4 (QS. Alanbiya’ : 16).
Bagian besar dalam penciptaan Allah adalah manusia, karena
manusia mempunyai kemungkinan untuk menerima peradaban dan
kebudayaan. Dengan demikian, tiadalah Allah mengutus rasul-rasul-Nya
dan menurunkan wahyu-Nya selain untuk menegakkan keteraturan
manusia. Seperti dalam Alquran surah Alhadid ayat 25:
          




Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan
membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan‛5 (QS. Alhadid : 25)
2. Macam-macam Maqa>si{ d al-Shari>‘ah
Substansi maqa>s{id al-shari>‘ah adalah kemaslahatan. Kemaslahatan
dalam taklif Tuhan dapat berwujud dua bentuk. Pertama, dalam bentuk

hakiki, yaitu manfaat langsung dalam arti kausalitas. Kedua, dalam
bentuk majasi yaitu bentuk yang merupakan sebab yang membawa
kepada kemaslahatan.6

4

Kementerian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jilid 6, (Jakarta: Widya Cahaya, 2011), 106.
Kementerian Agama RI, Alquran dan Tafsirnya, Jilid 9..., 692-693.
6
Totok Jumantoro, Samsul Munir, Kamus Us}u>l Fikih..., 197.

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

Kemaslahatan menurut al-Syatibi dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu:
a. Maqa>s{id al-shari>‘ah (tujuan Tuhan).

Maqa>s{id al-shari>‘ah mengandung empat aspek, yaitu:
1) Tujuan awal dari syariat yakni kemaslahatan manusia di dunia dan
akhirat
2) Syariat sebagai sesuatu yang harus dipahami
3) Syariat sebagai hukum taklif yang harus dilakukan
4) Tujuan syariat adalah membawa manusia kebawah naungan
hukum.7
b. Maqa>s{id al-Mukallaf (tujuan mukallaf)
Kemaslahatan sebagai substansi maqa>s{id al-shari>‘ah dapat
terealisasikan apabila lima unsur pokok dapat diwujudkan dan
dipelihara. Kelima unsur pokok tersebut adalah, agama, jiwa,
keturunan, akal, dan harta.8
Untuk kepentingan menetapkan hukum, kelima unsur dari

maqa>s{id al-shari>‘ah tersebut dibedakan menjadi tiga peringkat,
diantaranya:
1) al-D{aru>riyyah (primer)
Yang

dimaksud

dengan

memelihara

kelompok

al-

d{aru>riyyah adalah memelihara kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
7
8

Ibid., 197.
Ibid.,

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

esensial bagi manusia.9 Tujuan primer hukum Islam adalah tujuan
hukum yang mesti ada demi adanya kehidupan manusia. Apabila
tujuan itu tidak tercapai, maka akan menimbulkan ketidakajegan
kemaslahatan hidup manusia di dunia dan di akhirat, bahkan
merusak kehidupan itu sendiri.
Kebutuhan

primer

ini

hanya

bisa

dicapai

bila

terpeliharanya lima tujuan hukum Islam yang disebut al-kulliyat

al-h{ams yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan
memelihara harta.10
2) al-H{aj> iyyah (sekunder)
Yaitu kebutuhan yang dapat menghindarkan manusia dari
kesulitan dalam hidupnya. Terpeliharanya tujuan kehidupan
manusia yang terdiri atas berbagai kebutuhan sekunder hidup
manusia itu. Bila kebutuhan sekunder ini tidak dipenuhi, akan
menimbulkan kesempitan yang mengakibatkan kesulitan hidup
manusia.
Contoh dalam adat, seperti adanya kebolehan dalam
berburu dan menikmati segala yang baik-baik selama hal itu
dihalalkan, baik dalam hal makanan, minuman, sandang, atau
papan, dsb. 11

9

Faturrahman Djamil, Filsafat Hukum Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), 126.
Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam..., 101.
11
Ibid., 102.
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

3) al-Tah{si>niyyah (tersier)
Tujuan hukum tah{si>niyyah adalah tujuan hukum yang
ditujukan untuk menyempurnakan hidup manusia dengan cara
melaksanakan apa-apa yang baik dan yang paling layak menurut
kebiasaan dan menghindari hal-hal yang tercela menurut akal
sehat. Pencapaian tujuan tersier hukum Islam ini biasanya terdapat
dalam bentuk budi pekerti yang mulia atau akhlak karimah. Budi
pekerti ini mencakup etika hukum, baik etika hukum ibadah, adat,
pidana atau jinayah, dan muamalah atau keperdataan.12
3. Pokok-pokok kemaslahatan dalam maqa>si{ d al-shari>‘ah
Menurut al-Syatibi, penerapan kelima pokok di atas didasarkan
atas dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalil-dalil tersebut berfungsi sebagai

al-qawa>’id al-kulliyat dalam menetapkan al-kulliyat al-khams.13 Guna
memperoleh gambaran yang utuh tentang teori maqa>s{id al-shari>‘ah,
berikut akan dijelaskan kelima pokok kemaslahatan dengan peringkatnya
masing-masing:
a. Memelihara agama (h{ifz{ al-di>n)
Menjaga atau memelihara agama, berdasarkan kepentingannya
dapat dibedakan menjadi tiga peringkat:

12
13

Juhaya S. Praja, Filsafat Hukum Islam..., 102.
Ibid., 125.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

1) Memelihara agama dalam peringkat d{aru>riyyah, yaitu memelihara
dan melaksanakan kewajiban keagamaan yang masuk peringkat
primer, seperti hukuman bagi orang yang murtad.
2) Memelihara agama dalam peringkat h{aj> iyyah, yaitu melaksanakan
ketentuan agama, dengan maksud menghindari kesulitan, seperti
salat jamak dan qasar bagi orang yang bepergian. Kalau ketentuan
ini tidak dilaksanakan, maka tidak akan mengancam eksistensi
agama, hanya mempersulit bagi orang yang melakukannya.
3) Memelihara agama dalam peringkat tah{si>niyyah, yaitu mengikuti
petunjuk agama guna menjunjung tinggi martabat manusia,
sekaligus melengkapi pelaksanaan kewajiban terhadap Tuhan.
Misalnya menutup aurat, membersihkan badan atau pakaian.
Kalau hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka hal ini tidak
akan mengancam eksistensi agama dan tidak mempersulit bagi
orang yang melakukannya.14
b. Memelihara jiwa (h}ifz{ a