PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000 DI SMP NEGERI 6 SURABAYA.

(1)

PENGELOLAAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH BERBASIS SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2000

DI SMP NEGERI 6 SURABAYA

SKRIPSI

Oleh:

SITI MUSTAQIMAH D03211006

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) SURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Siti Mustaqimah (D03211006), 2017, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di SMP Negeri 6 Surabaya. Dosen Pembimbing, Drs. H. Nur Kholis, M.Ed.Admin., Ph.D.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengelolaan perpustakaan sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya berbasis sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, hambatan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, dan cara mengatasi hambatan pengelolaan perpustakaan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 6 Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam kunci ini adalah Petugas Perpustakaan, sedangkan informan pendukung adalah Kepala sekolah, Wakil Kepala sekolah bidang Sarana dan Prasarana, serta Koordinator Perpustakaan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis interaktif, yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk memeriksa keabsahan data dilakukan dengan trigulasi sumber dan trigulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan perpustakaan sekolah dalam aspek perencanaan meliputi perencanaan koleksi bahan pustaka, perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, dan perencanaan pelayanan perpustakaan. Pengelolaan perpustakaan dibidang pengorganisasian belum dilakukan dengan tugas pekerjaan masing-masing. Pengelolaan perpustakaan SMP Negeri 6 Surabaya dalam bidang pelaksanaan juga masih terkendala ruangan dan fasilitas lain yang belum mendukung. Sedangkan pengelolaan perpustakaan dalam bidang pengawasan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah masih kurang optimal dikarenakan banyaknya tanggung jawab Kepala Sekolah, sehingga pengelolaan perpustakaan diserahkan kepada petugas perpustakaan. Pengimplementasian sistem manajemen mutu ISO 9001:200 dalam pengelolaan perpustakaan di SMP Negeri 6 Surabaya berpedoman pada pedoman mutu bab 7 klausal 7.5.1 tentang Realisasi Produk. Pedoman mutu tersebut menguraikan pengendalian produksi dan pelayanan di sekolah. Salah satu pelayanan di sekolah adalah pengelolaan perpustakaan. Hambatan-hambatan yang timbul dalam pengelolaan perpustakaan antara lain: belum terbiasa dengan perilaku ISO, kurangnya antusisas siswa dalam mengunjungi perpustakaan sekolah, keterbatasan dana operasional untuk perpustakaan sekolah, dan keterbatasan ruangan perpustakaan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan yang timbul dalam pengelolaan perpustakaan sekolah adalah mengadakan koordinasi dan rapat bersama beberapa unit untuk mensosialisasikan sistem manajemen mutu ISO, bekerja sama dengan para guru untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di perpustakaan, memaksimalkan rencana anggaran untuk perpustakaan sekolah.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Penegasan Istilah ... 10


(8)

BAB II LANDASAN TEORI ... 16

A. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 16

1. Definisi Mutu ... 16

a. Definisi Manajemen Mutu ... 18

b. Definisi Sistem ... 19

c. Definisi Sistem Manajemen Mutu ... 20

2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 22

3. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 25

4. Pentingnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 ... 28

B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ... 32

1. Definisi Pengelolaan ... 32

a. Definisi Perencanaan ... 34

b. Definisi Pengorganisasian ... 37

c. Definisi Pelaksanaan ... 38

d. Definisi Pengawasan ... 40

2. Perpustakaan Sekolah ... 43

a. Definisi Perpustakaan Sekolah ... 43

b. Fungsi perpustakaan Sekolah ... 44

c. Unsur-Unsur Perpustakaan Sekolah ... 49

d. Definisi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah ... 51

C. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO... 54


(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 58

A. Desain Penelitian ... 58

B. Jenis dan Sumber Data ... 60

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 62

D. Informan Penelitian ... 62

E. Teknik Pengumpulan Data ... 63

F. Teknik Analisa Data ... 65

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Hasil Penelitian ... 68

1. Deskripsi Tempat Penelitian ... 68

a. Sejarah SMP Negeri 6 Surabaya ... 68

b. Visi dan Misi SMP Negeri 6 Surabaya ... 70

2. Deskripsi Fisik SMP Negeri 6 Surabaya ... 71

3. Deskripsi fisik Ruang Perpustakaan SMP Negeri 6 Surabaya ... 72

a. Struktur Organisasi Perpustakaan ... 74

b. Petugas/Pengelola Perpustakaan ... 76

c. Koleksi Bahan Pustaka ... 77

4. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO di SMP Negeri 6 Surabaya... 78

a. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Perencanaan ... 79


(10)

c. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Pelaksanaan ... 84

d. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Pengawasan ... 93

B. Pembahasan ... 95

1. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di SMP Negeri 6 Surabaya... 95

a. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Perencanaan ... 97

b. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Pengorganisasian ... 99

c. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Pelaksanaan ... 101

d. Pengelolaan Perpustakaan dalam Aspek Pengawasan ... 104

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 di SMP Negeri 6 Surabaya ... 106

3. Upaya-upaya yang dilakukan SMP Negeri 6 Surabaya Dalam Mengatasi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000... 110

BAB V PENUTUP ... 112

A. Kesimpulan ... 112

B. Implikasi ... 116

C. Saran ... 118

DAFTAR PUSTAKA ... 120 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO ... 24 2. Tata Kerja Pelayanan Teknik dan Pelayanan Pembaca ... 53 3. Skema Kerangka Berpikir ... 57 4. Struktur Organisasi Perpustakaan SMP Negeri 6 Surabaya .. 74


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Negeri 6 Surabaya ... 71 2. Daftar Pengelola Perpustakaan SMP Negeri 6 Surabaya .. 76 3. Rincian Koleksi Bahan Pustaka ... 77 4. Klasifikasi Perpustakaan SMP Negeri 6 Surabaya ... 87


(13)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian

2. Pedoman Observasi 3. Transkip Wawancara 4. Hasil Observasi 5. Peraturan Peminjaman 6. Prosedur Peminjaman 7. Tata Tertib Perpustakaan

8. Struktur Organisasi Perpustakaan 9. Sertifikat ISO 9001:2000

10. Surat Keterangan Penelitian 11. Daftar Riwayat Hidup


(14)

   

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam sebuah negara, karena pendidikan merupakan sarana pengembangan sumber daya manusia. Sesungguhnya yang menentukan kualitas sumber daya manusia adalah mutu dari pendidikan itu sendiri. Jika peningkatan mutu pendidikan tidak diperhatikan, maka tidak dapat diharapkan pendidikan di Indonesia mampu bersaing dengan negara lain apalagi dalam menghadapi globalisasi di segala bidang.

Mutu pendidikan tidak hanya di ukur dari mutu keluaran pendidikan secara utuh (educational outcomes), dan itu dikaitkan dengan konteks dimana mutu itu ditempatkan dan berapa besar persyaratan tambahan yang diperlukan untuk itu. Mutu pendidikan juga dapat di ukur dari besarnya kapasitas layanan pendidikan dalam memenuhi customer’s needs and wants. Jika di lihat dari sudut pandang ekonomi, maka mutu pendidikan dapat di ukur dari besarnya earnings yang diperoleh oleh lulusan setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu.1

      

1 “udar a  Da i , Age da Pe aharua  “iste  Pe didika ,  Yog akarta : Pe er it Pustaka  Pelajar,  , hal :  . 


(15)

   

Dalam penyelenggaraan sistem pendidikan, untuk meningkatkan mutu pendidikannya, maka lembaga pendidikan harus menggunakan strategi manajemen yang baik, salah satu manajemen yang dipakai oleh lembaga pendidikan yaitu Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO.

ISO (International Organization for Standardization) atau yang dikenal dengan Organisasi Standar Internasional merupakan suatu asosiasi global yang terdiri atas badan-badan standarisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang dari 140 Negara.2

ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non – Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standarisasi dan kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian dipublikasikan sebagai standar internasional.3

      

2 Kaha a  Wija a, Pe gertia  I“O da  Ma a ‐Ma a  I“O    Mei  , ja   :  WIB, 

http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-ISO-dan-macam-macam-ISO.html    


(16)

   

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.4

Dalam pandangan lain, sumber belajar diartikan sebagai segala tempat atau lingkungan sekitar, benda, dan orang yang mengandung informasi dapat digunakan sebagai wahana bagi peserta didik untuk melakukan proses perubahan perilaku. Salah satu sumber belajar yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah perpustakaan dan buku.

Perpustakaan selama ini sering didefinisikan sebagai gedung atau ruangan yang didalamnya terdapat sekumpulan koleksi. Ukuran baik-buruknya perpustakan dikaitkan dengan jumlah bahan pustaka yang dimiliki atau besar kecilnya gedung dan ruang perpustakaan. Penekanan lebih pada jumlah (kuantitas) atau wadah (containers), belum pada mutu (kualitas) atau kandungan informasi (contents) yang dimiliki perpustakaan. Sebagai lembaga yang memberikan lembaga layanan, seharusnya penilaian keberhasilan perpustakaan harus dilihat dari jumlah transaksi yang terjadi dan tingkat kepuasan pemakai.5

      

4 Muha ad A da’u,  Perpustakaa  se agai Pusat “u er Belajar ,   Juli   ja   .  WIB,  http://a dau uha ad. logspot. o.id/ / /perpustakaa ‐se agai‐pusat ‐su er.ht l     5 “utar o N“, Ma aje e  Perpustakaa  “uatu Pe dekata  Praktik ,  Jakarta : Pe er it “a itra  Media Uta a,  , hal :  iii. 


(17)

   

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas.6 Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan ketrampilan mendengar dan minat baca yang besar. Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdayaguna dan tepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab XII tentang Sarana dan Prasana Pendidikan Pasal 45 ayat 1 menyebutkan: “Setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik”.7 Hal ini semakin menguatkan keberadaan perpustakaan sekolah yang dewasa ini semakin dirasakan penting keberadaannya. Kebutuhan akan adanya perpustakaan yang mampu menunjang kegiatan belajar mengajar sebagai pusat kegiatan pelaksanaan kurikulum di sekolah semakin tinggi.

      

6 Masfifah,  Pe garuh Perpustakaa  Terhadap “is a ,   Juli   ja   .  WIB, 

http://bdksemarang.kemenag.go.i/pengaruh-perpustakaan-terhadap-siswa  

7 U da g‐U da g Repu lik I do esia No   Tahu    Te ta g “iste  Pe didika  Nasio al ,    Juli   ja   .  WIB,  http://sdm.data.kemendikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf  


(18)

   

SMP Negeri 6 Surabaya merupakan salah satu sekolah yang berhasil meraih sertifikat Sistem Manajemen Mutu (SMM) International Organization for Standardization (ISO) 9001:2000 dari Deutsche Gesellschaft zur Zertifizierung von Managementsystemen atau QS GmbH pada tanggal 13 Desember tahun 2007. Sebagai sekolah yang sudah menerapkan SMM ISO 9001:2000, tentu SMP Negeri 6 Surabaya ingin selalu memberikan pelayanan prima pelanggan dan melakukan perbaikan mutu secara berkesinambungan dalam proses pendidikan.

Penerapan SMM ISO dalam pendidikan merupakan hal yang penting. Dengan menerapkan SMM ISO di lembaga pendidikan, diharapkan mampu dan memastikan mutu tamatan pendidikan bisa hidup mandiri, diserap di dunia usaha,dan dunia industri serta mampu bersaing di dunia global yang berarti menggambarkan pencapaian Standar Nasional Pendidikan.8

Beberapa penelitian menunjukkan ada hubungan yang sangat positif antara perpustakaan dengan hasil belajar. Sebuah penelitian oleh Masfifah, menunjukkan bahwa perpustakaan mempunyai andil yang sangat signifikan pada prestasi pendidikan di sekolah.9 Begitu juga penelitian Refani, menunjukkan bahwa keberadaan perpustakaan sekolah sangat efektif sebagai sumber belajar terhadap hasil belajar peserta didik.10

      

8 D i Lestari Yu ia ati, Ma aje e  Mutu Terpadu I“O 9 : ,   Juli  , ja   .  WIB, 

http://dokumen.tips/documents/manajemen-mutu-terpadu-ISO-9001-2000.html    

9 Masfifah,  Pe garuh Perpustakaa  Terhadap “is a ,   Juli   ja   .  WIB, 

http://bdksemarang.kemenag.go.i/pengaruh-perpustakaan-terhadap-siswa 

10 Refa i A u Fauzia,  Efekti itas Pe ggu aa  Perpustakaa  “e agai “u er Belajar da  Hasil  Belajar “is a “e ester   Kelas XI Progra  “tudi Tata Busa a “MK “e‐Kota “e ara g , “kripsi, 


(19)

   

Namun penelitian tentang pengelolaan perpustakaan sekolah berbasis ISO belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, penelitian dengan judul “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya Berbasis Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000” ini perlu dilakukan untuk melihat bagaimana implementasinya?.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan pokok pikiran pada latar belakang masalah tersebut di atas, maka pembahasan pada penelitian ini dibatasi pada persoalan pengelolaan perpustakaan, yakni mengenai pengelolaan perpustakaan sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya dalam mengimplementasikan SMM ISO 9001:2000. Sedangkan unsur pengelolaan yang dimaksudkan adalah aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengelolaan perpustakaan sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan?

2. Bagaimana Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya?


(20)

   

3. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya?

4. Upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh pustakawan dalam mengatasi hambatan-hambatan ketika mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, secara umum penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengelolaan perpustakaan sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya yang meliputi aspek perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

2. Untuk mengetahui sejauh mana tahapan dan keberhasilannya dalam mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya.

3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya.


(21)

   

4. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan selama mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 dalam Pengelolaan Perpustakaan Sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang sudah dipaparkan di atas, maka diharapkan hasil penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Sebagai salah satu literatur teori keilmuan pengelolaan perpustakaan sekolah.

2. Secara Praktis a. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk menambah wawasan, pengalaman, dan pengetahuan tentang pelaksanaan pengelolaan perpustakaan sekolah di SMP Negeri 6 Surabaya, selain itu penelitian ini digunakan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam.


(22)

   

b. Bagi Pengelola Perpustakaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengelola perpustakaan dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan perpustakaan sekolah. c. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan pengelolaan perpustakaan sekolah.

d. Bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan bahan bacaan bagi mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam pada khususnya, dan mahasiswa UIN Sunan Ampel pada umumnya.


(23)

   

F. PENEGASAN ISTILAH

Judul penelitian merupakan gambaran ringkas tentang masalah yang akan diteliti. Agar tidak menjadi salah tafsir maka akan diberikan batasan-batasan pengertian mengenai istilah yang digunakan dalam penelitian yaitu :

1. Implementasi

Nurdin Usman dalam bukunya yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum mengemukakan pendapatnya mengenai implementasi sebagai berikut11 :

“Impementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan”.

Menurut Guntur setiawan dalam dalam bukunya yang berjudul Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut12:

“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana birokrasi yang efektif”.

Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan bahwa implementasi adalah proses untuk melaksanakan ide, proses,atau seperangkat aktivitas baru dengan harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian dalam tubuh       

11 Nurdi  Us a ,  Ko teks I ple e tasi Ber asis Kurikulu ,  Jakarta, Pe er it : PT Raja  Grafi do,  , hal :  . 

12 Gu tur “etia a ,  I ple e tasi Dala  Birokrasi Pe a gu a ,  Ba du g, Pe er it : Re aja  Rosdakar a Offset,  , hal :  . 


(24)

   

birokrasi dan terciptanya suatu tujuan yang bisa dicapai dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya.

Menurut Hanifah Harsono, implementasi merupakan suatu proses untuk melaksanakan kebijakan politik ke dalam administrasi. Pengembangan kebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.13

Dari penjelasan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan. Oleh karena itu, implementasi tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.

2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000

Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 menurut Gaspersz adalah sebagai berikut14 :

“Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan atau organisasi”.

      

13 Ha ifah Harso o,  I ple e tasi Ke ijaka  da  Politik ,  Ba du g, Pe er it : PT Mutiara  “u er Wid a,  , hal :  . 

14 Vi e t Gaspersz,  I“O 9 :  a d Co tu ial Quality I pro e e t ,  Jakarta : Pe er it PT.  Gra edia Pustaka Uta a,  , hal :  .   


(25)

   

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 mendefinisikan bagaimana instansi atau organisasi menerapkan prakten-praktek manajemen mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.

3. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Secara definitif, pengelolaan perpustakaan sekolah adalah segenap usaha pengkoordinasian segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah.15 4. SMP Negeri 6 Surabaya

SMP Negeri 6 Surabaya adalah salah satu sekolah menengah pertama negeri yang ditetapkan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. SMP Negeri 6 Surabaya beralamatkan di Jalan Jawa No. 24 Kota Surabaya Kecamatan Gubeng Kelurahan Gubeng Kode Pos 60281. Pada tanggal 13 Desember 2007 SMP Negeri 6 Surabaya telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000 dari Deutsche Gesellschaft zur Zertifizierung von Managementsystemen atau QS GmbH.16

      

15 I rahi  Bafadal,  Pe gelolaa  Perpustakaa  “ekolah,  Jakarta : Pe er it Bu i Aksara,  hal :  .  


(26)

   

G. SISTEMATIKA SKRIPSI

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup.

1. Bagian Pendahuluan

Menguraikan halaman judul, halaman pengesahan, halaman pernyataan, keaslian tulisan, abstrak, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

2. Bagian Isi

Terdiri dari 5 bab yaitu a. Bab I Pendahuluan

Menyajikan latar belakang, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika skripsi. Kegunaan pendahuluan dalam skripsi ini adalah mengantarkan permasalahan yang akan dibahas.

b. Bab II Landasan Teori

Menyajikan materi-materi yang mendukung dan melandasi penelitian, serta kerangka berfikir. Landasan teori mengungkapkan tentang : mutu, manajemen mutu, sistem manajemen mutu ISO, perpustakaan, perpustakaan sekolah, pengelolaan perpustakaan sekolah, implementasi


(27)

   

sistem manajemen mutu ISO dalam pengelolaan perpustakaan sekolah.

Landasan teori ini digunakan sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian dan sebagai pegangan dalam melaksanakan penelitian.

c. Bab III Metodologi Penelitian

Menjelaskan tentang cara yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik wawancara, teknik observasi langsung, teknik dokumentasi, dan teknik analisis data.

d. Bab IV Hasil Penelitian

Menyajikan data penelitian secara garis besar serta pembahasan sehingga mempunyai arti.

e. Bab V Penutup

Menyajikan rangkuman hasil penelitian yang ditarik dari analisa dan pembahasan. Saran menguraikan tentang perbaikan atau masukan dari peneliti untuk perbaikan yang berkaitan dengan penelitian.


(28)

   

3. Bagian Akhir Skripsi

Menyajikan tentang daftar pustaka, dan lampiran. a. Daftar Pustaka

Menyajikan tentang daftar buku yang berkaitan dengan penelitian.

b. Lampiran

Menyajikan kelengkapan-kelengkapan skripsi, memperjelas data, dan dokumentasi.


(29)

   

BAB II

LANDASAN TEORI A. Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000

1. Definisi Mutu

Mutu dianggap sebagai suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk di ukur. Mutu dalam pandangan seseorang terkadang bertentangan dengan mutu dalam pandangan orang lain, sehingga tidak aneh jika ada dua pakar yang tidak memiliki kesimpulan yang sama tentang bagaimana cara menciptakan institusi yang baik.

Mutu adalah sebuah hal yang berhubungan dengan gairah dan harga diri. Mutu adalah agenda utama dan menigkatkan mutu merupakan tugas yang paaling penting.1

Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan.2

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mutu didefinisikan sebagai (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf, atau derajat.3

Mutu (kualitas) meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.4

      

 Ed a d “allis,  Total Quality Ma age e t I  Edu atio  Model, Tek ik, da  I ple e tasi ya  ,  Yogyaka ta, Pe e it : I i“oD,  , hal :  .  

 I id, Hal :  . 

 http://k i. e .id/ utu/ / /  Diakses pada    Okto e   , ja   .   i .   

 Fa dy Tjipto o da  A astasia Dia a,  TQM : Total Quality Ma age e t ,  Yoyaka ta, Pe e it :   A di,  , hal  .   


(30)

   

Sedangkan Jerome S. Arcaro menyatakan bahwa “mutu adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.5

Edwards Deming mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian pasar atau yang dibutuhkan konsumen itu seperti apa? Perusahaan yang memiliki mutu (kualitas) adalah perusahaan yang dapat menguasai bagaimana dan apa yang dibutuhkan oleh konsumen.6

Philips B Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian dengan apa yang diisyaratkan. Sebuah produk dapat memiliki mutu atau kualitas, apabila sesuai dengan standarisasi mutu tersebut mencakup bahan baku sebuah produk dan mutu setelah menjadi barang jadi.7

Berdasarkan definisi mutu yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mutu adalah segala yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan, sehingga memberikan kepuasan atas penggunaan suatu produk. Suatu lembaga pendidikan dikatakan berhasil jika “hasil” dari lembaga pendidikan tersebut mampu memberikan kebutuhan atau kepuasan melebihi yang diharapkan pelanggan baik secara internal maupun eksternal.

      

 Je o e “. A a o, Pe didika  Ber asis Mutu : Pri sip‐pri sip Peru usa  da  Tata La gkah 

Pe erapa ,  Yogyaka ta, Pe e it : Pustaka Pelaja ,  et IV , hal :  . 

 Us atu  Khasa ah,  Pe gertia  Mutu Me urut Para Ahli da  Para Pakar ,   Okto e   ,  ja    .  WIB, http:// . ediapusat. o / / / /pe didika /pe ge tia ‐ utu‐

e u ut‐pa a‐ahli‐da ‐pa a‐paka .ht l    

 Us atu  Khasa ah,  Pe gertia  Mutu Me urut Para Ahli da  Para Pakar ,   Okto e   ,  ja    .  WIB, 

 http:// . ediapusat. o / / / /pe didika /pe ge tia ‐ utu‐ e u ut‐pa a‐ahli‐da ‐ pa a‐paka .ht l 


(31)

   

a. Definisi Manajemen Mutu

Manajemen mutu dapat dipahami sebagai filosofi perbaikan tanpa henti hingga tujuan organisasi dapat dicapai dan dengan melibatkan segenap komponen dalam organisasi tersebut.8

Kaizen dalam buku Total Quality Management In Education mendefinisikan “manajemen mutu sebagai proyek kecil yang berupaya untuk membangun kesuksesan, kepercayaan diri, dan mengembangkan dasar peningkatan selanjutnya”.9

Willy Susilo mendefinisikan manajemen mutu sebagai “upaya sistematis melalui fungsi perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan atau pengendalian serta tindak lanjut terhadap semua unsur organisasi, baik internal maupun eksternal yang tercakup dalam dimensi material, metode, mesin, dana, manusia, lingkungan, sasaran mutu yang telah ditetapkan dalam rangka memberikan kepuasan kepada pelanggan untuk masa sekarang maupun di masa mendatang”.10

Pada dasarnya, manajemen mutu dapat didefinisikan sebagai suatu cara meningkatkan performance secara terus menerus (continues performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam

      

 Ed a d “allis,  Total Quality Ma age e t I  Edu atio  Model, Tek ik, da  I ple e tasi ya,  IRCi“oD, Yogyaka ta,  , hal :  .   

 Ed a d “allis,  Total Quality Ma age e t I  Edu atio  Model, Tek ik, da  I ple e tasi ya,  IRCi“oD, Yogyaka ta,  , hal :  .  

 Willy “usilo,  Audit Mutu I ter al : Pa dua  Praktisi Ma aje e  Mutu da  Auditor Mutu 


(32)

   

setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan SDM modal yang tersedia.11

Berdasarkan beberapa definisi tentang manajemen mutu, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen mutu merupakan suatu aktivitas dan fungsi manajemen secara keseluruhan yang menentukan kebijaksanaan mutu dan tanggung jawab, serta mengimplementasikannya melalui alat-alat seperti perencanaan mutu (quality planning), pengendalian mutu (quality control), jaminan mutu (quality assurance), dan peningkatan mutu (quality improvement), dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang.

b. Definsi Sistem

Sebelum membahas definisi sistem manajemen mutu,penulis akan menjelaskan terlebih dahulu mengenai definisi sistem. Sistem merupakan sebuah kesatuan yang utuh dengan bagian-bagiannya yang tersusun secara sistematis yang mempunyai hubungan satu dengan yang lain, dan yang sesuai dengan konteksnya.12 Sedangkan Azhar Susanto menyatakan bahwa sistem adalah kumpulan atau group dari subsistem/bagian/komponen apapun baik fisik maupun non fisik yang

      

 Vi e t Gaspe sz,  Total Quality Ma age e t, Pustaka Uta a, Jaka ta,  , hal :  .   Made Pida te,  Ma aje e  Pe didika  I do esia , Bi a Aksa a, Jaka ta,  , hal :  .  


(33)

   

saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.13

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan bagian-bagian atau sub sistem - sub sistem yang disatukan dan dirancang untuk mencapai suatu tujuan.

c. Definisi Sistem Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu menurut Vincent Gaspersz adalah : “Sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan oleh pelanggan atau organisasi”.14

Sistem manajemen mutu mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek mutu secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen mutu :

a. Sistem manajemen mutu mencakup suatu lingkup yang luas dari aktivitas-aktivitas dalam organisasi modern. Kualitas atau mutu dapat didefinisikan melalui lima pendekatan utama : 1). Trancendent Quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan, 2). Product BasecQuality adalah suatu atribut       

 Azha  “usa to,  “iste  I for asi  Aku ta si , Li gga Jaya,  , hal :  .  

 Me upaka  defi isi da i sta da  I“O   u tuk “iste  Ma aje e  Kualitas Quality 

Ma age e t “yste , QM“ yaitu :  st uktu  o ga isasi, ta ggu g  ja a , p osedu ‐p osedu , 

p oses‐p oses, da  su e ‐su e  daya u tuk pe e apa   a aje e  kualitas atau  utu .   Vi e t Gaspe sz,  Total Quality Ma age e t , PT G a edia Pustaka Uta a, Jaka ta, Cet III, hal  :  . 


(34)

   

produk yang memenuhi kualitas, 3). User Based Quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk (barang dan/atau jasa), 4). Manufacturing Based Quality adalah kesesuaian terhadap persyaratan-persyaratan standar, dan 5). Value Based Quality adalah derajat keunggulan pada tingkst harga yang kompetitif.

b. Sistem manajemen mutu berfokus pada konsistensi dari proses kerja. Hal ini sering mencakup beberapa tingkat dokumentasi terhadap standar-standar kerja.

c. Sistem manajemen mutu berlandaskan pada pencegahan kesalahaan sehingga bersifat pro aktif, bukan pada deteksi kesalahan yang bersifat reakttif.

d. Sistem manajemen mutu mencakup elemen-elemen : tujuan (objectives), pelanggan (costumers), hasil-hasil (out puts), proses-proses (processes), masukan-masukan (inputs), pemasok (suppliers), dan pengukuran untuk umpan balik dan umpan maju (measurements for feedback and feed forward). Dalam akronim bahasa Inggirs dapat disingkat menjadi : SIPOCOM,- suppliers, inputs, processes, outputs, costumers, obcetives, measurements.15

      

 Vi e t Gaspe sz,  Total Quality Ma age e t, PT G a edia Pustaka Uta a, Jaka ta,  ,  hal :  ‐ . 


(35)

   

Dari definisi yang telah dikemukakan di atas mengenai sistem manajemen mutu, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem manajemen mutu merupakan suatu prosedur sistematis yang dilakukan oleh suatu organisasi perusahaan atau lembaga pendidikan untuk menerapkan manajemen mutu dalam rangka menjamin kesesuaian suatu produk dan organisasi atau perusahaan tersebut terhadap kebutuhan atau persyaratan yang ditentukan pelanggan atau organisasi secara konsisten.

2. Model Proses Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000 Model proses ISO 9001:2000 terdiri dari 5 (lima) bagian utama yang menggambarkan sistem manajemen organisasi, yaitu :

1. Sistem Manajemen Kualitas (Klausul 4 dari ISO 9001:2000) Klausul ini lebih menekankan pada kebutuhan untuk peningkatan terus-menerus (continual improvement). Manajemen organisasi harus menetapkan langkah-langkah untuk implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. 2. Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5 dari ISO 9001:2000)

Klausul ini lebih menekankan pada komitmen dari manajemen puncak menuju perkembangan dan penigkatan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Klausul ini juga memaksa keterlibatan manajemen puncak dengan kebutuhan-kebutuhan pelanggan, menetapkan kebijakan untuk mutu, menetapkan tujuan-tujuan mutu, perencanaan sistem


(36)

   

manajemen mutu, menetapkan tanggung jawab dan wewenang organisasi, mengangkat secara formal seseorang yang mewakili manajemen dan menjamin proses komunikasi internal yang tepat, serta harus melakukan peninjauan ulang sistem manajemen mutu.

3. Manajemen Sumber Daya (Klausul 6 dari ISO 9001:2000) Klausul ini menyatakan bahwa suatu organisasi harus menetapkan dan memberikan sumber daya-sumber daya yang diperlukan secara tepat, personel yang bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas harus didefinisikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 serta memiliki kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan yang relevan, pelatihan, ketrampilan, dan pengalaman.

4. Realisasi Produk (Klausul 7 dari ISO 9001:2000)

Klausul ini menyatakan bahwa organisasi harus menjamin bahwa proses realisasi produk berada di bawah pengendalian, agar memenuhi persyaratan produk.

5. Analisis, Pengukuran, dan Peningkatan (Klausul 8 dari ISO 9001:2000)

Menurut klausul ini, organisasi harus menetapkan rencana-rencana dan menerapkan proses-proses pengukuran, pemantauan, analisis, dan peningkatan yang diperlukan agar menjamin kesesuaian dari produk, menjamin kesesuaian dari


(37)

   

sistem manajemen mutu, dan menigkatkan terus-menerus efektivitas dari sistem manajemen mutu.16

Model Sistem Manajemen Mutu didasarkan pada proses yang ditunjukkan gambar 1, yang menggambarkan hubungan proses yang disajikan dalam klausul 4 sampai dengan klausul 8 dalam dokumen ISO 9001:2000. Gambar ini menunjukkan bahwa pelanggan memainkan peran berarti dalam menetapkan persyaratan sebagai masukan (input). Pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki penilaian informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan tentang apakah organisasi atau lembaga telah memenuhi persyaratan pelanggan.

Gambar 1. Model Proses Sistem Manajemen Mutu ISO

   

Input out put    

      

 Vi e t Gaspe sz,  I“O 9 :  a d Co ti ual Quality I prove e t , PT G a edia Pustaka  Uta a, Jaka ta,  , hal :  .  

Penyempurnaan Berkesinambungan Sitem Manajemen Mutu Pelanggan Persyaratan   Komitmen Manajemen Manajemen Sumber Daya Pengukuran, Analisis, dan Penyempurnaan Pelanggan Kepuasan  Realisasi Produk


(38)

   

3. Prinsip-Prinsip Dasar Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000

Untuk memimpin dan menjalankan suatu organisasi atau lembaga dengan sukses, para pemimpin (manajemen) hendaknya melakukan dengan cara-cara yang sistematis dan jelas. Sukses dapat dihasilkan dari implementasi dan pemeliharaan sebuah sistem manajemen yang dirancang untuk perbaikan kinerja (performance improvement) secara berkesinambungan.

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 disusun berlandaskan 8 (delapan) prinsip dasar. Prinsip-prinsip ini digunakan oleh top management untuk membantu meningkatkan kinerja dari sebuah organisasi atau lembaga. Berikut ini adalah 8 (delapan) prinsip dasar ISO 9001:2000.

1. Fokus Pelanggan

Organisasi atau lembaga sangat tergantung pada pelanggan. Karena itu, setiap organisasi atau lembaga harus memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan baik kebutuhan dan keinginan sekarang maupun yang akan datang. 2. Kepemimpinan

Pemimpin dari sebuah organisasi atau lembaga harus menetapkan tujuan dan arah dari organisasi atau lembaga. Selain itu, pemimpin dari organisasi atau lembaga harus


(39)

   

menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi atau lembaga.

3. Keterlibatan Personel

Keterlibatan personel merupakan faktor yang penting. Dengan melibatkan seluruh personel, manfaat yang diterima organisasi atau lembaga akan lebih besar. Manfaat-manfaat yang diperoleh apabila organisasi atau lembaga menerapkan prinsip keterlibatan personel adalah :

 Orang-orang dalam organisasi atau lembaga menjadi termotivasi, memberikan komitmen, dan terlibat.

 Orang-orang dalam organisasi atau lembaga menjadi lebih giat dalam melakukan inovasi agar tujuan-tujuan organisasi atau lembaga bisa tercapai.

 Orang-orang dalam organisasi atau lembaga menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kinerja mereka. 4. Pendekatan Proses

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Salah satu metode yang dipakai untuk pendekatan proses adalah PDCA. PDCA secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :


(40)

   

Plan : Terapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk menyerahkan hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan.

Do : Implementasi proses.

Check : Memantau dan mengukur proses terhadap kebijakan tujuan dan persyaratan bagi produk dan laporkan hasilnya.

Action : Lakukan tindakan perbaikan secara berkelanjutan.

5. Pendekatan Sistem terhadap Manajemen

Pengidentifikasian, pemahaman, dan pengelolaan dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efisiensi terhadap organisasi atau lembaga.

6. Peningkatan Terus – Menerus

Penigkatan terus-menerus dari kinerja organisasi atau lembaga secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi atau lembaga. Penigkatan terus menerus dilakukan untuk menigkatkan efektivitas organisasi atau lembaga dalam memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi atau lembaga tersebut.


(41)

   

7. Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan

Keputusan yang efektif adalah berdasarkan pada analisis data dan informasi. Analisis data dan informasi berguna untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah mutu dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, harus ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi dan efektivitas implementasi manajemen mutu.

8. Hubungan Pemasok yang Saling Menguntungkan

Suatu organisasi atau lembaga dan pemasoknya adalah saling menguntungkan, dan suatu hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama yang dapat menciptakan nilai tambah.17

4. Pentingnya Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001:2000

`Menghadapi gelombang globalisasi, terdapat dua pilihan bagi para pelaku organisasi dan lembaga, yaitu masuk dalam arena kompetisi atau keluar dari arena kompetisi. Kedua keputusan tersebut memiliki konsekuensi yang sama beratnya. Memasuki iklim kompetisi dan perdagangan bebas seperti itu, maka strategi kompetisi yang paling dapat diandalkan oleh pelaku organisasi atau lembaga adalah strategi mutu.

      

 Mulyo o,  Ma aje e  Ad i istrasi da  Orga isasi Pe didika , A ‐Ruzz Media, Yogyaka ta,  , hal :  ‐ .  


(42)

   

Setiap organisasi atau lembaga dalam konteks kompetisi global, harus bersaing dengan para pesaing lokal dan global. Peningkatan intensitas menuntut setiap organisasi atau lembaga untuk selalu memperhatikan dinamika kebutuhan, keinginan, dan preferensi pelanggan serta berusaha memenuhinya dengan cara-cara yang lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaingnnya.18

Perhatian setiap organisasi atau lembaga tidak lagi hanya terbatas pada produk saja, namun juga pada aspek proses, SDM, dan lingkungan. Oleh karena itu, para pelaku organisasi atau lembaga harus terus berusaha untuk mengembangkan konsepsi dan teknologi mutu sejalan dengan trend globalisasi agar dapat memenangkan persaingan dalam pasar global.

Penting tidaknya sistem manajemen mutu (SMM) ISO 9001 sangat dipengaruhi tiga faktor, yaitu : manajemen, wilayah pemasaran, dan tuntutan konsumen (pelanggan).19

Sistem manajemen mutu (SMM) dengan pembakuan ISO 9001 bisa diterapkan dalam bidang pendidikan. Menurut Sallis, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, dan Inggris pemikiran untuk menerapkan mutu model ISO telah dilakukan. Filosofi pendidikan mengatakan bahwa mutu pendidikan harus menjadi bagian dari sistem manajemen. Untuk mengarah ke dalam pembakuan mutu pendidikan sebagaimana yang       

 Fa dy Tjipto o, da  Ca d a G,  “ervi e, Quality, & “tatisfa tio , A di Offset, Yogyaka ta,  , hal :  .  

 Vi e t Gaspe sz,  I“O 9 :  a d Co ti ual Quality I prove e t , PT G a edia Pustaka  Uta a, Jaka ta,  , hal :  . 


(43)

   

dilakukan melalui sertifikasi ISO perlu ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi fokus penjaminan mutu.

Dalam upaya peningkatan mutu, pendidikan dipandang sebagai lembaga produksi yang menghasilkan jasa yang dibutuhkan oleh para pelanggannya. Mutu jasa yang dihasilkan ditentukan oleh sejauh mana dia memenuhi kebutuhan pelanggan. Agar jasa yang dihasilkan itu secara terus-menerus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan, maka feedback dari pelanggan sangat penting untuk dijadikan dasar dalam menentukan derajat mutu yang harus dicapai.

Untuk mencapai derajat mutu yang diinginkan itu, lembaga pendidikan hanya menggunakan SDM yang terdidik dan yang baik, serta sistem pengembangan produksi jasa yang memiliki nilai tambah yang memungkinkan pelanggan memperoleh kepuasan yang tinggi.

Penerapan sistem penjaminan mutu dalam manajemen mutu pendidikan diharapkan dapat memperkecil jurang kesenjangan mutu antar berbagai daerah. Lembaga pendidikan sebagai lembaga pelayanan atau jasa, dituntut untuk memberikan jaminan mutu kepada pelanggan eksternalnya yaitu masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.

Secara historis, perpustakaan merupakan institusi yang dikembangkan untuk menyediakan sumber-sumber informasi dengan jasa non nirlaba guna membantu mensukseskan sistem pendidikan nasional. Perpustakaan diharapkan dapat menyediakan layanan pendidikan yang tidak dapat dilakukan oleh keluarga dan masyarakat. Sehingga melalui


(44)

   

berbagai informasi yang tersedia di perpustakaan, masyarakat diharapkan dapat memiliki kemampuan dan terbebaskan dari keterbelakan informasi dan ilmu pengetahuan yang telah berkembang.

Penilaian kelayakan dan kinerja yang dilakukan terus-menerus dalam rangka melakukan perbaikan secara berkesinambungan dan peningkatan mutu perpustakaan tidak dapat dilepaskan dengan manajemen, khususnya manajemen mutu perpustakaan. Semua fungsi manajemen yang dijalankan oleh kepala perpustakaan diarahkan untuk memberi kepuasan kepada user. Semua ini dilaksanakan agar penyelenggara perpustakaan dapat memberi jaminan kepada para pemustakanya bahwa jasa yang disediakannya adalah jasa layanan yang bermutu.

ISO 9001:2000 dalam lembaga jasa seperti perpustakaan dikembangkan berdasarkan pada suatu model proses dengan muenggunakan delapan prinsip manajemen mutu yang menunjang suatu evolusi menuju lembaga perpustakaan yang baik dengan menekankan pada kepuasan pemustaka.

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan manajemen. Organisasi bisnis dan non bisnispun berlomba-lomba mencanangkannya sebagai salah satu tujuan strategiknya, misalnya melalui slogan-slogan seperti: “pelanggan adalah raja”, “kepuasan anda adalah tujuan kami”, dan sejenisnya.


(45)

   

Berdasarkan perihal tersebut, maka sistem manajemen mutu dianggap sangat penting dalam dunia perpustakaan, karena perpustakaan adalah sebuah wadah atau institusi penyedia sumber-sumber informasi dan sarana belajar masyarakat. Apabila sistem manajemen mutu bertujuan untuk memiliki relevansi terhadap perpustakaan, maka ia harus memberi penekanan pada penyediaan mutu layanan terhadap tiap-tiap pemustakanya. Sehingga lembaga perpustakaan dapat dikatakan berhasil dalam memberi kepuasan kepada pemustakanya.20

Semua organisasi yang ingin mempertahankan keberhasilannya harus berobsesi pada mutu.21 Mutu harus sesuai dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan. Mutu adalah keinginan pelanggan bukan keinginan perpustakaan. Tanpa mutu yang sesuai dengan keinginan pelanggan, perpustakaan akan kehilangan pemustakanya yang berakibat bubarnya perpustakan tersebut. Oleh karena itu, sistem manajemen mutu sangatlah diperlukan dalam dunia perpustakaan.

B. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah 1. Definisi Pengelolaan

Dalam bahasa Inggris, management mempunyai pengertian yang sama dengan pengelolaan yang berarti pengaturan atau pengurusan.22 Jika pengelolaan mempunyai arti yang sepadan dengan manajemen,       

 Ed a d “allis,  Total Quality Ma age e t   TQM , A di Offset, Yogyaka ta,  , hal :  .    Us a  Husai i,  Ma aje e : Teori, Praktik, da  Riset Pe didika , Bu i Aksa a, Jaka ta,  ,  hal :  .  

 “uha si i A iku to,  Orga isasi da  Ad i istrasi Pe didika  Tek ologi da  Kejurua , PT Raja  G afi do Pe sada, Jaka ta,  , hal :  .  


(46)

   

selanjutnya Hani Handoko mengemukakan : “Pengelolaan atau manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.23

Nanang Fattah mengartikan manajemen sebagai “proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien”.24

Berdasarkan definisi pengelolaan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Dalam hal ini pengelolaan lebih mengarah pada pengelolaan perpustakaan, Jo Bryson yang dikutip oleh Lasa HS mengartikan pengelolaan perpustakaan sekolah adalah “upaya pencapaian tujuan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi, sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran dan keahlian”.25 Dalam pengertian ini ditekankan bahwa untuk mencapai tujuan diperlukan sumber daya manusia dan sumber daya non       

  Ha i Ha doko,  Ma aje e  Edisi Kedua , BPFE‐Yogyaka ta, Yogyaka ta,  , hal :  .    Na a g Fattah,  La dasa  Ma aje e  Pe didika , PT Re aja Rosdaka ya, Ba du g,  ,  hal :  . 


(47)

   

manusia yang berupa sumber dana, teknik, fisik, perlengkapan, alam, informasi, ide, peraturan-peraturan, dan teknologi. Sumber daya tersebut dikelola melalui proses manajemen, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang diharapkan mampu mengeluarkan produk berupa barang atau jasa.

Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, untuk mencapai tujuan organisasi dibutuhkan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Kegiatan ini disebut fungsi pengelolaan atau fungsi manajemen. Fungsi pengelolaan atau fungsi manajemen ini akan diuraikan pada sub bab berikutnya.

a. Perencanaan (Planning)

Salah satu fungsi manajemen yang memiliki peran penting dalam proses pencapaian tujuan suatu organisasi adalah fungsi perencanaan (planning). Sesuai dengan pendapat George R Terry yang diterjemahkan oleh J. Smith menyatakan bahwa “Perencanaan merupakan pemilihan dan menghubungkan fakta, menggunakan asumsi-asumsi tentang masa depan dalam membuat visualisasi dan perumusan kegiatan yang diusulkan dan memang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan”.26 Lasa HS dalam bukunya Manajemen Perpustakaan mengemukakan bahwa “Perencanaan merupakan aktivitas yang menyangkut pembuatan keputusan tentang apa yang akan dilakukan,       

 Geo ge  R Te y  J “ ith D.F.M. te je aha ,  Pri sip‐Pri sip Ma aje e , PT Bu i Aksa a,  Jaka ta,  , hal :  . 


(48)

   

bagaimana cara melaksanakannya, kapan pelaksanaannya, dan siapa yang akan bertanggung jawab atas pelaksanaannya”.27

Menurut Siswanto, perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan cakupan pencapaiannya.28 Dalam hal ini, merencanakan berarti mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya (other resources) untuk mencapai tujuan. Sejalan dengan pengertian tersebut, Hani Handoko menyatakan bahwa “Perencanaan (planning) adalah a). Pemilihan atau penetapan tujuan organisasi, b). Penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, program prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan”.29

Berdasarkan batasan-batasan tentang perencanaan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu proses kegiatan yang menentukan apa yang akan dilakukan pada masa yang akan datang dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan yang matang dan jelas dapat dijadikan sebagai pedoman dan standar kerja dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Tanpa adanya perencanaan yang baik, maka pelaksanaan dan perkembangan perpustakaan juga ikut terhambat. Oleh karena itu, fungsi perencanaan sangat berpengaruh       

 Lasa Hs,  Ma aje e  Pepustakaa , Ga a Media, Yogyaka ta,  ,  hal :  .   “is a to H.B.  Pe ga tar Ma aje e , PT Bu i Aksa a, Jaka ta,  , hal :  .   Ha i Ha doko,  Ma aje e  Edisi Kedua , BPFE‐Yogyaka ta, Yogyaka ta,  , hal :  .  


(49)

   

terhadap keberhasilan fungsi manajemen lainnya dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan dilakukan dengan tahapan-tahapan tertentu agar dapat menghasilkan rencana yang efektif. Menurut Hani Handoko, ada empat tahap dasar perencanaan30:

1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Perencanaan dimulai dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.

2. Merumuskan keadaan saat ini. Pemahaman akan posisi perusahaan atau organisasi dari tujuan yang hendak dicapai atau sumber daya-sumber daya yang tersedia untuk pencapaian tujuan adalah sangat penting karena tujuan dan rencana menyangkut waktu yang akan datang. Pada tahap ini memerlukan informasi terutama keuangan dan data statistik yang didapatkan melalui komunikasi dalam organisasi.

3. Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan. Segala kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuannya atau mungkin menimbulkan masalah. 4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk

mencapai tujuan. Tahap terakhir dalam proses perencanaan

      


(50)

   

meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Perencanaan dapat berjalan dengan baik, apabila telah ditetapkan dan persyaratan perencanaan juga diperhatikan. Menurut Djati Julitriarsa, ada lima syarat perencanaan yang baik, yaitu: a). Berdasarkan alternatif, b). Harus realistis, c). Rencana harus ekonomis, d). Rencana harus fleksibel, dan e). Dilandasi partisipasi.31

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan khususnya dalam pengelolaan perpustakaan dilakukan dengan memperhatikan syarat-syarat dan langkah-langkah yang benar sehingga rencana yang telah disusun dapat terlaksana dengan baik.

b. Pengorganisasian (Organizing)

Rencana-rencana yang telah disusun dapat terlaksana apabila terdapat suatu organisasi yang akan melaksanakan rencana tersebut dengan sukses. George R Terry yang diterjemahkan oleh J. Smith mengemukakan: “Pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses”.32

      

 Djati Julit iasta da  Joh  “up iha to,  Ma aje e  U u  “e uah Pe ga tar , BPFE‐ Yogyaka ta, Yogyaka ta,  , hal :  . 

 Geo ge  R Te y  J “ ith D.F.M. te je aha ,  Pri sip‐Pri sip Ma aje e , PT Bu i Aksa a,  Jaka ta,  , hal :  . 


(51)

   

Pengorganisasian menurut Hani Handoko adalah sebagai berikut: “pengorganisasian (organizing) adalah: a). Penetuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan, b). Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat “membawa” hal-hal tersebut ke arah tujuan, c). Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian, dan d). Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya”.

Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh elemen-elemen dalam suatu lembaga. Penyatuan langkah ini penting agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses pengorganisasian perpustakaan akan dapat berjalan dengan baik apabila memililki sumber daya, sumber dana, prosedur, koordinasi, dan pengarahan pada langkah-langkah tertentu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian menyangkut penentuan pekerjaan, pembagian kerja, penetapan mekanisme untuk mengkoordinasikan kegiatan.

c. Pelaksanaan (Actuating)

Setelah perencanaan dan pengorganisasian selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya yang perlu ditempuh dalam manajemen adalah mewujudkan rencana. Perwujudan dari sebuah rencana akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana apabila dilakukan tindakan untuk mencapainya. Langkah untuk mewujudkan rencana agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan rencana adalah pelaksanaan atau


(52)

   

biasa disebut dengan actuating. George R Terry yang diterjemahkan oleh J. Smith mengemukakan: “Actuating disebut juga gerakan aksi mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manager untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan-tujuan dapat tercapai”.33

Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas, dan tanggung jawabnya.

Actuating sering disebut dengan berbagai nama, salah satunya directing atau pengarahan. Siswanto menyatakan: “Pengarahan merupakan suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan”.34 Sedangkan Hani Handoko mengemukakan bahwa: “Fungsi pengarahan secara sederhana adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan”.35

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengarahan adalah upaya memberi petunjuk sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana       

 Geo ge  R Te y  J “ ith D.F.M. te je aha ,  Pri sip‐Pri sip Ma aje e , PT Bu i Aksa a,  Jaka ta,  , hal :  . 

 “is a to H.B.  Pe ga tar Ma aje e , PT Bu i Aksa a, Jaka ta,  ,  hal :  .   Ha i Ha doko,  Ma aje e  Edisi Kedua , BPFE‐Yogyaka ta, Yogyaka ta,  , hal :   . 


(53)

   

dengan sukses. Pengarahan dalam perpustakaan juga harus dilakukan sesuai dengan berpedoman pada perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya, sehingga apa yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.

d. Pengawasan (Controlling)

Fungsi manajemen tidak akan efektif tanpa adanya fungsi pengawasan (controlling). Pengawasan dilakukan untuk mengendalikan pelaksanaan tujuan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut George R Terry dalam bukunya Prinsip-Prinsip Manajemen yang diterjemahkan oleh J. Smith, mengendalikan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan.36 Pengendalian berorientasi pada obyek yang dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju sasaran yang ingin dicapai.

Hani Handoko menyatakan: “Pengawasan (controlling) adalah penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan”.37

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan yang sedang atau sudah berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan pengelolaan perpustakaan digunakan untuk mengetahui aspek kegiatan yang       

 Geo ge  R Te y  J “ ith D.F.M. te je aha ,  Pri sip‐Pri sip Ma aje e , PT Bu i Aksa a,  Jaka ta,  , hal :  .  


(54)

   

dilaksanakan apakah sesuai dengan perencanaan atau tidak. Pengawasan yang dilakukan terhadap suatu kegiatan bukannya untuk mencari kesalahan dari pekerjaan atau organisasi, namun merupakan pengukuran dan koreksi terhadap semua aktivitas untuk mengetahui bahwa semua tingkat tujuan telah benar-benar dilaksanakan.

Pengawasan mempunyai sasaran untuk melakukan pencegahan dan atau perbaikan ketidaksesuaian atau perbedaan-perbedaan, kesalahan-kesalahan, dan berbagai kelemahan dari suatu pelaksanaan tugas dan wewenang. Pengawasan pengelolaan perpustakaan dapat digunakan untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, dan kegagalan untuk kemudian dilakukan kegiatan perbaikan dan mencegah terulang kembali kesalahan-kesalahan, dan untuk menjaga agar pelaksanaannya tidak berbeda dengan rencana yang telah ditetapkan.

Ada tiga tipe dasar pengawasan menurut Hani Handoko, yaitu38: 1. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control)

Pengawasan pendahuluan dirancang untuk mengantisipasi kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan dari tujuan, dehingga memungkinkan koreksi sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif apabila informasi yang didapat akurat dan tepat waktu dalam mengetahui perubahan akan tujuan yang dicapai.

      


(55)

   

2. Pengawasan yang Dilakukan Bersamaan dengan Pelaksanaan Kegiatan (Concurrent Control)

Pengawasan ini dilakukan ketika kegiatan sedang berlangsung sehingga dapat diketahui kendala dan kesulitan yang muncul saat pelaksanaan. Dengan demikian, dapat dicari solusi guna mengatasi kesulitan yang ada dan memperbaiki kesalahan yang terjadi agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

3. Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control)

Pengawasan ini dilakukan setelah kegiatan selesai dengan pengukuran terhadap hasil yang diperoleh. Penyimpangan atau kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan digunakan sebagai acuan agar tidak terjadi kesalahan serupa.

Pengelolaan perpustakaan tidak akan selalu berjalan dengan lancar, maka dari itu perlu adanya kegiatan pengawasan. Ketiga jenis pengawasan ini sangat diperlukan dalam peningkatan pengelolaan perpustakaan. Pengelola harus mengetahui situasi dan kondisi agar dapat memilih jenis pengawasan yang paling tepat, sehingga pencapaian tujuan sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.


(56)

   

2. Perpustakaan Sekolah

a. Definisi Perpustakaan Sekolah

Sulistiyo Basuki menyatakan bahwa “Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan utama membantu sekolah untuk mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya”.39

Dalam Harrod’s Librarians’s Glossary and Reference Book, perpustakaan sekolah didefinisikan sebagai “an organized collection of books placed in a school for the use of teachers or pupils, but usually for pupils. It may comprise books of reference and/or books for home reading, and be in the care of a professional librarian, or teacher librarian”. “Perpustakaan sekolah merupakan koleksi buku yang diorganisasi dan ditempatkan di sekolah untuk digunakan oleh gurudan murid, biasanya oleh murid. Terdiri dari buku referensi dan buku yang dapat dipinjam untuk dibaca di rumah dan dikelola oleh pustakawan profesional, guru, atau guru pustakawan”.40

Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329:2009 mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai:

“Perpustakaan yang berada pada satuan pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan merupakan pusat       

 “ulistiyo Basuki,  Pe ga tar Il u Perpustakaa , PT G a edia  Pustaka Uta a, Jaka ta,  ,  hal :  ‐ . 

 Ha od, Leo a d Mo ta ue. Ray P ythe h,  Harrod’s Li raria s’s Glossary a d Refere e  Book, Go e  Pu lishi g, E gla d,  . 


(57)

   

sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan”.41

Menurut Ibrahim Bafadal, “Perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku, maupun bukan buku yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruangan sehingga dapat membantu siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah”.42

Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang perpustakaan sekolah, maka dapat disimpulkan bahwa perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu lembaga sekolah yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi dan membantu siswa dan guru-guru dalam proses belajar-mengajar di sekolah.

b. Fungsi Perpustakaan Sekolah

American Library Association menyatakan bahwa “Perpustakaan sekolah berfungsi membantu program pendidikan pada umumnya, serta sesuai dengan tujuan kurikulum masing-masing. Mengembangkan kemampuan siswa menggunakan sumber informasi. Bagi guru, perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk membantu guru

      

 DEPDIKNA“,  “ta dar Nasio al I do esia 7 9: 9 Te ta g Perpustakaa  “ekolah , Bada   “ta da isasi Nasio al, Jaka ta,  . 

 I ahi  Bafadal,  Pe gelolaa  Perpustakaa  “ekolah Cet  , Bu i Aksa a, Jaka ta,  , hal :  ‐ .  


(58)

   

mengajar, juga tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan. Hal ini karena perpustakaan melayani dua masyarakat, yaitu siswa dan guru.43

Perpustakaan sekolah sebagai perlengkapan pendidikan yang merupakan bagian yang terpadu dalam sistem kurikulum mempunyai tugas:

1. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar dan mengajar.

2. Mewujudkan suatu wadah pengetahuan dengan aadministrasi dan organisasi yang sesuai, sehingga memudahkan penggunanya.

3. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat guna untuk kegiatan konsultasi bagi pengajar dan pelajar.

4. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera serta meningkatkan daya kreatif.

5. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik, sehingga pengajar dan pelajar tertarik dan dapat menjadi terbiasa dalam menggunakan pepustakaan.44

Sedangkan Lasa HS membagi fungsi perpustakaan sekolah sebagai media pendidikan, tempat belajar, penelitian sederhana, pemanfaatan informasi, kelas alternatif, dan sumber informasi.

      

 A e i a  Li a y Asso iatio ,  ALA World E y lopedia of Li rary I for atio  “ervi es , ALA,  U“A,  . 

 Pe pustakaa  Nasio al,  Perpustakaa  “ekolah: Petu juk u tuk Me i a, Me akai, da  


(59)

   

1. Pendidikan

Bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar, buku rujukan, kumpulan soal, film, globe, dan lainnya. Bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam aktivitas sekoalh sebagai proses pendidikan secara mandiri. Para guru bisa memperoleh materi yang akan disampaikan kepada siswa. Para siswa pun bisa memperoleh bacaan sebagai bentuk pengembangan diri. Mereka bisa memilih bacaan-bacaan yang disukai.

2. Tempat Belajar

Di perpustakaan sekolah, para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri atau belajar kelompok. Mereka bisa membentuk grup-grup diskusi. Untuk itu, perpustakaan sekolah disediakan ruang untuk diskusi kelompok. Siswa-siswa yang ingin menggunakan ruangan dapat mendaftarkan diri terlebih dahulu.

3. Pemanfaatan teknologi informasi

Dalam memperlancar proses belajar-mengajar, perlu pemanfaatan teknologi informasi. Akan lebih pas apabila perpustakaan sekolah dimanfaatkan sebagai media aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah perlu menyediakan internet, pangakalan buku dalam bentuk CD, penyediaan buku elektronik


(60)

   

(e-books), jurnal elektronik (e-journal), ensiklopedi elektronik, dan lainnya.

4. Kelas alternatif

Dalam penataan ruang, perpustakaan sekolah perlu adanya ruangan yang difungsikan sebagai ruang kelas. Ruangan ini dapat digunakan sebagai ruang pertemuan dan kelas cadangan untuk mata pelajaran tertentu

5. Sumber informasi

Melalui koleksi perpustakaan sekolah, para civitas sekolah dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa, geografis, literatur, dan informasi lain. Sumber-sumber informasi bisa didapat melalui kamus, ensiklopedi, handbook, alamanak, indeks, sumber geografi, bibliografi, buku tahunan, dan internet. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah harusnya menyediakan fasilitas internet.45 Yusuf dan Suhendar dalam (Andi Prastowo), mengungkapkan secara lebih lengkap dan detail bahwa fungsi umum perpustakaan sekolah meliputi edukatif, informatif, rekreasi, dan riset atau penelitian sederhana yang terinci sebagai berikut46:

      

 Lasa H“,  Ma aje e  Perpustakaa  “ekolah , Pi us Book Pu lishe , Yogyaka ta,  , hal :  .   A di P asto o,  Ma aje e  Perpustakaa  “ekolah Profesio al, Di a P ess, Yogyaka ta,  ,  hal :  ‐ .  


(61)

   

1. Fungsi Edukatif

Fungsi edukatif bermakna bahwa perpustakaan sekolah diharapkan dapat membiasakan siswa secara mandiri tanpa bimbingan guru, baik secara individual maupun kelompok. Keberadaan perpustakaan sekolah juga dapat meningkatkan minat membaca siswa.

2. Fungsi Informatif

Ini sangat berhubungan erat dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” tentang hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru untuk memberikan informasi atau keterangan yang diperlukan oleh siswa.

3. Fungsi Rekreasi

Sebagai pusat rekreasi, perpustakaan berfungsi sebagai sarana yang menyediakan bahan-bahan yang mengandung unsur hiburan yang diharapkan timbul ide-ide baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan daya kreasi para pemakai perpustakaan sekolah.

4. Fungsi Riset atau Penelitian Sederhana

Maksud dari fungsi ini adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Segala jenis informasi disimpan di perpustakaan ini.


(62)

   

5. Fungsi Tanggung Jawab Administratif

Fungsi ini termasuk penerapan sanksi terhadap siswa yang terlambat mengembalikan buku. Begitu pula bagi yang meminjam dan menghilangkannya. Semua ini, selain untuk melatih dan mendidik siswa untuk bertanggung jawab, juga untuk melatih membiasakan mereka bersikap dan bertindak secara administratif.

Berdasarkan beberapa deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebuah perpustakaan sekolah tentunya harus memiliki kelima fungsi diatas, agar organisasi perpustakaan sekolah dapat melakukan visi, misi, dan fungsinya sebagai sarana penunjang belajar yang efektif, dan juga memberikan dampak yang positif terhadap proses pembelajaran dan perkembangan siswa secara aktif dalam bertukar pikiran, informasi, interpretasi, dan juga kerjasama.

c. Unsur-Unsur Perpustakaan Sekolah

Unsur-unsur perpustakaan sekolah bisa dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengguna.

2. Koleksi.

3. Sumber Daya Manusia.

4. Sistem dan Manajemen Perpustakaan.

Sistem-sistem dan manajemen perpustakaan meliputi:


(63)

   

 Sistem layanan baca.

 Sistem layanan pinjam.

 Tata tertib perpustakaan.

 Manajemen koleksi.

 Manajemen sarana prasana.

 Manajemen anggaran dan keuangannya.

 Manajemen SDM.

 Manajemen kerjasama komunikasi dan koordinasi. 5. Sarana Prasana.47

Sebuah rencana pendanaan yang matang akan membantu kita meyakinkan dewan sekolah atau pemilik sekolah untuk menyetujui dan juga sebagai bukti akuntabilitas dari program-program perpustakaan, dan langkah selanjutnya apabila sudah disetujui, maka tugas dari pengelola perpustakaan untuk merancang dan mengawal penggunaan dan yang sudah diajukan. Selain itu kegiatan pendanaan ini sangat erat kaitannya dengan sebuah kegiatan pengadaan. Pengadaan di perpustakaan dapat meliputi pengadaan koleksi, fasilitas, ruangan, alat, maupun yang lainnya.

Di masa sekarang ini, informasi sudah sangat cepat beredar dan begitu pula sangat mudah mendapatkannya, teknologi informasi berkembang megikuti tren yang beredar di masyarakat, perubahan budaya, cara penelusuran informasi melalui membaca buku bergeser       

 “uda oto A dul Haki , ed.,  Pe ga tar Ma aje e  Perpustakaa  Madrasah , Fakultas Ada   da  Hu a io a UIN “ya if Hidayatullah‐Jaka ta, Jaka ta,  , hal :  ‐ .  


(64)

   

menjadi budaya online browsing informationatau penelusuran informasi secara online. Hal ini memang mempunyai segi positif, yaitu meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi informasi, namun bila dilihat dari dampak negatifnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan perpustakaan, yakni:

 Kurangnya minat membaca buku.

 Manipulasi data.

 Berkurangnya minat kunjungan ke perpustakaan sekolah.

 Timbulnya pola belajar instan, tanpa membaca buku.

 Tidak optimalnya penerapan manajemen pada perpustakaan sekolah.

d. Definsi Pengelolaan Perpustakaan Sekolah

Ibrahim Bafadal mendefinisikan pengelolaan perpustakaan sekolah sebagai “Segenap usaha pengkoordinasian segala kegiatan yang berhubungan dengan penyelenggaraan perpustakaan sekolah”.48

Tugas pokok dari perpustakaan sekolah menurut Noerhayati S adalah “The preservation of knowledge, artinya mengumpulkan, memelihara dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan/gagasan manusia dari zaman ke zaman”.49 Dalam proses kerjanya, unit-unit kerja yang paling tampak adalah unit pelayanan teknis dan unit pelayanan       

 I ahi  Bafadal,  Pe gelolaa  Perpustakaa  “ekolah Cet  , Bu i Aksa a, Jaka ta,  , hal :  .  


(1)

   

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hakim, Sudarnoto ed. 2005. “Pengantar Manajemen Perpustakaan

Madrasah”. Jakarta. Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah.

American Library Association.1986. “ALA World Encyclopedia of Library

Information Services”.ALA. USA.

Arcaro, Jerome S. “Pendidikan Berbasis Mutu : Prinsip-prinsip Perumusan dan

Tata Langkah Penerapan”. Yogyakarta. Pustaka Pelajar, cet IV.

Arikunto, Suharsimi. 1998. “Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan”. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada.

Ayu Fauzia, Refani. 2011 . “Efektivitas Penggunaan Perpustakaan Sebagai

Sumber Belajar dan Hasil Belajar Siswa Semester 1 Kelas XI Program Studi Tata Busana SMK Se-Kota Semarang”. Skripsi. Semarang. Universitas Negeri Semarang.

Bafadal, Ibrahim. 2005. “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Cet 4”. Jakarta.

Bumi Aksara.

Basuki, Sulistiyo. 1991. “Pengantar Ilmu Perpustakaan”. Jakarta. PT Gramedia

Pustaka Utama.

Bungin Burhan. “Metodologi Penelitian Sosial : Format-format Kualitatif dan

Kuantitatif”.

Cevilla Convelo G, dkk. 1993. “Pengantar Metode Penelitian”. Jakarta.

Universitas Indonesia.

Danim, Sudarwan. 2003. “Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan”.


(2)

   

DEPDIKNAS. 2009. “Standar Nasional Indonesia 7329:2009 Tentang

Perpustakaan Sekolah”. Jakarta. Badan Standarisasi Nasional.

Fattah, Nanang. 2004. “Landasan Manajemen Pendidikan”. Bandung. PT Remaja

Rosdakarya.

Gaspersz, Vincent. 2001. “Total Quality Management”. Jakarta. Pustaka Utama.

Gaspersz, Vincent. 2001. “ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvement”.

Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama.

Hadi Sutrisno. 1987. “Metodologi Reseach”. Yogyakarta. Fakultas UGM.

Handoko, Hani. 2008. “Manajemen Edisi Kedua”. Yogyakarta.

BPFE-Yogyakarta.

Harsono, Hanifah. 2002. “Implementasi Kebijakan dan Politik”. Bandung. PT

Mutiara Sumber Widya.

H.B, Siswanto. 2007. “Pengantar Manajemen”. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Hs, Lasa. “Manajemen Pepustakaan”. 2005. Yogyakarta. Gama Media.

Husaini, Usman. 2006. “Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan”.

Jakarta. Bumi Aksara.

Irawan Prasetya. 2004. “Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan

Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula”. Jakarta. STIA-LAN Press.


(3)

   

Julitriasta, Djati dan John Suprihanto. 2001. “Manajemen Umum Sebuah

Pengantar”. Yogyakarta. BPFE-Yogyakarta.

Leonard Montaque, Harrod. Ray Prytherch. 1990. “Harrod’s Librarians’s

Glossary and Reference Book”. England. Gower Publishing.

Mardalis. 1996. “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal”. Jakarta. Bumi

Aksara.

Moleong Lexy J. 2007. “Metodologi Penelitian Kualitatif”. Bandung. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana Deddy. 2004. “Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu

Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya)”. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyono. 2008. “Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan”.

Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Noerhayati S. 1987. “Pengelolaan Perpustakaan”. Bandung. Alumni.

NS, Sutarno. 2004. “Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik”.

Jakarta. Samitra Media Utama.

Perpustakaan Nasional. 1994. “Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina,

Memakai, dan Memelihara Perpustakaan di Sekolah”. Jakarta. Perpustakaan Nasional RI.


(4)

   

Prastowo, Andi. 2012. “Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional”.

Yogyakarta. Diva Press.

Sallis, Edward. 2008. “Total Quality Management (TQM)”. Yogyakarta. Andi

Offset.

Sallis, Edward. 2015. “Total Quality Management In Education Model, Teknik,

dan Implementasinya ”. Yogyakarta. IrciSoD.

Setiawan, Guntur. 2004. “Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan”.

Bandung. Remaja Rosdakarya Offset.

Singarimbun, dkk. 1989. “Metode Penelitian Survei”. Jakarta. LP3S.

Soeratno. 1995. “Metodologi Penelitian”. Yogyakarta. UUP AMP YKPN.

Suardi, Rudi. 2003. “Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Penerapannya

Untuk Mencapai TQM”. Jakarta. PPM.

Sudarto. 1995. “Metodologi Penelitian Filsafat”. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Susanto, Azhar. 2013. “Sistem Informasi Akuntansi”. Lingga Jaya.

Suprayogo Imam, dan Tobroni. 2001. “Metodologi Penelitian Sosial Agama cet

1”. Bandung. Remaja Rosdakarya.

Susilo, Willy. 2003. “Audit Mutu Internal : Panduan Praktisi Manajemen Mutu

dan Auditor Mutu Internal”. PT Vorqi Statama Binamega, cet I.

Terry, George R (J Smith D.F.M. terjemahan). 2000. “Prinsip-Prinsip


(5)

   

The Liang Gie. 1970.“Administrasi Perkantoran Moodern jilid II”. Yogyakarta.

Radya Indria.

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2000. “TQM : Total Quality Management”.

Yoyakarta. Andi.

Tjiptono, Fandy dan Candra G. 2006. “Service, Quality, & Statisfaction”.

Yogyakarta. Andi Offset.

Usman, Nurdin. 2002. “Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum”. Jakarta. PT

Raja Grafindo.

Yamit, Zuliana. 2001. “Manajemen Kualitas( Produk dan Jasa)”. Ekonisia.

Yogyakarta.

REFERENSI INTERNET

Badan Standarisasi Nasional. “Standar Nasional Indonesia : Sistem Manajemen

Mutu”. 08 Desember 2016. Jam 10:25 WIB.

http://bpsmph.org/wp-content/uploads/2016/04/sni_iso9001_2008.pdf

Dwi Lestari Yuniawati. “Manajemen Mutu Terpadu ISO 9001:2000”. 29 Juli

2016. Jam 11.10 WIB. http://dokumen.tips/documents/manajemen-mutu-terpadu-ISO-9001-2000.html

http://kbbi.web.id/mutu/2016/10/10 Diakses pada 10 Oktober 2016. Jam 12.51 wib.

Kahayan Wijaya. “Pengertian ISO dan Macam-Macam ISO” 19 Mei 2016. Jam

15:16 WIB. http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-ISO

-dan-macam-macam-ISO.html

Kamus Besar Bahasa Indonesia. “Implementasi”. 26 Agustus 2016. Jam 06.26


(6)

   

Masfifah. “Pengaruh Perpustakaan Terhadap Siswa”. 29 Juli 2016. Jam 11.09

WIB. http://bdksemarang.kemenag.go.i/pengaruh-perpustakaan-terhadap-siswa

Muhammad Abda’u. “Perpustakaan sebagai Pusat Sumber Belajar”. 29 Juli

2016. Jam 11.09 WIB.

http://abdaumuhammad.blogspot.co.id/2013/06/perpustakaansebagaipusat -sumber.html

Profil sekolah SMP Negeri 6 Surabaya.

http://smpn6sby.sch.id/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah% 20Singkat

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. 29 Juli 2016. Jam 15.33 WIB.

http://sdm.data.kemendikbud.go.id/SNP/dokumen/undang-undang-no-20-tentang-sisdiknas.pdf

Uswatun Khasanah. “Pengertian Mutu Menurut Para Ahli dan Para Pakar”. 20

Oktober 2016. Jam 01.39 WIB.

http://www.mediapusat.com/2013/12/18/pendidikan/pengertian-mutu-menurut-para-ahli-dan-para-pakar.html


Dokumen yang terkait

PENGELOLAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAHDI SMP NEGERI 1 NGADIROJO PACITAN Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah Di SMP Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 3 12

PENGELOLAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAHDI SMP NEGERI 1 NGADIROJO PACITAN Pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah Di SMP Negeri 1 Ngadirojo Pacitan.

0 4 13

PENDAHULUAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI SEKOLAH BERBASIS MUTU (Studi Situs SMP Negeri 1 Gemolong Sragen).

0 0 7

PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PENGELOLAAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2000 PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( Studi Situs SMK Negeri 5 Surakarta ).

0 0 14

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 0 11

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN SEKOLAH RSBI DI SMP NEGERI 1 PURWODADI BERBASIS MBS (MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH) Pengelolaan Pembelajaran Sekolah Rsbi Di SMP Negeri 1 Purwodadi Berbasis MBS (Manajemen Berbasis Sekolah).

0 4 22

Tingkat Kepuasan Pemustaka Terhadap Mutu Pelayanan Perpustakaan Berbasis Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008.

0 0 2

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 35 SURABAYA.

0 0 85

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB PADA SMP NEGERI 35 SURABAYA.

1 2 85

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001 : 2008 DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN ( Studi Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 di SMK Negeri 2 Magetan).

0 1 16