Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bangkai ayam di Desa Tambaagung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep.

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI BANGKAI
AYAM UNTUK PAKAN IKAN LELE DI DESA TAMBA AGUNG
TENGAH KECAMATAN AMBUNTEN SUMENEP

SKRIPSI
Oleh
Saiful Bahri
NIM. C02212039

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Perdata Islam
Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)
Surabaya
2017

ABSTRAK
Skripsi ini merupakan hasil penelitian lapangan yang berjudul Tinjauan
Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bangkai Ayam Untuk Pakan Ikan Lele di Desa
Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep. Dalam skripsi ini
terdapat dua masalah yaitu 1. Bagaimana akad terhadap Jual Beli Bangkai Ayam

Untuk Pakan Ikan Lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep, 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap Jual Beli Bangkai Ayam
Untuk Pakan Ikan Lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep,
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan informasi aktual secara rinci, mengindetifikasi masalah atau
memeriksa kondisi dan praktek-praktek Terhadap Jual Beli Bangkai Ayam Untuk
Pakan Ikan Lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep. Kemudian setelah data mengenai Jual beli bangkai ayam terkumpul,
maka dilakukan analisis dan diagnosis dengan menggunakan metode kualitatif
yaitu dengan cara menganalisis data menggunakan sumber informasi yang
relevan untuk memperlengkap data yang penulis inginkan. Selanjutnya, data
yang terhimpun tersebut dianalisis berdasarkan hukum Islam.
Dari hasil penelitian, pelaksanaan terhadap jual beli bangkai ayam untuk
pakan ikan lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep.
Ayam mati yang sering dikenal dengan Bangkai Ayam yaitu ayam yang mati
sebelum di sembelih hal ini disebabkan bermacam-macam mati ketabrak mobil,
sakit, kelaparan keracunan, terlalu tua atau mati dalam perjalanan, dan mati
sembari menunggu eksekusi disembelih. Hal ini yang dapat menyebabkan
kematian ayam terjadi sebelum di sembelih. Apalagi ditambah dengan sarana

penampungan, penanganan dan transportasi yang kurang memadai. Dengan
banyaknya transaksi yang terjadi bisa dikatakan banyak pula ditemukan ayam
yang mati baik karena penyakit atau sebab lain. Penanganan ayam kurang baik
jelas menjadi penyebab atau mempercepat terjadinya kematian ayam. Dalam
pelaksanaannya jual beli yang dilakukan tidak sesuai dengan syariat Islam,
bahwa jual beli bangkai ayam untuk pakan ikan lele dalam pandangan Islam
menurut beberapa ulama jika bangkai tersebut lebih banyak manfaatnya
dibandingkan mudhorotnya maka para ulama sepakat untuk memperbolehkannya
namun tetapi para ulama memberi kemudahan dengan cara mengganti akad jual
beli dengan Jual beli pengambilan pemanfaatannya Karena jual beli bangkai
ayam dilarang dalam bentuk apapun dan tetap haram hukumnya dan dilarang
dalam islam. Jadi jual beli bangkai dalam bentuk apapun tetap dilarang dalam
hukum islam karena tidak memenuhi rukun dan syarat wajib jual beli dalam
islam.
Dengan demikian, dari kesimpulan diatas maka kepada pemilik Kolam
Ikan Lele dan peternak Ayam seharusnya lebih memahami bahwa jual beli
bangkai haram hukumnya walaupun untuk pengambilan manfaat apapun seperti
untuk pakan ikan lele. Karena banyak masyarakat yang belum begitu memahami
akan pentingkan hukum jual beli bangkai untuk pakan ikan lele.


v

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...........................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................ iv
MOTO

........................................................................................................ v


ABSTRAK .......................................................................................................

v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................

x

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ............................................................................ xii
BAB I

PENDAHULUAN.........................................................................

1

A. Latar Belakang ........................................................................


1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ............................................

7

C. Rumusan Masalah.....................................................................

8

D. Tujuan Penelitian......................................................................

8

E. Kegunaan Hasil Penelitian .......................................................

9

F. Kajian Pustaka .......................................................................... 10
G. Definisi Operasional ................................................................. 12

H. Metode Penelitian..................................................................... 13
I.
BAB II

Sistematika Pembahasan .......................................................... 18

PEMBAHASAN ........................................................................... 20
A. Jual Beli .................................................................................... 20
1. Pengertian jual beli .............................................................. 20
2. Rukun dan syarat jual beli .................................................... 21
3. Macam-macam jual beli ....................................................... 26
4. Jual beli yang terlarang dalam islam .................................... 31
B. Hukum Islam Tentang Bangkai................................................ 37

viii

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB III


PRAKTEK JUAL BELI AYAM TIREN UNTUK PAKAN
IKAN LELE DI DESA TAMBAK AGUNG TENGAH
KECAMATAN AMBUNTEN SUMENEP ................................... 45
A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian.......................................... 45
1. Sejarah Desa ........................................................................ 45
2. Letak dan Kondisi Geografis ............................................... 46
3. Keadaan penduduk dan Ekonomi Sosial
Masyarakat ........................................................................ 48
4. Sarana dan Prasarana .......................................................... 53
B. Praktek Pelaksanaan Jual Beli Ayam Tiren Untuk Pakan
Ikan Lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan
Ambunten Sumenep ................................................................. 58
C. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli
Bangkai Ayam di Desa Tambak Agung Tengah
Kecamatan Ambunten ............................................................. 65

BAB IV

ANALISIS JUAL BELI AYAM TIREN UNTUK PAKAN
IKAN LELE DI DESA TAMBAK AGUNG TENGAH

KECAMATAN AMBUNTEN SUMENEP ................................... 67
A. Analisis Praktek Jual Beli Bangkai Ayam di Desa
Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten....................... 67
B. Analisis Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli
Bangkai Ayam di Desa Tambak Agung Tengah
Kecamatan Ambunten .............................................................. 70

BAB V

PENUTUP .................................................................................... 79
A. Kesimpulan ............................................................................... 79
B. Saran`......................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81
LAMPIRAN

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id


DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .................................. 47
Tabel 3.2 : Juml;ah Penduduk Berdasarkan Dusun Desa Tamba Agung ............ 47
Tabel 3.3 : Jumlah KK berdasarkan Dusun Desa Tamba Agung ........................ 48
Tabel 3.4 : Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................................. 50
Tabel 3.5 : Jumlah Fasilitas Sosial Ekonomi ...................................................... 52
Tabel 3.6 : Jumlah Fasilitas Sosial ...................................................................... 53
Tabel 3.7 : Sara dan Prasarana Jalan Desa .......................................................... 54
Tabel 3.8 : Perbedaan ayam tiren dan ayam segar .............................................. 57

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari harus
mencerminkan dan mengaplikasikan syariat Islam. baik dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, bermasyarakat dan beragama. Firman Allah Swt,
dalam surat al- Baqarah ayat 208:

‫ٱلشيط‬

‫َ تت ع ا خط‬

‫ا ٱ خ ا في ٱلس كاف‬

‫ياأي ا ٱل ي ءا‬
‫ي‬

‫إ ه لك ع‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.1
Islam sebagai agama Allah yang telah disempurnakan memberi

pedoman bagi kehidupan manusia baik spiritual material, individual
sosial, jasmani rohani, duniawi ukhrowi. Dalam bidang kegiatan ekonomi,
Islam memberikan pedoman-pedoman atau aturan-aturan hukum yang
pada umumnya dalam bentuk garis besar. Hal itu dimaksudkan untuk
memberi peluang bagi perkembangan kegiatan perekonomian dikemudian
hari (sebab syariat Islam tidak terbatas pada ruang dan waktu).
Islam telah mengatur tatanan hidup dengan sempurna, baik untuk
kehidupan individu maupun bermasyarakat dan ini merangkum seluruh

Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahnya (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2007),
33.
1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

aspek kehidupan. Dalam memenuhi kebutuhan fisik seperti makan dan
minum, manusia harus bekerja dan berusaha. Dalam kaitannya dengan
pemenuhan kebutuhan hidup hukum Islam telah mengatur hak dan
kewajiban agar ketertiban hidup benar-benar tercapai. Hak dan wajib
adalah dua sisi dari sesuatu hal.2
Dalam kehidupan bermuamalat, agama Islam telah memberikan
garis kebijaksanaan perekonomian yang jelas. Ekonomi Islam adalah
ekonomi yang berdasarkan ketuhanan yang mengutamakan keadilan,
halal, dan saling manfaat. Ketiganya mempunyai pengaruh bagi aspek
ekonomi dan perdagangan, baik dalam aspek produksi, konsumsi,
distribusi maupun juga transaksi lainnya. Transaksi bisnis atau
perdagangan merupakan hal yang sangat diperhatikan dan dimuliakan
dalam agama Islam. perdagangan ini kerap terjadi dan menjadi kebutuhan
setiap individu dalam masyarakat. Perdagangan ini juga disebut dengan
jual beli. Dalam hukum Islam telah diatur tentang perikatan jual beli
sebagaimana firman Allah Swt “Dan Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 275 sebagai
berikut:

‫ٱل ب ا‬

‫أحل ٱَ ٱل يع ح‬

Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. 3
2

Ahmad Azhar Basyir. Asas-Asas Hukum Muamalat, Hukum Perdata Islam, (Yogyakarta:UII
Press.2000), 1` 2.
3
Departemen Agama RI, Al-Quran Dan Terjemahannya,. 43.

2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dari ayat di atas dapat diartikan bahwa jual beli itu diperbolehkan
dan memiliki akad yang dilakukan dan dalam jual beli harus dijauhkan
dari unsur subhat (ketidakjelasan), garar (ketidakjelasan akan hasilnya)
dan juga riba (melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian).4 Jual beli
merupakan proses pemindahan hak milik/barang atau harta kepada pihak
lain dengan menggunakan uang sebagai alat tukarnya. Menurut etimologi
jual beli merupakan pertukaran sesuatu dengan sesuatu (yang lain). 5
Firman Allah Swt. Surat an- Nisa’ ayat 29:

‫تج ً ع‬

‫ياأي ا ٱل ي ءا ا َ تأك ا أ لك بي ك بٱل طل إَ أ تك‬
ً ‫ت اض ك َ تقت ا أ فسك إ ٱَ كا بك حي ا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara
kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.6
Dari ayat di atas jelas bahwa dalam melaksanakan proses
perpindahan hak milik suatu barang dari seorang kepada orang lain, harus
menggunakan cara yang terbaik yaitu dengan jual beli bukan dengan
mencuri, menjambret, merampok dan korupsi. Dalam surat an- Nisa 29
tersebut menjelaskan juga bahwa transaksi jual beli harus berdasarkan
suka sama suka tidak ada unsur pemaksaan atau penipuan baik dari

4

Abdul sami’ al misri. Pilar-pilar ekonomi islam.alih bahasa dimyauddin Djuwani, (Yogyakarta:
pustaka pelajar. 2006), 103.
5
Suhrawardi K. Lubis. Hukum Ekonomi Islam. (Jakarta: sinar Grafika.2000), 128.
6
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya,. 76.

3

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

penjual maupun pembeli yang berupa kerugian materiil maupun non
materiil.
Jual beli dihalalkan hukumnya, dibenarkan agama, asal memenuhi
syarat-syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli
ijma (Ulama mujtahidin) tak ada khilaf padanya. Memang dengan tegastegas al-Qur’an menerangkan bahwa menjual itu halal, sedang riba
diharamkan.7 Sejalan dengan itu dalam jual beli ada persyaratan yang
harus dipenuhi, adapun syarat-syarat yang diperlukan dalam akad jual beli
terdiri dari a|qidayn (dua orang aqid), mah}allul aqad (tempat akad),

mawdlu’ul aqad (obyek akad) dan rukun-rukun aqad.8 Islam dalam hal ini
benar-benar menganjurkan setiap manusia melakukan jual beli dengan
transaksi dan aturan yang baik dan benar di dalam Islam dengan cara yang
halal dan tidak menyalahi aturan Islam. karena merupakan suatu aturan
yang wajib dilakukan selain itu disamping aturan dibalik semua itu juga
terkandung manfaat yaitu disetiap barang atau makanan yang di beli
terkandung keberkahan didalamnya. Jual beli yang dianggap halal banyak
sekali namun jual beli yang dilakukan dengan cara yang tidak baik dan
menyalahi aturan agama islam juga banyak.
Dalam Islam melarang (mengharamkan) memakan darah, daging
babi dan bangkai binatang yang sudah mati karena ketiga macam jenis
tersebut termasuk najis dan berdampak buruk bagi kesehatan.
7

T.M Hasbi Ash-Shiddiqi, Hukum-Hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar Mazhab, (Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra, 2001), Cet Ke-2, 328.
8
T.M Hasbi Ash-Shiddiqi, Pengantar Fiqih Muamalah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,
2001), Cet Ke-4, 33.

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Sebagaimana yang terdapat dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 173,
yakni:

‫ٱض ط‬

‫ا أهل به لغي ٱ ه‬
‫َف‬

‫لح ٱل زي‬

‫حي‬

‫ٱل‬

‫ع ي ك ٱل يت‬

‫إ اح‬

‫غي باغ َ عا فل إث ع يه إ ٱَ غف‬

Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu
bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika
disembelih) disebut (nama) selain Allah, tetapi Barangsiapa dalam
Keadaan
terpaksa
(memakannya)
sedang
Dia
tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.9
Salah satu kasus yang terjadi di Desa Tambak Agung Tengah
Kecamatan Ambunten Sumenep terdapat salah satu keluarga yang
menjalankan bisnis peternakan ikan lele yaitu bapak Rasidi yang memiliki
ternak kurang lebih satu kolam terdapat kira-kira 2000 bibit ikan lele
dibeberapa tambaknya yang memiliki luas kurang lebih 5x7 meter
tersebut dan pak rasidi memiliki 20 kolam ikan ternak lele. Namun yang
menjadi permasalahan dalam pembahasan ini tentang bagaimana cara pak
Rasidi melakukan akad saat jual beli, proses pengolahan ayam tiren untuk
pakan ikan lele.
Pak Rasidi memberi makan ternaknya dua kali dalam satu hari
dengan menggunakan pakan lele yang biasa disebut dengan pelet
(konsentrat) dan harga dari pelet tersebut satu karung seharga Rp.
250.000. Satu karung pelet dipakai selama satu hari. Jika menggunakan
9

Departemen Agama RI, Alquran Dan Terjemahannya,. 25.

5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

bangkai ayam cukup diberi makan sekali sehari. Dengan harga cukup
murah dibandingkan membeli pelet yang harganya mahal. Sedangkan
harga ayam tiren tersebut hanya Rp. 7000 per ekor, lele-lele yang diberi
makan bangkai ayam akan djual dipasar-pasar tradisional dan akan
dikonsumsi oleh pembeli. Bagi Pak Rasidi membeli ayam tiren dirasa bisa
membantu meringankan beban untuk biaya merawat ternak lelenya.
Ayam mati yang sering kita kenal dengan Bamgkai Ayam yaitu
ayam yang mati sebelum di sembelih hal ini disebabkan bermacammacam mati ketabrak mobil, sakit, kelaparan keracunan, terlalu tua atau
mati dalam perjalanan, dan mati sembari menunggu eksekusi disembelih.
Rantai perdagangan dan pemasaran ayam potong (broiler) sebagaian besar
masih melalui tangan distributor. Hal ini yang dapat menyebabkan
kematian ayam terjadi sebelum di sembelih. Apalagi ditambah dengan
sarana penampungan, penanganan dan transportasi yang kurang memadai.
Dengan banyaknya transaksi yang terjadi bisa dikatakan banyak pula
ditemukan ayam yang mati baik karena penyakit atau sebab lain.
Penanganan ayam kurang baik jelas menjadi penyebab atau mempercepat
terjadinya kematian ayam.
Pembahasan jual-beli sangat menarik untuk dikaji, terutama
terkait dengan obyek dari jual-beli tersebut. Dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan jual beli juga akan mengalami perkembangan, dengan
banyaknya penemuan bahwa barang- barang najis (tidak suci) memiliki
manfaat yang tidak sedikit, salah satu contoh kotoran binatang yang
6

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digunakan untuk pembangkit listrik, pupuk dan lain sebagainya. Dengan
diperbolehkanya pemanfaatan barang najis memunculkan nilai ekonomi
terhadap barang tersebut. Banyak orang-orang memproduksi dan menjual
barang-barang najis untuk dimanfaatkan.
Dari pernyataan di atas memunculkan pertanyaan apakah boleh
menjual bangkai untuk digunakan sebagai pakan ikan lele ? bagaimana
transaksi terhadap jual beli ayam tiren untuk pakan ikan lele tersebut?
Serta yang terakhir bagaimana pandangan Islam terhadap jual beli
bangkai ayam tersebut?
Dari penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
praktek jual beli ayam tiren tersebut dengan judul “Tinjauan Hukum
Islam Terhadap Jual Beli Bangkai Ayam Untuk Pakan Ikan Lele di Desa
Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep”

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat disimpulkan yang
digunakan peneliti sebagai acuan penelitian adalah:
1. Proses transaksi (akad) yang dilakukan antara kedua belah pihak
dalam jual beli bangkai ayam.
2. Jual beli bangkai ayam yang dilakukan kedua belah pihak.
3. Pendapat para ulama fiqh terhadap jual beli bangkai ayam untuk
pakan ikan lele didesa Tambak Agung Tengah Kecamatan
Ambunten Sumenep.

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, terdapat berbagai macam
permasalahan yang harus di paparkan jawabannya, maka penulis
memberikan batasan dari masalah-masalah tersebut, sebagai berikut:
1.

Akad yang dilakukan terhadap jual beli bangkai ayam untuk pakan
ikan lele Didesa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep.

2.

Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli ayam untuk pakan ikan
lele Didesa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep.

C. Rumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang ada pada permasalahan diatas
adalah:
1.

Bagaimana akad terhadap jual beli bangkai ayam untuk pakan ikan
lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep?

2.

Bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap jual beli bangkai ayam
untuk pakan ikan lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan
Ambunten Sumenep?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1.

Untuk mengetahui akad terhadap jual beli bangkai ayam untuk
pakan ikan lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan
Ambunten Sumenep.

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2.

Untuk mengetahui dan memahami hasil dari tinjauan hukum
islam terhadap jual beli bangkai ayam untuk pakan ikan lele di
Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep.

E. Kegunaan Hasil Penelitian
Dengan adanya penelitian ini manfaat dari yang bisa diambil
adalah untuk mengembangkan teori-teori dan bisa menambah wawasan.
dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dan media-media pustaka bagi
jurusan Muamalah khususnya, dan bagi mahasiswa UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA umumnya.
1. Manfaat Teoritis
Dalam

penelitian

ini

peneliti

bisa

mengengkaji

dan

mengembangkan teori-teori dan dalil yang ada pada alquran atau
hadist. Dan manfaat lain yang bisa diambil adalah untuk menambah
wawasan dan informasi bagi para pembaca dan para mahasiswa
jurusan muamalah khususnya dan bagi seluruh mahasiswa UIN Sunan
Ampel Surabaya khususnya.
2. Manfaat Praktis
Sementara manfaat secara praktisnya dari hasil penelitian ini
bagi para pembaca dan khususnya mahasiswa jurusan muamalah
adalah sebagai referensi dalam menangani serta mengidentifikasi
apabila terjadi hal yang sama didaerah sekitar pembaca. Dalam
penelitian ini dirasa relevan dengan Muamalah karena muamalah

9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

merupakan hukum bisnis islam yang cocok untuk mengatasi persoalan
jual beli bangkai ayam yang dipergunakan untuk pakan ikan lele
didesa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Sumenep
Madura.

F. Kajian Pustaka
Untuk menunjang dalam mengkaji dan menganalisa akad jual beli
ayam tiren agar sesuai dengan sasaran dan maksud yang diinginkan, maka
penulis mengambil dan menelaah dari beberapa Penelitian, skripsi, tesis
yang hampir sama pembahasannya dengan hal-hal tersebut, diantaranya
adalah :

Pertama, Penelitian yang dilakukan oleh Khilmi Tamim
mahasiswa IAIN Walisongo dengan tema: Studi Analisis Pendapat Sayid

Sabiq Tentang Persyaratan Suci Bagi Barang Yang Dijadikan Obyek Jual
Beli. Didalam kesimpulan karya Ilmiah ini dijelaskan, bahwa menurut
mazhab Hanafi dan Zahiri jual beli barang yang mengandung unsur najis
boleh asalkan barang itu memiliki nilai manfaat bagi manusia. Sedangkan
dalam perspektif Sayid Sabiq meskipun barang itu mengandung manfaat,
jika najis maka barang itu tidak boleh dijual belikan karena barang yang
bernajis mengandung mudarat yang lebih besar dari pada manfaatnya.10

Kedua, Dalam skripsi yang disusun oleh Ainur Rohman
mahasiswa IAIN Walisongo Semarang dengan judul: Tinjauan Hukum
10

Khilmi Tamim, Studi Analisis Pendapat Sayid Sabiq Tentang Persyaratan Suci Bagi Barang
Yang Dijadikan Obyek Jual Beli, (Semarang.2006), 75.

10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Islam Terhadap Jual-Beli Melalui Internet (Studi Kasus di Gramedia
Toko Buku Online. menjelaskan bahwa dalam inti dari akad jual beli
adalah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak, bagaimana akad itu
dilakukan dan sighat apapun yang digunakan, yang terpenting adalah
kedua belah telah mengerti dan paham apa yang diinginkan oleh kedua
belah pihak sehingga tercapai kesepakatan.11

Ketiga, Skripsi tentang Analisis Hukum Bisnis Islam Terhadap
Jual Beli Seragam Sekolah Di Toko Purnama Jaya Indah Pasar Blauran
Surabaya Di Susun Oleh Farobi Dardena Betarania. Skripsi ini membahas
tentang penerapan jual beli di toko purnama yang di lakukan dengan cara
mengubah ukuran seragam dengan ukuran yang paling mendekati pesanan
pembeli .12

Keempat, skripsi milik Muhammad yudha ardiansyah kharisma
yang berjudul tinjauan akad khiyar terhadap jual beli sapi di pasar
pegirian Surabaya. Skripsi ini berisi tentang penerapan praktik jual beli
sapi di pasar pegirian Surabaya didalamnya terdapat penerapan hak khiyar
yang terdapat di dalam akad jika terjadi cacat barang yang diperjual
belikan agar terhindar dari kerugian diantara penjual dan pembeli.13
Dari beberapa telaah pustaka yang penulis lakukan diatas,
sepengetahuan peneliti bahwa belum ada penelitian yang membahas
11

Ainur Rohman, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual-Beli Melalui Internet (Studi Kasus Di
Gramedia Toko Buku Online Website Www.Gramediaonline.Com.2006), Semarang. 60.

12

Farobi Dardena Betarania. Analisis Hukum Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Seragam Sekolah
Di Toko Purnama Jaya Indah Pasar Blauran Surabaya.Surabaya :UIN SUNAN AMPEL.2016
13
Muhammad Ardiansyah Charisma Yudha. Tinjauan Akad Khiyar Terhadap Jual Beli Sapi Di
Pasar Pegirian Surabaya. 2016. UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

mengenai “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bangkai Ayam
Untuk Pakan Ikan Lele di Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan
Ambunten Sumenep” tidak memiliki kesamaan dengan skripsi-skripsi
terdahulu. Karena dalam skripsi ini fokus yang diambil oleh peneliti
adalah lebih menekankan kepada akad dan tinjauan hukum yang berlaku
didalam islam yang dilakukan disaat melakukan jual beli ayam yang
digunakan sebagai pakan ikan lele tersebut.
G. Definisi Operasional

Untuk lebih mempermudah dalam memahami judul skripsi diatas
dan untuk memahami serta menghindari kesalahan dalam pengertian
judul, maka penulis akan menegaskan kembali tentang judul skripsi ini
“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Jual Beli Bangkai Ayam Untuk Pakan
Ikan Lele Di desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten
Sumenep”.
Hukum Islam

: Peraturan dan ketentuan- ketentuan yang
bersumber dalam alQuran dan hadis, serta
pendapat

para

ulama’dan

kitab

fiqh

khususnya mengenai akad jual beli bangkai
ayam di Desa Tambak Agung Tengah
Kecamatan Ambunten Sumenep.

12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Jual beli

: Menukar barang dengan uang yaitu
dengan jalan melepaskan hak kepemilikan
barang.

Bangkai Ayam

:Ayam yang mati sebelum di sembelih hal
ini disebabkan bermacam-macam mati
ketabrak mobil, sakit, kelaparan keracunan,
terlalu tua atau mati dalam perjalanan, dan
mati

sembari

menunggu

eksekusi

disembelih.

H. Metode Penelitian
1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kualitatif. Dimana dalam buku ‘’Metode penelitian Kualitatif ‘’ oleh

Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J.Moleong mengatakan
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa kata-kata
tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.14 Sedangkan
untuk penelitiannya adalah Penelitian Deskriptif, yaitu suatu penelitian
yang bermaksud semata-mata untuk mengkomulasikan data-data
mengenai situasi-situasi atau kejadian secara sistematis, faktual dan

14

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2005), 4.

13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sistematis.15 Pendekatan ini melihat keseluruhan latar belakang subyek
penelitian secara holistik.
Sedangkan penelitian yang digunakan adalah study kasus atau
penelitian kasus. Study kasus merupakan studi yang mendalam tentang
sebuah permasalahan mengenai unit sosial tertentu yang dimana hasil
penelitiannya akan memberi gambaran yang luas dan mendalam
mengenai unit sosial yang telah di teliti.16
Jenis penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi masalah
yang terjadi mulai dari proses transaksi jual beli bangkai ayam (tiren)
sampai proses pengolahan untuk dijadikan pakan ikan.
2. Jenis Dan Sumber Data
Untuk

mendapatkan

keterangan

dan

informasi,

peneliti

mendapatkan informasi dari sumber data, yang dimaksud sumber data
adalah subjek darimana data diperoleh. Secara garis besar sumber data
yang digunakan dibagi dua jenis, yaitu:
a. Sumber primer
Sumber data primer adalah

data yang diperoleh atau

dikumpulkan langsung dari sumber pertama yang ada di lapangan
melalaui penelitian.17 Untuk memperoleh data tersebut maka
peneliti akan melakukan pengamatan dan wawancara, adapun
sumber data yang akan diperoleh peneliti dalam penelitian ini

15

Sumadi Subrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Pt, Remaja Gravindo Persada, 2005), 75.
Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Cv Pustaka Setia, 2002), 54-55.
17
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum , (Jakarta: UI Press, 2008), 12.
16

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

adalah Pembeli atau informasi dari peternak ayam dan peternak
lele.
b. Sumber Sekunder
Sumber Sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber-sumber yang telah ada baik dari perpustakaan
atau referensi atau laporan penelitian terdahulu.18 Data tersebut
meliputi:
1) Aparat Pemerintah Desa desa Tambak Agung Tengah
Kecamatan Ambunten Sumenep
2) Ahmad Azhar Basyir, Asas-asas hukum muamalat, hukum perdata
Islam

3) Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam
4) T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Hukum-hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar
Mazhab

5) T.M Hasbi ash-Shiddiqi, Pengantar Fiqih Muamalah
6) Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum.
7) Prof. Dr. Wahbah Az Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid

5.
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian ini, maka
penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, adapun
pengumpulan datanya adalah sebagai berikut :
18

M. iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta : Gholia
Idonesia , 2002), 31.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Observasi
Observasi merupakan suatu teknik untuk mencari data
yang dilakukan dengan mengamati secara langsung ataupun tidak
langsung terhadap kegiatan yang sedang terjadi tanpa melakukan
manipulasi.19 Dalam penelitian ini peneliti mengamati proses
transaksi yang terjadi antara penjual dan pembeli ayam. Dan selama
proses transaksi tersebut peneliti mencatat dan mengamati kegiatan
apa saja yang terjadi saat proses transaksi tersebut.
b. Wawancara
Merupakan salah satu metode pengumpulan data dan
informasi yang dilakukan dengan jalan mengadakan komunikasi
dengan sumber data dengan dialog tanya jawab secara lisan baik
langsung maupun tidak langsung.20 pengumpulan data ini peneliti
melakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara
langsung oleh pewawancara kepada penjual bangkai ayam dan
petrnak ikan lele.

c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat
dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, memerlukan

19

Sumadi Suryabrata. Metode Penelitian (Jakarta: Pt. Remaja Grafindo Persada, 2005), 141.
Djumhur Dan M. Suryo, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah (Bandung: Cv. Ilmu. 1975),
50.
20

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks
rekaman peristiwa tersebut.21 Data yang diperoleh melalui metode
ini adalah data berupa gambaran umum tentang lokasi penelitian.
2. Teknik Pengolahan Data
Adapun teknik pengelolahan data yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Editing, adalah pengecekan ulang data yang telah dikumpulkan
untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang terdapat di
lapangan yang bersifat pengoreksian, pada kesempatan ini dapat
dilakukan pelengkapan terhadap kesalahan atau kekurangan data
yang terjadi baik dengan cara pengumpulan data ulang ataupun

interpolasi (penyisipan).22
b. Organizing, adalah penyusunan data yang telah diperoleh secara
terstruktur untuk dijadikan karangan yang akan dipaparkan dalam
hasil penelitian.23
3. Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan
jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah
menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan
menemukannya pola, dan menemukan apa yang penting dan apa yang

21

Burhan bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), 130.
Ibid., 77.
23
Saifuddn Azwar, Metode Penelitian…, 127.

22

17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang
lain.24
Dalam menganalisis kasus diatas, peneliti menggunakan metode
analisis dengan mendeskripsikan serta membandingkan akad jual beli
dengan tinjauan dalam hukum Islam terhadap jual beli bangkai ayam
tersebut apakah diperbolehkan dalam Islam atau tidak.
I. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan skripsi ini, Penulis mencantumkan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 BAB dengan susunan sebagai berikut :
Bab I berisi tentang pendahuluan dimana didalamnya terdiri dari
latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan
masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
definisi operasional, metode penelitian yang dipakai, sistematika
pembahasan.
Bab II memuat landasan teori yang digunakan sebagai pisau
analisis terhadap hasil penelitian. Bab ini membahas tentang pengertian
dan dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam-macam jual
beli, sifat dan hukum jual beli, berakhirnya jual beli.
Bab III berisi tentang hasil penelitian, yaitu gambaran umum
Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Kabupaten
Sumenep, dan praktik jual beli bangkai ayam untuk pakan ikan lele di
24

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005),
248.

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Desa Tambak Agung Tengah Kecamatan Ambunten Kabupaten
Sumenep.
Bab IV berisi tentang analisis data dari akad jual beli dan tinjauan
hukum Islam terhadap jual beli bangkai ayam didesa tambak agung
tengah kecamatan ambunten sumenep.
Bab V berisi penutup dari skripsi yang berisi kesimpulan dan saran
yang membangun bagi peneliti.

19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

BAB II
HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI BANGKAI

A. JUAL BELI.
1.

Pengertian jual beli.
Adanya syariat jual beli menjadi wasilah} (jalan) untuk
mendapatkan keinginan tersebut, tanpa berbuat salah.1 Jual beli
menurut bahasa ialah menukar kepemilikan barang dengan barang
atau saling tukar menukar. Perdagangan atau jual beli menurut
bahasa berarti al-bay’, attijarah dan al-mubadala, sebagaimana
firman Allah Swt dalam surat al- Fathir ayat 29:

ِ‫ِر قِِ ِ ِسرِا‬

ِ ‫ا ِٱ ص ِ ِ أ فق ا‬

‫ِكتِب ِٱَ ِ أق‬

ِ‫ِ ت‬

‫إ ِٱ‬
ِ ‫ِعل‬

ِ‫رِج ِتجِر ِِ ِت ر‬
Artinya: mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi.2
Menurut istilah (terminology) yang dimaksud dengan jual
beli adalah menukar barang dengan barang atau barang dengan
uang yang dilakukan dengan jalan melepaskan hak milik dari satu
kepada yang lain atas dasar saling merelakan. Jual beli dalam arti
1

Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), 65.
2
Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahnya ,395.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

khusus ialah ikatan tukar-menukar sesuatu yang bukan manfaat
dan bukan pula kelezatan yang mempunyai daya tarik,
penukarannya bukan emas dan bukan pula perak, bedanya dapat
direalisasikan dan ada di sekitar (tidak ditrangguhkan), bukan
merupakan hutang (baik barang itu ada di hadapan si pembeli
maupun tidak), barang yang sudah diketahui sifat-sifatnya atau
sudah diketahui terlebih dahulu.3

2.

Rukun dan syarat jual beli.
Rukun jual beli ada tiga, yaitu akad (ijab qabul), orangorang yang berakad (penjual pembeli), dan mawdlu’ul aqad (objek
akad).4 Akad ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli. Jual
beli belum dikatakan sah sebelum ijab dan qabul dilakukan sebab

ijab qabul menunjukkan kerelaan (keridhaan). 5
Akan tetapi jumhur ulama menyatakan bahwa rukun jual
beli itu ada empat,6 yaitu:
1)

Ada orang yang berakad atau muta’aqidayn (penjual
dan bembeli).

2)

Ada shighat (lafat ijab dan qabul).

3)

Ada barang yang diperjualbelikan.

3

Sohari Sahrani, Ru’fah Abdullah, Fikih Muamalah…, 66-67.
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), 6768.
5
Ibid.,70.
6
Nasroen Haroen, Fiqih Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007),
115.
4

21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4)

Ada nilai tukar pengganti barang.

Sedangkan syarat sahnya akad yang harus dipenuhi
terbagi menjadi dua bagian yaitu:
1.

Syarat umum adalah syarat-syarat yang berhungan
dengan semua bentuk jual beli yang telah ditetapkan
syara. Diantaranya yang disebutkan dalam rukun
diatas, juga harus terhindar dari kecacatan jual beli,
yaitu ketidak jelasan, kemadharatan, dan persyaratan
yang merusak lainnya.

2.

Syarat khusus adalah syarat-syarat yang hanya ada
pada barang barang tertentu. Jual beli ini harus
memenuhi persyaratan berikut:
1)

Barang yang diperjual belikan harus dapat
dipegang, yaitu pada jual beli benda yang harus
dipegang sebab apabila dilepaskan akan rusak
atau hilang.

2)

Harga awal harus diketahui, yaitu pada jual
beli amanat.

3)

Serah

terima

benda

dilakukan

sebelum

berpisah, yaitu jual beli yang ada benda di
tempat.

22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4)

Harus seimbang dalam ukuran timbangan,
yaitu dalam jual beli yang memakai takaran
atau timbangan.7

Berikut merupakan syarat-syarat ijab qabul adalah sebagai
berikut ini :
a. Jangan ada yang memisahkan, pembeli jangan saja
setelah penjual menyatakan ijab, dan sebaliknya.
b. Jangan diselangi dengan kata-kata lain antara ijab dan

Kabul.
c. beragama Islam, syarat ini khusus untuk pembeli
benda-benda tertentu, misalnya seseorang menjual
budaknya yang beragama Islam sebab kemungkinan
pembeli tersebut merendahkan ‘abid (orang yang
banyak ibadahnya) yang beragama Islam, sedangkan
Allah Swt. Melarang orang mukmin member jalan
kepada orang kafir untuk merrndahkan orang mukmin.
Dalam Alquran surah An- nisaa’ ayat 141 Allah Swt
berfirman:

ِِ ‫ِب ِ ِفإ ِك ِ ِ ِفتِحِ ِ ِٱَ ِق ِا ِأ‬

‫ِ تربص‬

‫ٱ‬

ِِ ِ‫ِ ع ِ ِ إ ِك ِ ِ ِفر ِ صِبِ ِق ِا ِأ ِ ِ سِتح‬
ِِ ِ‫ِ ِفِٱَ ِ حِ ِبِ ِ ِ ِ ِٱِق‬
ِ‫ِس ل‬
7

ِ ِ‫ع ِ ِ ِ ِ عِ ِ ِٱ‬

ِ ِ‫ِ جِع ِٱَِ ِ ِفر ِع ِٱ‬

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah…, 79-80.

23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Artinya: yaitu orang-orang yang menunggu-nunggu
(peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang
mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari
Allah mereka berkata: "Bukankah Kami (turut berperang)
beserta kamu ?" dan jika orang-orang kafir mendapat
keberuntungan (kemenangan) mereka berkata: "Bukankah
Kami turut memenangkanmu, dan membela kamu dari
orang-orang mukmin?" Maka Allah akan memberi
keputusan di antara kamu di hari kiamat dan Allah sekalikali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir
untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.8

Dalam ijab kabul ini para ulama berbeda pendapat
diantaranya seperti berikut ini.
a) Menurut Ulama mazhab Syafii:
“Tidak sah akad jual beli kecuali dengan sighat (ijab
kabul) yang diucapkan”.
b) Imam Malik berpendapat
Bahwa jual beli itu telah sah dan dapat dilakukan
secara dipahami saja.
c) Pendapat ketiga ialah penyimpanan akad dengan
perbuatan, atau disebut juga dengan aqad bi almu‘atah yaitu: Mengambil dan memberikan dengan
tanpa perkataan (ijab dan qabul) sebagaimana
seseorang membeli sesuatu yang telah diketahui
harganya, kemudian ia mengambilnya dari penjual dan
8

Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahnya…, 92.

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

memberikan uangnya sebagai pembayaran Bentuk
yang ketiga ini lebih diartikan sebagai ijab dan kabul
dengan mubadalah, karena yang diutamakan adalah
pertukarannya.
Syarat-syarat benda yang menjadi objek akad ialah
sebagai berikut9:
a. Suci atau mungkin untuk disucikan, sehingga tidak
sah penjualan benda benda najis, seperti anjing, babi,
dan yang lainnya.
b. Memberi manfaat menurut syarak. Dilarang jualbeli
benda-benda yang tidak boleh diambil manfaatnya
oleh syarak. Seperti menjual babi, berhala, cicak dan
sebagainya.
c. Jangan dikaitkan atau digantungkan kepada hal-hal
lain, seperti jika ayahku pergi, kujual motor ini
padamu.
d. Tidak dibatasi waktunya, seperti perkataan saya jual
motor ini kepada tuan selama satu tahun, maka
penjualan itu tidak sah, sebab jual beli merupakan
salah satu sebab pemilikan secara penuh yang tidak
dibatasi apapun kecuali ketentuan syarak.

9

Gemala Dewi, dkk. HukumPerikatan Islam di Indonesia.(Jakarta : kencana
2006) , 60-61.

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

e. Dapat diserahkan dengan cepat maupun lambat.
Tidaklah sah menjual binatang yang sudah lari dan
tidak bisa ditangkap lagi. Barang-barang yang sudah
hilang atau barang yang sulit diperoleh kembali karena
samar, seperti seekor ikan jatuh ke kolam, karena
terdapat ikan-ikan yang sama.
f. Milik sendiri. Tidaklah sah menjual barang milik
orang lain tanpa seizin pemiliknya atau barang-barang
yang baru akan menjadi miliknya.
g. Diketahui (dilihat) barang yang diperjualbelikan harus
dapat diketahui banyaknya, beratnya, takarannya, atau
ukuran-ukuran yang lainnya. Tidaklah sah melakukan
jual beli yang menimbulkan keraguan salah satu
pihak.10

3.

Macam- Macam Jual Beli
Ada beberapa macam jual beli, diantaranya:
1. Pembagian jual beli berdasarkan objek barangnya
Pembagian jual beli dilihat dari segi objek barang yang
diperjual belikan terbagi empat macam11, yakni:

10

Nasrun Haroen, fiqh Muamalah, (Jakarta : Gaya Media Pratam.2007), 7
Ghufron A. Masadi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), 141
11

26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

a. Bai’ al-mutlak, yaitu tukar menukar suatu benda
dengan benda secara mutlak .
b. Bai’ al-salam atau salaf, yaitu tukar-menukar dengan
barang atau menjual suatu barang yang penyerahannya
ditunda dengan membayar modal lebih awal.
c. Bai’ al-syaf, yaitu tukar menukar mata uang dengan
mata uang lain baik sama jenis atau tidak contohnya
emas sama emas perak sama perak.
d. Bai’ al-muqayyat (barter), yaitu tukar-menukar harta
dengan harta selain emas dan perak. Jual beli ini
disyaratkan harus sama dalam jumlah dan kadarnya.
Misalnya tukar-menukar kurma dengan gandum.12
2. Pembagian jual beli berdasarkan batasan nilai tukar
barangnya. Pembagian jual beli bisa dilihat dari segi
batasan nilai tukar barang terbagi kepada tiga macam :
a. Bai’ Al Musawwamah yaitu jual beli yang dilakukan
penjual tanpa menyebutkan harga asal barang yang ia
beli.jual beli seperti ini merupakan hukum asal dalam
jual beli.
b. Bai’ Al Musayyadah yaitu penjual memperlihatkan
barang dipasar kemudian pembeli membeli barang
tersebut dengan harga yang lebih tinggi dari harga asal
12

Muhammad Abd al-Rauf Hamzah, Al-Bai’ fi< al-Fiqh al-Islamiy, (t.t.: alSyarifah al-Isytisyarah, 2006 M/1427 H), 19-20.

27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

sebagaimana yang diperlihatkan atau disebutkan
penjual.
c. Bai’ Al Amanah yaitu penjualan yang harganya
dibatasi dengan harga awal atau ditambah atau
dikurangi. Dinamakan bai’ al amanah karena penjual
diberikan

kepercayaan

karena

jujur

dalam

memberitahukan harga asal barang tersebut. Misal
penjual berkata : saya membeli barang ini seharga Rp.
100.000 dan sekarang saya akan menjualnya kepada
anda seharga Rp. 130.000 jual beli ini terbagi kedalam
tiga macam yaitu sebagai berikut13 :
1. Bai’ al M

Dokumen yang terkait

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI PUPUK KANDANG Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Pupuk Kandang (Studi Kasus Di Dusun Sodong Desa Tengklik Kec. Tawangmangu Kab. Karanganyar Jawa Tengah).

0 2 17

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SINGKONG DENGAN SISTEM TEBAS Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Singkong Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus di Desa Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah ).

0 2 19

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI SINGKONG DENGAN SISTEM TEBAS Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Jual Beli Singkong Dengan Sistem Tebas (Studi Kasus di Desa Terbanggi Ilir, Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah ).

0 2 17

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Jual Beli Ikan Nelayan (Studi Kasus Di Desa Pangkalan Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang).

0 2 16

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Akad Jual Beli Ikan Nelayan (Studi Kasus Di Desa Pangkalan Kecamatan Sluke Kabupaten Rembang).

1 5 18

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI CHIP DALAM GAME POKER ONLINE.

0 2 10

Tinjauan hukum Islam terhadap jual beli minyak labi-labi di desa Punggul kecamatan Gedangan kabupaten Sidoarjo.

0 4 102

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI MINDRINGAN DI DESA LENTENG BARAT KECAMATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP.

0 5 81

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GABAH BASAH DI DESA KARANGAN KECAMATAN BADEGAN KABUPATEN PONOROGO

0 1 80

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI URINE KELINCI DI DESA NGAMPEL KECAMATAN BALONG KABUPATEN PONOROGO

0 1 15