Penegakan Hukum Administrasi

(1)

(2)

2

Penegakan hukum diartikan

Penegakan hukum diartikan

sebagai

sebagai penjatuhan sanksi

penjatuhan sanksi

, baik

, baik

administrasi, perdata maupun

administrasi, perdata maupun

pidana terhadap orang atau

pidana terhadap orang atau

badan hukum yang melanggar

badan hukum yang melanggar

ketentuan-ketentuan hukum

ketentuan-ketentuan hukum

lingkungan

lingkungan

PENEGAKAN HUKUM

HUKUM LINGKUNGAN


(3)

PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

UPAYA UNTUK MENCAPAI KETAATAN

TERHADAP

PERATURAN DAN PERSYARATAN DALAM

KETENTUAN HUKUM YANG BERLAKU SECARA

UMUM DAN INDIVIDUAL MELALUI

PENGAWASAN

DAN PENERAPAN (ATAU ANCAMAN) SARANA

ADMINISTRATIF, KEPIDANAAN DAN

KEPERDATAAN

(Rangkuti, 1996: 190)


(4)

KONSEPSI

KONSEPSI

PENEGAKAN HUKUM

PENEGAKAN HUKUM

PELESTARIAN FUNGSI

PERSYARATAN PENAATAN

LINGKUNGAN HIDUP

PENYELESAIAN SENGKETA LH DI PENGADILAN PENYELESAIAN SENGKETA LH DI LUAR PENGADILAN

U U

NO. 32 / 2009

PPLH

SANKSI

PIDANA

SANKSI

ADMINISTRASI


(5)

PENEGAKAN HUKUM

LINGKUNGAN

• PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

MELALUI “PENGAWASAN” DAN

“PENERAPAN SANKSI”

• PENEGAKAN HUKUM PERDATA

MELALUI PENYELESAIAN SENGKETA

DI LUAR DAN DI PENGADILAN

• PENEGAKAN HUKUM PIDANA

MELALUI PENERAPAN SANKSI

PIDANA DAN TINDAKAN TATA

TERTIB


(6)

TANGGUNG JAWAB KEBERHASILAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN

PEMERINTAH

PEMERINTAH

Dunia Usaha

Dunia Usaha

Individu

Individu

Keluarga

Keluarga

Masyarakat

Masyarakat


(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

PENEGAKAN HUKUM

ADMINISTRASI

PENGAWASAN, dilaksanakan

setelah diberikan izin kepada

Penanggungjawab usaha


(13)

PENGAWASAN : (Pasal 71-75)

Menteri, gubernur, bupati/walikota wajib

melakukan pengawasan

Dapat mendelegasikan kewenangan

kepada pejabat/instansi yg bertanggung

jawab dalam perlindungan dan

pengelolaan lh

Ditetapkan pejabat pengawas lingkungan

hidup yg merupakan pejabat fungsional

yg dapat berkoordinasi dengan pejabat

pegawai negeri sipil


(14)

Lanjutan :

Wewenang pejabat pengawas :

Melakukan pemantauan

Meminta keterangan

Membuat salinan dokumen atau catatan yg

diperlukan

Memasuki tempat tertentu

Memotret

Membuat rekaman audio visual

Mengambil sampel

Memeriksa peralatan

Memeriksa instalasi atau alat transportasi

Menghentikan pelanggaran tertentu


(15)

P

P

E

E

N

N

G

G

A

A

W

W

A

A

S

S

A

A

N

N

P

P

E

E

N

N

G

G

A

A

W

W

A

A

S

S

A

A

N

N

Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha/kegiatan

atas PUU yg berlaku

Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha/kegiatan

atas PUU yg berlaku

Dapat diserahkan kepada PEMDA Dapat diserahkan

kepada PEMDA

Untuk melakukan pengawasan MENTERI menetapkan PEJABAT yang berwenang melaksanakan

PENGAWASAN

Untuk melakukan pengawasan MENTERI menetapkan PEJABAT

yang berwenang melaksanakan PENGAWASAN Ka. DAERAH berwenang menetapkan PEJABAT PENGAWAS Ka. DAERAH berwenang menetapkan PEJABAT PENGAWAS ALAT PENGAWASANALAT

PENGAWASAN PENGENDALIAN DAMPAK PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUPLINGKUNGAN HIDUP

Pemantauan

Meminta Keterangan

Membuat Catatan

Membuat Salinan Dokumen

Memasuki tempat tertentu

Mengambil Contoh

Memeriksa Peralatan

Memeriksa Instalasi

Memeriksa Alat Transportasi

Meminta Keterangan

Pemantauan

Meminta Keterangan

Membuat Catatan

Membuat Salinan Dokumen

Memasuki tempat tertentu

Mengambil Contoh

Memeriksa Peralatan

Memeriksa Instalasi

Memeriksa Alat Transportasi

Meminta Keterangan

KELEMBAGAAN PASAL 23 KELEMBAGAAN PASAL 23 PEL. PENGAWASAN PASAL 22 PEL. PENGAWASAN PASAL 22 KEWENANGAN PASAL 24 KEWENANGAN PASAL 24


(16)

16

ASPEK HUKUM ADMINISTRASI

ASPEK HUKUM TERPENTING

UPAYA

PREVENTIF

UPAYA

REPRESIF


(17)

Penjatuhan sanksi harus

dilakukan secara selektif

harus dibedakan berdasarkan

bobot pelanggaran

PENJATUHAN SANKSI

ADMINISTRASI


(18)

Sanksi administrasi :

Pengaturan : pasal 76-83

Dapat dilakukan oleh menteri, gubernur,

bupati/walikota jika ditemukan pelanggaran

terhadap izin lingkungan

Menteri dapat langsung menerapkan sanksi

administrasi jika pemda secara sengaja

tidak menerapkan sanksi administrasi

Sanksi administrasi tidak membebaskan

pelaku dari tanggung jawab pemulihan dan

pidana


(19)

SANKSI

ADMINISTRASI

TEGURAN TERTULIS

PAKSAAN

PEMERINTAHAN

PEMBEKUAN IZIN

LINGKUNGAN

PENCABUTAN IZIN

LINGKUNGAN


(20)

SANKSI

SANKSI

ADMINISTRASI

ADMINISTRASI

SANKSI

SANKSI

ADMINISTRASI

ADMINISTRASI

1. Sanksi Administrasi Ditujukan Kepada

Perbuatan Pelanggarannya

2. Sanksi Administrasi Dimaksudkan Agar

Perbuatan Pelangaran Dihentikan

3. Sanksi Administrasi Bersifat “REPARATOIR”

Atau Pemulihan Keadaan Semula

4. Sanksi Administrasi Dapat Langsung

Menangani Masalah Pada Sumbernya

5. Dijatuhkan Oleh Pejabat Tata Usaha Negara

(T.U.N)

Mengakhiri Perbuatan

Yang Dilarang Kaidah

Hukum Administrasi

Mengakhiri Perbuatan

Yang Dilarang Kaidah

Hukum Administrasi

Bagi Warga Masyarakat/

Badan Usaha Yang Terkena

Dapat Banding Ke

Pengadilan Administrasi

(Peradilan TUN)

Bagi Warga Masyarakat/

Badan Usaha Yang Terkena

Dapat Banding Ke

Pengadilan Administrasi


(21)

SANKSI

ADMINISTRASI

SANKSI

ADMINISTRASI

PENCABUTAN IZIN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PAKSAAN PEMERINTAH GUBERNUR BUPATI/WALIKOTA PIHAK KETIGA DAPAT MENGAJUKAN PAKSAAN PEM.

1. Mencegah dan mengakhiri terjadinya PELANGGARAN

2. Menanggulangi akibat yang ditimbulkan oleh suatu PELANGGARAN

3. Melakukan Tindakan PENYELAMATAN PENANGGULANGAN dan/atau PEMULIHAN

atas Beban Biaya PENANGGUNGJAWAB usaha dan/atau kegiatan.

(Dapat Diganti Sejumlah Uang Tertentu)

AUDIT LINGKUNGAN HIDUP

1. Pem. Mendorong penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan AUDIT LH 2. Menteri LH berwenang memerintahkan AUDIT LH kepada penangggungjawab usaha dan/atau

kegiatan yang tidak patuh pada KET. UU 23/97 3. Penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan WAJIB melaksanakan Perintah MENLH tersebut

4. MENLH dapat menugaskan kepada PIHAK KETIGA untuk melaksanakan AUDIT LH Pelanggaran Tertentu

Seperti Masyarakat Terganggu Kesehatan


(22)

22

PAKSAAN

PEMERINTAHAN

INSTRUMENT ADMINISTRATIF

YANG BERSIFAT DRASTIS

YANG MEMBERIKAN

KEWENANGAN PADA

OTORITAS PEMERINTAHAN

UNTUK MEMULIHKAN KONDISI

(YANG DIAKIBATKAN OLEH

PELANGGARAN) MELALUI

TINDAKAN ATAU PERBUATAN

NYATA (

ACTUAL

ACTS/FEITELIJK HANDELING

)

INSTRUMENT ADMINISTRATIF

YANG BERSIFAT DRASTIS

YANG MEMBERIKAN

KEWENANGAN PADA

OTORITAS PEMERINTAHAN

UNTUK MEMULIHKAN KONDISI

(YANG DIAKIBATKAN OLEH

PELANGGARAN) MELALUI

TINDAKAN ATAU PERBUATAN

NYATA

(

ACTUAL


(23)

•PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN

PRODUKSI

•PEMINDAHAN SARANA PRODUKSI

•PENUTUPAN SALURAN PEMBUANGAN

LIMBAH ATAU EMISI

•PEMBONGKARAN

•PENYITAAN TERHADAP BARANG ATAU

ALAT YANG BERPOTENSI

MENIMBULKAN PELANGGARAN

•PENGHENTIAN SEMENTARA SELURUH

KEGIATAN


(24)

24

PENERAPAN PAKSAAN

PEMERINTAHAN DAPAT DIDAHULUI

TANPA TEGURAN JIKA

PELANGGARAN TERSEBUT :

• ANCAMAN YG SERIUS BAGI MANUSIA

DAN LINGKUNGAN

• MENIMBULKAN DAMPAK YANG LEBIH

BESAR DAN LEBIH LUAS JIKA TIDAK

SEGERA DIHENTIKAN

• MENIMBULKAN KERUGIAN YANG LEBIH

BESAR


(25)

1. Aplikasi izin disertai informasi dan

atau studi dampak lingkungan

2. Mencantumkan persyaratan dan

kewajiban pencegahan dan

penanggulangan dampak

lingkungan dalam izin (terukur,

realistis dan mudah dipahami)

3. Konsultasi publik dalam rangka

menggali masukan sebelum

penerbitan izin.

MEKANISME PENEGAKAN HUKUM

ADMINISTRASI DI BIDANG LINGKUNGAN

HIDUP


(26)

26

4. Keberadaan mekanisme masukan

publik

5. Mengumumkan izin (agar diketahui

publik)

6. Laporan status penaatan oleh

pemegang izin secara berkala

7. Keberadaan tentang aturan tentang

hak dan kewajiban pengawas dan

pihak yang diawasi (dijamin dalam

UU)


(27)

8. Pemberlakukan sanksi secara

bertahap dan sistematis (dari yang

bersifat ringan, menengah sampai

dengan berat)

9. Mekanisme koordinasi antara penegak

hukum administrasi dengan penegak

hukum pidana apabila pelanggaran

telah memenuhi syarat pemidanaan


(28)

28

PIRAMIDA PENDAYAGUNAAN SANKSI

ADMINISTRASI :

Pencabutan Izin

Paksaan Pemerintahan/ Uang Paksa

Audit Wajib

Teguran I, II,III

Penaatan Sukarela

Disinsentif

Denda Administrasi

Pelanggaran

Substansial


(29)

Pembaruan peraturan perundang-undangan yang

masih berorientasi sentralistik (penerbitan izin

dan pengawasan)

Memperjelas pembagian kewenangan antara

pusat dan daerah di bidang lingkungan hidup dan

SDA

Penyederhanaan perizinan (izin usaha maupun

izin lingkungan)

Izin-izin lingkungan hidup perlu diintegrasikan

menjadi izin lingkungan multi media/terintegrasi,

menggantikan izin HO;

Keberadaan izin usaha perlu ditinjau ulang dan dikaji

LANGKAH PEMBENAHAN DAN PENGEMBANGAN

PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI DI BIDANG


(30)

30

apabila izin usaha masih dipertahankan,

maka posisi izin-izin lainnya (termasuk izin

lingkungan terintegrasi) terhadap izin usaha

harus diperjelas. Asas persamaan

kedudukan diantara berbagai izin

(

specialiteit beginsel

) perlu diterapkan;

apabila izin usaha masih dipertahankan,

diperlukan pedoman izin usaha berwawasan

lingkungan hidup dari Kementrian

Lingkungan


(31)

pengembangan sistem pengawasan

terkoordinasi dan berlapis. Pengawas utama

diperankan penerbit izin (

first line

inspection

), sedangkan pengawasan lapis

kedua (

second line inspection

) dilaksanakan

oleh instansi lingkungan hidup propinsi atau

pusat

kombinasikan penegakan hukum

administrasi dengan

pendekatan-pendekatan ekonomi/insentif, perilaku

maupun tekanan publik


(32)

32


(33)

PERANAN PENGADILAN TUN DALAM

KONTEKS PERLINDUNGAN FUNGSI

LINGKUNGAN HIDUP

• Subyek Hukum

yang terkena

langsung

putusan TUN

• Subyek hukum

LSM yang

menggugat

berdasarkan

misi

perlindungan

lingkungan

Pembatalan/

pernyataan tidak sah

Keputusan

Dengan atau

tanpa

GR/Rehabilitasi

atau permintaan

penundaan

putusan


(34)

34 Sukanda Husin, SH. LL.M.

STUDI KASUS

PT SOPAN JAYA

KOMPLEKS USAHA

INDUSTRI

ALUMINIUM

PIPA PVC

COLL ROLL STEEL

ENAMEL


(35)

IZIN YG DIMILIKI PT SOPAN JAYA

Izin

Usaha

SITU

Izin Pengambilan

Izin HO

Izin Pembuangan

Limbah Cair

Izin

Lokasi


(36)

36 SYOFIARTI, SH, MH

LIMBAH B3 PT SOPAN JAYA

2610 TON/TAHUN

2500 TON

DIBUANG KE LAHAN TERBUKA


(37)

TEMUAN DI LAPANGAN

1.

1997 : Ada Laporan Masy.

2.

Jan 97 : Bapedal tdk menjumpai temuan

3.

Mar 97 : Bapedal menemukan lahan penimbunan

4.

Mar 97 : Bapedal mengeluarkan perintah “Clean Up”

5.

Nop 98 : Bapedal melakukan inspeksi & mengeluarkan

perintah penghentian kegiatan sementara

6.

Des 98 : Penyegelan Lokasi

7.

Des 98 : PTSJ mengajukan permohonan izin penyimpanan

limbah B3

8.

Feb 99 : Segel dibuka

9.

Feb 00 : non-compliance


(38)

(1)

33

PERANAN PENGADILAN TUN DALAM

KONTEKS PERLINDUNGAN FUNGSI

LINGKUNGAN HIDUP

• Subyek Hukum

yang terkena

langsung

putusan TUN

• Subyek hukum

LSM yang

menggugat

berdasarkan

misi

perlindungan

lingkungan

dan

kepentingan

masyarakat

Pembatalan/

pernyataan tidak sah

Keputusan

Dengan atau

tanpa

GR/Rehabilitasi

atau permintaan

penundaan

putusan


(2)

34 Sukanda Husin, SH. LL.M.

STUDI KASUS

PT SOPAN JAYA

KOMPLEKS USAHA INDUSTRI

ALUMINIUM PIPA PVC COLL ROLL STEEL ENAMEL


(3)

35 Sukanda Husin, SH. LL.M.

IZIN YG DIMILIKI PT SOPAN JAYA

Izin

Usaha

SITU

Izin Pengambilan Air Tanah

Izin HO

Izin Pembuangan Limbah Cair Izin

Lokasi

IMB


(4)

36 SYOFIARTI, SH, MH

LIMBAH B3 PT SOPAN JAYA

2610 TON/TAHUN

2500 TON

DIBUANG KE LAHAN TERBUKA


(5)

37 SYOFIARTI, SH, MH

TEMUAN DI LAPANGAN

1. 1997 : Ada Laporan Masy.

2. Jan 97 : Bapedal tdk menjumpai temuan

3. Mar 97 : Bapedal menemukan lahan penimbunan 4. Mar 97 : Bapedal mengeluarkan perintah “Clean Up” 5. Nop 98 : Bapedal melakukan inspeksi & mengeluarkan

perintah penghentian kegiatan sementara 6. Des 98 : Penyegelan Lokasi

7. Des 98 : PTSJ mengajukan permohonan izin penyimpanan limbah B3

8. Feb 99 : Segel dibuka 9. Feb 00 : non-compliance


(6)