Pembelajaran Perubahan Energi Bunyi melalui penggunaan alat musik

Pembelajaran Perubahan Energi
melalui penggunaan alat musik

Bunyi

Standar Kompetensi
: Memahami berbagai bentuk energi dan cara
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi dasar
: Menjelaskan perubahan energy bunyi melalui
penggunaan alat music.
Perubahan bunyi melalui alat music. Semua jenis alat music akustik
( tidak menggunakan listrik ) dimainkan dengan menggetarkan sumber
bunyi pada alat music tersebut.
1. Gitar Alat music berdawai, dipantek dikedua ujungnya sehingga
dawai memiliki rentang panjang yang tetap. Pemain dapat
mengubah nada pada gitar dengan menekan dawai menggunakan
jemari salah satu tangan. Panjang dawai yang bergetar menjadim
lebih pendek sehingga frekuensinya meningkat. Tangan yang
lainnya menggetarkan dawai di dekat lubang udara. Getaran dawai
ini menggetarkan udara di sekitarnya dan udara yang berada di

dalam lubang gitar. Resonansi udara di dalam badan gitar
memperkuat atau memperkeras bunyi asli dawai. Resonansi adalah
peristiwa turut bergetarnya suatu benda ( termasuk udara ) karena
pengaruh getaran benda lainnya.
2. Biola
Berbeda dengan gitar yang dimainkan dengan cara dipetik, biola adalah
alat music berdawai yang dimainkan dengan cara digesek. Menggesek
dawai biola bertujuan untuk menggetarkan dawai. Badan diola
beresonansi ketika dawai-dawainya digesek. Resonansi ini meningkatkan
amplitudo gelombang bunyi. Dawai pada bagian tangkai biola ditekan
untuk mengubah nada. Nada dari suatu biola tergantung juga pada
bentuk dan mutu kayu yang dipakai serta vernis yang melapisinya.
3. Piano

Piano merupakan alat music berdawai. Piano memiliki satu dawai untuk
setiap tuts. Dengan menekan tuts, sejenis palu keil akan menghantam
dawai dan membuatnya bergetar.
4. Alat musik tiup
Alat musik tiup dimainkan dengan cara meniup bagian khusus alat
sehingga mengeluarkan udara di dalam rongga tabung. Contoh alat

musik tiup adalah suling dan terompet. Pada suling pengaturan nada
dilakukan dengan menutup lubang yang ada pada badan suling. Menutup
satu lubang atau lebih mengakibatkan memendeknya pipa dan
menaikkan frekuensi resonansinya. Pemain terompet dapat memainkan
nada yang berbeda beda dengan cara menekan katup yang terdapat pada
badan terompet.
5. Gendang
Gendang dibunyikan dengan cara memukul kulit yang dibentangkan pada
bagian atas badan gendang. Udara di dalam badan gendang bersonansi
sehingga memperkuat bunyi asli getaran kulit itu. Nada-nada yang keluar
dapat menjadi enak didengar, tergantung pada bagaiamana cara
memukul gendang tersebut.
Pada penelitian ini situasi nyata tersebut digunakan sebagai cara untuk
mempelajari kompetensi dasar perubahan energy bunyi melalui alat
music. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Uyoh Sadulloh, dkk (2007
: 124) bahwa “ Dalam pembelajaran hendaknya siswa dihadapkan
kepada situasi nyata yang harus dipecahkan.” Maka model yang
digunakan dalam proses pembelajaran untuk kompetensi dasar tersebut
yaitu model kelompok aplikasi.


DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2003, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Sains Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Jakarta, Depdiknas
Haryanto, 2008, Sains Jilid 4 untuk Sekolah Dasar, Jakarta, Erlangga
IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit, 2008, Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta, Universitas Terbuka.

Ihat Hatimah,dkk,2008, Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan,
Jakarta, Universitas Terbuka.
Kasbolah, Kasihani, 1999, Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Malang,
Depdikbud.
Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja
Rosdakarya
Nuryantini, Ade, Y, 2004, Pandai Belajar Sains, Bandung, Regina
Permen Diknas, 2006, Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Sadulloh, Uyi, dkk, 2007, Paedagogik, Bandung, Cipta Utama
Soedarsono, 1977, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Bagian Kedua Rencana , Desain dan Implementasi, Yogyakarta,
Depdikbud.

Soeparno, 1987, Media Pengajaran Bahasa, Yogyakarta, Intasn Pariwara.
Suparman, Atwi, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, Jakarta,
STIALAN Press.
Suyanto, 1997, Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Bagian
Kesatu Pengenalan Penelitian Tindakan Kelas, Yogyakarta, Depdikbud.