IEUPNYK 7

EKONOMI PERKOTAAN
DAN TRANSPORTASI

(143162733-400 )
Pertemuan Ke-7
Rasialisme di Kota
SULTAN, SE., M.SI
sultantririan@yahoo.co.id
FB : Sul Tan
Hp. 081328397872 - 08121553430
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

1

Aspek-aspek perkotaan

















Tanah/Lokasi/Tempat
Kuangan (kota)
Usaha (pertanian, industri, jasa)
Kesempatan kerja
Permukiman
Angkutan
Aminities (hiburan,kesenangan2, pemandangan
Urbanisasi
Usaha

Lingkungan (TUA)
Kemiskinan (rumah tangga), (Globalisasi/persaingan)
Kejahatan (kekerasan, kebakaran, banjir)
Kesehatan (penyakit,
Pendidikan
USAHA
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

2

Rasial/Sara
Masalah

rasial/sara (sukuisme, agama,
rasialisme sara) di Indonesia merupakan hal
yang sulit dipecahkan, peka sehingga orang
diminta sering membicarakan/mengisukan
karena dapat menimbulkan
pertengkaran/permusuhan


ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

3

Pribumi dan nonpribumi
Adanya

kesenjangan antara antara golongan
pribumi dan nonpribumi dibidang ekonomi,
disinyalir golongan nonpribumi yang merupakan
minoritas justru berstatus ekonomi yang relatif kuat,
menguasai fungsi kunci. Non pribumi memilih
bertempat di pusat kota karena berbagai
kemudahan bagi usaha dagang/pertokoan
Di negara maju, kaum mayoritas di pusat kota
sementara minoritas tidak tinggal di pusat kota (di
tokonya) melainkan suburb atau bermukim diluar
kota

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

4

Keberadaan non pribumi
Keberadaan

non pribumi di pusat kota
sekaligus berusaha dengan berbagai
kemudahan yang menghasilkan pendapatan
yang makin lama makin meningkat sehingga
jurang usaha pribumi dan pribumi makin
melebar. Non pribumi menggunakan
pramuria/pelayan orang pribumi, apabila
upah yang diterimakan tidak sesuai tuntutan
akan menimbulkan keresahan dan hal-hal
lian
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA


5

Pola Usaha
Adapun

margin keuntungan yang diperoleh
dari usaha pertokoan relatif tinggi dan bila
perputarannya cepat maka tidak dapat
disangkal lagi penghasilan yang diperoleh
dari usaha pertokoan ini meningkat dengan
lebih cepat. Akhirnya akumulasi capital dari
usaha pertokoan ini cukup besar dan
kesempatan untuk memperluas usaha
dalam jangka pendek cukup ada karena
permintaan penduduk yang makin
bertambah
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA


6

Pola Usaha
Non

pribumi menjalankan usaha
pertokoan, menguasai sandang, bahan
bangunan, perumahan dan pangan.
Keuntungan yang diperoleh relatif tinggi
karena perputaran usahanya cepat,
sehingga akumulasi kapital dari usaha cukup
besar karena permintaan penduduk makin
bertambah. Dan juga non pribumi pola
hidupnya disiplin, kerja keras dan tidak
konsumtif, serta lebih banyak menabung.
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

7


Pola Penghasilan
Tak

dapat disangkal lagi bahwa
penghasilan yang diperoleh golongan
nonpribumi naik dengan cepat dibandingkan
dengan penghasilan pribumi yang sama
usahanya karena berbagai kemudahan yang
dinikmati dan diusahakan dengan kerja
keras.

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

8

Pola Penghasilan
Dengan

usaha yang semakin maju,

penghasilan tinggi dalam waktu yang
pendek, pola investasi yang tepat,
usaha semakin bonafide, kemudahan
mendapat kredit untuk meningkatkan
usaha dan penghasilan non pribumi di
bading golongan pribumi. Kunci
kesuksesan non pribumi adalah
disiplin dalam segala hal (tidak malas).
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

9

Pola Permukiman
nonopribumi

memilih tempat tinggalnya di
toko di mana dia berusaha. Apakah itu
dibelakang toko, seperti restoran-restoran
atau di loteng seperti toko kelontong, alat

mobil dan elektronika, bukan menjadi soal,
kemudahanlah yang mereka cari. Golongan
nonpribumi itu selalu memanfaatkan apa
yang dapat dimanfaatkan dan memang
mereka dapat dikatakan penuh energi,
kreatif, berinisiatif, dan ingin selalu maju
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

10

Pola Permukiman
Non

pribumi bertempat tinggal di toko di mana dia
berusaha, apakah di belakang toko, di loteng dan
yang jelas kemudahanlah yang mereka cari.
Non pribumi juga memilih-milih
tempat/permukiman dimana tetangganya juga
sama-sama non pribumi karena alasan-alasan sosial

budaya.
Non pribumi selalu memanfaatkan apa yang dapat
dimanfaatkan dan memang mereka penuh energi,
kreatif, berinisiatif dan ingin selalu maju.

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

11

Kebijaksanaan
Pemerintah

mengupayakan masalah SARA
tidak selalu dibesar-besarkan dan jika perlu
dihilangkan. Misal, kawin campur,
pembauran dalam hal pendidikan, agama
serta memperlakukan yang sama dalam hal
pembayaran pajak, pemberian sanksi
pelanggaran,

Disarankan masing-masing (pribumi dan
non pribumi) menjalankan prinsip saling
memberi dan menerima serta azas menahan
diri dalam hal-hal yang tidak diinginkan
terjadi.
ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

12

Faktor penghambat dalam proses
pelaksanaan program pembauran
antara pribumi dan non pribumi atau
antara WNI dan WNA
sikap mental/tingkah laku sebagian masyarakat
belum mencerminkan aspirasi persatuan dan
kesatuan bangsa, berprasangka negatif.
2. belum adanya keinginan kuat WNI keturunan
sendiri untuk diterima oleh masyarakat seperti
yang diinginkan.
3. permukiman WNI keturunan masih mengelompok
karena memerlukan wilayah strategis untuk
usaha/perdagangan.
4. perbedaan posisi, keuangan, keselarasan dan
keseimbangan hidup di lingkungan tempat tinggal
1.

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

13

Sikap optimis perlu
ditimbulkan;
a.
b.
c.
d.
e.

Harus nyata/riil telah melakukan pembaruan dan berperan
serta dalam kenyataan masyarakat dan pembangunan.
Lewat agama, kegiatan amal dan lain-lain dilakukan
Pendidikan di sekolah dan pramuka aktif
Dibentuk badan komunikasi penghayatan kesatuan
bangsa (BKPKB) dengan pembinaan DEPDAGRI
Permukiman, dinas tata kota (DPU) dapat menata kembali
permukiman secara pembauran dan perpaduan dua unsur
atau lebih dalam program-program yang nyata (kawin
campur, menghilangkan perasaan perbedaan, dan
solidaritas nasional.

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

14

Soal,
Jelaskan

hal-hal yang dapat menimbulkan
SARA/Rasialisme di perkotaan dan bagaiman
kebijaksanaan untuk mengatasinya, beri
contoh !

ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

15

Referensi
Sukanto, R. Dan AR. Karseno, 2001.
Ekonomi Perkotaan, Edisi 4 Cetakan 1,
BPFE UGM
Sullivan, AM. 1990, Urban Economics, Irwin,
Homewood, Illinois .
Lain-lain, berhubungan materi yang
diberikan


ILMU EKONOMI_EP - UPN "VETERAN"
YOGYAKARTA

16