Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank (Penelitian pada Bank-Bank Umum yang Listing di BEI).

(1)

ABSTRACT

This research was conducted to know whether there was a negative effect of earning asset quality measured by non performing earning asset on bank profitability, positive effect of liquidity on bank profitability, and also the effect of both variable on bank profitability simultaneously.

This research used the analysis descriptive method based on survey, which the population was taken from commercial banks which were listed in Jakarta Stock Exchange. Financial reports from 2007 to 2010 from eight banks of that category had been used as finite population for this research. To calculate and analyze the data for having conclusion as final results, the researcher employed multiple linear regression method using SPSS for Windows ver. 18.0, which could be used to identify direct and indirect effect of the variables. Meanwhile to test the hypothesis, researcher used t-test method for individual test, and F-test method for all-included test at 0,05 significance level.

Based on this research, it could be concluded that non-performing earning asset and liquidity didn’t have a simultaneous effect on bank profitability. While partially, non-performing earning assets had a negative effect on profitability, and liquidity affecting profitability positively.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh negatif dari Bad Debt Ratio Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas bank, pengaruh positif dari Likuiditas terhadap Profitabilitas bank, serta pengaruh kedua variabel tersebut secara simultan terhadap Profitabilitas.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan survey dimana populasi diambil dari bank-bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, dan digunakan teknik purposive sampling dalam pengambilan sampel . Data yang diperlukan berupa data kuantitatif, yaitu laporan keuangan delapan bank sampel dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Pengolahan data dilakukan dengan analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS

for Windows ver. 18.0. Pengujian yang dilakukan adalah uji F untuk uji simultan

dan uji t untuk uji parsial, dengan tingkat signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh simultan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank. Untuk pengaruh parsial dapat disimpulkan terdapat pengaruh negatif dari kualitas aktiva produktif, dan pengaruh positif dari likuiditas terhadap profitabilitas bank.


(3)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Perbankan di Indonesia ... 13

2.1.1 Pengertian Bank ... 13

2.1.2 Jenis Bank ... 14

2.1.3 Usaha Bank ... 16


(4)

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan ... 22

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan ... 23

2.2.3 Laporan Keuangan Bank ... 25

2.3 Analisis Laporan Keuangan Bank ... 26

2.3.1 Jenis Laporan Keuangan Bank ... 26

2.3.2 Analisis Risiko Perbankan ... 28

2.3.3 Profit Sensitivity Analysis ... 30

2.4 Tingkat Kesehatan Bank ... 31

2.5 Kualitas Aktiva Produktif ………. ... 32

2.5.1 Pengertian Aktiva Produktif ... 32

2.5.2 Kualitas Aktiva Produktif ………. ... 35

2.5.3 Penilaian Kualitas Aktiva Produktif... 35

2.5.4 Rasio Kualitas Aktiva Produktif ... 41

2.5.4.1

Bad Debt Ratio (BDR) ... 41

2.5.4.2 Rasio PPAP yang telah dibentuk terhadap PPAP yang wajib dibentuk oleh Bank ... 42

2.6 Likuiditas... 43

2.6.1 Rasio-rasio Likuiditas ... 44

2.6.2 Likuiditas Bank ... 45

2.6.3 Loan to Deposit Ratio ... 46

2.7 Profitabilitas……….. ... 47


(5)

2.9 Metode Penelitian ………... 60

2.9.1 Metode yang Digunakan ... 60

2.9.2 Operasionalisasi Variabel... 61

2.9.3 Teknik Pengumpulan Data ... 61

2.9.4 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 61

2.9.5 Pemilihan Tes Statistik dan pengujian Hasil Statistik ...62

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 64

3.2 Metode Penelitian ... 64

3.2.1 Metode yang Digunakan ... 64

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ... 65

3.2.3 Operasionalisasi Variabel... 66

3.2.3.1 Kualitas Aktiva Produktif ... 67

3.2.3.2 Likuiditas... 67

3.2.3.3 Profitabilitas ... 68

3.2.4 Metode Pengumpulan Data ... 70

3.2.4.1 Teknik Penentuan Sampel ... 70

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data ... 71

3.2.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 71


(6)

3.2.7 Penetapan Tingkat Signifikansi... 81

3.2.8 Interpretasi Koefisien Korelasi dan Determinasi ... 82

3.2.9 Penarikan Kesimpulan ... 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 83

4.1.1 Profil Objek Penelitian ... 83

4.1.2 Perkembangan Kualitas aktiva produktif, Likuiditas dan Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010 ... 88

4.1.3 Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 88

4.1.4 Perkembangan Likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 92

4.1.5 Kondisi Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 95

4.2 Pembahasan ... 97

4.2.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 97

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 98

4.2.2.1 Multikolinearitas ... 99


(7)

Regression) ... 102

4.2.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial ... 103

4.2.4.1 Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 ... 103

4.2.4.2 Pengaruh Likuiditas Terhadap Perubahan Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 ... 104

4.2.5 Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 Secara Simultan ... 105

4.2.6 Koefisien Korelasi Parsial ... 107

4.2.7 Koefisien Determinasi Simultan ... 109

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 110

5.2 Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 114


(8)

Tabel 2.1 Penggolongan Kolektibilitas Kredit yang Diberikan ... 36

Tabel 3.1 Formulir Perhitungan Profit Sensitivity Analysis ... 69

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel... 70

Tabel 3.3 Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 82

Tabel 4.1 Kondisi Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2007-2010 ... 90

Tabel 4.2 Kondisi Perkembangan Likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 93

Tabel 4.3 Kondisi Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 95

Tabel 4.4 Uji Normalitas ... 98

Tabel 4.5 Multikolinearitas ... 99

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi ... 101

Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas ... 102

Tabel 4.8 Regresi Berganda Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas ... 102

Tabel 4.9 Pengujian Koefisien Regresi ... 106

Tabel 4.10 Koefisien Korelasi Parsial Variabel (X1), (X2) dengan Y ... 107


(9)

(10)

Grafik 4.1 Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 ... 91 Grafik 4.2 Perkembangan likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2007-2010 ... 94 Grafik 4.3 Perkembangan Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa


(11)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 sangat memprihatinkan karena telah mengakibatkan sendi-sendi dan potensi ekonomi mengalami stagnasi dan diambang kebangkrutan. Krisis ini telah membuat nilai tukar rupiah menjadi sangat lemah terhadap dollar. Harga- harga membumbung naik tidak terkendali yang menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat secara drastis. Cadangan devisa negara terkuras untuk menutupi neraca pembayaran yang defisit dan minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia berkurang. Bagi pelaku ekonomi, krisis ekonomi ini menyebabkan ketidakefisienan biaya yang membebani kegiatan usaha juga memukul sektor finansial dan sektor riil.

Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang sangat mempengaruhi kegiatan sektor riil dalam penyediaan layanan jasa keuangan adalah salah satu sektor yang terkena dampak cukup berat dari krisis ekonomi ini.karenanya pemerintah terpaksa mengambil langkah berupa penutupan atau pembekuan usaha beberapa bank, akibat ketidakmampuan bank tersebut dalam mengelola kegiatan operasionalnya yang menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan bank yang bersangkutan.

Kejadian yang menimpa perbankan Indonesia tersebut menjadikan ketidakpercayaan masyarakat terhadap perbankan Indonesia, baik dari para deposan lokal maupun kreditur dari luar negeri. Sehingga kondisi perbankan menjadi semakin terpuruk. Laporan keuangan perbankan tahun 1998


(12)

memperlihatkan kinerja yang menurun dan tidak sehat, dengan posisi modal negative, net income negative, tidak terpenuhinya kewajiban modal minimum, kewajiban maksimum non performing loan, dan tingginya tingkat aktiva produktif bermasalah.

Untuk membantu permasalahan perbankan tersebut, pemerintah terpaksa melakukan restrukturisasi permodalan, merger, likuidasi perbankan, pembekuan perbankan dan juga restrukturisasi hutang. Pemerintah berusaha untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan melakukan penjaminan dana masyarakat. Dari usaha tersebut dapat dilihat bahwa pemerintah sangat memperhatikan kegiatan usaha perbankan terutama dari sisi kepercayaan berupa program penjaminan terhadap dana masyarakat, dan tingkat kesehatan bank berupa rekapitalisasi modal bank.

Pemerintah melakukan reformasi perbankan pada bulan Maret 1999 yang terdiri dari penutupan 38 bank, pengambil-alihan 7 bank, rekapitalisasi 9 bank, dan menginstruksi 73 bank untuk melanjutkan operasinya tanpa mengikuti program rekapitalisasi. Juga dilaksanakannya kebijakan pemerintah sebagai program restrukturisasi perbankan yakni dengan dikeluarkannya obligasi pemerintah yang berjumlah Rp 103,831 triliun untuk melaksanakan rekapitalisasi bank-bank tersebut. Hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah bank yang beroperasi dari 240 bank pada tahun 1995 menjadi 151 bank pada akhir 2001. Jumlah bank yang tersisa ini mungkin masih terus menyusut sejalan dengan kebijakan pemerintah seperti kebijakan untuk melaksanakan merger maupun penutupan bank.


(13)

Menurut Christian (2003:4), permasalahan yang dihadapi perbankan di Indonesia adalah sebagai berikut: Pertama, menghadapi permasalahan kredit macet (non performing loans). Dengan meningkatnya non-performing loans maka akibatnya bank harus menyediakan cadangan penghapusan piutang yang cukup besar, sehingga kemampuan memberikan kredit menjadi sangat terbatas. Kedua, likuiditas yakni masalah tingginya mobilitas dana masyarakat sehingga bank melakukan rangsangan seperti tingkat suku bunga tinggi agar dana masyarakat terhimpun kembali. Ketiga, negative spread yakni kondisi dimana biaya dana lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman, sehingga mampu menggerogoti modal. Keempat, Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK) yakni terjadinya kerugian dan/atau mengecilnya jumlah modal serta akibat lonjakan kredit valuta asing. Dan yang terakhir, memiliki Capital adequacy ratio atau kewajiban rasio kecukupan modal yang kurang dari 8%, likuiditas dan solvabilitas yang mengakibatkan ketidakpercayaan terhadap perbankan oleh para deposan, kreditor baik lokal maupun asing yang mengakibatkan terjadinya pelarian modal keluar negeri (capital outflow).

Mengingat perkembangan dunia usaha yang sempat mengalami berbagai goncangan, mendorong pemerintah untuk memulai membenahi sektor perbankan. Pemerintah berharap bahwa dengan adanya perbaikan pada sektor perbankan ini dapat mendukung keberhasilan pelaksanaan pembangunan nasional. Pembinaan dan pengawasan juga dilakukan oleh bank sentral dalam hal ini Bank Indonesia agar lembaga perbankan di Indonesia mampu berfungsi secara efektif, sehat, wajar, dan mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat global. Bentuk pembinaan dan pengawasan yang sesuai dengan pasal 29 UU No 7 tahun 1992


(14)

tentang Perbankan adalah Bank Indonesia menetapkan ketentuan tentang kesehatan bank dengan memperhatikan aspek permodalan, kualitas aktiva produktif, kualitas manajemen, rentabilitas, likuiditas, solvatibilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.

Banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap dunia perbankan menganalisa kinerja suatu bank melalui analisa laporan keuangan. Laporan Keuangan yang disajikan oleh bank merupakan laporan keuangan umum yang diyakini sebagai alat yang dapat menunjukkan kinerja suatu perusahaan dalam hal ini bank. Maka pengguna laporan keuangan yang berbeda harus melakukan analisis laporan keuangan bank sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Setiap industri memiliki interpretasi dan pengertian yang berbeda-beda dalam kepentingan analisis laporan keuangan. Bila dibandingkan laporan keuangan periode sebelumnya, misal periode Juni 1999, laporan keuangan bank hanya terdiri dari lima jenis yakni : (1) Neraca, (2) Perhitungan laba-rugi, (3) Laporan komitmen dan kontinjensi, (4) Laporan kualitas aktiva produksi, (5) Kepemilikan dan pengurus bank. Sekarang ditambah tiga informasi yakni transaksi valuta asing dan derivatif, perhitungan rasio keuangan, dan perhitungan kecukupan penyediaan modal. Rasio laporan keuangan merupakan analisis umum yang digunakan untuk mendapatkan gambaran umum dari kinerja, kondisi, dan prospek suatu industri.

Barnes (1987) mengemukakan dua alasan utama penggunaan rasio keuangan, yaitu: (1) untuk mengendalikan pengaruh ukuran pada variabel yang diteliti. Penggunaan rasio keuangan memungkinkan perbandingan kondisi keuangan diantara perusahaan yang berbeda ukurannya. Dan (2) untuk


(15)

mengendalikan faktor industry-wide. Rasio membantu membandingkan antara perusahaan dengan industrinya.

Penilaian kinerja suatu perusahaan ataupun bank dapat dilihat dari laporan keuangannya. Brever dan Altman pernah melakukan penelitian pada tahun 1968 mengenai prediksi kondisi suatu perusahaan. Hasil dari penelitian pada tahun 1968 mengenai prediksi kondisi suatu perusahaan terhadap kemungkinan terjadinya kebangkrutan dapat dideteksi sejak 5 tahun terakhir sebelum peruasahaan tersebut benar-benar mengalami kesulitan keuangan. Altman melakukan pengujian atas manfaat rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan dengan menggunakan sampel 66 perusahaan yang terdiri dari 33 perusahaan bangkrut dan 33 perusahaan yang tidak bangkrut. Altman menggunakan multivariate discriminant analysis untuk menguji manfaat 5 rasio keuangan ( rasio profitabilitas, likuiditas dan solvatibilitas) yang bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan dengan tingkat keyakinan 95% setahun sebelum perusahaan tersebut benar-benar bangkrut. Tingkat keakuratan tersebut menurun menjadi 72% untuk periode 2 tahun sebelum perusahaan benar-benar bangkrut, 48% untuk periode 3 tahun sebelum bangkrut, 29% untuk periode 4 tahun sebelum benar-benar bangkrut dan 36% untuk periode 5 tahun sebelum bangkrut. Hasil penelitian Altman menunjukkan bahwa keakuratan prediksi laporan keuangan mengalami penurunan untuk jangka tahun yang lebih lama.

Menghadapi kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis, profitabilitas bank sangat bergantung pada tingkat efisiensi. Bilamana suatu bank tidak dikelola secara efisien maka bank tersebut akan mengalami kerugian yang pada suatu titik tertentu menjadi tidak sehat serta menjadi tidak likuid. Maksud efisiensi dalam


(16)

bidang perbankan ini adalah pengelolaan aktiva dan hutang yang cukup baik. Karenanya, perbankan nasional harus terus meningkatkan profesionalismenya guna menghadapi persaingan dunia usaha. Bank mempunyai tanggung jawab terhadap masyarakat baik secara legal maupun moral untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan cara terus memelihara kelangsungan usahanya.

Perbankan nasional harus secara maksimal menjalankan fungsinya sebagai lembaga perantara yang mempunyai tugas pokok yaitu menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam sektor-sektor produktif. Kegiatan menghimpun dana masyarakat tersebut akan menimbulkan biaya bunga dan penyaluran dana dalam sektor-sektor riil akan menghasilkan pendapatan bunga. Penanaman dana yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan bank melalui aktiva produktif yang menghasilkan.

Penanaman dana sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif, Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 adalah penanaman dana bank baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.

Aktiva produktif mempunyai peranan yang sangat besar dalam memperoleh pendapatan bagi suatu bank. Penghimpunan dana masyarakat dimaksudkan untuk dijadikan ladang perolehan pendapatan, yaitu dengan jalan menanamkan dana tersebut ke dalam sektor produktif yang dikenal dengan nama aktiva produktif. Aktiva produktif perbankan adalah semua aktiva dalam rupiah dan valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk memperoleh


(17)

penghasilan sesuai dengan fungsinya yang meliputi kredit yang diberikan , surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain baik dalam negeri maupun luar negeri, kecuali penanaman dalam bentuk giro dan penyertaan. Adalah sebuah kewajiban pengelola bank untuk selalu menjaga agar kualitas penanaman dana bank pada aktiva produktif senantiasa dalam keadaan baik / menghasilkan.

Pada dasarnya, penilaian kinerja perusahaan dapat ditinjau dari 5 aspek yaitu : aspek likuiditas, aspek kualitas aktiva, aspek struktur modal, aspek profitabilitas dan aspek manajemen . Diantara kelima aspek tersebut terdapat kemungkinan akan adanya suatu hubungan. Sebagai contoh aspek kualitas aktiva dan likuiditas mungkin berhubungan dengan aspek profitabilitas.

Pengelola bank selalu dihadapkan pada dilema, yaitu untuk selalu menjaga keseimbangan antara tingkat likuiditas, solvatibilitas dengan profitabilitas wajar yang ingin dicapainya. Persoalan ini adalah suatu hal yang tidak sederhana mengingat kepentingan manajemen yang bertujuan menghasilkan keuntungan dengan jalan menyalurkan kredit dan memperoleh peringkat kesehatan bank yang baik. Dilain pihak kepentingan nasabah yang menginginkan keamanan atas dana yang disimpan dibank dan penarikan dana yang dapat segera terealisasi (liquid). Serta kepentingan para pemegang saham yang menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas saham yamg mereka miliki.

Bank sebagai lembaga keuangan harus dapat menjaga tingkat likuiditas dan solvabilitasnya. Karena kedua rasio ini merupakan tool yang dapat membantu dalam menentukan kemampuan bank dalam melaksanakan kewajibannya. Dalam hal ini bank harus selalu menjaga posisi yang seimbang sehingga selalu mampu


(18)

memenuhi kebutuhan keuangannya dan memenuhi kebutuhan nasabah pada waktunya.

Dalam SE BI No. 26 / 5 / BPPP tanggal 26 Mei 1993 tentang sistem penilaian kesehatan bank umum, ditetapkan ukuran kesehatan bank-bank di Indonesia, yaitu dengan menggunakan CAMEL (Capital, Assets, Management,

Earning, dan Liquidity). Asset atau Aktiva adalah komponen yang sangat penting

bagi bank, karena asset ini adalah sumber produktif yang selanjutnya akan digunakan oleh bank untuk menghasilkan pendapatan.

Berdasarkan Surat Keputusan direksi Bank Indonesia No 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1999 tentang kualitas aktiva produktif, maka kualitas aktiva produktif diklasifikasikan sebagai lancar (pass), dalam perhatian khusus (special mention), kurang lancar (substandar), diragukan (doubtful) dan macet (loss).

Ukuran yang dipakai oleh Bank Indonesia untuk menjaga kualitas aktiva produktif adalah Non Performing Earning Assets yang merupakan suatu persentase antara aktiva produktif bermasalah dengan total aktiva produktif, sedangkan keamanan likuiditas bank diukur dengan memakai Loan to Deposit

Ratio yang merupakan suatu persentase antara total pinjaman yang diberikan

dengan total deposit atau simpanan masyarakat yang berhasil dihimpun bank. Bank Indonesia telah melakukan serangkaian pengawasan untuk menjaga keamanan dana likuid dan aktiva bank, dimana sebagian besar dana bank merupakan dana masyarakat yang terhimpun. Kemampuan bank dalam rangka menyediakan likuiditas dalam hal ini dihubungkan dengan pinjaman yang diberikan kepada debitur. Pinjaman bank kepada debitur dapat berupa pinjaman


(19)

bisnis (komersil dan industri), pinjaman agrikultural, pinjaman perumahan, pinjaman konsumer, pinjaman kepada institusi keuangan lainnya, dan pinjaman lain yang belum tercakup diatas. Pinjaman atau loans masih mencakup secured

loans dan unsecured loans. Dikatakan secured loans apabila kondisi debitur

diminta memberikan agunan berupa asset sebagai jaminan atas pembayaran kredit yang diberikan pada tempo tertentu. Sedangkan unsecured loans memiliki kondisi dimana debitur hanya memberikan suatu perjanjian pembayaran pada tempo yang ditentukan.

Indira dan Dadang Muljawan, dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (Vol.1 No.1, Juli 1998) mengatakan bahwa ada beberapa faktor signifikan yang mempengaruhi kondisi solvabilitas perbankan. Faktor-faktor tersebut antara lain kualitas aktiva produktif, kecukupan modal, dan likuiditas. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa kondisi solvent merupakan kondisi dimana suatu sistem perbankan dinilai sehat yang dalam hal ini sangat dipengaruhi profitabilitas, modal, serta likuiditas yang memadai. Suatu bank dikatakan solvent atau sehat apabila memiliki net worth , yakni nilai asset yang dimiliki lebih besar daripada kewajiban-kewajiban pada deposan atau kreditur.

Bank memiliki suatu batasan dalam melakukan ekspansi kredit yang dapat ditunjukkan oleh tingkat Loan to Deposit Ratio. Hal tersebut dimungkinkan terjadi oleh karena adanya risiko-risiko yang ditanggung oleh perbankan, seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko suku bunga, dan risiko kecukupan modal. Risiko kredit merupakan risiko bank bahwa bunga atau pokok, atau keduanya dari surat beharga dan pinjaman tidak dapat dibayar kembali. Untuk tujuan-tujuan diatas yang akan dicapai oleh masing-masing pihak, para pemakai laporan


(20)

keuangan perbankan harus dapat mengetahui dengan baik bagaimana mekanisme pemberian kredit maupun pinjaman dalam bentuk selain uang, kemampuan mendapatkan laba usaha, dan tingkat risiko yang dihadapi oleh bank tersebut dengan harapan hasil analisis tersebut dapat memberi gambaran memadai mengenai bank yang diteliti.

Penulis melihat suatu fenomena yang terdapat pada latar belakang penelitian, mengenai pengaruh dari kualitas aktiva produktif dan tingkat likuiditas yang dikelola oleh bank terhadap kemampuan bank dalam mencapai laba. Dari uraian akan fenomena diatas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul :

“ Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh signifikan dari Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Bank secara parsial?

2. Apakah terdapat pengaruh signifikan Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank secara parsial?

3. Apakah terdapat pengaruh signifikan dari Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas secara bersama-sama terhadap Profitabilitas Bank?


(21)

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas perbankan terhadap profitabilitas bank. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Bank secara parsial.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh signifikan dari Likuiditas terhadap Profitabilitas Bank secara parsial.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas secara bersama-sama terhadap profitabilitas bank.

1.4. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis

Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang analisis laporan keuangan bank, terutama tentang kualitas aktiva produktif dan likuiditas bank dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas bank.

2. Bagi praktisi dan pengguna jasa perbankan

Sebagai masukan dan bahan evaluasi tentang bagaimana Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas dapat mempengaruhi kinerja dan kesehatan bank. Hasil yang akan didapat dari penelitian dapat dijadikan masukan tentang bagaimana dan seberapa basar profitabilitas bank dipengaruhi oleh faktor kualitas aktiva yang dimilikinya dan likuiditas yang dibentuk. Juga sebagai


(22)

pertimbangan bagi investor untuk menilai suatu bank dari kualitas aktiva dan likuiditasnya

3. Bagi penulis berikut dan masyarakat

Sebagai masukan dan tambahan referensi bagi yang tertarik pada bidang perbankan.


(23)

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang dilanjutkan dengan analisis statistik serta pengujian hipotesis untuk menjawab identifikasi masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.

4.1.1 Profil Objek Penelitian

Sebelum menjabarkan hasil penelitian berupa data-data dari variabel-variabel penelitian, akan terlebih dahulu diberikan pengantar singkat mengenai bank-bank yang datanya telah diambil sebagai objek penelitian.

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III, bank-bank yang laporan keuangannya dipilih untuk dijadikan data penelitian adalah bank-bank go publik yang ikut program rekapitalisasi dan memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan penulis berdasarkan purposive sampling. Dari dua puluh tiga bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada akhir tahun 2010, penulis memilih delapan bank. Beberapa diantaranya termasuk ke dalam bank dalam program rekapitalisasi, sedangkan satu bank lainnya adalah entitas baru hasil penggabungan dari dua bank yang juga mengalami rekapitalisasi.


(24)

1. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

Merupakan bank BUMN yang didirikan pada tanggal Berdiri tanggal 16 Desember 1895 dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs

Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang

berkebangsaan Indonesia (pribumi), pada tahun 1949 setelah perjanjian Renville menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada tanggal 1 Agustus 1992 merubah nama menjadi perseroan terbatas yang sahamnya dimiliki pemerintah, dan pada tahun 2003 menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (persero). Melakukan penawaran umum perdana pada tahun 2003 seiring dengan berubahnya nama menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Komposisi saham Bank BRI dimiliki pemerintah RI sebesar 56.8% dan sisanya sebesar 43.2% dimiki publik.

2. PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Perseroan ini didirikan berdasarkan akta no. 134 tanggal 16 Juli 1956 dengan nama PT Bank Kopra. Kemudian pada tahun 1958 mengganti nam menjadi PT Bank Persatuan Indonesia dan diganti lagi pada tahun 1976 menjadi PT Bank Danamon. Berdasarkan SK.DIR.BI.No. 21 / 10 DIR / UPPS tertanggal 5 Desember 1988 Bank Danamon telah meningkatkan statusnya menjadi bank umum swasta devisa. Bank Danamon juga telah melakukan penggabungan usaha dengan dua bank, yakni Asia Afrika Banking Corporation pada tahun 1981, dan PT Bank Delta pada tanggal 6 Juni 1996. Kemudian baru dilaksanakan pada bulan Mei 2000 adalah merger Bank Danamon dan Bank


(25)

PDFCI, Bank Rama, Bank Tiara, Bank Pos, Bank Jaya, Bank Duta, Bank BNN, dan Bank RSI.

3. PT Bank OCBC NISP Tbk

Bank OCBC NISP (sebelumnya dikenal dengan nama Bank NISP) merupakan bank tertua keempat di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 4 April 1941 di Bandung dengan nama NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP resmi menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990 dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1994. Reputasi Bank OCBC NISP yang baik di industrinya dan pertumbuhannya yang menjanjikan, telah menarik perhatian International Finance Corporation (IFC), bagian dari Grup Bank Dunia, yang kemudian menjadi pemegang saham pada tahun 2001 - 2010 dan dari OCBC Bank-Singapura yang kemudian menjadi pemegang saham Bank OCBC NISP dan akhirnya menjadi pemegang saham pengendali melalui serangkaian akuisisi dan penawaran tender sejak tahun 2004. OCBC Bank-Singapura saat ini memiliki saham sebesar 85.06% di Bank OCBC NISP.

4. PT Bank CIMB Niaga Tbk

Merupakan perseroan yang didirikan pada tanggal 11 November 1955. Bank ini telah melakukan penggabungan usaha dengan Bank Agung pada tahun 1974, dan Bank Amerta pada tahun 1983. Setelah mendapat ijin perubahan status, pada tanggal 22 November 1974 menjadi berstatus bank devisa dengan berdasarkan SK.DIR.BI.No 7 / 16 / KEP / DIR. Bank ini tercatat melakukan penjualan saham atau terdaftar pada BEJ pada tanggal 21 November 1989.


(26)

Commerce Asset Holdings Berhad (CAHB), yang sekarang dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad, mengakuisisi saham Bank Niaga pada tahun 2002. Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama menjadi Bank CIMB Niaga. Dalam rangka memenuhi kebijakan Single Presence Policy (SPP) yang ditetapkan Bank Indonesia, Khazanah Nasional Berhad sebagai pemilik saham mayoritas Lippo Bank dan juga saham pengendali Bank Niaga (melalui CIMB Group), melakukan penggabungan (merger) kedua bank tersebut secara resmi pada tanggal 1 November 2008 yang diikuti dengan pengenalan logo kepada masyarakat luas.

5. PT Bank Internasional Indonesia

Perseroan ini berdiri pada tanggal 15 Mei 1959 di Jakarta. Bank ini berubah statusnya menjadi bank umum swasta devisa nasional pada tahun 1984. Melakukan pendaftaran dan penawaran saham perdana pada Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 November 1989.

6. PT Bank Permata Tbk

Permata Bank merupakan Bank Hasil Penggabungan dari 5 (lima) bank di bawah pengelolaan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yaitu PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot, dimana PT Bank Bali Tbk telah ditunjuk menjadi Bank Rangka (Platform Bank) dan pada tanggal 18 Februari 2002


(27)

berganti nama menjadi Permata Bank, sedangkan keempat bank lainnya sebagai bank yang menggabungkan diri. Penggabungan/merger 5 bank ini merupakan implementasi dari keputusan Pemerintah mengenai Program Restrukturisasi Lanjutan yang dikeluarkan pada tanggal 22 November 2001. 7. PT Bank Bumi Arta Tbk

Bank Bumi Arta yang semula Bank Bumi Arta Indonesia didirikan di Jakarta pada tanggal 3 Maret 1967. Pada tanggal 18 September 1976, Bank Bumi Arta mendapat izin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menggabungkan usaha dengan Bank Duta Nusantara. Selanjutnya Seiring dengan Kebijaksanaan Pemerintah melalui Paket Oktober (PAKTO) 1988 di mana perbankan diberikan peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usahanya, dan berkat persiapan yang cukup lama dan terarah dari pengelola Bank, maka pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa. 8. PT Bank Windu Tbk

PT Bank Windu Kentjana International Tbk. atau yang lebih dikenal dengan

sebutan “Bank Windu”, adalah Bank Umum Devisa yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia, dan merupakan hasil merger antara PT Bank Multicor Tbk dan PT Bank Windu Kentjana pada tanggal 8 Februari 2008. PT Bank Windu Kentjana International Tbk merupakan Bank Devisa yang sahamnya telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, dengan perubahan anggaran dasar perseroan terakhir berdasarkan akte No.189 tanggal 24 Juni 2010 yang telah memperoleh pengesahan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi


(28)

Manusia NO. AHU - 39470.AH.01.02.Tahun 2010 tertanggal 10 Agustus 2010.

4.1.2 Perkembangan Kualitas aktiva produktif, Likuiditas dan Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010

Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini berupa data sekunder, karena merupakan data yang dikumpulkan oleh perusahaan dan telah mengalami pengolahan dalam bentuk laporan keuangan. Untuk memperoleh gambaran tentang perusahaan, diperlukan adanya analisis terhadap data keuangan perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut tercermin di dalam laporan keuangan, dimana laporan ini sangat penting artinya bagi pihak manajemen dan investor. Bagi manajemen perusahaan, analisis laporan keuangan digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan keuangan perusahaan dan apa yang menjadi kelemahan bagi perusahaan. Anggota populasi dipilih berdasarkan pada bank yang tersedia laporan keuangannya secara lengkap yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010, dengan jumlah sample sebanyak 8 perusahaan.

4.1.3 Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengambil keputusan


(29)

ekonomi. Laporan keuangan tersebut digunakan dan dianalisis oleh semua pihak yang terkait baik pihak internal maupun eksternal perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi suatu perusahaan. Pihak investor dapat menilai kinerja dan meramalkan kemampuan perusahaan serta tingkat pertumbuhan perusahaan dalam aspek-aspek ekonomi dengan cara menganalisa laporan keuangan tersebut. Seberapa baik tingkat kinerja atau efisiensi atau efektivitas pengelolaan sumberdaya di dalam perusahaan sangat menentukan seberapa besar tingkat pertumbuhan yang akan dicapai. Tingkat kinerja tersebut dapat dianalisis melalui rasio Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas Aktiva Produktif dunotasikan dengan X1, dengan ukuran yang disyaratkan oleh Bank Indonesia yaitu Aktiva Produktif Bermasalah (Bad Debt

Ratio) yang didapat dari rasio antara Aktiva Produktif Bermasalah dengan Total

Aktiva Produktif. Rasio ini diperoleh dari data tahunan yang telah disediakan oleh masing-masing bank pada laporan tahunan. Penghitungan ulang tidak dilakukan kembali mengingat terbatasnya data yang tersedia dari laporan publikasi

Adapun kondisi perkembangan Kualitas Aktiva Produktif pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.1.


(30)

Tabel 4.1

Kondisi Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode tahun 2007-2010 (dalam persentase)

No Emiten Tahun

2007 2008 2009 2010 Rata-rata 1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 0,0222 0,0218 0,0223 0,0275 0,0235 2 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 0,0146 0,0176 0,0381 0,0308 0,0253 3 PT Bank OCBC NISP Tbk 0,0112 0,0145 0,0185 0,0138 0,0145 4 PT Bank CIMB Niaga Tbk 0,0216 0,0224 0,0297 0,0221 0,0240 5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 0,0203 0,0200 0,0223 0,0275 0,0225 6 PT Bank Permata Tbk 0,0350 0,0250 0,0310 0,0220 0,0283 7 PT Bank Bumi Arta Tbk 0,0110 0,0104 0,0086 0,0115 0,0104 8 PT Bank Windu Tbk 0,0351 0,0310 0,0157 0,0160 0,0245

Jumlah 0,1710 0,1627 0,1862 0,1712 0,1728

Rata-rata 0,0214 0,0203 0,0233 0,0214 0,0216

MAX 0,0351 0,0310 0,0381 0,0308 0,0283

MIN 0,0110 0,0104 0,0086 0,0115 0,0104

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata Kualitas Aktiva Produktif tertinggi diperoleh pada PT. Bank Permata Tbk yaitu sebesar 0,0283% dan aktiva produktif terendah pada PT. Bank Bumi Arta Tbk yaitu sebesar 0,0104%.

Rata-rata kualitas aktiva produktif tertinggi pada tahun 2009 sebesar 0,0233%. Perusahaan yang memberikan kontribusi Kualitas Aktiva Produktif tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk, yaitu sebesar 0,0381%, dan yang memberikan kontribusi Kualitas Aktiva Produktif terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Bumi Arta Tbk. yaitu sebesar 0,0086%.


(31)

Rata-rata Kualitas Aktiva Produktif terendah diperoleh pada tahun 2008 yaitu sebesar 0,0203%. Perusahaan yang memberikan kontribusi Kualitas Aktiva Produktif tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank Windu Tbk. yaitu sebesar 0,0310% dan perusahaan yang memberikan kontribusi Kualitas Aktiva Produktif terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Bumi Arta Tbk. yaitu sebesar 0,0104%.

Rata-rata Kualitas Aktiva Produktif pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dari tahun ke tahun berfluktuatif. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007 yaitu sebesar 0,00104%. Pada tahun 2009 juga mengalami kenaikan sebesar 0,002938% dan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 0,00188%.

Berdasarkan hasil tabel di atas, kondisi Kualitas Aktiva Produktif pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 4.1

Perkembangan Kualitas Aktiva Produktif Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300 0.0350 0.0400 0.0450

2007

2008

2009


(32)

4.1.4 Perkembangan Likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

Likuiditas dapat diartikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan sumber daya yang dimilikinya. Likuiditas bank yang dinyatakan dengan Loan to Deposit Ratio dapat mengukur kegiatan ekspansi kredit sebuah bank yang sekaligus menggambarkan kebijakan pemberian kredit yang diberlakukan pada bank tersebut. Rasio ini diperoleh oleh peneliti dari data tahunan yang disediakan oleh masing-masing bank pada laporan tahunan

Loan to Deposit Ratio umumnya digunakan unuk mengukur tingkat

likuiditas sebuah bank. Rasio ini menunjukkan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, rasio dapat dihitung dengan menggunakkan rumus sebagai berikut :

Total Kredit yang diberikan

LDR =

Dana Pihak III

Adapun kondisi Perkembangan Likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.2.


(33)

Tabel 4.2

Kondisi Perkembangan Likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

(dalam satuan persentase)

No Emiten Tahun

2007 2008 2009 2010 Rata-rata 1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 68,80 79,93 80,88 75,17 76,20 2 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 88,05 86,42 88,76 93,82 89,26 3 PT Bank OCBC NISP Tbk 89,14 76,69 72,39 77,96 79,05 4 PT Bank CIMB Niaga Tbk 68,54 79,30 87,84 95,11 82,70 5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 88,01 86,53 82,93 89,03 86,63

6 PT Bank Permata Tbk 88,00 81,80 90,60 87,50 86,98

7 PT Bank Bumi Arta Tbk 51,99 59,86 50,58 54,18 54,15

8 PT Bank Windu Tbk 53,71 86,14 65,58 81,29 71,68

Jumlah 596,24 636,67 619,56 654,06 626,63

Rata-rata 74,53 79,58 77,45 81,76 78,33

MAX 89,14 86,53 90,6 95,11 89,26

MIN 51,99 59,86 50,58 54,18 54,15

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata likuiditas tertinggi diperoleh pada PT. Bank Permata Tbk yaitu sebesar 89,26% dan likuiditas terendah pada PT. Bank Bumi Arta Tbk yaitu sebesar 54,15%.

Rata-rata likuiditas tertinggi pada tahun 2010 sebesar 81,75%. Perusahaan yang memberikan kontribusi likuiditas tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank CIMB Niaga Tbk, yaitu sebesar 95,11%, dan yang memberikan kontribusi likuiditas terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Bumi Arta Tbk. yaitu sebesar 54,18%.

Rata-rata likuiditas terendah diperoleh pada tahun 2007 yaitu sebesar 74,53%. Perusahaan yang memberikan kontribusi likuiditas tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank OCBC NISP Tbk. yaitu sebesar 89,14% dan perusahaan


(34)

yang memberikan kontribusi likuiditas terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Bumi Arta Tbk. yaitu sebesar 51,99%.

Rata-rata likuiditas pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dari tahun ke tahun berfluktuatif. Pada tahun 2008 mengalami kenaikan dari tahun 2007 yaitu sebesar 5,05%. Pada tahun 2009 juga mengalami penurunan sebesar 2,14% dan tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,13%.

Berdasarkan hasil tabel di atas, kondisi likuiditas pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat digambarkan sebagai berikut :

Grafik 4.2

Perkembangan likuiditas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 100.00

2007

2008

2009


(35)

Laba setelah pajak =

Equity

4.1.5 Kondisi Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

Rasio ini untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola capital yang tersedia untuk mendapatkan net income. rasio ini dapat dihitung dengan menggunakkan rumus sebagai berikut :

ROE

Adapun kondisi perkembangan Profitabilitas pada bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kondisi Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

(dalam satuan rupiah)

No Emiten Tahun

2007 2008 2009 2010 Rata-rata 1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 31,64 34,5 35,22 43,83 36,30 2 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 22,91 14,64 11,24 18,51 16,83

3 PT Bank OCBC NISP Tbk 8,71 9,18 11,86 7,65 9,35

4 PT Bank CIMB Niaga Tbk 18,990 20,580 8,080 16,230 15,97 5 PT Bank Internasional Indonesia Tbk 9,48 8,98 -0,77 7,16 6,21

6 PT Bank Permata Tbk 18,1 12,4 13,3 21,5 16,33

7 PT Bank Bumi Arta Tbk 7,53 9,44 8,93 8,05 8,49

8 PT Bank Windu Tbk -1,83 1,39 6,03 7,24 3,21

Jumlah 115,53 111,11 93,89 130,17 112,68

Rata-rata 14,44 13,89 11,74 16,27 14,08

MAX 31,64 34,50 35,22 43,83 36,30

MIN -1,83 1,39 -0,77 7,16 3,21

Sumber: Data sekunder yang telah diolah

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perusahaan yang memiliki rata-rata Profitabilitas tertinggi diperoleh pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk


(36)

yaitu sebesar 36,30% dan Profitabilitas terendah pada PT Bank Windu Tbk yaitu sebesar 3,21%.

Rata-rata Profitabilitas tertinggi pada tahun 2010 sebesar 16,27%. Perusahaan yang memberikan kontribusi Profitabilitas tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, yaitu sebesar 43,83%, dan yang memberikan kontribusi Profitabilitas terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Internasional Indonesia Tbk. yaitu sebesar 7,16%.

Rata-rata Profitabilitas terendah diperoleh pada tahun 2009 yaitu sebesar 11,74%. Perusahaan yang memberikan kontribusi Profitabilitas tertinggi pada tahun tersebut adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yaitu sebesar 35,22% dan perusahaan yang memberikan kontribusi Profitabilitas terendah pada tahun tersebut adalah PT Bank Internasional Indonesia Tbk. yaitu sebesar -0,77%.

Rata-rata Profitabilitas pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dari tahun ke tahun berfluktuatif. Pada tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007 yaitu sebesar 0,55%. Pada tahun 2009 juga mengalami penurunan pula yaitu sebesar 2,15% dan tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,53%.

Berdasarkan hasil tabel di atas, kondisi Profitabilitas pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 dapat digambarkan sebagai berikut :


(37)

Grafik 4.3

Perkembangan Profitabilitas Pada Bank Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010

4.2 Pembahasan

4.2.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Normalitas merupakan syarat yang penting pada pengujian statistik parametrik, apabila data pengamatan tidak berdistribusi normal, analisis parametrik tidak layak digunakan, karena statistik uji dalam analisis parametrik diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas data dengan menggunakan software SPSS diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:

-20 0 20 40 60 80 100 120 140 160

2007

2008

2009

2010


(38)

Tabel 4.4 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

BDR LDR ROE

N 8 8 8

Normal Parametersa,b Mean ,0216 78,3313 14,0862

Std. Deviation ,00601 11,44068 10,30700

Most Extreme Differences Absolute ,308 ,176 ,270

Positive ,146 ,170 ,270

Negative -,308 -,176 -,146

Kolmogorov-Smirnov Z ,871 ,498 ,764

Asymp. Sig. (2-tailed) ,434 ,965 ,604

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa nilai signifikansi dari Kualitas Aktiva Produktif, Likuiditas dan Profitabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05. Ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk memperoleh penelitian yang akurat. Dimana model yang digunakan akan menghasilkan nilai parameter penduga yang akurat bila tidak terjadi multikolinearitas dan autokorelasi, dimana pengujiannya sebagai berikut:


(39)

4.2.2.1Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah ada hubungan yang kuat diantara beberapa atau semua variabel-variabel independen dalam model regresi atau dengan kata lain uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Apabila terdapat multikolinearitas, maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar. Keadaan ini biasanya ditandai oleh nilai koefisien determinasi yang sangat besar tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi tidak ada ataupun jika ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan. Untuk menguji indikator multikolinearitas digunakan nilai Variance Inflation Factors (VIF) sebagai indikator yang menunjukkan ada atau tidaknya multikolinearitas diantara variabel bebas. Pada tabel berikut merupakan bagian dari tabel Coefficient yang merupakan hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS. Dari tabel tersebut dapat dilihat nilai VIF dan tolerance untuk masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.5 Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7,052 31,907 ,221 ,834

BDR 632,362 1094,595 ,369 ,578 ,588 ,445 2,248

LDR -,085 ,575 -,094 -,147 ,889 ,445 2,248


(40)

Dari hasil perhitungan pada tabel 4.5 diatas, dapat dilihat nilai VIF untuk masing-masing variabel independen yang digunakan dalam penelitian menunjukkan tidak adanya korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel independen tidak melebihi 10 dan nilai tolerance value di atas 0,01 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas di antara variabel bebas.

4.2.2.2Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtut waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah autokorelasi.

Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat autokorelasi atau tidak antara variabel pengganggu (e1) pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya (et-1). Autokorelasi terjadi pada sampel dengan data time series dengan n-sampel adalah periode waktu.

Beberapa uji statistik yang sering dipergunakan adalah uji Durbin Watson, uji dengan Run Test dan jika data observasi di atas 100 data sebaiknya menggunakan uji Lagrange Multiplier atau Godfrey. Dalam penelitian ini

menggunakan Uji Run Test, dengan syarat sig > α, dapat kita lihat dalam tabel berikut:


(41)

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Runs Test

BDR LDR ROE

Test Valuea ,02 80,88 12,66

Cases < Test Value 4 4 4

Cases >= Test Value 4 4 4

Total Cases 8 8 8

Number of Runs 8 5 6

Z 1,909 ,000 ,382

Asymp. Sig. (2-tailed) ,056 1,000 ,703 a. Median

Berdasarkan hasil pengujian autokorelasi, maka nilai sig > α. Keputusan yang diambil menggunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 = tidak ada autokorelasi H1 = ada autokorelasi

Nilai Sig > α. Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan

menggunakan nilai signifikansi 5%. Hal ini berarti data yang diuji tidak mengalami autokorelasi atau terbebas dari autokorelasi.

4.2.2.3Heteroskedastisitas

Berikut adalah uji heteroskedasitas, dimana dalam analisis regresi, varians dari residual tidak sama atau tidak memiliki pola tertentu dari satu pengamatan ke pengamatan lain, yang ditunjukkan dengan nilai yang tidak sama antara satu varians dari residual dengan besarnya varians antar residual tidak homogen, sedangkan apabila terdapat gejala varians sama disebut homokedasitas. Dalam


(42)

dengan menggunakan bantuan software SPSS dan diperoleh hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.7

Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7,052 31,907 ,221 ,834

BDR 632,362 1094,595 ,369 ,578 ,588 ,445 2,248

LDR -,085 ,575 -,094 -,147 ,889 ,445 2,248

a. Dependent Variable: ROE

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi variabel-variabel independen dalam penelitian ini lebih besar dibandingkan tingkat kekeliruan 5%. Ini berarti bahwa data terhindar dari gejala heteroskedastisitas.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda (Linear Multiple Regression)

Untuk bisa mengetahui regresi linear berganda antara Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas terhadap profitabilitas, dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:

Tabel 4.8

Regresi Berganda Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan

Likuiditas Terhadap Profitabilitas

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 7,052 31,907 ,221 ,834

BDR 632,362 1094,595 ,369 ,578 ,588 ,445 2,248

LDR -,085 ,575 -,094 -,147 ,889 ,445 2,248


(43)

Dari tabel di atas, diperoleh persamaan regresi berikut : Y = 7,052 + 632,362X1– 0,085X2

Model diatas menjelaskan bahwa setiap peningkatan atau penurunan Aktiva Produktif dan Likuiditas akan meningkatkan perubahan Profitabilitas sebesar koefisien regresinya.

4.2.4 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial

Pengujian koefisien regresi secara parsial dilakukan untuk menguji masing-masing koefisien regresi variabel bebas terhadap variabel tetap untuk mengetahui koefisien regresi variabel bebas mana yang mempunyai pengaruh paling signifikan terhadap variabel tetap. Dalam pengujian ini, akan dibahas satu per satu variabel bebas yang digunakan terhadap variabel tetap.

4.2.4.1Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas maka perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho1 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas bank. Ha1 : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas

aktiva produktif terhadap profitabilitas bank.

Untuk menguji hipotesis di atas terlebih dahulu dicari nilai thitung untuk koefisien regresi variabel kualitas aktiva produktif, dimana dari keluaran software


(44)

SPSS seperti terlihat pada tabel 4.8 diperoleh nilai thitung = 0,578, kemudian untuk nilai signifikansi diperoleh 0,588.

Kriteria pengujian dua sisi adalah sebagai berikut:

Nilai signifikansi < Taraf signifikan (α) : Ho ditolak

Nilai signifikansi > Taraf signifikan (α) : Ho diterima

Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, karena nilai signifikansi yang diperoleh 0,588 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. . Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, yamg membuat bank meningkatkan kualitas aktiva produktif dan tidak berpengaruh kepada profitabilitas bank.

4.2.4.2Pengaruh Likuiditas Terhadap Perubahan Profitabilitas Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010

Untuk dapat mengetahui apakah terdapat pengaruh antara likuiditas terhadap profitabilitas maka perlu dilakukan pengujian hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Ho2 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan dari likuiditas terhadap profitabilitas bank.

Ho2 : βi ≠ 0 Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari likuiditas terhadap profitabilitas bank.


(45)

Untuk menguji hipotesis di atas terlebih dahulu dicari nilai thitung untuk koefisien regresi variabel likuiditas, dimana dari keluaran software SPSS seperti terlihat pada tabel 4.8 diperoleh nilai thitung = -0,147, kemudian untuk nilai signifikansi diperoleh 0,889.

Kriteria pengujian dua sisi adalah sebagai berikut:

Nilai signifikansi < Taraf signifikan (α) : Ho ditolak

Nilai signifikansi > Taraf signifikan (α) : Ho diterima

Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, karena nilai thitung = -0,147 < 0,05 dan nilai signifikansi yang diperoleh 0,889 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya terdapat pengaruh t tapi tidak signifikan antara likuiditas terhadap profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. Hal ini dikarenakan adanya pengetatan dan penyempurnaan proses pemberian kredit terutama pada segmen Ritel dan Menengah serta manajemen perkreditan pada kedua segmen tersebut difokuskan pada upaya restrukturisasi kredit bermasalah.

4.2.5 Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara kualitas aktiva produktif dan Likuiditas terhadap perubahan profitabilitas pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2010 maka dilakukan regresi berganda. Untuk itu, hipotesis statistik yang akan digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:


(46)

Ho1 : βi = 0 Tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank.

Ha1 : βi≠ 0 Terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank.

Kriteria pengujian dua sisi adalah sebagai berikut:

Nilai signifikansi < Taraf signifikan (α) : Ho ditolak Nilai signifikansi > Taraf signifikan (α) : Ho diterima

Pengujian koefisien regresi secara simultan dilaksanakan dengan menggunakan statistik uji-F yang terdapat dalam tabel Analisis Varians (ANOVA) dari hasil output pengolahan data dengan menggunakan software SPSS seperti yang tertera pada tabel berikut:

Tabel 4.9

Pengujian Koefisien Regresi ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 69,301 2 34,650 ,257 ,783a

Residual 674,339 5 134,868

Total 743,640 7

a. Predictors: (Constant), LDR, BDR b. Dependent Variable: ROA

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Fhitung adalah 0,257 dan nilai signifikansi yang di dapat adalah sebesar 0,783, dimana nilai ini menjadi statistik


(47)

uji yang akan dibandingkan dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Maka dapat dilihat

bahwa nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar daripada taraf signifikansi. Hal ini berarti H0 diterima. Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank.

4.2.6 Koefisien Korelasi Parsial

Koefisien korelasi parsial menunjukkan keeratan hubungan masing-masing variabel bebas yaitu Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas jika nilai variabel bebas lainnya tidak berubah (konstan).

Pada tabel 4.10 berikut disajikan koefisien korelasi variabel Kualitas Aktiva Produktif dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas:

Tabel 4.10

Koefisien Korelasi Parsial Variabel (X1), (X2) dengan Y Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Correlations

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 7,052 31,907

BDR 632,362 1094,595 ,369 ,299 ,250 ,246

LDR -,085 ,575 -,094 ,181 -,066 -,063

a. Dependent Variable: ROE

Pada tabel coefficient sebelumnya kita dapat melihat variabel mana yang berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap profitabilitas yaitu variabel likuiditas. Sedangkan variabel kualitas aktiva produktif tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. Pada tabel coefficient disini dapat diterangkan mengenai keeratan hubungan antar tiap variabel. Tabel diatas menunjukkan


(48)

bahwa variabel kualitas aktiva produktif memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar 0,250, sedangkan variabel likuiditas memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar -0,066.

Besarnya koefisien korelasi variabel kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas adalah 0,250 dengan syarat tidak terjadi perubahan pada variabel likuiditas. Koefisien determinasi parsial kualitas aktiva produktif pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 sebesar (0,250)2 = 0,0625, jadi secara parsial kualitas aktiva produktif mempengaruhi profitabilitas sebesar 6,25% dengan syarat tidak terjadi perubahan pada likuiditas. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 6,25%) = 93,75%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif.

Besarnya koefisien korelasi variabel likuiditas terhadap profitabilitas adalah -0,066 dengan syarat tidak terjadi perubahan pada variabel kualitas aktiva produktif. Koefisien determinasi parsial likuiditas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 sebesar (-0,066)2 = 0,004356, jadi secara parsial likuiditas mempengaruhi profitabilitas sebesar 0,4356% dengan syarat tidak terjadi perubahan pada kualitas aktiva produktif. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 0,4356%) = 99,5644%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar likuiditas.


(49)

4.2.7 Koefisien Determinasi Simultan

Tabel 4.11 Model Summary Model Summaryb

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,305a ,093 -,270 11,61326

a. Predictors: (Constant), LDR, BDR b. Dependent Variable: ROE

Koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas yaitu kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 seperti yang terlihat pada tabel 4.11.

Nilai pada R square menunjukkan besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap profitabilitas. Jadi besarnya pengaruh kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 adalah 9,3%. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 9,3%) = 90,7%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif dan likuiditas.


(50)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Bab IV dan berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada Bab I maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kualitas aktiva produktif tidak mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, terbukti dalam pengujian parsial mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,588. Karena nilai signifikansi yang diperoleh 0,588 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. Maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, yamg membuat bank meningkatkan kualitas aktiva produktif dan tidak berpengaruh kepada profitabilitas bank.

2. Likuiditas mempunyai pengaruh nilai t tapi tidak signifikan terhadap

profitabilitas, terbukti dalam pengujian parsial mempunyai nilai thitung = -0,147 < 0,05 dan nilai signifikansi sebesar 0,889. Karena karena nilai thitung = -0,147 < 0,05 dan nilai signifikansi yang diperoleh 0,889 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya terdapat pengaruh t tapi tidak signifikan antara likuiditas terhadap


(51)

profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010.

Variabel kualitas aktiva produktif memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar 0,250, sedangkan variabel likuiditas memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar -0,066.

Besarnya koefisien korelasi variabel kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas adalah 0,250 dengan syarat tidak terjadi perubahan pada variabel likuiditas. Koefisien determinasi parsial kualitas aktiva produktif pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 sebesar (0,250)2 = 0,0625, jadi secara parsial kualitas aktiva produktif mempengaruhi profitabilitas sebesar 6,25% dengan syarat tidak terjadi perubahan pada likuiditas. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 6,25%) = 93,75%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif.

Hal ini dikarenakan adanya pengetatan dan penyempurnaan proses pemberian kredit terutama pada segmen Ritel dan Menengah serta manajemen perkreditan pada kedua segmen tersebut difokuskan pada upaya restrukturisasi kredit bermasalah.

3. Kualitas aktiva produktif dan likuiditas tidak mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, terbukti dalam pengujian simultan mempuyai Fhitung (0,257) dan nilai signifikansi yang didapat adalah sebesar 0,783, dimana nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan


(52)

taraf signifikan (α) = 0,05. Maka dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang

diperoleh lebih besar daripada taraf signifikansi. Hal ini berarti H0 diterima. Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank.

Besarnya pengaruh kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 adalah 9,3%. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 9,3%) = 90,7%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif dan likuiditas

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi investor yang ingin melakukan investasi dalam bentuk saham, sebaiknya melakukan analisis, baik terhadap kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan, selain itu harus mempertimbangkan pula faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2. Bagi perusahaan, harus menjaga kinerjanya sehingga investor tetap menaruh kepercayaan bahwa investasinya pada perusahaan tersebut tetap aman dan memberikan keuntungan bagi investor.


(53)

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan memakai rasio keuangan lainnya untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas, karena pada penelitian ini hanya memakai salah satu rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas.


(54)

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill Gitman, J Lawrence.2000. Principles of Managerial Finance Edisi kesembilan.

Addison Wesley

Harahap Sofyan Syafri. 2004. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Indira dan Dadang Muljawan, dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (Vol.1 No.1, Juli 1998)

Kieso, Weygandt and Warfield 2011, Intermediate Accounting Twelfth Edition, Edisi IFRS.. john Wiley & Sons, United States of America

M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia Mudrajat Kuncoro, Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi

Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE

Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002 Metode Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

Peter S. Rose,2005, Bank Management & financial service sixth edition McGraw-hill Education

PSAK No. 31 tahun 2000 PSAK tahun 2009

R. Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, edisi keempat, cetakan pertama, Yogyakarta: BFE

SE BI No. 26 / 5 / BPPP tanggal 26 Mei 1993

Slamet Riyadi; 2006; Banking Assets and Liability Management; Ed. 3; Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Surat Keputusan direksi Bank Indonesia No 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1999


(55)

Teguh Pudjo Muljono 1999 Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan Jakarta: Djambatan

UU No 7 tahun 1992 tentang Perbankan UU No. 13 tahun 1968 tentang bank sentral UU No.10 tahun 1998


(1)

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Bab IV dan berdasarkan permasalahan yang dikemukakan pada Bab I maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kualitas aktiva produktif tidak mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, terbukti dalam pengujian parsial mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,588. Karena nilai signifikansi yang diperoleh 0,588 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. Maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010. Hal ini dikarenakan krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008, yamg membuat bank meningkatkan kualitas aktiva produktif dan tidak berpengaruh kepada profitabilitas bank.

2. Likuiditas mempunyai pengaruh nilai t tapi tidak signifikan terhadap profitabilitas, terbukti dalam pengujian parsial mempunyai nilai thitung = -0,147 < 0,05 dan nilai signifikansi sebesar 0,889. Karena karena nilai thitung = -0,147 < 0,05 dan nilai signifikansi yang diperoleh 0,889 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05. maka H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya terdapat pengaruh t tapi tidak signifikan antara likuiditas terhadap


(2)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111

Universitas Kristen Maranatha profitabilitas bank Pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010.

Variabel kualitas aktiva produktif memiliki hubungan yang lemah dan positif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar 0,250, sedangkan variabel likuiditas memiliki hubungan yang sangat lemah dan negatif terhadap profitabilitas dimana nilai parsialnya sebesar -0,066.

Besarnya koefisien korelasi variabel kualitas aktiva produktif terhadap profitabilitas adalah 0,250 dengan syarat tidak terjadi perubahan pada variabel likuiditas. Koefisien determinasi parsial kualitas aktiva produktif pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 sebesar (0,250)2 = 0,0625, jadi secara parsial kualitas aktiva produktif mempengaruhi profitabilitas sebesar 6,25% dengan syarat tidak terjadi perubahan pada likuiditas. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 6,25%) = 93,75%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif.

Hal ini dikarenakan adanya pengetatan dan penyempurnaan proses pemberian kredit terutama pada segmen Ritel dan Menengah serta manajemen perkreditan pada kedua segmen tersebut difokuskan pada upaya restrukturisasi kredit bermasalah.

3. Kualitas aktiva produktif dan likuiditas tidak mempuyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas, terbukti dalam pengujian simultan mempuyai Fhitung (0,257) dan nilai signifikansi yang didapat adalah sebesar 0,783, dimana nilai ini menjadi statistik uji yang akan dibandingkan dengan


(3)

taraf signifikan (α) = 0,05. Maka dapat dilihat bahwa nilai signifikansi yang

diperoleh lebih besar daripada taraf signifikansi. Hal ini berarti H0 diterima. Jadi, dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh negatif yang signifikan dari kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas bank.

Besarnya pengaruh kualitas aktiva produktif dan likuiditas terhadap profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 – 2010 adalah 9,3%. Pengaruh faktor-faktor lain yang tidak diamati oleh peneliti adalah sebesar (100% - 9,3%) = 90,7%. Pengaruh tersebut merupakan pengaruh lain diluar variabel kualitas aktiva produktif dan likuiditas

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi investor yang ingin melakukan investasi dalam bentuk saham, sebaiknya melakukan analisis, baik terhadap kinerja keuangan maupun kinerja non keuangan, selain itu harus mempertimbangkan pula faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2. Bagi perusahaan, harus menjaga kinerjanya sehingga investor tetap menaruh kepercayaan bahwa investasinya pada perusahaan tersebut tetap aman dan memberikan keuntungan bagi investor.


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 113

Universitas Kristen Maranatha 3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan memakai rasio keuangan lainnya untuk

mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas, karena pada penelitian ini hanya memakai salah satu rasio keuangan yaitu rasio profitabilitas.


(5)

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Cetakan Ketujuh. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Damodar N. Gujarati, 2003 “Basic Econometrics” fourth edition McGraw-Hill Gitman, J Lawrence.2000. Principles of Managerial Finance Edisi kesembilan.

Addison Wesley

Harahap Sofyan Syafri. 2004. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Indira dan Dadang Muljawan, dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan (Vol.1 No.1, Juli 1998)

Kieso, Weygandt and Warfield 2011, Intermediate Accounting Twelfth Edition, Edisi IFRS.. john Wiley & Sons, United States of America

M. Nazir. 2003. Metode Penelitian. Cetakan Kelima. Jakarta: Ghalia Indonesia Mudrajat Kuncoro, Suhardjono, 2002. Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi

Edisi Pertama, Yogyakarta, BPFE

Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2002 Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, PT. Bumi Aksara, Jakarta,

Peter S. Rose,2005, Bank Management & financial service sixth edition McGraw-hill Education

PSAK No. 31 tahun 2000 PSAK tahun 2009

R. Agus Sartono, 2001, Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, edisi keempat, cetakan pertama, Yogyakarta: BFE

SE BI No. 26 / 5 / BPPP tanggal 26 Mei 1993

Slamet Riyadi; 2006; Banking Assets and Liability Management; Ed. 3; Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Surat Keputusan direksi Bank Indonesia No 31/147/KEP/DIR tanggal 12 November 1999

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Kualitas Aktiva Produktif, Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005


(6)

115

Universitas Kristen Maranatha Teguh Pudjo Muljono 1999 Analisis Laporan Keuangan untuk Perbankan

Jakarta: Djambatan

UU No 7 tahun 1992 tentang Perbankan UU No. 13 tahun 1968 tentang bank sentral UU No.10 tahun 1998


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kualitas Aset Produktif Terhadap Tingkat Profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012

0 42 96

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Rentablitas pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

7 57 97

Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif Terhadap Tingkat Rentabilitas Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di BEI Periode 2007-2009

0 18 88

Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

3 23 114

Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

2 18 0

Pengaruh Kredit Bermasalah dan Kualitas Aktiva Produktif terhadap Profitabilitas Bank pada Sektor Perbankan Go Publik yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012

0 3 1

PENGARUH KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK-BANK YANG LIST DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 1 32

PENGARUH KOLEKTIBILITAS AKTIVA PRODUKTIF TERHADAP RASIO CAMEL DALAM PENILAIAN KINERJA BANK DEVISA DAN BANK NON DEVISA (Studi Empiris pada Bank yang terdaftar di BEI).

0 0 130

Pengaruh Kualitas Aset Produktif Terhadap Tingkat Profitabilitas pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012

0 0 11

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PERMODALAN, KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF (KAP), DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014 - Test Repository

0 0 181