Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Keputusan Auditor terhadap Internet Financial Reporting pada Perbankan yang terdaftar di BEI

(1)

PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN BANK, UMUR LISTING, DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING PADA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh: Diogi Putra Akhirra

109082000196

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Diogi Putra Akhirra

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Januari 1992

3. Alamat : Jl. Pedati Selatan RT 009/ RW 006 Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur

4. Agama : Islam

5. Nama Ayah : Bambang Widhi Untoro 6. Nama Ibu : Sri Wiyati

7. Nomor Telepon : 081298877226

8. E-mail : diogi.akhirra@yahoo.com

B. Data Pendidikan Formal

1. 1996 - 1997 : TK. Islam Al-Ikhlas Bekasi 2. 1997 - 2003 : SDN Cipinang Melayu 04 Jakarta 3. 2003 - 2006 : SMPN 109 Jakarta

4. 2006 - 2009 : SMAN 61 Jakarta

5. 2009 - 2013 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (Audit).


(7)

ABSTRACT

This research has the objective analyze the effect of variable liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation of the auditor on the internet financial reporting.. The sampling method use sampling techniques purposive. This research conducted on 25 banking companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2008-2011. The hypothesis test use logistic regression. Result showed that the bank size and reputation of the auditor has a positive and significant influence on internet financial reporting and listing age has a negative and significant influence on internet financial repoting while the liquidity ratio, leverage ratio, and profitability ratio has not significant effect on internet financial reporting.

Keywords: liquidity ratio, leverage ratio, profitability ratio, bank size, listing age and reputation, internet financial reporting


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap internet financial reporting. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan tekhik purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada 25 perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008-2011. Uji yang digunakan adalah regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran bank dan reputasi auditor memiliki pengaruh positif secara signifkan terhadap internet financial reporting dan variabel umur listing memiliki pengaruh negatif secara signifikan terhadap internet financial reporting, sedangkan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap internet financial reporting.

Kata kunci: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, ukuran bank, umur listing dan reputasi auditor, internet financial reporting


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, Dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Peneliti sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta tetap menuntun peneliti dijalan yang benar sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 2. Ayahanda dan ibunda tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih

sayang, perhatian, dan do’a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis, serta adik-ku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati, memberikan keceriaan, do’a dan semangat untuk terus berusaha memberikan yang terbaik. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna


(10)

penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

5. Ibu Erika Amelia, SE.,M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

7. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

8. Teman-teman seperjuangan khususnya Akuntansi E angkatan 2009 yang sama-sama berjuang dan saling membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas akhir kuliah. Seluruh sahabat terbaik terima kasih atas bantuan, semangat dan do’anya.

9. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua, terima kasih banyak.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


(11)

(Diogi Putra Akhirra) DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstract ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Perumusan Masalah ... 11

C.Tujuan dan Manfat Penelitian ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A.Landasan Teori ... 13

1. Teori Agensi (Agency Theory) ... 13

2. Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 14

3. Pengungkapan Laporan Keuangan ... 16

4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure) ... 17


(12)

7. Analisis Kinerja Perbankan ... 25

8. Ukuran Bank ... 30

9. Umur Listing ... 31

10. Reputasi Auditor ... 33

B.Penelitian Terdahulu ... 33

C.Perumusan Hipotesis Penelitian ... 36

D.Kerangka Pemikiran ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 44

A.Ruang Lingkup Penelitian ... 44

B.Metode Penentuan Sampel ... 45

C.Metode Pengumpulan Data ... 45

1. Studi Pustaka ... 45

2. Observasi Website ... 46

D.Metode Analisis Data ... 46

1. Statistik Deskriptif ... 46

2. Uji Hipotesis ... 47

E.Operasionalisasi Variabel Penelitian ... 51

1. Rasio Likuiditas ... 51

2. Rasio Solvabilitas ... 52

3. Rasio Profitabilitas ... 53

4. Ukuran Bank ... 54

5. Umur Listing ... 55

6. Reputasi Auditor ... 55

7. Internet Financial Reporting (IFR) ... 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 57

A.Gambaran Umum Objek Penelitian ... 57

1. Deskripsi Objek Penelitian ... 57

2. Deskripsi Sampel Penelitian ... 57

B.Hasil Uji Analisis Data Penelitian ... 58

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 58


(13)

a. Menilai Kelayakan Model Regresi ... 63

b. Hasil Uji Overall Model Fit ... 64

c. Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 65

d. Hasil Uji Tabel Klasifikasi ... 66

e. Hasil Matriks Penelitian ... 66

C.Analisis ... 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

A.Kesimpulan ... 81

B.Implikasi ... 82

C. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Statistik Pengguna Internet Dunia ... 3

2.1 Penelitian Terdahulu ... 36

4.1 Proses Seleksi Populasi Perusahaan Perbankan ... 58

4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif ... 59

4.3 Identifikasi data ... 62

4.4 Data Yang Diproses ... 62

4.5 Kelayakan Model Regresi ... 63

4.6 Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 0) ... 64

4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (Block Number = 1) ... 65

4.8 Hasil Uji Koefisien Cox & Snell R Square dan Negelkerke R Square ... 65

4.9 Hasil Uji Klasifikasi ... 66

4.10 Hasil Uji Signifikasi data... 67


(15)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman


(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan ... 88 2 Data Mentah Perhitungan Variabel ... 89 3 Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20 ... 96


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perbankan merupakan inti dari sistem keuangan pada setiap negara, termasuk di Indonesia. Menurut pasal 1 undang–undang RI No. 10 Tahun 1998, perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Secara umum pengertian bank sendiri adalah salah satu lembaga keuangan sebagai tempat bagi perusahaan, badan-badan pemerintah swasta maupun perorangan untuk menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan bank untuk melayani kebutuhan pembiayaan serta meluncurkan mekanisme sistem pembangunan bagi semua faktor perekonomian Indonesia, kedudukan bank itu sendiri adalah sebagai penghimpun dana dari masyarakat, sebab bank itu sendiri memperoleh pendapatan dan modalnya dari simpanan masyarakat pada bank tersebut.

Pada saat ini seluruh institusi keuangan menghadapi tantangan untuk menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan dalam model bisnis yang terjadi saat ini, tidak terkecuali perbankan. Perubahan-perubahan tersebut menuntut adanya perbaikan dan peningkatan kualitas dalam berbagai aspek pada seluruh komponen di institusi keuangan. Hal ini merupakan konsekuensi dari tuntutan


(18)

perubahan zaman serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai sektor kehidupan.

Salah satu perubahan yang paling menantang yang saat ini sedang dihadapi oleh perbankan ialah tantangan untuk beradaptasi dengan laju perubahan teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi informasi dan komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan dan pemindahan informasi antar media (Haryanto, 2008:1).

Salah satu perkembangan terbesar di bidang teknologi informasi dan komunikasi dalam kurun waktu setengah abad ini adalah perkembangan internet. Internet merupakan sebuah teknologi yang mempunyai kekuatan untuk mengubah laporan eksternal secara besar-besaran (Xiao, et al., 2005:131). Internet merupakan suatu media yang tepat untuk digunakan sebagai sarana mengakomodasi perubahan yang dibutuhan dalam pelaporan perusahaan. Internet mempunyai beberapa karakteristik dan keunggulan seperti mudah menyebar (pervasiveness), tidak mengenal batas (borderless-ness), real-time, berbiaya rendah (low cost), dan mempunyai interaksi yang tinggi (high interaction) (Ashbaugh, et al. 1999).

Beberapa keunggulan penggunaan internet tersebut berdampak pada semakin tingginya angka penggunaan internet di seluruh dunia. Berdasarkan data, jumlah pemakai internet di Asia pada tahun 2011 mencapai 44.8 % dari total jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhan pemakai dari tahun 2000 - 2011 mencapai 789.6%. Data dapat dilihat pada tabel 1.1.


(19)

Tabel 1.1

Statistik Pengguna Internet Dunia

WORLD INTERNET USAGE AND POPULATION STATISTICS 31-Dec-11

World Regions

Population Internet

Users Internet Users Penetration Growth Users % ( 2011 Est.) Dec. 31, 2000 Latest Data (% Population) 2000-2011 of Table

Africa 1.037.524.058 4.514.400 139.875.242 13,50% 2988,40% 6,20%

Asia 3.879.740.877 114.304.000 1.016.799.076 26,20% 789,60% 44,80%

Europe 816.426.346 105.096.093 500.723.686 61,30% 376,40% 22,10%

Middle East 216.258.843 3.284.800 77.020.995 35,60% 2244,80% 3,40%

North America 347.394.870 108.096.800 273.067.546 78,60% 152,60% 12,00%

Latin America /

Carib. 597.283.165 18.068.919 235.819.740 39,50% 1205,10% 10,40% Oceania /

Australia 35.426.995 7.620.480 23.927.457 67,50% 214,00% 1,10% WORLD TOTAL 6.930.055.154 360.985.492 2.267.233.742 32,70% 528,10% 100,00% Sumber : www.internetworldstats.com, 2012

Peningkatan pengguna internet sendiri terjadi karena banyak keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengguna internet itu sendiri, ditambah lagi bagi para pemakai laporan keuangan yang sangat membutuhkan informasi keuangan suatu perusahaan yang bersifat up to date. Dari tabel di atas juga dapat terlihat peningkatan jumlah pengguna internet dalam jangka waktu 10 tahun dan uniknya peningkatan tersebut terjadi pada setiap benua.

Perkembangan internet yang semakin pesat, dan jumlah pengguna internet yang semakin meningkat, merupakan tantangan tersendiri bagi dunia perbankan. Tingginya jumlah pengguna internet ini akan menjadi peluang bagi institusi keuangan, khususnya perbankan, jika institusi tersebut mampu memanfaatkan situasi dan menyesuaikan diri dengan tuntutan perkembangan. Sebaliknya, hal ini dapat menjadi permasalahan jika institusi tersebut belum siap bersaing dan beradaptasi dengan tuntutan yang ada.


(20)

Salah satu isu yang berkembang pesat seiring dengan pesatnya perkembangan internet dan tingginya angka pengguna internet tersebut adalah transparansi informasi. Berbagai penelitian telah membuktikan pentingnya keterbukaan dan transparansi informasi di sektor perbankan, antara lain, Cinca, et al. (2006:31) menemukan bahwa asimetri informasi antara bank dan perusahaan deposan dapat menyebabkan kemacetan dalam menjalankan bank atau bahkan kebangkrutan. Dalam penelitian yang lain, Chen, et al. (2006:307) menyimpulkan bahwa perbaikan dalam sistem transparansi perbankan dapat memberikan kesempatan dalam mempercepat laju pertumbuhan perbankan.

Abdelsalam, et al. (2007:1) menjelaskan bahwa internet menawarkan suatu bentuk unik pengungkapan yang menjadi media bagi perusahaan dalam menyediakan informasi kepada masyarakat luas sesegera mungkin. Atas dasar itulah muncul suatu media tambahan dalam penyajian laporan keuangan melalui internet atau website yang lazim disebut Internet Financial Reporting (IFR).

Pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting- IFR) merupakan suatu bentuk pengungkapan sukarela yang telah dipraktekkan oleh berbagai perusahaan. Survei dari Carol (1999) dalam Khan (2006) terhadap 1000 perusahaan besar di Eropa menunjukkan bahwa 67% perusahaan telah mempunyai website dan 80% dari perusahaan yang mempunyai website tersebut mengungkapkan laporan keuangan di Internet. Hingga tahun 2006, lebih dari 70% perusahaan besar di dunia menerapkan IFR (Kahn, 2006).


(21)

Praktik IFR pada perbankan sendiri di proksikan dengan melihat kinerja keuangan dari bank itu sendiri, ukuran bank tersebut apakah tergolong bank dengan ukuran besar atau kecil. Di samping itu praktik IFR dilihat dari umur listing dan yang terakhir reputasi dari auditor juga harus harus diperhatikan dalam melihat pratik IFR.

Menganalisis kinerja keuangan suatu perbankan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena dengan mengetahui hal tersebut para pihak yang berkepentingan dapat mengetahui keberlangsungan usaha dari perbankan itu sendiri serta untuk melihat apakah ada pengaruhnya terhadap praktik IFR yang terjadi di perbankan. Analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio keuangan menurut standar yang berlaku, menurut Kasmir (2004) rasio tersebut terdiri dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas.

Likuiditas suatu perusahaan perbankan menunjukan bahwa suatu perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya dengan likuid (lancar) yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Likuiditas perbankan juga menunjukan kemampuan sebuah bank untuk menyediakan alat – alat lancar guna membayar kembali titipan yang jatuh tempo dan memberikan pinjaman kepada nasabah yang membutuhkannya. Secara umum, syarat likuiditas untuk permodalan menetukan bahwa modal yang diperlukan harus ditarik perusahaan untuk jangka waktu yang sekurang – kurangnya sama dengan waktu modal itu dibutuhkan. Likuiditas perbankan dalam penelitian ini diproksikan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR).


(22)

Solvabilitas perbankan menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya dalam jangka panjang ataupun ketika suatu entitas perbankan dilikuidasi. Solvabilitas dalam penelitian ini diproksikan oleh Capital Adequacy Ratio. Apabila rasio CAR suatu bank kecil maka besar kemungkinan bank tersebut gagal menutupi kerugiannya di dalam kegiatan perkreditan maupun dikegiatan perdagangan surat berharga dengan kemampuan yang dimiliki bank tersebut.

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh perusahaan perbankan dalam suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini tingkat profitabilitas akan dilihat dengan mengukur Return On Asset (ROA). Perusahaan yang besar memiliki agency cost yang tinggi karena perusahaan yang besar memiliki kewajiban yang lebih besar pula dalam menyampaikan pelaporan keuangannya secara lengkap dan cepat kepada shareholder sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen kepada para shareholder-nya. Menurut Oyelere, et al. (2003:26), agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Sama halnya dengan perbankan, Lembaga keuangan dengan ukuran besar cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan untuk mengurangi agency cost tersebut adalah dengan menerapkan praktik IFR dalam menyebarluaskan laporan keuangan perusahaan.


(23)

Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan pelaporan keuangan yang lebih lengkap dibandingkan dengan perusahaan yang belum listing di BEI. Selain itu perusahaan yang telah lama listing di BEI akan cenderung mengubah metode pelaporan informasi keuangan sesuai dengan perkembangan teknologi untuk menarik investor salah satunya melalui IFR. Dengan demikian umur listing perusahaan dapat mempengaruhi pengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam menerapkan praktik IFR.

Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.

Dalam institusi keuangan, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Maingot, et al (2008:2) yang mengungkapkan mengenai praktik IFR di perbankan Kanada. Kesimpulan dari penelitian ini mengungkapkan bahwa semakin besar ukuran perbankan, semakin luas informasi yang diungkap. Selain itu, praktik IFR di perbankan Kanada sangat erat kaitannya dengan kebijakan strategi perbankan dari manajemennya. Dalam penelitian yang lain, Ashbaugh, et al. (1999:241) mengungkapkan bahwa praktik IFR sangat dipengaruhi secara signifikan oleh ukuran institusi keuangan. Hasil ini dikuatkan dengan penelitian serupa dalam Lai, et al. (2002:1) meneliti kualitas


(24)

IFR dan menyimpulkan bahwa kualitas berhubungan positif dengan ukuran perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk kepemilikan saham atau nilai kapitalisasi perusahaan.

Dalam penelitian lain, Al-Shammari (2007) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Kuwait Stock Exchange mengenai praktik IFR. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa tingkat likuiditas suatu perusahaan serta reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR, lalu menurut Agyei-Mensah (2011) yang melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan yang terdapat di Ghana menyatakn bahwa tingkat solvabilitas dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan mempengaruhi praktik IFR pada perusahaan tersebut.

Di Indonesia, beberapa penelitian mengenai IFR antara lain dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) berkesimpulan bahwa faktor seperti profitabilitas tidak mempengaruhi praktik IFR. Dalam penelitian lain, Almilia (2008) menyimpulkan bahwa tingkat kepemilikan asing mempengaruhi dari praktik IFR.

Dari penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kaitan antara IFR dengan dunia institusi keuangan cukup erat. Beberapa teori telah dijadikan landasan untuk menjelaskan motivasi sebuah institusi dalam melakukan pengungkapan sukarela melalui internet. Teori-teori tersebut antara lain ialah teori agensi (Agency theory) dan teori sinyal (Signalling theory).

Dalam teori sinyal dikemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini


(25)

berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain.

Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Semakin besar perusahaan maka akan cenderung melakukan praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk mengurangi besarnya agency cost Chariri (2007).

Hasil yang didapatkan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi aplikasi IFR di beberapa institusi, baik institusi berupa perusahaan maupun institusi keuangan. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor ukuran institusi menjadi faktor yang dominan. Selain itu, terdapat faktor-faktor lain seperti likuiditas, profitabilitas, solvabilitas.

Namun dari berbagai penelitian yang dilakukan, khususnya di Indonesia, masih sedikit penelitian yang mengkhususkan pada faktor yang mempengaruhi praktik IFR khusus pada sektor perbankan. Beberapa penelitian mengenai aplikasi IFR di perbankan antara lain dilakukan oleh Almilia (2008:117) yang melakukan penelitian mengenai perbandingan praktik IFR


(26)

pada industri perbankan dan perusahaan LQ 45. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar dari bank dan perusahaan yang diteliti memiliki website dan melakukan pelaporan keuangan secara online. Meskipun demikian, perusahaan memiliki alasan yang berbeda dalam menampilkan informasi secara online. Beberapa website di perusahaan hanya berisi produk dan iklan-iklan jasa perusahaan. Sebagian besar laporan keuangan perusahaan berbentuk pdf dan terlihat sama dengan laporan keuangan berbasis kertas. Sementara website perbankan memiliki skor yang lebih tinggi dibanding perusahaan dalam aspek teknologi dan user support. Penelitian lainnya dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang berpendapat sama bahwa tingkat profitabilitas suatu perbankan tidak mempengaruhi praktik IFR sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap praktik IFR.

Perbankan merupakan salah satu institusi keuangan yang paling dekat dengan masyarakat. Perbankan berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali melalui berbagai media pembiayaan. Oleh karena itu, perbankan memiliki tanggung jawab moral yang lebih dalam melaporkan kinerja keuangannya ke masyarakat luas.

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang berdasarkan pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rahardjo (2012:2) yang meneliti tingkat pengungkapan informasi keuangan dan nonkeuangan melalui website perbankan di Indonesia. Hasil pada penelitian tersebut menunjukan bahwa ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui


(27)

website perbankan di Indonesia. Sedangkan profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia. Sehubungan dengan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh, kinerja keuangan bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap IFR, khususnya perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2011.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Pertama, menambah variabel umur listing. Yang kedua yaitu populasi, waktu dan tempat penelitian sampel yang digunakan yaitu perusahaan perbankan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2011 dimana penilitan terhadap perbankan masih terbilang cukup sedikit. Oleh karena itu peneliti menuangkannya ke dalam karya tulis ilmiah yang berbentuk skripsi dengan judul: “Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Bank, Umur Listing, dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting Pada Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap penerapan praktik Internet Financial Reporting (IFR) dalam perbankan ?


(28)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara rinci tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh tingkat likuiditas bank, tingkat solvabilitas bank, tingkat profitabilitas bank, ukuran bank, umur listing, dan reputasi auditor terhadap probabilitas perusahaan dalam menerapkan Internet Financial Reprting (IFR).

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi literatur teoritis perbankan, Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur dan referensi yang dapat djadikan acuan dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perbankan dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet (Internet Financial Reporting (IFR) dan sekaligus memahami seberapa penting implementasi pelaporan keuangan melalui internet ini bagi perkembangan kinerja perbankan.

b. Bagi kalangan praktisi, Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam melakukan pelaporan keuangan melalui internet (internet financial reporting) dan sekaligus mengevaluasi praktik pelaporan keuangan melalui internet yang telah atau belum diterapkan oleh perbankan sehingga dapat memacu perbankan untuk melakukan pelaporan keuangan yang lebih baik lagi. c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai data informasi untuk melakukan


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Teori agensi atau teori keagenan muncul ketika terdapat dua pihak yang saling terkait dimana pihak pertama setuju untuk memakai jasa pihak tertentu. Jensen, et al (1976:305), menyatakan bahwa teori keagenan mendeskripsikan pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham.

Teori Agensi didasarkan pada 3 asumsi, yaitu asumsi sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat mementingkan diri sendiri, mempunyai keterbatasan rasional dan tidak menyukai resiko. Asumsi keorganisasian menekankan adanya konflik antar organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektifitas dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.

Asumsi teori agensi bahwa masing-masing individu termotivasi oleh kepentingannya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antara


(30)

prinsipal dan agen. Prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya sendiri, sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya. Alasan yang mendasari perlunya praktik pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen perusahaan kepada shareholders dijamin dalam hubungan antara prinsipal dan agen. Manajemen sebagai pengelola kekayaan perusahaan berperan sebagai agen, sedangkan investor sebagai pemilik berperan sebagai prinsipal. Laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas manajemen kepada pemilik. Sebagai wujud pertanggungjawaban, agen akan berusaha memenuhi seluruh keinginan prinsipal, dalam hal ini adalah pengungkapan sukarela yang lebih luas (Anthony, et al, 2004).

Dalam penelitian ini, teori agensi akan menjadi landasan dalam menjelaskan hubungan antara ukuran perbankan dengan praktik Internet Financial Reporting (IFR) pada perbankan.

2. Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari perusahaan lain.


(31)

Dalam kerangka teori sinyal disebutkan bahwa dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah karena terdapat asimetri informasi antara manajer perusahaan dan pihak luar, hal ini disebabkan karena manajer perusahaan mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (Wolk, et al. 2000:7). Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi asimetri informasi tersebut. Salah satu cara untuk mengurangi asimetri informasi adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, berupa informasi keuangan yang positif dan dapat dipercaya yang akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang sehingga dapat meningkatkan kredibilitas dan kesuksesan perusahaan (Wolk, et al. 2000:7).

Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya, yang akan digunakan untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis, termasuk laporan arus kas karena laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan.

Dalam penelitian ini, teori sinyal akan menjadi landasan dalam hubungan antara kinerja keuangan dengan praktik Internet Financial Reporting (IFR) di perbankan.


(32)

3. Pengungkapan Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dan kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan kinerja adalah penghasilan dan beban yang termuat dalam laporan laba-rugi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Selain sebagai informasi, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sarana pertanggungjawaban perusahaan terhadap pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai salah satu indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya (Sofyan, 2002:6).

Laporan keuangan tersebut harus disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan peraturan BAPEPAM. Selanjutnya laporan keuangan tersebut harus diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di BAPEPAM. Laporan tahunan tersebut terdiri atas:

a. Neraca

b. Laporan Laba Rugi c. Laporan Saldo Laba


(33)

d. Laporan Arus Kas

e. Catatan atas Laporan Keuangan f. Laporan lain-lain

4. Pelaporan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan diluar apa yang telah diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005:20). Sehingga tidak semua perusahaan melakukan praktik pengungkapan yang sama, namun sesuai dengan kebutuhan perusahaan tersebut. Meek, et. al. (2005:555) menegaskan bahwa pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan dalam memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh pemakai laporan tahunannya.

Manajemen selalu berusaha untuk mengungkapkan informasi private yang menurut pertimbangannya sangat diminati oleh investor dan pemegang saham, khususnya apabila informasi tersebut merupakan berita gembira (good news). Manajemen juga akan menyampaikan informasi yang dapat meningkatkan kredibilitas dan kemajuan perusahaan meskipun informasi tersebut tidak diwajibkan (Suwardjono, 2005:25). Terdapat lima manfaat pengungkapan sukarela yaitu:

a. Memperbaiki reputasi perusahaan,

b. Menyajikan informasi yang dapat menghasilkan keputusan investasi yang lebih baik bagi investor,


(34)

c. Memperbaiki akuntabilitas,

d. Memperbaiki prediksi risiko yang dilakukan oleh investor, dan e. Menyajikan kewajaran harga saham yang lebih baik.

Sedangkan biaya dari pengungkapan sukarela meliputi: a. biaya competitive disadvantage, dan

b. biaya untuk mengumpulkan dan memproses.

Praktik pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan (Internet Financial Reporting-IFR) merupakan salah satu contoh bentuk pengungkapan sukarela.

5. Akuntansi Perbankan

Secara umum, bank dapat diartikan sebagai suatu lembaga keuangan, yaitu suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial intermediary, atau perantara keuangann dari dua pihak, yakni pihak yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Peranan bank dalam masyarakat adalah sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya serta menghimpun dana dalam bentuk simpanan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut Afif (1996:195) Akuntansi perbankan dapat didefenisikan seni yang secara secara sistematis mencatat, menyajikan dan menafsirkan transaksi-transaksi keuangan seperti menerima setoran, memberikan kredit, memindahkan dana-dana dan jasa lainnya yang berlaku dalam bisnis bank.


(35)

Dengan kata lain, akuntansi perbankan dapat diartikan sebagai akuntansi yang diaplikasikan pada perusahaan bank. Akuntansi perbankan mempunyai beberapa fungsi antara lain:

a. Catatan untuk memberikan data bagi laporan pendapatan, laporan pajak serta laporan dividen. Disamping itu, catatan akuntansi harus memberikan informasi untuk laporan bagi manajemen, pemegang rekening dan memberikan informasi kepada masyarakat luas. Fungsi pencatatan ini dikenal dengan istilah pembukuan.

b. Penyajian, yaitu kumpulan data mentah yang diolah menjadi suatu laporan yang informatif, acceptable dan mudah dimengerti oleh mereka yang berkepentingan, yang lazim disebut dengan laporan keuangan. c. Penafsiran, yaitu menyangkut penjelasan tentang laporan keuangan untuk

suatu jangka waktu tertentu. Fungsi penafsiran ini sangat penting untuk pemanfaatan laporan sepenuhnya.

Catatan akuntansi pada bank dapat dibagi dalam tiga golongan pencatatan yaitu:

a. Catatan sementara, yaitu catatan yang berguna dalam operasi bank sehari-hari, khususnya pada saat penyeimbangan transaksi-transaksi keuangan.

b. Catatan setengah sementara, yaitu catatan yang berupa ikhtisar ikhtisar dari catatan sementara dan mungkin berupa sumber-sumber dokumen yang asli. Catatan ini ditahan untuk sementara untuk keperluan referensi atau dokumentasi transaksi-transaksi tertentu.


(36)

c. Catatan permanen, yaitu catatan yang berupa jurnal dan buku besar. Jurnal adalah catatan ayat asli atau merupakan catatan dari setiap transaksi secara kronologis. Buku besar adalah catatan ayat akhir yang mencatat satu akun.

Proses akuntansi perbankan merupakan tahap-tahap kegiatan yang dilakukan seorang akuntan atau bagian pembukuan dalam menyusun laporan keuangan bank. Kegiatan itu meliputi:

a. Neraca

b. Laporan Komitmen dan Kontinjensi c. Laporan Laba Rugi

d. Laporan Arus Kas

e. Catatan atas Laporan Keuangan

Dalam perusahaan bank, sistem pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang dianut adalah sistem tata buku berpasangan (double entry system). Prinsip dalam tata buku berpasangan adalah keseimbangan yang pada umumnya disebut dengan persamaan akuntansi.

6. Internet Finanacial Reporting (IFR)

Internet Financial Reporting adalah pencantuman informasi keuangan perusahaan melalui internet atau website. berbagai format yang dapat digunakan dalam mempresentasikan laporan keuangan melalui internet yakni (Lai, et al. 2002:1):


(37)

a. Portable Document Format (PDF)

Merupakan sebuah format file yang dikembangkan oleh Adobe Corporation untuk membuat dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk mewakili dokumen yang asli. Semua elemen dalam dokumen asli disimpan sebagai gambaran elektronik.

b. Hypertext Markup Language (HTML)

HTML merupakan standar yang biasa digunakan untuk mempresentasikan informasi melalui internet.

c. Graphics Interchange Format (GIF)

GIF adalah sebuah format file berbentuk grafik, dengan meringkas mengenai gambaran informasi tanpa mengurangi informasi tersebut, yang dapat dibaca oleh kebanyakan pengguna.

d. Joint Photograpic Expert Group (JPEG)

Sebuah format grafik yang digunakan untuk meringkas foto agar mempunyai ukuran yang dapat digunakan dalam website.

e. Microsoft Excel Spreadsheet

Sebuah aplikasi komputer yang berupa spreadsheet dengan menyimpan, memperlihatkan dan memanipulasi data yang disusun dalam kolom dan lajur.

f. Microsoft Word

Ms. Word merupakan aplikasi program komputer yang paling banyak digunakan dalam IFR


(38)

g. Zip Files

WinZip adalah program windows yang mengizinkan para pengguna untuk menyimpan dan meringkas dokumen informasi segingga mereka dapat menyimpan dan mendistribusikan informasi tersebut dengan lebih efisien.

h. Macromedia Flash Softwatre

Merupakan standar untuk mengirim informasi dengan cepat. i. Real Networks Real Player Software

Format yang menggunakan efek video. j. Macromedia Shockwave Software

Shockwave merupakan bagian dari multimedia player.

The Steering Committee of the Business Reporting Research Project (FASB, 2000) menyediakan beberapa motif perusahaan dalam meyajikan informasi melalui internet :

a. Mengurangi biaya cetak dan posting laporan tahunan (annual report). b. Akses yang lebih luas daripada Praktik tradisional

c. Memberikan informasi yang terkini.

d. Mempercepat waktu dalam distribusi informasi.

e. Menjalin komunikasi dengan konsumen yang tidak teridentifikasi sebelumnya.

f. Menambah praktik pengungkapan tradisional. g. Meningkatkan jumlah dan data yang diungkapkan.


(39)

Beberapa kendala yang harus diperhatikan dalam praktik IFR oleh perusahaan, menurut Poon, et al. (2003:1), yakni:

a. Apa yang harus dilaporkan

Isu penting dalam aspek ini meliputi:

1) Informasi yang memadai: Apa jenis informasi keuangan yang seharusnya disampaikan oleh perusahaan secara online. Apakah jenis informasi keuangan memadai dan cukup untuk berbagai diharapkan pengguna? Jika tidak, apa lagi yang harus dilaporkan.

2) Kedalaman informasi : Informasi yang subjektif atau objektif. Apakah pengguna disediakan dengan fitur untuk "menelusuri" ke informasi yang dilaporkan. Fitur-fitur ini akan mendukung beberapa presentasi sesuai dengan penggunaan informasi.

b. Kapan melaporkan

Frekuensi dan waktu pelaporan akan tergantung pada jenis informasi keuangan yang dilaporkan. Beberapa isu penting adalah:

1) Apakah informasi dilaporkan pada kuartalan atau tahunan.

2) Berapa lama jangka waktu kinerja keuangan akan dipublikasikan ke web perusahaan setelah data tersedia.

c. Bagaimana cara melaporkan

1) Apakah pengguna dapat men-download data keuangan online dalam format yang memfasilitasi analisis berikutnya (misalnya, dalam bentuk spreadsheet elektronik).


(40)

2) Apakah informasi keuangan ditempatkan di bagian yang sesuai di situs web perusahaan.

3) Seberapa dalam dari halaman home dari situs web yang pengguna gunakan untuk mengambil informasi keuangan yang relevan.

4) Apakah informasi keuangan online diatur dalam format layar untuk menghindari volume data yang terlalu besar.

5) Apakah halaman web yang berisi informasi keuangan online saling berhubungan melalui hyperlink.

d. Siapa yang bertanggung jawab untuk melaporkan

Orang-orang atau bisnis unit di perusahaan yang terlibat dalam IFR akan berdampak pada keakuratan informasi keuangan yang telah dilaporkan. Beberapa permasalahan yang sering terjadi adalah:

1) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memutuskan dimana informasi keuangan harus diposting secara online.

2) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memposting keuangan online informasi.

3) Siapa yang / bertanggung jawab untuk memverifikasi dan menyetujui informasi keuangan online.

Dari beberapa manfaat dan kendala-kendala yang muncul berkaitan dengan praktik IFR di perusahaan, dapat diambil kesimpulan bahwa perusahaan-perusahaan di seluruh dunia mulai menaruh perhatian khusus terhadap praktik IFR dan IFR telah menjadi bagian dari media pelaporan keuangan yang berlaku di perusahaan.


(41)

7. Analisis Kinerja Perbankan

Wild, et al (2005:16) mengatakan bahwa analisis keuangan (financial analysis) merupakan penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan dan untuk menilai kinerja keuangan di masa depan. Menurut Bergevin (2002:3) financial statement analysis is the art and science of examining the components of a company’s monetary disclosures, called financial statements. People form opinions about a firm’s past, present, and future operations based on their analysis.

Menurut Djarwanto (2004:11) Yang dimaksud dengan “rasio” dalam analisa laporan keuangan adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis sederhana”.

Gallagher, et al. (2003:8) menyatakan, a financial ratio is a number that expresses the value of one financial variable relative to another. Menurut Bastian, et al. (2006:13), analisis laporan keuangan perbankan bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan bank, untuk mengetahui perkembangan perbankan dari suatu periode ke periode berikutnya, sebagai bahan pertimbangan bagi manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasional dan penyusunan rencana kerja anggaran bank, untuk memonitor pelaksanaan dari suatu kebijakan perusahaan yang telah diterapkan, sehingga dapat diadakan perbaikan penyempurnaan di masa akan datang, dan sebagainya.


(42)

Bastian, et al. (2006:31) juga menyatakan bahwa metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, diantaranya adalah analisis rasio (ratio analysis). Analisis rasio adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi.

a. Rasio Likuiditas

Kondisi likuiditas yang diukur dengan liquidity ratio akan menentukan kredibilitas dari perusahaan perbankan dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan yang akan dicapai. rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. dengan kata lain dapat membayar kembali pencarian dana deposannya pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin likuid bank tersebut. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas adalah Loan to Deposit Ratio (LDR).

Almilia (2008) Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Loan to Deposit Ratio menunjukkan kemampuan bank didalam menyediakan dana kepada debiturnya dengan


(43)

modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari masyarakat (Achmad, 2003:54).

Menurut Dendawijaya (2005:17) Loan to Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Jika bank dapat menyalurkan seluruh dana yang dihimpun memang akan menguntungkan, namun hal ini terkait resiko apabila sewaktu-waktu pemilik dana menarik dananya atau pemakai dana tidak dapat mengembalikan dana yang dipinjamnya. Sebaliknya, apabila bank tidak menyalurkan dananya maka bank juga akan terkena resiko karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, batas minimum pinjaman yang diberikan bank adalah 80% dan maksimum 110%. Rumus Loan to Deposit Ratio sebagai berikut:

LDR =

x 100%

Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antar bank). Dana Pihak Ketiga mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antar bank).

b. Rasio Solvabilitas

Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utangnya, baik dalam keadaan perusahaan masih berjalan maupun dalam keadaan dilikuidasi. Solvabilitas suatu


(44)

perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva. Rasio ini juga bertujuan untuk mengukur efisiensi bank dalam dalam menjalankan aktivitasnya, selain itu juga merupakan ukuran kemampuan bank dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya. Dalam penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur solvabilitas suatu bank adalah dengan menghitung Capital Adequay Ratio atau biasa disingkat dengan CAR.

Capital Adequacy Ratio merupakan rasio keuangan bank yang berguna untuk membandingkan antara jumlah modal bank dengan seluruh aktiva yang dimiliki. Melalui rasio ini akan diketahui kemampuan menyanggah aktiva bank terutama kredit yang disalurkan dengan sejumlah modal bank. Semakin tinggi rasio ini semakin besar daya tahan bank dalam menghadapi penyusutan nilai harta bank yang timbul karena adanya harta yang bermasalah.

Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad, 2003:70). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008 pasal 2 ayat 1 tercantum bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari aset tertimbang menurut resiko (ATMR), CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada


(45)

bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank (PBI, 2008).

Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. Sejalan dengan standar yang ditetapkan Bank of International Settlements (BIS), seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR (Mundrajad, et al., 2002). Rumus mencari Capital Adequacy Ratio sebagai berikut:

CAR =

x 100%

c. Rasio Profitabilitas

Banyak istilah yang dapat digunakan untuk menyebutkan analisis ini, antar lain analisa income statement, analisa rentabilitas usaha, analisa kegiatan usaha, dan lain–lain. Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat efisiensi suatu usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam analisa ini akan dicari hubungan timbal balik antara pos – pos yang ada pada income statement itu sendiri maupun hubungan timbal balik dengan pos – pos yang ada pada neraca bank yang bersangkutan guna mendapatkan berbagai indikasi yang berguna untuk mengukur efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan. Dalam penelitian ini rasio yang dibahas dalam rasio profitabilitas adalah Return On Assets (ROA).


(46)

Menurut Bergevin (2002:28) the rate of return on assets (ROA) reports the percentage of income earned for each dollar invested in an entity’s resources. This measure provides financial statement users with the rate of return produced by the business’s assets.

Rasio ini menggambarkan kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba dan manajerial efisiensi secara keseluruhan. Maka semakin tinggi nilai rasio ini, semakin efektif pula pengelolaaan aktiva perusahaan. Rumus untuk mencari ROA adalah sebagai berikut:

ROA= X 100%

8. Ukuran Bank

Dalam teori agensi, apabila ukuran perusahaan lebih besar, maka biaya keagenan yang dikeluarkan juga lebih besar. Jadi untuk mengurangi biaya keagenan tersebut, perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi yang lebih luas. Perusahaan kecil umumnya berada pada situasi persaingan yang ketat dengan perusahaan lain. Mengungkapkan terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan posisinya dalam persaingan, sehingga perusahaan kecil cenderung untuk tidak melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar lembaga keuangan dengan ukuran beasr cenderung untuk mengungkapkan informasi perusahaan di internet daripada lembaga keuangan dengan ukuran yang lebih kecil. Teori keagenan mendukung hipotesis ini karena dalam teori keagenan dikatakan bahwa bank-bank besar mengakami asimetri informasi lebih tinggi antara manajer dan pemegang saham daripada bank-bank kecil.


(47)

Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain, Asbaugh, et al. (1999:241) yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos (2007:141) juga menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet reporting.

Dalam penelitian ini, ukuran perbankan diukur dengan total aset, total asset merupakan jumlah aset yang dimiliki oleh bank dalam periode satu tahun pelaporan keuangan.

9. Umur Listing

Umur listing merupakan umur perusahaan sejak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang ingin mendaftarkan di BEI melakukan penawaran saham untuk pertama kalinya yang dinamakan Initial Public Offering (IPO). Setelah perusahaan go public, maka perusahaan diwajibkan untuk mempublikasikan laporan hasil operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Pengungkapan informasi tersebut merupakan cara terbaik untuk menyeimbangkan kepentingan dan pengetahuan akan perusahaan antara manajer dan pemilik. Semakin lama perusahaan melakukan IPO, diharapkan pengungkapan informasi yang dilakukan semakin luas pula.

Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban


(48)

untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary. Dalam menyediakan informasi perusahaan, perusahaan yang beroperasi lebih lama lebih banyak dan luas dalam menyediakan informasi perusahaan dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Dengan demikian akan mengurangi adanya informasi asimetri. Selain itu, perusahaan yang memiliki umur lebih mungkin akan meningkatkan praktik pengungkapkan dari waktu ke waktu. Hal ini dikarenakan perusahaan yang lebih tua dianggap telah memiliki lebih banyak pengalaman dalm pengungkapan laporan tahunannya. Perusahaan yang telah memiliki pengalaman lebih banyak akan lebih memahami kebutuhan penggunanya dan informasi yang lebih detail mengenai perusahaan yang harus dibuka kepada pihak-pihak di luar manajemen yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system.


(49)

10. Reputasi Auditor

Penggunaan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang bereputasi merupakan salah satu sinyal positif bagi perusahaan karena perusahaan akan dianggap memiliki informasi yang tidak menyesatkan dan melaporkan informasi keuangannya secara lebih transparan. Hal tersebut akan meningkatkan citra perusahaan dan mendorong perusahaan untuk menyebarluaskan laporan keuangan melaui IFR dalam rangka menggalang kepercayaan investor karena laporan keuangan perusahaan dapat dipercaya.

Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst & Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, 2005).

B. Penelitian Terdahulu

Perkembangan penelitian empiris terkait dengan Internet Financial Reporting (IFR) yang merefleksikan perkembangan bentuk pengungkapan informasi perusahaan mulai berkembang pesat sejak tahun 1995. Pada umumnya penelitian ini lebih banyak berfokus pada negara-negara yang maju, seperti Inggris, Amerika, Jerman, Australia, dan Cina. Namun hanya sedikit penelitian mengenai IFR yang dilakukan di negara berkembang, seperti


(50)

Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk meneliti praktik pengungkapan laporan keuangan melalui media online atau internet, antara lain seperti yang dilakukan oleh Chariri, et al. (2005) yang meneliti analisis faktor-faktor yang memperngaruhi internet financial reporting dalam website perusahaan Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa hanya ukuran perusahaan, likuiditas, solvabilitas, reputasi auditor, dan umur listing yang berpengaruh signifikan terhadap praktik IFR di perusahaan.

Penelitian lain oleh Al-Shammari (2007) juga meneliti mengenai

determinants of internet financial reporting by listed companies on the Kuwait

Stock Exchange. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain ukuran

perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri juga turut berpengaruh dalam praktik IFR.

Sedangkan Almilia (2008) mendapatkan hasil bahwa kuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan struktur kepemilikan luar merupakan faktor yan berpengaruh terhadap praktik IFR.

Rahardjo (2012) menemukan faktor lain yang berpengaruh yakni, ukuran perbankan dan status listing berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan informasi keuangan dan non keuangan melalui website perbankan di Indonesia.


(51)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Peneliti

Judul (tahun)

Variabel Yang Digunakan Hasil Chariri et all.

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaporan Keuangan Melalui Internet (Internet Financial Reporting) Dalam Website Perusahaan (2005) Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, profitabilitas, tipe industri, umur listing dan IFR Ukuran perusahaan, likuiditas, leverage, ukuran auditor, umur listing berpengaruh terhadap Praktik IFR Suripto Pengaruh Besaran, Profitabilitas,

Pemilikan Saham Oleh Publik dan Kelompok Industri Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dalam Website Perusahaan (2006)

Ukuran, profitabilitas, kepemilikan saham oleh publik, kelompok industri dan tingkat pengungkapan informasi keuangan dalam website perusahaan. Tingkat pengungkapan informasi dalam website perusahaan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan dan kelompok industri. Bader Al-Shammari Determinants of Internet Financial Reporting By Listed Companies On The Kuwait Stock Exchange (2007)

Ukuran perusahaan, solvabilitas, likuiditas, profitabilitas,umur perusahaan, struktur

kepemilikan, reputasi auditor and aktivitas internasional

Ukuran perusahaan, reputasi auditor, likuiditas, dan jenis industri

berhubungan dengan praktik IFR.

Luciana Spica Almalia Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial And Sustainability Reporting” (2008) Ukuran, profitabilitas, leverage, profitabilitas, struktur kepemilikan luar

Ukuran perusahaan, profitabilitas dan struktur kepemilikan luar berpengaruh terhadap praktik IFR, sementara leverage, kepemilikan asing dan kepemilikan publik tidak berpengaruh


(52)

Tabel 2.1 (Lanjutan) Peneliti Judul (tahun) Variabel yang digunakan Hasil Aly, et all

Determinants Of Corporate Internet Reporting: Evidence From Egypt (2009)

Ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, tipe industri, auditor, tempat listing dan corporate reporting.

Profitabilitas, tempat listing dan tipe industri merupakan faktor yang berpengaruh terhadap praktek corporate reporting. Indah Permata Sari

Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Penerapan Internet Financial Reporting (IFR) Pada

Perbankan Di Indonesia (2011)

Ukuran bank, performa keuangan, dan ketrsediaan internet Hasil Penelitian menyatakan bahwa kinerja keuangan tidak berpengaruh sedangkan ukuran bank berpengaruh terhadap (IFR) Bagus Rahardjo Tingkat Pengungkapan Informasi Keuangan Dan Non Keuangan Melalui Website Perbankan Di Indonesia (2012)

Ukuran perbankan, status listing

profitabilitas, jenis bank, reputasi KAP, opini auditor

Hanya ukuran perbankan dan status listing yang berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan di website

perusahaan. Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu

C. Perumusan Hipotesis Penelitian

1. Pengaruh Tingkat Likuiditas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan tersebut. Dimana tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi investor


(53)

dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena mereka akan beranggapan bahwa perusahaan yang kurang likuid memiliki kecenderungan akan mengalami suatu kebangkrutan.

Likuiditas merupakan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Keadaan yang kurang/tidak likuid kemungkinan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat melunasi utang jangka pendek pada tanggal jatuh temponya. Chariri, et al (2005) berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin (Prasetya et, al, 2012:153).

Belkaoui, et al. (2006) berkeyakinan bahwa kekuatan perusahaan yang ditunjukkan dengan rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan pelaporan keuangan selengkap mungkin. Hal ini didasarkan pada harapan bahwa perusahaan dengan financial yang kuat akan cenderung melaporkan keuangan selengkap dan seluas mungkin daripada perusahaan yang memiliki kondisi financial yang lemah. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H1: Tingkat likuiditas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di


(54)

2. Pengaruh Tingkat Solvabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya. Dalam Teori Keagenan dijelaskan bahwa semakin tinggi sovabilitas perusahaan, semakin baik transfer kemakmuran dari kreditur kepada pemegang saham perusahaan. Perusahaan yang memiliki proporsi utang lebih besar dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya agensi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki solvabilitas tinggi mempunyai kewajiban yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal (Achmad, 2003:54).

Salah satu cara untuk mengurangi biaya agensi serta konflik kepentingan yang muncul yaitu dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih banyak, yaitu dengan menyajikan pengungkapan informasi keuangan melalui website perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H2: Tingkat solvabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di


(55)

3. Pengaruh Tingkat Profitabilitas Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Profitabilitas merupakan suatu aspek penting yang dapat dijadikan acuan oleh investor atau pemilik untuk menilai kinerja manajemen dalam mengelola suatu perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang profitable akan memiliki dorongan yang lebih kuat untuk menyebarluaskan informasi perusahaan, terutama informasi keuangan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan para investor terhadap perusahaan tersebut.

Menurut Marston, et al (2004) semakin profitable suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan perusahaan untuk mengungkapkan informasi keuangan tambahan, termasuk melakukan praktek IFR sebagai salah satu sarana untuk menyebarluaskan good news. Karena profitabilitas yang tinggi merupakan salah satu indikasi bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, perusahaan yang memiliki kinerja buruk mungkin akan menghindari menggunakan teknik-teknik pengungkapan sukarela, seperti IFR karena mereka berusaha untuk menyembunyikan bad news yang ada di perusahaan dan mungkin lebih memilih untuk membatasi pihak luar dalam mengakses laporan penting perusahaan, seperti laporan keuangan (Prasetya, et al., 2012:153). Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H3: Tingkat profitabilitas bank berpengaruh positif terhadap praktik IFR di


(56)

4. Pengaruh Ukuran Bank Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Sejumlah penelitian telah membuktikan adanya kaitan yang erat antara ukuran sebuah institusi dengan penggunaan IFR di dalamnya. Antara lain, Asbaugh, et al. (1999) yang menyatakan bahwa hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik IFR. Dalam penelitian yang lain, Andrikopoulos (2007) juga menyatakan bahwa Hanya ukuran perusahaan yang berpengaruh terhadap praktik modal, dan Internet reporting.

Perusahaan besar memiliki agency cost yang besar karena perusahaan besar harus menyampaikan pelaporan keuangan yang lengkap kepada shareholders sebagai wujud pertanggungjawaban manajemen. Chariri, et al (2005) agency cost tersebut berupa biaya penyebarluasan laporan keuangan, termasuk biaya cetak dan biaya pengiriman laporan keuangan kepada pihak-pihak yang dituju oleh perusahaan. Praktik IFR dalam penyebarluasan laporan keuangan merupakan usaha untuk mengurangi besarnya agency cost. Semakin besar ukuran perusahaan maka besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam banyaknya jumlah saham yang beredar (Prasetya, et al., 2012:153).

Kesimpulan dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan menyebutkan bahwa, semakin besar ukuran sebuah institusi, semakin baik praktik IFR yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H4: Ukuran perbankan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di


(57)

5. Pengaruh Umur Listing Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Menurut UU Pasar Modal No. 8 tahun 1995 menjelaskan bahwa perusahaan yang akan listing dan yang telah listing memiliki kewajiban untuk melakukan pelaporan keuangan. Dari peraturan tersebut banyak perusahaan yang mulai mealukan pelaporan keuangannya bukan hanya yang bersifat mandatory namun juga pelaporan keuangan yang bersifat voluntary (Prasetya, et al., 2012:154).

Umur listing diukur dari sejak tahun berdirinya perusahaan tersebut sehingga saat perusahaan mencatatkan sahamnya di lantai 5 bursa (Company Listing). Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan bertahan.Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang diperoleh tersebut (Anggraini, et al., 2012:4).

Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) cenderung akan melakukan pelaporan keuangannya secara lebih transparan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak atau belum terdaftar di BEI. Hal tesebut disebabkan perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangannya. Perusahaan yang lebih berpengalaman tersebut akan melakukan pelaporan keuangan sesuai dengan perkembangan jaman. Tidak hanya secara paper-based reporting system tetapi sudah secara paper-less reporting system (Chariri, et al., 2005). Dengan demikian hipotesis yang diajukan:


(58)

H5: Umur listing perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik IFR di

perbankan.

6. Pengaruh Reputasi Auditor Terhadap Pelaporan Internet Financial Reporting (IFR)

Auditor skala besar memiliki insentif yang lebih kuat menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih cendrung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan. Argumen tersebut berarti bahwa auditor skala besar memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya. Auditor yang berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit, dengan demikian auditor yang berkualitas akan memiliki reputasi yang tinggi pula. Reputasi auditor dari KAP (Kantor Akuntan Publik) yang qualified memberikan keyakinan kepaa investor akan laporan keuangan yang diauditnya (Anggraini, et al., 2012:4).

Perusahaan akan cenderung menggunakan KAP yang memiliki reputasi yang baik yaitu KAP yang masuk dalam Big Four yaitu Ernst & Young, Deloite Touche Tohmatsu, KPMG, serta Price Waterhouse Copper. KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four tersebut dianggap memiliki kemampuan yang lebih baik untuk bertahan dari tekanan klien, lebih peduli pada reputasi mereka, memiliki sumberdaya yang lebih besar berkaitan dengan kompensasi individu dan teknologi maju yang dimiliki serta


(59)

memiliki strategi dan proses audit yang lebih baik (Chariri, et al., 2005). Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H6: Reputasi auditor berpengaruh positif terhadap praktik IFR di perbankan.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukan di atas, maka kerangka pemikiran digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.1

Sistem Kerangka Pemikiran

Penggunaan Internet Sebagai Media Pelaporan Keuangan Perbankan

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik IFR Di Perbankan

Basis Teori: Teori Keagenan Dan Teori Sinyal

Likuiditas (X1)

Solvabilitas (X2)

Profitabilitas (X3)

Ukuran Bank (X4)

Umur Listing (X5)

Reputasi Auditor (X6)

Internet Financial Reporting

(IFR) (Y)

Metode Analisis: Regresi


(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh variabel independen, yaitu likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, ukuran bank, umur listing dan reputasi auditor terhadap variabel dependen, yaitu praktik International Financial Reporting (IFR). Populasi penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Alasan penggunaan data sekunder antara lain: (1) lebih mudah diperoleh jika dibandingkan dengan data primer, (2) tidak memakan banyak biaya, (3) data sekunder berupa laporan keuangan lebih dapat dipercaya karena telah diaudit oleh akuntan.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sumber data penelitian ini diperoleh dari :

1. Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2008-2011 2. Website dari perbankan

3. Bursa Efek Indonesia (BEI)

4. Berbagai artikel, buku, dan beberapa penelitian terdahulu dari berbagai sumber.


(61)

B. Metode Penentuan Sampel

Untuk memudahkan penelitian perlu diterapkan sampel yang merupakan bagaian dari jumlah populasi dengan memperhatikan keabsahan dari sampel yang akan diambil. Menurut Sugiyono (2007) menyebutkan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki dari populasi tersebut. Penelitian sampel bersifat purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti jika mempunyai pertimbangan - pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memenuhi kriteria - kriteria dibawah ini:

1. Bank yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 - 2011. 2. Perusahaaan sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. 3. Bank memiliki situs resmi sebagai media pelaporan informasi keuangan,

serta tidak sedang dalam perbaikan (under construction) ataupun error

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode:

1. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data sebagai landasan teori serta penelitian terdahulu. Dalam hal ini data diperoleh melalui buku-buku, penelitian terdahulu, serta sumber tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.


(62)

2. Observasi Website

Perusahaan dengan tahap - tahap:

a. Melihat alamat website perusahaan yang tercantum dalam Indonesia Stock Exchange (IDX) Fact 2011

b. Website perusahaan yang tidak tercantum dalam IDX Fact, peneliti menggunakan search engine yang umum digunakan seperti Google. c. Website perusahaan diakses untuk menguji aksesbilitasnya dan untuk

keperluan pengumpulan data.

d. Apabila tidak ditemukan website melalui IDX Fact dan search engine, maka perusahaan dianggap tidak mempunyai website.

e. Perusahaan yang mempunyai website dan mengungkapkan informasi keuangan berupa laporan keuangan dianggap melakukan praktek IFR sedangkan perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki website dan tidak mengungkapkan laporan keuangan di website dianggap tidak menerapkan IFR.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisa statistik dengan menggunakan software statistik yaitu SPSS 20. Analisis statistik dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Deskriptif

Sugiyono (2007) menyatakan, statistik deskriptif berfungsi untuk mendiskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti mealaui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan


(1)

Rasio Profitabilitas (ROA)

No Kode Saham 2008 2009 2010 2011

1 INPC 0.00170489 0.02708587 0.004905322 0.05233146 2 BNBA 0.013304637 0.11734354 0.010146561 0.014376835 3 BACA 0.007101773 0.006475486 0.005387098 0.005921319 4 BBKP 0.011301409 0.009743552 0.010372841 0.012967027 5 BBCA 0.023521215 0.024105473 0.02613687 0.028325648 6 BNGA 0.006571858 0.014640869 0.017737907 0.019046637 7 BDMN 0.014263301 0.015542927 0.024393731 0.024299958 8 SDRA 0.019017753 0.0148105 0.018454618 0.017696331 9 BABP 0.000302168 0.000713705 0.001408792 -0.013055152 10 BNII 0.008451309 -0.000656106 0.006135998 0.007070231 11 BKSW 0.001433725 0.001703723 0.000463338 0.001725193 12 BMRI 0.01482206 0.01813279 0.20495382 0.023004332 13 BAEK 0.14375611 0.015357611 0.013753177 0.010042762 14 MAYA 0.007255973 0.005386702 0.007612128 0.013226574 15 MEGA 0.014474523 0.013544297 0.018446809 0.017336736 16 BCIC -1.303478401 0.035253814 0.020215321 0.019836675 17 BBNI 0.006059747 0.010918825 0.01650049 0.019421644 18 BBNP 0.00768627 0.007545427 0.008992465 0.010361196 19 NISP 0.00925369 0.011764357 0.00721757 0.012578049 20 PNBN 0.010892674 0.011756108 0.11545886 0.016457161 21 BNLI 0.008368557 0.008571699 0.013501614 0.014134855 22 BBRI 0.024213569 0.023058429 0.028518048 0.032109007 23 BSWD 0.014118685 0.024066606 0.022288735 0.023072486 24 BVIC 0.006275444 0.006278027 0.010364102 0.015877857 25 MCOR 0.001718623 0.00575226 0.006499024 0.005609968


(2)

Ukuran Bank (Log Total Aset)

No Kode Saham 2008 2009 2010 2011

1 INPC 4.108747633 4.188433471 4.232057936 4.282970858 2 BNBA 3.310565872 3.380789915 3.425044875 3.471746308 3 BACA 3.231418614 3.538975672 3.64339345 3.671626346 4 BBKP 4.513658332 4.570231117 4.676596683 4.757270733 5 BBCA 5.390174957 5.450852851 5.511106415 5.581959097 6 BNGA 5.013669597 5.029806907 5.157314095 5.22219891 7 BDMN 5.030471398 4.993867665 5.072641726 5.152087666 8 SDRA 3.296028636 3.380880263 3.511321756 3.706359277 9 BABP 3.798505626 3.845451536 3.937512877 3.863310961 10 BNII 4.754769428 4.785086277 4.875815701 4.977353612 11 BKSW 3.334895863 3.370661098 3.413282996 3.555553904 12 BMRI 5.554414894 5.59617535 5.652994829 5.741853863 13 BAEK 4.260343333 4.33429086 4.332888681 4.383037606 14 MAYA 3.741364359 3.882518846 4.004420261 4.11231001 15 MEGA 4.539839835 4.598622007 4.712624451 4.791753789 16 BCIC 3.747093157 3.876858414 4.032775852 4.118172102 17 BBNI 5.304794385 5.356975674 5.395467057 5.47575557 18 BBNP 3.567602689 3.590663535 3.722814841 3.817737202 19 NISP 4.534607316 4.568818688 4.648114004 4.77695094 20 PNBN 4.80883124 4.891299897 5.037218864 5.096055176 21 BNLI 4.732872025 4.748264797 4.86813521 5.005712326 22 BBRI 5.391070847 5.500986645 5.604534487 5.672004798 23 BSWD 3.133506974 3.186786877 3.195982631 3.318146845 24 BVIC 3.750130248 3.866818803 4.013039567 4.071977689 25 MCOR 3.321121833 3.446987382 3.638938295 3.809748205


(3)

Umur Listing

No Kode Saham 2008 2009 2010 2011

1 INPC 18 19 20 21

2 BNBA 2 3 4 5

3 BACA 1 2 3 4

4 BBKP 2 3 4 5

5 BBCA 8 9 10 11

6 BNGA 19 20 21 22

7 BDMN 19 20 21 22

8 SDRA 2 3 4 5

9 BABP 6 7 8 9

10 BNII 19 20 21 22

11 BKSW 6 7 8 9

12 BMRI 5 6 7 8

13 BAEK 1 2 3 4

14 MAYA 11 12 13 14

15 MEGA 8 9 10 11

16 BCIC 11 12 13 14

17 BBNI 12 13 14 15

18 BBNP 7 8 9 10

19 NISP 14 15 16 17

20 PNBN 26 27 28 29

21 BNLI 18 19 20 21

22 BBRI 5 6 7 8

23 BSWD 6 7 8 9

24 BVIC 9 10 11 12


(4)

Reputasi Auditor

No Kode Saham 2008 2009 2010 2011

1 INPC 0 0 0 0

2 BNBA 1 1 1 1

3 BACA 0 0 0 0

4 BBKP 1 1 1 1

5 BBCA 1 1 1 1

6 BNGA 1 1 1 1

7 BDMN 1 1 1 1

8 SDRA 0 0 0 1

9 BABP 1 1 1 1

10 BNII 1 1 1 1

11 BKSW 0 0 0 1

12 BMRI 0 0 1 1

13 BAEK 1 1 1 1

14 MAYA 0 0 0 0

15 MEGA 1 1 1 1

16 BCIC 1 1 1 1

17 BBNI 1 1 1 1

18 BBNP 0 0 0 0

19 NISP 1 1 1 1

20 PNBN 1 1 1 1

21 BNLI 1 1 1 1

22 BBRI 1 1 1 1

23 BSWD 1 1 1 0

24 BVIC 0 0 0 0


(5)

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Dengan SPSS 20

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases

Included in Analysis 100 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 100 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 100 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

Block 0: Beginning Block

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant

Step 0

1 68.780 1.600

2 65.130 2.086

3 65.017 2.193

4 65.017 2.197

5 65.017 2.197

a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 65.017

c. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than .001.

Classification Tablea,b

Observed

Predicted

IFR Percentage Correct Non Internet

Financial Reporting

Internet Financial Reporting

Step 0 IFR

Non Internet

Financial Reporting 0 10 .0

Internet Financial

Reporting 0 90 100.0

Overall Percentage 90.0

a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500


(6)

Block 1: Method = Enter

Iteration Historya,b,c,d

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant LIK SOLV PROF SIZE UMUR AUDIT

Step 1

1 60.192 .945 -.783 -1.824 .625 .289 -.012 .640 2 49.415 .153 -1.423 -3.347 1.123 .803 -.043 1.169 3 44.754 -2.717 -1.654 -3.995 1.345 1.812 -.109 1.442 4 42.080 -7.604 -1.692 -4.055 1.489 3.387 -.209 1.592 5 41.296 -11.181 -1.769 -4.450 1.855 4.569 -.280 1.884 6 41.212 -12.475 -1.803 -4.837 2.155 5.004 -.303 2.080 7 41.210 -12.665 -1.809 -4.914 2.214 5.069 -.306 2.116 8 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117 9 41.210 -12.669 -1.809 -4.916 2.216 5.070 -.306 2.117 a. Method: Enter

b. Constant is included in the model. c. Initial -2 Log Likelihood: 65.017

d. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 41.210a .212 .443

a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square df Sig.

1 .990 8 .998

Classification Tablea

Observed

Predicted

IFR Percentage

Correct Non Internet Financial Reporting Internet Financial

Reporting

Step 1 IFR

Non Internet

Financial Reporting 1 9 10.0

Internet Financial

Reporting 1 89 98.9

Overall Percentage 90.0

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

LIK -1.809 2.458 .542 1 .462 .164 SOLV -4.916 5.646 .758 1 .384 .007 PROF 2.216 4.527 .240 1 .625 9.167 SIZE 5.070 2.174 5.439 1 .020 159.176 UMUR -.306 .140 4.802 1 .028 .736 AUDIT 2.117 1.213 3.046 1 .081 8.307 Constant -12.669 7.573 2.798 1 .094 .000 a. Variable(s) entered on step 1: LIK, SOLV, PROF, SIZE, UMUR, AUDIT.


Dokumen yang terkait

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT PENGUNGKAPAN INTERNET FINANCIAL REPORTING (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BEI)

0 35 19

Analisis pengaruh ukuran perusahaan, leverage, umur listing perusahaan dan reputasi auditor terhadap penerapan internet financial reporting pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di BEI Tahun 2010 hingga 2013

0 4 112

ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN DI INTERNET (INTERNET FINANCIAL REPORTING) DALAM WEBSITE PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA

2 12 60

Pengaruh kinerja keuangan dan ukuran perusahaan terhadap return saham perbankan yang terdaftar di bei tahun 2004 2008

0 3 97

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

0 0 67

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, LEVERAGE, DAN UMUR LISTING TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET FINANCIAL REPORTING - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, JENIS INDUSTRI, LEVERAGE, DAN UMUR LISTING TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN MELALUI INTERNET FINANCIAL REPORTING - Perbanas Institutional Repository

0 0 15

Pengaruh ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, kepemilikan asing, likuiditas, tipe audit, dan umur listing terhadap praktik internet financial Reporting pada bank pembangunan Daerah dan bank umum - Perbanas Institutional Repository

0 1 20

PENGARUH INTERNET FINANCIAL REPORTING, TINGKAT PENGUNGKAPAN INFORMASI WEBSITE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP FREKUENSI PERDAGANGAN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI)

0 0 14

Skripsi Pengaruh Internet banking Terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia ( Studi Empiris Pada Bank Yang Listing di BEI)

0 1 18