Pengaruh pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif, dan rasio likuiditas terhadap profitabilitas pada bank umum syariah periode 2009-2013

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)

Oleh : MAHDIYAH NIM : 111004610021

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi sala satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya oran lain, maka sata bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 26 Mei 2015

Mahdiyah 1110046100211


(5)

Periode 2009-2013. Strata Satu (S1), Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jangka pendek dan jangka panjang pembiayaan murabahah, non performing financing (NPF), dan financing to

deposit ratio (FDR) terhadap return on asset (ROA). Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data runtut (time series) bulanan dari Januari 2009-Desember 2013 yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dalam laporan keuangan bulanan perbankan syariah. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah software Eviews 7.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vector Error Correction

Model (VECM). Hasil analisis menunjukkan bahwa hasil uji VECM pada lag 1

dengan t-tabel sebesar 2.00030 dihasilkan nilai t-hitung pembiayaan murabahah sebesar 2.00830, non performing financing sebesar 1.89021 dan financing to deposit

ratio sebesar -4.66862. Pembiayaan murabahah dan financing to deposit ratio dengn

nilai t-hitung yang lebih besar dari t-tabel, oleh karena itu pembiayaan murabahah dan FDR mempunyai hubungan jangka panjang terhadap ROA. Sedangkan NPF dengan nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel, maka tidak mempunyai hubungan jangka panjang terhadap ROA. Sedangkan pembiayaan murabahah, NPF, dan FDR tidak memiliki hubungan jangka pendek karena nilai t-hitung yang lebih kecil dari t-tabel. Kata Kunci : Pembiayaan Murabahah, NPF, FDR, ROA


(6)

memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi dan Rasul kita Muhammad SAW beserta kepada para keluarga, sahabat dan seluruh ummatnya sepanjang zaman. Karena bimbingan Allah SWT serta Rasulnya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Kualitas Aset Produktif, dan Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah Periode 2009-2013”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan keterbatasan penulis, baik dalam kemampuan maupun pengetahuan serta pengalaman yang penulis miliki. Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


(7)

3. Bapak M. Nur Rianto Al-Arif, S.E., Msi, dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran-saran, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat kepada penulis semasa kuliah, semoga amal kebaikannya mendapat balasan dari Allah SWT.

5. Kedua orangtua penulis, bapak H. Nurdin NS dan ibu Hj. Mukhlisoh (almh) yang telah menjadi sumber inspirasi, motivasi dan ambisi dalam hidup. Terimakasih untuk doa yang tidak pernah putus untuk anakmu ini serta pengajaran dan penghargaan yang selalu diberikan olehmu. Semoga semua pengorbanaan, keringat, darah dan air mta bapak dan ibu selama ini dapat menjadikan saya anak yang bisa membanggakan dan membahagiakan kalian, amin ya rabb.

6. Kakakku Ahmad Mukasyaf dan Adik-adikku Hilman Ubaidah, Dinda Humaidah, dan Rafiq Abdullah, terimakasih untuk segala pengorbanan, cinta dan kasih sayang yang telah kalian berikan. Semoga Allah selalu melindungi kalian.


(8)

8. Kepada sahabatku Siti Nugraha, Nur Annis Fitri dan Eko Ardiyanto, terimakasih karena telah mau menjadi tempat curhat dan berbagi suka duka bersama. Semoga kita bisa menjadi orang-orang yang sukses kelak. Amin. 9. Seluruh teman-teman PS E yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Terimakasih untuk segala bantuan, kerjasama, canda tawa serta perjuangan selama kurang lebih empat tahun yang telah kita lalui bersama. Semua kenangan tentang kita terlalu manis untuk dilupakan.

10.Seluruh teman-teman KKN Bunga Bangsa yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terimakasih untuk pengalaman selama 30 hari yang penuh dengan cerita, semoga tali silaturahmi kita tetap terus terjaga.

Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan ekonomi islam. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai kita semua, amin.

Jakarta, 26 Mei 2015


(9)

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 8

C. Perumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10


(10)

1. Pengertian Pembiayaan ... 13

2. Tujuan Pembiayaan ... 13

3. Fungsi Pembiayaan ... 14

4. Kode Etik Pembiayaan ... 14

B. Pembiayaan Murabahah ... 15

1. Definisi Murabahah ... 15

2. Rukun dan Syarat Murabahah ... 16

3. Murabahah dalam Perbankan Syariah ... 17

4. Hubungan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah ... 18

C. Kualitas Aset Produktif ... 19

1. Pengertian Kualitas Aset Produktif ... 20

2. Rasio Non Performing Financing ... 21

D. Rasio Likuiditas ... 22

1. Pengertian Rasio Likuiditas ... 24

2. Rasio Financing to Deposit Ratio ... 25

E. Rasio Profitabilitas ... 27

1. Pengertian Rasio Profitabilitas ... 27


(11)

3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas ... 33

G. Review Studi Terdahulu ... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 40

B. Jenis dan Sumber Data ... 40

C. Metode Pengumpulan Data ... 42

D. Definisi Operasional Variabel Penelitia ... 42

1. Variabel Bebas (Independent Variabel) ... 43

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel) ... 43

E. Hipotesis Penelitian ... 44

F. Teknik Analisis Data ... 45

1. Vector Error Correction Model (VECM) ... 47

G. Model Penelitian ... 48

H. Proses Penelitian ... 48

1. Uji Stasioneritas ... 49

2. Uji Normalitas ... 51

3. Uji Asumsi Klasik ... 51


(12)

5. Uji Causalitas Granger ... 54

6. Uji Kointegrasi ... 55

7. Estimasi VECM ... 57

8. Analisis Impulse Response Function (IRF) ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Pembahasan ... 60

1. Uji Stasioneritas ... 62

2. Uji Normalitas ... 66

3. Uji Asumsi Klasik ... 67

a. Uji Multikolinieritas ... 67

b. Uji Heteroskedastisitas ... 68

c. Uji Autokolerasi ... 69

4. Uji Lag Optimal ... 69

5. Uji Causalitas Granger ... 70

6. Uji Kointegrasi ... 73

7. Estimasi Vector Error Correction Model (VECM) ... 74

8. Impulse Response Function (IRF) ... 78


(13)

B. Saran ... 86 DAFTAR PUSTAKA ... 86


(14)

1.1 Perkembangan ROA, NPF, dan FDR ... 3

1.2 Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Miliar Rupiah)... 3

2.1 Kriteria Peringkat Penilaian NPF... 21

2.2 Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah (Debitur di Bank Syariah)... 22 2.3 Klasifikasi Tingkat ROA Menurut BI... 27

2.4 Penelitian Terdahulu... 32

3.1 Variabel, Notasi, Satuan, dan Sumber Data... 37

4.1 Data Penelitian... 54

4.2 Unit Root Test Augmented Dickey-Fuller Pada Tingkat Level... 56

4.3 Unit Root Test Augmented Dickey-Fuller Pada First Difference... 57

4.4 Unit Root Test Augmented Dickey-Fuller Pada Two Difference... 57

4.5 Uji Multikolinieritas... 60

4.6 Uji White... 61

4.7 Uji Autokolerasi Breusch-Pagan-Godfrey... 61

4.8 Uji Lag Optimum... 62

4.9 Uji Causalitas Granger... 63


(15)

(16)

2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Murabahah, NPF, dan FDR

Terhadap ROA... 33

3.1 Skema Alur Penelitian... 59

4.1 Uji Normalitas... 66


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank syariah merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki salah satu fungsinya menghimpun dana masyarakat.1Pada hakikatnya baik bank konvensional maupun bank syari’ah berorientasi laba. Namun laba yang dimaksudkan adalah hasil dari selisih antara pendapatan atas penanaman dana dan biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu.2

Tujuan fundamental dari bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh bank atau yang lebih kenal dengan profitabilitas merupakan pengukuran mengenai kemampuan bank dalam menghasilkan laba dan asset yang digunakan. Dengan demikian profitabilitas dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja bank.3

Salah satu indikator untuk menilai kinerja keuangan suatu bank adalah dengan melihat tingkat profitabilitasnya. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan secara

1

Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), h. 227 2

Ibid, h. 209 3

Zainul Hakim, Evaluasi tingginya risiko pembiayaan murabahah dibandingkan dengan risiko pembiayaan bagi hasil: (Analisis risiko dengan metode internal), (Thesis S2 Program Pasca Sarjana, PSTT UI Jakarta, 2009) h. 13


(18)

keseluruhan, yang di tunjukkan dengan besarnya laba yang diperoleh perusahaan.

Return on assets merupakan bagian dari rasio profitabilitas, yakni

merupakan salah satu pengukur kinerja keuangan di perbankan. Perbankan yang mempunyai profitabilitas bagus maka kelangsungan hidup bank tersebut akan terjamin. Namun sebaliknya jika bank mempunyai profitabilitas buruk maka kelangsungan hidup bank tidak akan bertahan lama, karena bank tersebut tidak mampu untuk memnuhi biaya-biaya operasional. Selain itu minimnya tingkat profitabilitas, juga akan berdampak sulitnya bank untuk mengembangkan usahanya.4

Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana asset khususnya aktiva produktif (pembiayaan) yang dimiliki bank dapat menghasilkan laba yang menjadi tujuan dari bisnis perbankan. ROA memberikan informasi mengenai efisiensi bank yang dijalankan karena return on asset (ROA) menunjukkan berapa banyak laba yang dihasilkan secara rata-rata dari asetnya.5

4

Shopi Guspita, “Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008), h. 2

5

Frederic Miskhin, Ekonomi Uang, Perbankan dan Pasar Keuangan (Jakarta: Salemba Empat, 2008)h.172


(19)

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.6

Tabel 1.1

Perkembangan ROA, NPF, dan FDR

(Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah)

Dari sejak awal perkembangan perbankan syariah di Indonesia, dari sisi pembiayaan, akad murabahah lebih mendominasi pembiayaan tersebut. Transaksi yang saat ini banyak dilakukan oleh bank syariah, bank umum syariah, cabang syariah bank konvensional maupun Bank Perkreditan Rakyat Syariah adalah transaksi murabahah. Data yang diperoleh dari Laporan Perkembangan Perbankan Syariah dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.

6

Lukman Dendrawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2003), h.118

Rasio 2009 2010 2011 2012 2013

ROA 1,48% 1,67% 1,79% 2,14% 2,00% NPF 4,01% 3,02% 2,52% 2,22% 2,62% FDR 89,70% 89,67% 88,94% 100,00% 100,32%


(20)

Tabel 1.2

Komposisi Pembiayaan Yang Diberikan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah (Miliar Rupiah)

Akad 2009 2010 2011 2012 2013

Akad Mudharabah 6.597 8.631 10.229 12.023 13.878 Akad Musyarakah 10.412 14.624 18.960 27.667 39.874 Akad Murabahah 26.321 37.508 56.365 88.004 110.565

Akad Salam 0 0 0 0 0

Akad Istishna 423 347 326 376 582

Akad Ijarah 1.305 2.341 3.839 7.345 10.481 Akad Qardh 1.829 4.731 12.937 12.090 8.995

Total 46.886 68.181 102.655 147.505 184.122 (Sumber: Sharia Banking Statistics)

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa struktur pembiayaan masih didominasi oleh akad murabahah, pertumbuhan penyaluran dana dengan akad murabahah cenderung konstan dalam kisaran 58% pada tahun 2009 dengan posisi triwulan keempat sebesar 58,87% dari total pembiayaan.

Semestinya pembiayaan dengan akad mudharabah dan akad musyarakah harus lebih banyak, karena pada akad inilah karakteristik dasar perbankan syariah terbentuk. Kedua akad tersebut merupakan akad dengan


(21)

sistem bagi hasil. Perbankan syariah dengan sistem bagi hasil inilah yang menjadi pembeda dengan bank konvensional.

Produk pembiayaan dengan sistem bagi hasil seolah-olah tidak berdaya untuk menjadi pendamping operasional perbankan syariah. Sehingga pembiayaan dengan sistem jual beli menjadi pengganti sebagai produk inti dari beroperasinya bank syariah, seperti murabahah, salam, dan istishna.

Besarnya pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah berpeluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih akan semakin besar. Namun, risiko kerugian akibat gagal bayar juga semakin besar. Dalam menilai kondisi aset bank termasuk antisipasi atas risiko gagal bayar dari pembiayaan yang akan muncul, maka setiap dana yang disalurkan oleh bank berbentuk aset produktif selalu dinilai kualitasnya.

Non performing financing (NPF) merupakan salah satu rasio

penunjang yang digunakan untuk menilai kualitas aset pembiayaan. NPF adalah rasio yang membandingkan antara jumlah pembiayaan bermasalah kategori kurang lancar, diragukan, dan macet dengan jumlah pembiayaan yang disalurkan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk.7

Pembiayaan yang disalurkan oleh bank syariah dapat menimbulkan potensi pembiayaan bermasalah. Pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari

7

Bank Indonesia, Himpunan Ketentuan Tingkat Kesehatan Perbankan Syariah (Jakarta: Direktorat Perbankan Syariah, 2007), lampiran 1b: kualitas aset, h.17


(22)

tingkat Non Performing Financing (NPF). Pembiayaan bermasalah adalah pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan nasabah peminjam.8Non Performing Financing (NPF) merupakan rasio keuangan yang berkaitan dengan risiko kredit.

Non Performing Financing adalah perbandingan antara total

pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur. Rasio Non Performing Financing analog dengan Non Performing Loan pada bank konvensional. Karena pada bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman namun menggunakan istilah pembiayaan. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank. Namun sebaliknya, jika risiko kredit yang ditanggung bank semakin tinggi, profitabilitas akan menurun. Sehingga dikatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA.9

Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL)

menurut kamus bank indonesia adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklarifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF untuk bank syariah.

8

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan (Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), h.214.

9Dhian Dayinta Pratiwi, “Pengaruh CAR, BOPO, NIM dan LDR, Terhadap Return On Asset (ROA)”, (Skripsi S1 Universitas Diponegoro Semarang, 2012), h. 7


(23)

Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, terletak pada ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Likuiditas pada perbankan syariah sebagian besar bergantung pada perolehan dana pihak ketiga (deposit) berupa invenstment account maupun current account, yang akan disalurkan ke pembiayaan sesuai syariah seperti mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, dan ijarah. Rasio likuiditas disebut juga rasio modal kerja. Rasio ini digunakan untuk mengukur likuidnya sebuah bank, yaitu dengan membandingkan seluruh komponen aktiva lancar dengan komponen pasiva lancar. Rasio ini juga menunjukkan kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan transaksi pada saat nasabah melakukan penarikan. Jika sebuah bank tidak bisa memenuhi kebutuhan nasabah, berarti bank tersebut mengalami risiko likuiditas. Artinya bank tidak bisa memenuhi kewajibannya atau sudah tidak mampu membiayai.10

Pertentangan antara likuiditas dan profitabilitas dianggap persoalan pokok dalam manajemen dana bank. Likuiditas dapat diperoleh dengan menyimpan uang dan asset likuid lainnya. Atau diperoleh dengan menarik deposit tambahan atau meminjam dari sumber lain.11

Terkait persoalan asset lancar mengindikasikan bahwa dalam pengelolaanya, bank harus cakap dalam mengelola aliran dana guna menghasilkan keuntungan yang setinggi-tingginya. Namun secara simultan

10

Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis (Jakarta : Prenada Media, 2003), h. 182 11

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Ed 1 (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.246


(24)

bank juga harus memperhatikan adanya kemungkinan risiko yang timbul menyertai keputusan-keputusan manajemen tentang struktur aset dan liabilitas, diantaranya risiko likuiditas.

Dalam perbankan syariah tidak dikenal istilah kredit (loan) namun pembiayaan atau financing.12Pada umumnya konsep yang sama ditunjukkan pada bank syariah dalam mengukur likuiditas yaitu dengan menggunakan

Financing to Deposit Ratio. Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu seberapa

besar Dana Pihak Ketiga (DPK) bank syariah dilepaskan untuk pembiayaan.13 Rasio ini, berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, karena semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas semakin kecil. Hal ini karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.14Namun rendahnya tingkat likuiditas berdampak pada naiknya tingkat profitabilitas. Ketentuan Bank Indonesia tentang besarnya minimal FDR adalah 80%, sementara besar maksimalnya 110%.15

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Kualitas Aset Produktif, dan Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah Periode 2009-2013”.

12 M. Syafi’i Antonio

, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia Cendikia, 2001), h.70

13

Muhammad, Bank Syariah, Problem dan prospek..., h.265

15

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2000), h.118-119


(25)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat teridentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah pembiayaan murabahah berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah?

2. Apakah pembiayaan bermasalah berpengaruh terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah?

3. Apa yang di ukur dalam rasio likuiditas pada Bank Umum Syariah?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan adalah jumlah pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif yang diproxikan dengan non performing

financing (NPF), rasio likuiditas yang diproxikan dengan financing to

deposit ratio (FDR), dan profitabilitas yang diproxikan dengan return

on asset (ROA).

2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan publikasi bulanan Bank Umum Syariah yang dimulai dari tahun 2009 sampai 2013.


(26)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, adapaun secara spesifik perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh jangka pendek pembiayaan murabahah, non

performing financing, dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas

dalam hal ini ROA (Return On Asset) ?

2. Bagaimana pengaruh jangka panjang pembiayaan murabahah, non

performing financing dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas

dalam hal ini ROA (Return On Asset) ?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh jangka pendek pembiayaan murabahah, non

performing financing, dan financing to deposit ratio terhadap profitabilitas

(ROA).

2. Untuk menganalisis pengaruh jangka panjang pembiayaan murabahah,

non performing financing, dan financing to deposit ratio terhadap

profitabilitas (ROA). 2) Manfaat Penelitian


(27)

1. Bagi Banuk Umum Syariah, penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan dalam membuat keputusan untuk meningkatkan profitabilitasnya.

2. Bagi investor, penelitian ini dapat menjadi acuan dan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi. Dengan demikian, para investor tidak akan sembarangan dalam menginvestasikan dananya.

3. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat sebagai calon nasabah untuk menggunakan produk dan jasa di perbankan syariah.

4. Bagi akademik, penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi keilmuan di bidang ekonomi syariah sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait variabel yang dapat mempengaruhi profitabilitas serta dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis menyusun lima bab, dimana dalam setiap bab berisi sub-sub sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.


(28)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang berkaitan dengan tinjauan pembiayaan secara umum, pembiayaan murabahah, non performing

financing, financing to deposit ratio, dan profitabilitas (return on asset). Pada

bab ini, penulis juga memaparkan tentang tinjauan (review) studi terdahulu, kerangka konseptual, teori dan kerja variabel serta gambaran umum Bank Umum Syariah.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam melakukan penelitian, sub babnya terdiri dari; jenis penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, variabel penelitian, hipotesis penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis menjelaskan bagaimana temuan hasil yang diperoleh dari pengelolaan data yang telah dilakukan melalui beberapa pengujian dan interpretasi data.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan dari pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan

1. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan dalam perbankan syariah adalah penamaan dana bank syariah dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang,

Qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan

modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening administratif serta sertifikat wadiah Bank Indonesia.1

2. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan

stakeholder. Diantara stakeholder tersebut adalah pemilik, pegawai,

masyarakat, pemerintah dan lembaga keuangan lainnya. Tujuan pembiayaan secara umum :

1) Besarnya kebutuhan fasilitas pembiayaan yang diajukan.

2) Kegunaan fasilitas pembiayaan yang diajukan, untuk kebutuhan barang investasi atau kebutuhan modal kerja.

3) Jangka waktu dari fasilitas pembiayaan yang diajukan

1


(30)

4) Penjelasan atas ulasan perubahan-perubahan yang ada, nilai terdapat perubahan terhadap fasilitas pembiayaan terdahulu.2

3. Fungsi Pembiayaan

Adapun beberapa fungsi pembiayaan, diantaranya adalah3 : 1) Meningkatkan daya guna uang.

2) Meningkatkan daya guna barang 3) Meningkatkan peredaran uang. 4) Menimbulkan kegairahan berusaha 5) Stabilitas ekonomi.

6) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 7) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

4. Kode Etik Pembiayaan

Beberapa hal kode etik yang harus diperhatikan dalam pembiayaan antara lain4 :

1) Patuh dan taat pada peraturan perundang-undangan dan peraturan pembiayaan yang berlaku, baik ekstern maupun intern.

2) Melakukan pencatatan mengenai setiap kegiatan transaksi yang terjalin dengan kegiatan yang bersangkutan.

2

Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), h. 185-186

3

Ibid, h. 184-186

4

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah (yogyakarta : UPP AMP YKPN, Edisi Revisi, 2005),h. 34


(31)

3) Menghindari diri dari persaingan tidak sehat.

4) Tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi.

5) Menghindarkan diri dari keterlibatan dalam pengambilan keputusan hal yang bertentangan dengan kepentingan.

6) Nasabah, menjaga kerahasiaan.

7) Memperhatikan dampak yang merugikan dari setiap kebijakan yang telah ditetapkan terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan.

8) Tidak menerima hadiah atau imbalan apapun yang dapat memperkaya diri pribadi maupun keluarganya sehingga mempengaruhi pendapat proesionalnya dalam penilaian atau keputusan pembiayaan.

9) Tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

B. Pembiayaan Murabahah 1. Definisi Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty


(32)

profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh).5 Sedangkan dalam fatwa Dewan Syariah Nasional (Himpunan Fatwa, Edisi kedua, hal 311) yang dimaksud dengan Murabahah adalah menjual suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba.6

Murabahah dalam perbankan syariah adalah transaksi jual beli barang antara bank dengan nasabah, baik nasabah yang bertindak sebagai penjual atau nasabah yang bertindak sebagai pembeli. Secara teknis, yang dimaksud dengan mergin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan per tahun perhitungan margin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan margin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan.

Pada umumnya nasabah pembiayaan melakukan pembayaran secara angsuran. Tagihan yang timbul dari transaksi jual beli atau sewa berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna dan ijarah disebut sebagai piutang. M. Umer Chapra mengemukakan bahwa Murabahah merupakan transaksi yang sah menurut ketentuan syariat apabila resiko

5

Adiwarman. A Karim, Bank Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2010), h. 113, cet. Ke 7. 6

Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta :LPFE Usakti,2007), ed. Revisi, h. 31


(33)

transaksi tersebut menjadi tanggung jawab pemodal sampai penguasaan atas barang yang telah dialihkan kepada nasabah.7

2. Rukun dan Syarat Murabahah

Ada beberapa rukun dalam murabahah, terdiri dari8 :

a. Ba’i : Penjual (pihak yang memiliki barang) b. Musytari : Pembeli (pihak yang akan membeli barang) c. Mabi’ : Barang yang akan diperjualbelikan

d. Tsaman : Harga

e. Ijab Qobul : Pernyataan timbang terima Adapun syarat-syarat Murabahah adalah :

a. Penjual memberitahu biaya barang kepada nasabah

b. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan

c. Kontrak harus bebas dari riba

d. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian

e. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang.

7

Sutan Remy Sjahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti), h. 62, cet. 1

8

Sofyan S. Harahap, dkk, Akuntansi Perbankan Syariah (Jakarta :LPFE Usakti,2007), ed. Revisi, h. 48


(34)

3. Murabahah dalam Perbankan Syariah

Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah), transaksi murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual terhadap nasabah. Selain itu sistem murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan admisitrasinya di bank syariah. Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut :

1) Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran.

2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Sehingga bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut. 3) Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh

nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu sebaiknya dilindungi dengan asuransi.

4) Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka ketika kontrak ditanda tangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset


(35)

miliknya tersebut termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar.

4. Hubungan Pembiayaan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Pengelolaan pembiayaan jual beli (murabahah) yang merupakan salah satu komponen penyusun aset terbesar pada perbankan syariah akan menghasilkan pendapatan berupa margin/mark up. Dengan diperolehnya pendapatan mark up tersebut, maka akan mempengaruhi besarnya laba yang diperoleh bank syariah. Serta pada akhirnya mampu mempengaruhi peningkatan profitabilitas yang tercermin return on asset (ROA).

C. Kualitas Asset Produktif

1. Pengertian Kualitas Aset Produktif

Rasio ini digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva produktif, yaitu penanaman dana bank dalam rupiah atau valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan pada bank lain dan penyertaan. Penilaian tersebut dilakukan untuk melihat apakah aktiva produktif digunakan untuk menghasilkan laba secara maksimal. Selain itu penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk melihat kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.


(36)

Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit

risk) yang akan muncul. Penilaian terhadap faktor kualitas aset meliputi

penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:

a. Kualitas aset produktif, perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, konsentrasi ekposur risiko, dan ekposur risiko nasabah inti.

b. Kecukupan kebijakan dan prosedur, sistem kaji ulang (review) internal, sistem dokumentasi dan kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah.

Penilaian kuantitatif faktor kualitas aset dilakukan dengan melakukan penialian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:9

a. Kualitas aktiva produktif bank, merupakan rasio utama;

b. Risiko konsentrasi penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio penunjang;

c. Kualitas penyaluran dana kepada debitur inti, merupakan rasio penunjang;

d. Kemampuan bank dalam menangani/mengembalikan aset yang telah dihapusbuku, merupakan rasio penunjang;

9

Dwi Nuraini Ihsan, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Jakarta: UIN JAKARTA PRESS, 2013), h. 95-96


(37)

e. Besarnya pembiayaan non performing, merupakan rasio penunjang;

f. Tingkat kecukupan agunan, merupakan rasio pengamatan;

g. Proyeksi/perkembangan kualitas aset produktif, merupakan rasio pengamatan;

h. Perkembangan/trend aktiva produktif bermasalah yang direstrukturisasi, merupakan rasio pengamatan.

Salah satu indikator rasio untuk mengukur kualitas asset bank yaitu : 2. Rasio Non Performing Financing (NPF)

NPF (Non Performing Financing) atau pembiayaan bermasalah

berarti pembiayaan yang pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang diinginkan pihak bank seperti:10

a. Pengembalian pokok atau bagi hasil yang bermasalah

b. Pembiayaan yang memiliki kemungkinan timbulnya risiko dikemudian hari bagi bank

c. Pembiayaan yang termasuk dalam golongan khusus, diragukan dan macet

d. Golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam pengembalian.

10

Veithzal Rivai, Bank dan Financial Institution Management (Conventional and Sharia System), (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2007) h. 256


(38)

NPF digunakan untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh bank syariah. NPF mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Aktiva produktif bank syariah diukur dengan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan.11

Rasio NPF ini dirumuskan sebagai berikut:

NPF = Pembiayaan Bermasalah (DPK, D, M) x 100% Total Pembiayaan yang diberikan

Adapun kriteria kesehatan yang ditetapkan oleh Bank aindonesia adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Kriteria Peringkat Penilaian Non Performing Financing

Peringkat Nilai NPF Predikat

1 NPF<2% Sangat Baik

2 2%≤NPF<5% Baik

3 5%≤NPF<8% Cukup Baik

4 8%≤NPF<12% Kurang Baik

5 NPF≥12% Tidak Baik

Sumber: SE BI No. 9/24/Dpbs Tanggal 17 Maret 2015

11


(39)

Besarnya NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5% jika melebihi 5% akan mempengaruhi penilaian tingkat kesehatan bank yang bersangkutan yaitu akan mengurangi nilai skor yang diperoleh. Skor nilai NPF ditentukan sebagai berikut:

a. Lebih dari 8% skor nilai = 0 b. Antara 5%-8% skor nilai = 80 c. Antara 3%-5% skor nilai = 90 d. Kurang dari 3% skor nilai = 100

NPF merupakan rasio penunjang dalam menentukkan kualitas aset bank syariah. Penilaian kualitas aset dimaksudkan untuk menilai kondisi aset bank, termasuk antisipasi atas resiko gagal bayar dari pembiayaan (credit risk) yang akan muncul.12

Tabel 2.2

Perhitungan NPF Berdasarkan Kemampuan Bayar Nasabah (Debitur di Bank Syariah) Jenis

Pembiayaan

Kategori yang diperhitungkan dalam NPF

Kurang Lancar Diragukan Macet

Murabahah, Istishna, Ijarah,

Qardh

Tunggakan lebih dari 90 hari s.d 180 hari

Tunggakan lebih dari 180 hari s.d 270 hari

Tunggakan lebih dari 270 hari

12

Kamus Bank Indonesia, artikel diakses pada 17 Maret 2015 pukul 09.16 dari http://www.bi.go.id/web/id/Kamus.htm?id=N&start=1&curpage=7&search=False&rule=forward


(40)

Salam

Telah jatuh tempo s.d 60 hari

Telah jatuh tempo s.d 90 hari

Lebih dari 90 hari

Mudharabah, Musyarakah

Tunggakan s.d 90 hari realisasi bagi hasil diatas 30% s.d 90% dari proyek

pendapatan

Tunggakan lebih dari 90 hari s.d 180 hari realisasi bagi hasil kurang dari 30%

Tunggakan lebih dari 180 hari realisasi

pendapatan

kurang dari 30% dari proyeksi pendapatan lebih dari 3 periode pembayaran

D. Rasio Likuiditas

1. Pengertia Rasio Likuiditas

Likuiditas bank ialah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban dana jangka pendek13. Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan biaya yang sesuai. Di tinjau dari sisi aktiva, likuiditas diartikan kemampuan suatu bank untuk mengubah seluruh asset menjadi bentuk tunai (cash). Sedangkan dilihat dari sisi pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana melalui peningkatan portofolio liabilitas.

Sebagai lembaga keuangan intermediary, perbankan dihadapkan pada dua persoalan. Di satu sisi bank harus menjaga penarikan dana dari sumber dana yang dititipkan seperti giro, tabungan dan simpanan lainnya.

13


(41)

Sementara di sisi lain bank harus menjaga penarikan permintaan dana seperti kredit yang diberikan.14 Muhammad menjelaskan bahwa apabila tingkat likuiditas sebuah bank tinggi, maka tingkat profitabilitas akan menurun. Sebaliknya jika bank tersebut mengalami tingkat likuiditas rendah, maka akan menyebabkan meningkatnya tingkat profitabilitas.15

2. Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (PDK). Semakin tinggi Financing to Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana Pihak Ketiga (DPK). Dengan menyalurkan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang besar maka pendapatan bank Return on

Asset (ROA) akan semakin meningkat, sehingga Financing to Deposit

Ratio (FDR) berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROA).

Standar yang digunakan Bank Indonesia untuk rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) adalah 80% hingga 110%. Jika angka rasio

Financing to Deposit Ratio (FDR) suatu bank berada pada angka di bawah

80% (misalkan 60%), maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut hanya

14

Imam Rusyamsi, Asset Liability Manajemen Strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank

(Yogyakarta: UPP AMP YKPN), hlm. 37

15Muhammad, “Manajemen Bank Syariah”, (Yogyakarta:UPP


(42)

dapat menyalurkan sebesar 60% dari seluruh dana yang berhasil dihimpun. Karena fungsi utama dari bank adalah sebagai intermediasi (perantara) antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, maka dengan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) 60% berarti 40% dari seluruh dana yang dihimpun tidak tersalurkan kepada pihak yang membutuhkan, sehingga dapat dikatakan bahwa bank tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Kemudian jika rasio Financing to

Deposit Ratio (FDR) bank mencapai lebih dari 110% berarti total

pembiayaan yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Oleh karena dana yang dihimpun dari masyarakat sedikit, maka bank dalam hal ini juga dapat dikatakan tidak menjalankan fungsinya sebagai pihak intermediasi (perantara) dengan baik. Semakin tinggi Financing to

Deposit Ratio (FDR) menunjukkan semakin riskan kondisi likuiditas bank,

sebaliknya semakin rendah Financing to Deposit Ratio (FDR) menunjukkan kurangnya efektivitas bank dalam menyalurkan pembiayaan. Jika rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, maka laba yang diperoleh bank tersebut akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pembiayaannya dengan efektif). 16 Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:

16Suryani, “Analisis pengaruh Financing to Deposit Rati


(43)

FDR = Total Pembiayaan yang diberikan Bank x 100% Dana Pihak Ketiga

E. Rasio Profitabilitas

1. Pengertian Rasio Profitabilitas

Kinerja suatu bank merupakan hasil dari serangkaian proses dengan mengobankan berbagai sumber daya laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan manajemen atas sumber daya pemilik. Laporan laba rugi merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang dijadikan salah satu parameter yang digunakan utnuk mengukur kinerja suatu bank. Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.17

Profitabilitas dapat diartikan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba yang berhubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun hutang jangka panjang.18

Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal bagi

Perbankan Syariah di Indonesia (Periode 2008-2010)”, Walisongo vol. IX, no. 1 (Mei 2011): h. 59-60

17 Fahdiansyah Oktaviyantoro, “Analisis Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Murabahah dan Inflasi Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah Di Indonesia Periode Januari 2008-Desember 2012”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 47

18

Lukman Syamsuddin, “Manajemen Keuangan Perbankan”, edisi baru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), h. 55


(44)

investor jangka panjang akan sangat berkepentingan dengan analisis profitabilitas.19

Disebutkan juga, rasio profitabilitas adalah merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen, yang mengukur seberapa besar tingkat keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.20

Profitabilitas adalah memperbandingkan jumlah keuntungan yang diperoleh perusahaan setiap masa tertentu, dengan hasil penjualan atau jumlah investasi dana dalam perusahaan.21

ROE merupakan perbandingan antara laba bersih bank dengan modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Sedangkan ROA menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset yang dimiliki bank dengan modal sendiri.

Perlu dicatat disini bahwa dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya Return On

Asset dan tidak memasukkan unsur Return On Equity. Hal ini dikarenakan

karena Bank Indonesia, sebagai pembina dan pengawas perbankan, lebih

19 Munawwir, “Analisa Laporan Keuangan”, (Yogyakarta: Liberty, 2000),h. 89 20 Sutrisno, “Manajemen Keuangan”, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003), h. 253


(45)

mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dana nya sebagian besar dari dana simpanan masyarakat.22

2. Rasio Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah perbandingan antara keuntungan

dengan nilai total assetnya.23

Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.24

ROA merupakan rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh laba bank syariah (Muhammad, 2005:265).25

Berikut Rumus Return On Asset :

ROA= Laba Sebelum Pajak x 100% Rata-rata Total Aset

22 Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), h. 120-121

23 Sri. Y Susilo, Triandaru. Sigit, dan A. Totok Budi Santoso, “

Bank dan Lembaga Keuangan

Lain”, (Jakarta:Salemba Empat, 2000), h. 32

24

Lukman Dendawijaya, “Manajemen Perbankan”, (Jakarta:Ghalia Indonesia, 2003), h. 121 25Muhammad, “Manajemen Bank Syariah”, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2005), h. 265


(46)

Klasifikasi tingkat ROA menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/18/PBI/2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Klasifikasi Tingkat ROA menurut BI

Tingkat ROA Predikat

Diatas 1,22% Sehat 0,99%-1,22% Cukup Sehat 0,77%-0,99% Kurang Sehat Dibawah 0,77% Tidak Sehat Sumber: www.bi.go.id

Berdasarkan tabel klasifikasi tingkat ROA, semakin besar Return On Asset (ROA) suatu bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi penggunaan aset, peningkatan ROA juga menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik.

F. Kerangka Teori Konseptual

Kehadiran perbankan syariah yang berumur lebih dari 2 dekade telah memberikan inovasi tersendiri pada industri perbankan di Indonesia. Adanya perbankan syariah sebagai lembaga intermediasi diharapkan dapat menunjukkan eksistensinya secara baik dibandingkan dengan perbankan sistem lain (berbasis bunga) yang telah lahir sebelumnya. Salah satu menilai


(47)

citra baik dan buruknya suatu perbankan dapat dilihat dari gambaran kinerja keuangannya.

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Penilaian aspek profitabilitas guna mengetahui kemampuan menciptakan profit, yang sudah barang tentu penting bagi para pemilik. Dengan kinerja bank yang baik pada akhirnya akan berdampak baik pada pihak intern maupun bagi pihak ekstern bank.26

1. Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Profitabilitas (ROA)

Bank-bank syariah umumnya mengadopsi pembiayaan murabahah untuk memberikan pembiayaan jangka pendek kepada para nasabah guna pembelian barang meskipun mungkin si nasabah tidak memiliki uang untuk membayar. Murabahah, sebagaimana yang digunakan dalam perbankan syariah, prinsipnya didasarkan pada dua elemen pokok : harga beli serta biaya yang terkait, dan kesepakatan atas markup (laba). Bank syariah pada umumnya telah menggunakan murabahah sebagai metode pembiayaan yang utama, meliputi kira-kira tujuh puluh lima persen dari total kekayaan

26


(48)

mereka.27 Angka persentase yang cukup tinggi ini membuktikan bahwa sebagian besar keuntungan/laba bank syariah yang dihasilkan dari pembiayaan adalah murabahah.

2. Pengaruh Non Performing Financing terhadap Profitabilitas (ROA)

Apabila suatu bank mempunya non prforming financing yang tinggi, maka akan memperbesar biaya baik biaya pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya, sehingga berpengaruh terhadap kinerja bank.

Risiko kredit yang diproksikan dengan non performing financing berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan

Return On Asset (ROA). Sehingga maka semakin besar non performing

financing, akan mengakibatkan menurunnya return on asset (ROA), yang juga berarti kinerja keuangan bank yang menurun karena resiko kredit semakin besar. Begitu pula sebaliknya, jika non performing financing (NPF) turun, maka ROA akan semakin meningkat, sehingga kinerja keuangan bank dapat dikatakan semakin baik.28

27

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah (Yogyakarta : UPP AMP YKPN, 2005), h.120

28 Hendra Gunawan, “Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan Non Performing Financing Terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri Periode 2007-2011)”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisinis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 35-36


(49)

3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio Terhadap Profitabilitas

Financing to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur likuiditas suatu bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan oleh bank terhadap Dana Pihak Ketiga (PDK). Semakin tinggi Financing to

Deposit Ratio (FDR) maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke Dana

Pihak Ketiga (DPK).. Namun menurunnya rasio likuiditas, berdampak pada meningkatnya tingkat profitabilitas. Karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak.

Berdasarka kajian teori yang telah dikemukakan diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran teoritis serta skema alur penelitian yang ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis Pengaruh Pembiayaan Murabahah, NPF, dan FDR Terhadap ROA

Pembiayaan

Murabahah

X1

Non Performing

Financing

X2

Financing to Deposit

Ratio

ROA (Return

On Asset)


(50)

G. Review Studi Terdahulu

Review studi terdahulu digunakan sebagai alat bantu sebuah gambaran dalam menuyusun kerangka berpikir dalam penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan beberapa sumber kepustakaan yaitu:

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No. Identitas Metode Hasil

1. R. Ade Sasongko Pramudhito (C2A006100), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisinis, Universitas Diponegoro, Tahun 2013.

Judul: Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF, BOP, dan NCOM terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia.

Sumber Data: Laporan Kuangan Publikasi Triwulan Periode 2008-2012 Bank Muamalat,

Teknik Analisis: regresi berganda dengan OLS. Variabel: Variabel x (CAR, FDR, MPF, BOPO, NCOM) variabel y (ROA).

Variabel-variabel secara simultan berpengaruh terhadap ROA dengan nilai signifikansi F dibawah 0,05. CAR, BOPO, FDR, dan NCOM berpengaruh secara signifikan terhadap ROA dengan nilai signifikansi t lebih kecil dari 0,05. Sedangkan NPF tidak signifikan terhadap ROA dengan nilai t lebih besar dari 0,05. Nilai koefisien


(51)

Bank Syarian Mandiri, Bank Mega Syariah, dan Bank BRI Syariah.

determinasi (Adjusted R2) model regresi sebesar 59,6%. Hal ini berarti variabel independen dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap ROA sebesar 59,6%. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang pembiayaan Murabahah, kualitas aset produktif dalam hal ini NPF, dan rasio likuiditas dalam hal ini FDR yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas ROA dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan metode kuantitatif dan teknik analisis menggunakan model VECM.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan sama-sama menggunakan variabel x yaitu NPF dan FDR.

2. Hendra Gunawan

(108081000011), Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun

Teknik Analisis: Regresi linier berganda.

Variabel: Variabel x (Murabahah, Mudharabah, NPF). Variabel y (ROA)

Variabel murabahah berpengaruh positif terhadap profitabilitas dengan nilai 0,001. Variabel mudharabah berpengaruh negatif


(52)

2013.

Judul: Analisis Pengaruh Jumlah Pembiayaan Murabahah, Mudharabah, dan NPF terhadap Profitabilitas.

Sumber Data: Data laporan-laporan keuangan, media situs internet seperti www.bi.go.id, www.bsm.co.id, dan yang lainnya, serta riset kepustakaan.

terhadap profitabilitas dengan nilai 0,000. Sedangkan variabel Non Performing Financing tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai 0,642.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang pembiayaan Murabahah, kualitas aset produktif dalam hal ini NPF, dan rasio likuiditas dalam hal ini FDR yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas ROA dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan metode kuantitatif dan teknik analisis menggunakan model VECM.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel y yaitu ROA dan sama-sama menggunakan variabel x yaitu pembiayaan murabahah dan NPF.


(53)

3. Fahdiansyah Oktaviyantoro (108084000005), Jurusan ilmu ekonomi studi pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2013.

Judul: Analisis Pengaruh Penyaluran Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Mudharabah, dan Inflasi terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia Periode Januari 2008-Desember 2012.

Sumber Data: Publikasi laporan keuangan perbankan syariah.

Teknik Analisis: Regresi linier berganda.

Variabel: Variabel x (musyarakah, mudharabah, murabahah, dan inflasi). Variabel y (ROE).

Penelitian ini menunjukkan bahwa smua variabel pembiayaan musyarakah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan murabahah dan inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perbankan syariah yang diproaksikan dengan return on equity (ROE).


(54)

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang pembiayaan Murabahah, kualitas aset produktif dalam hal ini NPF, dan rasio likuiditas dalam hal ini FDR yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas ROA dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan metode kuantitatif dan teknik analisis menggunakan model VECM.

Perbedaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu pembiayaan murabahah.

4. Shopi Guspita (04390035), Jurusan Muamalat, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Tahun 2008.

Judul: Pengaruh Rasio Likuiditas Terhadap Profitabilitas.

Sumber Data: Menggunakan data sekunder yang diperoleh dari publikasi laporan keuangan Bank Syariah Mandiri tahun

2004-Teknik Analisis: Regresi berganda.

Variabel: Variabel x (LTD, LAD, FDR). Variabel y (ROA)

Variabel LTA berpengaruh positif dan signifikan, dengan nilai sebesar 2.971>2.021 dan signifikansi 0,005. Variabel LAD berpengaruh negatif dan siginifikan yang ditunjukkan nilat thitung

-2.371 lebih kecil ttable -2.021

dan signnifikansi 0,022, dan variabel FDR tidak berpengaruh dan signifikan dengan nilai thitung lebih


(55)

2007, dengan jumlah sampel 48. kecil dari ttabel (6.56,2.021)

dengan tingkat signifikansi 0,515. Namun secara simultan variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dengan nilai Fhitung sebesar

2.946 lebih besar Ftabel 2.84

dan tingkat signifikansi 0,043.

Perbedaan Penelitian: Terletak pada subtansinya. Pada penelitian ini penulis membahas tentang pembiayaan Murabahah, kualitas aset produktif dalam hal ini NPF, dan rasio likuiditas dalam hal ini FDR yang dapat mempengaruhi rasio profitabilitas ROA dalam jangka pendek dan jangka panjang dengan metode kuantitatif dan teknik analisis menggunakan model VECM.

Persamaan Penelitian: Penelitian ini sama-sama menggunakan variabel x yaitu rasio likuiditas FDR dan sama-sama menggunakan varibael y yaitu ROA.


(56)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas pengaruh jumlah pembiayaan murabahah, kualitas aset produktif dalam hal ini NPF, dan rasio likuiditas dalam hal ini FDR terhadap profitabitabilitas dalam hal ini Return On Asset (ROA). Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah. Data yang digunakan merupakan data bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2013.

B. Jenis dan Sumber Data

Data ialah serangkaian bukti-bukti, fakta-fakta, sesuatu yang secara pasti diketahui atau serangkaian informasi yang ada di sekitar kita. Selain itu, data juga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan informasi yang diperlukan untuk mengambil keputusan.1

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang merupakan data statistik berbentuk angka-angka. Data kuantitatif adalah data

1

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi (Jakarta: Erlangga, 2003), h.124


(57)

yang diukur dalam skala numerik (angka) yang dibedakan menjadi data interval dan data rasio.2

Data yang akan dipakai dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekinder yan akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan Januari 2009-Desember 2013 yang merupaka data Return On Asset, pembiayaan murabahah, non performing financing (NPF), dan financing to

deposit ratio (FDR) Bank Umum Syariah. Semua data ini diperoleh dari

instansi-instansi terkait, yaitu Statistik perbankan Syariah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), buku-buku terkait judul penelitian, jurnal yang memuat artikel-artikel terkait penelitian, internet, dan sumber lainnya yang terkait.

Tabel 3.1. Variabel, Notasi, Satuan, dan Sumber Data

Variabel Notasi Satuan Sumber Data

ROA ROA_Y1 Persen Statistik Perbankan Syariah Murabahah MRB_X1 Milyar Rupiah Statistik Perbankan

Syariah NPF NPF_X2 Persen Statistik Perbankan

Syariah FDR FDR_X3 Persen Statistik Perbankan

Syariah Sumber: Penulis (2014)

2

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.45


(58)

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:

1. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan bertujuan untuk mendapatkan landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permaslahan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku, artikel dan jurnal yang terkait penelitian ini.

2. Field Research

Pengumpulan data yang terkait penelitian ini diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah.

3. Internet Research

Guna pengumpulan data terkini, peneliti melakukan akses internet untuk mendapatkan data dari www.bi.go.id

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian


(59)

1. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan-perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini berupa:

 Pembiayaan Murabahah yaitu akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Non Performing Financing yaitu perbandingan antara total

pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang diberikan kepada debitur.

Financing to Deposit Ratio yaitu rasio antara sejumlah kredit yang

diberikan dengan dana yang diterima bank. 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.3 Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat berupa:

 Profitabilitas Bank Umum Syariah yaitu Return On Asset (ROA).

3

Ety Rochaeti dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2007), h.11


(60)

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu persoalan yang masih perlu dibuktiin kebenarannya dan harus bersifat logis, jelas, dan dapat diuji.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel Pembiayaan Murabahah

Ho = pembiayaan murabahah tidak berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ha = pembiayaan murabahah berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ho = pembiayaan murabahah tidak berpengaruh dalam jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ha = pembiayaan murabahah berpengaruh dalam jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

2. Variabel Non Performing Financing (NPF)

Ho = NPF tidak berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ha = NPF berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ho = NPF tidak berpengaruh dalam jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013


(61)

Ha = NPF berpengaruh jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

3. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR)

Ho = FDR tidak berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ha = FDR berpengaruh dalam jangka pendek terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ho = FDR tidak berpengaruh dalam jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

Ha = FDR berpengaruh dalam jangka panjang terhadap profitabilitas (ROA) periode Januari 2009-Desember 2013

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunaka metode kuantitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk pengujian model Vector Autoregresive (VAR) yang akan dipakai untuk menganalisis pengaruh pembiayaan murabahah, non performing financing, dan financing to deposit ratio terhadap return on asset. Untuk menjawab tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan teknik analisis


(62)

Alat analisis yang disediakan oleh VAR/VECM dilakukan melalui empat macam penggunaannya, yaitu:4

1. Forecasting: ekstrapolasi nilai saat ini dan nilai masa depan seluruh

variabel dengan memanfaatkan seluruh informasi masa lalu dari variabel tersebut.

2. Impulse Respons Function (IRF): melacak respon saat ini dan masa depan

dari setiap variabel akibat shock atau perubahan suatu variabel tertentu.

3. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD): sebagai prediksi

kontribusi persentase varians setiap variabel terhadap perubahan suatu variabel tertentu.

4. Granger Causality Test: untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar

variabel.

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian. Adapun data yang dikumpulkan adalah data-data yang secara umum dianggap relevan dan mempunyai hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Langkah kedua adalah pengujian akar unit dari seluruh data yang sudah terkumpul. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, pengujian akar unit ini biasanya dilakukan dengan uji Augmented Dickey-Fuller (ADF). Adapun

4 Mustika Rini, “Obligasi Syariah (Sukuk) dan Indikator Makroekonomi Indonesia: Sebuah Analisis Vector Error Correction Model (VECM)”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor, 2012), h. 41


(63)

tujuan dari pengujian akar uint ini adalah untuk menguji stasioneritas dan derajat integritas dari variabel tersebut. Jika seluruh data bersifat stasioner pada level, maka kita bisa langsung melakukan estimasi VAR terhadap data tersebut. Apabila data yang ada tidak stasioner pada level maka akan dilakukan uji kointegrasi pada level dan apabila hasilnya terkointegrasi, maka dapat dilakukan estimasi terhadap data menggunakan estimasi VECM. Karena pada penelitian ini hampir semua data tidak stasioner pada data levelnya maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah estimasi pada model VECM. Model VAR hanya digunakan untuk pengujian FEDV dan IRF.

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

Vector Auto Correction Model (VECM) dan alat analisisnya menggunakan

software Eviews 7.

1. Vector Error Correction Model (VECM)

Vector error correction model (VECM) adalah VAR terestriksi yang

digunakan untuk variabel yang nonstasioner tetapi memiliki potensi untuk terkointegrasi. Setelah dilakukan pengujian kointegrasi pada model yang digunakan maka dianjurkan untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam model yang digunakan. Pada data time series kebanyakan memiliki tingkat stasioner pada first difference atau I (1). VECM kemudian memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Oleh karena itu, VECM sering disebut sebagai desain VAR


(64)

bagi series nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi. Dengan demikian, dalam VECM terdapat speed of adjustment dari jangka pendek ke jangka panjang.

G. Model Penelitian

Dalam penelitian ini akan mengkaji hubungan antara profitabilitas dengan pembiayaan murabahah, non performing financing, dan financing to deposit ratio baik hubungan jangka pendek maupun hubungan jangka panjang sehingga model persamaannya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = α + β1, MRB_X1 + β2 , NPF_X2 + β3 , FDR_X3 + β4

ROA_Y1 = Total nilai profitabilitas ROA MRB_X1 = Pembiayaan Murabahah NPF_X2 = Non Performing Financing FDR_X3 = Financing to Deposit Ratio H. Proses Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis VECM terdiri dari beberapa langkah, yaitu:


(65)

1. Uji Stasioneritas

Langkah awal dalam mengestimasi model VAR yaitu melalui uji stasioner. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah stasioner. Dalam data time series, stasioneritas merupakan salah satu konsep dasar karena terkait dengan model estimasi yang digunakan. Jika data stasioner, maka peneliti hanya dapat mempelajari „perilaku’ data pada suatu periode tertentu saja berdasarkan berbagai pertimbangan (yang tentu akan menjadi subjektif). Data time

series yang bersifat stasioner akan berujung pada penggunaan VAR

dengan metode standar. Sedangkan data time series yang bersifat tidak stasioner (non stasioner) akan berimplikasi pada dua pilihan VAR, yaitu data VAR dalam bentuk difference atau VECM.

Dalam sebuah penelitian bisa saja terjadi fenomena nonsense

regression (spurious regression) yang menggambarkan hubungan variabel

yang nampaknya signifikan secara statistik, namun sebenarnya tidak memiliki hubungan. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai R2 yang mendekati nol, serta nilai R2 yang lebih besar dari Durbin Watson Statistic. Jika data

time series tersebut tidak stasioner, maka hanya dapat dilakukan studi

pada waktu bersangkutan. Inilah tujuan dilakukannya uji stasioneritas pada data time series.

Uji stasioneritas dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu grafik, correlogram, maupun akar unit (unit root test) dengan


(66)

menggunakan metode Augmented Dickey Fuller (ADF) test dan Philips

Perron (PP) test.

Suatu data deret waktu dapat dikatakan stasioner jika rata-rata dan variannya konstan sepanjang waktu yang diikuti dengan nilai kovarians antar dua periode waktu yang hanya bergantung pada jarak atau selang diantara keduanya.

Jika berdasarkan hasil uji stasioneritas dengan menggunakan uji ADF menunjukkan data dari semua variabel belum termasuk data stasioner pada level 1 (0), atau derajat integrasinya nol, maka yang harus dilakukan adalah mengujinya kembali dengan cara differencing data, yakni dengan mengurangi data tersebut dengan periode sebelumnya. Maka, proses

differencing pertama ini diperoleh data selisish. Jika pada uji ADF yang

kedua ini sudah dinyatakan stasioner, data tersebut terintegrasi pada derajat pertama (1) untuk seluruh variabel. Namun apabila masih belum stasioner juga, harus dilakukan proses differencing kedua. Hal ini dilakukan secara terus menerus sehingga mendapatkan data yang stasioner dan bisa diterapkan ke metode selanjutnya.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut: Hipotesis:

Ho : data tidak stasioner Ha : data stasioner


(67)

Nilai ADF statistik > nilai kritis maka data stasioner, Ho ditolak

Nilai ADF statistik < nilai kritis maka data tidak stasioner, Ho diterima 2. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statiska adalah data berdistribusi normal. Distribusi normal merupakan distribusi kontinu yang sangat penting dalam statistik dan banyak dipakai dalam memcahkan persoalan. Distribusi normal disebut juga disebut Gauss.5

Eviews menggunakan dua cara untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, yakni dengan histogram dan uji Jarque-Bera. Uji normalitas dapat dilakukan pada beberapa variabel sekaligus (tanpa histogram) atau satu per satu (bisa dengan histogram). Langkah-langkah pengujian normalitas data sebagai berikut:

hipotesis:

Ho : data tidak berdistribusi normal Ha : data berdistribusi normal

Bila probabilitas > 0,05 = signifikan Ho ditolak Bila probabilitas < 0,05 = tidak signifikan Ho diterima 3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi

5

Boediono dan Wayan Koster, Teori dan Aplikasi Statistika dan Probabilitas (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 342


(68)

penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang harus dipenuhi adalam metode Ordinary Least Square (OLS). Dalam regresi linier berganda akan dijumpai berbagai permasalahan, seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.6 Uji asumsi klasik juga dilakukan untuk melihat apakah terdapat permasalahan tersebut dalam model regresi linier ganda, sehingga model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best

Linier Unbiased Estimator).

a. Uji Multikolinieritas

Istilah kolinieritas ganda (multicollinearity) diciptakan oleh Ragner Frish dalam bukunya: Statistical confluence analysis by means of Complete

Regression Systems. Istilah itu berarti adanya hubungan linier yang

sempurna atau eksak (perfect or exact) diantara variabel-variabel bebas dalam regresi.7

b. Uji Heteroskedastisitas

Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat BLUE adalah varian dari setiap kesalahan penganggu untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan suatu bilangan yang konstan.8 Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linier ganda

6

Nachrowi D. Nachrowi dan Hardius Usman, Penggunaan Teknik Ekonometri (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), h.118.

7

J. Supranto, Ekonometri Buku Kedua (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h.13 8


(1)

LAMPIRAN 7

HASIL ESTIMASI VECM

Vector Error Correction Estimates Date: 03/19/15 Time: 17:29

Sample (adjusted): 2009M04 2013M12 Included observations: 57 after adjustments Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

ROA_Y1(-1) 1.000000

MRB_X1(-1) 6.65E-06

(3.3E-06) [ 2.00830]

NPF_X2(-1) 0.198956

(0.10526) [ 1.89021]

FDR_X3(-1) -0.058568

(0.01255) [-4.66862]

C 2.692692

Error Correction: D(ROA_Y1) D(MRB_X1) D(NPF_X2) D(FDR_X3)

CointEq1 -0.423335 -494.1327 0.955870 6.366535

(0.21778) (880.659) (0.34828) (2.43390)

[-1.94384] [-0.56109] [ 2.74454] [ 2.61578]

D(ROA_Y1(-1)) -0.129183 158.6801 -0.323981 -2.834814

(0.20832) (842.384) (0.33314) (2.32812)

[-0.62012] [ 0.18837] [-0.97249] [-1.21764]

D(ROA_Y1(-2)) 0.044215 940.5728 -0.351069 0.012085

(0.16292) (658.800) (0.26054) (1.82074)

[ 0.27140] [ 1.42771] [-1.34746] [ 0.00664]

D(MRB_X1(-1)) 3.14E-05 0.288340 1.25E-05 8.32E-05

(3.7E-05) (0.14803) (5.9E-05) (0.00041)

[ 0.85667] [ 1.94784] [ 0.21368] [ 0.20336]

D(MRB_X1(-2)) -5.89E-06 0.435285 1.58E-05 0.000197

(3.5E-05) (0.14204) (5.6E-05) (0.00039)

[-0.16768] [ 3.06446] [ 0.28190] [ 0.50148]


(2)

(0.11010) (445.225) (0.17608) (1.23048)

[-0.39661] [ 0.93021] [-1.99802] [-0.31860]

D(NPF_X2(-2)) 0.016148 171.1001 -0.298873 -1.261547

(0.10575) (427.608) (0.16911) (1.18179)

[ 0.15271] [ 0.40013] [-1.76733] [-1.06749]

D(FDR_X3(-1)) -0.006174 33.03818 0.027919 -0.018572

(0.01624) (65.6758) (0.02597) (0.18151)

[-0.38017] [ 0.50305] [ 1.07492] [-0.10232]

D(FDR_X3(-2)) -0.013397 -2.834173 0.005960 0.031661

(0.01419) (57.3831) (0.02269) (0.15859)

[-0.94407] [-0.04939] [ 0.26261] [ 0.19964]

C -0.046134 476.3672 -0.107016 -0.523992

(0.05260) (212.685) (0.08411) (0.58780)

[-0.87715] [ 2.23978] [-1.27230] [-0.89144]

R-squared 0.276134 0.509707 0.248719 0.233867

Adj. R-squared 0.137521 0.415821 0.104857 0.087161

Sum sq. resids 2.091253 34196056 5.348359 261.1948

S.E. equation 0.210938 852.9805 0.337335 2.357400

F-statistic 1.992123 5.429001 1.728872 1.594120

Log likelihood 13.32121 -460.0597 -13.44104 -124.2626

Akaike AIC -0.116534 16.49332 0.822493 4.710969

Schwarz SC 0.241896 16.85175 1.180923 5.069400

Mean dependent -0.007719 1540.930 -0.044211 -0.052807

S.D. dependent 0.227133 1116.005 0.356546 2.467381

Determinant resid covariance (dof adj.) 12148.66

Determinant resid covariance 5615.914

Log likelihood -569.5687

Akaike information criterion 21.52873

Schwarz criterion 23.10582

Estimation Proc:

===============================

EC(C,1) 1 2 ROA_Y1 MRB_X1 NPF_X2 FDR_X3 VAR Model:

===============================

D(ROA_Y1) = A(1,1)*(B(1,1)*ROA_Y1(-1) + B(1,2)*MRB_X1(-1) + B(1,3)*NPF_X2(-1) +

B(1,4)*FDR_X3(-1) + B(1,5)) + C(1,1)*D(ROA_Y1(-1)) + C(1,2)*D(ROA_Y1(-2)) + C(1,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(1,4)*D(MRB_X1(-2)) + C(1,5)*D(NPF_X2(-C(1,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(1,6)*D(NPF_X2(-2)) + C(1,7)*D(FDR_X3(-C(1,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(1,8)*D(FDR_X3(-2)) + C(1,9)

D(MRB_X1) = A(2,1)*(B(1,1)*ROA_Y1(-1) + B(1,2)*MRB_X1(-1) + B(1,3)*NPF_X2(-1) +

B(1,4)*FDR_X3(-1) + B(1,5)) + C(2,1)*D(ROA_Y1(-1)) + C(2,2)*D(ROA_Y1(-2)) + C(2,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(2,4)*D(MRB_X1(-2)) + C(2,5)*D(NPF_X2(-C(2,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(2,6)*D(NPF_X2(-2)) + C(2,7)*D(FDR_X3(-C(2,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(2,8)*D(FDR_X3(-2)) + C(2,9)

D(NPF_X2) = A(3,1)*(B(1,1)*ROA_Y1(-1) + B(1,2)*MRB_X1(-1) + B(1,3)*NPF_X2(-1) +


(3)

C(3,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(3,4)*D(MRB_X1(-2)) + C(3,5)*D(NPF_X2(-C(3,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(3,6)*D(NPF_X2(-2)) + C(3,7)*D(FDR_X3(-C(3,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(3,8)*D(FDR_X3(-2)) + C(3,9)

D(FDR_X3) = A(4,1)*(B(1,1)*ROA_Y1(-1) + B(1,2)*MRB_X1(-1) + B(1,3)*NPF_X2(-1) +

B(1,4)*FDR_X3(-1) + B(1,5)) + C(4,1)*D(ROA_Y1(-1)) + C(4,2)*D(ROA_Y1(-2)) + C(4,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(4,4)*D(MRB_X1(-2)) + C(4,5)*D(NPF_X2(-C(4,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(4,6)*D(NPF_X2(-2)) + C(4,7)*D(FDR_X3(-C(4,3)*D(MRB_X1(-1)) + C(4,8)*D(FDR_X3(-2)) + C(4,9)

VAR Model - Substituted Coefficients: ===============================

D(ROA_Y1) = - 0.423335086963*( ROA_Y1(-1) + 6.64562964375e-06*MRB_X1(-1) + 0.198956417853*NPF_X2(-1) - 0.0585679138375*FDR_X3(-1) + 2.69269203739 ) - 0.129182630937*D(ROA_Y1(-1)) + 0.0442152545083*D(ROA_Y1(-2)) + 3.13603411083e-05*D(MRB_X1(-1)) - 5.88987973238e-06*D(MRB_X1(-2)) - 0.0436675849549*D(NPF_X2(-1)) + 0.0161481020056*D(NPF_X2(-2)) - 0.00617444352207*D(FDR_X3(-1)) -

0.0133968264452*D(FDR_X3(-2)) - 0.0461344992488

D(MRB_X1) = - 494.132676634*( ROA_Y1(-1) + 6.64562964375e-06*MRB_X1(-1) + 0.198956417853*NPF_X2(-1) - 0.0585679138375*FDR_X3(-1) + 2.69269203739 ) +

158.680094404*D(ROA_Y1(-1)) + 940.572812763*D(ROA_Y1(-2)) + 0.288339572133*D(MRB_X1(-1)) + 0.435284583598*D(MRB_X1(-2)) + 414.152050432*D(NPF_X2(-1)) + 171.100095586*D(NPF_X2(-2)) + 33.0381769825*D(FDR_X3(-1)) - 2.83417282713*D(FDR_X3(-171.100095586*D(NPF_X2(-2)) + 476.367229589

D(NPF_X2) = 0.955870288006*( ROA_Y1(-1) + 6.64562964375e-06*MRB_X1(-1) + 0.198956417853*NPF_X2(-1) - 0.0585679138375*FDR_X3(-1) + 2.69269203739 ) -

0.32398088449*D(ROA_Y1(-1)) - 0.35106893718*D(ROA_Y1(-2)) + 1.25093658056e-05*D(MRB_X1(-1)) + 1.58355163652e-05*D(MRB_X1(-2)) - 0.351804499973*D(NPF_X2(-1.25093658056e-05*D(MRB_X1(-1)) -

0.298872618282*D(NPF_X2(-2)) + 0.0279192111264*D(FDR_X3(-1)) + 0.00595961554908*D(FDR_X3(-2)) - 0.107015555454

D(FDR_X3) = 6.36653454272*( ROA_Y1(-1) + 6.64562964375e-06*MRB_X1(-1) + 0.198956417853*NPF_X2(-1) - 0.0585679138375*FDR_X3(-1) + 2.69269203739 ) - 2.83481426847*D(ROA_Y1(-1)) + 0.0120854024198*D(ROA_Y1(-2)) + 8.31954914779e-05*D(MRB_X1(-1)) + 0.000196865143767*D(MRB_X1(-2)) - 0.39203388219*D(NPF_X2(-1)) - 1.26154733774*D(NPF_X2(-2)) - 0.0185723543392*D(FDR_X3(-1)) + 0.0316607354746*D(FDR_X3(-2)) - 0.523992105297


(4)

LAMPIRAN 8

HASIL UJI IRF

.0 .1 .2

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of ROA_Y1 to ROA_Y1

.0 .1 .2

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of ROA_Y1 to MRB_X1

.0 .1 .2

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of ROA_Y1 to NPF_X2

.0 .1 .2

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of ROA_Y1 to FDR_X3

0 1,000 2,000 3,000 4,000

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of MRB_X1 to ROA_Y1

0 1,000 2,000 3,000 4,000

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of MRB_X1 to MRB_X1

0 1,000 2,000 3,000 4,000

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of MRB_X1 to NPF_X2

0 1,000 2,000 3,000 4,000

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of MRB_X1 to FDR_X3

-.2 -.1 .0 .1 .2 .3 .4

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NPF_X2 to ROA_Y1

-.2 -.1 .0 .1 .2 .3 .4

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NPF_X2 to MRB_X1

-.2 -.1 .0 .1 .2 .3 .4

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NPF_X2 to NPF_X2

-.2 -.1 .0 .1 .2 .3 .4

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of NPF_X2 to FDR_X3

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of FDR_X3 to ROA_Y1

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of FDR_X3 to MRB_X1

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of FDR_X3 to NPF_X2

0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

Response of FDR_X3 to FDR_X3 Response to Cholesky One S.D. Innov ations


(5)

LAMPIRAN 9

HASIL TABEL UJI IRF

Respo nse of ROA_Y

1:

Period ROA_Y1 MRB_X1 NPF_X2 FDR_X3

1 0.210938 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.114801 0.045692 -0.023889 0.035795

3 0.090773 0.026834 -0.008953 0.034218

4 0.090125 0.045475 -0.004754 0.063813

5 0.074292 0.043706 -0.005701 0.068687

6 0.084001 0.046562 -0.006049 0.068750

7 0.082952 0.048135 -0.005959 0.070572

8 0.084779 0.048248 -0.005511 0.068640

9 0.085363 0.049693 -0.005795 0.069217

10 0.085056 0.050160 -0.005526 0.069045

11 0.085531 0.050838 -0.005351 0.069240

12 0.085479 0.051405 -0.005309 0.069425

13 0.085663 0.051812 -0.005222 0.069464

14 0.085797 0.052208 -0.005158 0.069570

15 0.085881 0.052508 -0.005104 0.069613

16 0.085981 0.052776 -0.005063 0.069660

17 0.086044 0.052997 -0.005025 0.069703

18 0.086106 0.053182 -0.004992 0.069735

19 0.086155 0.053340 -0.004966 0.069765

20 0.086196 0.053471 -0.004944 0.069789

21 0.086232 0.053582 -0.004925 0.069810

22 0.086261 0.053675 -0.004909 0.069827

23 0.086286 0.053754 -0.004896 0.069842

24 0.086307 0.053820 -0.004885 0.069854

25 0.086325 0.053875 -0.004875 0.069864

26 0.086340 0.053922 -0.004867 0.069873

27 0.086352 0.053961 -0.004860 0.069880

28 0.086363 0.053994 -0.004855 0.069886

29 0.086372 0.054022 -0.004850 0.069891

30 0.086379 0.054045 -0.004846 0.069896

31 0.086385 0.054065 -0.004843 0.069899

32 0.086391 0.054082 -0.004840 0.069902

33 0.086395 0.054096 -0.004838 0.069905

34 0.086399 0.054107 -0.004836 0.069907

35 0.086402 0.054117 -0.004834 0.069909

36 0.086404 0.054125 -0.004833 0.069910

37 0.086407 0.054132 -0.004831 0.069912

38 0.086409 0.054138 -0.004830 0.069913

39 0.086410 0.054143 -0.004830 0.069914


(6)

41 0.086413 0.054151 -0.004828 0.069915

42 0.086413 0.054154 -0.004828 0.069916

43 0.086414 0.054156 -0.004827 0.069916

44 0.086415 0.054158 -0.004827 0.069916

45 0.086415 0.054160 -0.004827 0.069917

46 0.086416 0.054162 -0.004826 0.069917

47 0.086416 0.054163 -0.004826 0.069917

48 0.086417 0.054164 -0.004826 0.069917

49 0.086417 0.054165 -0.004826 0.069918


Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014

0 3 79

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH DAN Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Roa) Pt. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2016.

0 2 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah Dan Murabahah Terhadap Profitabilitas (Roa) Pt. Bank Syariah Mandiri, Tbk Periode 2009-2016.

0 3 12

ANALISIS PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA Analisis Pengaruh Pembiayaan Murabahah Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode Januari 2011 – Juni 2015).

0 2 14

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2009 - 2013.

0 0 22

Pengaruh Kecukupan Modal dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah periode 2009-2013.

0 1 17

Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014

0 0 14

Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2010-2014

0 0 2

PENGARUH PEMBIAYAAN MUDARABAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH, PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN RASIO NON PERFORMING FINANCING TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH - Perbanas Institutional Repository

0 0 15