Efek Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Pengurangan Simptom Rhinitis Alergika.

(1)

ABSTRAK

EFEK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

TERHADAP PENGURANGAN SIMPTOM

RHINITIS ALERGIKA

Kevin Janitra Iechang, 2010, Pembimbing 1:Dr. Diana K Jasaputra,dr.,M.Kes

Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan dijumpai di Indonesia. Meniran memiliki banyak khasiat antara lain sebagai imunomodulator. Kandungan meniran yang berefek antioksidan diharapkan juga dapat mengurangi reaksi inflamasi termasuk pada penderita rhinitis alergika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek meniran terhadap rhinitis alergika. Desain penelitian kuasi eksperimental ini menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dengan subjek penelitian yang diambil secara incidental sampling. Data yang diukur adalah gejala subjektif penderita rhinitis alergika sebelum dan sesudah minum kapsul ekstrak meniran yang dinilai dengan sistem skor. Kuesioner yang digunakan untuk menilai gejala subjektif tersebut adalah kuesioner Control of Allergic Rhinitis and Asthma Test (CARAT). Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05.

Hasil penelitian didapatkan pengurangan gejala subjektif penderita rhinitis alergika setelah pemberian kapsul ekstrak meniran yang ditandai dengan adanya peningkatan skor CARAT. Skor gejala subjektif rhinitis alergika sebelum pemberian meniran selama 2 minggu adalah 22.692, dan sesudahnya skor gejala subjektif rhinitis alergika adalah 27.538, dengan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01). Simpulan ekstrak meniran mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika pada subjek penelitian manusia.


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

TOWARDS ALLERGIC RHINITIS

Meniran (Phyllanthus niruri L.) is a plant that is widely grown and found in Indonesia. Meniran has many benefits, among others, as an immunomodulator. The antioxidant effect in meniran is also expected to reduce inflammatory reactions including allergic rhinitis in patients. The purpose of this research is to determine the effect of meniran towards allergic rhinitis.

This quasi-experimental research used the pre-test and post-test design, with the research subjects’ that were taken by incidental sampling. The measured data was subjective symptoms of allergic rhinitis before and after taking meniran extract capsules, and was assessed by a scoring system. Control of Allergic Rhinitis and Asthma Test (CARAT) questionnaire was used to assess the subjective symptoms. The data was analyzed with “t” paired with α = 0.05.

The result showed a reduction in subjective symptoms of allergic rhinitis patients after administration of the meniran extract capsules, characterized by a in CARAT scores. The score for subjective symptoms before taking meniran extract capsules was 22.692, and after administration of meniran extract capsules was 27.538, with a highly significant difference (p <0.01).

The conclusion is that meniran extract reduces the subjective symptoms in allergic rhinitis patients.


(3)

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi ... 6

2.1.1 Anatomi Hidung ... 6

2.1.2 Anatomi Sinus Paranasal ... 11


(4)

Ahkir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dunia pendidikan dan kesehatan, serta masyarakat.

Bandung, Desember 2013


(5)

KATA PENGANTAR

Saya ingin mengucapkan syukur kepada Tuhan yang telah memberi kekuatan dan kesempatan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “EFEK MENIRAN (Phyllantus niruri L.) TERHADAP PENGURANGAN SIMPTOM RHINITIS ALERGIKA”.

Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung. Terlaksananya Karya Tulis Ilmiah ini dikarenakan adanya dukungan dan berkat yang saya terima dari bimbingan dan pengarahan serta sumbangan pikiran yang sangat berharga dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Dr. dr. Diana Krisanti Jasaputra, M.Kes sebagai dosen pembimbing utama yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan.

2. Teman-teman yang membantu menjadi subjek penelitian.

3. dr. G. Tanudjaja dan Lajung Sari yang selalu memberikan dukungan selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Maria Isabella Marsha yang selalu memberikan dukungan dan membantu selama mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan tidak disebutkan satu per satu di sini.


(6)

ABSTRACT

THE EFFECT OF MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

TOWARDS ALLERGIC RHINITIS

Meniran (Phyllanthus niruri L.) is a plant that is widely grown and found in Indonesia. Meniran has many benefits, among others, as an immunomodulator. The antioxidant effect in meniran is also expected to reduce inflammatory reactions including allergic rhinitis in patients. The purpose of this research is to determine the effect of meniran towards allergic rhinitis.

This quasi-experimental research used the pre-test and post-test design, with the research subjects’ that were taken by incidental sampling. The measured data was subjective symptoms of allergic rhinitis before and after taking meniran extract capsules, and was assessed by a scoring system. Control of Allergic Rhinitis and Asthma Test (CARAT) questionnaire was used to assess the subjective symptoms. The data was analyzed with “t” paired with α = 0.05.

The result showed a reduction in subjective symptoms of allergic rhinitis patients after administration of the meniran extract capsules, characterized by a in CARAT scores. The score for subjective symptoms before taking meniran extract capsules was 22.692, and after administration of meniran extract capsules was 27.538, with a highly significant difference (p <0.01).

The conclusion is that meniran extract reduces the subjective symptoms in allergic rhinitis patients.


(7)

ABSTRAK

EFEK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.)

TERHADAP PENGURANGAN SIMPTOM

RHINITIS ALERGIKA

Kevin Janitra Iechang, 2010, Pembimbing 1:Dr. Diana K Jasaputra,dr.,M.Kes

Meniran (Phyllanthus niruri L.) merupakan tanaman yang banyak tumbuh dan dijumpai di Indonesia. Meniran memiliki banyak khasiat antara lain sebagai imunomodulator. Kandungan meniran yang berefek antioksidan diharapkan juga dapat mengurangi reaksi inflamasi termasuk pada penderita rhinitis alergika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek meniran terhadap rhinitis alergika. Desain penelitian kuasi eksperimental ini menggunakan rancangan pre-test dan post-test, dengan subjek penelitian yang diambil secara incidental sampling. Data yang diukur adalah gejala subjektif penderita rhinitis alergika sebelum dan sesudah minum kapsul ekstrak meniran yang dinilai dengan sistem skor. Kuesioner yang digunakan untuk menilai gejala subjektif tersebut adalah kuesioner Control of Allergic Rhinitis and Asthma Test (CARAT). Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05.

Hasil penelitian didapatkan pengurangan gejala subjektif penderita rhinitis alergika setelah pemberian kapsul ekstrak meniran yang ditandai dengan adanya peningkatan skor CARAT. Skor gejala subjektif rhinitis alergika sebelum pemberian meniran selama 2 minggu adalah 22.692, dan sesudahnya skor gejala subjektif rhinitis alergika adalah 27.538, dengan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01). Simpulan ekstrak meniran mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika pada subjek penelitian manusia.


(8)

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Kevin Janitra Iechang NRP : 1010077

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri, bukan duplikasi dari hasil karya orang lain.

Apabila di kemudian hari diketahui ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian pernyataan saya, Bandung, Desember 2013


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rhinitis berasal dari dua kata bahasa Greek “rhin rhino” yang berarti hidung dan “itis” yang berarti radang. Demikian rhinitis berarti radang hidung atau tepatnya radang selaput lendir (mukosa hidung) hidung (Von Pirquet, 1986).

Rhinitis terdiri dari beragam jenis, yaitu; rhinitis alergika, rhinitis vasomotor. Salah satu yang cukup sering terjadi adalah rhinitis alergika. Penyakit ini masih sering terjadi di dalam masyarakat, bukan penyakit yang fatal namun gejala yang ditimbulkan sangat mengganggu yang berakibat penurunan kualitas hidup seseorang. Rhinitis alergika merupakan salah satu penyakit yang pengobatannya tidak mudah dan menghabiskan biaya yang tinggi. Rhinitis juga memiliki potensi untuk mengalami komplikasi sebab rhinitis mengalami hubungan dengan penyakit atopik seperti asma dan dermatitis (Von Pirquet, 1986).

Rhinitis alergika adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopik yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulang dengan alergen spesifik tersebut (Von Pirquet, 1986).

WHO melalui International Rhinitis Management Working Group dan Allergic Rhinitis and Impact of Asthma (ARIA) pada tahun 2001 mendefinisikan rhinitis alergika adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin, rhinore, rasa gatal, dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantai IgE.

Gejala dan tanda rhinitis alergika ini adalah hidung gatal, bersin, pilek, hidung tersumbat, bahkan disertai juga dengan rasa malas, lelah, nyeri kepala. Gejala dan tanda ini menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang (WHO, 2001).


(10)

2

Pengobatannya tergolong tidak mudah dan membutuhkan biaya mahal. Pengobatan yang sering diberikan para dokter adalah terapi simptomatik. Pencegahannya antara lain menghindari alergen (WHO, 2001).

Rhinitis alergika memiliki potensi komplikasi yang tersering, seperti polip nasi, sinusitis, dan disfungsi tuba (WHO, 2001).

Prevalensi rhinitis alergika di Amerika Utara 20%, di Eropa sekitar 15%, Thailand sekitar 20%, Jepang sekitar 10%, sedangkan di Indonesia, sekitar 10-26% pengunjung poliklinik THT di beberapa rumah sakit besar datang dengan keluhan rhinitis alergika (Rusmono N, 1993).

Seiring berkembangnya waktu, penggunaan obat-obat herbal makin sering digunakan untuk menghadapi berbagai penyakit yang ada saat ini. Sebab obat kimia membutuhkan biaya tinggi dan sulit menyembuhkan rhinitis alergika. Obat herbal yang digunakan untuk mengatasi rhinitis alergika adalah meniran, sambiloto, kunyit, temulawak, pegagan, Urtica Dioica, Euphrasia officinalis, Horseradish. Obat herbal yang digunakan pada peneliti kali ini adalah meniran.

Meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki kandungan di dalamnya memiliki efek immunodulator. Kandungan meniran yang berefek antiinflamasi diharapkan juga dapat mengurangi reaksi inflamasi termasuk pada penderita rhinitis alergika.

Salah satu bahan komponen flavonoid yaitu Quercetin, merupakan komponen aktif dapat mengurangi ekspresi mRNA enzim siklooksigenase dengan akibat pengurangan pembentukan prostaglandin yang berasal dari asam arakhidonat,

sehingga mengurangi reaksi inflamasi (Leary & William, 2003).

Quercetin menghambat enzim histidin dekarboksilase yang mengurangi sintesis histamin (Budi Prakorso, 2006). Quercetin juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan memberikan elektron kepada radikal bebas agar lebih stabil dan mengurangi inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang berperan dalam pembentukan nitric oxide (NO) yang berasal dari L-Arginine (Sam, 2004). NO merupakan faktor kemotaktik bagi sel-sel radang yang akan menambah reaksi


(11)

3

inflamasi (Robbins & Kummar, 1995). Dengan demikian, pemberian herbal meniran diharapkan mengurangi jumlah sel radang dan gejala rhinits alergika

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah meniran (Phyllanthus niruri L.) mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh alternatif pengobatan rhinitis alergika.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.4. Manfaat penelitian

Manfaat akademis adalah untuk memperoleh informasi bagi dunia kedokteran/ bagi masyarakat ilmiah mengenai efek meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap gejala penderita rhinitis alergika.

Manfaat praktis memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat, tentang pengaruh meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.5 Kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian 1.5.1. Kerangka pemikiran

Rhinitis alergika merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali sensititasi dan diikuti tahap provokasi/ reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dua macam, yaitu Immediate Phase Allergic Reaction (Reaksi Alergi Fase Cepat) dan Late Phase Allergic Reaction (Reaksi Alergi Fase Lambat). Reaksi hipersensitifitas yang terjadi adalah tipe I yang diperantarai IgE. Reaksi hipersensitifitas tipe I terjadi sebagai hasil


(12)

4

dari pelepasan substansi vasoaktif dari sel mast dan basofil yang telah disensitasi oleh interaksi antigen dengan IgE. Produksi IgE ini distimulasi oleh IL-4 yang disekresikan oleh sel T Helper 2 (Th2). Stimulasi sel mast juga melepaskan banyak IL-4 yang menghasilkan sistem feedback positif untuk produksi IgE dan sel Th2, atau dengan kata lain terjadi ketidakseimbangan sistem imun dengan dominasi Th2. Banyaknya produksi IgE dan juga Th2 akan membuat semakin banyak pelepasan substansi yang memperparah keadaan rhinitis alergika (Effy Huriyati, Al Hafiz, 2012).

Substansi yang paling berperan dalam keadaan rhinitis alergika adalah histamin. Histamin merupakan mediator yang berperan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya gejala edema. Selain adanya substansi-substansi vasoaktif, juga terdapat mediator lain yang dihasilkan oleh membran sel yang teraktivasi oleh stimulus. Mediator tersebut adalah metabolit asam arakidonat yang dihasilkan oleh membran fosfolipid sel. Selanjutnya, metabolit asam arakidonat ini akan menghasilkan prostaglandin. Protaglandin berperan sebagai vasodilator pembuluh darah yang kemudian akan menyebabkan gejala edema. Prostaglandin juga berperan dalam patogenesis rasa nyeri dan rasa panas pada inflamasi. Pada reaksi inflamasi juga terdapat pelepasan Reactive Oxygen Spesies (ROS) oleh leukosit yang telah mengalami paparan stimulus. ROS yang dilepaskan secara berlebihan dapat merusak jaringan normal tubuh (Kumar, Abbas, Fausto, 2004).

Meniran (Phyllanthus niruri L.) yang digunakan pada penelitian ini mempunyai beberapa zat aktif yang berpotensi mengurangi reaksi inflamasi. Herba meniran (Phyllantus niruri L.) mengandung zat aktif quercetin yang beraktivitas sebagai antiinflamasi, karena quercetin dapat menghambat enzim siklooksigenase sehingga biosintesis prostaglandin terhambat. Quercetin juga bekerja sebagai antioksidan dan menghambat produksi histamin. Quercetin berpengaruh terhadap Nitrit Oxide (NO) yang menyebabkan keseimbangan antara Th1 dan Th2 sehingga produksi IgE menurun (University of Maryland Medical Center, 2009).


(13)

5

Penurunan IgE dan penghambatan histamin dan mediator lainnya akan mengurangi edema dan gejala inflamasi lainnya. Sedangkan kerja antioksidan dalam kandungan herbal meniran (Phyllanthus niruri L.) akan mengurangi dampak negatif radikal bebas antara lain Nitrit Oxide.

Dengan demikian, meniran dengan kandungannya memiliki efek anti inflamasi yang diharapkan dapat mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.5.2. Hipotesis penelitian

Meniran (Phyllanthus niruri L.) mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.6. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan subjek penelitian manusia. Desain penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Data yang dinilai adalah gejala subjektif penderita rhinitis alergika sebelum dan sesudah pemberian meniran (Phyllanthus niruri L.). Metode analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.


(14)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Ekstrak herbal meniran mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

5.3 Saran

Kegiatan sehari-hari manusia yang dilakukan sangat bergantung pada kesehatan optimal yang dimiliki. Penggunaan herbal meniran sangat disarankan untuk mengurangi gejala rhinitis alergika yang sangat mengganggu agar semua kegiatan dapat dilakukan lebih optimal.

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilanjutkan dengan efek meniran yang menggunakan subjek penelitian yang lebih banyak lagi, menggunakan interval waktu yang lebih lama, dan mengontrol subjek penelitian dengan lebih baik lagi.


(15)

(16)

(17)

(1)

dari pelepasan substansi vasoaktif dari sel mast dan basofil yang telah disensitasi oleh interaksi antigen dengan IgE. Produksi IgE ini distimulasi oleh IL-4 yang disekresikan oleh sel T Helper 2 (Th2). Stimulasi sel mast juga melepaskan banyak IL-4 yang menghasilkan sistem feedback positif untuk produksi IgE dan sel Th2, atau dengan kata lain terjadi ketidakseimbangan sistem imun dengan dominasi Th2. Banyaknya produksi IgE dan juga Th2 akan membuat semakin banyak pelepasan substansi yang memperparah keadaan rhinitis alergika (Effy Huriyati, Al Hafiz, 2012).

Substansi yang paling berperan dalam keadaan rhinitis alergika adalah histamin. Histamin merupakan mediator yang berperan dalam meningkatkan permeabilitas pembuluh darah yang mengakibatkan timbulnya gejala edema. Selain adanya substansi-substansi vasoaktif, juga terdapat mediator lain yang dihasilkan oleh membran sel yang teraktivasi oleh stimulus. Mediator tersebut adalah metabolit asam arakidonat yang dihasilkan oleh membran fosfolipid sel. Selanjutnya, metabolit asam arakidonat ini akan menghasilkan prostaglandin. Protaglandin berperan sebagai vasodilator pembuluh darah yang kemudian akan menyebabkan gejala edema. Prostaglandin juga berperan dalam patogenesis rasa nyeri dan rasa panas pada inflamasi. Pada reaksi inflamasi juga terdapat pelepasan Reactive Oxygen Spesies (ROS) oleh leukosit yang telah mengalami paparan stimulus. ROS yang dilepaskan secara berlebihan dapat merusak jaringan normal tubuh (Kumar, Abbas, Fausto, 2004).

Meniran (Phyllanthus niruri L.) yang digunakan pada penelitian ini mempunyai beberapa zat aktif yang berpotensi mengurangi reaksi inflamasi. Herba meniran (Phyllantus niruri L.) mengandung zat aktif quercetin yang beraktivitas sebagai antiinflamasi, karena quercetin dapat menghambat enzim siklooksigenase sehingga biosintesis prostaglandin terhambat. Quercetin juga bekerja sebagai antioksidan dan menghambat produksi histamin. Quercetin berpengaruh terhadap Nitrit Oxide (NO) yang menyebabkan keseimbangan antara Th1 dan Th2 sehingga produksi IgE menurun (University of Maryland Medical Center, 2009).


(2)

5

Penurunan IgE dan penghambatan histamin dan mediator lainnya akan mengurangi edema dan gejala inflamasi lainnya. Sedangkan kerja antioksidan dalam kandungan herbal meniran (Phyllanthus niruri L.) akan mengurangi dampak negatif radikal bebas antara lain Nitrit Oxide.

Dengan demikian, meniran dengan kandungannya memiliki efek anti inflamasi yang diharapkan dapat mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.5.2. Hipotesis penelitian

Meniran (Phyllanthus niruri L.) mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

1.6. Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan subjek penelitian manusia. Desain penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Data yang dinilai adalah gejala subjektif penderita rhinitis alergika sebelum dan sesudah pemberian meniran (Phyllanthus niruri L.). Metode analisis menggunakan uji t berpasangan dengan α=0,05.


(3)

37 5.1 Simpulan

Ekstrak herbal meniran mengurangi gejala subjektif penderita rhinitis alergika.

5.3 Saran

Kegiatan sehari-hari manusia yang dilakukan sangat bergantung pada kesehatan optimal yang dimiliki. Penggunaan herbal meniran sangat disarankan untuk mengurangi gejala rhinitis alergika yang sangat mengganggu agar semua kegiatan dapat dilakukan lebih optimal.

Untuk penelitian selanjutnya perlu dilanjutkan dengan efek meniran yang menggunakan subjek penelitian yang lebih banyak lagi, menggunakan interval waktu yang lebih lama, dan mengontrol subjek penelitian dengan lebih baik lagi.


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Aktivitas Antimikroba Herba Meniran (Phyllanthus Niruri L.) Terhadap Bakteri Dan Khamir Patogen

3 40 77

Kajian beberapa aspek agronomi tanaman obat meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) dan meniran merah (Phyllanthus urinaria L.)

0 12 314

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA DARI EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.).

3 5 12

ISOLASI DAN ELUSIDASI STRUKTUR SENYAWA PENANDA DARI EKSTRAK MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) Isolasi Dan Elusidasi Struktur Senyawa Penanda Dari Ekstrak Meniran (Phyllanthus Niruri L.).

0 3 17

Perbandingan Efek Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Persentase Jumlah Eosinofil Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

0 0 29

Aktivitas Ekstrak Air dan Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Reaksi Inflamasi Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

0 0 35

Efek Infusa Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap Diuresis Pada Pria Dewasa.

0 0 27

Pengaruh Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Sebagai Antihepatotoksik (Studi Pustaka).

0 2 9

Efek Meniran (Phyllanthus niruri L.) Sebagai Antihistamin dan Antialergi Pada Model Dermatitis Alergika Dengan Hewan coba Mencit Galur balb/c.

0 1 14

PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN DAUN MENIRAN HIJAU (Phyllanthus niruri L.) DAN MENIRAN MERAH (Phyllanthus urinaria L.) PADA BERBAGAI KADAR AIR TANAH Growth and anthocyanin content of GreenMeniran (Phyllanthus niruri L.) and Red Meniran (Phyllanthus u

0 0 12