Aktivitas Ekstrak Air dan Etanol Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) terhadap Reaksi Inflamasi Pada Mencit Galur Swiss Webster Dengan Dermatitis Alergika.

(1)

iv

ABSTRAK

AKTIVITAS EKSTRAK AIR DAN ETANOL HERBA MENIRAN (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP REAKSI INFLAMASI PADA MENCIT GALUR Swiss Webster DENGAN DERMATITIS ALERGIKA

Eunike Eliana, 2009. Pembimbing I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Dermatitis alergika adalah reaksi hipersensitivitas pada kulit ditandai dengan reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi perlu diatasi agar keluhan dan gejala berkurang. Masyarakat menggunakan herba meniran untuk mengatasi dermatitis alergika. Tujuan penelitian ini adalah menilai efek antiinflamasi ekstrak air dan etanol meniran pada mencit dengan dermatitis alergika. Penelitian eksperimental laboratorium ini bersifat longitudinal, prospektif, dan komparatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hewan coba dibagi dalam kelompok-kelompok perlakuan (n=6) dan diinduksi Ovalbumin 10% pada hari 1,7, dan 21. Ekstrak air dan etanol meniran dengan variasi dosis yaitu: dosis 1: 0,39 g/ kg BB; 2: 0,975 g/ kg BB; 3: 1,95 g/ kg BB; dan 4: 3,9 g/ kg BB. Data yang diamati adalah luas lesi peradangan dan jumlah sel-sel radang pada daerah lesi. Data dianalisis dengan ANOVA dan uji lanjut Duncan. Luas daerah peradangan dan jumlah sel radang pada ekstrak air meniran dosis 1:7,813 mm2, 422,167; 2: 4,218 mm2, 324,833; 3: 8,060 mm2 , 455,167; 4: 7,283mm2, 558,667. Ekstrak etanol meniran dosis 1: 10,60 mm2, 202,833 ; 2: 3,478 mm2, 203,333; 3: 9,463 mm2, 267,833; 4: 7,430 mm2, 289,000 berbeda signifikan dengan kontrol positif 17.792 mm2, 590.667 (p<0,05). Kesimpulan ekstrak air dan etanol meniran efektif mengurangi luas daerah peradangan dan jumlah sel radang.


(2)

v ABSTRACT

THE ACTIVITY OF WATER AND ETHANOL EXTRACT OF HERB Phyllanthus niruri L. FOR INFLAMATORY REACTION ON

Swiss Webster MICE WITH ALLERGIC DERMATITIS

Eunike Eliana, 2009. Tutor I : Diana K. Jasaputra, dr., M.Kes. Tutor II : Ellya Rosa Delima, dr., M.Kes.

Allergic dermatitis is hipersensitivity reaction on skin with inflammatory reaction. Inflammatory reaction in dermatitis need to exceed for decreasing sign and simptom. Public use Phyllanthus to decrease allergic dermatitis. The objective of this experiment is to determine antiinflammatory effect of water and ethanol extract on mice with allergic dermatitis. A longitudinal prospective research using Completed Random Design adult male mice Swiss Webster strain as experimental animal. Mice was divided in many group (n=6) and each group induced by Ovalbumin 10% at day 1,7,21 . Water and ethanol extract with variant doses: dose 1: 0,39 g/ kg BB; 2: 0,975 g/ kg BB; 3: 1,95 g/ kg BB; dan 4: 3,9 g/ kg BB. The measured data consists of the inflammation coverage area and the number of inflammation cells. Data were analized with ANOVA continued with Duncan. The result inflammation coverage area and the number of inflammation cells with Phyllanthus water extract dose 1: 7,813 mm2, 422,167; 2: 4,218 mm2, 324,833; 3: 8,060 mm2 , 455,167; 4: 7,283mm2, 558,667,and Phyllanthus ethanol extract dose 1: 10,60 mm2, 202,833 ; 2: 3,478 mm2, 203,333; 3: 9,463 mm2, 267,833; 4: 7,430 mm2, 289,000 difference significant with positive control 17.792 mm2, 590.667 (p<0,05). The conclusions are Phyllanthus water and ethanol extract decrease inflammation coverage area and the number inflammation cells.

Keyword: antiinflammatory, Phyllanthus niruri L., allergic dermatitis.


(3)

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan ... 2

1.3.1 Maksud Penelitian ... 2

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

1.7.1 Lokasi... 6


(4)

ix

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fungsi Kulit... 7

2.1.1 Anatomi Kulit ... 7

2.1.2 Fungsi Kulit ... 11

2.2 Sistem Imun ... 13

2.3 Reaksi Hipersensitivitas ... 14

2.3.1 Definisi... 14

2.3.2 Reaksi Hipersensitivitas Tipe I... 14

2.3.3 Reaksi Hipersensitivitas Tipe II ... 17

2.3.4 Reaksi Hipersensitivitas Tipe III ... 17

2.3.5 Reaksi Hipersensitivitas Tipe IV... 18

2.4 Inflamasi dan Pemulihan ... 18

2.4.1 Definisi... 18

2.4.2 Inflamasi Akut ... 19

2.4.2.1 Definisi ... 19

2.4.2.2 Etiologi Inflamasi Akut ... 19

2.4.2.3 Manisfestasi Klinik Radang Akut ... 20

2.4.2.4 Patogenesis Inflamasi Akut ... 21

2.4.3 Mediator Inflamasi... 24

2.4.4 Inflamasi Kronik... 26

2.4.4.1 Definisi ... 26

2.4.4.2 Etiologi Inflamasi Kronik ... 26

2.4.4.3 Gambaran Makroskopik dan Mikroskopik Inflamasi kronik... 28

2.4.5 Pola-Pola Peradangan ... 28

2.4.6 Jenis dan Fungsi Leukosit ... 30

2.5 Dermatitis Alergika ... 33

2.5.1 Definisi... 33

2.5.2 Etiologi Dermatitis Alergika ... 34

2.5.3 Patogenesis Dermatitis Alergika ... 34


(5)

x

2.5.5 Diagnosis Dermatitis Alergika ... 36

2.5.6 Terapi Dermatitis Alergika ... 39

2.6 Meniran... 40

2.6.1 Deskripsi Tanaman ... 40

2.6.2 Taksonomi... 41

2.6.3 Nama Lain Meniran ... 41

2.6.4 Kandungan Kimia Meniran... 42

2.6.5 Manfaat Meniran ... 42

2.6.6 Quercetin... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan... 44

3.2 Persiapan Penelitian ... 45

3.2.1 Hewan Percobaan ... 45

3.2.2 Bahan Uji ... 45

3.3 Metode Penelitian... 45

3.3.1 Desain Penelitian ... 45

3.3.2 Penentuan Besar Sampel... 46

3.3.3 Variabel Penelitian... 47

3.3.4 Prosedur Penelitian ... 47

3.4 Analisis Statisitik... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.2 Pembahasan... 63

4.3 Uji Hipotesis ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70


(6)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN ... 74 RIWAYAT HIDUP ... 88


(7)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriteria William untuk dermatitis alergika ... 37 Tabel 2.2 Kriteria Svennson Hanifin dan Rajka untuk dermatitis alergika 37 Tabel 2.3 Kriteria Hanifin dan Rajka untuk dermatitis alergika ... 38 Tabel 4.1 Hasil penelitian pengaruh ekstrak air meniran (EAM) terhadap

luas daerah peradangan pada mencit yang diinduksi

ovalbumin ... 52 Tabel 4.2 Uji statistik penelitian dengan bahan uji ekstrak air meniran

dengan parameter luas daerah peradangan ... 53 Tabel 4.3 Hasil penelitian pengaruh ekstrak air meniran (EAM)

terhadap jumlah sel-sel radang pada mencit yang diinduksi

ovalbumin ... 54 Tabel 4.4 Uji statistik penelitian dengan bahan uji ekstrak air meniran dengan parameter jumlah sel-sel radang... 55 Tabel 4.5 Hasil penelitian pengaruh ekstrak etanol meniran (EEM)

terhadap luas daerah peradangan pada mencit yang

diinduksi ovalbumin ... 56 Tabel 4.6 Uji statistik penelitian dengan bahan uji ekstrak etanol meniran dengan parameter luas daerah peradangan ... 57 Tabel 4.7 Hasil penelitian pengaruh ekstrak etanol meniran (EEM)

terhadap jumlah sel-sel radang pada mencit yang diinduksi ovalbumin ... 58 Tabel 4.8 Uji statistik penelitian dengan bahan uji ekstrak etanol meniran dengan parameter jumlah sel-sel radang... 59 Tabel 4.9 Hasil perbandingan pengaruh ekstrak air meniran (EAM) dan ekstrak etanol meniran (EEM) terhadap luas daerah

peradangan pada mencit yang diinduksi ovalbumin ... 60 Tabel 4.10 Uji statistik perbandingan pengaruh ekstrak air meniran

(EAM) dan ekstrak etanol meniran dengan paramaeter


(8)

xiii

Tabel 4.11 Hasil perbandingan pengaruh ekstrak air meniran (EAM) dan ekstrak etanol (EEM) terhadap jumlah sel radang pada

mencit yang diinduksi ovalbumin ... 61 Tabel 4.12 Uji statistik perbandingan pengaruh ekstrak air meniran

(EAM) dan ekstrak etanol meniran (EEM) dengan paramaeter jumlah sel radang... 62


(9)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur lapisan kulit... 7

Gambar 2.2 Pathogenesis oh immediate (type I) hipersensitivity reaction . 16 Gambar 2.3 Blood pressure and plasma colloid in inflamed Microcirculation... 22

Gambar 2.4 The major local manifestations of acute inflamation ... 24

Gambar 2.5 Generation of arachidonic acid metabolites... 26

Gambar 2.6 Dermatitis alergika... 33

Gambar 2.7 Meniran ... 41

Gambar 2.8 Gambar rumus bangun Quercetin... 43

Gambar 4.1 Diagram batang pengaruh ekstrak air meniran (EAM) terhadap luas daerah peradangan pada mencit yang diinduksi ovalbumin ... 53

Gambar 4.2 Diagram batang pengaruh ekstrak air meniran (EAM) tehadap jumlah sel-sel radang pada mencit yang diinduksi ovalbumin... 55

Gambar 4.3 Diagram batang pengaruh ekstrak etanol meniran (EEM) terhadap luas daerah peradangan pada mencit yang diinduksi ovalbumin... 57

Gambar 4.4 Diagram batang pengaruh ekstrak etanol meniran (EEM) terhadap jumlah sel-sel radang pada mencit yang diinduksi ovalbumin... 59

Gambar 4.5 Diagram batang hasil perbandingan pengaruh ekstrak air meniran (EAM) dan ekstrak etanol meniran (EEM) terhadap luas daerah peradangan pada mencit yang diinduksi ovalbumin... 60

Gambar 4.6 Diagram batang hasil perbandingan pengaruh ekstrak air meniran (EAM) dan ekstrak etanol meniran (EEM) terhadap jumlah sel-sel radang ... 62


(10)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Perhitungan dosis ekstrak air dan etanol meniran

(Phyllanthus. niruri. L)... 74 Lampiran 2: Alur cara kerja ... 76 Lampiran 3: Gambar penyebaran sel radang dalam berbagai dosis ekstrak

air dan etanol meniran (Phyllanthus niruri. L) ... 77 Lampiran 4 : Uji statistik... 82


(11)

74

Lampiran 1

Perhitungan dosis ekstrak air dan etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)

Dosis 1 ekstrak air yang setara dengan 3 g dosis manusia: 3 g X 0,0026 = 0,0078 g/ Mencit 20 g

= 0,39 g/ kg BB

Dosis 1 ekstrak etanol yang setara dengan 3 g dosis manusia: 3 g X 0,0026 X 5% = 0,0078 g X 5 %/ Mencit 20 g

= 0,39 mg / Mencit 20 g = 19,5 mg/ kg BB

Dosis 2 ekstrak air yang setara dengan 7,5 g Dosis Manusia: 7,5 g X 0,0026 = 0,0195 g/ Mencit 20 g

= 0,975 g/ kg BB

Dosis 2 ekstrak etanol yang setara dengan 7,5 g Dosis Manusia: 7,5 g X 0,0026 X 5% = 0,0195 X 5% / Mencit 20 g

= 0,975 mg / Mencit 20 g = 48,75 mg/ kg BB

Dosis 3 ekstrak air yang setara dengan 15 g Dosis Manusia: 15 g X 0,0026 = 0,039 g/ Mencit 20 g

= 1,95 g/kg BB

Dosis 3 ekstrak etanol yang setara dengan 15 g Dosis Manusia: 15 g X 0,0026 X 5% = 0,039 X 5% /Mencit 20 g

= 1,95 mg / Mencit 20 g = 97,5 mg/kg BB

Dosis 4 ekstrak air yang setara dengan 30 g Dosis Manusia: 30 g X 0,0026 = 0,078 g/ Mencit 20 g

= 3.9 g/ kg BB

Dosis 4 ekstrak etanol yang setara dengan 30 g Dosis Manusia: 30 g X 0,0026 X 5% = 0,078 X 5% g


(12)

75

=195 mg/ kg BB

Kontrol pembanding dengan menggunakn Loratadin dengan dosis 10 mg: Dosis manusia 70 Kg = 10 mg.

Faktor konversi untuk mencit (20 g) = 0,0026.

Dosis Loratadin untuk mencit 20 g = 10 mg/0,0026 = 0,026 mg/0,5 cc air. = 1,3 mg/kg BB mencit.

Keterangan:

1 kg herba meniran kering setelah diekstrak dengan menggunakan etanol menjadi 50 g. Hal ini berarti hasil ekstrak etanol yang diperoleh adalah sebanyak 5 % dari herba keringnya. Sehingga dosis ekstrak etanol yang digunakan harus dikalikan 5 % dari dosis ekstrak air agar setara.


(13)

76

Lampiran 2 Alur cara kerja

Mencit diadaptasikan

Mencit dibagi menjadi beberapa kelompok

Punggung mencit dicukur

Punggung mencit disuntik Ovalbumin 10% intrakutan pada hari ke 1, 7, 21

Pada hari ke-21 diberi sonde oral bahan uji pada kelompok uji dan loratadin pada kelompok pembanding

1 jam sebelum penyuntikan Ovalbumin 10%

24 jam kemudian ambil jaringan kulit di daerah lesi dan diukur luas daerah peradangannya

Jaringan kulit mencit difiksasi dalam larutan formalin 10%

Jaringan kulit selanjutnya dibuat blok paraffin.

Preparat diwarnai dengan pewarnaan HE

Sel radang dihitung dengan mikroskop cahaya Pembesaran 400X sebanyak 10 lapang pandang


(14)

77

Lampiran 3

Gambar penyebaran sel radang dalam berbagai dosis pemberian ekstrak air dan etanol meniran (Phyllanthus niruri L.)

Gambar 1 Kontrol (-) Pembesaran 100X

Gambar 2 Kontrol (+) Pembesaran 100X


(15)

78

Gambar 3 Ekstrak Air Meniran (EAM) dosis 1 Pembesaran 100X

Gambar 4 Ekstrak Air Meniran (EAM) dosis 2 Pembesaran 100X


(16)

79

Gambar 5 Ekstrak Air Meniran (EAM) dosis 3 Pembesaran 100X

Gambar 6 Ekstrak Air Meniran (EAM) dosis 4 Pembesaran 100X


(17)

80

Gambar 7 Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dosis 1 Pembesaran 100X

Gambar 8 Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dosis 2 Pembesaran 100X


(18)

81

Gambar 9 Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dosis 3 Pembesaran 100X

Gambar 10 Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dosis 4 Pembesaran 100X


(19)

82

Lampiran 4 Uji statistik

Uji statistik penelitian dengan bahan uji Ekstrak Air Meniran (EAM) dengan parameter luas daerah peradangan.

One Way Analysis of Variance

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.232)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 7.813 5.706 2.329

Col 2 6 0 4.218 2.182 0.891

Col 3 6 0 8.060 4.582 1.871

Col 4 6 0 7.283 3.457 1.411

Col 5 6 0 17.792 9.167 3.742

Col 6 6 0 12.780 3.203 1.307

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 5 702.533 140.507 5.123 0.002

Residual 30 822.733 27.424

Total 35 1525.266

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.002).

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.919

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 5 vs. Col 2 13.573 66.349 -- Yes

Col 5 vs. Col 4 10.508 54.915 -- Yes

Col 5 vs. Col 1 9.978 44.667 -- Yes

Col 5 vs. Col 3 9.732 34.552 -- Yes

Col 5 vs. Col 6 5.012 22.344 -- No

Col 6 vs. Col 2 8.562 54.005 -- Yes

Col 6 vs. Col 4 5.497 42.571 -- No

Col 6 vs. Col 1 4.967 32.323 -- No

Col 6 vs. Col 3 4.720 22.208 -- No

Col 3 vs. Col 2 3.842 41.797 -- No

Col 3 vs. Col 4 0.777 30.363 -- No

Col 3 vs. Col 1 0.247 20.115 -- No

Col 1 vs. Col 2 3.595 31.682 -- No

Col 1 vs. Col 4 0.530 20.248 -- No

Col 4 vs. Col 2 3.065 21.434 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.

A result of "Do Not Test" occurs for a comparison when no significant difference is found between two means that enclose that comparison. For example, if you had four means sorted in order, and found no difference between means 4 vs. 2, then you would not test 4 vs. 3 and 3 vs. 2, but still test 4 vs. 1 and 3 vs. 1 (4 vs. 3 and 3 vs. 2 are enclosed by 4 vs. 2: 4 3 2 1). Note that not testing the enclosed means is a procedural rule, and a result of Do Not Test should be treated as if there is no significant difference between the means, even though one may appear to exist.


(20)

83

Uji statistik penelitian dengan bahan uji Ekstrak Air Meniran (EAM) dengan parameter jumlah sel-sel radang.

One Way Analysis of Variance Data source: Data 1 in Notebook 5

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.550)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 422.167 165.168 67.430

Col 2 6 0 324.833 146.847 59.950

Col 3 6 0 455.167 162.124 66.187

Col 4 6 0 558.667 217.265 88.698

Col 5 6 0 590.667 95.458 38.971

Col 6 6 0 366.167 122.405 49.972

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 5 330237.889 66047.578 2.706 0.039

Residual 30 732142.000 24404.733

Total 35 1062379.889

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.039).

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.505

The power of the performed test (0.505) is below the desired power of 0.800. You should interpret the negative findings cautiously.

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 5 vs. Col 2 265.833 64.168 -- Yes

Col 5 vs. Col 6 224.500 53.520 -- Yes

Col 5 vs. Col 1 168.500 42.642 -- No

Col 5 vs. Col 3 135.500 32.125 -- No

Col 5 vs. Col 4 32.000 20.502 -- No

Col 4 vs. Col 2 233.833 53.666 -- Yes

Col 4 vs. Col 6 192.500 43.018 -- No

Col 4 vs. Col 1 136.500 32.140 -- No

Col 4 vs. Col 3 103.500 21.623 -- No

Col 3 vs. Col 2 130.333 42.044 -- No

Col 3 vs. Col 6 89.000 31.395 -- No

Col 3 vs. Col 1 33.000 20.517 -- No

Col 1 vs. Col 2 97.333 31.526 -- No

Col 1 vs. Col 6 56.000 20.878 -- No

Col 6 vs. Col 2 41.333 20.648 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.

A result of "Do Not Test" occurs for a comparison when no significant difference is found between two means that enclose that comparison. For example, if you had four means sorted in order, and found no difference between means 4 vs. 2, then you would not test 4 vs. 3 and 3 vs. 2, but still test 4 vs. 1 and 3 vs. 1 (4 vs. 3 and 3 vs. 2 are enclosed by 4 vs. 2: 4 3 2 1). Note that not testing the enclosed means is a procedural rule, and a result of Do Not Test should be treated as if there is no significant difference between the means, even though one may appear to exist.


(21)

84

Uji statistik penelitian dengan bahan uji Ekstrak Etanol Meniran dengan parameter luas daerah peradangan.

One Way Analysis of Variance Data source: Data 1 in Notebook 3

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.544)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 10.600 5.361 2.189

Col 2 6 0 3.478 4.250 1.735

Col 3 6 0 9.463 4.870 1.988

Col 4 6 0 7.430 4.022 1.642

Col 5 6 0 17.792 9.167 3.742

Col 6 6 0 12.780 3.203 1.307

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 5 706.959 141.392 4.687 0.003

Residual 30 904.926 30.164

Total 35 1611.885

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = 0.003).

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.881

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 5 vs. Col 2 14.313 66.384 -- Yes

Col 5 vs. Col 4 10.362 54.621 -- Yes

Col 5 vs. Col 3 8.328 43.714 -- Yes

Col 5 vs. Col 1 7.192 33.207 -- Yes

Col 5 vs. Col 6 5.012 22.235 -- No

Col 6 vs. Col 2 9.302 54.148 -- Yes

Col 6 vs. Col 4 5.350 42.386 -- No

Col 6 vs. Col 3 3.317 31.479 -- No

Col 6 vs. Col 1 2.180 20.972 -- No

Col 1 vs. Col 2 7.122 43.176 -- Yes

Col 1 vs. Col 4 3.170 31.414 -- No

Col 1 vs. Col 3 1.137 20.507 -- No

Col 3 vs. Col 2 5.985 32.669 -- No

Col 3 vs. Col 4 2.033 20.907 -- No

Col 4 vs. Col 2 3.952 21.762 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.

A result of "Do Not Test" occurs for a comparison when no significant difference is found between two means that enclose that comparison. For example, if you had four means sorted in order, and found no difference between means 4 vs. 2, then you would not test 4 vs. 3 and 3 vs. 2, but still test 4 vs. 1 and 3 vs. 1 (4 vs. 3 and 3 vs. 2 are enclosed by 4 vs. 2: 4 3 2 1). Note that not testing the enclosed means is a procedural rule, and a result of Do Not Test should be treated as if there is no significant difference between the means, even though one may appear to exist.


(22)

85

Uji statistik penelitian dengan bahan uji Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dengan parameter jumlah sel-sel radang

One Way Analysis of Variance Data source: Data 1 in Notebook 6

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.607)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 202.833 152.535 62.272

Col 2 6 0 203.333 64.537 26.347

Col 3 6 0 267.833 54.124 22.096

Col 4 6 0 289.000 99.495 40.619

Col 5 6 0 590.667 95.458 38.971

Col 6 6 0 366.167 122.405 49.972

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 5 638479.806 127695.961 11.905 <0.001

Residual 30 321779.167 10725.972

Total 35 960258.972

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

Power of performed test with alpha = 0.050: 1.000

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 5 vs. Col 1 387.833 69.173 -- Yes

Col 5 vs. Col 2 387.333 59.161 -- Yes

Col 5 vs. Col 3 322.833 47.635 -- Yes

Col 5 vs. Col 4 301.667 37.135 -- Yes

Col 5 vs. Col 6 224.500 25.310 -- Yes

Col 6 vs. Col 1 163.333 53.863 -- Yes

Col 6 vs. Col 2 162.833 43.851 -- Yes

Col 6 vs. Col 3 98.333 32.326 -- No

Col 6 vs. Col 4 77.167 21.825 -- No

Col 4 vs. Col 1 86.167 42.038 -- No

Col 4 vs. Col 2 85.667 32.026 -- No

Col 4 vs. Col 3 21.167 20.501 -- No

Col 3 vs. Col 1 65.000 31.537 -- No

Col 3 vs. Col 2 64.500 21.526 -- No

Col 2 vs. Col 1 0.500 20.0118 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.

A result of "Do Not Test" occurs for a comparison when no significant difference is found between two means that enclose that comparison. For example, if you had four means sorted in order, and found no difference between means 4 vs. 2, then you would not test 4 vs. 3 and 3 vs. 2, but still test 4 vs. 1 and 3 vs. 1 (4 vs. 3 and 3 vs. 2 are enclosed by 4 vs. 2: 4 3 2 1). Note that not testing the enclosed means is a procedural rule, and a result of Do Not Test should be treated as if there is no significant difference between the means, even though one may appear to exist.


(23)

86

Uji statistik perbandingan penelitian pengaruh Ekstrak Air Meniran (EAM) dan Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dengan paramaeter luas daerah

peradangan

One Way Analysis of Variance Data source: Data 1 in Notebook 4

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.161)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 4.218 2.182 0.891

Col 2 6 0 3.478 4.250 1.735

Col 3 6 0 17.792 9.167 3.742

Col 4 6 0 12.780 3.203 1.307

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 3 861.892 287.297 9.813 <0.001

Residual 20 585.542 29.277

Total 23 1447.433

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.987

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 3 vs. Col 2 14.313 46.480 -- Yes

Col 3 vs. Col 1 13.573 36.145 -- Yes

Col 3 vs. Col 4 5.012 22.269 -- No

Col 4 vs. Col 2 9.302 34.211 -- Yes

Col 4 vs. Col 1 8.562 23.876 -- Yes

Col 1 vs. Col 2 0.740 20.335 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.


(24)

87

Uji statistik perbandingan penelitian pengaruh Ekstrak Air Meniran (EAM) dan Ekstrak Etanol Meniran (EEM) dengan paramaeter jumlah sel radang.

One Way Analysis of Variance Data source: Data 1 in Notebook 7

Normality Test: Passed (P > 0.050)

Equal Variance Test: Passed (P = 0.146)

Group Name N Missing Mean Std Dev SEM

Col 1 6 0 324.833 146.847 59.950

Col 2 6 0 203.333 64.537 26.347

Col 3 6 0 590.667 95.458 38.971

Col 4 6 0 366.167 122.405 49.972

Source of Variation DF SS MS F P

Between Groups 3 471120.167 157040.056 12.607 <0.001

Residual 20 249122.333 12456.117

Total 23 720242.500

The differences in the mean values among the treatment groups are greater than would be expected by chance; there is a statistically significant difference (P = <0.001).

Power of performed test with alpha = 0.050: 0.998

All Pairwise Multiple Comparison Procedures (Duncan's Method) : Comparisons for factor:

Comparison Diff of Means p q P P<0.050

Col 3 vs. Col 2 387.333 48.501 -- Yes

Col 3 vs. Col 1 265.833 35.834 -- Yes

Col 3 vs. Col 4 224.500 24.927 -- Yes

Col 4 vs. Col 2 162.833 33.574 -- Yes

Col 4 vs. Col 1 41.333 20.907 -- No

Col 1 vs. Col 2 121.500 22.667 -- No

Note: The P values for Dunnett's and Duncan's tests are currently unavailable except for reporting that the P's are greater or less than the critical values of .05 and .01.


(25)

88

RIWAYAT HIDUP

Nama : Eunike Eliana Harnadi

NRP : 0510098

Tempat dan Tanggal Lahir : Bogor, 3 Maret 1987

Alamat : Jl. Sukakarya V No. 5 Bandung

Riwayat Pendidikan :

1. SD Kesatuan, Bogor.Lulus tahun 1999 2. SMP Kesatuan, Bogor. Lulus tahun 2002 3. SMU Regina Pacis, Bogor. Lulus tahun 2005


(26)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dermatitis adalah suatu penyakit kulit (ekzema) yang menimbulkan peradangan. Dermatitis alergika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dermatitis atopik. Penyakit ini merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh Imunoglobulin E. Prevalensi dermatitis atopik adalah 0,69 % dari semua bentuk ekzema dan kira-kira mengenai 2-3% anak. Karakteristiknya adalah adanya rasa gatal, eritema dengan perubahan histologik dengan sel radang yang bulat, dan edema epidermal spongiotik. Dermatitis ditemukan pada 70% penderita dengan faktor predisposisi seperti asma, kongjungtivitis alergika, rhinitis alergika, urtikaria, dan alergi makanan.

Perjalanan penyakit dermatitis atopik umumnya kronik dan sering kambuh. Penyakit ini cenderung diturunkan (faktor genetik), tetapi faktor lingkungan juga memegang peranan dalam perkembangan penyakit ini. Obat-obat yang diberikan pada dermatitis atopik ini umumnya bertujuan untuk mengurangi gejala penyakitnya. Contoh obat-obatan tersebut adalah kortikosteroid dan antihistamin, namun sayangnya obat-obatan tersebut dapat menimbulkan berbagai macam efek samping. Efek samping pemberian kortikosteroid akan menyebabkan moon face, osteoporosis, tukak lambung, dan hipertensi. Pemberian antihistamin menyebabkan vertigo, tinitus, insomnia, tremor, nafsu makan berkurang, konstipasi, dan mulut kering (Irma D. Roesyanto & Mahadi, 2000).

Masyarakat sering menggunakan tumbuhan obat untuk mengatasi berbagai penyakit, termasuk dermatitis. Salah satu tumbuhan obat yang digunakan untuk mengurangi reaksi peradangan pada dermatitis tersebut adalah meniran. Pada penelitian ini penulis meneliti efek meniran terhadap reaksi peradangan pada dermatitis dengan menggunakan hewan coba mencit dengan menggunakan ekstrak air dan etanol. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah efek


(27)

2

antiinflamasi herba meniran yang dilarutkan dalam pelarut n-heksana ( Diana K. Jasaputra & Rosnaeni, 2007).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka idenifikasi masalah adalah sebagai berikut:

Apakah ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Apakah ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Apakah ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Apakah ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Apakah ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Apakah ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

1.3Maksud dan Tujuan

1.3.1Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui zat yang terkandung dalam herba meniran yang dapat mengurangi reaksi inflamasi.


(28)

3

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

Menilai efek ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Menilai efek ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Menilai efek ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Menilai efek ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Membandingkan efek ekstrak air dan etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Membandingkan efek ekstrak air dan etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi dalam

bidang Farmakologi tentang efek meniran (Phyllanthus niruri L.) dalam mengatasi dermatitis alergika.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini agar masyarakat dapat mengetahui kegunaan


(29)

4

1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kulit merupakan alat tubuh superfisial terluas yang berfungsi untuk proteksi terhadap lingkungan dan proses inflamasi. Antigen dipresentasikan oleh Antigen Presenting Cell (APC)/ sel Langerhans melalui MHC II kepada sel T yang memiliki reseptor Fc-R, sehingga sel T menjadi aktif dengan dominasi Th2 pada

dermatitis alergika. Th2 mempengaruhi pembentukan IgE. IgE yang terbentuk

akan diikat oleh sel mast/basofil melalui reseptor Fc. Fase ini disebut fase sensitasi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikat oleh reseptor spesifik (Fcε-R) pada permukaan sel mast dan basofil.

Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan sel mast atau sel basofil. Akibat ikatan tesebut sel mast atau sel basofil mengalami degranulasi dan melepas mediator preform antara lain histamin dan ECF-A. ECF-A berperan sebagai faktor kemotaktik terhadap eosinofil. Eosinofil yang meningkat jumlahnya pada daerah lesi akan menghasilkan radikal bebas yang akan berpengaruh terhadap reaksi inflamasi.

Degranulasi sel mast juga akan melepas mediator yang diproduksi baru (newly generated) yang salah satunya adalah prostaglandin yang merupakan metabolit asam arakhidonat dengan bantuan enzim sikoloksigenase. Prostaglandin merupakan mediator utama dalam reaksi inflamasi dan juga faktor kemotaktik bagi neutrofil dan sel-sel radang lainnya (Karnen G. Baratawidjaja, 2004).

Salah satu tanaman obat yang digunakan untuk pengobatan dermatitis atopik adalah meniran. Quercetin merupakan komponen aktif yang terkandung dalam meniran. Quercetin dapat mengurangi ekspresi mRNA enzim siklooksigenase dengan akibat pengurangan pembentukan prostaglandin yang berasal dari asam arakhidonat, sehingga mengurangi reaksi inflamasi (Leary & William, 2003). Quercetin menghambat enzim histidin dekarboksilase yang mengurangi sintesis


(30)

5

histamin (Budi Prakorso, 2006). Quercetin juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan memberikan elektron kepada radikal bebas agar lebih stabil dan mengurangi inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang berperan dalam pembentukan nitric oxide (NO) yang berasal dari L-Arginine (Sam, 2004). NO merupakan faktor kemotaktik bagi sel-sel radang yang akan menambah reaksi inflamasi (Robbins & Kummar, 2005). Dengan demikian, pemberian herba meniran diharapkan mengurangi luas daerah lesi peradangan dan jumlah sel-sel radang.

1.5.2 Hipotesis

Pemberian ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium yang bersifat longitudinal prospektif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dengan hewan coba mencit galur Swiss Webster. Parameter yang diamati adalah luas lesi


(31)

6

peradangan dan jumlah sel-sel radang pada preparat histologi dengan pewarnaan Hemaktosilin Eosin pada mencit dengan dermatitis alergika yang diinduksi ovalbumin 10% setelah pemberian ekstrak air dan etanol herba meniran. Data dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α = 0,05.

1.7Lokasi dan Waktu

1.7.1 Lokasi

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

1.7.2 Waktu

Februari 2008-Januari 2009.


(32)

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan:

Pemberian ekstrak air dosis 1,2,3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dosis 2 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika, sedangkan dosis 1,3, dan 4 tidak berefek.

Pemberian ekstrak etanol dosis 1, 2, 3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak etanol dosis 1,2,3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki efektivitas yang sama dalam mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki efektivitas yang sama dalam mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika.

Saran:

Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutannya adalah:

• Penelitian lanjutan dengan interval waktu yang lebih lama untuk menilai efek optimal herba meniran terhadap luas daerarah peradangan dan jumlah sel radang.


(33)

71

• Penelitian lanjutan yang menilai mekanisme zat aktif yang terkandung dalam meniran secara biologi molekuler.

• Penelitian lanjutan dengan menggunakan pelarut yang lain.

• Penelitian lanjutan yang membandingkan zat aktif yang terkandung dalam herba meniran.


(34)

72

DAFTAR PUSTAKA

Budi Prakorso. 2006. Konsultasi tanaman obat untuk Maag. http://www.sehatherbal.blogspot.com, 24 Oktober 2008.

Diana K. Jasaputra, Rosnaeni, 2007, Efek antiinflamasi dan keamanan Phyllanthus niruri L. herba dan Taraxacum officinale Weber et Wiggers herba terhadap dermatitis alergika pada mencit, JKM, Vol.7 No.1, h.53-59.

Harri J. 2007. Tanaman obat di pekarangan rumah.

http://www.myhealthblogging.com/herbal/, 23 Oktober 2008.

Harun Yahya. 2005. Skin. www.harunyahya.com/indo/buku/imagesbook/tubuh003. htm. 24 Januari 2009.

Irma D. Roesyanto, Mahadi. 2000. Ekzema dan dermatitis. Dalam: Marwali Harahap, ed. Ilmu penyakit kulit. Cetakan I. Jakarta: Hipokrates. h. 6-11.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2004. Imunologi dasar, edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h.1, 153-159, 171-187.

Kumar V., Robbins S.L. 1995. Radang dan pemulihan. Dalam: Buku ajar patologi I, edisi 4. Jakarta: EGC. h. 28-47.

_______ 2004. Acute and chronic inflamation. In: Pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: ELSEVIER. p. 48-69.

_______2004. Blood pressure and plasma colloid in inflamed microcirculation. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002004. October 24th, 2008.

_______2004. Generation of arachidonic acid metabolites. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002016. October 24th, 2008.

_______2004. Pathogenesis oh immediate (type I) hipersensitivity reaction http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002006. October 24th, 2008.

_______2004. The major local manifestations of acute inflamation. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&im agebodyID=F002002 October 24th, 2008.


(35)

73

Leary K.L., William S.2003. Effect of flavonoids and vitamin E on cyclooxygenase-2 (COX-2) transcription. http//:www.linkinghub.elsevier.com. October 24th, 2008.

Marwali Harahap. 2000. Anatomi dan fungsi kulit. Dalam: Ilmu penyakit kulit. Cetakan I. Jakarta: Hipocrates. h. 1-3.

Medicastore. 2004. Quercetin. www.medicastore.com. 24 Oktober 2008.

Pusat Data dan Informasi-Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.2004. Meniran (Phyllanthus niruri. L). http://64.203.71.11/kompas-cetak/0308/29/inspirasi/506481.htm. 22 April 2008.

Sam S.K. 2004. Anti-inflamatory plant flavonoids and cellular action mechanism. http://www.jstage.jst.go.jp. October 24th,2008.

Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.Dalam: Adhi Djuanda, ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 3-5, 7-8.

Vincentia Octavianna, 2007. Meniran. http://www.toiusd.multiply.com/journal?page start=120, 24 April 2008.

Wilson L.M. 2006. Respons tubuh terhadap cedera. Dalam: Price S.A., Wilson L.M. eds. Patofisiologi, edisi 6. Jakarta: EGC. h. 57-71.


(1)

histamin (Budi Prakorso, 2006). Quercetin juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan dengan memberikan elektron kepada radikal bebas agar lebih stabil dan mengurangi inducible nitric oxide synthase (iNOS) yang berperan dalam pembentukan nitric oxide (NO) yang berasal dari L-Arginine (Sam, 2004). NO merupakan faktor kemotaktik bagi sel-sel radang yang akan menambah reaksi inflamasi (Robbins & Kummar, 2005). Dengan demikian, pemberian herba meniran diharapkan mengurangi luas daerah lesi peradangan dan jumlah sel-sel radang.

1.5.2 Hipotesis

Pemberian ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak air herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi luas lesi peradangan dermatitis alergika pada mencit.

Pemberian ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek lebih baik daripada ekstrak air dalam mengurangi jumlah sel-sel radang dermatitis alergika pada mencit.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium yang bersifat longitudinal prospektif dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dengan hewan coba mencit galur Swiss Webster. Parameter yang diamati adalah luas lesi


(2)

6

peradangan dan jumlah sel-sel radang pada preparat histologi dengan pewarnaan Hemaktosilin Eosin pada mencit dengan dermatitis alergika yang diinduksi ovalbumin 10% setelah pemberian ekstrak air dan etanol herba meniran. Data dianalisis secara statistik dengan uji ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan dengan α = 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu

1.7.1 Lokasi

Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.

1.7.2 Waktu

Februari 2008-Januari 2009.


(3)

70

Pemberian ekstrak air dosis 1,2,3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dosis 2 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika, sedangkan dosis 1,3, dan 4 tidak berefek.

Pemberian ekstrak etanol dosis 1, 2, 3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak etanol dosis 1,2,3, dan 4 herba meniran (Phyllanthus niruri L.) berefek mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki efektivitas yang sama dalam mengurangi luas daerah peradangan pada mencit dengan dermatitis alergika.

Pemberian ekstrak air dan ekstrak etanol herba meniran (Phyllanthus niruri L.) memiliki efektivitas yang sama dalam mengurangi jumlah sel-sel radang pada mencit dengan dermatitis alergika.

Saran:

Penelitian ini merupakan penelitian tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutannya adalah:

• Penelitian lanjutan dengan interval waktu yang lebih lama untuk menilai efek optimal herba meniran terhadap luas daerarah peradangan dan jumlah sel radang.


(4)

71

• Penelitian lanjutan yang menilai mekanisme zat aktif yang terkandung dalam meniran secara biologi molekuler.

• Penelitian lanjutan dengan menggunakan pelarut yang lain.

• Penelitian lanjutan yang membandingkan zat aktif yang terkandung dalam herba meniran.


(5)

72

Diana K. Jasaputra, Rosnaeni, 2007, Efek antiinflamasi dan keamanan Phyllanthus niruri L. herba dan Taraxacum officinale Weber et Wiggers herba terhadap dermatitis alergika pada mencit, JKM, Vol.7 No.1, h.53-59.

Harri J. 2007. Tanaman obat di pekarangan rumah. http://www.myhealthblogging.com/herbal/, 23 Oktober 2008.

Harun Yahya. 2005. Skin. www.harunyahya.com/indo/buku/imagesbook/tubuh003. htm. 24 Januari 2009.

Irma D. Roesyanto, Mahadi. 2000. Ekzema dan dermatitis. Dalam: Marwali Harahap, ed. Ilmu penyakit kulit. Cetakan I. Jakarta: Hipokrates. h. 6-11.

Karnen Garna Baratawidjaja. 2004. Imunologi dasar, edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. h.1, 153-159, 171-187.

Kumar V., Robbins S.L. 1995. Radang dan pemulihan. Dalam: Buku ajar patologi I, edisi 4. Jakarta: EGC. h. 28-47.

_______ 2004. Acute and chronic inflamation. In: Pathologic basis of disease. 7th ed. Philadelphia: ELSEVIER. p. 48-69.

_______2004. Blood pressure and plasma colloid in inflamed microcirculation. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002004. October 24th, 2008.

_______2004. Generation of arachidonic acid metabolites. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002016. October 24th, 2008.

_______2004. Pathogenesis oh immediate (type I) hipersensitivity reaction http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&i magebodyID=F002006. October 24th, 2008.

_______2004. The major local manifestations of acute inflamation. http://www.studentconsult.com/content/figure.cfm?mediaISBN=0721601871&im agebodyID=F002002 October 24th, 2008.


(6)

73

Leary K.L., William S.2003. Effect of flavonoids and vitamin E on cyclooxygenase-2 (COX-2) transcription. http//:www.linkinghub.elsevier.com. October 24th, 2008.

Marwali Harahap. 2000. Anatomi dan fungsi kulit. Dalam: Ilmu penyakit kulit. Cetakan I. Jakarta: Hipocrates. h. 1-3.

Medicastore. 2004. Quercetin. www.medicastore.com. 24 Oktober 2008.

Pusat Data dan Informasi-Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia.2004. Meniran (Phyllanthus niruri. L). http://64.203.71.11/kompas-cetak/0308/29/inspirasi/506481.htm. 22 April 2008.

Sam S.K. 2004. Anti-inflamatory plant flavonoids and cellular action mechanism. http://www.jstage.jst.go.jp. October 24th,2008.

Syarif M. Wasitaatmadja. 1993. Ilmu penyakit kulit dan kelamin.Dalam: Adhi Djuanda, ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. h. 3-5, 7-8.

Vincentia Octavianna, 2007. Meniran. http://www.toiusd.multiply.com/journal?page start=120, 24 April 2008.

Wilson L.M. 2006. Respons tubuh terhadap cedera. Dalam: Price S.A., Wilson L.M. eds. Patofisiologi, edisi 6. Jakarta: EGC. h. 57-71.