Representasi Tawuran Pelajar SMA di Jakarta dalam HAI.

ABSTRAK
Muhammad Iqbal WSP, 210110080173, 2013. Skripsi ini berjudul Representasi
Tawuran Pelajar SMA di Jakarta dalam HAI. Analisis Wacana Kritis Model
Norman Fairclough Terhadap Rerpresentasi Tawuran Pelajar SMA di Jakarta
dalam Laporan Khusus Majalah Mingguan HAI Jakarta Edisi 8-14 Oktober 2012
dan 15-21 Oktober 2012: Dr. Herlina Agustin, MT, sebagai pembimbing utama
dan Drs. Sahat Sahala Tua Saragih, M.I.Kom, sebagai pembimbing pendamping.
Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Dalam penelitian ini penulis melakukan analisis terhadap dua berita dalam
laporan khusus majalah HAI edisi 8-14 Oktober 2012 dan 15-21 Oktober 2012
dengan menggunakan metode analisis wacana kritis model Norman Fairclough.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana tawuran pelajar SMA di
Jakarta direpresentasikan oleh majalah HAI dalam dimensi teks, praktik wacana,
dan praktik sosial.
Hasil penelitian dalam dimensi teks menunjukkan tawuran pelajar SMA di
Jakarta disebabkan tradisi yang diturunkan oleh siswa senior dan alumni. Dalam
dimensi praktik wacana kedekatan majalah HAI dengan pembacanya menjadi
alasan dua teks ini bisa ditampilkan. Dimensi praktik sosial menunjukkan
menunjukkan tawuran pelajar SMA di Jakarta terjadi karena persinggungan
berbagai macam ideologi.
Simpulan penelitian ini pada dimensi teks siswa senior dan alumni

mendapatkan “porsi” untuk berbicara yang lebih banyak daripada siswa junior.
Pada dimensi praktik wacana kedekatan emosional yang ada antara majalah HAI
dengan pembacanya menjadi alasan pengangkatan isu mengenai tawuran pelajar
SMA di Jakarta. Pada dimensi praktik sosial terlihat bahwa tawuran terjadi dari
pola pikir warga masyarakat perkotaan, perkembangan emosi psikologi remaja
dan konflik antara yang berkuasa dengan yang dikuasai.
Saran untuk penelitian ini adalah majalah HAI sebaiknya membahas setiap
fakta secara berimbang dan tidak berat sebelah, sehingga masyarakat bisa
mendapatkan fakta dari dua sumber yang bertentangan. Selanjutnya, majalah HAI
dalam rubrik “Skulizm” perlu sering menampilkan isu mengenai tawuran, karena
tawuran merupakan kegiatan yang sangat dekat dengan pelajar SMA, serta
majalah HAI patut memperhatikan penggunaan fakta dan kata-kata sehingga
jurnalisme damai yang berusaha diterapkannya tidak kabur.

iv