EKSEKUSI JAMINAN GADAI SAHAM YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU PADA PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM YANG TIDAK ADA BATAS WAKTU PELUNASAN.

ABSTRAK
EKSEKUSI JAMINAN GADAI SAHAM YANG MELAMPAUI BATAS WAKTU
PADA PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM YANG TIDAK ADA BATAS WAKTU
PELUNASAN
Anara Mayo
110110110112
Saham merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga
dalam suatu perseroan yang sering digunakan sebagai jaminan dalam perjanjian
pinjam-meminjam antara perusahaan. Gadai adalah lembaga jaminan yang dapat
dipasang kepada saham. Sebagai perjanjian accessoir, gadai tidak dapat berdiri
sendiri tanpa perjanjian pokok. Dalam praktiknya terdapat perjanjian pokok dimana
tidak terdapat batas waktu pelunasan, sementara dalam perjanjian gadainya
mempunyai waktu kadaluarsa. Seperti kasus antara PT BFI Finance Indonesia, Tbk
(BFI) yang meminjamkan uang kepada PT Ongko Multicorpora (OM) dengan
jaminan gadai saham dan PT Aryaputra Teguharta (APT) yang bertindak sebagai
penjamin. Ekskusi gadai saham yang dilakukan BFI dituntut secara terpisah oleh
APT dan OM karena dilakukan setelah melampaui jangka waktu perjanjian gadai
saham. Kasus ini menimbulkan suatu permasalahan hukum karena menimbulkan
dua putusan berbeda oleh Mahkamah Agung. Tujuan dari riset ini adalah untuk
mengetahui keabsahan jaminan gadai saham dalam kaitannya dengan perjanjian
pinjam-meminjam yang tidak mempunyai batas waktu pelunasan serta bagaimana

akibat hukum terhadap eksekusi jaminannya, dengan menggunakan Kitab UndangUndang Hukum Perdata sebagai dasar hukum.
Metode penelitian yang digunakan pada tugas akhir ini adalah pendekatan
yuridis-normatif dengan deskriptif analitik, yaitu suatu pendekatan yang mengkaji,
menguji dan menerapkan asas-asas hukum serta prinsip-prinsip umum hukum
ekonomi. Penelitian ini menggunakan data sekunder seperti hasil karya dari
kalangan hukum dan bahan-bahan kepustakaan. Metode yuridis-normatif ini
digunakan untuk memahami kenyataan yang ada dikaitkan dengan ketentuan dan
aspek hukum terhadap tugas akhir ini.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa perjanjian gadai saham
merupakan perjanjian accessoir dari perjanjian pokoknya (perjanjian pinjammeminjam) sehingga keberadaannya dan keabsahannya tergantung dari perjanjian
pokoknya. Walaupun demikian, perjanjian gadai saham tetap merupakan suatu
perjanjian dengan syarat tersendiri seperti saham yang digadaikan tersebut harus
dikeluarkan dari kekuasaan pemberi gadai atau debitur yang telah dipenuhi oleh BFI.
Serta, proses ekskusi gadai saham yang dilakukan secara sah menurut hukum
mempunyai akibat hukum terhadap saham yang digadaikan tersebut. Akibatnya
yaitu saham telah berpindah tangan kepada pihak lainnya secara sah menurut
hukum yang menyebabkan pihak pemberi gadai maupun penerima gadai tidak lagi
memiliki kewenangan atas saham-saham tersebut. Maka seharusnya terdapat suatu
putusan konsisten yang tidak mengabulkan gugatan APT dan OM karena BFI telah
dengan sah melakukan eksekusi gadai saham dan saham telah berpindah tangan

kepada pihak ketiga yang beritikad baik dimana tidak bisa digugat lagi kepemilikan
saham tersebut.

iv