Mental Birokrat Jadi Soal Krusial.

TEMPO

KORAN
o
4

o

Selasa

5

6

W

20
Mar 8Apr

.


0

Rabu

7

8

0

Kamis

9

10

Jumat

11


o Sabtu 0 Minggu
12

13
27

22
23
24
25
26
OMei OJun
OJul
0 Ags OSep

14
28

OOkt


15
29
ONov

16
30

31

ODes

UNDANG-UNDANG
KETERBUKAAN
INFORMASI

MentalBirokratJadiSoalKrusia
Takmungkinmenunggusemuanyasiap untukmenjalankanundang-undang
ini.

-


Kesiapan sumber daya
manusia dan kelembagaan sudah
pasti menjadi masalah yang akan
menghadang pelaksanaan UndangUndang Keterbukaan
Infonnasi
Publik pada 30 April nanti. Menurut
anggota Komisi Pertahanan DPR
Andreas Parera, dan peneliti Indonesian Center for Environmental
Law (ICEL) Henri Subagiyo, yang
dihuboogi secara terpisah kemarin,
masalah lain yang tak kalah penting
adalah mengatasj mentalitas lama
para birokrat.
JAKARTA

Menurut Andreas, sumber daya
manusia ootuk melaksanakan 00dang-oodang yang disahkan pada
2008 itu memang jadi masalah serius.
Hingga kini, menurut dia, tak banyak

lembaga publik yang sudah memiliki
tenaga khusus ootuk melayani permintaan infonnasi yang disampaikan
oleh masyarakat. Secara kelembagaan, juga sarna. Hingga kini barn dua
provinsi yang sudah membentuk Komisi Infonnasi dan siap melaksanakan oodang-oodang ini.
Tapi, kata Andreas, masalah lain
yang tak kalah besar adalqh perilaku lama para birokrat, yang terbiasa
tertutup dan dengan mudah memberi stempel sebuah infonnasi sebagai
rahasia.
di biro__~ "Belum
_.8L._lagi pemeo
_ _..-....__

krasi 'kalau bisa dipersulit, kenapa
dipermudah' ," kata Ketua DPP PDI
Perjuangan Bidang Pertahanan dan
Huboogan Internasional tersebut.
Sikap birokrat semacam ini, kata
dia, tentu bukan tanpa alasan. Menurut dia, keterbukaan infonnasi yang
dituntut oleh Undang-Undang Keterbukaan Infonnasi Publik dianggap tak menguntungkan para birokrat yang bermental semacam itu. "Di
masa lalu, infonnasi itu seperti bagian dari rezeki, kekuasaan yang bisa

diperjualbelikan, dan juga bisa digunakan ootuk menekan,"kata dia.
Hal senada disampaikan
oleh
Henry Subagiyo. Menurut dia, tak
mudah mengikis mentalitas lama
tersebut. "Sikap birokrat kita masih

Kliping Humas Unpad 2010

--- ---

jauh dari sikap melayani. Mereka
masih lebih banyak ingin dilayani,"
kata peneliti ICEL bidang .pembaruan hukum dan kebijakan tata ke-

-iola pemerintahan,

itu.

Henry menilai, sikap para bifo~'~

krat tersebut memang berkaitan dengan praktek kolusi, yang memang
marak di sebuah rezim yang tertutup. "Ini juga karena ada keengganan ootuk diawasi publik,"kata dia.
Semua kendala itu, kata Andreas,
tak bisa dija