IMPLEMENTSI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP NEGERI 1 KEC. KARANG BARU KAB. ACEH TAMIANG.

(1)

IMPLEMENTSI PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DI SMP NEGERI 1 KEC. KARANG BARU

KAB. ACEH TAMIANG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

OLEH : ELHARIS PUTRA

Nim : 8116182005

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

UNIMED

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Elharis Putra, Implementasi Pendidikan Karakter melalui model pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 1 Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang. Tesis Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2015.

Tujuan Penelitian ini adalah : 1) Bagaimana program perencanaan guru SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran. 2) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengimplementasikan pendidikan karakter melaui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran. 3). Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengevaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa. 4) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru melakukan refleksi setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan.

Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik angket, wawancara, observasi dan studi documenter. Dalam menganalisis data digunakan langkah-langkah Miles dan Hubermann dalam Sugiyono yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification, selanjutnya data diuji keabsahannya dengan mengacu kepada standar validasi (credibility, transferability, dependability, dan confirmability) selanjutnya pada masing-masing temuan dari hasil penelitian dikaitkan satu sama lain untuk membangun rangkaian yang jelas.

The results of this study indicate that schools in the implementation of character education has been implemented. This can be seen from some application that do are: 1) The teachers of subjects in SMP Negeri 1 New Reef in implementing character education, has developed a character education program teaching plan in accordance with the standards process. 2) Implementing a character education to the student teachers only directing and guiding the students. 3) Evaluation of character education through cooperative learning methods only through direct observation during the learning process. Evaluations were performed at teaching planning program (RPP) just Cognitive and Psychomotor. 4) Reflection done by the teacher subject is just around the realm kogniti and psychomotor domains. For the affective domain is character values only do the schools through teacher Guidance and Counseling.


(6)

ABSTRACT

Elharis Putra, Implementation Character Education through Cooperative learning model in SMP Negeri 1 Kec. Karang Baru Kab. Aceh Tamiang. Thesis Medan : Graduate Program, State University of Medan in 2015.

The purpose of this research are: 1) How does a teacher planning program SMP Negeri 1 Karang Baru implement character education through cooperative learning methods in the subject. 2) How do teachers SMP Negeri 1 Karang Baru implement character education through cooperative learning in lessons. 3). How teachers SMP Negeri 1 Karang Baru evaluate character education through cooperative learning methods in shaping the behavior of students. 4) How do teachers SMP Negeri 1 Karang Baru reflection after the learning process implemented character education.

This study used qualitative methods. To collect the data the researchers used a technique questionnaires, interviews, observation and documentary studies. In analyzing the data used measures Miles and Hubermann in Sugiyono namely data reduction, the data display, and conclusion drawing / verification, then the data is tested its validity with reference to the validation standards (credibility, transferability, dependability, and confirmability) on each subsequent findings of the results associated with each other to build a series of clear.

The results of this study indicate that schools in the implementation of character education has been implemented. This can be seen from some application that do are: 1) planning program has been prepared in accordance with the standards process is in determining the character-based indicators, to achieve basic competency. 2) To implement character education through cooperative learning in teacher lesson has been understood about the education of character, conduct teaching preparations such as character education plan to be achieved in the preliminary activities, core activities and learning activities cover. 3) Evaluation Program include: cooperation with parents of learners, control of the character education students. 4) Reflection conducted with written and oral assessment (usually written) by students to teachers, contains the phrase impression, message, hope and constructive criticism upon learning that it receives.


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Implementasi Pendidikan Karekter melalui Model Pembelajaran Kooperatif di SMP Negeri 1 Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh.

Dalam proses penyelesaian tesis ini Saya banyak menemukan kesulitan-kesulitan, karena keterbatasan kemampuan Saya baik penagalaman maupun penegetahuan. Berkat bantuan berbagai pihak akhirnya Saya dapat mengatasi kesulitan yang ditemukan selama penulisan tesis penelitian ini. Oleh karena itu Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut memabantu, semoga bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada :

1. YM Mursyida Abu H. Abdul Khalik Fadjuani SH Tharikat Naqsyabandiyah Prof. Dr. Kadirun Yahya yang telah menghilangkan rasa waswas saya baik dari kanan dan kiri, dari depan dan belakang dan dari atas dan bawah serta selalu memberikat safaatnya dalam kehidupan saya dan termasuk dalam penyelesaikan Tesis ini.


(8)

3. Bapak Prof. DR. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Derektur Pascasarjana Universitas Negeri Medan

4. Bapak DR. Deny Setiawan, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dasar sekaligus sebagai pembimbing I.

5. Ibu DR. Anita Yus, M.Pd sebagai sekertaris Program Studi Pendidikan Dasar sekaligus sebagai nara sumber dan penguji.

6. Bapak Prof. DR. Ibrahim Gultom, M.Pd selaku dosen pembimbing II 7. Bapak DR. Restu, M.Si dan DR Hidayat, M.Si sebagai nara sumber.

8. Bapak dan Ibu Dosen dilingkungan Program Studi Pendidikan Dasar, yang telah banyak memberikan kepada penulis ilmu pengetahuan

9. Bang Chanamal Chan sebagai Ka. Seketarian Pascasarja Universitas Negeri Medan dan Putra sebagai staf administrasi Pendidikan Dasar.

10.Bapak Drs. Abdul Hadi M.Pd selaku Kepala Sekolah dan Bapak / Ibu SMP Negeri 1 Karang Baru Aceh Tamiang.

11.Bapak Drs. Junaidi selaku Kepala Sekolah dan rekan-rekan Guru dan staf di Lingkungan SMA Negeri 2 Patranusa Manyak Payed yang tidak dapat disebutkan satupersatu.

12.Kelarga besarku yang saya hormati terutama orang Tuaku Pardi/Misnah dan Wiharti, dan seluruh keluarga yang ada di Aceh Tamiang, Langkat, Medan, Bangko, Jakarta, dan di Jawa.

13.Istriku tercinta Prihatiningsih S.Pd dan anak-anakku tersayang Elpri Hartiyaniy Nurdin, Elpri Syalsabilla Nurdin dan Muhammad Faeyza Hanain.


(9)

14.Seluruh Ikhwan TN Prof. DR Kadirun Yahya yang tidak mampu saya sebutkan satu persatu.

15.Dan Seluruh Teman-teman di Prodi Dikdas khusus angkatan XX yang selalu mensport.

Dengan rendah hati Saya sangat menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu Saya mohon maaf pada hamba Allah dan minta ampun kepada Allah. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan selanjutnya. Semoga tesis penelitian ini bermanfaat untuk pembaca pada umumnya.

Medan, 6 April 2015 Penulis.

Elharis Putra Nim : 8116182005


(10)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….…… i

KATAPENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ………...………... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Fokus Penelitian ... 10

1.3. Masalah ... 10

1.4. Tujuan Penelitian ... 11

1.5. Manfaat Penelitian ... 12

BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendidikan Karakter ... 14

2.1.1 Hakekat Pendidikan Karakter ... 19

2.1.2 Fungsi Pendidikan Karakter ... 21

2.1.3 Tujuan Pendidikan Karakter ... 23

2.1.4 Ciri Dasar Pendidikan Karakter ... 24

2.1.5 Nilai-nilai Pendidikan Karakter ... 25

2.1.6 Prinsif-prinsif Pendidikan Karakter ... 30


(11)

2.2.1 Guru ... 32

2.2.2 Karakteristik Guru ... 33

2.2.3 Peranan Guru ... 35

2.3 Model Pembelajaran Kooperatif ... 41

2.3.1 Konsep pembelajaran Kooperatif ... 42

2.3.2 Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif ... 42

2.3.3 Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 43

2.3.4 Tujuan Pembelajaran Kooperatif ... 44

2.3.5 Strategi / tipe Pembelajaran Koopertif ... 44

2.3.6 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ... 45

BAB. III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 47

3.2 Lokasi Penelitian ... 51

3.3 Instrumen Penelitian ... 50

3.4 Sumber Data ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 54

3.6 Teknik Analisis Data ... 57

3.6.1 Reduksi Data ... 57

3.6.2 Display Data ... 58

3.6.3 Kesimpulan dan Verifikasi ... 59

BAB IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Paparan Data ……… 60


(12)

4.1.1 Lokasi dan Gambaran Umum …….……… 60

4.1.2 Akreditas Sekolah ………..………. 61

4.1.3 Profil Sekolah ……….……… 61

4.1.4 Visi dan Misi Sekolah ……….……… 62

4.1.5 Data Guru ………..……….………. 63

4.1.6 Jumlah siswa SMP Negeri 1 Karang Baru ………….……… 69

4.2 Hasil Penelitian ………... 72

4.2.1 Program Perencanaan dalam Mengimplementasikan Pendidikan Karakter di Sekolah ……….……… 72

4.2.2 Implementasikan pendidikan karakter melalui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran……… 76

4.2.3 Evaluasi Pendidikan Karakter Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Dalam Membentuk Prilaku Siswa .………..…... 85

4.2.4 Refleksi Proses Pembelajaran Pendidikan Karakter ……… 89

BABV SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ………..……….. 92

5.2 Saran ………..………. 93


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Budaya dan

Karakter Bangsa (sumber Balitbang Puskur 2010: 9-10) ……... 26

Tabel. 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif ………..………. 45

Tabel 3.1 Teknik Dan Bahan Penelitian ……….…….……….. 55

Tabel 4.1 Data Guru SMP Negeri 1 Karang Baru ………..………..……. 63

Tabel. 4.2 Data Kualifikasi Jenjang Pendidikan Guru SMP Negeri 1 Karang Baru ……….……….. 66

Tabel 4.3 Ketersedian Guru Mata Pelajaran ……….. 67

Tabel 4.4 Kualifikasi Pendidikan ……….. 69

Tabel 4.5 Statistik Siswa SMP Negeri 1 Karang Baru Pada Tahun Pelajaran 2013/2014 ……… 70

Tabel. 4.6 Karakter Yang digunakan Guru Mata Pelajaran Pada Model Pembelajaran Kooperatif ……… 75


(14)

GAMBAR

Gambar 4.1 Alamat Sekolah Alamat Sekolah ……… 60

Gambar 4.2 Gotong royong ……… 60

Gambar 4.3 Gemar Membaca ……… 88

Gambar. 4.4 Disiplin ……… 88

Gambar. 4.5 Refleksi perorangan ……… 90


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya ditentukan oleh melimpahruahnya sumber daya alam, akan tetapi sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bangsa yang besar dapat dilihat dari karakter bangsa (manusia) itu sendiri. Memahami karakter sangat penting untuk memahami konteks bagaimana karakter itu lahir, dan untuk apa karakter itu diperjuangkan. Merujuk kepada pendapat para tokoh, pemimpin dan pakar pendidikan dunia yang menyepakati pembentukan karakter sebagai tujuan pendidikan. Dalam UU No 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 fungsi dan tujuan pendidikan nasional yaitu

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dalam rangka berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Dalam tujuan itu menandakan bahwa praktek pendidikan bukan semata berorientasi kepada aspek kognitif, melainkan secara terpadu menyangkut tiga dimensi taksonomi pendidikan yakni kognitif, afektif, dan psikomotor serta berbasis pendidikan karakter yang didefiniskan dengan berbagai indikator sebagaimana tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan di atas.

Sementara praktek pendidikan dewasa ini yang masih mengagung-agungkan ranah kognitif sangat bertentangan dengan kerangka yuridis pendidikan nasional itu sendiri. Pendidikan yang hanya berbasis pada ranah kognitif tidak


(16)

akan mampu membangun generasi bangsa yang berkarakter. Sementara proses pendidikan dan pembelajaran yang berlangsung di sekolah pada saat ini sering mengabaikan unsur mendidik dan pendidikan. Inilah yang menjadi tantangan dan tuntutan bagi para guru dewasa ini. Guru harus menjadi garda terdepan dalam melaksanakan proses pendidikan yang secara holistik dan integralistik, pendidikan yang memadukan ketiga ranah pendidikan serta berorientasi pada pembentukan karakter anak bangsa yang kaffah (manusia utuh). Pendidikan semacam itulah yang menjadi fokus dari konsep pendidikan karakter.

Pembangunan karakter bangsa yang sudah diupayakan dengan berbagai bentuk, hingga saat ini belum terlaksana dengan optimal. Hal itu tercermin dari kesenjangan sosial-ekonomi-politik yang masih besar, kerusakan lingkungan yang terjadi di berbagai pelosok negeri ini, masih terjadinya ketidakadilan hukum, pergaulan bebas dan pornografi yang terjadi di kalangan remaja, kekerasan, kerusuhan, korupsi yang merambah pada semua sektor kehidupan masyarakat. Saat ini banyak dijumpai tindakan anarkis, konflik sosial, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun, dan ketidaktaatan berlalu lintas, serta figur guru yang masih rendah sebagai panutan siswa.

Sekolah yang seharusnya merupakan tempat terbaik untuk menanamkan nilai-nilai karakter sebagai dasar siswa saat ia hidup dimasyarakat. Di sekolah guru dan siswa membuat kesepakatan mana saja yang termasuk karakter baik dan mana yang termasuk karakter buruk. Aplikasinya baru akan teruji manakala nilai-nilai karakter positif yang dipegang sekolah, berbenturan dengan kepentingan lain yang begitu kuat pengaruhnya atau bahkan memang dikendalikan oleh kepentingan mengejar sebuah target keberhasilan.


(17)

Masyarakat berpendidikan yang terbiasa berperilaku santun, melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah, serta bersikap toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni kelompok-kelompok yang saling mengalahkan dan berperilaku tidak jujur. Sementara di tingkat sekolah perilaku-perilaku siswa sudah tidak mencerminkan perilaku-perilaku yang berkarakter misalnya bahasa yang digunakan tidak ada lagi tata kesopansantunan, kurangnya mencintai lingkungan sekolah yang baik seperti tulisan-tulisan pada dinding sekolah dan pemeliharaan-pemeliharaan lingkungan sekolah, hal ini semua kelihatannya hampir sudah pudar. Semua itu menegaskan bahwa terjadi ketidakpastian jati diri dan karakter bangsa yang bermuara pada 1) disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila sebagai filosofi dan ideologi bangsa; 2) keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai esensi Pancasila; 3) bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; 4) memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; 5) ancaman disintegrasi bangsa; dan 6) melemahnya kemandirian bangsa.

Fenomena yang terjadi di lapangan masih banyak guru yang belum melaksanakan perannya sebagai pendidik, terlihat dari figur guru yang berkarakter kurang baik yang bisa dicontoh oleh anak misalnya, keterlambatan masuk kelas, berbicara kasar hal ini dipengaruhi oleh ketidakpahaman guru terhadap pendidikan karakter itu sendiri.

Pada SMP Negeri 1 Karang Baru masih ada Guru melakukan hal serupa seperti apa yang dilakukan banyak guru di daerah lain. Selain itu Guru SMP Negeri 1 Karang Baru masih terfokus pada proses pembelajaran kognitif saja dan untuk pendidikan karakter kurang diperhatikan. Bahkan dalam mangatasi siswa


(18)

yang kurang memiliki karakter yang baik hanya dilihat dari kesalahan siswa saja dan bila siswa tidak melakukan perubahan karakter pada dirinya, siswa tersebut akan dikeluarkan dari sekolah.

Alasan lain diungkapkan oleh Saripudin, (2010:2-7), sebagai berikut: 1) karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa; 2) karakter berperan sebagai “kemudi” dan kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing; 3) karakter tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus dibangun dan dibentuk untuk menjadi bangsa yang bermartabat.

Sejalan dengan alasan di atas, menurut Saepudin, (2010:521) mengungkapkan bahwa pembangunan karakter bangsa secara fungsional memiliki tiga fungsi sebagai berikut :

Pertama, fungsi pembentukan dan pengembangan potensi, yang bermakna bahwa pembangunan karakter bangsa berfungsi membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikir baik, berhati baik, dan berprilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.

Kedua, fungsi perbaikan dan penguatan, yakni memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisifasi dan bertanggung jawab dalam mengembangkan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.

Ketiga, fungsi penyaring, yaitu fungsi memilah budaya bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan karakter-karakter budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

Sasaran yang hendak dituju dalam pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai luhur ke dalam diri siswa. Berbagai metoda pendidikan dan pengajaran yang digunakan dalam berbagai pendekatan lain dapat digunakan juga dalam proses pendidikan dan pengajaran pendidikan karakter. Hal tersebut penting untuk memberi variasi kepada proses pendidikan dan pengajarannya, sehingga lebih


(19)

menarik dan tidak membosankan. Minimal terdapat empat faktor yang mendukung pendidikan karakter dalam proses pembelajaran berdasarkan UU Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Nomor 20 tahun 2003:

Pertama, UUSPN No. 20 Tahun 2003 yang bercirikan desentralistik menunjukkan bahwa pengembangan nilai-nilai kemanusiaan terutama yang dikembangkan melalui demokratisasi pendidikan menjadi hal utama. Desentralisasi tidak hanya dimaknai sebagai pelimpahan wewenang pengelolaan pendidikan pada tingkat daerah atau sekolah, tetapi sebagai upaya pengembangan dan pemberdayaan nilai secara otonom bagi para pelaku pendidikan.

Kedua, tujuan pendidikan nasional yang utama menekankan pada aspek keimanan dan ketaqwaan. Ini mengisyaratkan bahwa core value pembangunan karakter moral bangsa bersumber dari keyakinan beragama. Artinya bahwa semua peroses pendidikan harus bermuara pada penguatan nilai-nilai ketuhanan sesuai dengan keyakinan agama yang diyakini.

Ketiga, disebutkannya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada USPN No. 20 Tahun 2003 menandakan bahwa nilai-nilai kehidupan siswa perlu dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan belajar mereka. Kebutuhan dan kemampuan siswa hanya dapat dipenuhi kalau proses pembelajaran menjamin tumbuhnya perbedaan individu. Oleh karena itu, pendidikan dituntut mampu mengembangkan tindakan-tindakan edukatif yang deskriptif, kontekstual dan bermakna.

Keempat, perhatian UUSPN No. 20 Tahun 2003 terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki misi nilai yang amat penting bagi perkembangan anak. Walaupun persepsi nilai dalam pemah aman anak belum sedalam pemahaman orang dewasa, namun benih-benih untuk mempersepsi dan mengapresiasi dapat ditumbuhkan pada usia dini. Usia dini adalah masa pertumbuhan nilai yang amat penting karena usia dini merupakan golden age. Di usia ini anak perlu dilatih untuk melibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan seperti menyanyi, bermain, menulis, dan menggambar agar pada diri mereka tumbuh nilai-nilai kejujuran, keadilan, kasih sayang, toleransi, keindahan, dan tanggung jawab dalam pemahaman nilai menurut kemampuan mereka.

Berdasarkan uraian di atas, terungkap betapa pentingnya pendidikan karakter bagi siswa, sehingga bukan hanya dapat berprestasi di bidang pendidikan akademik tetapi juga dapat membiasakan diri mengamalkan hasil ilmu yang diperolehnya bagi dirinya, maupun bagi orang lain, bangsa dan negaranya. Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut, dapat dikemukakan bahwa karakter


(20)

merupakan pencerminan dari perilaku manusia yang ditampilan dalam kehidupan sehari-hari. Perilaku tersebut dilakukan oleh anggota masyarakat sesuai dengan norma-norma yang berlaku baik norma agama, norma hukum, norma budaya, norma keilmuan, norma metafisis, dan norma kemanusiaan.

Khusus di dunia pendidikan, karakter tercermin dari gambaran perilaku nyata para siswa dengan merujuk pada ketentuan yang berlaku di sekolah yang tercantum dalam tata tertib sekolah. Oleh karenanya, para siswa dapat dikatakan berkarakter apabila ia selalu berupaya taat dan disiplin terhadap peraturan yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Perilaku taat dan disiplin terhadap peraturan ini kiranya dapat diwujudkan dalam kehidupan keseharian di luar lingkungan sekolah, yakni di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat.

Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala aspek kehidupan manusia, maka munculah tuntutan peningkatan kualitas proses pendidikan guna menghasilkan manusia yang berkualitas atau peningkatan sumber daya manusia (SDM), yakni manusia yang cerdas, terampil, sehat, dan berbudi pekerti terpuji. Salah satu unsur penting dalam proses pendidikan itu adalah guru. Guru memiliki makna yang sangat luas, tidak hanya sebagai orang yang mengajar dihadapan kelas, namun guru dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kosasih (2007:14) bahwa :

“Pengertian guru secara umum dikenal adalah orang yang bertugas mengajar, berdiri dan menyampaikan pelajaran dihadapan kelas atau sejumlah siswa dengan tugas akhir menetukan penilaian naik-tidak atau berhasil tidaknya penyerapan pelajaran tersebut. Sedangkan pengertian guru secara luas meliputi setiap hal yang mampu memberikan pengalaman belajar pada manusia.”


(21)

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa guru tidak hanya sosok pendidik, tetapi meliputi berbagai hal, pengalamanpun dapat menjadi guru, sebagaimana ada istilah bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik. Guru adalah orang yang bertugas mengajar, menyampaikan materi pelajaran dengan tugas akhir mentukan penilaian berhasil tidaknya penyerapan hasil belajar siswa tersebut. Sedangkan pengertian guru secara luas meliputi setiap hal yang mampu memberikan pengalaman belajar pada siswa, berupa materil (kebendaan) maupun immaterial seperti keadaan dan penglaman.

Proses pendidikan berlangsung dalam pergaulan, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama dalam kelompok. Suatu pergaulan bersifat mendidik, manakala ada unsur sadar (sengaja) untuk mempengaruhi anak didik, sehingga anak didik berkembang menuju kedewasaan (formal dan non formal).

Sekolah sebagai penyelenggara pendidikan formal, merupakan tempat berlangsungnya interaksi guru dan siswa yang memiliki latar belakang hidup yang berbeda, namun mereka memiliki maksud yang sama yaitu untuk memperoleh perubahan tingkah laku serta mendapatkan pola-pola respon baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan non fisik (sosial).

Pendidikan karakter bukan hanya tugas guru agama dan pendidikan kewarganegaraan, tetapi semua bidang studi memiliki tanggungjawab yang sama. Dengan demikian semua guru mata pelajaran, merancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Semua guru mata pelajaran menyusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam


(22)

proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk pendidikan dasar dan menengah memuat tentang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang kereligiusan, kejujuran, kecerdasan, ketangguhan, kedemokratisan, nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis-kritis-kreatif-dan inovatif, kepedulian (sosial dan lingkungan), keberanian mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, kepatuhan terhadap aturan-aturan sosial, dan kesantunan. Berdasarkan tuntutan permen tersebut sangat jelas bahwa semua mata pelajaran tidak hanya berorientasi pengembangan intelektual, tetapi juga sikap dan ketrampilan. Pertanyaannya, sudahkah semua mata pelajaran sebagai salah satu pendidikan karakter telah menonjol dalam pembelajaran saat ini? Bagaimana Guru mengimplementasikan pendidikan karakter dalam membentuk prilaku siswa pada Sekolah Menengah Pertama (SMP)?

Siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat belajar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah masyarakat. Dengan pengajaran, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggungjawab dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.


(23)

Menurut Gunarsa (2009 : 46) telah merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu: (1) Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan. (2) Ketidakstabilan emosi. (3) Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.(4) Adanya sikap menentang dan menantang orang tua. (5) Pertentangan didalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan orang tua. (6) Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya. (7) Senang bereksperimentasi.(8) Senang bereksplorasi. (9) Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan. (10) Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Oleh karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa, memiliki kreatifitas yang tinggi dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.

Hasil penelitian yang terdahulu mengenai pelaksanaan pendidikan karkter yang diterapkan di Sekolah Dasar (SD):

Zahra (2013:i) implementasi Pendidikan Karakter di SD, Tesis Magister Prodi DIKDAS Pascasarjana Universitas Negeri Medan, menyimpulkan implementasi pendidikan Karakter sudah terlaksana dengan baik. Hal ini telihat dari beberapa program diantaranya adalah : (1) Program pelaksanaan meliputi : merancang kondisi sekolah yang kondusif, merancang pendidikan Karakter secara eksplisit, merancang pengelolaan ruangan kelas dan lingkungan luar kelas; (2) Pada


(24)

program pelaksanaan, diantaranya: kerjasama antar warga sekolah, menerapkan ketauladana, mengembangkan budaya sekolah, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler; (3) Program evaluasi diantaranya: kerjasama antara orang tua peserta didik, kontrol terhadap pendidikan karakter siswa; (4) program partisifasi warga sekolah dilaksanakan secara kolaboratif atas kerjasama dan mengikutkan seluruh personil sekolah.

Berhasil atau tidaknya kegiatan belajar mengajar tergantung peran guru yang terlibat atau kondisi yang mempengaruhinya, guru dituntut kecakapan dalam melakasnakan proses belajar mengajar, serta mampu menjalin komunikasi dengan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

1.2 Fokus Penelitian

Pendidikan Karakter di sekolah SMP Negeri 1 Karang Baru Aceh Tamiang sudah dilaksanakan melalui program kurikulum, ini berarti pendidkan karakter dijalankankan sesuia dengan kurikulum yang diterapkan. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, Guru SMP negeri 1 Karang Baru Aceh Tamiang hanya terfokus pada pencapaian target kurikulum berupa kognitif saja. Untuk masalah karakter guru-guru kurang untuk menerapkannya, bahkan menganggap pendidikan karakter hanya tugas guru matapelajaran tertentu saja.

Dengan demikian peranan guru sangat diperlukan dalam melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan untuk membentuk kararekter siswa.

1.3 Masalah

Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus penelitian, masalah pokok penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut :


(25)

1) Bagaimana program perencanaan guru SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran?

2) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengimplementasikan pendidikan karakter melaui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran? 3) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengevaluasi pendidikan

karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa?

4) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru melakukan refleksi setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan?

1.4 Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktual mengenai :

1) Perencanaan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran.

2) Implementasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam pelajaran.

3) Mengevaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa.

4) Refleksi guru setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan.


(26)

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru SMP, Kepala Sekolah, bagi peneliti selanjutnya, dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini. Lebih rinci manfaat yang diharapkan dijelaskan sebagai berikut;

1) Guru SMP

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai :

a) Pengertian guru, karakteristik, dan peranan guru.

b) Pengertian, hakekat, fungsi, tujuan, ciri, nilai, prinsip dan lingkup pendidikan karakter.

c) Pengertian, fungsi, dan jenis-jenis metode pembelajaran kooperatif d) Tujuan, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis karakter.

2) Kepala Sekolah

Dapat digunakan sebagai masukkan baik materi maupun bahan bagi kepala sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru terutama dalam pendidikan berbasis karakter.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bisa memberikan kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan, terutama menemukan manfaat lain dari penggunaan pembelajaran berbasis karakter pada pembelajaran lainnya.


(27)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1.1. Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Sekolah SMP Negeri 1 Karang Baru Desa Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang berkenaan dengan program perencanaan pengajaran (RPP). Guru-guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, telah menyusun program perencanaan pengajaran pendidikan karakter secara baik sesuai dengan standar proses.

2. Dari hasil penelitian mengenai pemahaman guru tentang pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa seluruh guru pada prinsifnya telah memahmai pendidikan karaker. Tetapi masih ada guru yang masuk kekelas menjelaskan dan siswa mengerjakan LKSnya masing-masing. Dan Pengimplentasian pendidikan karakter kepada siswa guru hanya mengarahkan dan membimbing siswa.

3. Masih adanya guru mata pelajaran melakukan evaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif hanya melalui observasi langsung pada saat proses pembelajaran. Dan tidak ditemukannya evaluasi nilai karakter pada program perancanaan pengajaran yang berupa instrument penilaian pendidikan karakter. Evaluasi yang dilakukan pada program perencanaan pengajaran (RPP) hanya Kognitif dan Psikomotor.


(28)

4. Refleksi yang dilakukan oleh guru mata pelajara hanya sekitar ranah ranah kogniti dan psikomotor. Untuk ranah afektif yang merupakan nilai-nilai karakter hanya dilakukan pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan Penyuluhan.

1.2. Saran

1. Diharapkan kepada kepala sekolah yang telah mengembangkan pendidikan karakter disekolah SMP Negeri 1 Karang Baru dan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tamiang agar tetap memberikan perhatian dan pengayoman serta bimbingan khususnya kepada guru-guru SMP Negeri 1 Karang Baru dan Guru-guru di Aceh Tamiang pada umumnya.

2. Perlu adanya pelatihan untuk membantu mengembangkan kemampuan dalam menerapkan perencanaan, pengimplemntasian, evaluasi dan melakukan refleksi setelah pendidikan karakter dilaksanakan.


(29)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2009. Bangkit dengan Tujuh Budi Utama. Jakarta: PT Arga Publishing.

Badan Litbang Puskur (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Budimansyah, D (2010). Membangun Karater Bangsa di Tengah Arus

Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi : Reposisi Peran Pendidikan Kewargenaraan di Indonesia . Bandung: UPI

Dadang. Ahmad, ( 2006 ), Pernan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina Budi pekerti Siswa Tesis Magister UPi Bandung: tidak diterbitkan

Elibrahim Noor. Moh dan Solihin (2011), Menjadi Guru Sukses dan Profesional. Depok : CV Arya Duta

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jskarta : PT. Bumi Aksara Kosasih, Djahiri. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran Pembaharuan Paradigma

PKn-PIPS-PAI. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Majid, A dan Andayani , D ( 2010 ), Pendidikan Karakter dalam Presfektif Islam,

Bandung, Insan Cita Utama

Megawangi, R (2009) Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta : Indonesia Heritage Fundation.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karekter: Menjawab Tantangan Krisis Multidemensional, Jakarta : Bumi Aksara

Nana Syaodih, (2005) Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah / RAD. Bandung : Refika Aditama, Eresco

Nasution, (2003). Model Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Pemerintah RI (2010), Desain Induk : Pembangunan Karakter Bangsa Tahun

2010-2025

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas (2007). Nomor 74 tahun 2008 tentang tentang Guru


(30)

Permendiknas (2006) Nomor 22 tahun 2006, tentang Standar Isi

Saepudin, A ( 2010 ), Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran di

Sekolah , Bandung: UPI

Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Press. Saripudin U.( 2010 ) , Implementasi Kebijakan Nasional Pembangan Karakter

Bangsa Melalui Pendidikan Karakter Makalah

Syamsudin , A ( 2005 ), Psikoligi Kependidikan , Bandung: Rosdakarya

Sapriya (2007), Perspektif Pemikiran Pakar tentang pendidikan

Kewarganegaraan dalam pembangunan Karakter Bangsa. Disertasi

Doktor Ilmu Kependidikan dalam Bidang Pendid ikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Bandung: tidak diterbitkan

Said Hamid Hasan,dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan budaya dan karakter

bangsa.:

Suprijono. Agus, (2009). Cooperatif Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). Surabaya : PT. Pustaka Belajar.

Sugiyono, (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA

Syaepudin, U (2007) Metodologi Penelitian Bandung: UPI

Tim Pasca Sarjana UNIMED. (2010) Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis &

Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Medan.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Undang-Undang No 14 Tahun 2005 , tentang Guru dan Dosen

Uzer Usman, Moh. (2002), Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yoesoef, Anwar. (2010). Strategi Pembelajaran. Banda Aceh FKIP Unsyiah Zahara Rita, (2013) Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistematik Untuk

Pembentukkan Moral Siswa. Universitas Negeri Medan, Program PascaSarjana.

Zubaedi, (2011). Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(1)

1) Bagaimana program perencanaan guru SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran?

2) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengimplementasikan pendidikan karakter melaui pembelajaran kooperatif dalam pelajaran? 3) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru mengevaluasi pendidikan

karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa?

4) Bagaimana guru SMP Negeri 1 Karang Baru melakukan refleksi setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan?

1.4 Tujuan

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktual mengenai :

1) Perencanaan guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif pada pelajaran.

2) Implementasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam pelajaran.

3) Mengevaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif dalam membentuk prilaku siswa.

4) Refleksi guru setelah proses pembelajaran pendidikan karakter dilaksanakan.


(2)

12 1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi guru SMP, Kepala Sekolah, bagi peneliti selanjutnya, dan umumnya bagi semua pihak yang memerlukan hasil penelitian ini. Lebih rinci manfaat yang diharapkan dijelaskan sebagai berikut;

1) Guru SMP

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai :

a) Pengertian guru, karakteristik, dan peranan guru.

b) Pengertian, hakekat, fungsi, tujuan, ciri, nilai, prinsip dan lingkup pendidikan karakter.

c) Pengertian, fungsi, dan jenis-jenis metode pembelajaran kooperatif d) Tujuan, perencanaan, pelaksanaan pembelajaran IPS berbasis karakter.

2) Kepala Sekolah

Dapat digunakan sebagai masukkan baik materi maupun bahan bagi kepala sekolah untuk membina guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan profesionalisme guru terutama dalam pendidikan berbasis karakter.

3) Bagi Peneliti Selanjutnya

Bisa memberikan kontribusi dalam mengembangkan pengetahuan, terutama menemukan manfaat lain dari penggunaan pembelajaran berbasis karakter pada pembelajaran lainnya.


(3)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN 1.1. Simpulan

Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis di Sekolah SMP Negeri 1 Karang Baru Desa Bundar Kecamatan Karang Baru Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian yang berkenaan dengan program perencanaan pengajaran (RPP). Guru-guru mata pelajaran di SMP Negeri 1 Karang Baru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter, telah menyusun program perencanaan pengajaran pendidikan karakter secara baik sesuai dengan standar proses.

2. Dari hasil penelitian mengenai pemahaman guru tentang pendidikan karakter dapat disimpulkan bahwa seluruh guru pada prinsifnya telah memahmai pendidikan karaker. Tetapi masih ada guru yang masuk kekelas menjelaskan dan siswa mengerjakan LKSnya masing-masing. Dan Pengimplentasian pendidikan karakter kepada siswa guru hanya mengarahkan dan membimbing siswa.

3. Masih adanya guru mata pelajaran melakukan evaluasi pendidikan karakter melalui metode pembelajaran kooperatif hanya melalui observasi langsung pada saat proses pembelajaran. Dan tidak ditemukannya evaluasi nilai karakter pada program perancanaan pengajaran yang berupa instrument penilaian pendidikan karakter. Evaluasi yang dilakukan pada program


(4)

93

4. Refleksi yang dilakukan oleh guru mata pelajara hanya sekitar ranah ranah kogniti dan psikomotor. Untuk ranah afektif yang merupakan nilai-nilai karakter hanya dilakukan pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan Penyuluhan.

1.2. Saran

1. Diharapkan kepada kepala sekolah yang telah mengembangkan pendidikan karakter disekolah SMP Negeri 1 Karang Baru dan Kepala Dinas Pendidikan Aceh Tamiang agar tetap memberikan perhatian dan pengayoman serta bimbingan khususnya kepada guru-guru SMP Negeri 1 Karang Baru dan Guru-guru di Aceh Tamiang pada umumnya.

2. Perlu adanya pelatihan untuk membantu mengembangkan kemampuan dalam menerapkan perencanaan, pengimplemntasian, evaluasi dan melakukan refleksi setelah pendidikan karakter dilaksanakan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Agustian, Ary Ginanjar. 2009. Bangkit dengan Tujuh Budi Utama. Jakarta: PT Arga Publishing.

Badan Litbang Puskur (2010). Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Budimansyah, D (2010). Membangun Karater Bangsa di Tengah Arus

Globalisasi dan Gerakan Demokratisasi : Reposisi Peran Pendidikan Kewargenaraan di Indonesia . Bandung: UPI

Dadang. Ahmad, ( 2006 ), Pernan Guru Pendidikan Kewarganegaraan dalam membina Budi pekerti Siswa Tesis Magister UPi Bandung: tidak diterbitkan

Elibrahim Noor. Moh dan Solihin (2011), Menjadi Guru Sukses dan Profesional. Depok : CV Arya Duta

Hamalik, Oemar. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jskarta : PT. Bumi Aksara Kosasih, Djahiri. (2007). Kapita Selekta Pembelajaran Pembaharuan Paradigma

PKn-PIPS-PAI. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Majid, A dan Andayani , D ( 2010 ), Pendidikan Karakter dalam Presfektif Islam,

Bandung, Insan Cita Utama

Megawangi, R (2009) Pendidikan Karakter Solusi Yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta : Indonesia Heritage Fundation.

Muslich, Masnur. (2011). Pendidikan Karekter: Menjawab Tantangan Krisis Multidemensional, Jakarta : Bumi Aksara

Nana Syaodih, (2005) Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah / RAD. Bandung : Refika Aditama, Eresco

Nasution, (2003). Model Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Tarsito

Pemerintah RI (2010), Desain Induk : Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025


(6)

95

Permendiknas (2006) Nomor 22 tahun 2006, tentang Standar Isi

Saepudin, A ( 2010 ), Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran di Sekolah , Bandung: UPI

Sardiman, A. M. (2006). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Press. Saripudin U.( 2010 ) , Implementasi Kebijakan Nasional Pembangan Karakter

Bangsa Melalui Pendidikan Karakter Makalah

Syamsudin , A ( 2005 ), Psikoligi Kependidikan , Bandung: Rosdakarya

Sapriya (2007), Perspektif Pemikiran Pakar tentang pendidikan Kewarganegaraan dalam pembangunan Karakter Bangsa. Disertasi Doktor Ilmu Kependidikan dalam Bidang Pendid ikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Bandung: tidak diterbitkan

Said Hamid Hasan,dkk. 2010. Pengembangan Pendidikan budaya dan karakter bangsa.:

Suprijono. Agus, (2009). Cooperatif Learning (Teori Aplikasi PAIKEM). Surabaya : PT. Pustaka Belajar.

Sugiyono, (2010). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit ALFABETA

Syaepudin, U (2007) Metodologi Penelitian Bandung: UPI

Tim Pasca Sarjana UNIMED. (2010) Pedoman Administrasi dan Penulisan Tesis & Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas Medan.

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional Undang-Undang No 14 Tahun 2005 , tentang Guru dan Dosen

Uzer Usman, Moh. (2002), Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Yoesoef, Anwar. (2010). Strategi Pembelajaran. Banda Aceh FKIP Unsyiah Zahara Rita, (2013) Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistematik Untuk

Pembentukkan Moral Siswa. Universitas Negeri Medan, Program PascaSarjana.

Zubaedi, (2011). Desain Pendidikan Karakter : Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.