MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VI SDN SEI RENGGAS.
MENINGKATKAN KREATIVITAS BERCERITA SISWA MELALUI
MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS VI SDN SEI RENGGAS
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Prasekolah Dan Sekolah Dasar
Oleh:
MIMI OKTAVIANA
NIM :1101111014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Diri
Nama
: MIMI OKTAVIANA
Tempat/Tanggal Lahir
: Sentang, 11 Oktober 1991
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Anak Ke
: 4 dari 4 Bersaudara
Jumlah Bersaudara
: 4 Orang
Alamat
: Jalan Kapten M. Jamil Lubis No. 16 Tembung
Nama Orang Tua
Nama Ayah
: H. SAMURI S.Pd
Nama Ibu
: SUPIAH
Alamat
: Jln. Rambutan No. 24 Sentang, Kecamatan
Kisaran Timur Kabupaten Asahan
II.
Riwayat Pendidikan
1. TAHUN 1998-2004
: SD NEGERI 017108 SENTANG
2. TAHUN 2004-2007
: SMP NEGERI 3 KISARAN TIMUR
3. TAHUN 2007-2010
: SMA NEGERI 4 KISARAN TIMUR
4. TAHUN 2010-2014
: PGSD S1 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan PGSD S1 pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Selain itu Sholawat berangkai salam penulis hadiahkan pada Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabat. Semoga beliau senantiasa
berkenan memberikan syafaatnya di akhirat kelak. Teristimewa penulis sampaikan
ucapan terima kasih kepada Ayahanda serta Ibunda dan segenap keluarga tercinta
yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan kesabaran telah menuntun
penulis untuk bersabar dan tawakal menghadapi tantangan dalam penulisan skripsi
ini.
Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang
dihadapi penulis namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari
berbagai pihak terutama Dosen Pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran
atas kekurangan penulis mengenai masalah penelitian.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan
studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
ii
iii
3. Bapak Pembantu Dekan I, Bapak Pembantu Dekan II, dan Bapak Pembantu
Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PGSD dan Bapak Drs,
Ramli Sitorus, M.Ed selaku Sekretaris Jurusan.
5. Bapak, Drs Effendy Manalu M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah penuh kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan, pengarahan,
petunjuk demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra. Erlinda Simangungkalit, M.Pd dan Ibu Nurmayani, M.Ag serta Ibu
Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak H. Samuri S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 014610 Sei
Renggas yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian serta guru kelas
VI Ibu Fauziah S.Pd yang juga banyak membantu penulis dalam penelitian.
Dan guru-guru lainnya yang mendukung dan memotivasi penulis dalam
pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut.
8. Abang Muhammad Rasyid Akbar, abang Syamsul Hidayat S.P yang sangat
penuh perhatian, abang Indra Sugianto S.Pd dan kakak Rapita Putri S.Pd
yang telah dengan sabar mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan
penguatan, dan tak henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan penulis.
9. Teman-teman kelas C reguler angkatan 2010 yang telah berbagi suka
maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan bahkan sampai
pada penyusunan skripsi ini.
10. Dan terkhusus kepada sahabat-sahabat tercinta Dewi Ana, Sismalinda Dewi,
Lili Darmayanti, Siti Khairani, Ikke Chaterine Gultom, dan teman
iv
seperjuangan dalam bimbingan skripsi Ria Mei Saragih, Nur Ilwana Harahap,
Ribka Siahaan, Nita Rakhmah Nst, abangda Nanang Tommi Sitorus serta
kakanda Wagina, S.Pd. Serta yang terkasih Waisal Qorni Siahaan yang telah
banyak membantu dan memberikan motivasi serta doa demi terselesaikannya
skripsi ini.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai
pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalasnya dengan kebaikan yang berlimpah. Penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
dalam dunia pendidikan.
Medan,
Mei 2014
Penulis
Mimi Oktaviana
ABSTRAK
MIMI OKTAVIANA, NIM : 101111014, “Meningkatkan Kreativitas
Bercerita Siswa Melalui Model Pembelajaran Paired Story Telling pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VI SDN Sei Renggas”.
Masalah dalam penelitian ini adalah kreativitas kurang dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, karena sistem pendidikan yang lebih
mengembangkan kemampuan akademik seperti penguasaan pengetahuan dan
berhitung. Selain itu, materi pelajaran yang dibelajarkan guru terlalu luas dan
tidak melibatkan kreativitas siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kreativitas bercerita siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas VI SDN 014610 Sei Renggas Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
jumlah siswa terdiri dari 29 orang siswa, 17 siswa perempuan dan 16 siswa lakilaki. Prosedur tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kreativitas bercerita. Adapun
indikator penilaian kreativitas bercerita yaitu: (1) Kelancaran bercerita, (2)
ketepatan pilihan kata, (3) struktur kalimat, (4) kelogisan (penalaran), (5) kontak
mata, (6) pengetahuan dalam bercerita, (7) ekspresi, (8) imajinasi, (9) percaya diri,
(10) volume suara. Dan sebagai tolak ukur keberhasilannya adalah apabila
kreativitas bercerita siswa meningkat sebesar ≥70.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I pertemuan 1 dan 2 bahwa
kreativitas bercerita dengan nilai rata-rata 50,7 dan 60,1%. Dari 29 siswa terdapat
6 siswa yang dinyatakan kreatif dengan persentase 21% ,sebanyak 23 siswa
dengan persentase 79% tidak kreatif. Pada pertemuan ke 2 berjumlah 12 orang
siswa (41%) kreatif, sedangkan tidak kreatif berjumlah 17 orang (59%).
Selanjutnya terjadi peningkatan kreativitas bercerita pada siklus II pertemuan 3
dan 4 dengan nilai rata-rata siswa 74,6% dan 84,9%. Siklus II pertemuan 3 ini
mengalami peningkatan kekreatifan bercerita siswa secara klasikal diperoleh data
sebanyak 26 orang siswa kreatif (90%), dan siswa yang tidak kreatif 3 orang
(10%). Untuk hasil observasi dalam proses pembelajaran, pada siklus I terlihat
sikap dan performance guru baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan
dengan perolehan nilai 82,5%. Sedangkan pada siklus II terlihat sikap dan
performance guru sangat baik dengan perolehan nilai 95%.
Dengan demikian, dapat dapat disimpulkan hipotesis penelitian tentang
”kreativitas bercerita siswa” teruji kebenarannya dimana ada peningkatan skor
kreativitas siswa dalam bercerita di kelas VI SD Negeri 014610 Sei Renggas
Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014. Disarankan agar guru dapat menggunakan
model pembelajaran Paired Story Telling pada pelajaran bahasa Indonesia.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2 Idendifikasi masalah ................................................................
6
1.3 Batasan Masalah ......................................................................
6
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................
6
1.5 Tujuan Masalah .......................................................................
7
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................
8
2.1 Pengertian Kreativitas..............................................................
9
2.1.1 Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif ........................................
10
2.2 Pengertian Bercerita.................................................................
10
2.2.1 Keterampilan Bercerita ..................................................
12
2.2.2 Tujuan Bercerita ............................................................
14
2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Bercerita ..............
15
2.3 Kreativitas Bercerita ................................................................
16
2.3.1 Mengukur Kreativitas Bercerita Anak ....................
18
v
2.4 Hakikat Model Pembelajaran ....................................................
30
2.4.1 Faktor- Faktor Pembelajaran .........................................
31
2.4.2 Faktor-Faktor yang Menghambat Pembelajaran ...........
36
2.4.3 Model Pembelajaran Paired Story Telling .............
37
2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model
Paired Story Telling ................................................
40
2.4.5 Tujuan dan Manfaat Model
Paired Story Telling ................................................
41
2.4.6 Peranan Guru dalam Teknik
Bercerita Berpasangan ............................................
44
2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................................
46
2.5.1 Tujuan Belajar Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar .....................................................
48
2.5.2 Kurikulum Bahasa Indonesia .................................
51
2.6 Kerangka Konseptual…………...............................................
53
2.7 Hipotesis Tindakan ..................................................................
55
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................
56
3.1 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian .................................
56
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................
56
3.3 Subjek dan Objek Penelitian....................................................
56
3.4 Operasional Variabel penelitian ..............................................
57
3.5 Desain Penelitian .....................................................................
57
3.6 Prosedur Penelitian ..................................................................
58
vi
3.7 Teknik Pengumpulan data .......................................................
63
3.8 Analisis Data ............................................................................
69
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
71
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
72
4.1.1 Kondisi Umum Sekolah ................................................
72
4.1.2 Kondisi Ruangan Kelas .................................................
73
4.1.3 Keadaan Guru Dan Siswa Kelas VI Sekolah Dasar
No. 014610 Sei Renggas ..............................................
74
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I .........................................
74
4.3 Analisis Data Siklus I .............................................................
87
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .........................................
102
4.5 Analisis Data Siklus II ............................................................
114
4.6 Pembahasan .............................................................................
135
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................
138
5.2 Saran .......................................................................................
139
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
140
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Keterampilan Bercerita Siswa ...............................
65
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Bercerita ............................
66
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Aktivitas Guru dan Penggunaan Model
Pembelajaran ........................................................................
66
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru dan Penggunaan
Model Pembelajaran .............................................................
68
Tabel 3.5 Konversi Nilai Angka Menjadi Nilai Huruf .........................
70
Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..............................................
71
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Peneliti Pada Siklus I
Pertemuan I ..........................................................................
86
Tabel 4.2
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I Pertemuan 2
90
Tabel 4.3
Hasil Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1 ..............................
93
Tabel 4.4
Perubahan Tingkat Kreativitas bercerita Siswa Berdasarkan
Kategori Pada Siklus I Pertemuan 1 Secara Klasikal..........
Tabel 4.5
95
Persentase Kreativitas Bercerita SiswaSecara Klasikal Pada
Siklus I Pertemuan 1 ..........................................................
96
Tabel 4.6
Hasil Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 2 .............................
97
Tabel 4.7
Perubahan Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Berdasarkan
Kategori Pada Siklus I Pertemuan 2 Secara Klasikal.........
Tabel 4.8
99
Persentase Kreativitas Bercerita Siswa Secara Klasikal
Pada Siklus I Pertemuan 2 .................................................
viii
101
ix
Tabel 4.9
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II Pertemuan 3
114
Tabel 4.10 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II Pertemuan 4
117
Tabel 4.11 Hasil Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 3 ............................
120
Tabel 4.12 Perubahan Skor Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa
Berdasarkan Kategori Pada Siklus II Pertemuan 3 Secara
Klasikal ..............................................................................
123
Tabel 4.13 Persentase Kreativitas Berceita SiswaSecara Klasikal
Pada Siklus II Pertemuan I .................................................
124
Tabel 4.14 Hasil Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 4............................
125
Tabel 4.15 Perubahan Skor Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa
Berdasarkan Kategori Pada Siklus II Pertemuan 4 Secara
Klasikal ..............................................................................
128
Tabel 4.16 Persentase Kreativitas Bercerita Siswa SecaraKlasikal Pada
Siklus II Pertemuan 4 .........................................................
129
Tabel 4.17 Rekapitulasi Nilai Kreativitas Bercerita Siswa ...................
131
Tabel 4.18 Persentase Kreativitas Bercerita Siswa Secara Klasikal Siklus
I dan II (Pertemuan I dan II) ..............................................
Tabel 4.19
132
Hasil Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I dan Siklus II
Secara Klasikal Pertemuan 1,2,3 dan 4 .............................
133
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Desain Penelitian Kemmis dan Teggart .........................
58
Gambar 4.1
Lokasi Tempat Penelitian ...............................................
72
Gambar 4.2
Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Kepada Siswa .
77
Gambar 4.3
Siswa Secara Berpasangan Bercerita Di depan Kelas .....
78
Gambar 4.4
Guru Menulis Materi di Papan Tulis dan Menjelaskan
Materi .............................................................................
Gambar 4.5
Siswa Bercerita Secara Berpasangan Tentang
Pengalamannya ..............................................................
Gambar 4.6
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Tentang Unsur-unsur
Cerita .............................................................................
Gambar 4.7
104
Siswa Bersama Pasangannya Bercerita Di Depan Kelas
Dan Guru Melakukan Pengamatan ................................
Gambar 4.8
81
106
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dan Bertanya Jawab
Dengan Siswa Tentang Sebuah Unsur-Unsur Dalam
Sebuah Cerita................................................................
108
Gambar 4. 9 Siswa Melakukan Kegatan Bercerita Bersama Pasangan
Dengan Ekspresi Dan Gaya Dalam Bercerita ...............
x
109
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Diagram 4.1
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I Pertemuan 1
Diagram 4.2
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Bercerita Siswa Secara
95
Klasikal Pada Siklus I Pertemuan 1...............................
96
Diagram 4.3
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I Pertemuan 2
100
Diagram 4.4
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Bercerita Siswa Secara
Klasikal Siklus I Pertemuan ........................................
101
Diagram 4.5
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus II Pertemuan 3
123
Diagram 4.6
Persentase Hasil Peningkatan Kreativitas Bercerita Secara
Diagram 4.7
Klasikal Siklus II Pertemuan 3 .....................................
124
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus II Pertemuan 4
128
Diagram 4.8 Persentase Hasil Peningkatan Kreativitas Bercerita
Secara Klasikal Siklus II Pertemuan 4 ..........................
130
Diagram 4.9 Grafik Rekapitulasi Persentase Peningkatan Kreativitas
Bercerita Siswa .............................................................
133
Diagram 4.10 Grafik Peningkatan Kreativitas Bercerita Siswa
BerdasarkanKategori Pada Siklus I dan Siklus II .........
ix
135
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan
tertulis serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai sarana berpikir. Guru tidak perlu lagi menjejali siswa dengan materi
belajar memakai buku teks. Guru harus lebih kreatif untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan di dalam maupun di luar kelas.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya sejak dini
melakukan reposisi dan perubahan ke arah yang lebih baik. Guru dan siswa harus
memiliki sikap yang sama, sama–sama bekerja dan belajar untuk melakukan
perubahan yang bisa membuat kompetensi dapat dicapai sehingga penggunaan
bahasa pun dapat berubah menjadi lebih baik. Anggapan siswa bahasa Indonesia
mudah untuk dipelajari karena siswa telah terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia sehari-hari tidaklah benar. Untuk itu, harus ada upaya konkret dalam
mengoptimalkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Berbicara merupakan salah satu komponen dalam keterampilan berbahasa
yang sangat penting.
Secara teoretis, berbicara merupakan suatu proses
penyampaian informasi, ide, atau gagasan dari pembicara kepada pendengar.
Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila
pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian,
kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan.
1
2
Bercerita merupakan salah satu komponen kemampuan berbicara yang
sepertinya kurang mendapat perhatian. Di mana dalam sistem pendidikan pada
sekolah dasar lebih menekankan pengembangan kemampuan akademik seperti
membaca dan berhitung. Sistem kegiatan belajar mengajar di kelas kurang
memberikan kesempatan dan pelatihan untuk mengembangkan kreativitas anak
dalam bercerita. Disisi lain, kemampuan menceritakan kembali cerita (retelling
story) kepada pasangannya yang diperdengarkan atau dibaca merupakan suatu
cara yang paling efektif untuk menunjukkan sejauh mana tingkat penguasaan anak
terhadap suatu materi simakan atau bacaan. Dan sejauh mana tingkat kesulitan
sebuah wacana diceritakan kepada pasangannya.
Disisi lain, pembelajaran bercerita akan memberikan lahan bagi peserta
didik untuk mengembangkan kreativitas dan apresiasinya. Hal ini penting sekali
mengingat kemampuan menyampaikan informasi dengan baik merupakan salah
satu indikator kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi sebagai landasan
pembelajaran bahasa yang telah disebutkan dalam kurikulum.
Diketahui Fenomena siswa di sekolah SDN 014610 yang semakin malas
belajar bahasa Indonesia dan sikap memandang remeh serta acuh terhadap bahasa
Indonesia menyelimuti sebagian besar siswa. Gejalanya, siswa sering ngantuk,
tidak bergairah, under estimate saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas. Siswa tidak memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup tentang
pentingnya keterampilan berbahasa dan tata bahasa praktis bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan sebaiknya materi yang
dibawakan oleh guru jangan terlalu meluas. Guru seharusnya membawakan materi
untuk satu topik pembahasan dan melibatkan kreativitas peserta didik. Dalam
pembelajaran peserta didik harus diberi saluran bereksplorasi dalam bercerita.
3
Bereksplorasi bermakna menggali, menemukan, dan mendeteksi cara bercerita
melalui pemahaman isi cerita secara berpasangan. Upaya ini membuat peserta
didik lebih nyaman bercerita di depan kelas sebab mampu mengembangkan
ekspresi dan kreativitasnya bersama pasangannya.
Berdasarkan pengamatan lebih lanjut peneliti pada saat di lapangan
diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam proses pembelajaran masih
rendah. Hal ini diketahui pada saat siswa menyampaikan pesan/informasi yang
bersumber dari media yang seharusnya siswa menyampaikan dengan bahasa yang
runtut, baik, dan benar. Tetapi isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa
tersebut kurang jelas. Siswa di SD 014610 berbicara mereka tersendat-sendat
sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak
mau berbicara di depan kelas.
Selain itu, pada saat guru memerintahkan kepada siswa untuk maju
kedepan kelas untuk menceritakan sebuah cerita, siswa ada yang tidak mau maju
kedepan kelas karena takut salah dalam berbicaranya. Pada kondisi ini para siswa
belum menunjukkan keberanian untuk bercerita. Siswa takut salah didepan temantemannya apalagi jika siswa berdiri sendiri didepan kelas untuk bercerita.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan
berbicara di SDN 014610 ini. Cara untuk meningkatkan kemampuan ini
hendaknya menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu caranya
ialah meminta anak-anak untuk bercerita dengan
bahasanya sendiri secara
berpasangan. Dengan jalan ini, anak-anak berkesempatan mengembangkan
kreativitasnya mengolah bahasanya, menentukan sendiri ekspresi yang akan
dipilihnya, dan memainkan mimik sesuai kemampuan yang dimilikinya.
4
Dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, peserta didik harus diberi
saluran bereksplorasi dalam bercerita. Bereksplorasi bermakna menggali,
menemukan, dan mendeteksi cara bercerita melalui pemahaman isi cerita secara
berpasangan. Upaya ini membuat peserta didik lebih nyaman bercerita di depan
kelas sebab mampu mengembangkan ekspresi dan kreativitasnya bersama
pasangannya.
Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pendidikan yang didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang
sedang belajar. Ahmad Susanto (2013: 19) mengatakan “Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu
pengetahuan, penguasaan, kemahiran, serta pembentukan sikap dan keyakinan
pada peserta didik”. Maka dari pendapat Ahmad Susanto guru sebagai pendidik
memberikan pengetahuan berupa ilmu yang dikuasai oleh guru kepada siswa
seehingga siswa memiliki kemahiran dalam pembelajaran dan mengelola sikap
siswa agar terampil kreatif seperti yang guru inginkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif maka peneliti memilih
sebuah model pembelajaran
kooperatif yang didalamnya terdapat model
pembelajaran Paired Story Telling. Menurut Lie (1999: 12) ”Pembelajaran
kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada
anak untuk bekerja sama dengan tugas-tugas terstruktur”. Melalui pembelajaran
ini siswa bersama kelompok secara gotong royong maksudnya setiap anggota
kelompok saling membantu antara teman yang satu dengan teman yang lain dalam
kelompok tersebut sehingga di dalam kerja sama tersebut yang cepat harus
membantu yang lemah, oleh karena itu setiap anggota kelompok penilaian akhir
ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
5
Kegagalan
individu
adalah
kegagalan
kelompok
dan
sebaliknya
keberhasilan siswa individual adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan bercerita
berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif. Yang
membedakan tipe bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini
guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan berimajinasi.
Guru dituntut memiliki orientasi pembelajaran bahasa Indonesia yang
bersifat lebih praktis. Dan dalam setiap pembelajaran guru harus menunjukkan
kekreativitasannya sebagai seorang guru, apalagi dalam berbahasa Indonesia
khususnya dalam bercerita. Jika seorang guru sudah kreatif maka besar
kemungkinan siswa pun akan kreatif juga dalam setiap pembelajarannya karna
telah mencontoh gurunya yang kreatif.
Melalui model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan
(Paired Story Telling ) siswa dapat menuliskan kembali yang terjadi baik sebelum
maupun sesudah berdasarkan hasil bacaan yang telah didapat sebelumnya dan
daftar kata kunci yang diterima dari hasil bacaan temannya. Kemudian siswa akan
mengemukakan pendapatnya berdasarkan apa yang telah didiskusi baik antara
siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru.
Model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan (Paired Story
Telling) diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dikelas selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga pemikiran siswa dapat dikembangkan dengan
baik dan memperoleh hasil yang baik pula. Maka dari latar belakang yang telah
tertera di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
6
dengan judul” Meningkatkan Kreativitas Bercerita Siswa Melalui
Model
Pembelajaran Paired Story Telling Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas VI SDN Sei Renggas.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah antara lain :
1.
Kreativitas kurang mendapat perhatian karena sistem pendidikan yang lebih
mengembangkan kemampuan akademik seperti membaca dan berhitung.
2.
Materi pelajaran yang dibawakan guru terlalu luas dan tidak melibatkan
kreativitas siswa.
3.
Rendahnya kemampuan bercerita siswa.
4.
Siswa takut salah berbicara di depan kelas saat diperintahkan oleh guru untuk
bercerita di depan temannya.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada
“Penggunaan model pembelajaran Paired Story Telling pada
mata pelajaran
bahasa indonesia dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang
disampaikan secara lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610
Sei Renggas”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dipilih pada penelitian ini maka
masalah
yang
dirumuskan
sebagai
berikut
”Apakah
penerapan
model
7
pembelajaran Paired Story Telling dapat meningkatkan keativitas bercerita bahasa
Indonesia dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang disampaikan
secara lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610 Sei Renggas”.
.
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini antara lain’’Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam bercerita
pada dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang disampaikan secara
lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610 Sei Renggas T.A
2013/2014”.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya bermanfaat:
1.
Bagi siswa sebagai subjek untuk meningkatkan kemampuannya dalam
bercerita dengan baik dalam belajar melalui penggunaan metode Paired Story
Telling.
2.
Bagi guru sebagai bahan masukan bagi guru khususnya dalam menggunakan
metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa bercerita dalam
belajar.
3.
Bagi sekolah sebagai bahan masukan bagi sekolah yang menggunakan
metode yang tepat dalam mengajar yang sesuai dengan materi.
4.
Bagi peneliti sebagai pengalaman dan menambah wawasan untuk
meningkatkan dalam mengembangkan model paired story telling dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih menarik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa data, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dengan menggunakan model pembelajaran Paired Story Telling dapat
meningkatkan kreativitas bercerita siswa, peningkatan itu dapat terlihat dari
nilai atau skor siswa pada saat observasi siklus I dan siklus II dimana pada
siklus I pertemuan pertama persentase kreativitas bercerita 21% dari
keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus I pertemuan kedua, siswa mengalami
peningkatan persentase kreativitasnya menjadi 41%. Pada siklus II pertemuan
ketiga, meningkat dengan persentase mencapai 90%. Pada siklus II pertemuan
keempat peningkatan kreativitas bercerita siswa mencapai 97%.
2.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama penelitian dengan lembar
observasi
setelah
diberikan
tindakan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran paired story telling dengan langkah-langkah yang tepat dan
pengunaan media memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kreativitas
bercerita siswa. Dan hipotesis pada bab II terbukti dan dapat diterima karena
persentase kreativitas bercerita siswa sudah meningkat dari siklus I sampai
dengan siklus II.
138
139
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan metode Paired Story Telling dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kreatifitas bercerita siswa.
2. Sewaktu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Paired Story Telling diharapkan disertai dengan penggunaan
media yang sesuai dengan materi pelajaran dan lebih memperhatikan
alokasi waktu karena metode pembelajaran yang bervariasi membutuhkan
lebih banyak waktu.
3. Kepada siswa agar lebih aktif dan fokus dalam pembelajaran, khususnya
sewaktu mendengarkan penjelasan guru agar kreativitas berceritanya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,Zainal,dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan
TK.Bandung:Yrama Widya.
Budi Santoso,Kusno.1990.Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis
Praktis Bahasa Baku.Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdiknas.
Dewi, Rosmala.2010.Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Dimyati dan Mujiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
E Slavin,Robert.2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Guntur Tarigan, Henry. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Lie,
Anita.2010.Mempraktikkan
Kelas.Jakarta: Grasindo.
Cooperative
Learning
di
Ruang-Ruang
Murniati, Endyah.2012.Penelitian dan Bimbingan Anak Kreatif.Yogyakarta:
Pedagogia.
Ngalimun, dkk.2013.Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.Yogyakarta :
Aswaja Pressindo.
Rofi’uddin, Ahmad, dkk. 1999. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta : Depdikbud.
Wahab
Solehudin, Rochmad.1998.Perkmbangan
didik.Jakarta: Depdikbud.
dan
belajar
peserta
Siregar,Rosdiana, 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Berbicara Prodi Sastra
Indonesia FBS Unimed. Medan.
Saddahono,Kundharu, dkk.2012. Meningkatkan
Indonesia Teori dan Aplikasi.
Keterampilan
Berbahasa
Slameto.2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Susilowati, Yuni. 2010. Paired Storytelling Sebagai Alternatif Model
Pembelajaran Bercerita (online), (http:// Paired Storytelling Sebagai
140
141
Alternatif Model Pembelajaran Bercerita _ Agupena Jawa Tengah.htm,
di akses tanggal 6 Desember 2013.
Suyono,dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf L.N,Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta didik.Jakarta: Rajawali Pers.
Utami, Munandar. 2009.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yovita Rahayu, Afrianti. 2013. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui
Kegiatan Bercerita. Jakarta: Indeks.
Zulela.2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah
Dasar.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Keraf,Gorys. 1989.Tata Bahasa Indonesia. Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
http://educloud.fkip.unila.ac.id/index.php Ilmu PendidikanPendidikanGuru Dasar
Standar Isi Bahasa Indonesia SD pdf. di akses tanggal 9 Januari 2014.
http://tian99win.blogspot.com/2012/08/faktor-faktor-penunjang-keefektifan.html
diakses tanggal 21 Januari 2013.
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:kalimat
tanggal 21 Februari 2014.
diakses
MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORY TELLING
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
DI KELAS VI SDN SEI RENGGAS
Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan
Prasekolah Dan Sekolah Dasar
Oleh:
MIMI OKTAVIANA
NIM :1101111014
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014
RIWAYAT HIDUP
I.
Identitas Diri
Nama
: MIMI OKTAVIANA
Tempat/Tanggal Lahir
: Sentang, 11 Oktober 1991
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Anak Ke
: 4 dari 4 Bersaudara
Jumlah Bersaudara
: 4 Orang
Alamat
: Jalan Kapten M. Jamil Lubis No. 16 Tembung
Nama Orang Tua
Nama Ayah
: H. SAMURI S.Pd
Nama Ibu
: SUPIAH
Alamat
: Jln. Rambutan No. 24 Sentang, Kecamatan
Kisaran Timur Kabupaten Asahan
II.
Riwayat Pendidikan
1. TAHUN 1998-2004
: SD NEGERI 017108 SENTANG
2. TAHUN 2004-2007
: SMP NEGERI 3 KISARAN TIMUR
3. TAHUN 2007-2010
: SMA NEGERI 4 KISARAN TIMUR
4. TAHUN 2010-2014
: PGSD S1 UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas hidayah
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
merupakan salah satu syarat bagi penulis untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan PGSD S1 pada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Selain itu Sholawat berangkai salam penulis hadiahkan pada Nabi
Muhammad SAW, serta keluarga dan para sahabat. Semoga beliau senantiasa
berkenan memberikan syafaatnya di akhirat kelak. Teristimewa penulis sampaikan
ucapan terima kasih kepada Ayahanda serta Ibunda dan segenap keluarga tercinta
yang dengan penuh kasih sayang, perhatian, dan kesabaran telah menuntun
penulis untuk bersabar dan tawakal menghadapi tantangan dalam penulisan skripsi
ini.
Selama dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang
dihadapi penulis namun semua itu dapat diatasi karena bantuan yang tulus dari
berbagai pihak terutama Dosen Pembimbing yang penuh perhatian dan kesabaran
atas kekurangan penulis mengenai masalah penelitian.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melaksanakan
studi di Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan.
ii
iii
3. Bapak Pembantu Dekan I, Bapak Pembantu Dekan II, dan Bapak Pembantu
Dekan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Drs. Khairul Anwar, M.Pd selaku Ketua Jurusan PGSD dan Bapak Drs,
Ramli Sitorus, M.Ed selaku Sekretaris Jurusan.
5. Bapak, Drs Effendy Manalu M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah penuh kesabaran dan perhatian memberikan bimbingan, pengarahan,
petunjuk demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Ibu Dra. Erlinda Simangungkalit, M.Pd dan Ibu Nurmayani, M.Ag serta Ibu
Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku dosen penguji yang telah banyak
memberikan saran dan masukan kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak H. Samuri S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri No. 014610 Sei
Renggas yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian serta guru kelas
VI Ibu Fauziah S.Pd yang juga banyak membantu penulis dalam penelitian.
Dan guru-guru lainnya yang mendukung dan memotivasi penulis dalam
pelaksanaan penelitian di sekolah tersebut.
8. Abang Muhammad Rasyid Akbar, abang Syamsul Hidayat S.P yang sangat
penuh perhatian, abang Indra Sugianto S.Pd dan kakak Rapita Putri S.Pd
yang telah dengan sabar mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan
penguatan, dan tak henti-hentinya berdoa untuk keberhasilan penulis.
9. Teman-teman kelas C reguler angkatan 2010 yang telah berbagi suka
maupun duka bersama penulis selama mengikuti perkuliahan bahkan sampai
pada penyusunan skripsi ini.
10. Dan terkhusus kepada sahabat-sahabat tercinta Dewi Ana, Sismalinda Dewi,
Lili Darmayanti, Siti Khairani, Ikke Chaterine Gultom, dan teman
iv
seperjuangan dalam bimbingan skripsi Ria Mei Saragih, Nur Ilwana Harahap,
Ribka Siahaan, Nita Rakhmah Nst, abangda Nanang Tommi Sitorus serta
kakanda Wagina, S.Pd. Serta yang terkasih Waisal Qorni Siahaan yang telah
banyak membantu dan memberikan motivasi serta doa demi terselesaikannya
skripsi ini.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai
pihak, penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
membalasnya dengan kebaikan yang berlimpah. Penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis serta dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran
dalam dunia pendidikan.
Medan,
Mei 2014
Penulis
Mimi Oktaviana
ABSTRAK
MIMI OKTAVIANA, NIM : 101111014, “Meningkatkan Kreativitas
Bercerita Siswa Melalui Model Pembelajaran Paired Story Telling pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas VI SDN Sei Renggas”.
Masalah dalam penelitian ini adalah kreativitas kurang dalam
pembelajaran bahasa Indonesia, karena sistem pendidikan yang lebih
mengembangkan kemampuan akademik seperti penguasaan pengetahuan dan
berhitung. Selain itu, materi pelajaran yang dibelajarkan guru terlalu luas dan
tidak melibatkan kreativitas siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
meningkatkan kreativitas bercerita siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas VI SDN 014610 Sei Renggas Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
jumlah siswa terdiri dari 29 orang siswa, 17 siswa perempuan dan 16 siswa lakilaki. Prosedur tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi kreativitas bercerita. Adapun
indikator penilaian kreativitas bercerita yaitu: (1) Kelancaran bercerita, (2)
ketepatan pilihan kata, (3) struktur kalimat, (4) kelogisan (penalaran), (5) kontak
mata, (6) pengetahuan dalam bercerita, (7) ekspresi, (8) imajinasi, (9) percaya diri,
(10) volume suara. Dan sebagai tolak ukur keberhasilannya adalah apabila
kreativitas bercerita siswa meningkat sebesar ≥70.
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I pertemuan 1 dan 2 bahwa
kreativitas bercerita dengan nilai rata-rata 50,7 dan 60,1%. Dari 29 siswa terdapat
6 siswa yang dinyatakan kreatif dengan persentase 21% ,sebanyak 23 siswa
dengan persentase 79% tidak kreatif. Pada pertemuan ke 2 berjumlah 12 orang
siswa (41%) kreatif, sedangkan tidak kreatif berjumlah 17 orang (59%).
Selanjutnya terjadi peningkatan kreativitas bercerita pada siklus II pertemuan 3
dan 4 dengan nilai rata-rata siswa 74,6% dan 84,9%. Siklus II pertemuan 3 ini
mengalami peningkatan kekreatifan bercerita siswa secara klasikal diperoleh data
sebanyak 26 orang siswa kreatif (90%), dan siswa yang tidak kreatif 3 orang
(10%). Untuk hasil observasi dalam proses pembelajaran, pada siklus I terlihat
sikap dan performance guru baik dalam menyampaikan materi yang diajarkan
dengan perolehan nilai 82,5%. Sedangkan pada siklus II terlihat sikap dan
performance guru sangat baik dengan perolehan nilai 95%.
Dengan demikian, dapat dapat disimpulkan hipotesis penelitian tentang
”kreativitas bercerita siswa” teruji kebenarannya dimana ada peningkatan skor
kreativitas siswa dalam bercerita di kelas VI SD Negeri 014610 Sei Renggas
Kisaran Tahun Ajaran 2013/2014. Disarankan agar guru dapat menggunakan
model pembelajaran Paired Story Telling pada pelajaran bahasa Indonesia.
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..............................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................
ii
DAFTAR ISI ...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL ...................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK .................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
1.2 Idendifikasi masalah ................................................................
6
1.3 Batasan Masalah ......................................................................
6
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................
6
1.5 Tujuan Masalah .......................................................................
7
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................
8
2.1 Pengertian Kreativitas..............................................................
9
2.1.1 Ciri-Ciri Kepribadian Kreatif ........................................
10
2.2 Pengertian Bercerita.................................................................
10
2.2.1 Keterampilan Bercerita ..................................................
12
2.2.2 Tujuan Bercerita ............................................................
14
2.2.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Bercerita ..............
15
2.3 Kreativitas Bercerita ................................................................
16
2.3.1 Mengukur Kreativitas Bercerita Anak ....................
18
v
2.4 Hakikat Model Pembelajaran ....................................................
30
2.4.1 Faktor- Faktor Pembelajaran .........................................
31
2.4.2 Faktor-Faktor yang Menghambat Pembelajaran ...........
36
2.4.3 Model Pembelajaran Paired Story Telling .............
37
2.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Model
Paired Story Telling ................................................
40
2.4.5 Tujuan dan Manfaat Model
Paired Story Telling ................................................
41
2.4.6 Peranan Guru dalam Teknik
Bercerita Berpasangan ............................................
44
2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia .......................................
46
2.5.1 Tujuan Belajar Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar .....................................................
48
2.5.2 Kurikulum Bahasa Indonesia .................................
51
2.6 Kerangka Konseptual…………...............................................
53
2.7 Hipotesis Tindakan ..................................................................
55
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................
56
3.1 Lokasi Penelitian Dan Waktu Penelitian .................................
56
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................
56
3.3 Subjek dan Objek Penelitian....................................................
56
3.4 Operasional Variabel penelitian ..............................................
57
3.5 Desain Penelitian .....................................................................
57
3.6 Prosedur Penelitian ..................................................................
58
vi
3.7 Teknik Pengumpulan data .......................................................
63
3.8 Analisis Data ............................................................................
69
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................
71
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................
72
4.1.1 Kondisi Umum Sekolah ................................................
72
4.1.2 Kondisi Ruangan Kelas .................................................
73
4.1.3 Keadaan Guru Dan Siswa Kelas VI Sekolah Dasar
No. 014610 Sei Renggas ..............................................
74
4.2 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I .........................................
74
4.3 Analisis Data Siklus I .............................................................
87
4.4 Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .........................................
102
4.5 Analisis Data Siklus II ............................................................
114
4.6 Pembahasan .............................................................................
135
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................
138
5.2 Saran .......................................................................................
139
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
140
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Keterampilan Bercerita Siswa ...............................
65
Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Keterampilan Bercerita ............................
66
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Aktivitas Guru dan Penggunaan Model
Pembelajaran ........................................................................
66
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Aktivitas Guru dan Penggunaan
Model Pembelajaran .............................................................
68
Tabel 3.5 Konversi Nilai Angka Menjadi Nilai Huruf .........................
70
Tabel 3.6 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ..............................................
71
Tabel 4.1 Hasil Observasi Terhadap Peneliti Pada Siklus I
Pertemuan I ..........................................................................
86
Tabel 4.2
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus I Pertemuan 2
90
Tabel 4.3
Hasil Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 1 ..............................
93
Tabel 4.4
Perubahan Tingkat Kreativitas bercerita Siswa Berdasarkan
Kategori Pada Siklus I Pertemuan 1 Secara Klasikal..........
Tabel 4.5
95
Persentase Kreativitas Bercerita SiswaSecara Klasikal Pada
Siklus I Pertemuan 1 ..........................................................
96
Tabel 4.6
Hasil Pelaksanaan Siklus I Pertemuan 2 .............................
97
Tabel 4.7
Perubahan Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Berdasarkan
Kategori Pada Siklus I Pertemuan 2 Secara Klasikal.........
Tabel 4.8
99
Persentase Kreativitas Bercerita Siswa Secara Klasikal
Pada Siklus I Pertemuan 2 .................................................
viii
101
ix
Tabel 4.9
Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II Pertemuan 3
114
Tabel 4.10 Hasil Observasi Terhadap Guru Pada Siklus II Pertemuan 4
117
Tabel 4.11 Hasil Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 3 ............................
120
Tabel 4.12 Perubahan Skor Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa
Berdasarkan Kategori Pada Siklus II Pertemuan 3 Secara
Klasikal ..............................................................................
123
Tabel 4.13 Persentase Kreativitas Berceita SiswaSecara Klasikal
Pada Siklus II Pertemuan I .................................................
124
Tabel 4.14 Hasil Pelaksanaan Siklus II Pertemuan 4............................
125
Tabel 4.15 Perubahan Skor Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa
Berdasarkan Kategori Pada Siklus II Pertemuan 4 Secara
Klasikal ..............................................................................
128
Tabel 4.16 Persentase Kreativitas Bercerita Siswa SecaraKlasikal Pada
Siklus II Pertemuan 4 .........................................................
129
Tabel 4.17 Rekapitulasi Nilai Kreativitas Bercerita Siswa ...................
131
Tabel 4.18 Persentase Kreativitas Bercerita Siswa Secara Klasikal Siklus
I dan II (Pertemuan I dan II) ..............................................
Tabel 4.19
132
Hasil Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I dan Siklus II
Secara Klasikal Pertemuan 1,2,3 dan 4 .............................
133
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Desain Penelitian Kemmis dan Teggart .........................
58
Gambar 4.1
Lokasi Tempat Penelitian ...............................................
72
Gambar 4.2
Guru Menjelaskan Materi Pembelajaran Kepada Siswa .
77
Gambar 4.3
Siswa Secara Berpasangan Bercerita Di depan Kelas .....
78
Gambar 4.4
Guru Menulis Materi di Papan Tulis dan Menjelaskan
Materi .............................................................................
Gambar 4.5
Siswa Bercerita Secara Berpasangan Tentang
Pengalamannya ..............................................................
Gambar 4.6
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Tentang Unsur-unsur
Cerita .............................................................................
Gambar 4.7
104
Siswa Bersama Pasangannya Bercerita Di Depan Kelas
Dan Guru Melakukan Pengamatan ................................
Gambar 4.8
81
106
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran Dan Bertanya Jawab
Dengan Siswa Tentang Sebuah Unsur-Unsur Dalam
Sebuah Cerita................................................................
108
Gambar 4. 9 Siswa Melakukan Kegatan Bercerita Bersama Pasangan
Dengan Ekspresi Dan Gaya Dalam Bercerita ...............
x
109
xi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Diagram 4.1
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I Pertemuan 1
Diagram 4.2
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Bercerita Siswa Secara
95
Klasikal Pada Siklus I Pertemuan 1...............................
96
Diagram 4.3
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus I Pertemuan 2
100
Diagram 4.4
Tingkat Ketuntasan Kreativitas Bercerita Siswa Secara
Klasikal Siklus I Pertemuan ........................................
101
Diagram 4.5
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus II Pertemuan 3
123
Diagram 4.6
Persentase Hasil Peningkatan Kreativitas Bercerita Secara
Diagram 4.7
Klasikal Siklus II Pertemuan 3 .....................................
124
Tingkat Kreativitas Bercerita Siswa Siklus II Pertemuan 4
128
Diagram 4.8 Persentase Hasil Peningkatan Kreativitas Bercerita
Secara Klasikal Siklus II Pertemuan 4 ..........................
130
Diagram 4.9 Grafik Rekapitulasi Persentase Peningkatan Kreativitas
Bercerita Siswa .............................................................
133
Diagram 4.10 Grafik Peningkatan Kreativitas Bercerita Siswa
BerdasarkanKategori Pada Siklus I dan Siklus II .........
ix
135
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Pada hakikatnya pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi dalam
upaya meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan
tertulis serta untuk mengembangkan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
sebagai sarana berpikir. Guru tidak perlu lagi menjejali siswa dengan materi
belajar memakai buku teks. Guru harus lebih kreatif untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan di dalam maupun di luar kelas.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia seharusnya sejak dini
melakukan reposisi dan perubahan ke arah yang lebih baik. Guru dan siswa harus
memiliki sikap yang sama, sama–sama bekerja dan belajar untuk melakukan
perubahan yang bisa membuat kompetensi dapat dicapai sehingga penggunaan
bahasa pun dapat berubah menjadi lebih baik. Anggapan siswa bahasa Indonesia
mudah untuk dipelajari karena siswa telah terbiasa menggunakan bahasa
Indonesia sehari-hari tidaklah benar. Untuk itu, harus ada upaya konkret dalam
mengoptimalkan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah.
Berbicara merupakan salah satu komponen dalam keterampilan berbahasa
yang sangat penting.
Secara teoretis, berbicara merupakan suatu proses
penyampaian informasi, ide, atau gagasan dari pembicara kepada pendengar.
Informasi yang disampaikan secara lisan dapat diterima oleh pendengar apabila
pembicara mampu menyampaikannya dengan baik dan benar. Dengan demikian,
kemampuan berbicara merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kemahiran
seseorang dalam penyampaian informasi secara lisan.
1
2
Bercerita merupakan salah satu komponen kemampuan berbicara yang
sepertinya kurang mendapat perhatian. Di mana dalam sistem pendidikan pada
sekolah dasar lebih menekankan pengembangan kemampuan akademik seperti
membaca dan berhitung. Sistem kegiatan belajar mengajar di kelas kurang
memberikan kesempatan dan pelatihan untuk mengembangkan kreativitas anak
dalam bercerita. Disisi lain, kemampuan menceritakan kembali cerita (retelling
story) kepada pasangannya yang diperdengarkan atau dibaca merupakan suatu
cara yang paling efektif untuk menunjukkan sejauh mana tingkat penguasaan anak
terhadap suatu materi simakan atau bacaan. Dan sejauh mana tingkat kesulitan
sebuah wacana diceritakan kepada pasangannya.
Disisi lain, pembelajaran bercerita akan memberikan lahan bagi peserta
didik untuk mengembangkan kreativitas dan apresiasinya. Hal ini penting sekali
mengingat kemampuan menyampaikan informasi dengan baik merupakan salah
satu indikator kemampuan anak-anak dalam berkomunikasi sebagai landasan
pembelajaran bahasa yang telah disebutkan dalam kurikulum.
Diketahui Fenomena siswa di sekolah SDN 014610 yang semakin malas
belajar bahasa Indonesia dan sikap memandang remeh serta acuh terhadap bahasa
Indonesia menyelimuti sebagian besar siswa. Gejalanya, siswa sering ngantuk,
tidak bergairah, under estimate saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas. Siswa tidak memiliki kesadaran dan pemahaman yang cukup tentang
pentingnya keterampilan berbahasa dan tata bahasa praktis bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan sebaiknya materi yang
dibawakan oleh guru jangan terlalu meluas. Guru seharusnya membawakan materi
untuk satu topik pembahasan dan melibatkan kreativitas peserta didik. Dalam
pembelajaran peserta didik harus diberi saluran bereksplorasi dalam bercerita.
3
Bereksplorasi bermakna menggali, menemukan, dan mendeteksi cara bercerita
melalui pemahaman isi cerita secara berpasangan. Upaya ini membuat peserta
didik lebih nyaman bercerita di depan kelas sebab mampu mengembangkan
ekspresi dan kreativitasnya bersama pasangannya.
Berdasarkan pengamatan lebih lanjut peneliti pada saat di lapangan
diketahui bahwa kemampuan berbicara siswa dalam proses pembelajaran masih
rendah. Hal ini diketahui pada saat siswa menyampaikan pesan/informasi yang
bersumber dari media yang seharusnya siswa menyampaikan dengan bahasa yang
runtut, baik, dan benar. Tetapi isi pembicaraan yang disampaikan oleh siswa
tersebut kurang jelas. Siswa di SD 014610 berbicara mereka tersendat-sendat
sehingga isi pembicaraan menjadi tidak jelas. Ada pula di antara siswa yang tidak
mau berbicara di depan kelas.
Selain itu, pada saat guru memerintahkan kepada siswa untuk maju
kedepan kelas untuk menceritakan sebuah cerita, siswa ada yang tidak mau maju
kedepan kelas karena takut salah dalam berbicaranya. Pada kondisi ini para siswa
belum menunjukkan keberanian untuk bercerita. Siswa takut salah didepan temantemannya apalagi jika siswa berdiri sendiri didepan kelas untuk bercerita.
Oleh sebab itu, diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan
berbicara di SDN 014610 ini. Cara untuk meningkatkan kemampuan ini
hendaknya menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Salah satu caranya
ialah meminta anak-anak untuk bercerita dengan
bahasanya sendiri secara
berpasangan. Dengan jalan ini, anak-anak berkesempatan mengembangkan
kreativitasnya mengolah bahasanya, menentukan sendiri ekspresi yang akan
dipilihnya, dan memainkan mimik sesuai kemampuan yang dimilikinya.
4
Dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan, peserta didik harus diberi
saluran bereksplorasi dalam bercerita. Bereksplorasi bermakna menggali,
menemukan, dan mendeteksi cara bercerita melalui pemahaman isi cerita secara
berpasangan. Upaya ini membuat peserta didik lebih nyaman bercerita di depan
kelas sebab mampu mengembangkan ekspresi dan kreativitasnya bersama
pasangannya.
Proses pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses
pendidikan yang didalamnya terdapat guru sebagai pengajar dan siswa yang
sedang belajar. Ahmad Susanto (2013: 19) mengatakan “Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu
pengetahuan, penguasaan, kemahiran, serta pembentukan sikap dan keyakinan
pada peserta didik”. Maka dari pendapat Ahmad Susanto guru sebagai pendidik
memberikan pengetahuan berupa ilmu yang dikuasai oleh guru kepada siswa
seehingga siswa memiliki kemahiran dalam pembelajaran dan mengelola sikap
siswa agar terampil kreatif seperti yang guru inginkan.
Untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif maka peneliti memilih
sebuah model pembelajaran
kooperatif yang didalamnya terdapat model
pembelajaran Paired Story Telling. Menurut Lie (1999: 12) ”Pembelajaran
kooperatif merupakan sistem pembelajaran yang memberikan kesempatan pada
anak untuk bekerja sama dengan tugas-tugas terstruktur”. Melalui pembelajaran
ini siswa bersama kelompok secara gotong royong maksudnya setiap anggota
kelompok saling membantu antara teman yang satu dengan teman yang lain dalam
kelompok tersebut sehingga di dalam kerja sama tersebut yang cepat harus
membantu yang lemah, oleh karena itu setiap anggota kelompok penilaian akhir
ditentukan oleh keberhasilan kelompok.
5
Kegagalan
individu
adalah
kegagalan
kelompok
dan
sebaliknya
keberhasilan siswa individual adalah keberhasilan kelompok. Sedangkan bercerita
berpasangan merupakan salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif. Yang
membedakan tipe bercerita berpasangan dengan lainnya adalah dalam tipe ini
guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan
membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih
bermakna. Dalam kegiatan ini, siswa dirangsang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dan berimajinasi.
Guru dituntut memiliki orientasi pembelajaran bahasa Indonesia yang
bersifat lebih praktis. Dan dalam setiap pembelajaran guru harus menunjukkan
kekreativitasannya sebagai seorang guru, apalagi dalam berbahasa Indonesia
khususnya dalam bercerita. Jika seorang guru sudah kreatif maka besar
kemungkinan siswa pun akan kreatif juga dalam setiap pembelajarannya karna
telah mencontoh gurunya yang kreatif.
Melalui model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan
(Paired Story Telling ) siswa dapat menuliskan kembali yang terjadi baik sebelum
maupun sesudah berdasarkan hasil bacaan yang telah didapat sebelumnya dan
daftar kata kunci yang diterima dari hasil bacaan temannya. Kemudian siswa akan
mengemukakan pendapatnya berdasarkan apa yang telah didiskusi baik antara
siswa dengan siswa maupun antara siswa dan guru.
Model pembelajaran kooperatif teknik bercerita berpasangan (Paired Story
Telling) diharapkan dapat meningkatkan kreatifitas siswa dikelas selama proses
pembelajaran berlangsung sehingga pemikiran siswa dapat dikembangkan dengan
baik dan memperoleh hasil yang baik pula. Maka dari latar belakang yang telah
tertera di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas
6
dengan judul” Meningkatkan Kreativitas Bercerita Siswa Melalui
Model
Pembelajaran Paired Story Telling Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas VI SDN Sei Renggas.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan
beberapa masalah antara lain :
1.
Kreativitas kurang mendapat perhatian karena sistem pendidikan yang lebih
mengembangkan kemampuan akademik seperti membaca dan berhitung.
2.
Materi pelajaran yang dibawakan guru terlalu luas dan tidak melibatkan
kreativitas siswa.
3.
Rendahnya kemampuan bercerita siswa.
4.
Siswa takut salah berbicara di depan kelas saat diperintahkan oleh guru untuk
bercerita di depan temannya.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, maka batasan masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada
“Penggunaan model pembelajaran Paired Story Telling pada
mata pelajaran
bahasa indonesia dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang
disampaikan secara lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610
Sei Renggas”.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang dipilih pada penelitian ini maka
masalah
yang
dirumuskan
sebagai
berikut
”Apakah
penerapan
model
7
pembelajaran Paired Story Telling dapat meningkatkan keativitas bercerita bahasa
Indonesia dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang disampaikan
secara lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610 Sei Renggas”.
.
1.5. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya
penelitian ini antara lain’’Untuk meningkatkan kreativitas siswa dalam bercerita
pada dengan kompetensi dasar menceritakan isi cerita yang disampaikan secara
lisan dengan kalimat yang runtut di kelas VI SDN 014610 Sei Renggas T.A
2013/2014”.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan nantinya bermanfaat:
1.
Bagi siswa sebagai subjek untuk meningkatkan kemampuannya dalam
bercerita dengan baik dalam belajar melalui penggunaan metode Paired Story
Telling.
2.
Bagi guru sebagai bahan masukan bagi guru khususnya dalam menggunakan
metode yang tepat dalam meningkatkan kemampuan siswa bercerita dalam
belajar.
3.
Bagi sekolah sebagai bahan masukan bagi sekolah yang menggunakan
metode yang tepat dalam mengajar yang sesuai dengan materi.
4.
Bagi peneliti sebagai pengalaman dan menambah wawasan untuk
meningkatkan dalam mengembangkan model paired story telling dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sehingga lebih menarik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisa data, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Dengan menggunakan model pembelajaran Paired Story Telling dapat
meningkatkan kreativitas bercerita siswa, peningkatan itu dapat terlihat dari
nilai atau skor siswa pada saat observasi siklus I dan siklus II dimana pada
siklus I pertemuan pertama persentase kreativitas bercerita 21% dari
keseluruhan jumlah siswa. Pada siklus I pertemuan kedua, siswa mengalami
peningkatan persentase kreativitasnya menjadi 41%. Pada siklus II pertemuan
ketiga, meningkat dengan persentase mencapai 90%. Pada siklus II pertemuan
keempat peningkatan kreativitas bercerita siswa mencapai 97%.
2.
Berdasarkan observasi yang dilakukan selama penelitian dengan lembar
observasi
setelah
diberikan
tindakan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran paired story telling dengan langkah-langkah yang tepat dan
pengunaan media memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kreativitas
bercerita siswa. Dan hipotesis pada bab II terbukti dan dapat diterima karena
persentase kreativitas bercerita siswa sudah meningkat dari siklus I sampai
dengan siklus II.
138
139
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dan disarankan sebagai berikut :
1. Pembelajaran dengan menerapkan metode Paired Story Telling dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia untuk meningkatkan kreatifitas bercerita siswa.
2. Sewaktu guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Paired Story Telling diharapkan disertai dengan penggunaan
media yang sesuai dengan materi pelajaran dan lebih memperhatikan
alokasi waktu karena metode pembelajaran yang bervariasi membutuhkan
lebih banyak waktu.
3. Kepada siswa agar lebih aktif dan fokus dalam pembelajaran, khususnya
sewaktu mendengarkan penjelasan guru agar kreativitas berceritanya lebih
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib,Zainal,dkk. 2011. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan
TK.Bandung:Yrama Widya.
Budi Santoso,Kusno.1990.Problematika Bahasa Indonesia Sebuah Analisis
Praktis Bahasa Baku.Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas. 2006. Kurikulum SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta :
Depdiknas.
Dewi, Rosmala.2010.Penelitian Tindakan Kelas. Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Dimyati dan Mujiono.2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
E Slavin,Robert.2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Guntur Tarigan, Henry. 2007. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Lie,
Anita.2010.Mempraktikkan
Kelas.Jakarta: Grasindo.
Cooperative
Learning
di
Ruang-Ruang
Murniati, Endyah.2012.Penelitian dan Bimbingan Anak Kreatif.Yogyakarta:
Pedagogia.
Ngalimun, dkk.2013.Perkembangan dan Pengembangan Kreativitas.Yogyakarta :
Aswaja Pressindo.
Rofi’uddin, Ahmad, dkk. 1999. Pendidikan Bahasa Indonesia di Kelas Tinggi.
Jakarta : Depdikbud.
Wahab
Solehudin, Rochmad.1998.Perkmbangan
didik.Jakarta: Depdikbud.
dan
belajar
peserta
Siregar,Rosdiana, 2008. Bahan Ajar Mata Kuliah Berbicara Prodi Sastra
Indonesia FBS Unimed. Medan.
Saddahono,Kundharu, dkk.2012. Meningkatkan
Indonesia Teori dan Aplikasi.
Keterampilan
Berbahasa
Slameto.2010. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana.
Susilowati, Yuni. 2010. Paired Storytelling Sebagai Alternatif Model
Pembelajaran Bercerita (online), (http:// Paired Storytelling Sebagai
140
141
Alternatif Model Pembelajaran Bercerita _ Agupena Jawa Tengah.htm,
di akses tanggal 6 Desember 2013.
Suyono,dkk. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yusuf L.N,Syamsu. 2012. Perkembangan Peserta didik.Jakarta: Rajawali Pers.
Utami, Munandar. 2009.Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:
Rineka Cipta.
Yovita Rahayu, Afrianti. 2013. Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui
Kegiatan Bercerita. Jakarta: Indeks.
Zulela.2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia Apresiasi Sastra di Sekolah
Dasar.Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Keraf,Gorys. 1989.Tata Bahasa Indonesia. Nusa Tenggara Timur: Nusa Indah.
http://educloud.fkip.unila.ac.id/index.php Ilmu PendidikanPendidikanGuru Dasar
Standar Isi Bahasa Indonesia SD pdf. di akses tanggal 9 Januari 2014.
http://tian99win.blogspot.com/2012/08/faktor-faktor-penunjang-keefektifan.html
diakses tanggal 21 Januari 2013.
http://id.wikibooks.org/wiki/Subjek:Bahasa_Indonesia/Materi:kalimat
tanggal 21 Februari 2014.
diakses