PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2012/2013.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI
TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh :
Duty Anari Br Sitepu
NIM. 409111023
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


i

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dengan izin-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan berupa ilmu dan
kasih sayang sejak awal sampai selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Bapak Prof. Drs. P. Siagian, M.Pd,
Bapak Prof. Drs. Mukhtar, M.Pd dan Bapak Drs. Togi, M.Pd selaku dosen penguji
yang telah memberikan masukan dan saran–saran mulai perencanaan penelitian
sampai selesai penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs.
Syafari, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
bimbingan dan saran–saran dalam perkuliahan. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan

FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua jurusan Matematika
FMIPA UNIMED dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan
Matematika FMIPA UNIMED serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Pd, selaku ketua
Prodi Pendidikan Matematika FMIPA UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen
beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah
membantu dan memberikan kelancaran selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sei Bingai,
Bapak Suriaman, S.Pd, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melakukan penelitian, guru bidang studi Matematika Ibu Sabar Derita, S.Pd dan
para guru SMP Negeri 1 Sei Bingai beserta siswa – siswi kelas VIII-5 yang telah
membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa kepada Ibunda tercinta Siti Sariani Br Lubis, dan Ayahanda
yang tersayang Darma Sitepu yang telah begitu banyak memberikan kasih sayang,
do’a, motivasi dan semangat, serta dukungan moral dan material yang tak ternilai
harganya. Serta kepada adik – adikku tersayang Dwi Aryuli Br Sitepu dan Diky

v

Aditia Sitepu yang begitu banyak memberikan do’a dan motivasi, semangat serta
dukungan moral kepada penulis dalam menyelesaikan studi di UNIMED serta

seluruh keluarga yang tak hentinya memberikan doa, dukungan, semangat dan
kasih sayangnya kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
Ucapan terima kasih juga kepada sahabat seperjuangan yang selalu
memberi semangat dan dukungan yaitu my bestfriend Rodhina, Ria Maulina,
Fika, Vira, Rika, Mimi, Maya, Nikmah, Imam, Bibi, Wes, Amri dan semua
teman–teman sekelas Matematika Reguler Dik B’09 yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang senantiasa mendukung dan menemani penulis dalam
suka maupun duka, dalam tangis maupun tawa. Terima kasih juga kepada
saudara-saudariku PPLT Unimed 2012 di SMK Negeri 1 Air Putih yang selalu
memberi dukungan dan berbagi pengalaman bersama penulis. Penulis juga
ucapkan terima kasih kepada teman - teman kos Jl. Pimpinan Gg. Juremi No. 9
yaitu Sartika, Nita, Ninin dan Lia yang memberikan dukungan dan motivasi
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi
ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Medan,


Juni 2013

Penulis,

Duty Anari Br Sitepu
NIM. 409111023

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI KUBUS DAN BALOK
DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI
TAHUN AJARAN 2012/2013

Duty Anari Br Sitepu (NIM. 409111023)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai tahun ajaran
2012/2013.. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek

dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai dan objek
penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada
materi kubus dan balok.
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar
observasi. Tes digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kubus dan balok dan lembar observasi
digunakan untuk melihat proses pembelajaran ketika model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray diterapkan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2
siklus, masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum memberikan tindakan,
terlebih dahulu diberikan tes awal dan setiap akhir siklus diberikan tes hasil belajar.
Dari hasil analisis data tes awal diperoleh banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan
belajar dari tes awal yaitu 4 dari 36 siswa atau 11,11% dengan rata-rata kelas 37,36.
Hasil analisis data pada siklus I setelah dilakukan model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray menunjukkan banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan
belajar adalah 15 dari 36 siswa atau 41,67% dengan rata-rata kelas 62,25. Hasil
analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh banyak siswa
yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 32 dari 36 siswa atau 88,89% dengan ratarata kelas 75,39. Ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I hingga
siklus II. Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar klasikal maka pembelajaran ini telah
mencapai target ketuntasan belajar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray, hasil belajar siswa khususnya pada materi pokok
kubus dan balok d kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai meningkat. Saran yang
diajukan yaitu guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray sebagai alternatif dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.

vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran


Halaman
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian

1
1

6
6
6
7
7

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Pembelajaran Matematika
2.1.3. Hasil Belajar
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
2.1.6. Materi Kubus dan Balok
2.2.Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Tindakan

8
8
8

10
12
13
17
20
25
26

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi Peneliti
3.1.2. Waktu Penelitian
3.2. Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1. Subjek Penelitian
3.2.2. Objek Penelitian
3.3. Jenis Penelitian
3.4. Prosedur Penelitian
3.5. Alat Pengumpulan Data
3.5.1. Tes
3.5.2. Lembar Observasi

3.6. Teknik Analisis Data
3.6.1. Reduksi Data

27
27
27
27
27
27
27
27
28
32
32
34
34
34

vii


3.6.2. Interpretasi Hasil
3.6.2.1.Analisis Tes Hasil Belajar
3.6.2.2.Analisis Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
3.7.3. Menarik Kesimpulan

34
34
36
36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1.1. Permasalahan
4.1.1.2.Tahap Perencanaan Tindakan
4.1.1.3.Pelaksanaan Tindakan
4.1.1.4.Observasi
4.1.1.5.Analisis Data Hasil Siklus I
4.1.1.6.Hasil Observasi
4.1.1.7.Refleksi
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1. Permasalahan
4.1.2.2. Perencanaan Tindakan
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan
4.1.2.4. Observasi
4.1.2.5. Analisis Data Hasil Siklus II
4.1.2.6. Hasil Observasi
4.1.2.7. Refleksi
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
4.3. Temuan Penelitian

38
38
38
38
42
43
44
44
49
51
53
53
53
55
56
56
58
60
62
64

BAB V KESIPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

66
66
66

DAFTAR PUSTAKA

68

ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Tabel 3.1. Tingkat Penguasaan Siswa
Tabel 3.2. Kriteria Hasil Observasi Pembelajaran
Tabel 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal
Tabel 4.2.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal
Tabel 4.3. Data Kesalahan Siswa Pada Tes Awal
Tabel 4.4. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.5.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.6. Data Kesalahan Siswa Pada Siklus I
Tabel 4.7. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus I
Tabel 4.8. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Siklus II
Tabel 4.9.Tingkat Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II
Tabel 4.10. Deskripsi Hasil Observasi Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran pada Siklus II

16
34
36
38
39
40
44
45
46
48
56
57
58

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Bagian-bagian Kubus
Gambar 2.2. Bagian-bagian Balok
Gambar 2.3. Diagonal Kubus dan Balok
Gambar 2.4. Jaring-jaring Kubus
Gambar 2.5. Jaring-jaring Balok
Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 4.1. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Awal
Gambar 4.2. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada
Tes Hasil Belajar I
Gambar 4.3. Deskripsi Tingkat Penguasaan Siswa Pada
Tes Hasil Belajar II
Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas
pada Siklus I dan Siklus II
Gambar 4.5. Deskripsi Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa

20
20
21
22
25
28
39
45
57
62
63

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3.
Lampiran 4.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Lampiran 29.
Lampiran 30.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 3
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 1
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 2
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 3
Lembar Aktivitas Siswa (LAS) 4
Kisi – Kisi Tes Awal
Tes Awal
Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran Tes Awal
Lembar Validitas Tes Awal
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar I
Tes Hasil Belajar I
Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran
Tes Hasil Belajar I
Lembar Validitas Tes Hasil Belajar I
Kisi – Kisi Tes Hasil Belajar II
Tes Hasil Belajar II
Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran
Tes Hasil Belajar II
Lembar Validitas Tes Hasil Belajar II
Validator Tes
Lembar Observasi Proses Pembelajaran I
Lembar Observasi Proses Pembelajaran II
Lembar Observasi Proses Pembelajaran III
Lembar Observasi Proses Pembelajaran IV
Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Siklus
Analisis Tes Awal
Analisis Tes Hasil Belajar I (Siklus I)
Analisis Tes Hasil Belajar II (Siklus II)
Dokumentasi Penelitian

70
76
82
88
93
95
97
100
103
104
105
108
111
112
114
118
121
122
123
126
129
130
133
136
139
142
143
145
147
149

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pencapaian tujuan dan cita-cita bangsa dipengaruhi oleh kualitas SDM
bangsa tersebut apalagi perubahan cepat dan pesat terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan memperjelas persaingan di abad ke-21 ini. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas SDM Indonesia adalah dengan mengembangkan program
pendidikan, khususnya pendidikan matematika. Pendidikan matematika secara
substansial memuat pengembangan kemampuan berfikir yang berlandaskan
kaidah-kaidah penalaran secara logis, kritis, sistematis, dan akurat. Dengan
matematika, kita dapat berlatih berfikir secara logis, dan dengan matematika, ilmu
pengetahuan lain bisa berkembang dengan cepat.
Matematika

adalah

mata

pelajaran

yang

sangat

mempengaruhi

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang.
Matematika tidak hanya mampu melatih kemampuan berhitung, tetapi juga
mampu melatih cara berpikir kritis, menganalisa masalah, mengevaluasi hingga
akhirnya mampu memecahkan suatu permasalahan. Menurut Johnson dan
Myklebust (dalam Abdurrahman, 2009:252) menyatakan bahwa :
”Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir.”
Sejalan dengan hal diatas Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253)
mengemukakan bahwa :
”Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan
(1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan
masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan
dan generalisasi pengalaman, (4) sarana mengembangkan kreativitas, dan
(5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan
budaya.”

2

Jadi, jelas bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan
harus dikuasai. Namun masih banyak orang yang memandang matematika sebagai
bidang studi yang paling sulit dan tidak menyenangkan dengan alasan, bidang
studi ini identik dengan hitung menghitung. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa
memang matematika memerlukan penguasaan yang baik dan benar juga menuntut
intelektualitas yang relatif tinggi sehingga sebagian siswa mengalami kesulitan
dalam

mempelajarinya.

Dengan

melihat

pentingnya

matematika,

maka

matematika perlu diberikan sejak pendidikan dasar dengan tujuan agar peserta
didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengolah dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup yang selalu berubah dan kompetetif.
Namun, pembelajaran terhadap matematika bagi kebanyakan pelajar
tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian,
visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini
menciptakan sugesti buruk terhadap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan
juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus
berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah
pelajaran yang sulit dan menakutkan’.
Rendahnya hasil belajar siswa mencerminkan bahwa siswa memiliki
kesulitan dalam belajar matematika baik dalam pemahaman konsep, penerapan
dan penyelesaian suatu masalah. Faktor belajar matematika siswa yang belum
bermakna dan penggunaan metode mengajar guru yang kurang bervariasi
menyebabkan kurangnya minat siswa untuk belajar matematika. Guru biasanya
menggunakan metode konvensional (menerangkan dan mengerjakan latihan soal)
yang tidak memberi daya tarik bagi siswa. Didukung dengan materi yang
dianggap sulit, pembelajaran ini sering terjebak pada kondisi yang membosankan
dan tidak memberi peluang siswa untuk belajar dengan perasaan nyaman. Diduga
kuat, rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika juga terkait erat
dengan persoalan metode ataupun model pembelajaran.
Hal ini sejalan dengan pendapat La Arul (2009) http://laarul.blogspot.com
/2009/12/ matematika-dan-peradaban-dunia.html, yang menyatakan bahwa:

3

”Dalam hasil penelitian tim Programme of International Student
Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat
ke-9 dari 41 negara dalam kategori literatur matematika. Sedangkan
menurut penelitian Trends in International Mathematics and Science
Study (TIMMS) pada tahun 1999, matematika Indonesia berada di
peringkat ke-34 dari 38 negara (data UNESCO).”
Berdasarkan penjelasan diatas terlihat bahwa hasil belajar matematika di
Indonesia memang masih tergolong rendah. Banyak faktor yang mempengaruhi
tinggi rendahnya hasil belajar matematika siswa. Sehingga ada kenyataan bahwa
matematika menjadi momok menakutkan bagi para siswa yang kemudian
merekapun tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini juga terjadi di SMP Negeri 1 Sei Bingai yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang mengutamakan proses dalam meningkatkan
perkembangan siswanya. Tetapi terkadang idealitas tidak sama dengan suatu
realitas. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 20 Februari
2013, berupa wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 1 Sei
Bingai, Ibu Sabar Derita, S.Pd mengatakan bahwa:
“Hasil belajar matematika saat ini sangat jauh dari yang diharapkan. Hal
ini disebabkan sebagian besar siswa mempunyai minat belajar yang
rendah, mendengar kata matematika saja mereka sudah takut. Selain itu
pengetahuan dasar siswa sangat kurang, sehingga guru harus bekerja ekstra
keras dalam menyampaikan materi agar dipahami siswa. Tapi jika hanya
guru yang berusaha mengajari sedangkan siswanya tidak berusaha untuk
belajar, hasilnya akan sama saja. Siswa-siswa sekarang tidak
memperhatikan guru saat menerangkan, tidak mengerjakan PR bahkan
tidak takut walau guru akan memberi hukuman”
Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil belajar siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Sei Bingai yang masih rendah, pada ulangan harian I nilai rata-rata kelas
56,7 dan ulangan harian II dengan nilai rata – rata kelas 60,2 sedangkan nilai
standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Khusus pada materi kubus
dan balok, nilai rata-rata kelas VIII pada tahun 2012 juga masih rendah yaitu
dengan nilai rata-rata kelas 61,3. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar

4

matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai masih rendah khususnya di
materi kubus dan balok.
Faktor yang paling berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 1 Sei Bingai adalah kurang tepatnya model
pembelajaran yang digunakan guru saat pembelajaran di kelas. Proses
pembelajaran juga dilakukan secara monoton, sehingga yang terjadi hanyalah
penyampaian materi secara satu arah (guru kepada siswa). Hal tersebut juga
menjadikan suasana belajar vakum (pasif) dan tidak adanya interaksi sesama
siswa, bahkan siswa kepada guru. Sejalan dengan Sumiati (2007:31) yang
menyatakan bahwa siswa melakukan proses belajar secara aktif, berarti
melakukan upaya sendiri dalam memperoleh pengalaman belajar. Kenyataan yang
sering dijumpai dalam proses pembelajaran, siswa hanya menerima apa yang
diberikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar yang tidak optimal.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka perlu dicarikan formula
pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran matematika yaitu dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe TSTS (Two Stay Two Stray).
Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran
yang dapat digunakan guru untuk melibatkan keaktifan siswa. Menurut Johsnon
dan Johnson (dalam Abdurrahman, 2009:124) menyatakan bahwa:
“ Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi kooperatif memiliki
berbagai pengaruh positif terhadap perkembangan anak. Berbagai
pengaruh positif tersebut antara lain:
1. Meningkatkan prestasi belajar
2. Meningkatkan retensi
3. Lebih dapat digunakan untuk mencapai taraf penalaran tingkat tinggi
4. Lebih dapat mendorong tumbuhnya motivasi intrinsik
5. Lebih sesuai untuk meningkatkan hubungan manusia yang heterogen
6. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap sekolah
7. Meningkatkan sikap anak yang positif terhadap guru
8. Meningkatkan harga diri anak
9. Meningkatkan perilaku penyesuaian sosial yang positif
10. Meningkatkan keterampilan hidup bergotong-royong

5

Pembelajaran kooperatif adalah salah satu

model pembelajaran yang

memungkinkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai
dengan pendapat Isjoni (2009:23) ”Pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar
mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa”.
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang tepat
digunakan agar siswa lebih aktif dalam belajar. Menurut Zulhaini dkk (2012:72),
model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal
sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Sedangkan model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan keaktifan
belajar siswa lewat proses diskusi. Sehingga pembelajaran kooperatif mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan apa yang dikatakan Trianto
(2009:59) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu siswa menumbuhkan
kemampuan

berfikir

kritis.

Pembelajaran

kooperatif

dapat

memberikan

keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang saling
bekerja sama.
Ciri khas tipe Two Stay Two Stray adalah satu kelompok yang terdiri dari
empat orang karena dalam prosesnya nanti, dua orang harus tetap di kelompok
untuk menerangkan materi yang telah dipelajari dan dua orang lagi harus bertamu
ke kelompok lain untuk mendengarkan dan mengkritisi keterangan yang akan
disampaikan oleh siswa yang menetap dalam kelompok yang didatangi. Dengan
peran aktif dari semua siswa diharapkan pembelajaran menjadi menyenangkan
dan memancing minat siswa dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti berinisiatif untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII SMP Negeri
1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2012/2013”.

6

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi
identifikasi masalah adalah :
1. Model pembelajaran yang digunakan guru belum sesuai untuk
mengajarkan materi pokok kubus dan balok di kelas VIII SMP Negeri
1 Sei Bingai.
2. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang terlibat dalam
proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari model pembelajaran yang
digunakan oleh guru lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang
terlibat dalam proses pembelajaran.
3. Siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai kurang berminat belajar
matematika berdasarkan hasil wawancara dengan guru.
4. Hasil belajar siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai yang masih
rendah dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa.

1.3. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat
dilaksanakan maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1.

Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai
T.A 2012/2013

2.

Obyek penelitian adalah hasil belajar siswa yang diajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

3.

Materi dalam penelitian ini dibatasi pada materi kubus dan balok.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kubus dan
balok di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013?

7

1.5 Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di Kelas VIII-5 SMP Negeri 1
Sei Bingai tahun ajaran 2012/2013.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa
Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP pada
pembelajaran matematika.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan bagi guru di SMP Negeri 1 Sei Bingai untuk dapat
memahami dan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dalam proses pembelajaran matematika.
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah
dalam perbaikan pengajaran matematika di SMP Negeri 1 Sei Bingai.
4. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, karena

sesuai dengan

profesi yang akan ditekuni yaitu sebagai pendidik sehingga nantinya dapat
diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
5. Bagi peneliti lain
Dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan
penelitian yang sejenis selanjutnya.

68

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono, (2009), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk, (2008), Penelitian Tindakan Kelas untuk guru SD, SLB dan
TK, Yrama Widya, Bandung.
Arikunto, Suharsini, dkk, (2009), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arul, La, (2009), Matematika dan Peradaban Dunia, (http://laarul.blogspot.com),
diakses 20 Januari 2013
Dimyati, (2002), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Djamarah, Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta
Djumanta, Wahyudin, (2008), Matematika untuk Kelas VIII SMP/MTs, Grafindo
Media Pratama, Bandung
Hamalik, O, (2003), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.
Isjoni,

H, (2009), Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan
Komunikasi Antar Peserta Didik, Penerbit Pustaka Pelajar, Jakarta.

Istarani, (2011), 58 Model Pembelajaran Kooperatif, Penerbit CV Iscom, Medan.
Lie, Anita, (2010), Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Muharam, (http://atmuharam.blogspot.com/), Diakses 23 Januari 2013.
Nurhadi, dkk., (2004), Kurikulum 2004, Pertanyaan dan Jawaban , UM Press,
Malang.
Slameto, (2003), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta.
Sumiati, Asra, (2007). Metode Pembelajaran, Wacana Prima, Bandung.
Suprijono, Agus, (2010), Cooperatif Learning, Teori dan Aplikasinya, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Suryobroto, B., (2002), Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Rineka Cipta,
Jakarta.
Trianto,
(2007),
Model-Model
Pembelajaran
Konstruktivistik, Prestasi Pustaka, Jakarta.

Inovatif

Berorientasi

69

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Widodo, Rachmad, (www.wordpress.com), Diakses tanggal 23 Januari 2013.
Zaifbio, (http://zaifbio.wordpress.com/), Diakses 20 Januari 2013.
Zulhaini dkk, (2012), Psikologi Pendidikan, FIP Unimed, Medan.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI KELAS VIII DI SMPN 01 GONDANGLEGI

0 15 28

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

PENGARUH KETERAMPILAN METAKOGNISI TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DAN BERPIKIR KRITIS FISIKA SISWA SMP MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

3 20 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH

1 23 105

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI 1 TANJUNG KARANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 107

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TWO STAY TWO STRAY (TS-TS) PADA SISWA KELAS VIII SMP KARTIKATAMA METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 76

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU TAHUN PELAJARAN 20152016

0 0 10

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMP PLUS MIFTAHUL ULUM SUMENEP

0 0 9

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ANTARA TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DAN TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA FITRA YULIA ROZI Guru IPS SMP Negeri 6 Pekanbaru fitriagmail.com ABSTRAK - PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS

0 0 12