ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI Orientasi Masa Depan Remaja Penyintas Erupsi Merapi.
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI
MERAPI
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)
Diajukan oleh :
YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI
MERAPI
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1
Disusun oleh:
YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
i
NASKAH PUBLIKASI
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA
PENYINTAS ERUPSI MERAPI
Yusuf Nugraha
Moordiningsih
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan
orientasi masa depan pada remaja penyintas erupsi Merapi. Informan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 12 remaja dengan dengan karakteristik sebagai
berikut: a). Remaja yang bertempat tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi,
Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah; b).
Remaja awal berusia 10-12 tahun, remaja madya berusia 13-15 tahun, remaja
akhir berusia 16-21 tahun yang merupakan remaja penyintas/remaja yang selamat
dari bencana alam erupsi Gunung Merapi; c). Remaja penyintas yang telah
melakukan pernikahan dini dan belum menikah; d). Remaja putus sekolah dan
remaja yang masih sekolah. Hasil penelitian ini para remaja penyintas bencana
erupsi Merapi cukup mempunyai orientasi yang baik terhadap masa depan
mereka. Hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek motivasi mereka masih
mempunyai minat bagi masa depannya sehingga dapat mengarahkan individu
dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai pada masa mendatang. Berdasarkan
aspek perencanaan, informan dapat menyusun perencanaan dengan baik dan
matang yang disertai dengan pengetahuan, dengan cara selalu mengembangkan
diri melalui belajar, mengumpulkan informasi dari orang lain, tekun dalam
bekerja serta hemat adalah cara sebagian informan untuk meraih keinginan dimasa
mendatang. Kemudian pada aspek evaluasi, informan sudah mampu mengevaluasi
terhadap keinginan dan harapan yang telah dicapai.
Kata kunci: orientasi masa depan, remaja penyintas erupsi Merapi.
1
wawancara dengan Jaenu, salah satu
PENDAHULUAN
kepala dusun yang berada di desa
Sejumlah bencana alam yang
terjadi di Indonesia memberikan
Balerante,
dampak yang buruk bagi korban
keluarga di desa Balerante sebagian
maupun lingkungan yang terkena
besar kehilangan ternak serta harus
bencana alam tersebut. Kesedihan
diungsikan ke shelter pengungsian
karena hilangnya banyak nyawa,
bumi perkemahan Kepurun.
harta
rumah
Tingkat pendidikan yang rendah dan
menyebabkan trauma bagi korban
dengan pekerjaan yang bergantung
bencana alam. Pada tahun 2010
pada alam, warga desa Balerante
terjadi
gunung
kehilangan mata pencahariannnya
Merapi yang terletak di Provinsi
setiap cuaca buruk dan aktivitas
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
gunung Merapi. Para penyintas tidak
Yogyakarta.
bencana
mempunyai skills untuk mencari
inisampai saat ini masih dirasakan
mata pencaharian selain sebagai
masyarakat terutama yang tinggal di
penambang
desa Balerante kecamatan Kemalang
pendidikan yang rendah.
benda,
dan
bencana
erupsi
Dampak
Balerante
penduduk
bermata
sebagai
peternak
195
pasir
Menghadapi
kabupaten Klaten.
Mayoritas
sebanyak
kepala
dikarenakan
situasi
pasca
bencana, para penyintas diharapkan
desa
pencaharian
bisa
sapi
keadaan
dan
menyesuaikandiri
dan
dengan
lingkungan
penambang pasir. Pendapatan perhari
terjadinya
penduduk bisa mencapai sebesar Rp
penyintas
300.000,00 dari hasil menambang
mampu mempersiapkan suatu ide
pasir
mempunyai
untuk mata pencaharian baru yang
pendidikan yang tinggi. Akan tetapi
jauh dari resiko sebagai akibat dari
dengan
adanya
bencana
aktivitas
gunung
Merapi
membuat
tanpa
pencaharian
harus
utama
warga
erupsi
erupsi
setelah
Merapi.
tersebut
alam.
Para
diharapkan
Sehingga
para
mata
penyintas tetap mempunyai mata
desa
pencaharian
walaupun
Balerante sebagai penambang pasir
aktivitas
menjadi
Keberhasilan untuk menyesuaikan
hilang.
Menurut
hasil
2
erupsi
gunung
terjadi
Merapi.
diri
terhadap
keadaan
penyintas
dan
bisa
lepas
dari
lingkungan seperti yang dialami oleh
keterpurukan
para penduduk Balerante yang rawan
terjadinya bencana erupsi Merapi
dengan aktivitas gunung Merapi
serta mempunyai suatu ketrampilan
ditentukan oleh orientasi masa depan
khusus agar mereka mempunyai
masing-masing
mata
individu
terhadap
akibat
pencaharian
setelah
yang
tidak
tergantung dengan aktivitas alam.
apapun yang terjaditerhadap dirinya
Disamping itu recovery yang
dan keluarganya. Penelitian yang
dilakukan oleh McCabe& Douglas
dilakukan
Barnett (2000) orientasi masa depan
meningkatkan
seseorang
pada
untuk mengembangkan diri terutama
dalam
bagi para remaja, karena diharapkan
keluarganya dan jika orang tersebut
para remaja ini sebagai bibit untuk
sebagai kepala keluarga, maka sejauh
menjadikan masyarakat dengan pola
mana orang tersebut memikirkan
berfikir
untuk mengarahkan keluarganya.
keterampilan
Menurut Nurmi (2005) orientasi
pelatihan
masa depan adalah suatu fenomena
recovery
yang luas yang sangat berhubungan
diharapkan
dengan bagaimana seorang individu
mempunyai suatu optimisme tentang
berpikir dan bertingkah laku menuju
orientasi masa depan yang lebih baik
masa depan yang digambarkan pada
dalam
beberapa
macam
proses,
sehari-hari
tersebut
antara
lain
rencana,
dan
juga
kedekatan
tergantung
hubungan
proses
bertujuan
motivasi
lebih
untuk
individu
maju
dengan
yang
didapat
dari
sebagai
bagian
dari
tersebut.
pula
Kemudian
para
kelangsungan
dan
remaja
hidupnya
kehidupan
kedepannya.
motivasi,
evaluasi.
juga
Menurut
Banyak
World
Health
pelatihan yang sudah diberikan oleh
Organization (dalam Sarwono, 2004)
organisasi-organisasi
remaja adalah suatu masa dimana
baik
pemerintah maupun swasta untuk
individu
para korban erupsi gunung Merapi
pertama kali menunjukkan tanda-
sebagai
recovery
wilayah
pasca
tanda seksual sekundernya sampai
bencana
dengan
harapan
para
saat
3
berkembang
individu
tersebut
dari
saat
mencapai
individu
dari dalam diri individu remaja
mengalami perkembangan psikologis
tersebut yang meliputi jenis kelamin
dan pola identifikasi dari kanak-
dan
kanak menjadi dewasa serta tanda
tersebut, sedang faktor kedua adalah
peralihan dari ketergantungan sosial-
faktor
ekonomi yang penuh kepada keadaan
lingkungan keluarga dan lingkungan
yang relatif lebih mandiri. Seorang
yang
remaja
remaja tersebut. Begitu pula para
kematangan
seksual,
mulai
dapat
membuat
fase
perkembangan
dari
luar
yang
signifikan
desa
remaja
meliputi
mempengaruhi
perencanaan yang lebih teratur, dapat
remaja
Balerante
belum
menggambarkan impiannya dengan
memiliki orientasi yang lebih baik
lebih akurat serta berpikir lebih logis.
karena disamping lingkungan yang
yang
jauh dari perkotaan dan rawan dari
dilakukan oleh Yulianti, Sriati, dan
bencana erupsi yang bisa terjadi
Widiasih (2009) kepada narapidana
sewaktu-waktu
remaja mengenai orientasi masa
masih memegang budaya masyarakat
depan
deskriptif-
bahwa tidak perlu sekolah tinggi-
kualitatif yang menyebutkan bahwa
tinggi yang terpenting bagi mereka
remaja pada umumnya memiliki
yaitu bisa melangsungkan hidupnya
orientasi masa depan yang banyak
sehari-hari.
Sebuah
penelitian
diperoleh
tertuju
pada
pekerjaan.
keluarga,
data
pendidikan
Kemudian
lingkungan
Balerante
Dari latar belakang masalah,
dan
penulis
dukungan
sosial
remaja
mengajukan
permasalahan
dan
yaitu
rumusan
“bagaimana
teman sebaya memiliki pengaruh
orientasi masa depan pada remaja
yang
penyintas
kuat
dalam
pembentukan
Kemudian
orientasi masa depan pada remaja.
erupsi
berdasarkan
permasalahan
Hurlock (2000) menyatakan
tersebut
Merapi?”.
rumusan
penulis
seorang remaja yang sedang berada
tertarik melakukan penelitian yang
di masa transisi mempunyai dua
berjudul “ Orientasi Masa Depan
faktor yang paling mempengaruhi
Remaja Penyintas Erupsi Merapi.”
dalam orientasi
masa
Penelitian ini bertujuan untuk
depannya,
memahami
kedua faktor tersebut adalah faktor
4
dan
mendeskripsikan
orientasi masa depan pada remaja
laporan akan diri sendiri (self report)
penyintas erupsi Merapi.
atau
setidaknya
mengungkap
pengetahuan atau keyakinan seorang
METODE
individu. Pada wawancara kualitatif
Subjek Penelitian
peneliti akan lebih mengetahui hal-
Informan dalam penelitian ini adalah
hal yang berkaitan dengan partisipan
sebanyak 12 remaja dengan masing-
secara lebih mendalam terutama
masing batasan usia remaja sebanyak
4 informan dengan
mengenai
karakteristik
(Esterberg dalam Sugiyono, 2009).
1) Remaja yang bertempat tinggal di
Pada penelitian ini dokumentasi yang
kawasan lereng Gunung Merapi,
Balerante,
Kemalang,
digunakan adalah beberapa surat atau
Kecamatan
Kabupaten
keterangan penting sebagai data dan
Klaten-
bukti tertulis subjek penelitian yaitu
Jawa Tengah.
dokumentasi KK (Kartu Keluarga)
2) Remaja awal berusia 10-12 tahun,
remaja
terhadap
situasi dan fenomena yang terjadi
sebagai berikut:
Desa
interpretasi
madya
berusia
dan KTP (Kartu Tanda Penduduk).
13-15
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun, remaja akhir berusia 16-21
Remaja
tahun yang merupakan remaja
penyintas/remaja
yang
Merapi
selamat
penyintas
memiliki
erupsi
motivasi
yang
dari bencana alam erupsi Gunung
mengarah pada bidang pendidikan,
Merapi.
pekerjaan
yang
keinginan
untuk
3) Remaja
penyintas
yang
telah
layak,
serta
membahagiakan
melakukan pernikahan dini dan
keluarga. Hal ini sesuai dengan
belum menikah.
pernyataan yang diungkapkan oleh
Oner
4) Remaja putus sekolah dan remaja
(2000),
Nurmi
(2005)
bahwasanya remaja pada umumnya
yang masih sekolah.
tertarik pada bidang pendidikan,
Alat Pengumpulan Data. Berupa
kemudian
wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan
data
pekerjaan,
kemudian
remaja perempuan lebih berorientasi
dengan
pada
wawancara ini mendasarkan pada
5
pembentukan
keluarga,
sedangkan laki-laki berorientasi pada
dimiliki remaja penyintas erupsi
karir.
Merapi yaitu merencanakan karir
Kemudian
fenomena
dimasa
ini
mendatang,
memiliki
didukung oleh pernyataan Marcia
pekerjaan yang layak, kemudian
(2010)
Pada
mulanya
memiliki pasangan hidup/menikah
individu
menunjukkan
minat
serta keinginan untuk memliki
terhadap
hal-hal
ingin
tempat tinggal yang nyaman. Hal
bahwa
yang
diwujudkan oleh individu tersebut
ini
dimasa yang akan datang. Kemudian
diungkapkan oleh Nurmi (2005)
minat ini akan mendorong individu
yang menyatakan bahwa orientasi
untuk melakukan eksplorasi sebelum
remaja berkisar pada tugas-tugas
individu tersebut menetapkan tujuan
perkembangan
yang
berbagai
diinginkannya.
eksplorasi,
individu
Setelah
sesuai
dengan
teori
yaitu
lapangan
yang
mencakup
kehidupan
terutama di bidang pendidikan,
membentuk
pekerjaan, dan perkawinan.
tujuan yang ingin diraihnya di masa
Kemudian perencanaan para
depan. Dalam upaya membentuk
individu
remaja penyintas tersebut didukung
khususnya remaja membandingkan
oleh teori Hurlock (2000) yang
motif-motif umum dan nilai-nilai
menyebutkan
yang
perkembangan remaja diantaranya
tujuan
yang
realistik,
mereka
pengetahuan
miliki
dan
serta
yaitu
pengalaman
bahwa
mampu
tugas
mencapai
mengenai kehidupan yang dimasa
kemandirian
depan. Setelah tujuan ditetapkan,
emosional,
individu akan berkomitmen dengan
hubungan dengan baik dengan
keputusan yang telah diambilnya.
lawan jenis, mempersiapkan diri
merapi
2010
serta
termasuk
mempersiapkan
memiliki perencanaan bagi masa
tanggung
depannya dengan cara menyusun
keluarga.
perencanaan
dan
mampu
dan
membina
untuk memasuki usia perkawinan
Remaja penyintas bencana
erupsi
ekonomi
Remaja
merealisasikan
jawab
penyintas
berbagai
kehidupan
bencana
erupsi Merapi 2010 memiliki tujuan
rencana tersebut. Perencanaan yang
6
dan rencana yang berdimensi pada
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
masa depan, maka terjadi proses
dalam
bentuk
evaluasi
pembahasan penelitian maka dapat
terhadap
tingkat kemungkinan realisasinya.
disimpulkan
Bentuk evaluasi yang didapat dari
penyintas bencana erupsi merapi
para remaja penyintas tersebut yaitu
cukup mempunyai orientasi yang
mengenai usaha-usaha yang harus
baik terhadap masa depan mereka.
dilakukan untuk mencapai keinginan
Hal tersebut dapat disimpulkan dari
diantaranya
aspek yakni motivasi mereka masih
adalah
usaha
keras,
bahwa
tekun, tidak mudah putus asa, serta
mempuyai
mampu meminimalisir hambatan-
depannya
hambatan
mengarahkan
yang
muncul
dimana
menentukan
kegagalan dalam meraih keinginan.
dicapai
Hal ini sesuai dengan pernyataan
Berdasar
Nurmi
informan
bahwasanya
remaja
bagi
masa
sehingga
hambatan ini akan mengakibatkan
(2005)
minat
para
dapat
individu
tujuan
pada
yang
masa
aspek
dalam
ingin
mendatang.
perencanaan,
dapat
menyusun
dalam
perencanaan dengan baik dan matang
mengevaluasi sebab kegagalan atau
yang disertai dengan pengetahuan,
keberhasilan
pencapaian
dengan cara selalu mengembangkan
memiliki
diri melalui belajar, mengumpulkan
pernan yang penting. Keyakinan
informasi dari orang lain, tekun
individu (optimisme) menjadi bagian
dalam bekerja serta hemat adalah
yang cukup penting untuk dapat
cara sebagian informan untuk meraih
mencapai tujuan dan rencana yang
keinginan
telah disusun sebelumnya (Oner,
Kemudian
2002).Hasil
informan
sudah
membawa pengaruh terhadap tujuan
mengevaluasi
terhadap
yang telah ditetapkan sehingga akan
dan harapan yang telah dicapai.
kemampuan
orientasi
seseorang
dalam
masa
memperkuat
depan
evaluasi
bahkan
ini
bisa
akan
dimasa
pada
mendatang.
aspek
evaluasi,
mampu
keinginan
Pada remaja, orientasi masa
saja
depan tidak terlepas dari faktor
melemahkan tujuan.
kognisi
7
mereka,
dimana
dengan
psychosocial development. In
T. W. Miller (Ed), Handbook
of Stressful Transitions Across
the Lifespan. New York:
Springer.
kemampuan kognitif mereka, mereka
dapat
menyusun
strategi
dan
persiapan bagi masa depan mereka
dan
mampu
menyadari
bahwa
Nurmi, J. E. (2005). Thinking about
and acting upon the future:
Development
of
future
orientation across the life
span. New Jersey: Erlbaum.
pendidikan dan belajar serta kerja
keras akan dapat membuat mereka
mampu meraih masa depan yang
diinginkan.
Oner,
Temuan lain dari penelitian
ini adalah faktor tuntutan situasi,
yang mana karena situasi yang sudah
luluh lantak akibat bencana erupsi
merapi,
maka
hal
Sugiyono.
(2009).
Memahami
penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
tersebut
mendorong remaja untuk melakukan
suatu hal sesuai berdasarkan situasi
yang berlangsung dimana seseorang
tersebut
berada
memenuhi
ingin
dalam
rangka
kebutuhannya,
seperti
bekerja
pendidikan
dan
guna
B. (2000). Future time
orientation and relationships
with the opposite sex. The
Journal of Psychology, 134(3),
306-314.
menempuh
memenuhi
keinginan untuk dapat hidup mapan
dan ingin membahagiakan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi
perkembangan
suatu
pendekatan
sepanjang
Rentang
Kehidupan.
Terjemahan (edisi kelima).
Jakarta : Erlangga.
Marcia, J. E. (2010). Life transitions
and stress in the context of
8
MERAPI
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)
Diajukan oleh :
YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187
Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI
MERAPI
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1
Disusun oleh:
YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
i
NASKAH PUBLIKASI
ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA
PENYINTAS ERUPSI MERAPI
Yusuf Nugraha
Moordiningsih
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
[email protected]
Abstrak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan
orientasi masa depan pada remaja penyintas erupsi Merapi. Informan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 12 remaja dengan dengan karakteristik sebagai
berikut: a). Remaja yang bertempat tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi,
Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah; b).
Remaja awal berusia 10-12 tahun, remaja madya berusia 13-15 tahun, remaja
akhir berusia 16-21 tahun yang merupakan remaja penyintas/remaja yang selamat
dari bencana alam erupsi Gunung Merapi; c). Remaja penyintas yang telah
melakukan pernikahan dini dan belum menikah; d). Remaja putus sekolah dan
remaja yang masih sekolah. Hasil penelitian ini para remaja penyintas bencana
erupsi Merapi cukup mempunyai orientasi yang baik terhadap masa depan
mereka. Hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek motivasi mereka masih
mempunyai minat bagi masa depannya sehingga dapat mengarahkan individu
dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai pada masa mendatang. Berdasarkan
aspek perencanaan, informan dapat menyusun perencanaan dengan baik dan
matang yang disertai dengan pengetahuan, dengan cara selalu mengembangkan
diri melalui belajar, mengumpulkan informasi dari orang lain, tekun dalam
bekerja serta hemat adalah cara sebagian informan untuk meraih keinginan dimasa
mendatang. Kemudian pada aspek evaluasi, informan sudah mampu mengevaluasi
terhadap keinginan dan harapan yang telah dicapai.
Kata kunci: orientasi masa depan, remaja penyintas erupsi Merapi.
1
wawancara dengan Jaenu, salah satu
PENDAHULUAN
kepala dusun yang berada di desa
Sejumlah bencana alam yang
terjadi di Indonesia memberikan
Balerante,
dampak yang buruk bagi korban
keluarga di desa Balerante sebagian
maupun lingkungan yang terkena
besar kehilangan ternak serta harus
bencana alam tersebut. Kesedihan
diungsikan ke shelter pengungsian
karena hilangnya banyak nyawa,
bumi perkemahan Kepurun.
harta
rumah
Tingkat pendidikan yang rendah dan
menyebabkan trauma bagi korban
dengan pekerjaan yang bergantung
bencana alam. Pada tahun 2010
pada alam, warga desa Balerante
terjadi
gunung
kehilangan mata pencahariannnya
Merapi yang terletak di Provinsi
setiap cuaca buruk dan aktivitas
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa
gunung Merapi. Para penyintas tidak
Yogyakarta.
bencana
mempunyai skills untuk mencari
inisampai saat ini masih dirasakan
mata pencaharian selain sebagai
masyarakat terutama yang tinggal di
penambang
desa Balerante kecamatan Kemalang
pendidikan yang rendah.
benda,
dan
bencana
erupsi
Dampak
Balerante
penduduk
bermata
sebagai
peternak
195
pasir
Menghadapi
kabupaten Klaten.
Mayoritas
sebanyak
kepala
dikarenakan
situasi
pasca
bencana, para penyintas diharapkan
desa
pencaharian
bisa
sapi
keadaan
dan
menyesuaikandiri
dan
dengan
lingkungan
penambang pasir. Pendapatan perhari
terjadinya
penduduk bisa mencapai sebesar Rp
penyintas
300.000,00 dari hasil menambang
mampu mempersiapkan suatu ide
pasir
mempunyai
untuk mata pencaharian baru yang
pendidikan yang tinggi. Akan tetapi
jauh dari resiko sebagai akibat dari
dengan
adanya
bencana
aktivitas
gunung
Merapi
membuat
tanpa
pencaharian
harus
utama
warga
erupsi
erupsi
setelah
Merapi.
tersebut
alam.
Para
diharapkan
Sehingga
para
mata
penyintas tetap mempunyai mata
desa
pencaharian
walaupun
Balerante sebagai penambang pasir
aktivitas
menjadi
Keberhasilan untuk menyesuaikan
hilang.
Menurut
hasil
2
erupsi
gunung
terjadi
Merapi.
diri
terhadap
keadaan
penyintas
dan
bisa
lepas
dari
lingkungan seperti yang dialami oleh
keterpurukan
para penduduk Balerante yang rawan
terjadinya bencana erupsi Merapi
dengan aktivitas gunung Merapi
serta mempunyai suatu ketrampilan
ditentukan oleh orientasi masa depan
khusus agar mereka mempunyai
masing-masing
mata
individu
terhadap
akibat
pencaharian
setelah
yang
tidak
tergantung dengan aktivitas alam.
apapun yang terjaditerhadap dirinya
Disamping itu recovery yang
dan keluarganya. Penelitian yang
dilakukan oleh McCabe& Douglas
dilakukan
Barnett (2000) orientasi masa depan
meningkatkan
seseorang
pada
untuk mengembangkan diri terutama
dalam
bagi para remaja, karena diharapkan
keluarganya dan jika orang tersebut
para remaja ini sebagai bibit untuk
sebagai kepala keluarga, maka sejauh
menjadikan masyarakat dengan pola
mana orang tersebut memikirkan
berfikir
untuk mengarahkan keluarganya.
keterampilan
Menurut Nurmi (2005) orientasi
pelatihan
masa depan adalah suatu fenomena
recovery
yang luas yang sangat berhubungan
diharapkan
dengan bagaimana seorang individu
mempunyai suatu optimisme tentang
berpikir dan bertingkah laku menuju
orientasi masa depan yang lebih baik
masa depan yang digambarkan pada
dalam
beberapa
macam
proses,
sehari-hari
tersebut
antara
lain
rencana,
dan
juga
kedekatan
tergantung
hubungan
proses
bertujuan
motivasi
lebih
untuk
individu
maju
dengan
yang
didapat
dari
sebagai
bagian
dari
tersebut.
pula
Kemudian
para
kelangsungan
dan
remaja
hidupnya
kehidupan
kedepannya.
motivasi,
evaluasi.
juga
Menurut
Banyak
World
Health
pelatihan yang sudah diberikan oleh
Organization (dalam Sarwono, 2004)
organisasi-organisasi
remaja adalah suatu masa dimana
baik
pemerintah maupun swasta untuk
individu
para korban erupsi gunung Merapi
pertama kali menunjukkan tanda-
sebagai
recovery
wilayah
pasca
tanda seksual sekundernya sampai
bencana
dengan
harapan
para
saat
3
berkembang
individu
tersebut
dari
saat
mencapai
individu
dari dalam diri individu remaja
mengalami perkembangan psikologis
tersebut yang meliputi jenis kelamin
dan pola identifikasi dari kanak-
dan
kanak menjadi dewasa serta tanda
tersebut, sedang faktor kedua adalah
peralihan dari ketergantungan sosial-
faktor
ekonomi yang penuh kepada keadaan
lingkungan keluarga dan lingkungan
yang relatif lebih mandiri. Seorang
yang
remaja
remaja tersebut. Begitu pula para
kematangan
seksual,
mulai
dapat
membuat
fase
perkembangan
dari
luar
yang
signifikan
desa
remaja
meliputi
mempengaruhi
perencanaan yang lebih teratur, dapat
remaja
Balerante
belum
menggambarkan impiannya dengan
memiliki orientasi yang lebih baik
lebih akurat serta berpikir lebih logis.
karena disamping lingkungan yang
yang
jauh dari perkotaan dan rawan dari
dilakukan oleh Yulianti, Sriati, dan
bencana erupsi yang bisa terjadi
Widiasih (2009) kepada narapidana
sewaktu-waktu
remaja mengenai orientasi masa
masih memegang budaya masyarakat
depan
deskriptif-
bahwa tidak perlu sekolah tinggi-
kualitatif yang menyebutkan bahwa
tinggi yang terpenting bagi mereka
remaja pada umumnya memiliki
yaitu bisa melangsungkan hidupnya
orientasi masa depan yang banyak
sehari-hari.
Sebuah
penelitian
diperoleh
tertuju
pada
pekerjaan.
keluarga,
data
pendidikan
Kemudian
lingkungan
Balerante
Dari latar belakang masalah,
dan
penulis
dukungan
sosial
remaja
mengajukan
permasalahan
dan
yaitu
rumusan
“bagaimana
teman sebaya memiliki pengaruh
orientasi masa depan pada remaja
yang
penyintas
kuat
dalam
pembentukan
Kemudian
orientasi masa depan pada remaja.
erupsi
berdasarkan
permasalahan
Hurlock (2000) menyatakan
tersebut
Merapi?”.
rumusan
penulis
seorang remaja yang sedang berada
tertarik melakukan penelitian yang
di masa transisi mempunyai dua
berjudul “ Orientasi Masa Depan
faktor yang paling mempengaruhi
Remaja Penyintas Erupsi Merapi.”
dalam orientasi
masa
Penelitian ini bertujuan untuk
depannya,
memahami
kedua faktor tersebut adalah faktor
4
dan
mendeskripsikan
orientasi masa depan pada remaja
laporan akan diri sendiri (self report)
penyintas erupsi Merapi.
atau
setidaknya
mengungkap
pengetahuan atau keyakinan seorang
METODE
individu. Pada wawancara kualitatif
Subjek Penelitian
peneliti akan lebih mengetahui hal-
Informan dalam penelitian ini adalah
hal yang berkaitan dengan partisipan
sebanyak 12 remaja dengan masing-
secara lebih mendalam terutama
masing batasan usia remaja sebanyak
4 informan dengan
mengenai
karakteristik
(Esterberg dalam Sugiyono, 2009).
1) Remaja yang bertempat tinggal di
Pada penelitian ini dokumentasi yang
kawasan lereng Gunung Merapi,
Balerante,
Kemalang,
digunakan adalah beberapa surat atau
Kecamatan
Kabupaten
keterangan penting sebagai data dan
Klaten-
bukti tertulis subjek penelitian yaitu
Jawa Tengah.
dokumentasi KK (Kartu Keluarga)
2) Remaja awal berusia 10-12 tahun,
remaja
terhadap
situasi dan fenomena yang terjadi
sebagai berikut:
Desa
interpretasi
madya
berusia
dan KTP (Kartu Tanda Penduduk).
13-15
HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun, remaja akhir berusia 16-21
Remaja
tahun yang merupakan remaja
penyintas/remaja
yang
Merapi
selamat
penyintas
memiliki
erupsi
motivasi
yang
dari bencana alam erupsi Gunung
mengarah pada bidang pendidikan,
Merapi.
pekerjaan
yang
keinginan
untuk
3) Remaja
penyintas
yang
telah
layak,
serta
membahagiakan
melakukan pernikahan dini dan
keluarga. Hal ini sesuai dengan
belum menikah.
pernyataan yang diungkapkan oleh
Oner
4) Remaja putus sekolah dan remaja
(2000),
Nurmi
(2005)
bahwasanya remaja pada umumnya
yang masih sekolah.
tertarik pada bidang pendidikan,
Alat Pengumpulan Data. Berupa
kemudian
wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan
data
pekerjaan,
kemudian
remaja perempuan lebih berorientasi
dengan
pada
wawancara ini mendasarkan pada
5
pembentukan
keluarga,
sedangkan laki-laki berorientasi pada
dimiliki remaja penyintas erupsi
karir.
Merapi yaitu merencanakan karir
Kemudian
fenomena
dimasa
ini
mendatang,
memiliki
didukung oleh pernyataan Marcia
pekerjaan yang layak, kemudian
(2010)
Pada
mulanya
memiliki pasangan hidup/menikah
individu
menunjukkan
minat
serta keinginan untuk memliki
terhadap
hal-hal
ingin
tempat tinggal yang nyaman. Hal
bahwa
yang
diwujudkan oleh individu tersebut
ini
dimasa yang akan datang. Kemudian
diungkapkan oleh Nurmi (2005)
minat ini akan mendorong individu
yang menyatakan bahwa orientasi
untuk melakukan eksplorasi sebelum
remaja berkisar pada tugas-tugas
individu tersebut menetapkan tujuan
perkembangan
yang
berbagai
diinginkannya.
eksplorasi,
individu
Setelah
sesuai
dengan
teori
yaitu
lapangan
yang
mencakup
kehidupan
terutama di bidang pendidikan,
membentuk
pekerjaan, dan perkawinan.
tujuan yang ingin diraihnya di masa
Kemudian perencanaan para
depan. Dalam upaya membentuk
individu
remaja penyintas tersebut didukung
khususnya remaja membandingkan
oleh teori Hurlock (2000) yang
motif-motif umum dan nilai-nilai
menyebutkan
yang
perkembangan remaja diantaranya
tujuan
yang
realistik,
mereka
pengetahuan
miliki
dan
serta
yaitu
pengalaman
bahwa
mampu
tugas
mencapai
mengenai kehidupan yang dimasa
kemandirian
depan. Setelah tujuan ditetapkan,
emosional,
individu akan berkomitmen dengan
hubungan dengan baik dengan
keputusan yang telah diambilnya.
lawan jenis, mempersiapkan diri
merapi
2010
serta
termasuk
mempersiapkan
memiliki perencanaan bagi masa
tanggung
depannya dengan cara menyusun
keluarga.
perencanaan
dan
mampu
dan
membina
untuk memasuki usia perkawinan
Remaja penyintas bencana
erupsi
ekonomi
Remaja
merealisasikan
jawab
penyintas
berbagai
kehidupan
bencana
erupsi Merapi 2010 memiliki tujuan
rencana tersebut. Perencanaan yang
6
dan rencana yang berdimensi pada
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
masa depan, maka terjadi proses
dalam
bentuk
evaluasi
pembahasan penelitian maka dapat
terhadap
tingkat kemungkinan realisasinya.
disimpulkan
Bentuk evaluasi yang didapat dari
penyintas bencana erupsi merapi
para remaja penyintas tersebut yaitu
cukup mempunyai orientasi yang
mengenai usaha-usaha yang harus
baik terhadap masa depan mereka.
dilakukan untuk mencapai keinginan
Hal tersebut dapat disimpulkan dari
diantaranya
aspek yakni motivasi mereka masih
adalah
usaha
keras,
bahwa
tekun, tidak mudah putus asa, serta
mempuyai
mampu meminimalisir hambatan-
depannya
hambatan
mengarahkan
yang
muncul
dimana
menentukan
kegagalan dalam meraih keinginan.
dicapai
Hal ini sesuai dengan pernyataan
Berdasar
Nurmi
informan
bahwasanya
remaja
bagi
masa
sehingga
hambatan ini akan mengakibatkan
(2005)
minat
para
dapat
individu
tujuan
pada
yang
masa
aspek
dalam
ingin
mendatang.
perencanaan,
dapat
menyusun
dalam
perencanaan dengan baik dan matang
mengevaluasi sebab kegagalan atau
yang disertai dengan pengetahuan,
keberhasilan
pencapaian
dengan cara selalu mengembangkan
memiliki
diri melalui belajar, mengumpulkan
pernan yang penting. Keyakinan
informasi dari orang lain, tekun
individu (optimisme) menjadi bagian
dalam bekerja serta hemat adalah
yang cukup penting untuk dapat
cara sebagian informan untuk meraih
mencapai tujuan dan rencana yang
keinginan
telah disusun sebelumnya (Oner,
Kemudian
2002).Hasil
informan
sudah
membawa pengaruh terhadap tujuan
mengevaluasi
terhadap
yang telah ditetapkan sehingga akan
dan harapan yang telah dicapai.
kemampuan
orientasi
seseorang
dalam
masa
memperkuat
depan
evaluasi
bahkan
ini
bisa
akan
dimasa
pada
mendatang.
aspek
evaluasi,
mampu
keinginan
Pada remaja, orientasi masa
saja
depan tidak terlepas dari faktor
melemahkan tujuan.
kognisi
7
mereka,
dimana
dengan
psychosocial development. In
T. W. Miller (Ed), Handbook
of Stressful Transitions Across
the Lifespan. New York:
Springer.
kemampuan kognitif mereka, mereka
dapat
menyusun
strategi
dan
persiapan bagi masa depan mereka
dan
mampu
menyadari
bahwa
Nurmi, J. E. (2005). Thinking about
and acting upon the future:
Development
of
future
orientation across the life
span. New Jersey: Erlbaum.
pendidikan dan belajar serta kerja
keras akan dapat membuat mereka
mampu meraih masa depan yang
diinginkan.
Oner,
Temuan lain dari penelitian
ini adalah faktor tuntutan situasi,
yang mana karena situasi yang sudah
luluh lantak akibat bencana erupsi
merapi,
maka
hal
Sugiyono.
(2009).
Memahami
penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta.
tersebut
mendorong remaja untuk melakukan
suatu hal sesuai berdasarkan situasi
yang berlangsung dimana seseorang
tersebut
berada
memenuhi
ingin
dalam
rangka
kebutuhannya,
seperti
bekerja
pendidikan
dan
guna
B. (2000). Future time
orientation and relationships
with the opposite sex. The
Journal of Psychology, 134(3),
306-314.
menempuh
memenuhi
keinginan untuk dapat hidup mapan
dan ingin membahagiakan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi
perkembangan
suatu
pendekatan
sepanjang
Rentang
Kehidupan.
Terjemahan (edisi kelima).
Jakarta : Erlangga.
Marcia, J. E. (2010). Life transitions
and stress in the context of
8