ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI Orientasi Masa Depan Remaja Penyintas Erupsi Merapi.

ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI
MERAPI

Naskah Publikasi
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam mencapai derajat Sarjana (S-1)

Diajukan oleh :
YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187

Kepada
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA PENYINTAS ERUPSI
MERAPI

Naskah Publikasi


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1

Disusun oleh:

YUSUF NUGRAHA
F. 100 090 187

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

i

NASKAH PUBLIKASI

ORIENTASI MASA DEPAN REMAJA
PENYINTAS ERUPSI MERAPI
Yusuf Nugraha
Moordiningsih
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

[email protected]
Abstrak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami dan mendeskripsikan
orientasi masa depan pada remaja penyintas erupsi Merapi. Informan dalam
penelitian ini adalah sebanyak 12 remaja dengan dengan karakteristik sebagai
berikut: a). Remaja yang bertempat tinggal di kawasan lereng Gunung Merapi,
Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten-Jawa Tengah; b).
Remaja awal berusia 10-12 tahun, remaja madya berusia 13-15 tahun, remaja
akhir berusia 16-21 tahun yang merupakan remaja penyintas/remaja yang selamat
dari bencana alam erupsi Gunung Merapi; c). Remaja penyintas yang telah
melakukan pernikahan dini dan belum menikah; d). Remaja putus sekolah dan
remaja yang masih sekolah. Hasil penelitian ini para remaja penyintas bencana
erupsi Merapi cukup mempunyai orientasi yang baik terhadap masa depan
mereka. Hal tersebut dapat disimpulkan dari aspek motivasi mereka masih
mempunyai minat bagi masa depannya sehingga dapat mengarahkan individu
dalam menentukan tujuan yang ingin dicapai pada masa mendatang. Berdasarkan
aspek perencanaan, informan dapat menyusun perencanaan dengan baik dan
matang yang disertai dengan pengetahuan, dengan cara selalu mengembangkan
diri melalui belajar, mengumpulkan informasi dari orang lain, tekun dalam
bekerja serta hemat adalah cara sebagian informan untuk meraih keinginan dimasa

mendatang. Kemudian pada aspek evaluasi, informan sudah mampu mengevaluasi
terhadap keinginan dan harapan yang telah dicapai.
Kata kunci: orientasi masa depan, remaja penyintas erupsi Merapi.

1

wawancara dengan Jaenu, salah satu

PENDAHULUAN

kepala dusun yang berada di desa

Sejumlah bencana alam yang
terjadi di Indonesia memberikan

Balerante,

dampak yang buruk bagi korban

keluarga di desa Balerante sebagian


maupun lingkungan yang terkena

besar kehilangan ternak serta harus

bencana alam tersebut. Kesedihan

diungsikan ke shelter pengungsian

karena hilangnya banyak nyawa,

bumi perkemahan Kepurun.

harta

rumah

Tingkat pendidikan yang rendah dan

menyebabkan trauma bagi korban


dengan pekerjaan yang bergantung

bencana alam. Pada tahun 2010

pada alam, warga desa Balerante

terjadi

gunung

kehilangan mata pencahariannnya

Merapi yang terletak di Provinsi

setiap cuaca buruk dan aktivitas

Jawa Tengah dan Daerah Istimewa

gunung Merapi. Para penyintas tidak


Yogyakarta.

bencana

mempunyai skills untuk mencari

inisampai saat ini masih dirasakan

mata pencaharian selain sebagai

masyarakat terutama yang tinggal di

penambang

desa Balerante kecamatan Kemalang

pendidikan yang rendah.

benda,


dan

bencana

erupsi

Dampak

Balerante

penduduk

bermata

sebagai

peternak

195


pasir

Menghadapi

kabupaten Klaten.
Mayoritas

sebanyak

kepala

dikarenakan

situasi

pasca

bencana, para penyintas diharapkan


desa

pencaharian

bisa

sapi

keadaan

dan

menyesuaikandiri
dan

dengan

lingkungan

penambang pasir. Pendapatan perhari


terjadinya

penduduk bisa mencapai sebesar Rp

penyintas

300.000,00 dari hasil menambang

mampu mempersiapkan suatu ide

pasir

mempunyai

untuk mata pencaharian baru yang

pendidikan yang tinggi. Akan tetapi

jauh dari resiko sebagai akibat dari


dengan

adanya

bencana

aktivitas

gunung

Merapi

membuat

tanpa

pencaharian

harus

utama

warga

erupsi

erupsi

setelah

Merapi.

tersebut

alam.

Para

diharapkan

Sehingga

para

mata

penyintas tetap mempunyai mata

desa

pencaharian

walaupun

Balerante sebagai penambang pasir

aktivitas

menjadi

Keberhasilan untuk menyesuaikan

hilang.

Menurut

hasil

2

erupsi

gunung

terjadi
Merapi.

diri

terhadap

keadaan

penyintas

dan

bisa

lepas

dari

lingkungan seperti yang dialami oleh

keterpurukan

para penduduk Balerante yang rawan

terjadinya bencana erupsi Merapi

dengan aktivitas gunung Merapi

serta mempunyai suatu ketrampilan

ditentukan oleh orientasi masa depan

khusus agar mereka mempunyai

masing-masing

mata

individu

terhadap

akibat

pencaharian

setelah

yang

tidak

tergantung dengan aktivitas alam.

apapun yang terjaditerhadap dirinya

Disamping itu recovery yang

dan keluarganya. Penelitian yang
dilakukan oleh McCabe& Douglas

dilakukan

Barnett (2000) orientasi masa depan

meningkatkan

seseorang

pada

untuk mengembangkan diri terutama

dalam

bagi para remaja, karena diharapkan

keluarganya dan jika orang tersebut

para remaja ini sebagai bibit untuk

sebagai kepala keluarga, maka sejauh

menjadikan masyarakat dengan pola

mana orang tersebut memikirkan

berfikir

untuk mengarahkan keluarganya.

keterampilan

Menurut Nurmi (2005) orientasi

pelatihan

masa depan adalah suatu fenomena

recovery

yang luas yang sangat berhubungan

diharapkan

dengan bagaimana seorang individu

mempunyai suatu optimisme tentang

berpikir dan bertingkah laku menuju

orientasi masa depan yang lebih baik

masa depan yang digambarkan pada

dalam

beberapa

macam

proses,

sehari-hari

tersebut

antara

lain

rencana,

dan

juga

kedekatan

tergantung

hubungan

proses

bertujuan
motivasi

lebih

untuk
individu

maju

dengan

yang

didapat

dari

sebagai

bagian

dari

tersebut.
pula

Kemudian
para

kelangsungan
dan

remaja

hidupnya
kehidupan

kedepannya.

motivasi,

evaluasi.

juga

Menurut

Banyak

World

Health

pelatihan yang sudah diberikan oleh

Organization (dalam Sarwono, 2004)

organisasi-organisasi

remaja adalah suatu masa dimana

baik

pemerintah maupun swasta untuk

individu

para korban erupsi gunung Merapi

pertama kali menunjukkan tanda-

sebagai

recovery

wilayah

pasca

tanda seksual sekundernya sampai

bencana

dengan

harapan

para

saat

3

berkembang

individu

tersebut

dari

saat

mencapai

individu

dari dalam diri individu remaja

mengalami perkembangan psikologis

tersebut yang meliputi jenis kelamin

dan pola identifikasi dari kanak-

dan

kanak menjadi dewasa serta tanda

tersebut, sedang faktor kedua adalah

peralihan dari ketergantungan sosial-

faktor

ekonomi yang penuh kepada keadaan

lingkungan keluarga dan lingkungan

yang relatif lebih mandiri. Seorang

yang

remaja

remaja tersebut. Begitu pula para

kematangan

seksual,

mulai

dapat

membuat

fase

perkembangan

dari

luar

yang

signifikan

desa

remaja

meliputi

mempengaruhi

perencanaan yang lebih teratur, dapat

remaja

Balerante

belum

menggambarkan impiannya dengan

memiliki orientasi yang lebih baik

lebih akurat serta berpikir lebih logis.

karena disamping lingkungan yang

yang

jauh dari perkotaan dan rawan dari

dilakukan oleh Yulianti, Sriati, dan

bencana erupsi yang bisa terjadi

Widiasih (2009) kepada narapidana

sewaktu-waktu

remaja mengenai orientasi masa

masih memegang budaya masyarakat

depan

deskriptif-

bahwa tidak perlu sekolah tinggi-

kualitatif yang menyebutkan bahwa

tinggi yang terpenting bagi mereka

remaja pada umumnya memiliki

yaitu bisa melangsungkan hidupnya

orientasi masa depan yang banyak

sehari-hari.

Sebuah

penelitian

diperoleh

tertuju

pada

pekerjaan.
keluarga,

data

pendidikan

Kemudian
lingkungan

Balerante

Dari latar belakang masalah,

dan
penulis

dukungan
sosial

remaja

mengajukan

permasalahan

dan

yaitu

rumusan
“bagaimana

teman sebaya memiliki pengaruh

orientasi masa depan pada remaja

yang

penyintas

kuat

dalam

pembentukan

Kemudian

orientasi masa depan pada remaja.

erupsi
berdasarkan

permasalahan

Hurlock (2000) menyatakan

tersebut

Merapi?”.
rumusan
penulis

seorang remaja yang sedang berada

tertarik melakukan penelitian yang

di masa transisi mempunyai dua

berjudul “ Orientasi Masa Depan

faktor yang paling mempengaruhi

Remaja Penyintas Erupsi Merapi.”

dalam orientasi

masa

Penelitian ini bertujuan untuk

depannya,

memahami

kedua faktor tersebut adalah faktor

4

dan

mendeskripsikan

orientasi masa depan pada remaja

laporan akan diri sendiri (self report)

penyintas erupsi Merapi.

atau

setidaknya

mengungkap

pengetahuan atau keyakinan seorang
METODE

individu. Pada wawancara kualitatif

Subjek Penelitian

peneliti akan lebih mengetahui hal-

Informan dalam penelitian ini adalah

hal yang berkaitan dengan partisipan

sebanyak 12 remaja dengan masing-

secara lebih mendalam terutama

masing batasan usia remaja sebanyak
4 informan dengan

mengenai

karakteristik

(Esterberg dalam Sugiyono, 2009).

1) Remaja yang bertempat tinggal di

Pada penelitian ini dokumentasi yang

kawasan lereng Gunung Merapi,
Balerante,

Kemalang,

digunakan adalah beberapa surat atau

Kecamatan

Kabupaten

keterangan penting sebagai data dan

Klaten-

bukti tertulis subjek penelitian yaitu

Jawa Tengah.

dokumentasi KK (Kartu Keluarga)

2) Remaja awal berusia 10-12 tahun,
remaja

terhadap

situasi dan fenomena yang terjadi

sebagai berikut:

Desa

interpretasi

madya

berusia

dan KTP (Kartu Tanda Penduduk).

13-15
HASIL DAN PEMBAHASAN

tahun, remaja akhir berusia 16-21

Remaja

tahun yang merupakan remaja
penyintas/remaja

yang

Merapi

selamat

penyintas

memiliki

erupsi

motivasi

yang

dari bencana alam erupsi Gunung

mengarah pada bidang pendidikan,

Merapi.

pekerjaan

yang

keinginan

untuk

3) Remaja

penyintas

yang

telah

layak,

serta

membahagiakan

melakukan pernikahan dini dan

keluarga. Hal ini sesuai dengan

belum menikah.

pernyataan yang diungkapkan oleh
Oner

4) Remaja putus sekolah dan remaja

(2000),

Nurmi

(2005)

bahwasanya remaja pada umumnya

yang masih sekolah.

tertarik pada bidang pendidikan,
Alat Pengumpulan Data. Berupa

kemudian

wawancara dan dokumentasi. Teknik
pengumpulan

data

pekerjaan,

kemudian

remaja perempuan lebih berorientasi

dengan

pada

wawancara ini mendasarkan pada

5

pembentukan

keluarga,

sedangkan laki-laki berorientasi pada

dimiliki remaja penyintas erupsi

karir.

Merapi yaitu merencanakan karir
Kemudian

fenomena

dimasa

ini

mendatang,

memiliki

didukung oleh pernyataan Marcia

pekerjaan yang layak, kemudian

(2010)

Pada

mulanya

memiliki pasangan hidup/menikah

individu

menunjukkan

minat

serta keinginan untuk memliki

terhadap

hal-hal

ingin

tempat tinggal yang nyaman. Hal

bahwa

yang

diwujudkan oleh individu tersebut

ini

dimasa yang akan datang. Kemudian

diungkapkan oleh Nurmi (2005)

minat ini akan mendorong individu

yang menyatakan bahwa orientasi

untuk melakukan eksplorasi sebelum

remaja berkisar pada tugas-tugas

individu tersebut menetapkan tujuan

perkembangan

yang

berbagai

diinginkannya.

eksplorasi,

individu

Setelah

sesuai

dengan

teori

yaitu

lapangan

yang

mencakup
kehidupan

terutama di bidang pendidikan,

membentuk

pekerjaan, dan perkawinan.

tujuan yang ingin diraihnya di masa

Kemudian perencanaan para

depan. Dalam upaya membentuk
individu

remaja penyintas tersebut didukung

khususnya remaja membandingkan

oleh teori Hurlock (2000) yang

motif-motif umum dan nilai-nilai

menyebutkan

yang

perkembangan remaja diantaranya

tujuan

yang

realistik,

mereka

pengetahuan

miliki
dan

serta

yaitu

pengalaman

bahwa

mampu

tugas

mencapai

mengenai kehidupan yang dimasa

kemandirian

depan. Setelah tujuan ditetapkan,

emosional,

individu akan berkomitmen dengan

hubungan dengan baik dengan

keputusan yang telah diambilnya.

lawan jenis, mempersiapkan diri

merapi

2010

serta

termasuk

mempersiapkan

memiliki perencanaan bagi masa

tanggung

depannya dengan cara menyusun

keluarga.

perencanaan

dan

mampu

dan

membina

untuk memasuki usia perkawinan

Remaja penyintas bencana
erupsi

ekonomi

Remaja

merealisasikan

jawab

penyintas

berbagai
kehidupan

bencana

erupsi Merapi 2010 memiliki tujuan

rencana tersebut. Perencanaan yang

6

dan rencana yang berdimensi pada

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan

masa depan, maka terjadi proses
dalam

bentuk

evaluasi

pembahasan penelitian maka dapat

terhadap

tingkat kemungkinan realisasinya.

disimpulkan

Bentuk evaluasi yang didapat dari

penyintas bencana erupsi merapi

para remaja penyintas tersebut yaitu

cukup mempunyai orientasi yang

mengenai usaha-usaha yang harus

baik terhadap masa depan mereka.

dilakukan untuk mencapai keinginan

Hal tersebut dapat disimpulkan dari

diantaranya

aspek yakni motivasi mereka masih

adalah

usaha

keras,

bahwa

tekun, tidak mudah putus asa, serta

mempuyai

mampu meminimalisir hambatan-

depannya

hambatan

mengarahkan

yang

muncul

dimana

menentukan

kegagalan dalam meraih keinginan.

dicapai

Hal ini sesuai dengan pernyataan

Berdasar

Nurmi

informan

bahwasanya

remaja

bagi

masa

sehingga

hambatan ini akan mengakibatkan

(2005)

minat

para

dapat

individu
tujuan

pada

yang

masa

aspek

dalam
ingin

mendatang.
perencanaan,

dapat

menyusun

dalam

perencanaan dengan baik dan matang

mengevaluasi sebab kegagalan atau

yang disertai dengan pengetahuan,

keberhasilan

pencapaian

dengan cara selalu mengembangkan

memiliki

diri melalui belajar, mengumpulkan

pernan yang penting. Keyakinan

informasi dari orang lain, tekun

individu (optimisme) menjadi bagian

dalam bekerja serta hemat adalah

yang cukup penting untuk dapat

cara sebagian informan untuk meraih

mencapai tujuan dan rencana yang

keinginan

telah disusun sebelumnya (Oner,

Kemudian

2002).Hasil

informan

sudah

membawa pengaruh terhadap tujuan

mengevaluasi

terhadap

yang telah ditetapkan sehingga akan

dan harapan yang telah dicapai.

kemampuan

orientasi

seseorang

dalam

masa

memperkuat

depan

evaluasi

bahkan

ini

bisa

akan

dimasa
pada

mendatang.

aspek

evaluasi,
mampu
keinginan

Pada remaja, orientasi masa

saja

depan tidak terlepas dari faktor

melemahkan tujuan.

kognisi

7

mereka,

dimana

dengan

psychosocial development. In
T. W. Miller (Ed), Handbook
of Stressful Transitions Across
the Lifespan. New York:
Springer.

kemampuan kognitif mereka, mereka
dapat

menyusun

strategi

dan

persiapan bagi masa depan mereka
dan

mampu

menyadari

bahwa

Nurmi, J. E. (2005). Thinking about
and acting upon the future:
Development
of
future
orientation across the life
span. New Jersey: Erlbaum.

pendidikan dan belajar serta kerja
keras akan dapat membuat mereka
mampu meraih masa depan yang
diinginkan.

Oner,

Temuan lain dari penelitian
ini adalah faktor tuntutan situasi,
yang mana karena situasi yang sudah
luluh lantak akibat bencana erupsi
merapi,

maka

hal

Sugiyono.
(2009).
Memahami
penelitian kualitatif. Bandung:
Alfabeta.

tersebut

mendorong remaja untuk melakukan
suatu hal sesuai berdasarkan situasi
yang berlangsung dimana seseorang
tersebut

berada

memenuhi
ingin

dalam

rangka

kebutuhannya,

seperti

bekerja

pendidikan

dan
guna

B. (2000). Future time
orientation and relationships
with the opposite sex. The
Journal of Psychology, 134(3),
306-314.

menempuh
memenuhi

keinginan untuk dapat hidup mapan
dan ingin membahagiakan orang tua.

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, E. B. (2000). Psikologi
perkembangan
suatu
pendekatan
sepanjang
Rentang
Kehidupan.
Terjemahan (edisi kelima).
Jakarta : Erlangga.
Marcia, J. E. (2010). Life transitions
and stress in the context of

8