UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII SMP AKP GALANG.

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN
MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI
PECAHAN DI KELAS VII SMP AKP GALANG

Oleh:
Thevran Eldo Radot Rumapea
NIM. 4123111083
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP
Thevran Eldo Radot Rumapea lahir di Bekasi pada tanggal 11 Oktober 1993.
Ibunda bernama Marnauli Simamora dan Ayahanda bernama Jhonny Rumapea dan
merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada tahun 1998 penulis masuk TK Santa
Lusia Bekasi dan lulus tahun 1999, pada tahun 1999 penulis masuk SD Santa Lusia
Bekasi dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan
sekolah di SMP Santa Lusia Bekasi Sampai Kelas IX SMP dan pindah sekolah ke
SMP Teladan Sumatera Utara pada tahun 2008 dan lulus pada tahun 2009. Kemudian
penulis melanjutkan sekolah di SMA RK Bintang Timur Pematang Siantar dan lulus
pada tahun 2012. Melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN) Jalur Tulis pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi
Pendidikan Matematika Jurusan Matematika Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.

iii

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH

MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIK
PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII
SMP AKP GALANG
Thevran Eldo Radot Rumapea (4123111083)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa melalui pendekatan matematika realistik di
kelas VII-C SMP AKP Galang. Jenis penelitian ini adalah ini adalah penelitian
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing
dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VII-C SMP AKP Galang tahun ajaran 2016/2017 berjumlah 39 orang. Objek
dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa melalui pendekatan matematika realistik pada materi pecahan di
kelas VII-C SMP AKP Galang tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan data
dilakukan dengan tes awal, tes kemampuan pemecahan masalah pada akhir siklus
dan lembar observasi untuk tiap kali pertemuan. Kemampuan pemecahan masalah
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari peningkatan rata-rata
pemecahan masalah matematika siswa dari tes awal, siklus I, dan siklus II, yakni
dari 51,35 (51,35%) dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah sangat
rendah di tes awal menjadi 69,89 (69,89%) dengan tingkat kemampuan

pemecahan masalah rendah di siklus I dan menjadi 85,02 (85,02%) dengan tingkat
kemampuan tinggi di siklus II. Ketuntasan belajar matematika siswa mengalami
peningkatan secara klasikal dari tes awal, siklus I, dan siklus II. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari tes awal, siklus I, dan
siklus II, yakni dari 9 (23,07%) siswa yang tuntas di tes awal menjadi 23
(58,97%) siswa yang tuntas di siklus I dan menjadi 35 (89,74%) siswa yang tuntas
di siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: dengan
menggunakan pendekatan Matematika Realistik dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa pada materi pecahan di kelas VII-C SMP
AKP Galang.

iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa
Melalui Pendekatan Matematika Realistik Pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP
AKP Galang”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Matematika Program Studi Pendidikan

Matematika Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor beserta
staf-stafnya di Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Asrin Eubis, M.Pd, selaku
Dekan beserta staf-stafnya di FMIPA Universitas Negeri Medan, Bapak Drs. Edy
Surya, M.Si, selaku ketua Jurusan Matematika dan Pegawai di Jurusan
Matematika yang telah banyak membantu penulis.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Bapak Dr.
H. Banjarnahor, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya
penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak Dr.
Syafari, M.Pd, Ibu Prihatin Ningsih Sagala, S.Pd, M.Si, dan Bapak Dr. Hermawan
Syahputra, M.Si selaku Dosen Pemberi Saran dan Penguji yang telah memberikan
masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan
skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dian Anggraini, S.Pd,
selaku kepala sekolah SMP AKP Galang, Ibu Rosida br Sembirng, S.Pd, selaku
guru bidang studi matematika SMP AKP Galng dan guru-guru yang telah
memberikan izin, bantuan, dan informasi bagi penulis selama melakukan
penelitian.
Teristimewa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda

Jhonny Rumapea dan Ibunda Marnauli Simamora yang menjadi sumber motivasi

v

dan senantiasa mendukung, memberikan doa, dorongan moril, dan materil kepada
penulis selama mengikuti pendidikan sampai dengan selesai. Terima kasih juga
disampaikan kepada adik penulis Chyntia Fifti Rina Rumapea yang senantiasa
memberikan dukungan dan semangat. Serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan, doa dan perjuangan baik secara moral dan materil.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada sahabat-sahabat selama
perkuliahan, Pak Aji Andre, Doksen, Eisnawaty, Elisa, Rosa, Yessica, Banila,
Juwita, Maria, Putri Ismila, Jaen,Roy, Margareth, Agnes dan semua teman-teman
DIK B Matematika 2012 serta seluruh teman-teman di Jurusan Matematika yang
telah banyak membantu dan memotivasi penulis. Terima kasih juga diucapkan
kepada teman-teman PPET SMP AKP Galang (Dak Dep, Nella, Adel, Naya,
Marthin, dll). Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada teman seperjuangan
satu PS ( Cinde, Rita, Eambok, Desi, Eva) dan juga teman SMP Teladan (Agus,
Canon, Andro, Sofyan, Indah, dll) yang sudah banyak membantu memberikan
semangat dan juga pikiran yang tenang selama mengerjakan skripsi ini.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa. Untuk itu penulis mengaharapkan saran dan kritik yang sifatnya
membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini
bermanfaat bagi para guru matematika dalam menambah ilmu pendidikan.

Medan,

Agustus 2016

Penulis

Thevran Eldo Radot Rumapea
NIM. 4123111083

vi

DAFTAR ISI
Tembar Pengesahan

i


Riwayat Hidup

ii

Abstrak

iii

Kata Pengantar

iv

Daftar isi

vi

Daftar Gambar

ix


Daftar Grafik

x

Daftar Tabel

xi

Daftar Tampiran

xiii

BAB I

1

PENDAHUTUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


1

1.2. Identifikasi Masalah

7

1.3. Batasan Masalah

7

1.4. Rumusan Masalah

7

1.5. Tujuan Penelitian

8

1.6. Manfaat Penelitian


8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

9

2.1. Kerangka Teoritis

9

2.1.1 Belajar Matematika

9

2.1.2 Masalah dalam Matematika

10

2.1.3 Pemecahan Masalah Matematika


12

2.1.4 Kemamduan Pemecahan Masalah Matematika

13

2.1.4.1 Alat Evaluasi Kemamduan Pemecahan Masalah Siswa

15

2.1.5

Pendekatan Pembelajaran

16

2.1.6

Pendidikan Matematika Realistik

17

2.1.6.1 Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik

21

2.1.6.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika Realistik

24

2.1.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Matematika
Realistik

26

vii

2.2

Pecahan

28

2.3

Kerangka Konsedtual

33

2.4

Hidotesis Tindakan

34

BAB III. METODE PENETITIAN

35

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

35

3.2. Jenis Penelitian

35

3.3. Subjek dan Objek Penelitian

35

3.4.

3.3.1. Subjek Penelitian

35

3.3.2. Objek Penelitian

35

Prosedur dan Rancangan Penelitian

36

3.4.1. Siklus I

36

3.4.2. Siklus II

38

3.5. Alat Pengumdulan Data

41

3.5.1. Tes Pemecahan Masalah

41

3.5.2. Observasi

43

3.6. Teknik Analisis Data

44

3.6.1. Reduksi Data

44

3.6.2. Padaran data

44

3.6.3. Penarikan Kesimdulan

49

BAB IV HASIT DAN PEMBAHASAN

50

4.1. Deskridsi Hasil Penelitian

50

4.1.1. Deskridsi Hasil Penelitian Siklus I

50

4.1.1.1. Permasalahan I

50

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I

51

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I

52

4.1.1.4. Tahad Observasi I

53

4.1.1.5. Analisis Data I

54

4.1.1.6. Refleksi I

60

4.1.2. Deskridsi Hasil Penelitian Siklus II
4.1.2.1. Alternatif Pemecahan Masalah II

64
65

viii

4.1.2.2. Pelaksanaan Tindakan II

66

4.1.2.3. Tahad Observasi II

67

4.1.2.4. Analisis Data II

68

4.1.2.5. Refleksi II

74

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

76

BAB V KESIMPUTAN DAN SARAN
5.1. Kesimdulan

80

5.2. Saran

80

DAFTAR PUSTAKA

82

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Taksonomi Pemecahan Masalah

12

Gambar 3.1 Alur dalam Penelitian Tindakan Kelas

38

x

DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

59

Grafik 4.2 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

74

Grafik 4.3 Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada
Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I dan II

76

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keterkaltan pendldlkan matematlka reallstlk dengan prosedur

6

pemecahan masalah
Tabel 2.1 Alternatlf Pemberlan Skor Pemecahan Masalah

16

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Pendekatan

24

Matematlka Reallstlk
Tabel 2.3 Keleblhan dan Kekurangan Matematlka Reallstlk

27

Tabel 3.1 Klsl-Klsl Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

42

Tabel 3.2 Klsl-Klsl Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

42

Tabel 3.2 Alternatlf Pemberlan Skor Pemecahan Masalah

44

Tabel 3.3 Tlngkat penguasaan setlap lndlkator

45

Tabel 3.4 Kelas Interval

46

Tabel 4.1 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Slswa Pada Tes Hasll Observasl

50

Tabel 4.2 Deskrlpsl Hasll Observasl Proses Belajar Mengajar Slklus I

54

Tabel 4.3 Deskrlpsl Hasll Observasl Slswa Slklus I

55

Tabel 4.4 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Memahaml Masalah I

56

Tabel 4.5 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Merencanakan Pemecahan Masalah I

56

Tabel 4.6 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Menyelesalakan Pemecahan Masalah I 57
Tabel 4.7 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Memerlksa Kemball I

58

Tabel 4.8 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Slswa Pada TKPM I

58

Tabel 4.9 Kesulltan Slswa dalam Menyelesalkan TKPM I

61

Tabel 4.10 Hasll Penelltlan dan Krlterla Keberhasllan Slklus I

62

Tabel 4.11 Deskrlpsl Hasll Observasl Proses Belajar Mengajar Slklus II

69

Tabel 4.12 Deskrlpsl Hasll Observasl Slswa Slklus II

70

Tabel 4.13 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Memahaml Masalah II

71

Tabel 4.14 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Merencanakan
Pemecahan Masalah II

71

Tabel 4.15 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Menyelesalakan
Pemecahan Masalah II

72

Tabel 4.16 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Memerlksa Kemball II

72

Tabel 4.17 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Slswa Pada TKPM II

73

xii

Tabel 4.18 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Slswa pada Tes Dlagnostlk
,Kemampuan Slklus I dan II

75

Tabel 4.19 Deskrlpsl Tlngkat Kemampuan Pemecahan Masalah Slswa
Slklus I dan II

77

xiii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (siklus I)

84

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (siklus I)

92

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (siklus II)

100

Lampiran 4

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (siklus II)

108

Lampiran 5

Tes Diagnostik

116

Lampiran 6

Alternatif Pemecahan masalah Test Diagnostik

117

Lampiran 7

Lembar Aktifitas Siswa I

120

Lampiran 8

Lembar Aktifitas Siswa II

126

Lampiran 9

Lembar Aktifitas Siswa III

131

Lampiran 10 Lembar Aktifitas Siswa IV

136

Lampiran 11 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

142

Lampiran 12 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

145

Lampiran 13 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

148

Lampiran 14 Alternatif Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

151

Lampiran 15 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I & II

155

Lampiran 16 Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

156

Lampiran 17 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

159

Lampiran 18 Validasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

160

Lampiran 19 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

163

Lampiran 20 Lembar Observasi Siswa I (Siklus I)

164

Lampiran 21 Lembar Observasi Siswa II (Siklus I)

166

Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa I (Siklus II)

168

Lampiran 23 Lembar Observasi Siswa II (Siklus II)

170

Lampiran 24 Lembar Observasi Proses Pembelajaran I ( Siklus I)

172

Lampiran 25 Lembar Observasi Proses Pembelajaran II ( Siklus I)

175

Lampiran 26 Lembar Observasi Proses Pembelajaran I ( Siklus II)

178

Lampiran 27 Lembar Observasi Proses Pembelajaran II ( Siklus II)

181

Lampiran 28 Tabulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I

184

Lampiran 29 Tabulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I
Per Indikator

186

xiv

Lampiran 30 Tabulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II

187

Lampiran 31 Tabulasi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah II
Per Indikator
Lampiran 32 Dokumentasi Penelitian

189
190

BABBIB
PENDAHULUANBB
1.1BLatarBBelakangBMasalahBB
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah,
yang tidak hanya bertujuan agar siswa memiliki kemampuan dalam matematika
saja melainkan untuk keperluan bagi kehidupan dimasa yang akan datang juga.
Walaupun demikian dalam proses pengajaran matematika selalu saja terdapat
masalah dalam mempelajarinya. Hasil belajar matematika yang diperoleh siswa
juga sangat rendah karena siswa menganggap matematika sebagai mata pelajaran
yang sukar dan ditakuti. Matematika hakekatnya memiliki objek kajian yang
abstrak dan sepenuhnya menggunakan pola pikir deduktif. Mata pelajaran
matematika berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan

bilangan

dan

menggunakan

ketajaman

penalaran

untuk

menyelesaikan persoalan sehari-hari.
Peranan matematika yang sangat penting menjadi latar belakang perlunya
untuk dipelajari. Melalui pelajaran matematika diharapkan siswa semakin mampu
berhitung, menganalisa, berfikir kritis, serta menerapkan matematika dalam
kehidupan sehari – hari. Ada banyak alasan perlunya siswa belajar matematika
Abdurrahman (2012:253) mengungkapkan :
“Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan
dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan
keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi
yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir
logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; (6) memberikan kepuasan
terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang”.
Namun banyak orang memandang matematika sebagai bidang studi yang
paling menakutkan bagi siswa. Mujis (2008:332) mengemukakan bahwa, “
Matematika biasanya dianggap sebagai pelajaran yang sulit oleh anak – anak
maupun orang dewasa”. Meskipun demikian, semua orang harus mempelajarinya
karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari

2

hari dan menunjang kemampuan berfikir seseorang. Wardhani dkk ( 2010 : 20)
juga menyatakan bahwa: “orang yang terampil memecahkan masalah akan
mampu berpacu dengan kebutuhan hidupnya, menjadi pekerja yang lebih
produktif, dan memahami isu – isu kompleks yang berkaitan dengan masyarakat
global”.
Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding
lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Hal ini tidak terlepas dari
pembelajaran yang diterapkan lebih mengutamakan hasil daripada proses
pembelajaran, saat ini pembelajaran hanya terbatas pada penyelesaian soal
matematika yang cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir prosedural,
menggunakan rumus tanpa memahami makana suatu rumus. Trianto (2011: 90)
juga menyatakan bahwa: “ sebagian besar siswa kurang mampu menghubungkan
antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan
dimanfaatkan/ diaplikasikan pada situasi baru”. Selain itu, metode pembelajaran
yang dilakukan guru juga menjadi salah satu penyebab rendahnya minat belajar
matematika siswa. Metode yang sering digunakan di sekolah adalah ceramah.
Proses pembelajaran metode ini kurang efektif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa karena kurang menciptakan komunikasi dan interaksi yang baik antara guru
dengan siswa dan juga antara siswa dengan siswa yang menyebabkan proses
belajar mengajar yang monoton. Siswa juga kurang berinteaksi dengan
lingkungannya. Umumnya, siswa di Indonesia lebih banyak mengerjakan soal
yang diekspresikan dalam bahasa dan simbol matematika yang dicontohkan dalam
konteks yang jauh dari realitas kehidupan sehari-hari. Akibatnya, siswa sering kali
merasa bosan dan menganggap matematika sebagai pelajaran yang tidak
menyenangkan. Mereka tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, diperlukan pembelajaran matematika yang bisa
menghadirkan situasi belajar bermakna bagi siswa. Untuk menghadirkan situasi
belajar bermakna maka guru harus merancang suatu pembelajaran bermakna.
Dengan pembelajaran bermakna maka siswa memperoleh informasi yang
bermakna. Jika pengetahuan yang diperoleh siswa bermakna maka siswa akan

3

mudah menerapakan pengetahuan tersebut untuk memperoleh pengetahuan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan peryataan Wijaya (2012:3)
“suatu ilmu pengetahuan akan sulit untuk kita terapkan jika ilmu
pengetahuan tersebut tidak bermakna bagi kita. Kebermakanaa ilmu
pengetahuan juga menjadi aspek utama dalam proses belajar. Proses
belajar akan terjadi jika pengetahuan yang dipelajari bermakna bagi
pelajar”.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP AKP
Galang ditemukan bahwa kurikulum yang digunakan disekolah adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), akan tetapi pembelajaranya masih
menggunakan pola lama (pembelajarannya langsung secara klasikal, konsep dan
aturan matematika diberikan dalam bentuk jadi dari guru ke siswa menjawab,
pemberian tugas dirumah). Peneliti tidak menemukan siswa belajar secara
berkelompok. Kegiatan siswa selama pembelajaran adalah mendengarkan
penjelasan guru, mencatat hal - hal yang dianggap penting. Siswa sungkan
bertanya pada guru dan temannya (khususnya siswa yang lemah) walaupun diberi
dorongan. Guru melatih siswa mengerjakan soal-soal rutin (menggunakan rumus
dan aturan-aturan yang ada dalam materi yang diajarkan). Pembelajaran
cenderung tidak bermakna bagi siswa yang diindikasikan kurangnya keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan test diagnostik yang berjumlah 4
soal yang dilakukan peneliti di kelas VII-A SMP AKP Galang yang berjumlah 39
siswa yang diberi tes tentang materi bilangan bulat, yaitu : 18 siswa (46,15 %)
dapat memahami masalah dengan menuliskan yang diketahui dan ditanya pada
soal dengan benar, 11 siswa (28,2 %) dapat merencanakan pemecahan masalah
dengan menulis rumus yang relevan dengan soal secara lengkap, 8 siswa (20,51
%) dapat melaksanakan pemecahan masalah dengan menggunakan langkah –
langkah penyelesaian dan memiliki solusi yang benar, 2 siswa (5,12 %)
memeriksa kembali hasil yang di peroleh dengan menuliskan kembali hasil yang
di tanyakan di dalam soal dengan benar. Dapat diambil kesimpulan bahwa
kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Selain memberi soal test,
peneliti juga mewawancarai seorang guru matematika kelas VII SMP AKP
Galang, beliau mengatakan :

4

“Proses pembelajaran yang sering saya lakukan adalah menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa, kemudian memberikan soal soal dalam
bentuk uraian singkat agar siswa lebih memahami materi tersebut “.
Memberikan soal kepada siswa belum tentu membuat siswa lebih paham
tentang materi itu, karena siswa belum tentu dapat memaknai apa yang
disampaikan oleh guru. Jika proses seperti itu terus dilakukan maka siswa akan
cenderung menempatkan matematika sebagai obyek bukan alat. Wijaya (2012:
11) menyatakan bahwa “ menempatkan matematika sebagai obyek berarti
menempatkan matematika sebagai tujuan akhir pendidikan dengan kemampuan
melakukan matematika sebagai fokus utama pembelajaran”. Padahal selain siswa
mampu

melakukan

matematika

seharusnya

siswa

juga

harus

mampu

menggunakan pola dalam matematika sebagai alat atau media untuk
menyelesaikan masalah.
Guru matematika kelas VII SMP AKP Galang juga menyatakan bahwa
“ Selama ini siswa terbiasa diajarkan dengan metode langsung dan soal
soal yang diberikan kepada siswa cenderung soal yang dapat diselesaikan
dengan prosedur yang sudah ada, jika diberikan soal yang berupa soal
cerita terkait pemecahan masalah kehidupan sehari hari. Nilai yang
diperoleh cenderung lebih rendah dibanding soal obyektif ”.
Hal ini menunjukkan bahwa ada suatu kendala yang terjadi dalam
pembelajaran materi segiempat, yaitu karena dalam pembelajaran siswa hanya
mampu sebatas mengingat atau menghafal tanpa adanya pemahaman terhadap
suatu materi dan juga guru belum menerapkan metode yang sesuai sehingga
aktivitas siswa dalam belajar matematika masih rendah. Oleh karena itu,
diperlukan suatu metode yang dapat mengajak siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran dan menumbuhkan daya nalar siswa.
Berangkat dari suatu keyakinan, kemampuan daya nalar yang baik akan
sangat berguna memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
mengembangkan daya nalar siswa menjadi suatu kebutuhan dan tujuan dari
pendidikan yang harus dicapai khususnya pada bidang studi matematika hal
senada dikatakan Abdurrahman (2012:204) mengemukakan bahwa kurikulum

5

bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2)
keterampilan, dan (3) pemecahan masalah.
Ini berarti bahwa pemecahan masalah memang menjadi salah satu hal
penting yang harus dikembangkan dan diajarakan kepada siswa, jika siswa
mampu memecahkan masalahnya sendiri masalahnya maka pembelajaran akan
lebih bermakna. Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar
menggunakan model-model ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis, teratur
dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan untuk
memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas. Ada beberapa langkah
yang dapat dilakukan dalam mengembangkan pemecahan masalah siswa yaitu, 1)
Memahami dan merepresentasikan masalah, 2) Memilih dan merencanakan solusi,
3) Melaksanakan Rencana, 4) Mengevaluasi hasil.
Sugiman

(2010:42)

mengemukakan

bahwa

“untuk

memperkuat

kemampuan siswa dalam pemecahan masalah, guru matematika

perlu

memanfaatkan masalah masalah real yang bersifat open-ended yaitu masalah real
yang mempunyai banyak cara menjawabanya atau banyak jawaban”. Melalui
masalah yang bersifat open-ended siswa berlatih menyelesaikan dengan caranya
sendiri dan sekaligus berlatih memahami cara yang digunakan siswa lain. Peneliti
menyimpulan diperlukan sebuah pembelajaran yang lebih memberdayakan siswa,
yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi pembelajaran yang
mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri agar
siswa memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah matematika. Oleh
karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membantu siswa
mengkonstruksikan apa yang ada dibenak mereka. Salah satu pembelajaran yang
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah pembelajaran
matematika realistik. Pembelajaran matematika realistik menggunakan masalah
realistik sebagai pangkal tolak pembelajaran, dan merekonstruksi konsep – konsep
matematika atau pengetahuan matematika formal.
Pendidikan matematika realistik merupakan pendekatan pembelajaran
yang menekankan aktivitas insani dalam pembelajarannya dengan menggunakan
konteks yang sesuai dengan situasi. Hal senada juga dikatakan oleh Tandililing

6

(2006:1) “dalam proses pembelajaran RME bahwa penemuan kembali ide dan
konsep matematika harus dimulai dari penjelajahan berbagai situasi dan persoalan
dunia real”. Dasar filosofi yang digunakan dalam PMRI adalah kontruksivisme
yaitu dalam memahami suatu konsep matematika siswa membangun sendiri
pemahaman dan pengertiannya.
Karakteristik dari pendekatan ini adalah kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk mengkonstruksi atau membangun pemahaman dan
pengertianya tentang konsep yang baru dipelajarinya. Dhoruri (2010:8)
mengatakan bahwa:
“PMRI adalah pendekatan pembelajaran yang bertitik tolak dari hal-hal
yang “real” bagi siswa, menekankan keterampilan “process of doing
mathematics”, berdiskusi berkolaborasi beragumentasi dengan teman
sekelas sehingga dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya
menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah baik secara
individu maupun kelompok”.
Proses matematisasi dan pengembangan model matematika dalam
pendidikan

matematika

realistik

(PMR)

terkait

erat

dengan

prosedur

menyelesaikan soal pemecahan masalah. Keterkaitan tersebut disajikan pada tabel
1.1 :
TabelB 1.1.B KeterkaitanB pendidikanB matematikaB realistikB denganB prosedurB
pemecahanBmasalahB
Urutan Langkah Pemecahan Masalah

Proses dalam PMR

1. Masalah berdasar situsasi real

Matematisasi adalah proses dari 2

2. Model real dari situasi semula

menuju

3. Bermatematika

dimulai dari 1 sampai dengan 4

4. Model matematika dari situasi
real

3

pengembangan

model

7

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pendekatan pembelajaran realistik dalam pelajaran matematika dengan
judul : “UpayaBMeningkatkanBKemampuanBPemecahanBMasalahBMatematikaB
SiswaB MelaluiB PendekatanB MatematikaB RealistikB PadaB MateriB PecahanB diB
KelasBVIIBSMPBAKPBGalang”B
1.2BIdentifikasiBMasalahBB
B

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas

diperoleh beberapa identifikasi masalah maka dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP AKP
Galang masih rendah
2. Guru belum menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai
3. Pola pengajaran di dominasi oleh guru
4. Kurangnya interaksi antar siswa
5. Pembelajaran matematika jarang dikaitkan dengan masalah kontekstual
yang di alami siswa dalam kehidupan sehari-hari
1.3BBatasanBMasalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan dan identifikasi
masalah, agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibuat batasan terhadap
masalah yang ingin dicari penyelesaiannya. Adapun batasan masalah yang dikaji
dalam rencana penelitian ini di batasi pada rendahnya kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa kelas VII SMP AKP Galang dapat ditingkatkan
melalui pendekatan Matematika Realistik.
1.4 RumusanBMasalahB
B

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah

yang dikemukakan maka rumusan masalahnya adalah : “Apakah pendekatan
Matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa
kelas VII SMP AKP Galang pada materi pecahan ?”

8

1.5 TujuanBPenelitianB
B

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian

adalah : “Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa
kelas VII SMP AKP Galang melalui pendekatan Matematika Realistik pada
materi pecahan”.
1.6BManfaatBPenelitianB
B

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Bagi siswa diharapkan dapat menumbuh kembangkan kemampuan
pemecahan

masalah dan memberikan kesempatan untuk belajar secara

mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
2. Bagi guru dapat menjadi gambaran tentang bagaimana menerapkan
pendekatan Matematika Realistik dalam kaitannya dengan peningkatan
kemampuan pemecahan masalah matematika, dan guru dapat mengelola
bagaimana cara mengajar matematika serta sebagai bahan pertimbangan
untuk lebih meningkatkan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar.
3. Bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan
menyetujui pembelajaran melalui pendekatan Matematika Realistik.
4. Bagi peneliti sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan
pembelajaran

melalui

pendekatan

Matematika

Realistik

dalam

menjalankan tugas sebagai pengajar kelak dan dapat menjadi referensi
bagi penelitian selanjutnya yang lebih baik.
5. Sebagai bahan informasi bagi pembaca atau peneliti lain yang ingin
melakukan penelitian sejenis.

BABBVB
KESIMPULANBDANBSARANB
B
5.1.BKesimpulanB
B

Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:

1. Berdasarkan tes kemampuan pemecahan masalah, diperoleh bahwa pemecahan
masalah matematika siswa mengalami peningkatan melalui pendekatan
matematika realistik pada materi pecahan di kelas VII-C SMP AKP Galang.
2. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa ketuntasan belajar matematika siswa
mengalami peningkatan melalui pendekatan matematika realistik pada materi
pecahan di kelas VII-C SMP AKP Galang. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari tes awal, siklus I, dan siklus II,
yakni dari 9 (23,07%) siswa yang tuntas di tes awal menjadi 23 (58,97%) siswa
yang tuntas di siklus I dan menjadi 35 (89,74%) siswa yang tuntas di siklus II.
5.2.BSaranB
B

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran

yaitu:
1. Disarankan

kepada

guru

matematika

dalam

menerapkan

pendekatan

matematika realistik sebaiknya menambahkan peran tutor sebaya dalam kelas
agar siswa yang malu untuk bertanya kepada guru dapat lebih aktif dengan
bertanya kepada temannya yang lebih mengerti.
2. Disarankan kepada guru untuk merangsang siswa dalam pembelajaran
disarankan menggunakan game dan pemberian reward kepada yang bertanya
dan juga yang mampu menjawab pertayaan. Agar pembelajaran tidak
membosankan dan siswa pun merasa tertarik untuk ikut dalam menyampaikan
pendapat atau jawabannya.

81

3. Kepada siswa SMP AKP Galang disarankan lebih berani dalam menyampaikan
pendapat atau ide-ide, dapat mempergunakan seluruh perangkat pembelajaran
sebagai acuan, dan lebih aktif karena guru melibatkan siswa dalam
pembelajaran.
4. Kepada peneliti lanjutan agar landasan teori ini dapat dijadikan pertimbangan
untuk menerapkan pembelajaran melalui pendekatan realistik pada materi
pecahan dan materi yang lain juga dapat dikembangkan untuk penelitian
lainnya.

82

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrabman, Mulyono, (2012), Anak Berkesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Arikunto, Subarsimi, dkk, (2012), Penelitian Tindakan Kelas, Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Bambang, Endri, (2015), Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Siswa Dengan Pembelajaran Matematika Realistik Pada Materi Trigonometri
Di Kelas X, Skripsi ,FMIPA, UNIMED, Sumatera Utara.
Barorob, Ziyaul Hafnil, (2010), Penerapan Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan Realistik Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Pokok Bahasan Pecahan Di Kelas VII SMPN 3 Taman Sidoarjo, Skripsi , UIN
Sunan Ampel Surabaya.
Dboruri, Atmini, (2010), Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Matematika
Realistik, Makalab PMRI Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA
UNY bal 1 – 10.
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
Hasratuddin, (2010), Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui
Pendekatan Matematika Realistik, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 4, No.
2, Desember 2010, Hal 19 – 33.
Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Penerbit UM Press, IKIP Malang.
Marzuqob, Laeliyatul, (2009), Efektivitas Model Pembelajaran RME ( Realistic
Mathematic Education ) Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi
Garis dan Sudut Semester II Kelas VII MTS Bumi Jawa Tegal, Skripsi,
FMIPA, IAIN Walisongo, Semarang.
Muijs dan Reynold, (2008), Effective Teaching (Teori dan Aplikasi), Penerbit Pustaka
Belajar, Yogyakarta.
Neneng , Tita Rosita, (2013), PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN
MASALAH MATEMATIS SISWA S,. Prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika. ISSN 978 – 979 – 16353 – 9 – 4

83

Sanjaya, Wina, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta.
Sudjana, (2008), Metode Statistika edisi 6, Penerbit Tarsito, Bandung.
Sudjana, Nana, (2009), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit
Rosdakarya, Bandung.
Sugiman, dkk, (2010), Pemecahan Masalah Matematika Dalam Matematika
Realistik, Jurnal Pendidikan Matematika vol 1, No 1, Juli 2010, bal 41 -51.
Sugijono, Adinawan , Cbolik, (2007), Matematika Untuk SMP Kelas VII Semester 1,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sugiyono, (2010), Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
Penerbit Alfabeta, Bandung.
Tandililing, Edy, (2006), Implementasi Realistic Mathematics Education di Sekolah,
Jurnal Ilmiab Program Studi Matematika Universitas Tanjung Pura, bal 1 – 9.
Trianto, (2011), Mendesain Model Pembeajaran Inovatif-Progresif, Penerbit
Kencana, Jakarta.
Wardbani, Sri, dkk. (2010), Pembelajaran Kemampuan Pemecaban Masalab
Matematika di SD, Yogyakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
(PPPPTK) Matematika.
Wena, Made, (2011), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi
Aksara, Jakarta.
Wijaya, Aryadi, (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Penerbit Graba Ilmu,
Yogyakarta.
Windari, Fimatesa, dkk, (2014), Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 8 Padang dengan Menggunakan Strategi
Pembelajaran Inkuiri, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol 3, No. 2, Hal 25 –
28.