KETAATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA KETENTUAN KEWAJIBAN MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI (STUDI IMPLEMENTASI PASAL 107 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 DI WILAYAH HUKUM POLSEK PANGKALAN BRANDAN).

(1)

KETAATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA

KETENTUAN KEWAJIBAN MENYALAKAN LAMPU UTAMA

DI SIANG HARI

(Studi Implementasi Pasal 107 Ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009

Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

K u r n i a R a u d h a t u R i d h a NIM. 3 0 9 1 1 1 0 4 0

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

KURNIA RAUDHATU RIDHA. 309111040. KETAATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA KETENTUAN KEWAJIBAN MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI (STUDI IMPLEMENTASI PASAL 107 AYAT (2) UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 DI WILAYAH HUKUM POLSEK PANGKALAN BRANDAN).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku berlalu-lintas pengendara sepeda motor di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan sebagai wujud ketaatan terhadap ketentuan Pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 mengenai kewajiban menyalakan lampu utama di siang hari. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah tingkat ketaatan pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan keadaan atau objek penelitian di lapangan untuk mendapatkan gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan yang berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 berjumlah 125.081 jiwa dan sampel sebanyak 44 responden masyarakat pengendara sepeda motor yang melintasi jalan provinsi dan jalan kota yang termasuk dalam wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan. Teknik pengumpulan data yang dugunakan adalah melalui observasi, angket dan wawancara. Dan teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif melalui perhitungan persentase dengan menggunakan rumus tabel frekuensi. Dari analisa dan pembahasan hasil penelitian didapat jawaban sebagai berikut: bahwa Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 mengenai kewajiban menyalakan lampu utama sepeda motor disiang hari belum terimplementasi secara maksimal. Kendala-kendala dalam implementasi Pasal 107 ayat (2) terkait tingkat ketaatan pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari adalah faktor Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 tahun 2009 itu sendiri, faktor aparat penegak hukum, kesadaran hukum pengendara sepeda motor, serta sarana dan prasana lalu lintas.

Kata Kunci : Ketaatan Hukum, Pengendara Sepeda Motor, Lampu Utama, Siang Hari


(5)

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan perkuliahan pada program S-1 Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “Ketaatan Pengendara Sepeda Motor Pada Ketentuan Kewajiban Menyalakan Lampu Utama Di Siang Hari (Studi Implementasi Pasal 107 Ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan)”.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak kendala dan hambatan yang peneliti hadapi, namun berkat bantuan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Yusna Melianti, MH, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS UNIMED sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi peneliti yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk serta saran-saran demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Dan rasa terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua peneliti yaitu Ayahanda Deskonti Andress dan Ibunda Asriah Hasni, S.Pd.I yang dengan penuh kesabaran mendidik, memotivasi serta pengorbanan yang begitu besar beserta doa yang tulus kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.


(7)

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis yang tak terhingga kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Bapak Dr. H. Restu, MS, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Parlaungan G Siahaan, SH, M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS UNIMED sekaligus Dosen Pembimbing Akademis peneliti yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Sri Hadiningrum, SH, M.Hum selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Suady Husin, SH, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah memberikan

saran dan bimbingan demi kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS UNIMED yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama perkuliahan.

7. Seluruh staff pegawai biro Fakultas Ilmu Sosial, khususnya di Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan FIS UNIMED yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis.

8. Bapak Aswir Effendi D. selaku Kanit Polantas Pangkalan Brandan yang telah banyak membantu peneliti dalam pengumpulan data pada saat penelitian di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan.


(8)

9. Teristimewa kepada kakanda Meiriza Andrina, S.Pd/ Roby Tri Handoko, S.Pd, abangda Rizki Habibi, S.Pd/ Rizky Isnaini, kakanda Indah Olivia Putri, S.Pd.I, adinda M. Raihan Khadafi, yang telah banyak memberi bantuan moril dan materil beserta doanya kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Abangda Feriyansyah, S.Pd yang telah meluangkan waktu dan ilmunya untuk berbagi pengalaman dan bertukar pikiran mendiskusikan berbagai hal mengenai kemajuan skripsi ini, serta memberikan dukungan dalam perjalanan hidup peneliti.

11. Terkhusus kakanda Baiti Akmal, S.Pd dan kakanda Dina Satriani, S.Pd yang yang telah memotivasi peneliti menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman terbaik peneliti, Siti Kesuma Wardaningsih, Nurmalita, Qoriyanti, Mustika Fajar, Rahmi Pratiwi, Yusrida Hayati Harahap, yang telah memotivasi peneliti menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan, Shopila Putri Sufty, Disty Fatmawati, Ramadhani Fitriana, Ovri Herida, Miftah Yani, Desy Susanti, Putri Ramadhani, Siti Sukeni, Zulfadly Tarigan, M.Nur Priandana, Wardinata Handoko, yang telah sama-sama berjuang selama perkuliahan sampai peneliti menyelesaikan skripsi ini.

14. Teman-teman seperjuangan di Unit Kegiatan Mahasiswa Islam (UKMI) Ar-Rahman UNIMED dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Komisariat UNIMED, terima kasih telah memberikan banyak pengalaman bagaimana berjuang dalam kebaikan.


(9)

15. Rekan-rekan petualang di Team Permata Sumut, abangda Ridho Rizky Hutabarat, SE, abangda Muammar Zia Nasution, SH, abangda Imam Fadhilah Mukti, ST, yang mengajarkan peneliti tentang kerjasama, persahabatan dan menghadapi tantangan.

16. Teman-teman satu Jurusan PP-Kn, khususnya stambuk 2009 reguler yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu.

17. Teman-teman PPLT SMA Negeri 1 Babalan yang telah memberikan motivasi kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

18. Semua keluarga peneliti yang telah memberikan nasihat serta do’a kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu peneliti mohon masukan dan dukungan yang membangun demi sempurnanya skripsi ini. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amiin.

Medan, Juli 2013 Peneliti,

Kurnia Raudhatu Ridha NIM. 309 111 040


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

A. Kajian Teori ... 6

1. Ketaatan Hukum ... 6

2. Kewajiban ... 9

3. Sepeda Motor ... 10

4. Lalu Lintas ... 11

5. Menyalakan Lampu Utama Di Siang Hari... 12

B. Kerangka Berfikir ... 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 16

A. Lokasi Penelitian... 16

B. Populasi dan Sampel ... 16

1. Populasi ... 16

2. Sampel ... 17

C. Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Indikator Penelitian 18

1. Variabel Penelitian... 18


(11)

D. Teknik Pengumpulan Data... 20

E. Teknik Analisis Data ... 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

A. Manfaat Menyalakan Lampu Utama Di Siang Hari ... 24

1. Mata Sebagai Sinyal Umpan Balik (Sensor) ... 24

2. Pengaruh Blind Spot Pada Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas 25 3. Menyalakan Lampu Utama untuk Mengurangi Angka Kecelakaan 26 4. Pandangan Teori Inkremental Tentang Kebijakan DRL ... 27

B. Implementasi Pasal107 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan ... 28

1. Analisis Hasil Penelitian Implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan ... 28

a. Pengetahuan Khusus Pengendara Sepeda Motor Tentang Pasal 107 Ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 ... 29

b. Hasil Observasi Langsung Di Jalan Provinsi Dan Jalan Kota 52

2. Pembahasan Hasil Penelitian Implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan ... 54

C. Kendala-Kendala Dalam Meningkatkan Ketaatan Pengendara Sepeda Motor Untuk Menyalakan Lampu Utama Di Siang Hari .... 62

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 65

A. Simpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 :Jarak pandang aman kendaraan bermotor ... 13 Tabel 2 : Indikator penelitian ... 19 Tabel 3 : Presentase untuk jawaban pertanyaan pengetahuan pengendara

sepeda motor tentang Pasal 107 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 .. 29 Tabel 4 : Sumber informasi responden yang mengetahui adanya ketentuan

Pasal 107 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 ... 30 Tabel 5 : Tanggapan responden tentang pernahkah melihat pihak kepolisian

(Polantas Paangkalan Brandan) tidak menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari ... 31 Tabel 6 : Tanggapan responden tentang pernah/tidak melihat dan membaca

sosialisasi mengenai aturan menyalakan lampu utama bagi sepeda

motor di siang hari melalui media (cetak, elektronik, cetak) ... 32 Tabel 7 : Ketaatan terhadap ketentuan kewajiban menyalakan lampu utama

sepeda motor di siang hari ... 33 Tabel 8 : Waktu responden mematuhi peraturan pasal 107 ayat (2) UU No.22

Tahun 2009 ... 34 Tabel 9 : Pengetahuan responden tentang sanksi atas pelanggaran ketentuan

Pasal 107 ayat (2) dalam UU No.22 Tahun 2009 ... 35 Tabel 10 : Tanggapan responden tentang pernah lupa//tidak menyalakan lampu

utama sepeda motor di siang hari ... 36 Tabel 11 : Pengetahuan responden tentang kegunaan menyalakan lampu utama

sepeda motor di siang hari ... 37 Tabel 12 : Tanggapan responden tentang setuju/tidak dengan pemberlakuan

Pasal 107 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 ... 39 Tabel 13 : Kerepotan responden terhadap pasal 107 ayat (2) ... 40 Tabel 14 : Tanggapan responden tentang terganggu/tidak jika pengendara lain

menyalakan lampu utama sepeda motor di siang hari ... 41 Tabel 15 : Tanggapan responden tentang kewajiban menyalakan lampu utama


(13)

Tabel 16 : Tanggapan responden bahawa ketentuan pasal 107 ayat (2) dapat

mengurangi angka kecelakaan ... 43 Tabel 17 : Persentasi jawaban tentang banyaknya pengendara sepeda motor

yang tidak menyalakan lampu utama di siang hari... 44 Tabel 18 : Sikap responden ketika diberhentikan petugas karena tidak

menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari ... 46 Tabel 19 : Jawaban responden tentang mengikuti prosedur penyelesaian tindak

pelanggaran melalui sidang ... 47 Tabel 20 : Penilaian responden atas sikap aparat penegak hukum dalam

menindak pelanggaran terhadap Pasal 107 ayat (2) ... 48 Tabel 21 : Tujuan Mematuhi Aturan Lalu Lintas ... 49 Tabel 22 : Pandangan responden tentang efektivitas implementasi pasal 107

ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 ... 50 Tabel 23 : Jumlah/Persentase pengendara sepeda motor yang menyalakan

dan tidak menyalakan lampu utama pada siang hari di jalan provinsi dan jalan kota ... 52 Tabel 24 : Rekapitulasi Tabulasi Frekuensi Jawaban Angket Responden ... 55


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket

2. Draft wawancara 3. Nota Tugas

4. Surat Izin Penelitian dari Jurusan

5. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial 6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian

7. Kartu Bimbingan Skripsi

8. Daftar Peserta Seminar Proposal

9. Surat Keterangan dari Perpustakaan Jurusan 10. Surat Keterangan dari Perpustakaan Unimed 11. Surat Pernyataan Keaslian tulisan


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang lazim ditemui di dunia hukum. Demikian halnya dengan proses penegakan suatu perundang-undangan yang terkadang tidak dapat berjalan sebagaimana yang direncanakan sebelumnya. Terdapat berbagai faktor yang menjadi penyebab proses pelaksanaan suatu perundang-undangan menjadi tidak maksimal dan banyak pelanggaran yang terjadi. Sementara proses penegakannya tidak mendapat perhatian yang serius.

Dalam berlalu lintas, ada prinsip “untuk melihat dan dilihat" saat di jalan. Pengguna jalan harus mempunyai kemampuan melihat dan mencerna kondisi lalu lintas dengan baik. Dengan jumlah kendaraan yang terus meningkat namun di sisi lainnya kesadaran berkendara masih kurang, angka kecelakaan lalu lintas pun semakin tinggi.

Diterbitkannya regulasi baru yang lebih komprehensif dan modern dalam mengatur lalu lintas seperti kewajiban bagi pengemudi sepeda motor untuk menyalakan lampu utama pada siang hari terdapat pada Pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, tidak diikuti oleh perilaku berlalu-lintas sesuai dengan yang dikehendaki oleh UU tersebut. Bahkan semakin banyak orang yang masih bertahan pada perilaku pelanggaran terhadap kaidah berlalu-lintas. Keadaan yang demikian, membawa pada masalah intervensi untuk membuat hukum menjadi berjalan.


(16)

Latar belakang pembuatan peraturan ini adalah tingginya angka kecelakaan yang terjadi. Serta kurangnya kesadaran untuk berkendara secara bijak dan bertanggung jawab. Data di Direktorat Lalulintas tercatat 589.127 kasus atau rata-rata sehari sekitar 1.000 lebih terjadi pelanggaran. Dari angka tersebut, sekitar 60 persen dilakukan pengendara sepeda motor.

Ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 ini dinilai memiliki peran penting dalam keselamatan berkendara. Dengan lampu menyala pada siang hari pengendara sepeda motor akan lebih waspada. Analisis ilmiahnya adalah dengan menyalakan lampu utama maka pengguna jalan lain di depannya akan lebih cepat melakukan reaksi dan dapat memberikan jarak atau posisi aman dijalan.

Kebijakan menyalakan lampu utama di siang hari bagi sepeda motor merupakan hasil penelitian yang komprehensif oleh kepolisian, dimana pengendara sepeda motor menjadi mudah terlihat oleh pengendara lain dan secara langsung meningkatkan tingkat keamanan perjalanan. Hal itu sudah diatur dalam Pasal 293 ayat 1 jo Pasal 107 UU RI No 22 Tahun 2009. Pasal (1) Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) bulan atau denda paling banyak Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah). Pasal (2) Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan tanpa menyalakan lampu utama pada siang hari, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 (lima belas) hari atau denda paling banyak Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah).


(17)

Namun ketentuan dari Pasal 107 ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 masih menuai pro dan kontra dari pengguna kendaraan bermotor. Sosialisasi penggunaan lampu sepeda motor pada siang hari cukup memberatkan dan tidak terkesan hemat. Sering kali terlihat, para pengemudi sepeda motor menyalakan lampu utama hanya jika melihat ada petugas yang berjaga, setelah pengendara melewati petugas, mereka kemudian mematikan lagi lampu utama sepeda motor. Ada yang beralasan menyalakan motor di siang hari adalah pemborosan energi karena cahaya matahari sudah cukup membuat motor terlihat pengendara lain. Bahkan ada yang mengatakan aturan ini tidak terbukti dan tidak berdasar. Aturan ini keluar tanpa uji coba.

Hal ini tentunya tidak sesuai dengan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Guna mengetahui faktor apa yang mempengaruhi tingkat ketaatan masyarakat terhadap ketentuan baru tersebut dalam implementasinya, mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian yang direncanakan dengan mengangkat judul : Ketaatan Pengendara Sepeda Motor Pada Ketentuan Kewajiban Menyalakan Lampu Utama Di Siang Hari (Studi Implementasi Pasal 107 Ayat (2) Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan).

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada umumnya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah atau variabel yang akan diteliti (Riduwan, 2010:21). Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka identifikasi masalahnya adalah :


(18)

1. Kesadaran pengendara sepeda motor untuk mentaati ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 tentang kewajiban menyalakan lampu utama saat berkendara pada siang hari di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengendara sepeda motor tidak mentaati

ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 saat berlalu-lintas. 3. Efektifitas hukum berdasarkan sanksi atas pelanggaran terhadap ketentuan

Pasal 107 ayat (2) yang ditetapkan UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. C. Batasan Masalah

Menurut Arikunto (2010:14) batasan masalah merupakan sejumlah masalah yang menjadi pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui penelitian. Oleh karena itu, agar penelitian ini tetap fokus membahas permasalahan yang sesuai dengan identifikasi masalahnya, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah “Tingkat ketaatan pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama pada siang hari sesuai dengan Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan”.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai apa yang tidak diketahui oleh peneliti untuk dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data pada kegiatan penelitian (Arikunto, 2010:15).

Bertolak dari uraian batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana tingkat ketaatan pengendara sepeda motor dalam menyalakan lampu utama pada siang hari sesuai dengan Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan?


(19)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan keinginan peneliti atas hasil penelitian dengan mengetengahkan indikator yang hendak ditemukan dalam penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel penelitian (Riduwan, 2010:25). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat ketaatan pengendara sepeda motor menyalakan lampu utama di siang hari sesuai Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan.

F. Manfaat Penelitian

Arikunto (2010:36) menyatakan, manfaat hasil penelitian adalah sesuatu yang dapat digunakan oleh pihak-pihak lain untuk meningkatkan apa yang telah ada. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan mengenai faktor-faktor penyebab terjadinya pelanggaran terhadap Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009.

2. Bagi Polisi

Mengetahui cara efektif mengimplementasikan Pasal 107 ayat (2) UU No 22 Tahun 2009 yaitu kewajiban bagi pengendara sepeda motor menyalakan lampu utama pada siang hari.

3. Bagi Masyarakat

Meluruskan persepsi para pengendara sepeda motor guna meningkatkan ketaatan terhadap kewajiban menyalakan lampu utama disiang hari sesuai Pasal 107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 dalam hal ini masyarakat di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan.


(20)

(21)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan belum berlaku secara efektif. Hal ini berdasarkan dari hasil data yang diperoleh peneliti, pengamatan langsung dan wawancara dengan Kanit Lantas Polsek Pangkalan Brandan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan pengendara sepeda motor di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan terhadap ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 masih cukup rendah dimana sebagian besar pengendara sepeda motor tidak menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari.

Adapun kendala-kendala dalam menciptakan ketaatan hukum masyarakat pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama pada siang hari sesuai ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan antara lain :

a. Kaidah dalam Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 mengenai kewajiban

menyalakan lampu utama sepeda motor di siang hari kurang dipahami oleh pengendara sepeda motor sehingga perlu disosialisasikan lebih maksimal. b. Sedikitnya jumlah aparat penegak hukum dalam hal ini Satlantas di wilayah

hukum Polsek Pangkalan Brandan yang menindak tegas pelaku pelanggaran hukum terhadap Pasal 107 ayat (2) sesuai dengan ketentuan pidana UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.


(22)

c. Faktor rendahnya pemahaman dan kesadaran hukum terhadap aturan berlalu lintas yang berdampak pada tingkat ketaatan masyarakat pengendara sepeda motor untuk mematuhi ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009. d. Faktor sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk mensosialisasikan

kebijakan Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 tersebut yang masih tergolong baru sehingga masyarakat khususnya pengendara sepeda motor masih banyak yang tidak mengetahui kegunaan dikeluarkannya aturan untuk menyalakan lampu utama di siang hari. Hal ini mempengaruhi tingkat ketaatan para pengendara sepeda motor unutk menjalankan aturan tersebut.

B. Saran

Demi terwujudnya suatu kondisi lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu untuk menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi yang disebabkan oleh pengendara sepeda motor maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak kepolisian lalu lintas

Memaksimalkan bentuk sosialisasi yang intens kepada para pengendara sepeda motor akan urgensi sikap tertib dan taat berlalu lintas. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan melalui media (massa, elektronik, cetak), Operasi Simpatik, pelatihan kepada masyarakat dan uji kelengkapan kendaraan bermotor.


(23)

2. Bagi masyarakat pengendara sepeda motor

Menciptakan kerja sama yang baik antara pihak kepolisian dengan masyarakat pengendara sepeda motor untuk menanamkan kesadaran tertib berlalu lintas khususnya mengenai kegunaan aturan menyalakan lampu utama sepeda motor di siang hari agar terwujudnya suasana yang sesuai dengan yang diharapkan dari aturan tersebut yakni mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas yang banyak melibatkan pengendara sepeda motor.

3. Bagi pemerintah

Sarana dan prasarana yang mendukung sosialisasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 hendaknya lebih diperhatikan. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi ketaatan masyarakat pengendara sepeda motor dalam implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009. Sehingga diharapkan terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.


(24)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori Hukum (legal Theory) dan Teori Peradilan

(Judicialprudence) termasuk Interpretasi Undang-Undang

(Legisprudence). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______________. 2012. Menjelajahi Kajian Empiris terhadap Hukum. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Ali, Zainuddin. 2006. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung: Nusa Media.

IKAPI. 2009. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan. Bandung: Fokusmedia.

Poerwadarminta, S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Rahardjo, Satjipto. 2010. Penegakan Hukum Progresif. Jakarta: Kompas.

______________. 2009. Hukum dan Perilaku Hidup Baik adalah Dasar

Hukum Yang Baik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Rasjidi, Lili. 2000. Filsafat Hukum Mazhab dan Refleksinya. Bandung: PT

Rosdakarya.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian, untuk Guru-Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santoso, Agus. 2012. Hukum, Moral, dan Keadilan. Jakarta: Kencana Prenada


(25)

Soekanto, Soerdjono. 2003. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______________. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan

Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. http://sp2010.bps.go.id/files/ebook/1213.pdf


(26)

KETAATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA

KETENTUAN KEWAJIBAN MENYALAKAN LAMPU UTAMA

DI SIANG HARI

(Studi Implementasi Pasal 107 Ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009

Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

K u r n i a R a u d h a t u R i d h a NIM. 3 0 9 1 1 1 0 4 0

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan belum berlaku secara efektif. Hal ini berdasarkan dari hasil data yang diperoleh peneliti, pengamatan langsung dan wawancara dengan Kanit Lantas Polsek Pangkalan Brandan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketaatan pengendara sepeda motor di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan terhadap ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 masih cukup rendah dimana sebagian besar pengendara sepeda motor tidak menyalakan lampu utama saat berkendara di siang hari.

Adapun kendala-kendala dalam menciptakan ketaatan hukum masyarakat pengendara sepeda motor untuk menyalakan lampu utama pada siang hari sesuai ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 di wilayah hukum Polsek Pangkalan Brandan antara lain :

a. Kaidah dalam Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009 mengenai kewajiban menyalakan lampu utama sepeda motor di siang hari kurang dipahami oleh pengendara sepeda motor sehingga perlu disosialisasikan lebih maksimal. b. Sedikitnya jumlah aparat penegak hukum dalam hal ini Satlantas di wilayah

hukum Polsek Pangkalan Brandan yang menindak tegas pelaku pelanggaran hukum terhadap Pasal 107 ayat (2) sesuai dengan ketentuan pidana UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.


(2)

c. Faktor rendahnya pemahaman dan kesadaran hukum terhadap aturan berlalu lintas yang berdampak pada tingkat ketaatan masyarakat pengendara sepeda motor untuk mematuhi ketentuan Pasal 107 ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009. d. Faktor sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk mensosialisasikan

kebijakan Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 tersebut yang masih tergolong baru sehingga masyarakat khususnya pengendara sepeda motor masih banyak yang tidak mengetahui kegunaan dikeluarkannya aturan untuk menyalakan lampu utama di siang hari. Hal ini mempengaruhi tingkat ketaatan para pengendara sepeda motor unutk menjalankan aturan tersebut. B. Saran

Demi terwujudnya suatu kondisi lalu lintas yang aman, selamat, tertib, lancar dan terpadu untuk menekan angka kecelakaan yang kerap terjadi yang disebabkan oleh pengendara sepeda motor maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi pihak kepolisian lalu lintas

Memaksimalkan bentuk sosialisasi yang intens kepada para pengendara sepeda motor akan urgensi sikap tertib dan taat berlalu lintas. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan melalui media (massa, elektronik, cetak), Operasi Simpatik, pelatihan kepada masyarakat dan uji kelengkapan kendaraan bermotor.


(3)

2. Bagi masyarakat pengendara sepeda motor

Menciptakan kerja sama yang baik antara pihak kepolisian dengan masyarakat pengendara sepeda motor untuk menanamkan kesadaran tertib berlalu lintas khususnya mengenai kegunaan aturan menyalakan lampu utama sepeda motor di siang hari agar terwujudnya suasana yang sesuai dengan yang diharapkan dari aturan tersebut yakni mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas yang banyak melibatkan pengendara sepeda motor.

3. Bagi pemerintah

Sarana dan prasarana yang mendukung sosialisasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009 hendaknya lebih diperhatikan. Karena sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi ketaatan masyarakat pengendara sepeda motor dalam implementasi Pasal 107 ayat (2) UU Nomor 22 Tahun 2009. Sehingga diharapkan terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik dari pihak-pihak yang terkait dengan pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Achmad. 2009. Menguak Teori Hukum (legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______________. 2012. Menjelajahi Kajian Empiris terhadap Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ali, Zainuddin. 2006. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cotterrell, Roger. 2012. Sosiologi Hukum. Bandung: Nusa Media.

IKAPI. 2009. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Bandung: Fokusmedia.

Poerwadarminta, S. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Rahardjo, Satjipto. 2010. Penegakan Hukum Progresif. Jakarta: Kompas.

______________. 2009. Hukum dan Perilaku Hidup Baik adalah Dasar Hukum Yang Baik. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Rasjidi, Lili. 2000. Filsafat Hukum Mazhab dan Refleksinya. Bandung: PT Rosdakarya.

Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian, untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Santoso, Agus. 2012. Hukum, Moral, dan Keadilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


(5)

Soekanto, Soerdjono. 2003. Pokok-Pokok Sosiologi Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

______________. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.


(6)

KETAATAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR PADA

KETENTUAN KEWAJIBAN MENYALAKAN LAMPU UTAMA

DI SIANG HARI

(

Studi Implementasi Pasal 107 Ayat (2) UU No. 22 Tahun 2009

Di Wilayah Hukum Polsek Pangkalan Brandan

)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi

Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

K u r n i a R a u d h a t u R i d h a NIM. 3 0 9 1 1 1 0 4 0

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


Dokumen yang terkait

Perancangan kampanye sosial tentang pentingnya menyalakan lampu utama motor di siang hari

0 2 1

SKRIPSI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG TIDAK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 12

PENDAHULUAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PENGENDARA SEPEDA MOTOR YANG TIDAK MENYALAKAN LAMPU UTAMA DI SIANG HARI DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 12

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 Analisis Pelanggaran Pengendara Sepeda Motor Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (

0 3 18

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 Analisis Pelanggaran Pengendara Sepeda Motor Terhadap Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (

0 2 15

EFEKTIFITAS PASAL 107 AYAT (2) TENTANG MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH POLSEK TULANGAN SIDOARJO.

1 1 70

Efektivitas Ketentuan Pasal 107 ayat 2 Undang-Undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lIntas dan Angkutan Jalan Dalam Perlalulintasan di Provinsi Bali.

0 0 11

DAMPAK IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN TERHADAP KESADARAN HUKUM PENGENDARA SEPEDA MOTOR (STUDI KASUS DI WILAYAH HUKUM POLRESTA SURAKARTA).

0 1 17

ketentuan Pasal 64 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995

0 0 135

EFEKTIFITAS PASAL 107 AYAT (2) TENTANG MENYALAKAN LAMPU DI SIANG HARI BAGI PENGENDARA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN UU NO 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN DI WILAYAH POLSEK TULANGAN SIDOARJO

0 1 43