PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TOPIK OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DIKELAS IV SD NEGRI 118156 KARANG ANYAR LABUHAN BATU T.A 2012/2013.

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
REALISTIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA TOPIK OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN
BILANGAN BULAT DIKELAS IV SD NEGERI 118156 KARANG
ANYAR LABUHAN BATU T.P 2012 / 2013

Oleh :
Yunita Sipahutar
NIM 408311058
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2013


RIWAYAT HIDUP
Yunita Sipahutar

dilahirkan di Lembah Bidang kec.Bilah Hulu pada

tanggal 10 Juni 1990. Ibu bernama Saadah Hayati Nasution dan ayah bernama
Abdul Roni Sipahutar, dan merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Pada
tahun 1996, penulis masuk SD Negeri 118156 Karang Anyar kec.Pangkatan, dan
lulus tahun 2002, penulis lanjutkan sekolah ke Madrasah Tsanawiyah Negeri
Lohsari I, dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan
sekolah di MAN Rantau Prapat, dan lulus pada tahun 2008. Pada tahun 2008,
penulis diterima di program studi pendidikan Matematika, jurusan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, dan
lulus ujian pada tanggal 15 Agustus 2013.

iv 

 

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan
karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini

berjudul Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Topik Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan
Bulat Dikelas IV SD Negri 118156 Karang Anyar Labuhan Batu T.A 2012/2013.
Selama dalam penyelesaian skripsi ini banyak kendala yang dihadapi penulis , namun
semuanya teratasi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan untaian kata terima kasih dari hati yang tulus kepada kedua orang tua
yang tersayang Ayah anda Abdul Roni Sipahutar dan Ibunda Saadah Hayati Nasution yang
telah memberikan kasih sayang tanpa batas, dukungan moril dan material do’a restu demi
keberhasilan kehidupan kepada peneliti.
Berkat dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini dengan
tulus dan rendah hati, penulis mengucapkan terimahkasih yang sebesar besarnya kepada:
Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta
para Pembantu Rektor dan Stafnya. Bapak Prof . Drs. Motlan, M.Sc, PhD selaku Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam beserta para Pembantu Dekan dan Stafnya.
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengatahuan Alam Universitas Negeri Medan.Bapak Drs. ZulAmry, M.Si selaku Ketua
Program Studi Matematika.
Bapak Dr. Hasratuddin M.Pd selaku pembimbing Skripsi yang telah banyak memberi
bimbingan dan arahan dalam penyelesaian skripsi ini. Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak
Prof . Dr.Mukhtar, M.Pd dan Ibu Dra. Nerli Khairani, M.Si selaku Dosen penguji yang telah
banyak memberi masukan dalam penyempurnaan skripsi ini. Bapak Dr. Bornok Sinaga M.Pd
selaku Dosen Pembimbing Akademik. Staf pengajar dan Pegawai FMIPA yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis selama perkuliahan.
Bapak J.Hutasoit dan Bapak Drs.Abdul Rohman selaku kepala sekolah SD Negeri
118156 Karang Anyar Kec. Pangkatan dan ibu Saadah Hayati selaku guru kelas IV, yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian disekolah tersebut.Buat
keluarga saya Adinda Afrida Wildayani Sipahutar, Ahmad Muhazir Sipahutar dan Dea Riska



 

Ananda Sipahutar, terima kasih telah memberi semangat dan dukungan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Buat seluruh Rekan kerja saya di LPBI cabang Medan (Zimmy Mustofa, Indra,

Fauziah, Siti, Amel Dan Tia )serta semua siswa-siswi yang pernah saya ajari, terima kasih
telah memberikan Semangat dan Dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepeda teman –teman saya (Khairina Rambe, Gustika Putri, Sry wahyuni dan Sity syafriyany
Lubis) serta mahasiswa pendidikan Matematika angkatan 2008. Thanks for all, all you is my
friends. Semoga persahabatan kita tetap terjalin.
Terima kasih

kepada semua pihak yang telah banyak membantu, baik secara

langsung maupun tidak langsung, yang tidak tercantum dalam ucapan ini, semoga kebaikan
yang diberikan mendapat imbalan dari Allah SWT.
Skripsi ini jauh dari kesempurnaan, apabila terdapat kesalahan/kekhilafan dalam
bentuk bahasa penyampaian, teknik penulis. Oleh karena itu, besar harapan penulis agar
pembaca memberi masukan berupa kritik dan sarannya yang bertujuan membangun
kesempurnaan skripsi ini guna meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita saat ini. Akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi pembaca serta
menjadi masukan kepada dunia pendidikan.

Penulis


Yunita Sipahutar

 
 
 
 

                                                                                                                                                               v 

Penerapan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Topik Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan
Bilangan Bulat Dikelas IV SD Negeri 118156 Karang Anyar Labuhan Batu
T.P 2012 / 2013
Yunita Sipahutar ( NIM : 408311058)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pembelajaran matematika realistik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada topik operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 118156 Karang Anyar.Permasalahan dalam penelitian
ini adalah rendahnya kemampuan dan prestasi belajar siswa dibidang matematika pada topik

operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat , siswa menganggap matematika
sebagai pelajaran yang sulit, keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang,
kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, pemilihan strategi dan metode
yang kurang efektif dalam pembelajaran matematika yang meminimalkan keterlibatan siswa
sehingga berpengaruh pada lemahnya pemahaman konsep matematika siswa dalam
menyelesaikan soal.Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 118156
Karang Anyar Labuhan Batu yang berjumlah 25 orang. Objek dalam penelitian ini adalah
penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik topik operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.Penerpan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam
mengatasi berminatnya dan meningkatkan pemahaman konsep matematika penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat diketahui dari kemampuan siswa mengerjakan soal penjumlahan
dan pengurangan sebelum dan sesudah proses belajar mengajar. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa diperoleh 57,76 dengan ketuntasan
40%, setelah pemberia tindakan dengan penerapan pendekatan pembelajaran matematika
realistik pada siklus 1 diperoleh nilai rata-rata 64,96 dengan ketuntasan 60 %. Pada siklus II
diperoleh nilai rata-rata 7,6 dengan ketuntasan 88 %.Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa melalui penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik, terjadi
pembelajaran yang efektif dan meningkatnya hasil belajar siswa khususnya topik operasi
penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 118156 Karang Anyar.


 

DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1.5.4. Sintak Implementasi Pendekatan matematika realistik

21

Tabel 2.1.9.a

Kisi-kisi kesulitan belajar siswa

33

Tabel 2.1.9.b

Kisi-kisi Kesalahan Belajar Siswa

34


Tabel 3.7

siklus I

44

Tabel 3.5.1

Indikator / Aspek Yang Diamati Pada Aktivitas Siswa

48

Tabel 3.5.2

Indikator / Aspek Yang Diamati Pada Respon Siswa

49

Tabel 4.1


Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata
Hasil Ulangan Harian

Tabel 4.2

Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata
Hasil Ulangan Harian

Tabel 4.3

55

Nilai Terendah, Nilai Tertinggi, Nilai Rata-Rata
Tea Hasil belajar

Tabel 4.4

52


tingkat Pencapaian Ketuntasan (TPK)

60

62

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar Skema Prosedur Penelitian Tindakan-tindakan berdasarkan
alurnya

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I (SIKLUS I)

71


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II (SIKLUS II)

79

Lampiran 3. Lembar Aktivitas Siswa (SIKLUS I)

84

Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa II (SIKLUS II)

86

Lampiran 5. Kunci Jawaban (Tes Hasil Belajar Siklus I )

88

Lampiran 6. Kunci Jawaban (Tes Hasil Belajar Siklus II )

90

Lampiran 7. Kisi-kisi Tes

92

Lampiran 8. Lembar Validitas Tes Hasil Belajar

93

Lampiran 9. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I

94

Lampiran 10. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II

96

Lampiran 11.Hasil WawancaraPada Siklus I

98

Lampiran 12.Hasil WawancaraPada Siklus II

100

Lampiran 13.Deskrpsi Data Kesulitan Dalam Menyelesakan
Tes Hasil Belajar I

102

Lampiran 14.Deskrpsi Data Kesulitan Dalam Menyelesakan
Tes Hasil Belajar II

105

Lampiran 15. Lembar Observasi Pertemuan I

108

Lampiran

.Lembar Observasi Pertemuan II

110

Lampiran

.Lembar Observasi Pertemuan III

112

Lampiran

.Lembar Observasi Pertemuan IV

114

Lampiran 16. Daftar Nilai Hasil Ulangan Harian Siswa

116

Lampiran 17. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar I Siswa

117

Lampiran 18. Daftar Nilai Tes Hasil Belajar II Siswa

118

Lampiran 19.Ketuntasan Belajar Siswa Sebelum Tindakan

119

Lampiran 20.Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Persentase pencapaian I 120
Lampiran 21.Ketuntasan Belajar Siswa Berdasarkan Persentase pencapaian II 121


 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pendidikan adalah hal paling penting dalam kehidupan yang merupakan
salah satu kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan, serta sikap dan
perilaku positif terhadap lingkungan sekitar. Bagi Jean Piaget (1896) pendidikan
berarti menghasilkan, menciptakan, sekalipun tidak banyak, sekalipun penciptaan
dibatasi oleh pembandingan dengan penciptaan yang lain.
Dengan sentralnya posisi pendidikan, rangkaian upaya untuk meningkatkan
mutu

pendidikan

telah

dilaksanakan.

Pemerintah

selalu

melakukan

penyempurnaan kurikulum untuk meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan
sumber (Prayudi, 2012) menyatakan;
Di antara hasil terbaru penyempurnaan tersebut adalah Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu kelebihan dari kurikulum terbaru ini
adalah dinyatakannya pemecahan masalah (problem solving), penalaran
(reasoning), komunikasi (communication), dan menghargai kegunaan
matematika sebagi tujuan pembelajaran matematika SD, SMP, SMA, dan
SMK disamping tujuan yang berkaitan dengan pemahaman konsep yang
sudah dikenal guru.
Terlebih lagi, dalam Peraturan Menteri Nomor 14 Tahun 2007 tentang
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), terkait dengan pembelajaran matematika
di SD/MI/SDLB/Paket A, dirumuskan SKL-SP sebagai berikut:
1. Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifatsifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
2. Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan
sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.
3. Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas, volume,
sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikasikannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
4. Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.
5. Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,
gambar, dan grafik (diagram), mengurutkan data, rentangan data, rerata


 

hitung, modus, serta menerapkannya dalam pemecahan masalah
kehidupan sehari-hari.
6. Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam
kehidupan.
7. Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.
Regulasi

tersebut

berkali-kali

menekankan

pentingnya

penerapan

pengetahuan matematika dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa perlu
mengetahui kegunaan setiap pengetahuan matematika dalam pemecahan masalah
sehari-hari. Selain itu, di dalamnya siswa dituntut untuk lebih aktif dan
komunikatif dalam kegiatan pembelajaran matematika. Menurut PMR, pendidikan
harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan
untuk menemukan matematika dengan cara mereka sendiri. Siswa tidak berada
pada posisi penerima pasif. Pembelajaran dengan pendekatan PMR memuat
masalah-masalah real, yaitu permasalahan yang berupa mata pelajaran selain
matematika serta permasalahan dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan
sekitar siswa. Harapannya, siswa terlibat dalam pelajaran secara bermakna dan
aktif.
Matematika merupakan bidang studi yang dipelajari oleh semua siswa dari
SD hingga SMA dan bahkan juga di perguruan tinggi. Ada banyak alasan tentang
perlunya siswa belajar Matematika. Menurut Conelius dalam (Abdurrahman 2003
: 253) mengemukakan :
Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1)
sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah
kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan
generasilisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas, dan
(5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.
Mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi matematika sudah
dipelajari, dengan harapan agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Namun pada kenyataannya tidak semua siswa dapat mencapai hasil belajar
seperti yang diharapkan. Hasil belajar yang dicapai dan dapat diketahui bila
diadakan pengukuran dari pengetahuan siswa.


 

Disisi lain, kualitas pendidikan matematika di Indonesia memang belum
mencapai hasil yang diharapkan. Indikator rendahnya mutu pendidikan
matematika di Indonesia dapat dilihat dari hasil prestasi belajar siswa, dimana dari
hasil survei tahun 2003 TIMSS (Trends in International Mathematics and
Science) yang menyatakan bahwa Indonesia berada peringkat ke-34 dari-45
peserta yang disurvei dalam bidang studi matematika. Rendahya prestasi
matematika siswa juga dapat disebabkan kesalahan konsep yang diterima siswa
yang menyebabkan kesulitan bagi siswa untuk melanjutkan materi matematika
pada jenjang selanjutnya. Rendahnya prestasi matematika akan semakin banyak
ditemukan pada setiap peralihan jenjang sekolah, misalnya pada saat memasuki
kelas VII SMP.
Berdasarkan paparan tersebut jelas diketahui bahwa hasil belajar
matematika siswa masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh sebab itu
dibutuhkan sebuah proses perbaikan dalam proses pembelajaran. Hasil belajar
adalah

kemampuan-kemampuan

yang

dimiliki

siswa

setelah

menerima

pengalaman belajarnya (Sudjana, 1991 : 22). Hasil belajar matematika adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima materimateri matematika yang cenderung menggunakan aspek kognitifnya yang diukur
melalui tes. Sudjana, (1991 : 56-57) hasil yang dicapai/peningkatan siswa melalui
proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri
sebagai berikut:
1. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar
intrinsif pada diri siswa. Motivasi intrinsif adalah semangat juang untuk
belajar yang tumbuh dan dalam diri siswa itu sendiri. Siswa tidak akan
mengeluh dengan prestasi yang rendah, dan siswa akan berjuang lebih
keras lagi untuk memperbaikinva. Sebaliknya, hasil belajar yang baik akan
mendorong siswa untuk meningkatkan apa yang telah dicapainva.
2. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya. Artinya siswa tahu
kemampuan dirinya dan percaya bahwa siswa punya potensi yang tak
kalah dari orang lain apabila siswa berusaha sebagaimana harusnya. Siswa
juga yakin tidak ada sesuatu yang tidak dapat dicapai bila siswa berusaha
sesuai dengan kesanggupannya.
3. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi diri siswa, seperti akan tahan
lama dilihatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari
aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan


 

pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri serta
dapat mengembangkan kreativitas.
4. Hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni
mencakup ranah kognitif; pengetahuan atau wawasan, ranah afektif atau
sikap yang apresiasif; serta ranah psikomotorik; keterampilan atau
perilaku. Ranah kognitif terutama adalah hasil yang diperolehnya
sedangkan ranah afektif dan psikomotorik diperolehnya sebagai efek dan
proses belajarnya, baik efek instruksional maupun efek samping yang
tidak dilaksanakan dalam pembelajaran.
5. Keterampilan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan
dirinya terutama dalam menerima hasil yang dicapainya maupun menilai
dan mengendalikan proses dari usaha belajarnya. Siswa tahu dan sadar
bahwa tinggi rendahnya hasil belajar yang dicapainva tergantung pada
usaha dan motivasi belajar dirinya sendiri.
Hasil belajar yang diperoleh siswa tidak terlepas dari aktivitas yang
dilaksanakan. Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya
“kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatankegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas.
Sedangkan Belajar menurut Oemar Hamalik (2001 : 28), adalah “Suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek
tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang
dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan
belajar.
Segala aktivitas yang dilaksanakan siswa akan turut mempengaruhi hasil belajar
yang diperolehnya. Adapun ciri-ciri dari aktivitas yang masih rendah menurut
(Akhmad Sudrajat, 2011) adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Siswa tidak tertarik terhadap kegiatan pembelajaran,
Pembelajaran belum dapat menarik minat peserta didik,
Siswa tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran,
Belum dapat menghargai pendapat dan hasil kerja (karya) teman,
Tidak termotivasi/terdorong rasa ingin tahu untuk bertanya,
Belum mampu mengeksplorasi gagasan dan perasaan secara lisan, tertulis
dalam bentuk gambar, gerak, atau permainan,
7. Masih takut berbuat kesalahan untuk mencoba,
8. Masih tidak tampak variasi kegiata baik secra individu (mandiri),
pasangan, kelompok, dan atau seluruh kelas,


 

9. Kurangnya rasa kerja sama guna mengembangkan keterampilan sosial,
10. Alat, bahan, atau sarana sesuai tuntutan pembelajaran belum
terpenuhi/terlaksana,
11. Rasa menghargai kurang (memberi pujian, semangat),
12. Belum mampu mengeksplorasi diri untuk mencari informasi, data,
jawaban dan menemukan sendiri,
13. Umumnya tidak mampu bertanya secara kritis.
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan formal sistem
persekolahan yang paling dasar. Seluruh aktivitas belajar dan pemahaman siswa
terhadap

materi

yang

diterima

selama

duduk

di

sekolah

dasar

sangatmempengaruhi aktivitas belajar dan pemahaman siswa pada pembelajaran
dijenjang yang lebih tinggi. Khususnya pemahaman terhadap matematika dan
aktivitas belajar matematika siswa selama mengikuti pembelajaran matematika di
sekolah dasar akan mempengaruhi antusiasme siswa terhadap pembelajaran
matematika di sekolah menengah. Oleh karena itu, minat siswa terhadap
pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika, harus ditumbuhkan sejak
siswa duduk di sekolah dasar.
Materi bilangan bulat sudah disajikan bagi siswa SD/MI sejak kelas III.
lalu diperdalam lagi di kelas IV dan kemudian di kelas VI semester 1 pada standar
kompetensi pertama yaitu ‘memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan
penggunaannya dalam pemecahan masalah’. Ada dua kompetensi dasar yang
hendak dicapai, yaitu:
1. Menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal sifat operasi bilangan
bulat.
2. Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan
masalah.
Namun pada kenyataannya, kedua kompetensi dasar tersebut belum
tercapai tuntas. Hal ini diakibatkan siswa belum memahami betul konsep bilangan
bulat. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh guru bidang studi
matematika di SD Negeri NO.118156 Karang Anyar, mengatakan bahwa
kemampuan siswa pada pokok bahasan bilangan bulat sangat rendah keadaan


 

tersebut diakibatkan adanya kesalahan konsep operasi pada saat menyelesaikan
soal-soal yang berkaitan dengan bilangan bulat.
Sebagai contoh pada saat siswa mengerjakan soal dalam menentukan letak
bilangan bulat pada garis bilangan berikut : urutan angka dari yang terbesar
sampai yang terkecil adalah -2, 8, -6, 4, -10. Dari soal tersebut ada siswa yang
menjawab -10, 8, -6, 4, -2. Hal tersebut diakibatkan karena siswa tersebut belum
memahami konsep yang digunakan karena dia tidak memperhatikan tanda yang
digunakan. Hal tersebut akan mengakibatkan pengalaman belajar siswa yang
diperoleh kurang bermakna sehingga siswa tidak senang belajar matematika dan
akan mempengaruhi antusiasme siswa untuk mengikuti proses pembelajaran
matematika ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan konsep perbaikan atau
perlu dilakukan perbaikan pembelajaran sebagai strategi untuk meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar, maka peneliti menggunakan pendekatan matematika
realistik (PMR).
Karena Pendekatan matematika realistik (PMR) memiliki kelebihan
Menurut Suwarsono (dalam Fauzi, 2002 : 29) yaitu
1) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari
(kehidupan dunia nyata) dan kegunaan matematika pada umumnya
bagi manusia.
2) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang kontruksi dan
dikembangankan sendiri oleh siswa, tidak hanya oleh mereka para
pakar dalam bidang tersebut.
3) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal,
dan tidak harus sama antara orang yang satu dengan orang yang lain.
Setiap orang bisa menemukan atau menggunakan cara sendiri,
asalkan orang itu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal atau
masalah tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan cara
penyelesaian yang satu dengan cara penyelesaian yang lain, akan
bisa diperoleh cara penyelesaian yang paling tepat, sesuai dengan
proses penyelesaian soal atau masalah tersebut.


 

4) Memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa
bahwa dalam mempelajari matematika, proses pembelajaran
merupakan sesuatu yang utama dan untuk mempelajari matematika
orang harus menjalani proses itu dan berusaha untuk menemukan
sendiri konsep-konsep matematika dengan bantuan pihak lain yang
sudah lebih tahu (misalnya guru). Tanpa kemauan untuk menjalani
sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan
terjadi.
Walaupun memiliki beberapa kelemahan dalam penerapan
pendekatan

matematika realistik menurut pendapat Suwarsono (dalam

Fauzi, 2002 : 30) antara lain:
1) Upaya mengimplementasikan pembelajaran realistik membutuhkan
perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal
yang tidak mudah untuk dipraktekkan, misalnya siswa, guru dan
penerapan soal kontekstual. Di dalam pembelajaran realistik siswa
tidak lagi dipandang sebagai pihak yang mempelajari segala sesuatu
yang sudah “jadi” tetapi dipandang sebagai pihak yang aktif
mengkontruksikan konsep-konsep matematika. Guru tidak lagi
sebagai pengajar, tetapi lebih sebagai pendamping bagi siswa.
2) Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara untuk
menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan
oleh seorang guru.
3) Proses pengembangan kemampuan berpikir siswa, melalui soal-soal
kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi
vertikal juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, karena
proses dan mekanisme berpikir siswa harus diikuti dengan cermat,
agar guru bisa membantu siswa dalam melakukan penemuan kembali
terhadap konsep-konsep matematika tertentu
Selain itu Pendekatan matematika realistik (PMR) memiliki ciri khas,
yaitu memuat permasalahan kontekstual dan realistik, sehingga dapat diasumsikan
bahwa pendekatan ini dapat menarik minat siswa untuk mengikuti pembelajaran
matematika secara aktif. Dengan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, siswa
menjadi lebih mudah memahami matematika dan memandang matematika sebagai
ilmu yang bermakna.
Melihat berbagai relitas yang ada, maka perlu dikaji kembali tentang halhal seperti yang telah diungkapkan di atas, berkenaan dengan penggunaan strategi
pembelajaran matematika, sehingga materi-materi pelajaran dapat disajikan secara
lebih menarik, relevan, dan bermakna, tidak terlalu formal dan tidak terlalu


 

abstrak yaitu dengan menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran
matematika yang berangkat dari aktivitas manusia. Tahapan inilah yang akan
diperkenalkan oleh strategi pembelajaran realistik yang menitikberatkan pada
matematika sebagai konteks. Pada struktur ini, pengajaran menggunakan masalah
dalam konteks sebagai sumber dan sebagai terapan konsep matematika,
pengembangan model-model, membuat siswa akan menjadikan pembelajaran
menjadi konstruktif dan produktif, interaktif dan ‘intertwining’ (membuat jalinan)
antar topik atau antar pokok bahasan.
Oleh karena itu, upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
matematika siswa perlu dilakukan suatu tindakan. Untuk itu peniliti merasa perlu
untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitiannya. Hal
ini karena penelitian tindakan kelas memiliki beberapa kelebihan, sebagaimana
diungkapkan Madya (dalam Dian Armanto, 2008) bahwa:
“Penelitian Tindakan Kelas memiliki beberapa kelebihan antara lain: kerja
sama dalam penelitian, menimbulkan rasa memiliki, kerja sama
mendorong kreativitas dan pemikiran kritis, kerja sama meningkatkan
kemungkinan untuk merubah dan berubah, dan kerjasama juga
meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah”.
Berdasarkan hal tersebut penulis mengangkat permasalahan dalam
penelitian ini “Penerapan pendekatan pembelajaran matematika realistik dalam
upaya meningkatkan hasil belajar siswa topik operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di kelas 4 SD Negeri 118156 Karang Anyar Labuhan
Batu T.P 2012/2013”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang menyenangi / berminat tentang belajar matematika.
2. Rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematika dan prestasi
belajar di bidang matematika.
3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar – mengajar.
4. Kurangnya keberanian siswa untuk mengemukakan pendapatnya


 

5. Pemilihan strategi dan metode yang kurang efektif dalam pembelajaran
matematika yang meminimalkan keterlibatan siswa sehingga berpengaruh
pada

lemahnya

pemahaman

konsep

matematika

siswa

dalam

menyelesaikan soal.
6. Metode mengajar yang disampaikan guru belum efektif.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah dan keterbatasan peneliti,
maka masalah yang disebutkan dalam identifikasi masalah dibatasi pada
Pembelajaran

matematika

realistik

topik

operasi

penjumlahan

dan

pengurangan bilangan bulat di kelas 4 SD Negeri 118156 Karang Anyar
Labuhan Batu T.P 2011/2012”.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaiman pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada topik operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat di kelas 4 SD Negeri 118156 Karang
Anyar Labuhan Batu T.P 2011/2012”.
2. Bagaimana

efektivitas

pendekatan

matematika

realistik

pada

pembelajaran matematika topik operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat di kelas 4 SD Negeri 118156 Karang Anyar Labuhan
Batu T.P 2011/2012”.
1.5 Tujuan Penelitian
Peneliti ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SD kelas IV Karang Anyar topik operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat di kelas 4 SD Negeri 118156 Karang Anyar Labuhan Batu T.P
2011/2012. Disamping itu penelitii ingin melihat epektivitas PMR dalam
pembelajaran topik operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat di
kelas SD Negeri 118156 Karang Anyar Labuhan Batu T.P 2011/2012.

10 
 

1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang di harapkan setelah melakukan penelitian ini adalah :
1. Sebagai bahan masukan bagi guru dan calon guru bahwa penting untuk
memilih model atau metode mengajar yang sesuai dengan materi yang
diajarkan.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SD dalam menerapkan
pendekatan realistik dalam pembelajaran matematika.
3. Sebagai informasi bagi sekolah untuk mengetahui sejauh mana
pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa dalam menyelesaikan soal-soal
4. Sebagai masukan untuk peneliti sebagai calon guru matematika.
5. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian
lebih lanjut

68 
 

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisa data pada bab IV dapat ditarik beberapa kesimpulan dari hasil
penelitian ini, yaitu :
1. Tahapan pembelajaran PMR yaitu :
¾ Guru memberikan masalah / soal diskusi yang “riil” bagi siswa
sesuai dengan pengalaman dan tingkat pengetahuannya
sehinggasiswa segera terlibat dalam pembelajaran bermakna.
¾ Guru mengarahkan siswa mendeskripsikan masalah kontektual
melakukan interprestasi aspek matematika yang ada pada
masalah yang diberikan.
¾ Guru mengarahkan siswa untuk bekerja sama mendiskusikan
penyelesaian masalah – masalah yang telah diselesaikan secara
individu

(negosiasi,

membandingkan,

berdiskusi)untuk

mengambil satu pemecahan masalah yang menurut mereka
paling benar jawaban yang telah dikerjakan masing – masing
siswa.
¾ Dari hasil diskusi kelas, guru mengarahkan siswa

untuk

menarik kesimpulan suatu rumusan konsep / prinsip dari topik
yang dipelajari.
2. Setelah

pelaksanaan siklus I, nilai rata-rata siswa masih 64,69%

dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal 60 % (belum
tercapai) dan setelah

dilaksanakan siklus II, dengan membentuk

kelompok belajar siswa dan menambah latihan – latihan untuk di
kerjakan siswa, maka nilai rata-rata siswa menjadi 7,6 dengan
tingkatan ketuntasan belajar klasikal 88%

(tercapai). Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa pendekatan matematika realistik

 

69 
 

pembelajaran matematika topik penjumlahan dan pengurangan bulat di
kelas IV adalah Efektif
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, penulis memberikan beberapa saran
untuk memperbaiki kualitas hasil belajar siswa, antara lain di sarankan :
a. Dalam belajar mengajar bidang studi matematika, hendaknyaguru dapat
mencari mencari strategi belajar mengajar yang sesuai dengan situasi dan
kondisi sebagai alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Salah
satu alternatif penerapan pembelajaran matematika realistik (PMR)
khususnya pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
b. Agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik dalam menerapkan
pembelajaran matematika realistik (PMR), sebaiknya guru harus
menyiapkan perangkat pembelajaran yang lain seperti LKS dan situasi
kelompok belajar yang lebih kooperatif.
c. Dari hasil penelitian ini di dapat bahwa masih ada siswa yang kurang
berani dalam mengemukakan pendapat atau keslutan yang di hadapinya
dalam

penerapan

pembelajaran

matematika

realistik

dan

faktor

penyebabnyan antara lain karena selama ini siswa terbiasa pasif dalam
kegiatan

pembelajaran

sehinnga

kreativitas

siswa

tersebut

tidak

berkembang dengan baik. Jadi, diharapkan jika ada penelitian lanjutan
maupun kepada guru yang akan menerapkan pembelajaran matematika
realistik (PMR) ini agar pada bagian ini lebih diperhatikan sehingga siswa
lebih tertantang lagi dalam mengemukakan pendapatnya.

 

 

70 
 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2003), Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta.
Abu Ahmadi dan Ahmad Rohani, (1990), Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Zainal, (2010), Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD Bandung, Yrama Widya
Arikunto,suharsimi,(2002),Dasar-dasar Evaluasi pendidikan Jakarta, Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.
Armanto, Dian, (2008), Penelitian Tindakan Kelas, Pelatihan Guru SMP Negeri Medan:
FMIPA UNIMED.
Depdikbud, (1996), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2009), Buku
Pedoman Penulisan PTK, FMIPA Unimed.
Fauzan, A, ( 2007), PMRI dan Masalah Kontekstual. Makalah disajikan dalam seminar
sehari, Medan
Gravemeijer, Rusdi, (2009), Prinsip Utama Pendekatan Pembelajaran Realistik dalam
Pembelajaran

Matematika:

(http://anrusmath.wordpress.

com\2009\05\13\pengembangan-2\). (diakses tanggal 15 maret 2012)
Nasution, (1995), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta : Bina
Aksara.
Hasratuddin, (2009) , Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Matematiaka III
Universitas Negri Medan , Medan
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Balai Pustaka, Jakarta.
Hidayat, Taofik (2004), Titian Mahir Matematika Kelas 4 Visindo Media, Jakarta
Hujono, Herman (1998), Mengajar Belajar Matematika, Penerbit Dekdikbud, Jakarta
P2LPTK
Nazir,Moh (2009) Metode Penelitian Ghalia Indonesi, Bandung
Marpaung yansen (2007), Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika
http : // www.kompas. Com ( diakses 20 juni 2012 )
Mastie dan Johson (2009) ( http : // www.idobiu.com /2009 / 05 perbedaan –perbedaan
kontekstual dan.html) diakses 8 juli 2012.

 

71 
 

Ramadhan, H, F., (2009), Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI):
http://www.pmri.or.id/index2.php?main=104. (diakses tanggal 22 maret 2012)
Rizal(2010)pendidikandisumatrautarahttp://waspada.co.id/index.php.option.com_content&vi
ew.article&id:pendidikan-di-sumut-masihpayah&catid:sumut&Itemid.
Diakses
5
maret 2012
Rusman , (2010) , Model-Model Pembelajaran, PT Raja Grafindo Persada,

Bandung

Sagala, Syaiful, (2003), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Wina, (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
Kencana, Jakarta.
Sutarto Hadi, (2006), “PMRI, Benih Pembelajaran Matematika yang Bermutu.” Majalah
PMRI. Hlm. 9-10.
Suryabrata, Sumadi, (2006), Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suwarsono, (2001), Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Realistik: http://dasarteori.blogspot.com/2011/10/keunggulan-dan-kelemahan-pembelajaran.html (diakses
tanggal 22 maret 2012)
Soedjadi, R.(2000), Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Wijaya, Aryadi, (2012), Pendidikan Matematika Realistik, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Zainurie, (2007), Pendidikan Metematika Realistik (RME) Apa Kata Dunia?:
http://zainurie.wordpress.com/2007/04/13/pendidikan-matematika-realistik-rme/.
(diakses tanggal 22 maret

 

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MATERI BILANGAN BULAT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS 4 SDN CODO 2 WAJAK

0 10 16

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN METODE BUZZ GROUP DISERTAI PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IVA SDN AJUNG 03 JEMBER

0 9 16

PENGGUNAAN METODE BELAJAR KELOMPOK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V MATERI POKOK OPERASI BILANGAN BULAT SDN 3 CAMPANG

0 9 44

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK KELAS III SD NEGERI 08 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 3 5

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANG ANYAR GEDUNGTATAAN PESAWARAN TP 2013/2014

1 7 49

PENERAPAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA BERBANTU FLASHCARD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN MEDINI 2 DEMAK

0 0 23

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD

0 0 10

PROBLEM SOLVING DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS V SEKOLAH DASAR

0 0 10

PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SD

0 0 87

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24