PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI.

(1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

.

oleh:

ANITA DEWI PRIMASTUTI (1102911)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015


(2)

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Oleh.

ANITA DEWI PRIMASTUTI 1102911

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Luar Sekolah

© Anita Dewi Primastuti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya, atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANITA DEWI PRIMASTUTI 110291

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PADA PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing II

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 195908261986031003

Pembimbing I

Prof. Dr. Hj. Ihat Hatimah, M.Pd NIP. 195404021980112001


(4)

Anita Dewi Primastuti (1102911) Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi

Pemberdayaan masyarakat bertato menuntut peserta memiliki suatu keterampilan, keikutsertaan peserta muncul karena minat dan kebutuhan peserta mengikuti kegiatan menyablon ini yang menganggap kegiatan menyablon ini adalah solusi bagi masalah yang dihadapinya. Salah satu aspek dapat berjalannya kegiatan pemberdayaan ini adalah keikutsertaan peserta secara langsung dalam kegiatan menyablon. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah mengenai Pemberdayaan Komunitas Masberto Dalam Meningkatkan Keterampilan Melalui Program Usaha Sablon Di Komunitas Masberto Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi; 2) Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi ; 3) Hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi. Responden penelitian ini adalah pengelola 1 orang, Tutor 1 orang dan Peserta 2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik penelitian kualitatif. Alat pengumpul data penelitian menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan konsep-konsep yaitu : 1) Konsep Pemberdayaan; 2) Konsep Pengelolaan Program dan 3) Konsep Keterampilan.

Hasil penelitian ini ditemukan yaitu: 1) Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi ada beberapa tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, evaluasi dan tindak lanjut ; 2) Bentuk Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi yaitu partisipasi tenaga yang diberikan berupa menyablon, pengepakan dan pemasaran, partisipasi pikiran berupa penyampaian ide-ide untuk menambah referensi kegiatan menyablon; 3) Hasil yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi bahwa terdapat hasil kognitif berupa pemahaman pengetahuan peserta mengenai menyablon, aspek afektif berupa sikap peserta terhadap kegiatan menyablon seperti kedisiplinan, rasa percaya diri dan motivasi, kemudian aspek psikomotor berupa gerak tubuh atau peserta mempraktekan langsung proses menyablon.


(5)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Anita Dewi Primastuti (1102911) Skills Improvement printing In the Program Empowerment community Masberto Cimahi.

Tatto community empowerment requires participants to have a skill , the participant 's participation arises because the interests and needs of participants attended this printing activity which considers this printing activity is the solution to his problems . One aspect of this empowerment can passage is direct participation in the activities of participants printing. The issues discussed in this study is about Tattooed Community Empowerment in Improving Business Skills Program Through Prints On Masberto Community Cimahi . The purpose of this study was to describe : 1 ) Organizing learning groups Enterprises stencil in improving skills in Community Masberto Cimahi ; 2 ) The involvement of participants in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi ; 3 ) The results achieved by learners after participating in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi. Respondents of this research is the manager of one person , one vote and Participants Tutor 2. The method used in this research is descriptive method with qualitative research techniques . Research data collection tool uses observation , interview , and documentation . This study uses the concepts namely : 1) The concept of empowerment ; 2) The concept of Program Management and 3) The concept of skill.

Results of this study found that : 1 ) Organizing learning groups Enterprises stencil in improving skills in in Community Masberto Cimahi there are several stages: planning , organizing, mobilization , supervision , evaluation and follow-up ; 2) The involvement of participants in group activities learn screen printing businesses in Community Masberto Cimahi force participation is given in the form of menyablon , packing and marketing , participation of the mind in the form of delivery of ideas to add references printing activities ; 3 ) The results achieved by learners after participating in group activities learn Enterprises screen in Community Masberto Cimahi that there are cognitive outcomes in the form of understanding of the participants' knowledge about printing , affective form of attitudes of participants to the activities printing such as discipline , confidence and motivation , then aspects of the psychomotor form gestures or participants to practice the process of printing.


(6)

MOTO

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR... i

UCAPAN TERIMAKASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

A. Konsep Pemberdayaan ... 9

1. Pengertian Pemberdayaan ... 9

2. Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat ... 10

3. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 12

4. Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 15

5. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 18

6. Partisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 19

7. Indikator Keberdayaan... 21

B. Konsep Pengelolaan ... 23

1. Pengertian Pengelolaan ... 23

2. Fungsi-Fungsi Pengelolaan ... 25

C. Konsep Keterampilan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

A. Desain Penelitian ... 41

B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 42

C. Pengumpulan Data... 43


(7)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Isu Etik ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian... 50

1. Identitas Responden ... 50

2. Pengolahan Data ... 51

B. Pembahasan Hasil Peneliti ... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Simpulan ... 88

B. Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL


(9)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Wawancara untuk Pengelola Lampiran 3 Pedoman Wawancara untuk Tutor Lampiran 4 Pedoman Wawancara untuk Peserta Lampiran 5 Pedoman Observasi

Lampiran 6 Frekuensi Bimbingan Skripsi Lampiran 7 SK Pembimbing

Lampiran 8 Surat telah Melakukan Observasi dan Penelitian di Komunitas Masberto Cimahi

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang cukup pesat membuat masyarakat menjadi resah karena akan timbulnya permasalahan sosial seperti masalah ekonomi dan masalah kependudukan, hal ini dapat dilihat dari tidak terpenuhinya kebutuhan pangan, tingkat pendidikan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah, kurangnya lapangan pekerjaan, kemiskinan dll. Seperti masalah pengangguran merupakan suatu permasalahan yang cukup sulit karena dihadapi oleh Negara berkembang, contohnya Negara kita sendiri untuk mengatasi pengangguran tidaklah sulit, asal ada kemauan untuk mengatasinya. Salah satu cara untuk mengatasinya dengan cara bekerja, namun mereka belum siap untuk bekerja karena tidak memiliki suatu keterampilan pada suatu bidang tertentu. Sehingga untuk memiliki keterampilan haruslah melalui latihan dan belajar dengan tekun agar dapat menguasai bidang tersebut dan dapat memahami dan mengaplikasikanya. Selain dapat bekerja mereka yang memiliki keterampilan dapat membuat lapangan pekerjaan baru untuk mengatasi pengangguran di negara kita ini.

Pemberdayaan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan dengan cara melibatkan langsung masyarakat dalam prosesnya. Tujuan utama pemberdayaan yaitu untuk memberdayakan masyarakat yang kurang berkembang agar dapat lebih mandiri dan dapat meningkatkan kemampuan dalam memperbaiki kualitas kehidupan mereka melalui tindakan mereka sendiri dan untuk diri mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat merupakan kemampuan individu berperan aktif dalam masyarakat. Tingkat keaktifan masyarakat ini dapat dilihat dari partisipasi setiap individu dan masyarakat itu sendiri terhadap proses atau kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan. Partisipasi tersebut meliputi partisipasi tenaga, pikiran dan materi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu aspek terpenting dalam pembangunan suatu bangsa, sebab menyangkut kehidupan dan masa depan bangsa


(11)

2

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri yang membentuk individu atau masyarakat menjadi lebih mandiri dengan diberikanya kemampuan untuk memikirkan, memutuskan demi memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang terdiri atas kemampuan kognitif, afektif, psikomotor dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat tersebut. Seperti konsep pemberdayaan yang digunakan Parsons (1994) dalam Totok (2013, hlm.29) bahwa:

Pemberdayaan adalah sebuah proses agar setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupanya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.

Menurut pendapat diatas bahwa pemberdayaan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain, pihak yang lemah atau pihak yang kurang berdaya agar lebih mandiri dan bertanggung jawab akan kehidupanya. Selain itu, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan serta memberikan kesempatan untuk mengurangi kendala pribadi maupun sosial yang dihadapi seperti kemampuan untuk mencapai tujuan tanpa bergantung dengan oranglain. Upaya pemberdayaan yang diberikan kepada masyarakat untuk terciptanya kamampuan bagi masyarakat yaitu dengan memberikan kesempatan lapangan pekerjaan atau kesempatan usaha dengan tujuan agar masyarakat mendapatkan penghasilan. Namun permasalahan saat ini muncul yaitu tidak semua masyarakat, khususnya masyarakat bertato dapat memperoleh kesempatan kerja, walaupun menurut survey angka pekerjaan menurun. Berdasarkan data resmi statistik BPS Kota Cimahi yang didalamnya tercatat angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Cimahi (Sumber Tersedia : http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ ) bahwa angka kemiskinan pada tahun 2009 sebanyak 7.1 persen, tahun 2010 sebanyak 7.4 persen, tahun 2011 sebanyak 7.15 persen, tahun 2012 sebanyak 6.67 persen, serta tahun 2013 terjadi penurunan terhadap kemiskinan berjumlah 6.63 persen. Sedangkan angka


(12)

pengangguran pada tahun 2009 sebanyak 15.31 persen, tahun 2010 sebanyak 13.59 persen, tahun 2011 sebanyak 10.32, tahun 2012 sebanyak 8.57, namun pada tahun 2013 terjadi peningkatan pengangguran berjumlah 11.43 persen. Hal tersebut harus segera dituntaskan dan disikapi oleh pemerintah dan semua pihak yang berkepentingan. Baik pihak pemerintah maupun pihak yang berwenang harus segera memperluas lapangan pekerjaan yang dapat dimanfaatkan, dengan demikian angka pengangguran semakin menurun.

Banyaknya masyarakat yang belum memiliki pekerjaan karena tidak adanya keterampilan yang mendukung. Dengan adanya pendidikan dapat membentuk masyarakat mempunyai suatu keterampilan, yang tujuan akhirnya dapat dipergunakan untuk kehidupan dirinya kelak dikemudian hari. Seperti yang ditulis dalam tujuan pendidikan nasional Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan bahwa:

“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Menurut pendapat diatas bahwa tujuan pendidikan merupakan proses pembelajaran yang disusun secara matang untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan. Serta untuk mewujudkan suasana pembelajaran dan proses pembelajaran agar peserta didik menjadi lebih aktif.

Pendidikan nasional memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang di selenggarakan di sekolah sedangkan pendidikan nonformal dan pendidikan informal berada dalam cakupan pendidikan luar sekolah. Menurut Sudjana (2010, hlm.13) bahwa pendidikan nonformal merupakan salah satu dari sekian banyak istilah yang muncul dalam studi kependidikan pada akhir tahun tujuh puluhan. Istilah-istilah pendidikan yang berkembang di tingkat internasional


(13)

4

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mulai saat itu adalah pendidikan sepanjang hayat (life long education), pendidikan pembaharuan (reccurent education), pendidikan abadi (permanent education), pendidikan informal (informal education), pendidikan masyarakat (community

education), pendidikan perluasan (extension education), pendidikan massa (mass education), pendidikan sosial (social education), pendidikan orang dewasa (adult education), dan pendidikan berkelanjutan (continuing education).

Pendidikan nonformal atau pendidikan luar sekolah memiliki satuan pendidikan diantaranya Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM), Majlis ta’lim, kursus, pelatihan dan satuan lembaga sejenis lainnya. Salah satu satuan pendidikan nonformal yaitu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kerja timbal balik yang bersifat membantu dan meningkatkan tanggung jawab untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pelatihan ini merupakan bentuk dari program pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan.

Komunitas merupakan sebuah kelompok sosial yang didalamnya terdiri dari beberapa individu di berbagai lingkungan. Umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu didalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan sumber daya, preferensi, kebutuhan, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Sejalan dengan pendapat Lono (2006, hlm.61) komunitas tato memang mempunyai beberapa kesamaan tujuan, pandangan, yang berbentuk akibat dari konsekuensi logis liminitas (baik secara usia maupun kognisi), namun komunitas tato mempunyai kesamaan solidaritas yang tidak terikat oleh batas-batas ras, etnik, usia, negara, maupun daerah geografis ketidakterikatan komunitas tato oleh ruang dan waktu sejalan dengan semangat resistensinya terhadap konsepsi tentang masyarakat yang selalu identik dengan pengutamaan nilai-nilai komunal, kedudukan structural yang dipenuhi nilai- nilai objektif yang menyulitkan.

Komunitas masberto adalah komunitas yang telah menyelenggarakan suatu kegiatan yang terorganisir dengan pemberdayaan masyarakat yaitu kegiatan usaha menyablon bagi individu yang bertato di Cibereum Cimahi. Kegiatan usaha ini memberikan kesempatan kepada individu yang bertato yang tidak memiliki


(14)

pekerjaan untuk terjun langsung dalam kegiatan usaha menyablon. Latar belakang pendidikan masyarakat bertato hanya sampai jenjang pendidikan menengah dan pimpinan komunitas masberto memiliki tujuan untuk mencetak individu atau komunitas bertato menjadi mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan hidup dimasa yang akan datang. karena dengan terampil menyablon bisa menjadi peluang usaha dan membuat wirausaha sendiri supaya dapat mengurangi angka pengangguran.

Usaha menyablon adalah usaha yang dapat membantu pembangunan ekonomi nasional. hasil kegiatan usaha menyablon harus dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh perekonomian nasional dan kegiatan usaha menyablon harus dapat mencapai tujuan pembangunan ekonomi bangsa. Tujuan dari pembangunan bangsa yaitu untuk memberikan kedaulatan, keadilan, kemajuan, dan kesejahteraan masyarakat yang berbangsa dan bernegara.

Menurut Joseph Schumpeter (dalam Alma 2009, hlm.24) entrepreneur atau wirausaha adalah orang yang mendombrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang baru ataupun bisa dilakukan dalam organisasi bisnis yang sudah ada. Seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Wirausaha lebih menekankan pada setiap orang yang memulai suatu bisnis yang baru. Sedangkan proses kewirausahaan meliputi semua kegiatan fungsi dan tindakan untuk mengejar dan memanfaatkan peluang dengan menciptakan suatu organisasi.

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya untuk meningkatkan harta dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakngan. Komunitas masberto merupakan kelompok sosial yang menyelenggarakan program pemberdayaan yaitu kegiatan usaha menyablon dengan sasaran individu atau kelompok masyarakat yang memiliki tato yang memiliki peserta didik sebanyak


(15)

6

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 orang dan tutor sebanyak 2 orang. Karena kebutuhan hidup masyarakat yang semakin meningkat dan kurangnya lapangan pekerjaan sehingga mereka membutuhkan penghasilan tambahan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup yang meningkat tidak diiringi dengan kemudahan mendapatkan lapangan pekerjaan. Sehingga menjadi wirausaha merupakan alternatif yang dapat dipilih untuk mendapatkan penghasilan tambahan tersebut. Hanya saja jalan menjadi wirausaha cenderung sulit untuk dilaksanakan oleh para individu yang memiliki tato dikarenakan mereka selalu dipandang negatif oleh masayarakat setempat.

Banyak sekali orang mengatakan bahwa manusia bertato, berambut gondrong, dan memakai baju berantakan selalu dikatakan preman atau sering sekali dikatakan orang jahat, dan sebaliknya manusia berpakaian rapih dan rambut rapih adalah orang baik sehingga mereka sulit sekali mendapatkan suatu pekerjaan karena penampilanya yang sangat tidak mendukung dan dipandang sebelah mata. Untuk itu komunitas masberto memberikan kesempatan kepada individu yang bertato dalam meningkatkan keterampilan dalam kegiatan menyablon, sehingga membuktikan kepada masyarakat setempat bahwa masyarakat bertato tidak selalu melakukan hal yang negatif.

Kegiatan menyablon telah dilaksanakan dikelurahan cibereum yang diikuti oleh beberapa individu yang bertato dengan latar belakang pendidikan yang berbeda. Kegiatan ini sangat membantu individu yang memiliki tato untuk meingkatkan pendapatanya dan juga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. serta menikmati hasil dari pemasaran produk menyablon tersebut. Dari kegiatan usaha menyablon tersebut peneliti ingin mencari tahu sejauh mana mengenai “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan hasil studi pendahuluan dengan melakukan observasi, ditemukan beberapa identifikasi masalah :


(16)

1. Semakin tingginya biaya hidup tidak diiringi degan mudahnya mendapatkan pekerjaan terutama pada individu yang memiliki tato

2. Keterbatasan kemampuan dalam mengembangkan keterampilan pada individu yang memiliki tato

3. Latar belakang pendidikan yang berbeda dimiliki oleh masyarakat bertato 4. pandangan masyarakat terhadap individu yang memiliki tato cenderung

negatif

5. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak komunitas masberto kepada individu yang memiliki tato untuk meningkatkan keterampilan dalam menyablon

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian jelaskan dalam identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan

masalah “Bagaimana Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program

Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi?” Agar tidak meluas penulis

membatasi objek yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu:

1. Bagaimana Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi ?

2. Bagaimana Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?

3. Bagaimana Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas dapat dijadikan sebagi tujuan penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mendeskripsikan Penyelenggaraan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dalam Meningkatkan Keterampilan Di Komunitas Masberto Cimahi

2. Mendeskripsikan Bentuk Keterlibatan Peserta Dalam Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

3. Mendeskripsikan Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi


(17)

8

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan pemikiran bagi pengembangan ilmu Pendidikan Luar Sekolah khususnya untuk konsentrasi Pemberdayaan Masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian yang dilakukan ini dapat mengetahui penyelenggaraan dari kegiatan menyablon yang dilakukan oleh pihak komunitas masberto dalam upaya memberdayakan individu yang memiliki tato

b. Penelitian yang dilakukan ini Sebagai contoh bagi para Praktisi Pendidikan Luar Sekolah, dalam memberikan pembedayaan (empowering) kepada masyarakat, dengan mengembangkan usaha menyablon.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Berikut ini adalah rencana peneliti membagi-bagi pembahasan dalam beberapa bagian, pembagian bahasan berdasarkan pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2014, hlm.23). Bagian pembahasan ini yang terdiri dari :

BAB I Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang Penelitian, Rumusan Masalah Penelitian, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Struktur organisasi Skripsi.

BAB II Landasan Teori terdiri dari konsep-konsep dan teori-teori pendukung penelitian ini, diantaranya adalah konsep mengenai pemberdayaan dan juga konsep mengenai pengelolaan.

BAB III Metode Penelitian yang terdiri dari Desain penelitian, Partisipan, Pengumpulan Data, Analisis Data, Isu Etik.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri atas Kondisi Objektif Lokasi dan Subjek Penelitian, Pengolahan Analisis Data, dan Pembahasan Analisis Temuan.

BAB V Kesimpulan dan Saranyang terdiri dari hasil simpulan yang didapat dari penelitian dan saran yang dapat digunakan oleh para peneliti lain.


(18)

(19)

41

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena analisis data diuraikan secara verbal, hal tersebut agar peneliti dapat berupaya dalam memperoleh informasi secara luas dan mendeskripsikan hasil temuan lapangan yang menggambarkan penyelenggaraan, partisipasi dan hasil dari kegiatan menyablon dikomunitas Masberto. Metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2012, hlm.9) adalah:

metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawan eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai intrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penjelasan diatas menjelaskan bahwa penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan lebih cenderung menggunakan analisis. Sehingga proses dan makna selalu ditonjolkan dalam proses penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek merupakan suatu hal, kejadian atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Menurut Sugiyono (2012, hlm.8) yaitu :

penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau

human instrument. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus

memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan menkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna.


(20)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mendapatkan suatu data harus dibutuhkan berbagai macam sumber data dan teknik pengumpulan data. Pengumpulan data tidak hanya dipandu oleh teori melainkan dipandu dengan fakta-fakta yang telah ditemukan pada saat melakukan penelitian dilapangan. Maka dari itu data yang dianalisis bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan. Data yang dimiliki oleh penelitian kualitatif adalah data yang sebenarnya telah terjadi dilapangan bukan data yang hanya terlihat saja melainkan data yang memiliki makna dibalik yang terlihat tersebut. Maka dari itu, penelitian kualitatif perlu memiliki landasan teori yang lebih banyak dari penelitian Pendekatan Kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012, hlm.19) proses penelitian kualitatif meliputi:

a. Tahap orientasi atau deskripsi. Dimana peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan ditanyakan.

b. Tahap reduksi atau fokus. Peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu. c. Tahap selection. Peneliti menjelaskan fokus yang telah ditetapkan menjadi

lebih rinci. Pada tahap ini juga peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data informasi yang diperoleh.

B. Partisipan dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dalam menentukan partisipan dilakukan dengan cara

purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu, yang

penelitian ini tujuanya adalah menggali tentang pemberdayaan masyarakat bertato dalam meningkatkan keterampilan dikomunitas masberto.

purposive sampling dalam Zainal Arifin (2012: hlm. 167) bahwa ukuran

sampel yang diperlukan sangat bergantung pada sumber, waktu yang tersedia, dan tujuan penelitian. Ukuran sampel purposive sering digunakan dalam berdasarkan kejenuhan teoritis dalam pengumpulan data ketika data baru tidak


(21)

43

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lagi memberikan informasi tambahan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Subjek penelitian sangatlah penting dalam suatu penelitian karena data yang didapat selama proses penelitian dilapangan akan dikumpulkan dan diolah serta dianalisis. Menurut S. Arikunto (2013:188) subjek penelitian adalah :

Subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Responden penelitian adalah orang yang menanggapi dan orang yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Informan adalah orang yang memberikan informasi. Sedangkan sumber data adalah subjek penelitian dimana data menempel. Sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat, dan sebagainya.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai subjek penelitian, lokasi penelitian ini dilakukan dikomunitas masberto Cibereum Cimahi yang di tujukan kepada masyarakat bertato yang ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan program usaha menyablon dikomunitas masberto. Adapun kriteria yang menjadi subjek penelitian ini sebagai berikut :

1. Anggota Komunitas Masberto 2. Tutor komunitas masberto

3. Pengelola Program komunitas masberto

C. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam melakukan penelitian. Hal ini demi mendapatkan data untuk keberhasilan penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Terdapat bermacam-macam teknik pengumpulan data secara umum menurut Sugiyono (2012, hlm.225) terdapat empat macam teknik pengumpulan data yaitu observasi (pengamatan), interview (wawancara), dokumentasi dan triangulasi gabungan.


(22)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan melihat dan mendengar secara langsung. Sedangkan menurut Sudjana (2004, hlm.301)

menyatakan: “observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya mengamati dan mencatat data atau

informasi-informasi secara sistemaatis”.

Observasi sebagar alat pengumpul data secara sistematis, artinya bahwa observasi merupakan suatu usaha dalam merumuskan sesuatu secara teratur. Kemudian hasil observasi memberikan suatu kemungkinan untuk megartikan secara alamiah, yang menjadi subjek dalam observasi di penelitian ini adalah benda, kondisi, prilaku, sarana prasarana, metode dan objek lain yang mendukung selama proses kegiatan menyablon berlangsung. Observasi dapat di bedakan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Observasi partisipatif yaitu, observasi yang dilakukan oleh pengamatan dengan melibatkan dirinya dalam suatu kegiatan yang sedang dilakukan atau sedang dialami oranglain, sedangkan oranglain itu tidak mengetahui bahwa dia atau mereka sedang diobservasi.

b. Observasi non partisipatif yaitu, penilai tidak melibatkan diri kedalam kegiatan orang yang diamati dan atau dengan bertindak sebagai pengamat yang berada diluar kegiatan atau kelompok yang diobservasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis menggunakan teknik pengumpulan data secara obsevasi partisipatif dengan melibatkan penulis mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan melihat secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto Cibereum Cimahi. Aspek yang diamati tentang penyelenggaraan program kegiatan menyablon yang didalamnya terdiri dari bahan ajar, media dan alat bantu, evaluasi, penilaian, kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran. Kemudian aspek tentang fasilitas kegiatan menyablon yaitu kondisi tempat,


(23)

45

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sarana dan prasarana pembelajaran, media pembelajaran, serta alat praktek/alat sablon.

2. Interview (wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan subjek yang akan diteliti. Wawancara merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan melakukan Tanya jawab untuk mendapatkan data yang diperlukan oleh peneliti. Menurut Esterberg (2002) dalam sugiyono (2012, hlm.231)

“wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topic

tertentu”.Secara garis besar ada beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut :

a. Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur di gunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Pada wawancara terstrktur ini dalam melakkan wawancara, peneliti telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan. b. Wawancara semiterstrukur

Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, di mana dalam pellaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawanccara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu meendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oeh informan.


(24)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak mengunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis dan menggunakan teknik wawancara tak tersetruktur sehingga peneliti dapat mengembangkan hasil wawancara melalui pengamatan berdasarkan perkembangan yang terjadi dilapangan. Peneliti melakukan wawancara kepada masyarakat bertato yang merupakan peserta didik dikomunitas masberto, pengelola serta tutor dikomunitas masberto. Hal yang diwawancarai berupa penyelenggaraan program menyablon, partisipasi peserta didik terhadap program menyablon dan hasil pembelajaran menyablon dikomunitas masberto.

3. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan sumber data untuk melengkapi informasi. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya monumental dari seseorang. Menurut Arikunto (2013, hlm.274) teknik dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang beupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, legger, agenda dan

sebagainya”.

Teknik dokumentasi ini adalah untuk melengkapi data yang telah didapat saat melakukan penelitian. Data tersebut berupa kumpulan dokumen-dokumen yang dapat memberikan bukti secara sistematis sehingga data telah terlengkapi. Data tersebut berupa foto-foto yang terdiri dari foto-foto saat pembelajaran menyablon, wawancara dengan narasumber, serta tentang dokumen yang dimiliki oleh komunitas masberto


(25)

47

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.Triangulasi

Menurut Sugiyono (2012, hlm.241) Triangulasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam teknik triangulasi ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. Dan triangulasi sumber yaitu untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

D. Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mengolah suatu data menjadi informasi. Data yang dioalah tersebut data yang diperoleh saat melakukan pengumpulan data dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diiformasikan kepada orang lain. Sehingga karakteristik data dapat dengan mudah dimengerti dan bermanfaat untuk menjawab permasalahan yang ada.

Menurut Sugiyono (2012, hlm.245) Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.

Analisis data kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012:245) menyatakan “ Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan


(26)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

1. Analisis sebelum di lapangan

Analisis data kualitatif sebelum masuk penelitian lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan atau data sekunder, yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah penelitian masuk dan selama di lapagan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data kualitatif selama di lapangan, atau pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai. Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:246) mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data yaitu data

reduction (reduksi data), data display (penyajian data), dan conclusion (tahap

kesimpulan).

a. Data Reduksi (Data Reduction)

Setelah memperoleh data di lapangan dilakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari apabila diperlukan. Dalam mereduksi data, peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.


(27)

49

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data ini dilakukan setelah data direduksi, dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya, dengan mendisplaykan data maka akan memudahkan untu memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah di fahami tersebut. Dalam hal ini Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2012:249) dalam melakukan penyajian data disarankan, selain dengan teks yang bersifat naratif juga dapat berupa matriks, grafik.

c. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/verivication)

Pada tahap ke tiga ini, dalam analisis data kualitatif yaitu penarikan kesimpulan. Kesimpulan di sini masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Isu Etik

Penelitian ini berjudul “Peningkatan Keterampilan Menyablon Pada Program Pemberdayaan Komunitas Masberto Cimahi” penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam mencari dan menggali informasi secara mendalam, dikarenakan peneliti ingin mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan menyablon di komunitas masberto ini apakah berhasil program pemberdayaan masyarakat bertato untuk meningkatkan keterampilan dalam segi menyablon. Sebelumnya peneliti talah diberikan ijin oleh pihak komunitas untuk melakukan penelitian dikomunitas masberto.


(28)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan suatu informasi dengan subyek pengelola, tutor dan beberapa warga belajar teknik yang digunakan yaitu teknik observasi dimana peneliti harus melihat dan mendengar secara langsung kegiatan atau kejadian yang sedang berlangsung. Observasi tersebut bersifat partisipatif dengan melibatkan peneliti mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung untuk mengamati dan melihat secara langsung program usaha menyablon dikomunitas masberto Cibereum Cimahi. Teknik wawancara merupakan metode yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan informasi lebih mendalam. Teknik ini merupakan teknik dengan menggunakan Tanya jawab antara peneliti dengan subjek informasi. Selanjutnya teknik dokumentasi adalah teknik untuk melengkapi data yang kurang. Data bisa berbentuk tulisan, gambaran, atau karya-karya monumental dari seseorang. Kemudian menggunakan teknik triangulasi merupakan gabungan dari teknik yang digunakan saat penelitian.

Program pemberdayaan ini merupakan gambaran kecil dari kegiatan pemberdayaan komunitas bertato dalam meningkatkan keterampilan sehingga dapat mengurangi pengangguran dan dapat meningkatkan taraf ekonomi warga belajar yang telah mengikuti kegiatan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu kebutuhan masyarakat untuk membuka peluang bisnis industri kreatif dengan menggunakan media kain, kertas, plastik dan sebagainya. Program pemberdayaan ini dapat memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan hidup. Kegiatan ini tidak berdampak negatif justru memberikan dampak positif kepada warga belajar dan masyarakat sekitar karena kegiatan ini memberikan manfaat yang cukup besar yang menjadikan warga belajar memiliki suatu keterampilan dan menjadi lebih mandiri.


(29)

51

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan dalam bab IV, peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan kelompok belajar Usaha sablon dalam meningkatkan Keterampilan di Komunitas Masberto Cimahi

Hasil wawancara dengan para informan mengenai penyelenggaraan program usaha sablon melalui beberapa tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, evaluasi dan tindak lanjut.

Perencanaan kegiatan menyablon dikomunitas masberto diawali dengan identifikasi kebutuhan peserta. Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar minat peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon. dalam merumuskan suatu tujuan kegiatan menyablon, pengelola merumuskan tujuan kegiatan dengan cara mengobservasi komunitas-komunitas usaha sablon mengenai kebutuhan peserta kegiatan, mencari sumber dan hambatan dalam kegiatan usaha sablon, menyusun tugas yang akan diberikan kepada peserta, menentukan waktu pelaksanaan kegiatan dan menentukan tempat terselenggaranya kegiatan menyablon. kegiatan menyablon bertujuan untuk memberikan suatu keterampilan kepada masyarakat bertato agar masyarakat bertato dapat hidup mandiri. Program yang dilakukan oleh komunitas masberto merupakan program dalam bentuk keterampilan menyablon, membuat stiker dan membuat banner, kemudian hasil dari menyablon dipasarkan kepada distro-distro yang telah bekerjasama yaitu distro hoax dan distro linoleum.

Komunitas masberto memiliki ruangan dengan kapasitas sekitar 15 orang untuk alat sablon sendiri kita memiliki 5 alat sablon. Dalam penetapan sarana dan prasarana kegiatan menyablon pengelola melihat dari jumlah peserta dan anggaran biaya. Pihak


(31)

89

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelola bekerjasama dengan ditro-ditro untuk proses pemasaran hasil dari kegiatan menyablon.

Pengorganisasian dalam kegiatan menyablon pada komunitas masberto, diketahui bahwa adanya pembagian struktur kerja yang dilihat dari kompetensi setiap orangnya. Pembagian tugas dan tanggung jawab sudah sesuai dengan tupoksinya, hal ini dapat dilihat dari tugas yang mereka selesaikan sesuai dengan program kerja yang telah dibuat berdasarkan tujuan organisasi. Komunitas masberto memiliki dua tutor dan tutor berasal dari komunitas masberto.

Dalam menyampaikan materi kegiatan menyablon menggunakan metode pembelajaran yaitu metode ceramah dan praktek. Tahapan dalam menggunakan metode pembelajaran yaitu dalam menyampaikan teori menyablon menggunakan metode ceramah. Ketika penerapan aplikasi menyablon menggunakan metode praktek dan pesertapun bergiliran untuk mempraktekanya sesuai dengan jumlah alat sablon yang tersedia. Metode pembelajaran menyablon yang digunakan sudah efektif karena dalam menyampaikan materi sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Tutor menggunakan handouts sebagai bahan ajar untuk peserta kegiatan menyablon dikomunitas masberto. Peserta kegiatan belajar secara individu dan berkelompok mempraktekkan materi secara bergantian sehingga peserta dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Tutor bertugas menyampaikan materi secara garis besarnya saja dan membimbing peserta yang kesulitan dalam memahami materi yang terdapat dalam handouts maupun materi diluar handouts sesuai dengan materi yang peserta pelajari baik ketika proses pembelajaran maupun diluar waktu kegiatan.

Dalam menyusun bahan ajar haruslah sesuai dengan kebutuhan peserta kegiatan. Selain itu pengelola harus memikirkan tingkat kesukaran dalam penyusunan bahan ajar karena bahan ajar yang digunakan harus tepat pembagian antara teori dan praktek agar bahan ajar memiliki arah dalam mencapai tujuan. Materi yang digunakan harus sesuai dengan kemajuan IPTEK dan selalu mengikuti perkembangan jaman.


(32)

Kemudahan dalam mengakses informasi tersebut membuat manusia agar mendapatkan informasi terbaru. Begitu pula dengan bahan ajar yang digunakan pada komunitas masberto harus selalu diperbarui agar peserta mendapatkan materi sesuai dengan perkembangan jaman sehingga peserta tidak ketinggalan jaman.

Kegiatan menyablon pada komunitas masberto berdurasi selama enam jam yang dimulai pukul 09.00 hingga 15.00 wib, dengan menggunakan media pembelajaranya tutor menggunakan media berupa video cara menyablon dan slide yang didukung dengan laptop dan infocus untuk menunjangnya kegiatan tersebut. Ketepatan dalam menggunakan media pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaian penyampaian materi yang akan disampaikan kepada peserta dengan menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh komunitas masberto tersebut.

Motivasi peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dengan konsistenya peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Namun partisipasi peserta dapat dilihat dari keaktifan bertanya jika ada materi yang kurang dipahami oleh peserta. Rasa ingin tahu yang tinggi serta kebutuhan peserta yang membuat peserta antusias mengikuti kegiatan menyablon. Hal ini disebabkan karena peserta didik termotivasi dari pengalaman pembelajaran yang diberikan oleh tutor sehingga antusias peserta didik terlihat pada saat proses pembelajaran. Pengelola dan tutorpun menjalin komunikasi secara baik dengan peserta sehinga pengelola dan tutor mengetahui kebutuhan dan keluhan peserta kemudian pengelola dan tutor dapat memberikan masukan dan saran dimana peserta dapat termotivasi, partisipasi peserta diasah dengan cara memberikan kebebasan berbicara jika ada keluhan atau memberikan pendapat.

Pembinaan kegiatan menyablon pada komunitas masberto yaitu adanya pengawasan yang dilakkukan oleh komunitas masberto dengan cara mengecek daftar hadir tutor dan peserta dengan cara tersebut dapat memantau kehadiran peserta dan tutor guna meilhat keaktifanya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran selain itu sebagai alat control, alat dokumentasi, bahan pengambilan keputusan, dan alat


(33)

91

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

monitoring. Serta proses pengarahan dengan cara memberikan pengarahan atau bimbingan jika tutor atau peserta membuat kesalahan dan ada materi yang kurang dipahami sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Proses evaluasi yang dilakukan oleh komunitas masberto yaitu dilakukan melalui tes praktek atau ujian praktek, selain ujian praktek adanya ujian lisan berupa tanya jawab saat kegiatan berlangsung dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman serta sikap dari peserta masberto. Dilaksanakanya ujian tersebut saat pemberian materi kegiatan dan akhir kegiatan menyablon.

Dalam memberikan penilaian kepada peserta dengan cara pada saat dan setelah peserta mengikuti kegiatan menyablon yang diberikan oleh komunitas masberto mulai dari teori dan praktek. Pemberian penilaian peserta berdasarkan keaktifan selama mengikuti kegiatan menyablon berlangsung dan kemampuan peserta dalam memahami materi yang telah disampaikan serta praktek melakukan menyablon secara baik dan benar sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh tutor.

Proses tindak lanjut yang diberikan oleh komunitas masberto berupa pendampingan. Pendampingan merupakan strategi yang sangat menentukan keberhasilan pemberdayaan dan merupakan suatu upaya dalam pemeliharaan keberlanjutan hasil dari kegiatan yang telah selesai dilaksanakan.

Hal pertama yang dilakukan penyelenggara terhadap pendampingan adalah melakukan pemantauan awal terhadap kegiatan peserta menyablon. Kegiatan itu bermaksud untuk mengetahui tentang bagaimana peserta dapat memanfaatkan hasil kegiatan menyablon tersebut. Setelah lulus dari kegiatan menyablon dikomunitas masberto, pihak komunitas melakukan survey lapangan, untuk melihat perkembangan peserta yang telah dilatih. Kemudian dua atau tiga bulan setelah lulus sebagian peserta telah mampu mandiri dengan membuka usaha menyablon dan dikelolanya sendiri.


(34)

2. Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

Keterlibatan yang diberikan oleh peserta dalam kegiatan menyablon yaitu Keterlibatan tenaga dan Keterlibatan pikiran. Bentuk Keterlibatan tenaga didukung dengan Keterlibatan keterampilan yang diberikan peserta dalam kegiatan menyablon yaitu pada proses menyablon, pengepakan hasil dari menyablon itu sendiri dan pemasaran kepada distro-distro yang telah bekerja sama dengan komunitas masberto. Selain Keterlibatan tenaga, peserta telah memberikan Keterlibatan pikiran yang berupa ide-ide atau gagasan yang dikemukakan dalam jadwal rapat dengan komunitas masberto. Selain ide-ide atau gagasan yang diberikan, peserta juga dapat mengemukakan hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan menyablon dan menyelesaikan bersama masalah yang telah dikemukakan. Segala bentuk kebijakan dan penyelesaian masalah, diselesaikan dengan keputusan bersama. Selama kegiatan menyablon peserta tidak memberikan partisipasi berupa materi, karena pihak komunitas masberto tidak memungut biaya untuk segala kegiatan yang telah diajarkan oleh komunitas masberto.

3. Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa setelah mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto sangat memberikan hasil yang signifikan, hal ini terbukti bahwa peserta dapat memperoleh keterampilan melalui aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Aspek kognitif yang telah diperoleh peserta yaitu pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto, bahwa peserta dapat mengenal, memahami dan menafsirkan pembelajaran menyablon yang dilakukan oleh komunitas masberto. Hal tersebut dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh pengelola maupun tutor.


(35)

93

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek afektfif yang telah diperoleh peserta yaitu setelah mengikuti kegiatan menyablon bahwa terdapat berbagai macam sikap yang dimiliki peserta yaitu sikap percaya diri, komunikasi yang baik, sikap disiplin, dan motivasi yang tinggi. Dapat dilihat dari peracaya diri yang dimiliki oleh peserta bahwa peserta sudah mampu berbicara dihadapan umum baik dikelompok masberto tersebut dan peserta mampu menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai kegiatan menyablon ini. Adanya sikap disiplin dimana peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai jadwal kegiatan yang telah ditentukan dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tenang tidak menganggu peserta lainnya. Terdapat motivasi yang tinggi dari peserta itu dilihat dari ketekunan peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dan semangat yang tinggi itu membuktikan bahwa peserta ingin mencapai hasil dan tujuan dari kegiatan menyablon tersebut.

Aspek psikomotorik yang telah diperoleh peserta yaitu peserta mampu melakukan gerakan menyablon dengan baik dan benar sesuai arahan yang diberikan oleh tutor dalam kegiatan pembelajaran menyablon. Gerakan tersebut dilakukan secara bertahap dari gerakan yang paling mudah hingga ke gerakan yang paling rumit. Selain itu peserta yang telah mengikuti kegiatan menyablon ingin melanjutkan ke tahap pemasaran produk hasil menyablon.

Setelah mengikuti kegiatan menyablon peserta memiliki suatu keterampilan yang dapat membuka usaha menyablon sendiri atau bekerja dibidang menyablon sehingga peserta dapat memperoleh penghasilan sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan hidup baik primer maupun sekunder.

B. Saran

1. Bagi Pengelola

Pihak komunitas masberto terus melanjutkan kegiatan menyablon tersebut, agar kegiatan menyablon yang dilaksanakan semakin berkembang, dan dapat mengatasi masalah pengangguran dengan memberikan bekal keterampilan sebagai modal untuk mendapatkan suatu pekerjaan atau penghasilan.


(36)

Untuk menjaga eksistensi komunitas masberto pengelola sebaiknya mencari bentuk dukungan atau sponsor dalam bentuk materi kepada pihak yang peduli terhadap kegiatan menyablon yang dilaksanakan oleh komunitas masberto sehingga eksistensi komunitas masberto tetap terjaga.

2. Bagi Tutor

Peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar, peran tutor harus terus membimbing dan membina peserta didik agar motivasi peserta terjaga dengan baik. Bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar kegiatan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan. Dalam menyampaikan materi tutor harus lebih kreatif agar peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran menyablon tidak merasa bosan.

3. Bagi Masyarakat Bertato

Kegiatan menyablon sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat bertato dimasa yang akan datang, maka dari itu kepada masyarakat bertato harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan menyablon ini agar masyarakat bertato memiliki suatu keterampilan. Kemudian setelah masyarakat bertato selesai mengikuti kegiatan menyablon ini, dapat melakukan kegiatan sejenis yaitu membuka usaha menyablon sendiri dan bekerjasama dengan distro-distro setempat. Selain dapat membantu kehidupan masyarakat bertato, juga dapat membantu masyarakat secara umum yang belum memiliki keterampilan ataupun belum memiliki pekerjaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Bagi peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pemberdayaan masyarakat bertato, agar memfokuskan topic masalah yang akan dikaji seperti efektifitas kegiatan pembelajaran menyablon dikomunitas masberto ataupun dampak kegiatan pembelajaran menyablon dikomunitas masberto sesuai dengan kajian pendidikan nonformal.


(37)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Alma, B.(2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Anwas, M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rinerka Cipta

Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hikmat. (2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama

Press

Kamil, M.(2009).Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta

Kindervatter, S.(1979). Nonformal Education As An Empowering Procces. USA Mardikanto, T dkk. (2013). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Mariyana, R.dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Simatupang, L, L. (2006). Tato. Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian

Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosia/ & Pekerjaan Sosial.

Bandung: Refika Aditama

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Fallah

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,


(38)

Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.

Sumber Elektronik :

PUSDALISBANG Jawa Barat. (2015). Pusat Data Analisis Pembangunan Jawa

Barat. Tersedia: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ (30 juni

2015)

Sumber Lainya :

Desmawangga, Christopher. (2003). Study Tentang Partisipasi Mahasiswa

Program Study Administrasi Negara Dalam Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Jurnal.

Samarinda: FISIP UNMUL

Genuari, Dadang. (2012). Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha. Skripsi PLS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung : UPI Press.

Probowati, Niken. (2015). Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Belajar: Studi deskriptif kualitatif di pkbm satria logawa banyumas. Skripsi PLS UPI Sugiyah. (2010). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Dasar Negri IV Wates, Kabupaten Kulon Progo. Tesis PPs UNY.


(1)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

monitoring. Serta proses pengarahan dengan cara memberikan pengarahan atau bimbingan jika tutor atau peserta membuat kesalahan dan ada materi yang kurang dipahami sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Proses evaluasi yang dilakukan oleh komunitas masberto yaitu dilakukan melalui tes praktek atau ujian praktek, selain ujian praktek adanya ujian lisan berupa tanya jawab saat kegiatan berlangsung dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman serta sikap dari peserta masberto. Dilaksanakanya ujian tersebut saat pemberian materi kegiatan dan akhir kegiatan menyablon.

Dalam memberikan penilaian kepada peserta dengan cara pada saat dan setelah peserta mengikuti kegiatan menyablon yang diberikan oleh komunitas masberto mulai dari teori dan praktek. Pemberian penilaian peserta berdasarkan keaktifan selama mengikuti kegiatan menyablon berlangsung dan kemampuan peserta dalam memahami materi yang telah disampaikan serta praktek melakukan menyablon secara baik dan benar sesuai dengan arahan yang telah diberikan oleh tutor.

Proses tindak lanjut yang diberikan oleh komunitas masberto berupa pendampingan. Pendampingan merupakan strategi yang sangat menentukan keberhasilan pemberdayaan dan merupakan suatu upaya dalam pemeliharaan keberlanjutan hasil dari kegiatan yang telah selesai dilaksanakan.

Hal pertama yang dilakukan penyelenggara terhadap pendampingan adalah melakukan pemantauan awal terhadap kegiatan peserta menyablon. Kegiatan itu bermaksud untuk mengetahui tentang bagaimana peserta dapat memanfaatkan hasil kegiatan menyablon tersebut. Setelah lulus dari kegiatan menyablon dikomunitas masberto, pihak komunitas melakukan survey lapangan, untuk melihat perkembangan peserta yang telah dilatih. Kemudian dua atau tiga bulan setelah lulus sebagian peserta telah mampu mandiri dengan membuka usaha menyablon dan dikelolanya sendiri.


(2)

92

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Keterlibatan Peserta dalam kegiatan kelompok belajar Usaha sablon

Dikomunitas Masberto Cimahi

Keterlibatan yang diberikan oleh peserta dalam kegiatan menyablon yaitu Keterlibatan tenaga dan Keterlibatan pikiran. Bentuk Keterlibatan tenaga didukung dengan Keterlibatan keterampilan yang diberikan peserta dalam kegiatan menyablon yaitu pada proses menyablon, pengepakan hasil dari menyablon itu sendiri dan pemasaran kepada distro-distro yang telah bekerja sama dengan komunitas masberto. Selain Keterlibatan tenaga, peserta telah memberikan Keterlibatan pikiran yang berupa ide-ide atau gagasan yang dikemukakan dalam jadwal rapat dengan komunitas masberto. Selain ide-ide atau gagasan yang diberikan, peserta juga dapat mengemukakan hambatan yang terjadi dalam proses kegiatan menyablon dan menyelesaikan bersama masalah yang telah dikemukakan. Segala bentuk kebijakan dan penyelesaian masalah, diselesaikan dengan keputusan bersama. Selama kegiatan menyablon peserta tidak memberikan partisipasi berupa materi, karena pihak komunitas masberto tidak memungut biaya untuk segala kegiatan yang telah diajarkan oleh komunitas masberto.

3. Hasil Yang Dicapai Oleh Peserta Didik Setelah Mengikuti Kegiatan

Kelompok Belajar Usaha Sablon Dikomunitas Masberto Cimahi

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian bahwa setelah mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto sangat memberikan hasil yang signifikan, hal ini terbukti bahwa peserta dapat memperoleh keterampilan melalui aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Aspek kognitif yang telah diperoleh peserta yaitu pengetahuan peserta setelah mengikuti kegiatan menyablon dikomunitas masberto, bahwa peserta dapat mengenal, memahami dan menafsirkan pembelajaran menyablon yang dilakukan oleh komunitas masberto. Hal tersebut dapat dilihat melalui evaluasi yang diberikan oleh pengelola maupun tutor.


(3)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aspek afektfif yang telah diperoleh peserta yaitu setelah mengikuti kegiatan menyablon bahwa terdapat berbagai macam sikap yang dimiliki peserta yaitu sikap percaya diri, komunikasi yang baik, sikap disiplin, dan motivasi yang tinggi. Dapat dilihat dari peracaya diri yang dimiliki oleh peserta bahwa peserta sudah mampu berbicara dihadapan umum baik dikelompok masberto tersebut dan peserta mampu menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mengenai kegiatan menyablon ini. Adanya sikap disiplin dimana peserta mengikuti kegiatan menyablon sesuai jadwal kegiatan yang telah ditentukan dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan tenang tidak menganggu peserta lainnya. Terdapat motivasi yang tinggi dari peserta itu dilihat dari ketekunan peserta dalam mengikuti kegiatan menyablon dan semangat yang tinggi itu membuktikan bahwa peserta ingin mencapai hasil dan tujuan dari kegiatan menyablon tersebut.

Aspek psikomotorik yang telah diperoleh peserta yaitu peserta mampu melakukan gerakan menyablon dengan baik dan benar sesuai arahan yang diberikan oleh tutor dalam kegiatan pembelajaran menyablon. Gerakan tersebut dilakukan secara bertahap dari gerakan yang paling mudah hingga ke gerakan yang paling rumit. Selain itu peserta yang telah mengikuti kegiatan menyablon ingin melanjutkan ke tahap pemasaran produk hasil menyablon.

Setelah mengikuti kegiatan menyablon peserta memiliki suatu keterampilan yang dapat membuka usaha menyablon sendiri atau bekerja dibidang menyablon sehingga peserta dapat memperoleh penghasilan sendiri yang dapat memenuhi kebutuhan hidup baik primer maupun sekunder.

B. Saran

1. Bagi Pengelola

Pihak komunitas masberto terus melanjutkan kegiatan menyablon tersebut, agar kegiatan menyablon yang dilaksanakan semakin berkembang, dan dapat mengatasi masalah pengangguran dengan memberikan bekal keterampilan sebagai modal untuk mendapatkan suatu pekerjaan atau penghasilan.


(4)

94

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menjaga eksistensi komunitas masberto pengelola sebaiknya mencari bentuk dukungan atau sponsor dalam bentuk materi kepada pihak yang peduli terhadap kegiatan menyablon yang dilaksanakan oleh komunitas masberto sehingga eksistensi komunitas masberto tetap terjaga.

2. Bagi Tutor

Peran tutor dalam meningkatkan motivasi belajar, peran tutor harus terus membimbing dan membina peserta didik agar motivasi peserta terjaga dengan baik. Bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar kegiatan pembelajaran tercapai sesuai dengan tujuan. Dalam menyampaikan materi tutor harus lebih kreatif agar peserta yang mengikuti kegiatan pembelajaran menyablon tidak merasa bosan.

3. Bagi Masyarakat Bertato

Kegiatan menyablon sangat bermanfaat untuk kehidupan masyarakat bertato dimasa yang akan datang, maka dari itu kepada masyarakat bertato harus bersungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan menyablon ini agar masyarakat bertato memiliki suatu keterampilan. Kemudian setelah masyarakat bertato selesai mengikuti kegiatan menyablon ini, dapat melakukan kegiatan sejenis yaitu membuka usaha menyablon sendiri dan bekerjasama dengan distro-distro setempat. Selain dapat membantu kehidupan masyarakat bertato, juga dapat membantu masyarakat secara umum yang belum memiliki keterampilan ataupun belum memiliki pekerjaan.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan. Bagi peneliti yang tertarik untuk mengkaji lebih jauh mengenai pemberdayaan masyarakat bertato, agar memfokuskan topic masalah yang akan dikaji seperti efektifitas kegiatan pembelajaran menyablon dikomunitas masberto ataupun dampak kegiatan pembelajaran menyablon dikomunitas masberto sesuai dengan kajian pendidikan nonformal.


(5)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka

Sumber Buku :

Arifin, Z. (2012). Penelitian Pendidikan - Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Alma, B.(2009). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta

Anwas, M. (2013). Pemberdayaan Masyarakat di Era Global. Bandung: Alfabeta

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rinerka Cipta

Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Hikmat. (2010) Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama

Press

Kamil, M.(2009).Pendidikan Non Formal. Bandung: Alfabeta

Kindervatter, S.(1979). Nonformal Education As An Empowering Procces. USA Mardikanto, T dkk. (2013). Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Alfabeta

Mariyana, R.dkk. (2010). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Simatupang, L, L. (2006). Tato. Yogyakarta: PT LKis Pelangi Aksara Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosia/ & Pekerjaan Sosial. Bandung: Refika Aditama

Sudjana, D. (2004). Manajemen Program Pendidikan. Bandung: Fallah Sudjana, D. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Fallah

Sugiyono, (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta


(6)

Anita Dewi Primastuti , 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYABLON PAD A PROGRAM PEMBERD AYAAN KOMUNITAS MASBERTO CIMAHI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabet

Usman, Husaini. (2008). Manajemen. Jakarta Timur: PT. Bumi Aksara.

Sumber Elektronik :

PUSDALISBANG Jawa Barat. (2015). Pusat Data Analisis Pembangunan Jawa Barat. Tersedia: http://pusdalisbang.jabarprov.go.id/pusdalisbang/ (30 juni 2015)

Sumber Lainya :

Desmawangga, Christopher. (2003). Study Tentang Partisipasi Mahasiswa Program Study Administrasi Negara Dalam Organisasi Kemahasiswaan di Fakultas Ilmu Social dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman. Jurnal. Samarinda: FISIP UNMUL

Genuari, Dadang. (2012). Penyelenggaraan Program Kecakapan Hidup Pengolahan Makanan Tradisional untuk Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha. Skripsi PLS UPI

Universitas Pendidikan Indonesia.(2014). Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung : UPI Press.

Probowati, Niken. (2015). Penyelenggaraan Pelatihan Membuat Layang-Layang Modern Dalam Meningkatkan Keterampilan Warga Belajar: Studi deskriptif kualitatif di pkbm satria logawa banyumas. Skripsi PLS UPI Sugiyah. (2010). Partisipasi Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Rintisan

Sekolah Bertaraf Internasional di Sekolah Dasar Negri IV Wates, Kabupaten Kulon Progo. Tesis PPs UNY.