Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami Pada Pemberdayaan Anggota Di Kelurahan Jombang Ciputat

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Ira Rahmawati

NIM: 1112054100030

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan atau plagiat dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Juli 2016


(5)

i

Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami pada Pemberdayaan Anggota di kelurahan Jombang, Ciputat.

Upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya dampak negatif bagi lingkungan salah satunya adalah memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dengan mendaur ulang limbah kertas menjadi kreasi enigami. Kreasi enigami merupakan kreasi dari limbah kertas yang dijadikan suatu karya seni yang dikombinasikan dengan berbagai teknik kertas. Komunitas enigami merupakan komunitas yang didirikan oleh dua mahasiswa UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang mengajak masyarakat dalam mengelola limbah kertas dengan membuat kreasi enigami melalui kegiatan pemberdayaan. Pemberdayaan melalui peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk pelatihan dengan kreasi enigami yang diberikan pada anggota sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat.

Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dan mengetahui dampak dari kegiatan pemberdayaan kreasi enigami bagi kehidupan anggota komunitas. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini merupakan kumpulan data dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang diperoleh dari informan yang berjumlah tujuh orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan limbah kertas yang diberikan ke anggota komunitas baik anggota sanggar maupun anggota mandiri, cerdas dan kreatif memberikan dampak baik yaitu anggota komunitas jadi mengetahui bahwa kertas bekas yang tidak digunakan dan dipakai lagi masih dapat bermanfaat dan bernilai guna sehingga memberikan keterampilan baru bagi anggota komunitas serta mengajarkan untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan memanfaatkan dan mengelola sampah kertas. Selain itu, anggota komunitas juga mendapatkan dampak berupa kemampuan dalam mengelola waktu luang yang dimiliki, akses perempuan sumber daya produktif berupa pelatihan dan fasilitas pemasaran dan kesejahteraan perempuan berupa pendapatan.


(6)

ii

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu

Alhamdulillahirrabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya dan selalu menuntun ke arah yang lebih baik sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengn sebaik-baiknya yang ditujukan sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana strata I. Shalawat serta salam Allah limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta para sahabat dan umatnya.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih banyak kekurangan yang terjadi baik dari penulisan maupun materi dalam skripsi. Masukan dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dari mulai proses penyusunan sampai dengan skripsi ini selesai. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA Selaku Dewan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Suparto, M. Ed, Ph. D selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum. Dr. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si selaku Ketua Program Studi Kesejahteraan Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA selaku Sekretaris program Studi Kesejahteraan Sosial. Terima kasih atas bimbingannya.


(7)

iii

skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan waktu dan tenaganya dalam mendidik dan memberikan wawasan selama mengikuti perkulihahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu yang bernama Aty Amaliyah dan Adik tercinta yaitu Aulia Rachmah yang senantiasa mendo’akan setiap harinya, memberikan dukungan tenaga dan semangat setiap harinya sehingga penulis termotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Kakak Sarudi, Kakak Fadil dan Kakak Rofiq selaku tim inti komunitas enigami dan anggota komunitas enigami yang sudah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian serta telah berpartisipasi untuk membantu penulis dalam pengumpulan informasi untuk penyelesaian skripsi ini.

7. Pengurus DKPP Tangerang Selatan, Kesbangpolinmas dan kelurahan Jombang yang bersedia membantu penulis untuk memberikan informasi yang diperlukan oleh penulis dalam skripsi.

8. Keluarga besar Kakek H. Amsir yang senantiasa selalu mendukung dalam segala kegiatan yang dilakukan penulis selama perkuliahan.

9. Sahabat yang penulis sayangi yaitu Rina pujiati, Fitria Rubiani, Firda Andzani Fadh, Noermayani dan Nurjannah yang telah memberikan semangat dengan candaan sehingga penulis tidak terbebani dalam menyelesaikan skripsi terutama untuk Rina pujianti dan Fitria Rubiani yang selalu mengingatkan dan


(8)

iv

10. M. Diva Bhakti Irawan selaku partner penulis dan selalu setia dalam memberikan motivasi, meluangkan waktunya, memberikan saran serta senantiasa mendengarkan cerita penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Irma Fidiah yang merupakan teman MTsN 12 Jakarta, teman rumah, teman kuliner dan teman berjuang mengejar gelar S1 yang telah meluangkan waktunya untuk menghibur penulis dikala jenuh dalam menyelesaikan skripsi.

12. Mila Afrilianida, Tria Anjarwati, Aisyah Rahmi Utami, Annisa Elfa Arianty, Eka Puji Septiani, Khusnul Fadhilah, Dyah Ayu Lestari yang salingsupport,

kritik dan memberikan masukan satu sama lain dalam penyusunan skripsi. 13. Pengurus dan teman-teman Koperasi Mahasiswa UIN Syahid Jakarta periode

2012 sampai 2016 yang telah memberikan pengalaman baru, ilmu baru, dan dukungan sehingga penulis mempunyai kegiatan yang positif dalam menjalankan perkuliahan.

14. Teman-teman Kesejahteraan sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 terutama kelas A yang sudah memberikan warna selama menjalankan perkuliahan dan berjuang bersama-sama untuk mendapatkan gelar sarjana strata I.

15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi dan perkuliahan.


(9)

v

oleh Allah SWT. Penulis juga berharap bahwa skripsi ini memberikan pengetahuan baru dan bermanfaat bagi penulis, mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 29 Juli 2016


(10)

vi

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN... ix

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 12

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13

D. Metodologi Penelitian ... 14

E. Sistematika Penulisan... 25

LANDASAN TEORI ... 27

A. DAMPAK... 27

1. Pengertian Dampak ... 27

2. Indikator Dampak ... 28

B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS ... 31

1. Pengertian Pengolahan Limbah ... 31

2. Jenis-jenis Limbah... 32

3. Pengolahan Limbah ... 35

4. Pengolahan Limbah Kertas... 37

C. PEMBERDAYAAN... 40

1. Pengertian Pemberdayaan ... 40

2. Strategi Pemberdayaan ... 44

3. Pendekatan Pemberdayaan ... 45

4. Tahapan Pemberdayaan... 47

GAMBARAN UMUM... 53

A. Gambaran Umum Komunitas Enigami ... 53

1. Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami ... 53

2. Profil, Visi dan Misi Komunitas Enigami ... 55

3. Anggota Komunitas Enigami ... 56

4. Program Komunitas Enigami ... 59

5. Kerjasama Komunitas Enigami ... 63

6. Pemasaran Kreasi enigami ... 64

7. Perlombaan yang pernah diikuti Komunitas Enigami... 64

B. Gambaran Umum Kelurahan Jombang ... 64

1. Profil Umum... 64

2. Luas dan Batas Wilayah ... 65


(11)

vii

7. Fasilitas di Kelurahan Jombang... 70

8. Profil Kelompok Mandiri, Cerdas dan kreatif Enigami di Kelurahan Jombang, Ciputat... 70

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS ... 72

A. Proses Pemberdayaan Komunitas Enigami Melalui Kreasi Limbah Kertas Di Kelurahan Jombang, Ciputat... 72

B. Dampak Kegiatan Limbah Kertas Komunitas Enigami dalam Pemberdayaan Anggota... 102

PENUTUP ... 117

A. KESIMPULAN ... 117

B. SARAN ... 118


(12)

viii

Tabel 1. Data timbunan sampah di Tangerang Selatan...5

Tabel 2. Kerangka dan jumlah informan ...18

Tabel 3. Data penduduk kelurahan Jombang tahun 2016 ...69


(13)

ix

Bagan 1. Tahapan Intervensi Sosial ...48 Bagan 2. Struktur organisasi kelurahan Jombang ...67


(14)

1

Sejak manusia mengenal peradaban, ribuan tahun yang lalu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidak lain merupakan usaha untuk mendapatkan kenyamanan hidup. Kenyamanan hidup selain untuk dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih hidup serta diharapkan dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya. Usaha untuk meningkatkan hidup manusia tidak pernah berhenti sampai akhir zaman nanti.

Sebagai makhluk hidup yang hidup di bumi, manusia hidup berdampingan dengan lingkungan, alam, hewan, dan juga tumbuhan sebagai satu kesatuan ekosistem. Dan keadaan lingkungan akan berpengaruh terhadap kehidupan manusia, serta kemampuan alam bertujuan untuk mendukung kehidupan manusia. Salah satu kemampuan alam disebabkan oleh daya dukung alam itu sendiri. Oleh karena itu daya dukung alam harus dijaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Sebagaimana Allah telah berfirman dalam surah al-A’raf /7: 56berikut:

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya rasa takut (tidak akan diterima)


(15)

dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah dekat dengan orang yang berbuat kebaikan.”1

Berdasarkan ayat al-Qur’an tersebut telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah memberikan larangan agar Umat manusia membuat kerusakan di muka bumi. Karena bumi sebagai tempat tinggal dan tempat hidup manusia dan makhluk Allah lainnya sudah dijadikan Allah dengan penuh rahmat-Nya. Gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai, lautan, daratan dan lain-lain semua itu diciptakan Allah untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusia, bukan sebaliknya dirusak dan dibinasakan.

Bukan hanya tercantum dalam Al-Qur’an bahwasanya manusia senantiasa harus tetap menjaga lingkungan, tetapi juga tercantum dalam UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada pasal 67 yang menyebutkan, “Setiap orang berkewajiban memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mengendalikan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.”

Daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut dengan berputarnya waktu dan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta kemajuan industri. Seiring dengan berjalannya waktu sampai sekarang ini manusia untuk memenuhi kebutuhan berupa sandang, pangan dan papan, cenderung memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengambil hasil kekayaan alam yang tersedia dengan sebanyak-banyaknya dan secepatnya.

Perkembangan teknologi dan industri yang pesat ini ternyata membawa dampak bagi kehidupan manusia, baik dampak yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif. Dampak yang bersifat positif adalah meningkatkan

1 Al-Qur’an –Indonesia, “Surat Al-A’raf/07:56”, data diakses pada 24 September 2015 dari http://al-qur’an-indonesia.com.


(16)

kualitas dan kenyamanan hidup sedangkan dampak yang bersifat negatif adalah menurunkan kualitas serta kenyamanan hidup manusia.

Perkembangan teknologi juga bukan hanya berdampak pada manusia saja tetapi pada lingkungan. Dampak terhadap lingkungan yaitu dapat mengurangi daya dukung alam yang akan mengurangi kemampuan alam untuk mendukung kelangsungan hidupnya manusia serta akan menimbulkan pencemaran daratan (tanah).

Pencemaran daratan relatif lebih banyak terjadi karena faktor eksternal yaitu pencemaran yang diakibatkan daratan karena perbuatan dan aktivitas manusia. Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah atau bahan buangan. Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) yang akan menimbulkan penumpukan pada limbah terutama pada limbah padat. Limbah padat itu terdiri dari berbagai macam komponen baik yang bersifat organik maupun non-organik.2Salah satu limbah organik yang dihasilkan oleh pencemaran daratan adalah kertas.

Kertas merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia membutuhkan kertas untuk menulis, mencetak maupun untuk membungkus sesuatu. Kertas telah menjadi kebutuhan pokok dalam berbagai bidang, misalnya bidang pendidikan, perkantoran dan lain-lain. Dalam bidang pendidikan kertas mutlak diperlukan untuk para pelajar dalam berbagai keperluan. Konsumsi kertas bagi para mahasiswa merupakan hal yang tidak banyak diperhatikan.

2Wisnu Arya Wardhana,Dampak Pencemaran Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta,


(17)

Kertas yang digunakan, seringkali tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Kertas yang sudah tidak dimanfaatkan lagi akan dibuang oleh manusia dan menjadikannya sebagai limbah. Semakin berkembangnya teknologi pembuatan kertas, produksi kertas pun meningkat serta semakin banyak pohon di hutan yang ditebang untuk menjadi bahan baku pembuatan kertas. Pembuatan kertas yang meningkat akan mengakibatkan bertambahnya limbah kertas. Adanya timbunan limbah kertas dalam jumlah besar akan menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh dan menyebabkan kondisi lingkungan hidup yang buruk.

Berdasarkan hasil wawancara dengan staff bidang kebersihan di Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Tangerang Selatan bahwa jumlah timbunan sampah yang dihasilkan di daerah Tangerang Selatan pada tahun 2015 adalah 808 ton/per hari. Sedangkan sampah yang masuk ke dalam tempat pembuangan akhir dan ditangani oleh DKPP Tangerang Selatan sebanyak ±200 Ton/hari, 750 m3/hari. Dan untuk jenis sampah yang diangkut oleh DKPP Tangsel di daerah Tangerang Selatan 43% merupakan jenis sampah organik.3

Berikut tabel jumlah timbunan sampah yang berada di Kecamatan daerah Tangerang Selatan berdasarkan perhitungan jumlah penduduk pada tahun 2015.4

3Wawancara dengan Bapak Sahrul bidang kebersihan DKPP Tangsel, Pamulang, 20-Mai-2016. 4Arsip DKPP Tangerang Selatan, Pamulang, 20 Mei 2016.


(18)

Tabel 1. Data Timbunan Sampah di Tangerang Selatan

Sumber: Data DKPP Tangerang Selatan 2015

Sedangkan jumlah konsumsi kertas Indonesia di tahun 2006 adalah 5,96 juta ton. Konsumsi kertas di Indonesia terus meningkat satu kilogram (kg) per kapita tahun atau sekitar 220 ribu ton. Dalam sebuah program Cleaning Day

yang diadakan oleh sebuah perusahaan sumber energi di daerah bisnis Kuningan, Jakarta, terkumpul sampah kertas tak terpakai sebanyak 2 ton kertas, selama kurun waktu lima tahun menghuni gedung tersebut. Jumlah sampah yang dihasilkan 30-40% merupakan sampah kertas. Kapasitas produksi kertas lainnya adalah kertas koran 750 ribu ton, kertas sackracft 0,4 juta ton, kertas bungkus 92 ribu ton, kertas sigaret 64 ribu ton, kertas tisu 312 ribu ton, dan kertas berharga 13,5 ribu ton.5 Sementara itu, sejalan dengan

5 Nurediyanto, “Kita dan Enviromental Cost,” artikel diakses pada 12 Februari 2016 dari http://www.kompasiana.com.

KECAMATAN JUMLAH

PENDUDUK

UNIT TIMBUNAN

SAMPAH (kg/jiwa/hari)

TIMBUNAN SAMPAH (Ton/hari)

Pondok Aren 333.025 0,47 161

Ciputat Timur 188.293 0,73 141

Ciputat 206.559 0,62 132

Serpong Utara 144.733 0,54 80

Pamulang 306.327 0,50 157

Setu 73.069 0,52 39

Serpong 153.164 0,62 98


(19)

meningkatnya jumlah dan aktivitas penduduk, jumlah Timbunan sampah kertas akan terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya jumlah sampah jenis lainnya.

Maka dari itu perlu adanya inovasi baru untuk menyelesaikan masalah limbah kertas tersebut dengan memanfaatkannya. Pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan resue atau penggunaan kembali serta recycle atau daur ulang. Resue adalah penggunaan kembali sampah-sampah yang masih dan dapat dimanfaatkan tanpa dilakukan pengelolaan khusus. Sedangkan recycle

adalah daur ulang atau penggunaan kembali limbah yang masih dapat dimanfaatkan, tetapi harus diberikan pengolahan tertentu sehingga hasil akhirnya menjadi barang yang berbeda dan fungsi yang sama atau berbeda Seperti limbah kertas.6

Di Indonesia, pemanfaatan limbah kertas lebih banyak dilakukan dengan cara didaur ulang (recycle) mutlak dilakukan agar jumlah sampah dapat dikurangi dan sumber daya pohon-pohonan (bahan baku kertas) dapat terselamatkan serta memiliki nilai ekonomis sehingga dapat membantu memberikan nilai tambah.

Dengan kebutuhan seperti sandang, pandang, dan papan manusia yang secara terus-menerus meningkat sehingga manusia berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhannya demi keberlangsungan hidup. Salah satu cara yang dilakukan agar kebutuhan manusia terpenuhi untuk kehidupannya yakni

6Rikky Firmansyah, Agus Mawardi H., M. Umar Riandi, Mudah dan Aktif Belajar Biologi,


(20)

menciptakan penghasilan sendiri melalui menciptakan usaha sendiri yaitu dengan berwirausaha.

Menurut Coulter, kewirausahaan sering dikaitkan dengan proses, pembentukan atau pertumbuhan suatu bisnis baru yang berorientasi pada pemerolehan keuntungan, penciptaan nilai, dan pembentukan produk atau jasa baru yang unik dan inovatif.7Sedangkan menurut Ropke, menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru dan membuat sesuatu yang berbeda dari yang telah ada, tujuannya adalah tercapainya kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat.

Proses kewirausahaan diawali dengan suatu aksioma, yaitu adanya tantangan. Dari tantangan tersebut timbul gagasan, kemauan, dan dorongan untuk berinisiatif, yang tidak lain untuk berpikir kreatif dan bertindak inovatif, sehingga tantangan awal tadi dapat terpecahkan.8 Tahap proses penciptaan sesuatu yang baru dan berbeda itulah disebut tahap kewirausahaan. Dan kunci dari kewirausahaan adalah melakukan inovasi-inovasi baru. Inovasi-inovasi baru bisa diciptakan melalui perubahan bentuk, yaitu mengubah bentuk benda yang tidak berguna atau kurang berguna menjadi bentuk benda yang lebih berguna, hal ini akan memberikan hasil dari benda tersebut.9 Salah satunya dengan mengubah limbah kertas menjadi sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain yaitu dengan membuat kreasi enigami.

7 Prof. Dr. Yuyus Suryana, S.E. M.S., dan Dr. Ir. Kartib Bayu, M.S.I, Kewirausahaan

Pendekatan Karakteristik dan Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h. 13.

8 Dr. Suryana, M.Si., Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kita dan Proses Menuju Sukses,

(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h.3.

9 Drs, sudrajad, M.M., Kiat Mengentaskan Penggangguran dan kemiskinan melalui


(21)

Kreasi enigami merupakan kreasi yang berasal dari limbah kertas yang sudah tidak terpakai yang dapat dijadikan sebuah karya seni berupa boneka, tempat pensil, lampu tidur dan lain-lainnya dengan berbagai banyak karakter yang dikolaborasikan dengan imajinasi dan kombinasi berbagai teknik kertas. Kreasi enigami ini diciptakan pada tahun 2010 oleh dua orang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang keduanya mempunyai tujuan untuk melakukan pengolahan limbah terutama limbah kertas dengan cara mendaur ulang kertas bekas dan menjadikannya barang yang bernilai jual serta bermanfaat yang kemudian menjadikan kreasi enigami sebagai suatu usaha bagi kedua mahasiswa tersebut untuk menambah penghasilan bagi mereka pribadi.

Tujuan lain dari kedua mahasiswa ini adalah mengajak masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak membuang sampah pada sembarang tempat. Kedua mahasiswa ini terus melakukan sosialisasi dan memperkenalkan kreasi enigami yang pada akhirnya membuat masyarakat tertarik terutama di kalangan mahasiswa untuk berkontribusi dalam melestarikan lingkungan dengan menciptakan sesuatu yang baru melalui limbah kertas tersebut. Sehingga terbentuklah sebuah komunitas yang bernama komunitas enigami.

Komunitas Enigami tergerak untuk mengumpulkan kertas-kertas bekas pembuatan skripsi lebih berdaya guna. Muhammad Sarudi atau yang biasa dipangggil Ucok mengatakan dirinya dan seorang teman tergerak mengolah


(22)

kertas bekas setelah mengikuti program sosial enterprise yang diadakan salah satu lembaga dakwah pada 2013.10

DalamEntrepreneur’s Handbookyang dikutip oleh Yuyun Wirasasmita dikemukakan beberapa alasan mengapa seseorang menjadi wirausaha yaitu pertama, alasan keuangan merupakan alasan untuk mencari nafkah. Kedua, alasan sosial adalah untuk memperoleh gengsi (status, agar dapat dikenal dan dihormati). Ketiga, alasan pelayanan adalah untuk membuka lapangan pekerjaan dan membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Keempat, alasan pemenuhan diri adalah untuk menjadi atasan atau mandiri, mencapai sesuatu diinginkan.11

Alasan awal menciptakan kreasi limbah kertas melalui enigami adalah alasan keuangan bagi pendiri komunitas enigami, tetapi seiring berjalannya waktu komunitas enigami mengembangkan kreasi enigami untuk alasan pelayanan. Bukan hanya untuk menghasilkan profit atau keuntungan untuk pribadi. Namun komunitas enigami menfokuskan pada GAS (Green Art Social) yaitu menciptakan karya seni yang dihasilkan dari kepedulian lingkungan yang bernilai bisnis sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat yaitu dengan kegiatan pemberdayaan.

Awalnya komunitas ini hanya bertujuan untuk memberdayakan kertas bekas. Tetapi setelah mengikuti ajang Bank Indonesia Entrepreneur (BI Preneur) dan Greenpreneurship Challenge pada tahun 2012, kedua mahasiswa (FEB) ini membulatkan tekad untuk terjun ke

10 Azizah Nida Ilyas, “Imagine = Enigami”, artikel diaskses pada 3 Mei 2016 dari http://www.lpminstitut.com/2014/04/imagine-enigami.html.


(23)

masyarakat. Mereka memberikan pelatihan soft skill dan hard skill dalam mengelola kertas. “Kami juga mengajak mereka bekerja sama guna mengangkat perekonomian mereka,” jelas Rofiq.12

Menurut Jim Ife, dalam Ismet Firdaus dkk, Pemberdayaan adalah penyediaan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sehingga mereka bisa menemukan masa depan mereka lebih baik.13

Dalam Undang-undang Kesejahteraan Sosial Nomor 11 tahun 2009 pada bagian keempat pasal 12 ayat 1a menjelaskan, “Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri.”

Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah pendekatan yang memberikan kesempatan, wewenang yang lebih besar kepada masyarakat terutama masyarakat lokal untuk mengelola proses pembangunannya. Pemberdayaan masyarakat tidak hanya memberi wewenang terhadap masyarakat, tetapi juga meningkatkan kapasitas yang ada di masyarakat.14

Sedangkan pandangan lain mengartikan bahwa pemberdayaan secara konseptual pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri serta mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. Prinsip ini mendorong klien untuk menentukan sendiri yang harus

12Wahyu AP, “Komunitas Enigami Daur Ulang Bekas Skripsi,” artikel diakses pada 3 Mei

2016 darihttp://www.koran-jakarta.com/daur-ulang-kertas-bekas-skripsi.

13 Ismet Firdaus, dkk., Pengamalan Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:

Dakwah Press Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 9.


(24)

dilakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi, sehingga klien mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk hari depannya.15

Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui peningkatan kemauan dan kemampuan dalam bentuk melakukan pelatihan melalui kreasi limbah kertas yang diberikan pada anggota sanggar yang dinamakan kegiatan sanggar dan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan, pendampingan serta peningkatan akses pada ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu tim inti komunitas enigami banyak dampak yang diterima ketika bergabung menjadi komunitas enigami tersebut terutama dampak dari pemberdayaan yang dilakukan kepada ibu-ibu rumah tangga di wilayah Jombang. Dengan adanya pemberdayaan yang dilakukan mereka mendapatkan keuntungan dari hasil produksi kreasi limbah kertas enigami yang mereka buat sendiri. Berdasarkan pernyataan salah satu tim inti komunitas enigami dalam sebulan mereka bisa memproduksi 20-30 kreasi enigami dalam bentuk boneka dengan harga jual 75.000 satu buah boneka.

Pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami ini bukan hanya memberikan dampak yang nyata berupa keuntungan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok saja tetapi memberikan dampak lainnya

15 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


(25)

bagi kehidupan anggota komunitas setelah mendapatkan pemberdayaan dalam bentuk pelatihan tersebut.

Namun tidak semua anggota komunitas menerima dampak yang sama setelah menerima pemberdayaan dari komunitas enigami yang berpengaruh bagi kehidupan masing-masing anggota baik anggota sanggar maupun pada ibu-ibu rumah tangga berada di Kelurahan Jombang sebagai peserta pemberdayaan. Sehingga dengan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian adalah “Dampak Kegiatan Kreasi Limbah Kertas Komunitas Enigami pada Pemberdayaan Anggota di kelurahan Jombang, Ciputat.”

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah diatas agar tidak terjadinya perluasan permasalahan maka dari itu penulis melakukan pembatasan masalah dengan tujuan untuk menghasilkan pembahasan yang terarah dan jelas. Penulis membatasi pembahasan dampak kegiatan kreasi limbah kertas pada pemberdayaan anggota yang dilakukan oleh komunitas enigami di Kelurahan Jombang, Ciputat.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini:

a) Bagaimana proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan Jombang, Ciputat? b) Bagaimana hasil evaluasi dampak pemberdayaan bagi anggota


(26)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini:

a) Untuk mengetahui proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui kreasi limbah kertas di Kelurahan Jombang, Ciputat.

b) Untuk mengetahui dampak pemberdayaan bagi anggota melalui kegiatan kreasi limbah kertas yang dilakukan oleh komunitas enigami. 2. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari penelitian ini: a) Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pengetahuan bagi peneliti selanjutnya terutama mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial, mengenai program pengolahan daur ulang limbah kertas yang dapat dijadikan salah satu usaha meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat.

b) Manfaat Praktis

1) Diharapkan memberikan masukan kepada para pembaca agar dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang terjadi karena limbah kertas.


(27)

2) Memberikan masukan kepada komunitas enigami dalam mengaplikasikan proses pemberdayaan yang sesuai dengan ilmu kesejahteraan sosial.

3) Sebagai informasi bahan penelitian lebih lanjut.

4) Bagi masyarakat, penelitian ini memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengolahan limbah atau sampah yang baik dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang bersih.

D. Metodologi Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian a) Tempat Penelitian

Tempat penelitian yang diambil oleh penulis komunitas enigami. Di sana peneliti melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari anggota komunitas enigami dengan melakukan wawancara langsung serta observasi terhadap pelaksanaan pemberdayaan yang dilakukan pada anggota komunitas dari kegiatan kreasi enigami tersebut untuk mendapatkan data tertulis seperti dokumentasi dan data-data lain yang mendukung penelitian ini.

Alasan penulis memilih komunitas enigami sebagai bahan penelitian karena komunitas ini sudah u satunya adalah di tahun 2013 menjuaraiThe Best 1 Recycle Battle Kompas and Tupperware. Komunitas enigami ini merupakan komunitas yang pertama kali di Indonesia menciptakan kreasi yang berasal dari kertas yang sudah tidak dimanfaatkan kembali menjadi suatu karya seni dengan menggunakan berbagai teknik kertas serta


(28)

memberikan pengetahuan dan keterampilan pada masyarakat dengan limbah kertas tersebut.

b) Waktu Penelitian

Waktu penelitian yang dilakukan penulis berlangsung selama enam bulan dimulai dari bulan April 2016 sampai bulan September 2016.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan sosial dan hubungan kekerabatan.16 Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok.17 Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu.

Hasil akhir dari penelitian kualitatif dituangkan dalam bentuk laporan tertulis. Hasil penelitian kualitatif sangat dipengaruhi oleh pandangan, pemikiran dan pengetahuan peneliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan

16M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2012), cet-1, h. 25.

17M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:


(29)

lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.18

Jadi, penulis menggunakan penelititian kualitatif dengan alasan untuk meneliti secara mendalam, menguraikan fakta-fakta yang terjadi di lingkungan sosial dengan menggambarkan secara rinci dan akurat mengenai proses pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami pada anggotanya sehingga peneliti dapat secara mendalam mengetahui dampak bagi anggota komunitas sebelum dan sesudah adanya usaha kreasi enigami tersebut.

3. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, biasanya bersifat penilaian, analisis non angka untuk menjelaskan makna lebih jauh dari yang nampak oleh panca indra. Deskriptif juga dapat diartikan sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang terjadi.

Data yang dikumpulkan dari penelitian kualitatif ini berupa kata-kata serta gambar bukan angka. Dengan demikian, laporan penelitian berisi kutipan dari anggota komunitas enigami yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan kreasi enigami serta dokumentasi yang terkait dengan penelitian tersebut untuk menggambarkan kegiatan dari kreasi enigami yang dilakukan oleh komunitas enigami.

18 Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remeja Rosda Karya,


(30)

4. Macam dan Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data tersebut diperoleh.19 Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu data primer dan data sekunder.

a) Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer dari penelitian ini adalah anggota dari komunitas enigami yaitu dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di Kelurahan Jombang, Ciputat yang dijadikan peserta pemberdayaan kreasi enigami.

b) Data sekunder.

Data sekunder merupakan data diperoleh melalui sumber-sumber informasi baik secara langsung maupun tidak langsung, baik berupa dokumen, arsip-arsip, memo atau catatan tertulis lainnya maupun gambar atau benda yang berkaitan dengan penelitian. Data sekunder ini peneliti dapatkan dari Komunitas enigami, website komunitas enigami, media masa, dan lain-lain.

5. Teknik Pemilihan Informan

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah anggota komunitas enigami baik dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat yang merupakan peserta pemberdayaan kreasi enigami. Sedangkan objek penelitian ini adalah evaluasi dampak kegiatan kreasi limbah kertas dalam pemberdayaan anggota di Jombang, Ciputat. Dalam

19Suhaimi Arkanto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta: PT. Rineka Cipta,


(31)

memilih subjek penelitian ini, penulis menggunakan pengambilan informan menggunakan purposive sampling yaitu peneliti sudah mempunyai informan yang dituju untuk membantu melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknikpurposive sampling

yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan penelitian, yang terpenting disini bukanlah jumlah informan, melainkan potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih baik mengenai aspek yang dipelajari.20

Purposive sampling juga merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jadi sebelumnya peneliti sudah melakukan perencanaan yang menjadi informan dalam penelitian yang sesuai dengan penelitian ini. Berikut ini tabel informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 2. Kerangka dan Jumlah Informan Purposive Sampling

No Informan Informasi yang

dicari

Jumlah

1. Kakak Sarudi Putra Siregar dan

Fadlilllah Zulqarnain (Tim inti komunitas enigami)

Mengetahui Gambaran

tentang komunitas

enigami, latar belakang terbentuknya komunitas

enigami, profil

2 Orang

20 Nanang Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder


(32)

komunitas enigami, serta kegiatan yang dilakukan oleh komunitas enigami dan mengetahui proses

pemberdayaan yang

dilakukan oleh

komunitas enigami

kepada anggota

komunitas 2. Ibu Novi dan Ibu

Yanti (Peserta

pemberdayaan di Jombang)

Untuk mengetahui profil anggota serta dampak yang diterima dari kegiatan enigami.

2 Orang

3. Sri Wahyuni, Siti Mulkhiah dan Laeli Yuniawati

(Anggota sanggar komunitas enigami)

Untuk mengetahui profil anggota serta dampak yang diterima dari kegiatan kreasi enigami.

3 Orang

Jumlah Informan 7 Orang

Sumber : Penentuan informan penulis

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data melalui:


(33)

a) Observasi

Observasi berasal dari bahasa latin yang artinya “melihat” dan “memperhatikan”.21 Jadi observasi diarahkan kepada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Yang dimaksud metode obsevasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini dapat diamat oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui pengamatan panca indra.22

Dalam menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi peneliti perlu memperhatikan beberap hal, yaitu:23 Ruang dan tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda atau alat-alat, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan.

Tujuan menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai hal-hal yang menjadi objek penelitian, yaitu informasi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi enigami dan dampak yang dihasilkan dari kegiatan enigami tersebut bagi anggota komunitas enigami. Jadi, pengamatan yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, mengamati proses pemberdayaan dari kegiatan enigami baik yang

21Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd.,Metode Penelitaian Kualitatif Teori & Praktik,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), cet-1, h. 143.

22Buthan Bungin,Metode Penelitian Kualitatif,(Jakarta: Prenada Media Group, 2005), h.134. 23M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almansur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta:


(34)

dilakukan oleh di Jombang maupun kegiatan sanggar yang dilakukan anggota sanggar komunitas enigami.

b) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu untuk mendapatkan data yang konkret dari hasil pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.24 Wawancara perlu dilakukan lebih dari dua kali karena dua alasan utama. Pertama adalah pendekatan pengetahuan temporal dan kedua adalah untuk memenuhi kriteriarigor(Ketepatan/ketelitian).25

Wawacara menghasilkan pemahaman yang terbentuk oleh situasi bedasarkan persitiwa-peristiwa interaksional yang khusus. Jadi dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterpetasikan situasi dan fenomena yang terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.26

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada tim inti komunitas enigami dan anggota dari komunitas enigami secara langsung.

c) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental dari seseorang.

24Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

1999) cet ke-10, h. 3.

25Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd.,Metode Penelitaian Kualitatif Teori&Praktik,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), cet-1, h. 173.


(35)

Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.

Dokumentasi sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumentasi sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan.27

7. Teknik Analisa Data

Langkah selanjutanya yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengolah dan menganalisis data-data yang telah terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna, langkah ini disebut analisis data.28 Analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.29

Proses analisa dilakukan sebelum di lapangan dan selama di lapangan dalam melakukan penelitian tersebut. Selama penelitian di lapangan, peneliti dalam melakukan aktivitas-aktivitas berikut:30

a) Reduksi data, yaitu dimana peneliti mencoba memilah data yang relevan dengan proses pemberdayaan dari kegiatan enigami yang

27Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd.,Metode Penelitian Kualitatif Teori&Praktik,(Jakarta: Bumi

Aksara, 2013), cet-1, h. 216.

28 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2006), h. 239.

29 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian kuantitatif & kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2006), h.210.

30Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,


(36)

dilakukan di Kelurahan Jombang serta dampak yang diterima oleh anggota sanggar dan Ibu-ibu pemberdayaan dari kegiatan kreasi limbah kertas ini.

b) Penyajian data, setelah data mengenai proses pemberdayaan dari kreasi enigami dan dampak kreasi limbah kertas bagi anggota komunitas enigami, maka data tersebut disusun dan disajikan dalam bentuk narasi, visual gambar, matrik, bagan, tabel, dan lain sebagainya.

c) Penyimpulan data, pengambilan kesimpulan dengan menghubungkan dari tema tersebut, sehingga memudahkan untuk menarik kesimpulan.

8. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik yang digunakan penulis dalam menggunakan keabsahan data penelitian ini adalah menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

Teknik Triangulasi yang digunakan penelitian ini adalah triangulasi metode. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Yaitu dalam memperoleh kebenaran informasi dan gambaran yang utuh menggunakan metode wawancara dan observasi untuk memeriksa kebenarannya. Triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.


(37)

Teknik ini sengaja dipilih penulis karena sesuai dengan pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan penelitian kualitatif. Karena tujuan dari penelitian kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subyek terhadap dunia sekitarnya.31

9. Teknik Penulisan

Dalam melakukan penulisan skripsi ini, penulis penulis berpedoman pada buku “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah”, (skripsi, tesis, disertai). Diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development an Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Press tahun 2007.32

10. Tinjauan Pustaka

Sebelum peneliti mengkaji tulisan ini, ada beberapa tulisan yang membahas tentang dampak yang ditimbulkan dengan adanya suatu usaha tertentu, salah satunya skripsi yang ditulis oleh Ahmad Reza Safitri, mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Konsentrasi Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul : “Dampak Retail Modern terhadap Kesejahteraan Pedagang Pasar Tradisional Ciputat, Tangerang Selatan”. Dalam skripsi Ahmad Reza Safitri ini adanya perbedaan di objek penelitian dengan penulis. Pada skripsi Ahmad Reza Safitri hanya membahas dampak ekonomi dengan adanya keberadaan usaha retail modern dengan subjek penelitian adalah Pedagang Pasar Ciputat, Tangerang selatan.

31Prof. Dr. Sugiyono,Metode Penelitian Kombinasi,(Bandung: Alfabeta, 2011), h.329. 32Pedoman Penulisan skripsi, Tesis, dan Disertai UIN, (Jakarta, UIN Jakarta Press: 2007)


(38)

Yang kedua adalah skripsi Siti Dawiyah, mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN Jakarta dengan judul: “Evaluasi Dampak Usaha Konveksi Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Teluk Amanah pada Peningkatan Aset Anggotanya di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang”. Dalam skripsi Siti Dawiyah yang menjadi objek penelitian adalah Evaluasi dampak pada peningkatan aset anggota sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah Anggota KUBE di Kampung Melayu Kabupaten Tangerang.

Yang membedakan dengan skripsi peneliti adalah subjek penelitiannya adalah anggota komunitas enigami yang berasal dari anggota sanggar dan ibu-ibu rumah tangga sebagai peserta pemberdayaan di Jombang, Ciputat yang mendapatkan program pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami tersebut sedangkan objek penelitian adalah menganalisa dampak yang diterima oleh anggota dari pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami dengan adanya kreasi enigami.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penulisan ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab yang mana rinciannya sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka serta sistematika penulisan.


(39)

Bab ini membahas mengenai dampak, pengolahan limbah dan pemberdayaan.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Bab ini peneliti mengemukakan latar belakang berdirinya komunitas enigami, profil, visi dan misi dari komunitas enigami, keanggotaan komunitas enigami dan kegiatan dari komunitas enigami serta profil kelurahan Jombang.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang proses pemberdayaan dari kegiatan kreasi enigami dan menjelaskan dampak dari kegiatan kreasi enigami bagi anggota komunitas.

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan secara singkat berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.


(40)

27

1. Pengertian Dampak

Dampak menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik negatif maupun positif) serta benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan perubahan yang berarti momentum (pusa) sistem yang mengalami itu. 33 Sedangkan pengaruh sebagai perubahan yang terjadi terhadap klien atau pemangku kepentingan sebagai akibat dari intervensi yang dilakukan oleh program.34

Dampak secara sederhana dapat diartikan sebagai akibat atau pengarh ketika akan mengambil suatu keputusan, yang bersifat timbal balik antara satu dengan lainnya. Sejalan dengan itu, dampak merupakan keadaan dimana ada hubungan timbal balik antara satu dengan yang alin akibat dari pada apa yang dipengaruhi dan apa yang mempengaruhi.35Pengertian lain dampak adalah sesuatu yang merupakan akhir atau hasil suatu peristiwa (perbuatan atau keputusan).

Jadi dapat disimpulkan bahwa dampak merupakan pengaruh yang menyebabkan perubahan pada seseorang baik individu, kelompok maupun

33Tim penyusun Kamus Besar Bahasa,Kamus besar bahasa Indonesia Edisi ke-3,(Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), h.234.

34Wirawan,Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi,(Jakarta: Rajawali Press,

3008), h.110.

35Irwan, S.Pd, M.Si,Dinamika dan Perubahan Sosial pada Komunitas Lokal,(Yogyakarta:


(41)

masyarakat dari intervensi yang dilakukan oleh suatu kegiatan atau program dengan mengakibatkan positif maupun negatif.

2. Indikator Dampak

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan kualitas. Indikator digunakan apabila aspek yang dinilai perubahannya tidak dapat secara langsung dilihat.36 Indikator dapat dikelompokkan kedalam dua kategori, yaitu indikator kinerja dan indikator keluaran yakni berupa hasil langsung maupun hasil tidak langsung.

Dalam hal ini yang menjadi penulis menggunakan indikator dampak sebagai indikator dampak pemberdayaan untuk melakukan penelitian ini. Beberapa indikator dampak yang digunakan penulis yaitu indikator-indikator dampak pemberdayaan perempuan dalam usaha kecil dan mikro dari modifikasi ADRA berikut:37

a) Management skill adalah keterampilan untuk mengelola administasi keuangan (pembukuan sederhana) baik untuk usaha, organisasi sosial dan rumah tangga. Akan tetapi dalam penelitian inimanagement skill

yang dimaksud adalah keterampilan dalam memanfaatkan sampah yang ada baik untuk diri sendiri maupun orang lain, keterampilan

36 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung, PT Refika

Aditama, 2005), Cet. ke-1, h.126.

37 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta: Dakwah Press, 2008), h. 254-255.


(42)

mengelola sampah yang ada dan keterampilan dalam mengelola waktu yang dimiliki.

b) Organizational skill yang terdiri dari kemampuan untuk mengetahui hak dan kewajibannya dalam suatu organisasi, pengurus kelompok/koperasi tahu rincian pekerjaannya. Dan mempunyai kemampuan berorganisasi, tidak hanya mengikuti kegiatan tapi ikut serta dalam kegiatan dengan kesadaran, indikatornya adalah mereka mau hadir dalam terlibat kegiatan bahkan menjadi pengurus.

Selain menggunakan indikator diatas, penulis juga menggunakan indikator pemberdayaan dari Longwe untuk menganalisis dampak dari kegiatan kreasi limbah kertas yaitu:38

a) Kesejahteraan perempuan yang terdiri dari tiga unsur yaitu perbaikan mutu makanan yang dimakan, peningkatan pendapatan, peningkatan pelayanan dan perawatan kesehatan. Oleh karena itu, level pemberdayaan ini menekankan perempuan harus menjadi aktif dan produser untuk mencukupi kebutuhan materialnya. Kesejahteraan dapat diukur melalui tercukupinya kebutuhan dasar seperti makanan, penghasilan, perumahan dan kesehatan. Untuk memperbaiki kesejahteraan diperlukan peningkatan akses perempuan terhadap sumber daya dan keterlibatan dalam proses pemberdayaan.39

38 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:

Dakwah Press, 2008), h. 25.

39 Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM Yayasan


(43)

b) Akses perempuan dalam bahasa Longwe, akses diartikan sebagai kemampuan perempuan untuk dapat memperoleh hak/akses terhadap sumber daya produktif seperti tanah, kredit, pelatihan, fasilitas pemasaran, tenaga kerja dan semua pelayanan publik yang setara dengan perempuan. Akses terhadap teknologi dan informasi juga merupakan aspek penting lainnya. Melalui teknologi dan informasi, perempuan dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan sosial mereka dan mempengaruhi lingkungan tempat yang ditinggal.40 c) Conscientisation (Konsientisasi) yang merupakan pemahaman

terhadapsexrolesdangender roles, dimanagender rolesmerupakan bentukan budaya yang dapat dirubah. Pada level ini, pemberdayaan dituntut mampu menumbuhkan sikap kritis perempuan terhadap berbagai akar permasalahan yang menimpanya seperti diskriminasi, subordinasi, stereotipe sehingga menciptakan kesetaraan gender di segala aspek kehidupan.

d) Partisipasi sebagai keterlibatan dan keikutsertaan aktif dalam pengambilan keputusan. Dalam konteks pemberdayaan, perempuan harus terlibat dalam penetapan kebutuhan, perumusan, implementasi, monitoring dan evaluasi. Partisipasi pada dasarnya merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan. Individu-individu harus terlibat dalam proses

40 Retno Indah Supeni dan Maheni Ika Sari,

Upaya Pemberdayaan Ekonomi Perempuan melalui Pengembangan Manajemen Usaha Kecil (Studi Diskriptif pada Kegiatan Usaha Kecil Ibu-Ibu Desa Wirolegi Kabupaten Jembber, Dampingan Pusat studi Wanita UM Jember), Prosiding Seminar Nasional Ekonomi, 2011,(Jember: Universitas Muhammadiyah Jember, 2011), h.105.


(44)

pemberdayaan sehingga mereka dapat menumbuhkan rasa percaya diri, memiliki harga diri dan pengetahuan untuk mengembangkan keahlian baru. Jadi indikator partisipasi adalah keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan, pemutusan kebijakan, perencanaan administrasi.

e) Kesetaraan dalam kekuasaan yang merupakan kontrol yang setara terhadap faktor produksi dan distribusi hasil (keuntungan) sehingga tidak ada pihak yang dominan. Pada level pemberdayaan ini, perempuan harus memiliki kontrol setara dengan laki-laki dalam segala aspek kehidupan sehingga tidak ada lagi dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan. Pentingnya kontrol sebagai salah satu unsur analisis pemberdayaan perempuan adalah perempuan mempunyai kekuasaan untuk mengubah kondisi dan posisi, masa depan diri dan komunitasnya. Konsep kontrol berhubungan dengan aspek kekuasaan seseorang untuk menentukan segala sesuatu yang menyangkut berbabagi kepentingan termasuk memperoleh beragam sumberdaya bagi dirinya.41

B. PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS 1. Pengertian Pengolahan Limbah

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak di kehendaki oleh lingkungan karena tidak memiliki

41 Ahmad Arif Widianto, LSM dan Pemberdayaan Perempuan (Studi Pada LSM Yayasan


(45)

nilai ekonomi.42 Menurut Ign Suharto, limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses kegiatan manusia. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relatif sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup dalam Pasal 1 ayat 20 yaitu “Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan”. Sedangkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 tentang prosedur impor limbah yang menyatakan bahwa

“Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah hasilnya. Jadi limbah merupakan bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik.”

Jadi dapat disimpulkan limbah adalah buangan dari barang yang sudah tidak dipakai kembali (bekas) yang merupakan sisaan dari hasil kegiatan produksi.

2. Jenis-jenis Limbah

Jenis-jenis limbah bisa dibedakan berdasarkan nilai ekonominya serta karakteristiknya. Berdasarkan nilai ekonominya, limbah dibedakan menjadi dua yakni:

a) Limbah yang mempunyai nilai ekonomi.

42Ir. Philip Kristanto,Ekologi Industri,Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013), h.


(46)

Limbah yang memiliki nilai ekonomi adalah limbah di mana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah, misalnya ampas tebu sebagai limbah pabrik gula yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri kertas karena mudah dibentuk menjadi bubur pulp.

b) Limbah non-ekonomis

Adalah limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali mempermudah nilai sistem pembuangan, limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Sedangkan berdasarkan karakteristiknya, limbah dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu:43

a) Limbah cair

Merupakan buangan air yang digunakan untuk mendinginkan mesin suatu pabrik. Limbah air bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakna air dalam proses produksinya. Jenis industri yang menghasilkan limbah cair, diantaranya adalah industri pulp dan rayon, pengolahancrumb rubber, besi dan baja, kertas, minyak goreng, tekstil,

electroplating, plywooddan lain-lain. b) Limbah gas dan partikel

Merupakan limbah yang dibuang ke udara. Gas atau asap, partikulat, debu yang dikeluarkan oleh pabrik udara akan dibawa angin sehingga jangkauan pemaparan menjadi semakin luas. Bahan-bahan tersebut

43 Ir. Philip Kristanto, Ekologi Industri, Edisi kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013),


(47)

berakumulasi dengan udara basah sehingga massa partikel bertambah, dan pada malam hari turun ke tanah bersama-sama dengan embun. c) Limbah padat

Merupakan hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa pengolahan. Limbah padat sangat mempengaruhi ekologi air permukaan tanah, udara dan lahan pertanian. Limbah padat merupakan substrat dan media bagi pertumbuhan sumber penyakit manusia yang berasal dari lalat, tikus dan bibit penyakit lainnya.

Berdasarkan sifat kimia unsur pembentuknya, limbah padat dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu sebagai berikut:44

1) Limbah organik atau sering disebut sampah basah adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sayuran, daging, ikan, nasi, dan potongan rumput atau daun, ranting dari kebun serta dari perkantoran seperti kertas.

2) Limbah non organik atau sampah kering adalah sampah yang tersusun dari senyawa non organik yang berasal dari sumber daya alam tidak diperbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, kaleng dan logam.

Secara garis besar limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

44 Randy Ariestha, Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan Alternatif


(48)

1) Limbah padat yang mudah terbakar. 2) Limbah padat yang sukar terbakar. 3) Limbah padat yang mudah membusuk. 4) Debu.

5) Lumpur.

6) Limbah yang dapat didaur-ulang.

3. Pengolahan Limbah

Limbah membutuhkan pengolahan jika mengandung pencemar yang merusak lingkungan atau setidaknya berpotensi menciptakan pencemaran. Jadi, pengolahan limbah adalah kegiatan yang dilakukan untuk membersihkan barang sisaan dari suatu proses produksi guna untuk melestarikan lingkungan dari pencemaran lingkungan.

Tujuan pengolahan limbah adalah untuk mengambil bahan-bahan berbahaya di dalamnya dan mengurangi/menghilangkan senyawa-senyawa kimia maupun non-kimia yang berbahaya dan beracun. Limbah membutuhkan penanganan awal, kemudian dilakukan pengolahan lanjut.

Semua jenis limbah perlu dilakukan pengolahan termasuk dengan limbah padat. Tujuan pengolahan limbah padat ialah menerapkan teknik yang berkaitan erat dengan timbulnya limbah padat, penyimpanan, transfer dan transport, pemrosesan dan pembuangan limbah yang memenuhi aspek kesehatan, ekonomi, teknik, konservasi, estetika, dan pertimbangan lingkungan lain.45

45 Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air


(49)

Berdasarkan sifatnya, pengolahan limbah padat dilakukan melalui dua cara yaitu:46

a) Limbah padat tanpa pengolahan.

Limbah padat tanpa pengolahan dibuang langsung ke tempat tertentu sebagai tempat pembuangan akhir karena limbah itu tidak mengandung unsur kimia beracun dan berbahaya.

b) Limbah padat dengan pengolahan

Limbah yang mengandung senyawa kimia berbahaya dan beracun atau setidaknya menimbulkan reaksi kimia baru, limbah ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir.

Berdasarakan beberapa pertimbangan, pengolahan limbah padat dapat dilakukan melalui proses berikut:

a) Pemisahan.

Pemisahan merupakan untuk mendapatkan limbah yang sejenis. Kegiatan ini dilaksanakan secara manual (dengan tangan manusia secara langsung) maupun secara mekanis (dilakukan dengan mesin). b) Penyusutan ukuran.

Ukuran bahan perlu diperkecil dengan tujuan untuk mendapatkan ukuran yang lebih homogen sehingga mempermudah pemberian perlakuan terhadap pengolahan berikutnya.

c) Pengomposan.

46Ir. Philip Kristanto,Ekologi Industri,Edisi Kedua (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2013, h.


(50)

Pengomposan merupakan teknik pengolahan sampah organik, sampah tersebut dapat diurai oleh mikroorganisme atau cacing

(vermicomposting)sehingga terjadi proses pembusukan, kompos yang dihasilkan sangat baik untuk memperbaiki struktur tanah karena kandungan unsur hara dan kemampuannya menahan air.47

d) Pembuangan limbah yang dapat dibedakan menjadi pembuangan di laut serta pembuangan di darat.

Selain itu juga dalam pengolahan limbah padat perlu digolongkan menjadi beberapa upaya berikut:

a) Mendeteksi timbulnya limbah padat.

b) Pemisahan dan penanganan limbah padat, penyimpanan dan pemrosesan limbah padat.

c) Pengumpulan limbah padat rumah tangga dari rumah ke rumah. d) Pemisahan dan pemrosesan serta transportasi limbah padat. e) Transfer dan transport limbah padat ke unit proses limbah padat. f) Limbah padat dibuang ke tempat pembuangan sampah.

4. Pengolahan Limbah Kertas

Menurut Rusli Ramli, kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum

47 Randy Ariestha,”Studi Karakteristik Sampah Kantor Walikota Makassar dan Alternatif


(51)

ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar.48

Kertas yang sudah tidak digunakan atau dibuang begitu saja akan menjadi limbah padat yang berasal dari rumah tangga. Limbah padat yang berasal dari rumah tangga mempunyai sifat fisika dan kimia yang selalu berubah-ubah, sehingga diperlukan penanganan sebagai berikut:49

a) Reduksi.

Reduksi limbah padat dengan jalan mengurangi sumber limbah padat pada unit penghasil limbah padat seperti limbah padat dari rumah tangga, dunia industri, limbah padat dari perkantoran, limbah padat dari pasar swalayan.

b) Daur ulang limbah padat(Recycling).

Pemanfaatan kembali limbah padat melalui proses fisika dan kimia misalnya pecahan kaca atau beling digunakan sebagai tambahan bahan baku industri gelas dan kaca. Manfaat daur ulang adalah dapat memiliki nilai jual dengan adanya pemanfaatan limbah tersebut, mencegah adanya sampah yang sebenarnya dan agar dapat menjadi sesuatu yang berguna serta mengurangi penggunaan bahan baku yang baru.

c) Transportasi limbah padat.

Adalah pengumpulan dan pemisahan limbah padat untuk dilakukan pemrosesan selanjutnya dalam pengolahan limbah padat tersebut.

48Sarifudin, dkk.,“Pemanfaatan Limbah Kertas Sebagai Bahan Material untuk Pembuatan

Meja BelajarAnak melalui Pendekatan Ergonomi,”Students journal of engineering Vol 1, no. 1 (2013): h. 2.

49 Prof. Dr.Ir. Ign. Suharto, APU, Limbah Kimia dalam Pencemaran Udara dan Air


(52)

d) Perlakuan panas.

Adalah mengonversi limbah padat menjadi gas, cairan dan produk padat yang mengeluarkan energi. Perlakuan panas (thermal) limbah padat senyawa organik dapat dilakukan dengan bantuan oksigen maupun tanpa oksigen

e) Perlakuan biologis, dan

f) Penguburan limbah padat(landfill system).

Tujuan dari landfill system adalah untuk mencegah tercemarnya air permukaan tanah oleh limbah padat.Landfill systemmerupakan sarana dan fasilitas untuk pembuangan limbah padat dimana limbah padat diletakkan di atas lahan dan di bawah limbah padat terdiri atas beberapa lapisan media padat antara lain granular, geotekstil, plastik, tanah liat dan bantuan lain-lain.

Akan tetapi pengolahan limbah kertas yang sering digunakan adalah dengan melakukan mengurangi (reduce) pemakaian kertas dapat berupa sikap menghindari pemakaian kertas yang boros, pemakaian kertas hendaknya dilakukan seperlunya. Selain denganreduce, pengolahan kertas dapat dilakukan dengan penggunaan kembali (resue) yakni dengan menggunakan kembali kertas atau box yang telah kita pakai. Pengolahan kertas juga dapat dilakukan dengan mendaur ulang (recycle)limbah kertas menjadi sesuatu yang baru. Hal ini yang dilakukan oleh komunitas enigami yaitu mendaur ulang limbah kertas yang sudah tidak dipakai menjadi suatu karya seni kertas menggunakan dengan teknik seni kertas yang menghasilan suatu nilai yang bermanfaat seperti kreasi enigami.


(53)

C. PEMBERDAYAAN

1. Pengertian Pemberdayaan

Gagasan pemberdayaan bukanlah merupakan ide atau konsep baru. Pemberdayan muncul sebagi solusi atas fakta ketimpangan struktrur kekuasaan yang berlangsung selama ini, di mana masyarakat bawah haus akan kebutuhan untuk mendapatkan kekuasaan dalam mengatur diri mereka sendiri. Konsep pemberdayaan kemunculanya didasari oleh gagasan yang menempatkan manusia sebagai subjek dari dunianya sendiri.50

Pemberdayaan masyarakat sering dipahami sebagai perwujudan dari pengembangan masyarakat yang lahir dari tradisi pendidikan massa dan berbasis pada bidang pekerjaan sosial serta memiliki kemiripan cakupan dengan pendidikan luar sekolah namun pengembangan masyarakat berkembang menjadi disiplin yang mandiri.51

Pemberdayaan berasal dari penerjemahan bahasa inggrisempowerment

yang juga dapat bermakna pemberian kekuasaan. Karena power bukan sekedar daya tetapi juga kekuasaan sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Sehingga pemberdayaan adalah sebuah proses menjadi bukan sebuah proses instan. Sebagai proses pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengkapasitan dan pendayaan. Target dan tujuan pemberdayaan itu sangat tergantung pada

50 Ismet Firdaus, dkk., Pengalaman Al-Qur’an tentang Pemberdayaan Dhu’afa (Jakarta:

Dakwah Press, 2008), h. 161-162.

51Dr. H. Asep Usman Ismail,Al-Qur’an dan Kesejahteraan Sosial(Tangerang: Lentera Hati,


(54)

bidang pembangunan kesejahteraan sosial yang digarap, baik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun sosial.52

Pemberdayaan menurut Karen K. Krist-asham dalam bukunya menjelaskan bahwa:

“Empowerment is the process of increasing personal, interpersonal, and political power so that individuals can take action to improve their life situations. Empowerment means increasing, emphasizing, developing, and nurturing strengths and positive attributes. It aims at enhancing individuals, group, families, and communities' power and control over their destinies (Pemberdayaan adalah proses meningkatkan kekuatan pribadi, interpersonal, dan politik sehingga individu dapat mengambil tindakan untuk memperbaiki situasi kehidupan mereka. pemberdayaan berarti meningkat, menekankan, mengembangkan, dan memelihara kekuatan dan atribut positif. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan individu, kelompok, keluarga, dan kekuasaan dan kontrol masyarakat atas nasib mereka)”.53

Menurut Edi Suharto, pemberdayaan masyarakat pada dasarnya merupakan kegiatan terencana dan kolektif dalam memperbaiki kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui pengingkatan kapasitas orang, terutama kelompok lemah atau kurang beruntung (disadvantaged groups) agar mereka memiliki kemampuan dalam memenuhi pilihan-pilihan hidup melaksanakan kegiatan ekonomi menjangkau dan memobilisasi sumber berpartisipasi dalam kegiatan sosial.54

Pemberdayaan menurut Zubaedi berarti menyediakan sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keterampilan dalam rangka meningkatkan

52Randy R. Wrihatnoto dan Riant Nugroho Dwidjowijoto,Manajemen Pemberdayaan(Jakarta:

PT Elex Media Komputindo, 2007), h. 2.

53Karen K. Krist-Ashman,Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking

Perspective, (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010), h. 55.

54Edi Suharto, Ph.D.,Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial


(55)

kemampuan warga miskin untuk menentukan masa depannya sendiri dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakatnya.55

MenurutPayne dalam Fredian, pemberdayaan merupakan proses yang ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.56

Sedangkan dalam buku pengembangan masyarakat wacana dan praktik pengertian pemberdayaan dapat dijelaskan dengan menggunakan empat perspektif yaitu:

a) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari perspektif pluralis, adalah suatu proses untuk menolong individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang kurang beruntung agar mereka dapat bersaing lebih efektif dengan kepentingan-kepentingan lain.

b) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif elitis adalah suatu upaya untuk bergabung dan memengaruhi kalangan elite seperti para pemuka atau tokoh masyarakat, pejabat, orang kaya dan lain-lain, membentuk aliansi dengan kalangan elite, melakukan konfrontasi dan mengupayakan perubahan pada kalangan elite.

55 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd., Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 43.

56 Fredian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor


(56)

c) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif strukturalis adalah suatu agenda perjuangan yang lebih menantang karena tujuan pemberdayaan dapat dicapai apabila bentuk-bentuk struktural deliminasi. Umumnya, masyarakat menjadi tidak berdaya lantaran adanya struktur sosial yang mendominasi dan menindas mereka, baik karena alasan kelas sosial, gender ras atau etnik.

d) Pemberdayaan masyarakat ditinjau dari persepktif post-strukturalis adalah suatu proses yang menantang dan mengubah diskursus. Pemberdayan lebih ditekankan pada aspek intektualitas ketimbang aktivitas, aksi atau praksis. Dari persepktif ini, pemberdayaan masyarakat dipahami sebagai upaya mengembangkan pemahaman terhadap perkembangan pemikiran baru dan analistis.57

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan terhadap semua kelompok atau masyarakat, namun pada umumnya pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat yang dianggap lemah atau kurang berdaya yang memiliki karakteristik lemah atau rentan dalam aspek:

a) Fisik: orang dengan kecacatan dan kemampuan khusus.

b) Psikologis: orang yang mengalami masalah personal atau penyesuaian diri.

c) Finansial: orang yang tidak memiliki pekerjaan, pendapatan, modal yang mampu menopang kehidupannya.

57 Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd, Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik (Jakarta:


(57)

d) Struktural: orang yang mengalami diskriminasi dikarenakan status sosialnya, gender, etnis, orientasi seksual, pilihan politiknya.58

Jadi pemberdayaan merupakan bentuk dari pengembangan masyarakat yang menjadikan masyarakat baik itu individu, kelompok maupun komunitas sebagai subjek dalam kehidupan mereka dan mengartikan pemberdayaan adalah proses maupun upaya dalam membantu seseorang yang tidak berdaya atau tidak mampu dalam hal fisik, psikologi, finansial dan struktural dengan meningkatkan kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang sehingga seseorang tersebut dapat berdaya dan menyelesaikan hambatan yang mereka hadapi dalam kehidupannya.

2. Strategi Pemberdayaan

Menuurt Jim Ife dalam Zubaedi, upaya memberdayakan kelompok masyarakat yang lemah dapat dilakukan dengan tiga strategi:

a) Pemberdayaan melalui perencanaan dan kebijakan yang dilaksanakan dengan membangun atau mengubah struktur dan lembaga yang bisa memberikan akses yang sama terhadap sumber daya, pelayanan dan kesempatan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.

b) Pemberdayaan melalui aksi-aksi sosial dan politik yang dilakukan perjuangan politik dan gerakan dalam rangka membangun kekuasaan yang efektif.

c) Pemberdayaan melalui pendidikan dan penumbuhan kesadaran yang dilakukan dengan proses pendidikan dalam berbagi aspek yang cukup

58Edi Suharto, Ph.D.,Pekerjaan Sosial di Dunia Industri Memperkuat Tanggungjawab sosial


(58)

luas. Upaya ini dilakukan dalam rangka membekali pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat lapis bawah kekuatan mereka.

Jadi strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas enigami melalui pendidikan tentang limbah kertas dengan memberikan keterampilan kreasi dari limbah kertas kepada kelompok masyarakat di wilayah Jombang.

3. Pendekatan Pemberdayaan

Dalam melakukan strategi pemberdayaan tidak terlepas dari pendekatan yang dilakukan dalam pemberdayaan tersebut. Terdapat dua pendekatan dalam menjalankan strategi pemberdayaan ini:59

a) Pendekatan direktif (Instruktif).

Pendekatan direktif (directive approach) dilakukan berlandaskan asumsi bahwacommunity workermengetahui apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam pendekatan ini peranan

community workerbersifat lebih dominan karena prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal dari community worker. Community worker-lah yang menetapkan apa yang baik atau buruk bagi masyarakat, cara-cara apa yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya dan menyediakan sarana yang diperlukan untuk perbaikan itu.

Dalam praktiknya community worker memang mungkin menanyakan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat atau cara apa yang perlu dilakukan untuk menangani masalah, tetapi jawaban yang

59Isbandi Rukminto Adi, Kesejahteraan Sosial (Pekerjaan Sosial, Pembangunan Sosial dan


(59)

muncul dari suatu masyarakat selalu diukur dari segi baik dan buruk menurutcommunity worker.

Dengan pendekatan ini memang banyak hasil yang telah diperoleh, tetapi hasil yang didapat lebih terkait dengan tujuan jangka pendek dan sering kali lebih bersifat pencapaian secara fisik. Penggunaan pendekatan direktif oleh community worker mengakibatkan berkurangnya kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dari masyarakat, sedangkan bagi masyarakat jika menggunkaan pendekatan ini adanya sikap ketergantungan terhadap kehadiran petugas sebagai agen perubahan.

b) Pendekatan Non-direktif (Partsisipatif).

Pendekatan non-direktif dilakukan berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini community worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menempatkan apa yang baik atau buruk bagi suatu masyarakat.

Pemeran utama dalam perubahan masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker hanya menggali dan mengembangkan potensi masyarakat. Masyarakat diberikan kesempatan untuk menganalisa dan mengambil keputusan yang berguna bagi mereka sendiri serta diberikan kesempatan dalam penentuan cara-cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Tujuan dari pendekatan non-direktif dalam upaya pemberdayaan ini adalah agar masyarakat memperoleh pengalaman belajar untuk


(60)

mengembangkan dirinya melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan ini sering juga dianggap sebagai pendekatan bersifat partisipatif.

Beberapa keuntungan menggunakan pendekatan non-direktif dalam melakukan pemberdayaan:

1) Kemungkinan memperoleh hasil yang lebih baik dalam keterbatasan sumber daya yang ada.

2) Membantu perkembangan masyarakat. 3) Menumbuhkan rasa kebersamaan.

4) Memunculkan kesempatan untuk mendidik dan mempengaruhi masyarakat.

Akan tetapi dalam praktiknya, penggunaan pendekatan direktif dan non-direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakat.

4. Tahapan Pemberdayaan

Untuk melakukan pemberdayaan biasanya pekerja sosial menyusun kegiatan pemberdayaan melalui beberapa langkah secara bertahap sesuai kondisi dan kebutuhan warga yang menjadi sasaran kegiatan. Secara umum tahapan intervensi baik dalam lingkup mikro, makro maupun mezzo memiliki enam tahapan yakni:60

60Karen K. Krist-Ashman.Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective. (USA: University of Wisconsin-Whitewater, 2010). h.60.


(61)

Bagan 2. Tahapan Intervensi Sosial

Sumber: Buku Introducing To Social Work & Social Welfare Critical Thinking Perspective.

Akan tetapi dalam tahapan pemberdayaan ini, penulis akan menggunakan tujuh tahapan intrevensi di level komunitas yang ditulis oleh Isbandi Rukmito sebagai berikut:

a) Tahapan persiapan

Pada tahap persiapan di dalamnya sekurang-kurangnya ada dua tahapan yang harus dikerjakan, yaitu:


(62)

Persiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah atau community worker

mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan.

2) Persiapan lapangan yang juga dikenal dengan tahapengagement, petugas pada awal melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran, baik dilakukan secara informal maupun formal. Bila sudah menemukan daerah yang ingin dikembangkan, community worker harus mencoba menjalin kontak melalui jalur formal untuk mendapatkan perijinan dari pihak terkait. Tetapi di samping itu, community worker juga tetap harus membina relasi dengan tokoh-tokoh informal agar hubungan dengan masyarakat dapat terjalin dengan baik. Pada tahap inilah terjadi kontak awal dengan kelompok sasaran. Komunikasi yang baik pada tahap awal biasanya akan mempengaruhi keterlibatan warga pada fase berikutnya.

b) Tahapassessmentatau pengkajian.

Proses assessment yang dilakukan dapat dilakukan secara individu melalui tokoh-tokoh masyarakat, tetapi juga melalui kelompok-kelompok dalam masyarakat. Pada tahap ini petugas berusaha mengidentifiasi masalah atau kebuutuhan yang dirasakan dan juga sumber daya yang dimiliki klien.

Dalam proses assessment ini, dikenal pula konsep kebutuhan normatif yaitu kebutuhan berdasarkan standar norma yang berlaku.


(63)

Kadangkala suatu masyarakat tidak merasakan suatu hal sebagai kebutuhan mereka tetapicommunity workermelihat bahwa kondisi yang ada perlu diperbaiki. Dalam kondisi seperti ini, community workertidak dapat memaksakan pandangan mereka ke masyarakat. Oleh karena itu perlu upaya menjembatani perbedaan pandangan tersebut. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan menjalankan peran edukasional misalnya dengan melakukan penyadaran masyarakat. c) Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan(Designing).

Pada tahap ini, community worker secara partisipatif mencoba melibatkan warga untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ada masyarakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mereka lakukan.

Program dan kegiatan yang akan mereka kembangkan harus disesuaikan dengan tujuan pemberian bantuan sehingga tidak muncul program-program yang bersifat insidental ataupun amal yang kurang dilihat manfaatnya dalam jangka panjang.

d) Tahap pemformulasikan rencana aksi

Pada tahap ini petugas membantu masing-masing kelompok masyarakat untuk memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tulisan, terutama bila ada kaitannya dengan pembuatan proposal kepada pihak penyandang dana.


(64)

Dalam tahap pemformulasikan rencana aksi ini, diharapkan petugas dan masyarakat sudah dapat membayangkan dan menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut.

e) Tahap pelaksanaan program(Implementation).

Tahap ini merupakan salah satu tahap yang paling penting dalam program pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang sudah direncanakan dengan baik akan dilaksanakan di lapangan. f) Tahap evaluasi.

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan sebaiknya dilakukan dengan melibatkan warga. Dengan keterlibatan warga pada tahap ini diharapkan akan terbentuk sistem dalam komunitas untuk melakukan pengawasan secara internal. Sehingga dalam jangka panjang diharapkan akan dapat membentuk sistem dalam masyarakat yang lebih mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

Evaluasi itu sendiri dapat dilakukan padainput,proses dan juga pada hasil. Pada tahap ini juga dilakukan stabilisasi terhadap perubahan yang sudah terjadi. Bila sistem ini sudah terpolakan dan terinternalisasikan pada sebagian besar kelompok masyarakat maka dapat diharapkan perubahan yang terjadi akan dapat menjadi relative menetap dan akan dapat ditindaklanjuti ke tahap berikutnya.


(65)

g) Tahap terminasi(Disengagement).

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan komunitas sasaran. Terminasi dalam suatu program pemberdayaan masyarakat tidak jarang dilakukan bukan karena masyarakat sudha dianggap mandiri, tetapi lebih karena proyek sudah harus dihentikan karena sudah melebih jangka waktu yang ditetapkan sebelumnya atau karena anggaran sudah selesai dan tidak ada penyandang dana yang dapat dan mau meneruskan.61

61Isbandi Rukminto Adi,Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial,(Jakarta: FISIP UI Press, 2005),h. 170-186.


(66)

53

1. Sejarah Terbentuknya Komunitas enigami

Kreasi enigami berasal dari kedua pendiri komunitas enigami yaitu Abdullah Rofiq dan Sarudi Putra Siregar yang semasa menjadi mahasiswa jurusan ekonomi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah berkeinginan untuk berwirausaha dan telah menjalankan beberapa usaha seperti belut, kaos dan berbagai jenis makanan. Mereka juga mempunyai keahlian yang sama di bidang desain sehingga mereka bekerja sama untuk membuat tambahan usaha di bidang desain dan enigami juga merupakan salah satu permainan Sarudi sewaktu kecil.62

Kata enigami merupakan kebalikan dari kata imagine yang berarti imajinasi. Filosofi enigami berasal dari kertas koran dengan alasan kertas koran secara konten banyak informasinya atau informatif, tetapi secara fisik mempunyai sesuatu yang luar biasa yang dapat dijadikan suatu produk dan koran hanya perwakilan kertas yang terbuang.63

Ide menggunakan limbah kertas tersebut pertama kali muncul di luar negeri dengan teknik yang bernama Paper Mache. Akan tetapi, di Indonesia belum begitu terkenal. Namun ada beberapa komunitas yang sudah menggunakan teknik itu dan salah satu pendiri komunitas enigami

62Wawancara pribadi dengan Sarudi Putra Siregar tim inti komunitas enigami, Pondok Aren, 2 April 2016.


(1)

(2)

(3)

Berita komunitas enigami diwww.Tangerangonline.com


(4)

DOKUMENTASI

Gambar 3.

Kegiatan Sanggar Komunitas enigami di Lapangan auditorium UIN Syahid Jakarta

Gambar 4.

Kegiatan Sanggar Komunitas enigami di Fakultas ekonomi dan bisnis UIN Syahid

Jakarta

Gambar 5.

Proses kegiatan pemberdayaan membuat kreasi enigami di Jombang, Ciputat

Gambar 6.

Kegiatan pemberdayaan di Jombang, Ciputat dengan tim inti komunitas


(5)

Gambar 7.

Partisipasi anggota sanggar dalam kegiatan workshop di PT. Danone

Gambar 8.

Bokani wisuda produksi dari ibu-ibu rumah tangga di Jombang, Ciputat.

Gambar 9.

Contoh hasil produksi dari salah satu penerima manfaat pemberdayaan enigami yaitu Ibu

Yanti

Gambar 10.

Beberapa hasil karya enigami yang telah dibuat oleh Ibu Yanti salah satu peneri


(6)

Gambar 11.

Peneliti dengan Ibu yanti yang merupakan salah satu penerima manfaat

pemberdayaan dan koordinator pemberdayaan enigami

Gambar 12.

Hasil karya dari kegiatan sanggar milik Laeli Yuniawati anggota sanggar dari

kegiatan sanggar

Gambar 13.

Wawancara dengan Sri Wahyuni salah satu anggota sanggar

Gambar 14.

Bentuk kreasi enigami hasil komunitas enigami