PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : survei terhadap para pengusaha di sentra industri Tas Kebon Lega.
No.Daftar: 126/UN.40.7.D1/LT/2015
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen
Berry Lesmana 0803138
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega)
Oleh Berry Lesmana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Berry Lesmana 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(SurveiTerhadap Para Pengusaha di Sentra IndustriTas Kebon Lega kota Bandung)
BERRY LESMANA 0803138
Disetujui dan disahkan oleh:
1. Pembimbing
Heny Hendrayati, S.IP.MM NIP. 197610112005012002
2. Ketua Program Studi
Dr. Chairul Furqon, S.Sos, MM
NIP. . 19720615 200312 1 001
Program StudiManajemen FakultasPendidikanEkonomidanBisnis
UniversitasPendidikan Indonesia 2015
(4)
Berry Lesmana, 2015
ABSTRAK
Berry Lesmana (0803138), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Terhadap Para Pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung)” Di Bawah Bimbingan Ibu Heny Hendrayati, S.ip, M.M
Usaha kecil dan menengah sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi di suatu negara yang sedang berkembang. Peranan sektor Industri kecil dan menengah yang besar terhadap perekonomian nasional, maka maju mundurnya industri di Indonesia turut pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di indonesia. Industri Kecil dan Menengah (IKM) merupakan salah satu struktur perindustrian yang keberadaanya sering dianggap berkonotasi tradisional, modal yang rendah, skill yang rendah,dan kurang efisien.
Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui tentang gambaran kompetensi kewirausahaan para pengusaha, 2) Untuk mengetahui tentang gambaran keberhasilan usaha para pengusaha, 3) Untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha para pengusaha.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Dengan metode yang digunakan adalah explanatory survey. Yang menjadi variabel bebas (X) adalah Kompetensi, sedangkan variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha. Ukuran sampel penelitian adalah 53 Responden yang merupakan para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung. Teknik analisis menggunakan koefisien korelasi pearson product moment, dan analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat Kompetensi dan tingkat keberhasilan usaha berada pada kategori sedang. Besarnya pengaruh Kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha adalah sebesar 42,1%.
Hal ini menunjukan bahwa para pengusaha di Sentra Industri Pengolahan Tas Kebon Lega Bandung harus mengoptimalkan Kompetensi untuk meningkatkan keberhasilan usaha. Karena Kompetensi memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.
(5)
Berry Lesmana, 2015
ABSTRACT
Berry Lesmana (0803138), "The Influence of entrepreneurship competency towards the business success (Survey On Entrepreneurs Of Bags Industry Center In Kebon Lega Bandung)" Under the Guidance Mrs. Heny Hendrayati, S. Ip, MM
Small and medium enterprises play an important role in the economic growth in a developing country. The role of small and medium industry sector greatly to the national economy, the reciprocation of the industry in Indonesia, who also affect economic growth in Indonesia. Small and Medium Enterprise (SME) is one of the industrial structure connotes that its existence is often considered traditional, low capital, low skills, and less efficient.
Based on this, the goal of this study is 1) To know about the image of the entrepreneur entrepreneurial competence, 2) To know about the image of successful business entrepreneurs, 3) To determine the effect of entrepreneurial competence to business success of entrepreneurs.
This type of research is descriptive and verification. With the method used is explanatory survey. Which became independent variable (X) is competency, while the dependent variable (Y) is the success of the business. The sample size is 53 respondents who were entrepreneurs in the Center of Bags Industry In Kebon Lega Bandung. Mechanical analysis using Pearson product moment correlation coefficient, and simple linear regression analysis.
The results showed that the level of competency and business success rate in middle category. The amount of influence entrepreneurial competency to business success is at 42.1%.
This shows that the entrepreneur in the Center of Bags Industry Kebon Lega Bandung should optimize competency to increase business success. Because competency has a positive influence on the success of the business.
(6)
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR ISI
Abstrak ... i
Abstract ... ii
Kata Pengantar ... iii
Ucapan Terima Kasih ... iv
Daftar Isi ... vii
Daftar Tabel ... xii
Daftar Gambar ... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 8
1.3 Rumusan Masalah ... 9
1.4 Tujuan Penelitian ... 10
1.5 Kegunaan Penelitian ... 10
1.5.1 Kegunaan Teoritis ... 10
1.5.2 kegunaan Praktis ... 11
BAB II: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 12
2.1 Kajian Pustaka ... 12
2.1.1 Konsep Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan Industri ... 12
2.1.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 12
2.1.1.2 Klasifikasi dan Kriteria Usaha Kecil dan Menengah ... 14
2.1.2 Konsep Kewirausahaan ... 15
2.1.2.1 Pengertian Kewirausahaan dan Wirausahawan ... 15
2.1.2.2 Ciri dan Karakteristik Kewirausahaan ... 18
2.1.3 Modal Insani Kewirausahaan ... 21
2.1.4 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 22
2.1.4.1 Pengertian kompetensi ... 22
(7)
Berry Lesmana, 2015
2.1.5 Konsep Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.5.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 30
2.1.5.2 Indikator Keberhasilan Usaha ... 31
2.1.5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha .... 34
2.1.6 Penelitian Terdahulu ... 37
2.2 Kerangka Pemikiran dan Paradigma Penelitian ... 37
2.3 Hipotesis ... 41
BAB III: METODE PENELITIAN ... 42
3.1 Objek Penelitian ... 42
3.2 Metode Penelitian ... 42
3.3 Variabel Penelitian ... 43
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.5 Sumber Data ... 47
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.7 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 48
3.7.1 Populasi ... 48
3.7.2 Sampel ... 49
3.8 Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 50
3.8.1 Rancangan Analisis Data ... 50
3.8.2 Teknik Analisis Data ... 57
3.8.3 Uji Hipotesis ... 65
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 67
4.1 Hasil Penelitian ... 67
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 67
4.1.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 69
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 69 4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir 70
(8)
Berry Lesmana, 2015
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan... 72
4.1.3 Gambaran Umum Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 72
4.1.3.1 Dimensi Pengetahuan ... 73
4.1.3.2 Dimensi Keterampilan ... 77
4.1.3.3 Dimensi Kemampuan Individu ... 82
4.1.3.4 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 85
4.1.4 Gambaran Umum Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 87
4.1.4.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian Variabel Keberhasilan Usaha 93 4.1.5 Hasil Pengujian Statistik ... 95
4.1.5.1 Pengujian Asumsi Regresi ... 95
4.1.5.2 Koefisien Korelasi ... 97
4.1.5.3 Analisis Regresi Sederhana ... 98
4.1.5.4 Uji Hipotesis ... 101
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 102
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 106
5.1 Kesimpulan ... 106
5.2 Saran ... 107
... Daftar Pustaka ... xv Lampiran-Lampiran
(9)
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR TABEL
1.1 PDRB Kota Bandung Tahun 2011-2013 ... 2
1.2 Potensi Sektor Industri Kota Bandung ... 4
1.3 Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega ... 6
2.1 Kriteria Usaha Micro Kecil dan Menegah ... 15
2.2 Penelitian Terdahulu ... 36
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 44
3.2 Interprestasi Alternatif Jawaban Untuk Kompetensi Kewirausahaan ... 50
3.3 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 51
3.4 Pola Tabulasi Data Penelitian ... 51
3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi 53 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Inovasi (X) ... 54
3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Usaha (Y) ... 55
3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Inovasi dan Keberhasilan Usaha ... 57
3.9 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 58
3.10 Pola Rekapitulasi Data Penelitian ... 59
3.11 Pengubahan Data Ordinal ke Interval ... 60
3.12 Derajat Hubungan Antar Variabel ... 65
4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 69
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 70
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 70
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usaha ... 71
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Laba per Bulan ... 72
(10)
Berry Lesmana, 2015
4.7 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Dalam Mendelegasikan Tugas Kepada Karyawan ... 74 4.8 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Keteladanan yang
Ditunjukan Kepada Karyawan ... 75 4.9 Tanggapan Pengusaha TentangTingkat Pengetahuan Dalam Mencari Peluang
... 75 4.10 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Pencatatan/Pembuuan
Keuangan ... 76 4.11 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Pengetahuan Memasarkan Produk ... 76 4.12 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Dalam Mengatur Strategi
Usaha ... 78 4.13 Tanggapan Pengusaha Tentang keterampilan dalam memperhitungkan resiko
... 78 4.14 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam
menciptakan desain tas ... 79 4.15 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat keterampilan dalam mengatur
usaha ... 79 4.16 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat keterampilan dalam mengatur karyawan
... 80 4.17 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat kedekatan dengan karyawan ... 80 4.18 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Berkomunikasi Dengan
Konsumen ... 81 4.19 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Keterampilan Penguasaan Alat Dalam
(11)
Berry Lesmana, 2015
4.20 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Tingkat Kemampuan memberikan motivasi kepada karyawan ... 83 4.21 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Untuk Memajukan Usaha . 83 4.22 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Menyelesaikan Pesanan Tepat
Waktu ... 84 4.23 Tanggapan Pengusaha Tentang Kemampuan Pengawasan Seluruh Kegiatan
Usaha ... 84 4.24 Tanggapan Pengusaha Tentang Tingkat Kenaikan Jumlah Modal Dalam 1 Tahun
Terakhir ... 88 4.25 Tanggapan Pengusaha Tentang Jumlah Pendapatan Dalam 1 Tahun Terakhir
... 88 4.26 Tanggapan Pengusaha Tentang Peningkatan Penjualan dalam 1 Tahun Terakhir
... 89 4.27 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Penambahan Konsumen Baru Dalam 1
Tahun Terakhir ... 90 4.28 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-rata Peningkatan produksi dibandingkan
tahun sebelumnya ... 90 4.29 Tanggapan Pengusaha Tentang Rata-Rata Penambahan Produk Baru Dalam 1
Tahun Terkhir ... 91 4.30 Tanggapan Pengusaha Tentang Kualitas Kerajinan Tas yang dihasilkan 92 4.31 Tanggapan Pengusaha Tentang Penambahan Jumlah Karyawan Dalam 1 Tahun
Terakhir ... 92 4.32 Output Korelasi ... 97 4.33 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien
Korelasi ... 98 4.34 Output Pengaruh Kompetensi Terhadap Keberhasilan Usaha ... 99
(12)
Berry Lesmana, 2015
4.35 Output Koefisien Regresi ... 100 4.36 Output Anova ... 101
(13)
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR GAMBAR
2.1 Skema Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 40
2.3 Paradigma Penelitian ... 41
4.1 Daerah Kriterium Variabel Kompetensi (X) ... 87
4.2 Daerah Kriterium Variabel Keberhasilan Usaha (Y) ... 95
(14)
Berry Lesmana, 2015
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Kota Bandung dengan luas 167,67 km2 ini berpenduduk 2.483.977 jiwa (Data BPS tahun 2013) memiliki potensi perekonomian luar biasa. Kota Bandung memiliki potensi-potensi industri dan perdagangan yang cukup potensial untuk dikembangkan agar lebih optimal sebagai sumber kesejahteraan rakyat.
Sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat, Bandung juga dikenal dengan peran dan fungsinya sebagai Pusat Pemerintahan, Kota Pendidikan, Kota Industri Kreatif, Kota Pelayanan Jasa/Perdagangan, Kota Tujuan Wisata, dan Kota Budaya. Maka, tak mengherankan pula bila perkembangan dan perubahan kota sangat pesat.
Kota Bandung menjadi salah satu kota metropolitan di Indonesia dengan memanfaatkan secara optimal dan sinergis berbagai potensi dan daya tarik yang dimiliki dalam era pasar bebas. Kota Bandung menjadi kota yang strategis dalam memasok kebutuhan masyarakat provinsi jawabarat. Dampak positifnya adalah ikut berkembangnya sentra-sentra industri di kota Bandung.
Dalam perekonomian Kota Bandung yang sedang berkembang, sektor industri merupakan sektor yang sedang dikembangkan untuk membantu meningkatkan Perekonomian masyarakat. Beralihnya sektor agraris menjadi sektor industri diharapkan dapat memberikan dampak perekonomian yang lebih maju dan dapat bersaing dalam kegiatan perdagangan. Berikut keadaan ekonomi
(15)
2
Berry Lesmana, 2015
di kota Bandung berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang menjadi indikator untuk menggambarkan keadaan perekonomian penduduk di suatu wilayah/daerah.
Tabel 1.1
PDRB KOTA BANDUNG TAHUN 2011 - 2013
No Lapang Usaha
atas dasar harga berlaku(dalam Jutaan rupiah dan persen)
2011 % 2012 % 2013 %
1
Pertanian
192.743 0,20 229.013 0,21
255.651 0,20 2
Industri pengolahan
22.482.061 23,51 25.062.739 22,55
28.074.055 21,56 3
listrik,gas,dan air
2.201.593 2,30 2.608.429 2,35
3.185.681 2,45 4
bangunan/kontruksi
4.425.332 4,63 5.400.662 4,86
6.107.057 4,69 5 perdagangan,hotel dan
restauran
39.436.088 41,25 46.304.473 41,67
55.212.099 42,40 6 pengangkutan dan
komunikasi
11.841.320 12,38 13.854.501 12,47
17.333.449 13,31 7 keuangan,persewaan,dan
jasa-jasa perusahaan
6.094.630 6,37 7.382.790 6,64
8.561.178 6,57 8
jasa-jasa 8.939.096 9,35 10.278.945 9,25 11.480.479 8,82
Total 95.612.863 100 111.121.551 100 130.209.649 100
Sumber : BPS Kota Bandung
Dilihat dari tabel 1.1 industri pengolahan dan perdagangan merupakan penyumbang terbesar untuk perekonomian Kota Bandung. Kontribusi industri perdagangan merupakan yang terbesar memberikan 42,40 % untuk PDRB Kota Bandung. Sedangkan Industri pengolahan memegang 21,56 % untuk PDRB di Kota Bandung yang seluruhnya diperoleh dari subsektor non-migas.
(16)
3
Berry Lesmana, 2015
Berkembangnya sektor pedagangan memainkan peranan penting akan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung disamping terus berkembangnya sektor industri pengolahan. Sektor Indutri pengolahan di Kota bandung seluruhnya berasal dari subsektor non migas yang terdiri dari komoditi tekstil produk tekstil (TPT), barang dari kulit dan alas kaki.
Kota Bandung sekarang ini menjadi salah satu daerah yang memiliki potensi industri Kreatif yang semakin berkembang. Bahkan tidak sedikit pelaku usaha yang sekarang ini sengaja memilih bisnis Factory Outlet (FO), Clothing Company (CC), maupun Distro (distribution store).Tingginya kreativitas dan nilai seni yang dimiliki masyarakat Bandung, menjadi modal utama bagi mereka untuk mengembangkan sektor industri desain yang semakin tumbuh subur di daerah tersebut. Melihat banyaknya peluang usaha kreatif yang terdapat di daerah Bandung, tidaklah heran bila Kota Bandung menjadi gudangnya para pebisnis kreatif dan menjadi salah satu daerah di Indonesia yang ikut serta mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif di tingkat nasional.
Sektor industri khususnya Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan salah satu sektor yang menjadi bahan perhatian pemerintah dalam perekonomian nasional. Dengan ketersediaan Sumber daya manusia yang besar sektor IKM seharusnya mampu memberikan dampak terhapat kesejahteraan masyarakat khususnya di Kota Bandung.
Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung lagi dan cenderung mengubah pola ekonomi dari industri ke perdagangan, sehingga
(17)
4
Berry Lesmana, 2015
dibutuhkan pengembangan usaha yang berdaya saing tinggi serta serangkaian langkah strategis untuk tetap memperkuat prioritas kebutuhan dalam menggerakan sektor riil.
Tabel 1.2
Potensi Sektor Industri Kota Bandung
Kriteria Unit usaha Tenaga Kerja
2012 2013 2012 2013
Industri Besar 146 152 10.281 10.605
Industri
Menengah 211 216 7.376 7.406
Industri Kecil 3.164 3.170 51.366 51.420
Industri Kecil
Non formal 12.266 6.328 43.321 20.572
JUMLAH 15.787 9.866 112.344 90.003
Sumber : BPS Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.2 jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja di Kota Bandung mengalami penurunan yang signifikan. Dapat dilihat kriteria industri kecil menyerap tenaga kerja paling banyak 51.420 tenaga kerja dengan jumlah unit usaha 3.170. Sedangkan dalam kriteria industri kecil non formal terjadi pernurunan Unit usaha dari 12.266 menjadi 6.328 dan penyerapan tenaga kerja dari 112.344 menjadi 90.003.
Hal ini menggambarkan tingginya daya saing yang mengakibatkan sulitnya para pelaku usaha dalam mengembangkan dan mempertahankan usaha. Selain itu semakin bertambahnya produk impor menjadi ancaman terhadap pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya.
(18)
5
Berry Lesmana, 2015
kawasan sentra industri dan perdagangan yang sangat berpotensi memberikan kontribusi ekonomi tinggi kawasan sentra industri dan perdagangan. Mengingat Jumlah kawasan sentra industri di Kota Bandung sebenarnya berjumlah 30 sentra industri. Kawasan ini memiliki potensi sebagai tempat ’wisata industri’ (Industrial Tourism) di masa yang akan datang. Dimana pengunjung tidak hanya datang untuk belanja, tapi juga dapat melihat secara langsung proses produksi sampai terciptanya produk. Sentra dalam hal ini diartikan sebagai tempat alokasi usaha tertentu yang menghasilkan produk yang relatif sama.
Sentra perdagangan dan industri di Kota Bandung merupakan asset potensial dan keberadaannya diyakini bisa menunjang pertumbuhan perekonomian kota dan mengatasi persoalan ketenagakerjaan. Oleh karenanya, sebagai kawasan yang cukup lama dikenal masyarakat baik lokal, regional, bahkan mancanegara, kawasan industri sekaligus kawasan wisata belanja di Kota Bandung ini perlu ditingkatkan, dan harus memberikan kenyamanan.
Sentra Industri Tas kebon Lega Terletak dikomplek leuwisari, kecamatan Bojongloa Kidul, Bandung. Fokus sentra ini adalah memproduksi berbagai jenis tas. Macam-macam Tas yang diproduksi diantaranya Tas sekolah, Tas kerja,tas laptop, Tas untuk sovenir dll. Sentra tas kebon lega berdekatan dengan sentra Industri sepatu Cibaduyut yang lebih terkenal dan berkembang. Jika Cibaduyut berada di sebelah Selatan Terminal Leuwi Panjang, maka Kebon Lega berada berada di kawasan Leuwi Panjang.
Sebagian besar tas yang diproduksi digunakan untuk mencukupi pasar luar kota. Dengan kata lain, hanya sebagian kecil saja yang dipasarkan di dalam kota.
(19)
6
Berry Lesmana, 2015
Selaian dipasarkan secara langsung, para pengrajin di kawasan ini biasanya memproduksi tas untuk kepentingan order dari instansi, baik pemerintah maupun swasta.
Tabel 1.3
Potensi Sentra Industri Tas Kebon Lega
Tahun 2011 2012 2013
UNIT Usaha 73 69 53
Kap produksi 1.684.370 1.653.280 1.271.760 Investasi 1.781.000.000 1.753.000.000 1.432.000.000
Tenaga Kerja 655 637 472
Sumber: Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung
Berdasarkan Tabel 1.3 dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi penurunan yang signifikan. Menurut data diatas dari tahun 2011 sekitar 1.684.370 tas mengalami penurunan produksi menjadi 1.653.280 pada tahun 2012 kemudian turun kembali menjadi 1.271.760 tas ditahun 2013. Penurunan jumlah produksi ini terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan akan produk tas di kebon lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan pengusaha.
Penurunan jumlah produksi ini merupakan salah satu hal yang mengindikasikan terjadinya penurunan keberhasilan usaha. Keberhasilan usaha yang merupakan visi dan misi setiap pelaku kewirausahaan dapat di ukur dalam perkembangan dan pertumbuhan modal, pendapatan, volume penjualan, jumlah tenaga kerja dan produksi.
Menurut Ketua Dewan Pakar Forum Ekonomi Jawa Barat Ina Primiana, kualitas produk tas di kebon lega sudah memiliki daya saing namun tidak
(20)
7
Berry Lesmana, 2015
terdapatnya merek dan sistem pengemasan yang kurang baik mengurangi nilai jual dari produk. Selain itu beliau menambahkan para pelaku usaha kurang mengetahui informasi pasar yang tepat. Guna Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 perlu dilakukannya penyebaran informasi pasar agar para pengusaha dapat bersaing dalam kegiatan usahanya. Hal tersebut dapat memperlebar peluang bisnis usaha kecil dan menengah(bandung.bisnis.com, 2014).
Usaha kecil sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan kepribadian pemilik usaha karena pada dasarnya pengusaha atau pemilik usaha berperan untuk mengatur seluruh kegiatan usaha agar tercapainya tujuan usaha secara efektif. Wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi kewirausahan agar dapat bersaing dengan kompetitor dalam melaksankan pekerjaan/kegiatan usahanya.
Menurut Suryana (2008:5), “kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang langsung berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi pada hasil”.
Tingkat Pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individu dikenal dengan istilah kompetensi kewirausahaan. Hal tersebut seperti yang telah dikemukakan oleh Michael Harris (2000:19) yang dikutip oleh suryana (2013:81).
“… wirausahawan yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang memiiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kualitas individual yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan.”
(21)
8
Berry Lesmana, 2015
Untuk itu, kompetensi yang dimiliki oleh wirausahawan tersebut diharapkan dapat menciptakan keberhasilan usaha. Kompetensi tersebut berupa pengetahuan, keterampilan serta kemampuan individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan terciptanya keberhasilan usaha.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan ini dengan mengadakan penelitian yang berjudul:
”Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha (Survei Pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota
Bandung)”
1.2.Identifikasi Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dalam penulisan ini adalah bagaimana perkembangan Sentra Industri Tas Kebon Lega dalam mengembangkan usahanya. Penurunan jumlah produksi terjadi karena menurunnya jumlah order dan pesanan akan produk tas di kebon lega, sehingga menyebabkan menurunnya pendapatan para pengusaha.
Era liberalisasi perdagangan saat ini ditandai dengan maraknya produk impor sebagai komoditas produk asing yang masuk bebas tanpa terbendung. Apalagi dengan diadakannya MEA tahun 2015 dipastikan produk impor semakin menambah daya saing wirausahawan untuk terus mengembangkan produk dan usahanya. Hal ini dapat mengancam keberlangsungan para pengusaha apabila tidak dapat meningkatkan daya saing. Untuk itu perlunya meningkatkan kopetensi kewirausahaan agar keberhasilan usaha para pengusaha dapat terus meningkat.
(22)
9
Berry Lesmana, 2015
Keberhasilan suatu usaha merupakan visi dan misi setiap pelaku usaha. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi untuk memperoleh keberhasilan suatu usaha. Kompetensi kewirausahaan dalam hal ini merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan pelaku usaha untuk mencapai keberhasilan usaha. Hal ini dibutuhkan agar pelaku usaha mempunyai daya saing dalam kegiatan usahanya. Kompetensi tersebut berupa pengetahuan, keterampilan serta kemampuan individu yang dimiliki sehingga diharapkan akan terciptanya keberhasilan usaha.
Pengetahuan sangat diperlukan agar para pelaku usaha mengetahui informasi pasar yang berpotensi meningkatkan penjualan dari produk yang dihasilkan. Selain itu agar para pelaku usaha dapat mengetahui perubahan trend yang diinginkan oleh pasar. Untuk menciptakan nilai tambah dibutuhkan keterampilan sehingga produk memiliki keunggulan dan kualitas yang baik, yang akan menambah nilai jual dari suatu produk yang dihasilkan. Kemudian kemampuan individu yang dibutuhkan untuk mengelola usahanya, sehingga keberhasilan usaha dapat terus ditingkatkan.
Dengan faktor kompetensi kewirausahaan tersebut diharapkan para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega dapat meningkatkan keberhasilan usahanya
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:
(23)
10
Berry Lesmana, 2015
2. Bagaimana tingkat keberhasilan usaha pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega?
3. Bagaimana Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega?
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1. Gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega.
2. Gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega.
3. Pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pengusaha di Sentra industri tas Kebon Lega.
1.5.Kegunaan Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan tentu akan berguna bagi pihak yang berkaitan. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.5.1 Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menjelaskan faktor kompetensi kewirausahaan dalam mendukung keberhasilan usaha.
(24)
11
Berry Lesmana, 2015
1.5.2 Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan menjadi penambah masukan-masukan kepada pengusaha dalam menjelaskan dan mendeskripsikan tentang meningkatkan keberhasilan usaha melalui kompetensi kewirausahaan.
(25)
Berry Lesmana, 2015
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha pada sentra industri Tas Kebon Lega Bandung. Objek dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat atau dependent variabel (Y). Sedangkan subjek penelitian yang dijadikan responden adalah para pengusaha khususnya pengrajin di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung.
3.2. Metode Penelitian
Jenis penelitian dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2008:11), penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Bandung.
(26)
43
Berry Lesmana, 2015
dasarnya menguji kebenaran dari suatu hipotesa yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam hal ini, penelitian verifikatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha.
Menurut Sugiyono (2008:5), “Metode penelitian bisnis dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis”.
Dilihat dari jenis penelitiannya yaitu deskriptif dan verifikatif, maka penulis menggunakan metode survey explanatory, yaitu metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengadakan wawancara terstruktur, kuesioner, test, dsb. (Sugiyono, 2008:11)
Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu “metode penelitian dengan cara memperbaiki objek dalam kurun waktu tertentu/tidak
berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang”. (Husain Umar, 2003:45) 3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan sebagai variabel bebas atau independent variabel (X) dan keberhasilan usaha sebagai variabel terikat atau dependent variabel (Y), sedangkan pengukurannya menggunakan skala ordinal.
(27)
44
Berry Lesmana, 2015
Menurut Sugiyono (2008:59) menyatakan bahwa: “Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya’.
(1) Variabel Bebas atau Independent Variabel (X)
Adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Suatu variabel dikatakan sebagai variabel bebas apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi menerangkan atau mempengaruhi variabel terikat.
(2) Variabel Terikat atau Dependent variabel (Y)
Adalah variabel yang dipengaruhi atau tergantung atas variabel lain. Suatu variabel dikatakan variabel terikat apabila hubungannya dipengaruhi oleh variabel bebas
3.4. Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel VARIABEL/KONSEP
VARIABEL
DIMENSI INDIKATOR UKURAN SKALA
Kompetensi Kewirausahaan (X) diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu yang berpengaruh pada hasil, karena wirausaha adalah orang yang selalu berorientasi
Pengetahuan Pengetahuan Bidang usaha dan lingkungan usaha
Tingkat pengetahuan tentang Kerajinan Tas
Ordinal
Pengetahuan Peran dan tanggung jawab
Tingkat pengetahuan dalam
mendelegasikan tugas
(28)
45
Berry Lesmana, 2015 pada hasil. Suryana (2008:5 kepada karyawan Pengetahuan kepribadian dan kemampuan diri
Tingkat pengetahuan keteladanan bagi karyawan
Tingkat pengetahuan dalam mencari peluang Ordinal Ordinal Pengetahuan manajemen dan organisasi bisnis
Tingkat pengetahuan pencatatan/pembukua n keuangan
Ordinal
Tingkat pengetahuan tentang memasarkan produk
Ordinal
Keterampilan Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungk an resiko
Tingkat keterampilan dalam mangatur strategi usaha
Tingkat keterampilan dalam memperhitungkan resiko Ordinal Ordinal Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah
Tingkat keterampilan dalam menciptakan desain tas Ordinal Keterampilan dalam memimpin dan mengelola
Tingkat keterampilan dalam mengatur usaha
Tingkat keterampilan dalam mengatur karyawan
Ordinal
Ordinal
(29)
46
Berry Lesmana, 2015
berkomunikasi dan berinteraksi
dengan karyawan
Tingkat keterampilan berkomunikasi dengan konsumen Ordinal Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan
Tingkat keterampilan penguasaan alat dalam proses produksi
Ordinal
Kemampuan Individu
Kemampuan Intelektual
Tingkat kemampuan memberikan motivasi kepada karyawan
Ordinal
Tingkat kemampuan untuk memajukan usaha
Ordinal
Kemampuan Fisik
Tingkat kemampuan Menyelesaikan pesanan tepat waktu
Ordinal
Tingkat kemampuan Pengawasan seluruh Kegiatan usaha
Ordinal
Keberhasilan Usaha (Y),
Keberhasilan usaha adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.
Henry Faizal Noor (2007: 397)
Akumulasi modal
Tingkat kenaikan jumlah modal dalam 1 tahun terakhir
Ordinal
Pendapatan Jumlah pendapatan
dalam 1 tahun terakhir
Ordinal
Volume penjualan
Peningkatan penjualan dalam 1 tahun terakhir
Ordinal
(30)
47
Berry Lesmana, 2015
Rata-rata penambahan konsumen baru dalam 1 tahun terakhir
Output Produksi
Rata-Rata
peningkatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya
Rata-rata
penambahan produk baru dalam 1 tahun terakhir
Tingkat kualitas kerajinan tas yang dihasilkan
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Jumlah tenaga kerja
Rata-rata
penambahan jumlah karyawan dalam 1 tahun terakhir
Ordinal
3.5. Sumber Data
Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2008:402), “sumber data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada
(31)
48
Berry Lesmana, 2015
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen”. 3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Adapun teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara mempelajari bahan-bahan yang dianggap perlu dan berkaitan dengan masalah yang diteliti untuk memperoleh bahan-bahan yang dapat dijadikan landasan teori.
2. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara dialog langsung dengan pihak-pihak yang terkait dan mempunyai wewenang untuk memberikan informasi yang dibutuhkan dan mempunyai hubungan langsung dengan objek yang diteliti.
3. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan pada objek secara langsung berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, dan lain-lain.
4. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada sejumlah serponden yaitu para pengusaha/pengrajin Tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung.
3.7.Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.7.1.Populasi
(32)
49
Berry Lesmana, 2015
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diambil adalah populasi dari pengusaha khususnya pengrajin Tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung yaitu sebanyak 53 unit usaha
3.7.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2008:56) sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Berdasarkan definisi populasi
tersebut, kita dapat mengambil sebagian dari jumlah populasi yaitu dengan menggunakan teknik sampel yang cukup representatif dari sifat-sifat populasi.
Teknik sampling merupakan teknik dalam proses pengambilan sampel. Teknik sampling terbagi 2, yaitu Probability Sampling, dan Non Probability Sampling. Probabilit sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur populasi dan Non Probability
Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh yang merupakan bagian dari Non Probability Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Mengingat jumlah populasi Kurang dari 100, maka dalam penelitian ini akan dilakukan pada 53 pengusaha Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota
(33)
50
Berry Lesmana, 2015
Bandung. Yang berarti seluruh populasi tersebut sekaligus dijadikan sebagai sampel.
3.8. Rancangan Analisis Data, Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.8.1. Rancangan Analisis Data
Setelah data atau kuesioner terkumpul dari responden, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menafsirkan data untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan (X) terhadap keberhasilan usaha (Y). Pengolahan data dilakukan sebagai berikut:
1. Mengecek lembar jawaban yang telah diisi oleh responden untuk mengetahui kelengkapan hasil jawaban yang akan menentukan layak atau tidaknya lembar jawaban tersebut untuk diolah lebih lanjut.
2. Menghitung bobot nilai dengan menggunakan empat pilihan jawaban. Klasifikasi pilihan jawaban tertuang dalam tabel 3.2 dibawah ini:
Tabel 3.2
Interpretasi Alternatif Jawaban untuk Kompetensi Kewirausahaan
Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif
Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/ Sangat Dekat/ Sangat Menguasai/ Sangat Mampu / Sangat Berkulitas
5
Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu/ Berkualitas 4
Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/ Cukup Dekat/ Cukup Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup Berkuliatas
3
Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang Dekat/ Kurang Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas
2
Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/ Tidak Dekat/ Tidak Menguasai/ Tidak Mampu/ Tidak Berkualitas
(34)
51
Berry Lesmana, 2015
Untuk mengkategorikan hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran yang diambil dari 0% sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan dalam bentuk tabel 3.3 dibawah ini:
Tabel 3.3
Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak seorangpun
2 1%-25% Sebagian kecil
3 26%-49% Hampir setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51%-75% Sebagian besar
6 76%-99% Hampir seluruhnya
7 100% Seluruhnya
3. Rekapitulasi nilai angket variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Variabel Y (Keberhasilan Usaha)
4. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah ke dua ke dalam tabel 3.4 dibawah ini:
Tabel 3.4
Pola Tabulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … N 1
2
…
(35)
52
Berry Lesmana, 2015
5. Tahap Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk menguji layak atau tidaknya kuesioner yang disebarkan kepada responden. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap sejumlah sampel di luar jumlah sampel penelitian yang telah ditentukan untuk memastikan bahwa ketika kuesioner disebarkan kepada responden atau seluruh sampel, kuesioner tersebut telah memenuhi syarat valid dan reliabel.
- Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168), “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.”
Jadi, uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya dari suatu kuesioner yang disebar, artinya bahwa kuesioner yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Dalam uji validitas ini digunakan rumus korelasi Product Moment, yaitu dengan cara mengkorelasikan bulir item dengan skor total.
Adapun rumusnya sebagai berikut:
� =
� ∑ − ∑ ∑√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
... (Arikunto, 2006: 170)
Keterangan :
rxy = Koefisien Korelasi antara Variabel X dan Variabel Y N = Jumlah Responden
(36)
53
Berry Lesmana, 2015
∑X = Jumlah Skor X ∑Y = Jumlah Skor Y
(∑X)2 = Kuadrat Jumlah Skor X
(∑Y)2 = Kuadrat Jumlah Skor Y
Pengujian keberartian koefisien korelasi (rxy) dilakukan dengan
membandignkan rhitung terhadap rtabel dengan taraf signifikansi 5% adalah
sebagai berikut:
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung > rtabel.
Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung < rtabel.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.5 sebagai berikut:
Tabel 3.5
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat
(37)
54
Berry Lesmana, 2015
Perhitungan uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 for
windows. Setelah rhitung diperoleh, kemudian dibandingkan pada rtabel dengan
taraf kepercayaan 95% atau α=0.05 dengan dk = n-2 (dk = 25-2 = 23) dengan
ketetapan nilai rtabel 0,413, jika rhitung> rtabel maka item tersebut dinyatakan valid
dan sebaliknya jika rhitung< rtabel maka item tersebut dinyatakan tidak valid.
Berikut rekapitulasi hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan SPSS 17 for windows.
Tabel 3.6
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Kompetensi Kewirausahaan
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Pengetahuan tentang kerajian tas 0,758 0,413 Valid 2 Pengetahuan dalam mendelegasikan
tugas kepada karyawan 0,482 0,413 Valid 3 Keteladanan yang ditunjukan pada
karyawan 0,556 0,413 Valid 4 pengetahuan dalam mencari peluang 0,730 0,413 Valid 5 Pengetahuan pencatatan atau
pembukuan keuangan 0,623 0,413 Valid 6 Pengetahuan tentang memasarkan
produk 0,865 0,413 Valid 7 Keterampilan dalam mengatur strategi 0,543 0,413 Valid 8 Keterampilan dalam memperhitungkan
resiko 0,440 0,413 Valid 9 Keterampilan dalam menciptakan
desain tas 0,482 0,413 Valid 10 Keterampilan dalam mengatur usaha 0,465 0,413 Valid 11 Keterampilan dalam mengatur
karyawan 0,831 0,413 Valid 12 Kedekatan dengan karyawan 0,630 0,413 Valid 13 Keterampilan berkomunikasi dengan
konsumen 0,851 0,413 Valid 14 Penguasaan alat dalam produksi 0,808 0,413 Valid 15 Kemampuan memberikan motivasi
kepada karyawan 0,869 0,413 Valid 16 Kemampuan untuk memajukan usaha 0,892 0,413 Valid 17 Kemampuan penyelaian pesanan tepat
waktu 0,685 0,413 Valid 18 Kemampuan pengawasan seluruh
(38)
55
Berry Lesmana, 2015
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Tabel 3.7
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Validitas Variabel Keberhasilan Usaha
No. Item Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan
1 Tingkat kenaikan modal dalam 1 tahun
terakhir 0,648 0,413 Valid 2 Jumlah pendapatan dalam 1 tahun
terakhir 0,526 0,413 Valid 3 Peningkatan penjualan dalam 1 tahun
terakhir 0,648 0,413 Valid 4 Peningkatan konsumen baru dalam 1
tahun terakhir 0,645 0,413 Valid 5 Peningkatan jumlah produksi
dibandingkan tahun sebelumnya 0,633 0,413 Valid 6 Penambahan produk baru dalam 1 tahun
terakhir 0,632 0,413 Valid 7 Kualitas kerajinan tas yang dihasilkan 0,587 0,413 Valid 8 Penambahan jumlah karyawan dalam 1
tahun terakhir 0,437 0,413 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.6 dan 3.7 diatas dapat dilihat bahwa rhitung yang dihasilkan
dari hasil pengolahan menggunakan SPSS 17 for windows lebih besar dari rtabel
sebesar 0,413. Jadi bisa dikatakan bahwa kuesioner yang disebar kepada responden baik pada variabel X yaitu kompetensi kewirausahaan maupun variabel Y yaitu keberhasilan usaha dinyatakan valid. Artinya, pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dapat dijadikan alat ukur apa yang hendak diukur.
- Uji Reliabilitas
Menurut Suharismi Arikunto (2006:178), menyatakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya, yang reliabel akan
(39)
56
Berry Lesmana, 2015
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini digunakan rumus Cronbach’s Alpha, dengan rumus sebagai berikut:
�� =
�−�−
∑ ��� ... (Arikunto, 2006: 171)
Dimana:
Cα = Cronbach Alpha (Reliabilitas Instrumen) k = Banyaknya item angket
∑σb2 = Jumlah Varians Bulir
σ12 = Varians Total
Untuk mencari varians per item digunakan rumus varians sebagai berikut:
�
�=
∑ −∑ ��� ... (Arikunto, 2006: 196)
Dimana:
σ2 = Varians
∑x = Jumlah skor N = Jumlah responden
Menetapkan keputusan pengujian sebagai berikut:
Hasil perhitungan r11 dibandingkan rtabel pada taraf nyata 5%. Dengan
kriteria pengujian:
1. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan reliabel jika r hitung > r tabel
2. Item pertanyaan atau pernyataan responden penelitian dikatakan tidak reliabel
(40)
57
Berry Lesmana, 2015
Dimana r11≤ 0,70 : Instrumen penelitian tidak reliabel.
r11 > 0,70 : Instrumen penelitian reliabel.
Keterangan : 0,70 merupakan standar minimal reliabilitas instrumen penelitian yang dikemukakan oleh Hair, Anderson, Tatham & Black (1998:88).
Berikut hasil pengujian reabilitas instrumen yang dilakukan dengan menggunakan batuan program SPSS 17 for windows.
Tabel 3.8
Hasil Pengujiaan Reliabilitas Kompetensi Kewirausahaan dan Keberhasilan Usaha
No. Variabel Alpha Cronbach Kesimpulan
1 Kompetensi Kewirausahaan 0,935 Reliable 2 Keberhasilan Usaha 0,738 Reliable
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Dari tabel 3.8 16 menunjukan bahwa hasil tingkat reliability pada variabel kompetensi kewirausahaan sebesar 0,935 dan variabel keberhasilan usaha 0,738. Hal ini menujukan bahwa realibilitas dari ketiga variabel penelitian tersebut reliable, dikarenakan tingkat reliabilitas lebih besar 0,700.
3.8.2. Teknik Analisis Data
Setelah data hasil penelitian berupa kuesioner/angket ini terkumpul dari seluruh responden, maka langkah selanjutnya dilakukan analisis data yang masih berupa data ordinal variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dan Y (Keberhasilan Usaha). Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah, menganalisis serta menafsirkan data tersebut dapat dilihat apakah ada pengaruh antara variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) dengan variabel Y (Keberhasilan Usaha). Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian
(41)
58
Berry Lesmana, 2015
ini. Dengan demikian, teknik analisis data diarahkan pada pengujian hipotesis serta jawaban masalah yang diajukan.
Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan cara sebagai berikut:
1. Editing, yaitu pemeriksaan angket yang terkumpul kembali setelah diisi
oleh responden. Pemeriksaan tersebut menyangkut kelengkapan pengisian angket secara menyeluruh sehingga dapat diproses lebih lanjut.
2. Coding, yaitu pemberian kode atau skor untuk setiap alternative jawaban
dari setiap item berdasarkan Skala Likert. Adapun pola pembobotan untuk coding adalah:
Tabel 3.6
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
No Pilihan Jawaban Bobot Pernyataan Positif
1
Sangat Mengetahui/ Selalu/ Sangat Terampil/ Sangat Tinggi/ Sangat Dekat/ Sangat Menguasai/ Sangat mampu/ Sangat
berkualitas
5
2
Mengetahui/ Sering/ Terampil/ Tinggi/ Dekat/ Menguasai/ Mampu / Berkualitas
4
3
Cukup Mengetahui/ Kadang-kadang/ Cukup Terampil/ Cukup/ Cukup Dekat/ Cukup Menguasai/ Cukup Mampu/ Cukup
Berkualitas
3
4
Kurang Mengetahui/ Jarang/ Kurang Terampil/ Rendah/ Kurang
Dekat/ Kurang Menguasai/ Kurang Mampu/ Kurang Berkualitas 2
5
Tidak Mengetahui/ Tidak Pernah/ Tidak Terampil/ Sangat Rendah/
(42)
59
Berry Lesmana, 2015
3. Tabulasi, yaitu perekapan data hasil scoring pada langkah kedua ke dalam tabel 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.10
Pola Rekapitulasi Data Penelitian
Responden Item Pertanyaan Total
1 2 3 4 5 … n 1
2
…
n
Dalam hal ini hasil coding dituangkan ke dalam tabel rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel.
A. Method of Successive Interval (MSI)
Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan dalam operasionalisasi variabel sebelumnya, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Successive Interval (MSI). Langkah-langkah untuk melakukan data transformasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghitung frekuensi (f) setiap pilihan jawaban, berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pernyataan.
2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, dilakukan penghitungan proporsi (p) setiap pilihan jawaban dengan cara membagi
(43)
60
Berry Lesmana, 2015
frekuensi (f) dengan jumlah responden.
3. Berdasarkan proporsi tersebut untuk setiap pertanyaan, dilakukan penghitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.
4. Menentukan nilai batas Z (tabel normal) untuk setiap pernyataan dan setiap pilihan jawaban.
5. Menentukan nilai interval rata-rata untuk setiap pilihan jawaban melalui persamaan berikut:
Scale Value = Area Below Upper Limit - Area Bellow Lower LimitDencity at Lower Limit - Dencity at Upper Limit
Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.
Langkah-langkah di atas jika dijabarkan dalam bentuk tabel akan terlihat dalam tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11
Pengubahan Data Ordinal ke Interval
Kriteria/Unsur 1 2 3 4 5
Frekuensi Proporsi Proporsi Kumulatif
Nilai Scale Value
Catatan: Skala terkecil dibuat sebesar 1 maka SV terkecil adalah +1
(44)
61
Berry Lesmana, 2015
mendeskripsikan variabel X dan variabel Y dengan cara analisis deskriptif untuk menjawab permasalahan tentang bagaimana gambaran pengaruh dari variabel-variabel tersebut. Kuesioner yang telah disebarkan diolah dengan langkah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK = ST x JB x JR
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket untuk variabel dengan jumlah skor kriterium variabel untuk mencari jumlah skor hasil angket dengan menggunakan rumus:
∑ �� = � + � + � + … … … ��
Dimana:
xi = Jumlah skor hasil angket variabel Y
x1-xn = Jumlah skor angket masing-masing responden
c. Membuat daerah kategori kontinum Tinggi = ST x JB x JR
Sedang = SD x JB x JR Rendah = SR x JB x JR Dimana:
SR = Skor tertinggi SD= Skor terendah JB = Jumlah bulir JR = Jumlah responden
(45)
62
Berry Lesmana, 2015
dan variabel keberhasilan usaha (Y).
Rendah Sedang Tinggi
Gambar 3.1
Garis Kontinum Variabel X dan Y
B. Analisis Regresi
Uji regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen. Regresi yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dengan rumus sebagai berikut:
Ŷ= α + bX ... (Sugiyono, 2008: 270) Dimana:
Ŷ = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan α = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel yang didasarkan pada variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang memiliki nilai tertentu. Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis regresi adalah sebagai berikut:
1. Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b yaitu ∑xi, ∑Yi, ∑xiYi, ∑xi2, ∑Yi2 serta mencari nilai a dan b.
(46)
63
Berry Lesmana, 2015
= ∑ � ∑ � − ∑ � ∑ � �
� ∑ � − ∑ �
=� ∑� ∑� � − ∑ � ∑ �
� − ∑
Setelah nilai a dan b ditemukan, maka persamaan regresi linear sederhana dapat disusun. Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakan untuk melakukan prediksi bagaimana individu dalam variabel dependent akan terjadi apabila individu dalam variabel independent ditetapkan.
Untuk mengetahui besarnya kontribusi dari X terhadap perubahan Y dihitung dengan suatu koefisien yang disebut koefisien determinasi (r2), koefisien determinasi merupakan cara untuk mengukur ketepatan garis regresi. Rumus koefisien determinasi adalah:
� = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
KD = (rxy)
C. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya adalah menghitungnya dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan satu buah variabel bebas, yakni (X) sehingga analisis korelasi yang digunakan koefisien korelasi. Penggunaan koefisien korelasi digunakan untuk menguji hubungan satu variabel bebas (X) terhadap Y.
(47)
64
Berry Lesmana, 2015
� = � ∑ − ∑ ∑
√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }
Keterangan:
rxy = Koefisien validitas antara x dan y
x = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item y = Skor total
∑ x = Jumlah skor dalam distribusi x ∑ y = Jumlah skor dalam distribusi y
∑ x2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi x
∑ y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi y
n = Banyaknya responden
Koefisien korelasi (r) menunjukkan derajat korelasi antara X dan Y, nilai koefisien korelasi harus terdapat dalam batas-batas: -1 < r < +1. Tanda positif menunjukkan adanya korelasi positif / korelasi langsung antara kedua variabel yang berarti. Setiap kenaikan nilai X akan diikuti dengan penurunan nilai-nilai Y, dan begitu pula sebaliknya.
Jika r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan positif.
Jika nilai r = -1, maka korelasi antara kedua variabel sangat kuat dan negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0, maka korelasi variabel yang diteliti tidak ada sama sekali atau sangat lemah
(48)
65
Berry Lesmana, 2015
Tabel 3.12
Tabel Derajat Hubungan Antar Variabel
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,00 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2008:250)
3.8.3 Uji Hipotesis
Langkah terakhir dari analisis data yaitu menguji hipotesis dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang cukup jelas dan dapat dipercaya antara variabel independen dengan variabel dependen, yang pada akhirnya akan diambil suatu kesimpulan penerimaan dan penolakan dari pada hipotesis yang telah dirumuskan. Rumus yang digunakan penulis untuk menguji hipotesis yaitu signifikansi koefisien korelasi untuk menguji hipotesis parsial yang tersirat dari hipotesis penelitian, seperti dikemukakan oleh Sugiyono (2008:215), adapun perhitungannya adalah :
� = �√� −− �
Keterangan: t = Nilai t
(49)
66
Berry Lesmana, 2015
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:
1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan.
2. Jika thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak signifikan.
Ketentuannya adalah:
Ho: r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).
Ha: r ≠ 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).
Kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan
(50)
Berry Lesmana, 2015
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Survei Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada para pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk pada kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah kerajinan tas. Keterampilan utama dalam kerajinan tas adalah pembuatan desain / model tas yang harus terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung kemampuan intelektual dalam hal ini mental dan kemampuan fisik yang dimiliki para pengusaha.
2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk pada kategori sedang.Artinya para pengusaha tersebut sebagian besar
(51)
107
Berry Lesmana, 2015
telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut belum mencapai maksimal dan masih bisa ditingkatkan oleh para pengusaha.
3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi pula.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:
1. Para pengusaha atau pun orang yang akan memulai bisnis tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan terus dapat meningkatkan kompetensi kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila tidak memiliki kompetensi kewirausahaan maka para pengusaha sulit untuk mengembangkan bisnisnya yang dapat berdampak kepada kegagalan usaha.
(52)
108
Berry Lesmana, 2015
2. Para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan agar dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain Tas yang baru, mengembangkan desain yang berbeda dengan para pesaing agar memiliki nilai tambah, serta mengikuti perkembangan dunia fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.
3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi terhadap Sentra Industri Tas Kebon Lega secara luas lagi seperti meneliti faktor-faktor selain faktor kompetensi kewirausahaans.
(53)
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku Teks
Basrowi, 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astamoen, Moko P. 2008. Entrepreneurship, Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi.
Jakarta: Arcan.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. . Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.
Umar. Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.
Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: Salemba Empat.
(54)
Berry Lesmana, 2015
2. Sumber Karya Ilmiah
Dwisari Rahmayani (2011). Perngaruh Kompetensi pengusaha terhadap keberhasilan usaha (studi kasus sentra Industri Rajut binong Jati Bandung).
Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung
Aria Hadi Nugraha (2010). Pengaruh Kompentensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada RM. Nasi Bancakan Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Skripsi Unikom Bandung.
Tersedia di: elib.unikom.ac.id
Irman Widya Pratama (2011). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya). Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung.
3. Sumber Lain
www.bandungkota.bps.go.id . Diakses tanggal 15 Januari 2015.
http://sebandung.com/2014/10/belanja-tas-murah-dan-berkualitas/. Diakses tanggal 15 Januari 2015.
http://bandung.bisnis.com/read/20140923/18/517726/tips-agar-ukm-jabar-eksis-sambut-mea . Diakses tanggal 15 Januari 2015.
(1)
66
Berry Lesmana, 2015
r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel
Kriteria penolakan hipotesisnya adalah:
1. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Hi diterima, artinya signifikan. 2. Jika thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya tidak signifikan. Ketentuannya adalah:
Ho: r = 0 : korelasi tidak berarti, artinya tidak terdapat pengaruh yang dignifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).
Ha: r ≠ 0 : korelasi berarti, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) terhadap variabel Y (Keberhasilan Usaha).
Kriteria penolakan hipotesis adalah:
Tolak hipotesis Ho jika thitung > ttabel berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n - 2 dalam hal lainnya hipotesis diterima.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis untuk menguji pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha (Survei Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega Kota Bandung), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum gambaran tingkat kompetensi kewirausahaan pada para pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk pada kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa unsur tertinggi adalah pada dimensi adalah keterampilan. Hal ini dikarenakan bahwa keterampilan merupakan bagian terpenting dari suatu proses kerajinan, dalam hal ini adalah kerajinan tas. Keterampilan utama dalam kerajinan tas adalah pembuatan desain / model tas yang harus terus menerus mengikuti perkembangan zaman. Sedangkan yang terendah adalah dimensi kemampuan individu. Hal ini dikarenakan bahwa tingkatan kemampuan individu para pengusaha sangat berbeda dari satu dan lainnya tergantung kemampuan intelektual dalam hal ini mental dan kemampuan fisik yang dimiliki para pengusaha.
2. Secara umum gambaran tingkat keberhasilan usaha pada para pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega secara keseluruhan termasuk pada kategori sedang.Artinya para pengusaha tersebut sebagian besar
(3)
107
Berry Lesmana, 2015
telah mengalami keberhasilan usaha namun keberhasilan usaha tersebut belum mencapai maksimal dan masih bisa ditingkatkan oleh para pengusaha.
3. Kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan individu berpengaruh positif terhadap terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha kecil di Sentra Industri Tas Kebon Lega. Artinya, apabila tingkat kompetensi kewirausahaan pada pengusaha tinggi maka keberhasilan usaha yang dicapai akan tinggi pula.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, maka penulis disini mencoba untuk memberikan saran baik kepada para pengusaha maupun kepada penelitian selanjutnya khususnya berkaitan dengan keberhasilan usaha, yaitu:
1. Para pengusaha atau pun orang yang akan memulai bisnis tas di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan terus dapat meningkatkan kompetensi kewirausahaan. Karena hal tersebut merupakan modal intelektual pengusaha untuk bisa mencapai keberhasilan usaha. Apabila tidak memiliki kompetensi kewirausahaan maka para pengusaha sulit untuk mengembangkan bisnisnya yang dapat berdampak kepada kegagalan usaha.
(4)
108
2. Para pengusaha di Sentra Industri Tas Kebon Lega diharapkan agar dapat meningkatkan keberhasilan usahanya. Hal ini dapat dilakukan apabila para pengusaha lebih terampil dalam pembuatan desain-desain Tas yang baru, mengembangkan desain yang berbeda dengan para pesaing agar memiliki nilai tambah, serta mengikuti perkembangan dunia fashion dan permintaan / pesanan dari konsumen.
3. Saran untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti melakukan studi terhadap Sentra Industri Tas Kebon Lega secara luas lagi seperti meneliti faktor-faktor selain faktor kompetensi kewirausahaans.
(5)
Berry Lesmana, 2015
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber Buku Teks
Basrowi, 2011. Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharismi. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astamoen, Moko P. 2008. Entrepreneurship, Dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi, Struktur Desain dan Aplikasi.
Jakarta: Arcan.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Suryana. 2013. . Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting. Jakarta: Salemba Empat.
Umar. Husein. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.
Winardi, J. 2008. Entrepreneur dan Entrepreneurship. Jakarta: Kencana.
Zimmerer, Thomas W. Norman Scarborough. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Jakarta: Salemba Empat.
(6)
2. Sumber Karya Ilmiah
Dwisari Rahmayani (2011). Perngaruh Kompetensi pengusaha terhadap keberhasilan usaha (studi kasus sentra Industri Rajut binong Jati Bandung).
Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung
Aria Hadi Nugraha (2010). Pengaruh Kompentensi Wirausaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada RM. Nasi Bancakan Bandung. Skripsi Unikom Bandung. Skripsi Unikom Bandung.
Tersedia di: elib.unikom.ac.id
Irman Widya Pratama (2011). Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Persepsional Terhadap Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya). Tersedia di: Perpustakaan UPI Bandung.
3. Sumber Lain
www.bandungkota.bps.go.id . Diakses tanggal 15 Januari 2015.
http://sebandung.com/2014/10/belanja-tas-murah-dan-berkualitas/. Diakses tanggal 15 Januari 2015.
http://bandung.bisnis.com/read/20140923/18/517726/tips-agar-ukm-jabar-eksis-sambut-mea . Diakses tanggal 15 Januari 2015.