PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

(1)

No.500/UN/40.7.D1/LT2013

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Faisal Khoirul Akbar 0900990

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

KEBERHASILAN USAHA

(Survei Pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi

Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)

Oleh

Faisal Khoirul Akbar

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Faisal Khoirul Akbar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd NIP. 19610709 198703 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Pendidikan Manajemen Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.Si. Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,M.M. NIP. 19600412 198603 1 002 NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis

Ada Pada Penulis

Faisal Khoirul Akbar NIM. 0900990


(4)

(5)

ABSTRAK

Faisal Khoirul Akbar (0900990), “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap

Keberhasilan Usaha (Survei pada Pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan

Jatiwangi Kabupaten Majalengka)”. Di bawah bimbingan Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd. Sektor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan perekonomian suatu daerah. Keberhasilan usaha suatu industri dapat dinilai ketika suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi. Sebagian besar keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kompetensi yang dimiliki pengusaha karena kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan pengusaha mempertahankan usahanya untuk mencapai keberhasilan.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) memperoleh temuan mengenai kompetensi kewirausahaan yang dimiliki pengusaha, 2) memperoleh temuan mengenai keberhasilan usaha yang dicapai oleh perusahaan, 3) memperoleh temuan mengenai seberapa besar kompetensi kewirausahaan yang dimiliki pengusaha dapat mempengaruhi keberhasilan usaha baik secara simultan maupun parsial. Objek penelitian ini adalah pengusaha di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha sebagai variabel tidak bebas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif, dan metode yang digunakan adalah explanatory survey dengan teknik simple random sampling, dengan jumlah sampel 72 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah path analysis dengan alat bantu software komputer SPSS 21.0. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa kompetensi kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha sebesar 72,4%. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap keberhasilan usaha.

Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis jalur terdapat pengaruh yang signifikan dari kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha dalam penelitian ini bahwa kedua variabel ini memiliki pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun parsial.


(6)

ABSTRACT

Faisal Khoirul Akbar (0900990), "Effect of Entrepreneurship Competencies for Business Success (Survey on Employers in the Tile Industry Jatiwangi Majalengka District)”. Under the guidance of Dr. B Lena Nuryanti, M.Pd.

The industrial sector is a sector that has a major contribution to improving the economy of a region. The success of the business of an industry can be assessed when a company successfully achieve the goals or objectives set an organization. Most of the success of the business is determined by the competence of entrepreneurs as entrepreneurial competencies related to the ability to maintain business entrepreneurs to achieve success. This study aims to 1) obtain findings on entrepreneurial competencies owned by entrepreneurs, 2) obtain discovery regarding business success achieved by the company, 3) obtain discovery regarding how much entrepreneurial competencies owned by entrepreneur can affect the success of the business either simultaneously or partially. Object of this study is a businessman in the Tile Industry Jatiwangi Majalengka District. The independent variable in this study is the entrepreneurial competence to business success as the dependent variable. This type of research is descriptive, verification, and the method used is explanatory survey with random sampling techniques, with a sample of 72 respondents. Data analysis technique used is the tool path analysis with SPSS 21.0 computer software. The results obtained in the study stated that the effect on the success of the entrepreneurial competencies of business 72.4 %. From the results of the study to test the hypothesis can be seen that entrepreneurial competence has a positive influence on the success of the business.

Based on the results of research through path analysis found a significant effect of entrepreneurial competencies to business success in this study that these two variables have a significant effect either simultaneously or partially.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Rumusan Masalah ... 13

1.4 Tujuan Penelitian ... 13

1.5 Kegunaan Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Konsep Kompetensi Kewirausahaan ... 15

2.1.1.1 Kompetensi Kewirausahaan dalam kewirausahaan ... 15

2.1.1.2 Pengertian Kompetensi Kewirausahaan ... 18

2.1.1.3 Karakteristik Kompetensi Kewirausahaan ... 23

2.1.2 Konsep Keberhasilan Usaha ... 30

2.1.2.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 30

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 31

2.1.2.3 Dimensi Keberhasilan Usaha ... 34

2.1.3 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha .... 31

2.1.4 Orisinilitas Penelitian ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.3 Hipotesis ... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian ... 48

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan ... 48

3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 50

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 58


(8)

3.2.4.1 Populasi ... 59

3.2.4.2 Sampel ... 60

3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampling ... 62

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 63

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 65

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 65

3.2.6.2 Hasil Pengujian Realibilitas ... 71

3.2.7 Teknik Analisis Data ... 72

3.2.7.1 Analisis Deskriptif ... 73

3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif Menggunakan Path Analysis ... 74

3.2.8 Pengujian Hipotesis ... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 85

4.2 Karakteristik Responden ... 88

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 89

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 90

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 90

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalam Usaha ... 91

4.3 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan ... 92

4.3.1 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Bisnis (Competency to Manage The Business) ... 93

4.3.2 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Sumber Daya Manusia (Competency to Manage Human Resources) ... 95

4.3.3 Dimensi Kompetensi untuk Mempromosikan Bisnis (Competency to Promote The Business) ... 98

4.3.4 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Penjualan (Competency to Manage Sales Efforts) ... 100

4.3.5 Dimensi Kompetensi untuk Membuat Catatan Bisnis (Competency to Keep Business Records) ... 102

4.3.6 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Keuangan (Competency to Manage The Finances) ... 104

4.3.7 Dimensi Kompetensi untuk Mengelola Kebijakan Kredit Pelanggan dan Penagihan (Competency to Manage Customer Credits and Collection) ... 106

4.3.8 Dimensi Kompetensi untuk Melindungi Bisnis (Competency to Protect the Business) ... 109

4.3.9 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Kompetensi Kewirausahaan ... 111


(9)

4.4.1 Dimensi Laba (profitability) ... 115

4.4.2 Dimensi Produktivitas dan Efisiensi ... 117

4.4.3 Dimensi Daya Saing ... 119

4.4.4 Dimensi Kompetensi dan Etika Usaha ... 122

4.4.5 Dimensi Terbangunnya Citra Baik ... 124

4.4.6 Rekapitulasi Tanggapan Responden terhadap Keberhasilan Usaha ... 126

4.5 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha ... 129

4.5.1 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Secara Simultan ... 129

4.5.2 Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha Secara Parsial ... 130

4.6 Pembahasan ... 137

4.6.1 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan ... 137

4.6.2 Pembahasan Keberhasilan Usaha ... 139

4.6.3 Pembahasan Kompetensi Kewirausahaan terhadap Keberhasilan Usaha . 142 4.7 Implikasi Hasil Penelitian ... 143

4.7.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritis ... 143

4.7.2 Temuan Penelitian Bersifat Empiris ... 145

4.8 Implikasi Hasil Penelitian Kompetensi Kewirausahaan terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 148

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 151

5.2 Rekomendasi ... 153

DAFTAR PUSTAKA ... 155 LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No

Tabel Nama Tabel Halaman

1.1 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Non Migas... 2

1.2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Majalengka Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2012 ……... 5

1.3 Banyaknya Perusahaan Industri Besar dan Sedang Menurut Produksi Utama Dirinci Per Kecamatan Tahun 2012 ... 6

1.4 Perkembangan Industri Genteng Jatiwangi Kabupaten Majalengka ... 7

1.5 Unit usaha, Tenaga Kerja, Jumlah Produksi, Nilai Produksi Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Tahun 2010-2012... 8

2.1 Orisinilitas Penelitian ... 38

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 51

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 58

3.3 Hasil Pengujian Validitas Kompetensi Kewirausahaan (X) ... 67

3.4 Hasil Pengujian Validitas Keberhasilan Usaha (Y) ... 69

3.5 Hasil Pengujian Realibilitas ... 72

3.6 Kriteria Penafsiran Hasil Perhitungan Responden ... 74

3.7 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 84

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 89

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………... 90

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 91

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Usaha ... 92

4.5 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Bisnis (Competency to Manage The Business) ... 93

4.6 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Sumber Daya Manusia (Competency to Manage Human Resources) ………... 96

4.7 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mempromosikan Bisnis (Competency to Promote The Business) …………... 98

4.8 Tanggapan Responden terhadap kompetensi untuk Mengelola Penjualan (Competency to Manage Sales Efforts) ... 100

4.9 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Membuat Catatan Bisnis (Competency to Keep Business Records) ……… 102


(11)

No

Tabel Nama Tabel Halaman

4.10 Tanggapan Responden Terhadap Kompetensi Untuk Mengelola

Keuangan (Competency to Manage The Finances) ………... 105

4.11 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Mengelola Kebijakan Kredit Pelanggan dan Penagihan (Competency to Manage Customer

Credits and Collection) ………...………... 107

4.12 Tanggapan Responden terhadap Kompetensi untuk Melindungi Bisnis

(Competency to Protect The Business) ………... 109

4.13 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel

Kompetensi Kewirausahaan ………... 111

4.14 Tanggapan Respoden terhadap Laba Perusahaan (Profitability) ………... 115 4.15 Tanggapan Respoden terhadap Pencapaian Produktivitas dan Efisiensi

Perusahaan ……….. 117

4.16 Tanggapan Respoden terhadap Daya Saing ………... 120

4.17 Tanggapan Respoden terhadap Kompetensi dan Etika Usaha …………... 122 4.18 Tanggapan Respoden terhadap Terbangunnya Citra Baik ………. 125 4.19 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel

Keberhasilan Usaha ……… 127

4.20 Pengujian Secara Simultan ... 130 4.21 Matriks Korelasi Antara Kompetensi Kewirausahaan (X) dengan

keberhasilan Usaha (Y) ……….. 131

4.22 Pengujian Parsial... 134 4.23 Hasil Pengujian Koefisien Jalur Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

dari Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha………… 135 4.24 Hasil Rekapitulasi Dimensi Kompetensi Kewirausahaan ……….. 137 4.25 Hasil Rekapitulasi Dimensi Keberhasilan Usaha ………... 139


(12)

DAFTAR GAMBAR

No

Gambar Judul Gambar Halaman

1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia………... 1

1.2 Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2013 (q-to q) ... 3

1.3 Perbandingan Pertumbuhan Produksi Industri Mikro dan Kecil Provinsi Jawa Barat dan Nasional Tahun 2013 (q-to-q)... 4

1.4 Rata-rata Laba Per Bulan Setiap Perusahaan di Industri Genteng Jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Tahun 2010-2012 ………... 9

2.1 Skema Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Suatu Usaha ……….……... 32

2.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha …... 45

2.3 Paradigma Penelitian Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha ... 46

3.1 Struktur Hubungan Kausal Antara X dan Y ... 75

3.2 Diagram Jalur Hipotesis ... 76

3.3 Diagram Jalur Substruktur Hipotesis ... 76

4.1 Diagram Jalur Pengujian Hipotesis Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha ... 133


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Koding Karakteristik Responden Penelitian Lampiran 3 Koding Variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) Lampiran 4 Koding Variabel Y (Keberhasilan Usaha)

Lampiran 5 Daftar R Product Moment

Lampiran 6 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X (Kompetensi Kewirausahaan) Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y (Keberhasilan Usaha)

Lampiran 8 Daerah Kontinum Variabel X dan Y Lampiran 9 Daftar Distribusi Tabel T

Lampiran 10 Daftar Distribusi Tabel F

Lampiran 11 Perhitungan F tabel dan T tabel Melalui SPSS 21.0 Lampiran 12 Pengujian Path Analysis pada Responden

Lampiran 13 Surat Izin Penelitian Lampiran 14 Berita Acara Perbaikan

Lampiran 15 Rekapitulasi Bimbingan Skripsi Lampiran 16 Curriculum Vitae (CV)


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan perekonomin Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila mampu mempertahankan pertumbuhan investasi. Sektor industri selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha.

Keterangan: *Proyeksi

Sumber: www.indonesiafinancetoday.com diakses pada 28 April 2013, 19:15 WIB

GAMBAR 1.1

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

Berdasarkan Gambar 1.1 kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2012 mencapai 6,3 persen turun 0,2 persen dari tahun 2011 yang mencapai angka 6,5 persen. Sedangkan Badan Pusat Statistik Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi indonesia akan kembali naik pada tahun 2013.

5,6 5,8 6 6,2 6,4 6,6 6,8 7


(15)

Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu Negara berkembang adalah untuk memperkuat perekonomian nasional, meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi. Salah satu usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi adalah pembangunan di sektor industri yang merupakan usaha jangka panjang untuk memperbaiki struktur ekonomi dan menyeimbangkan antara industri dan pertanian.

Sektor industri merupakan sektor yang memiliki kontribusi besar untuk meningkatkan perekonomian indonesia. Maka pemerintah terus berusaha meningkatkan sektor-sektor industri yang memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

TABEL 1.1

LAJU PERTUMBUHAN INDUSTRI PENGOLAHAN NON MIGAS (KUMULATIF)

No Lapangan Usaha 2010 2011 2012

% % %

1 Makanan, Minuman dan Tembakau 2,7805 9,1884 8,1857 2 Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 1,7667 7,5181 1,4145 3 Brg. Kayu & Hasil hutan lainnya -3,4670 0,3497 -0,8573

4 Kertas dan Barang cetakan 1,6695 1,4958 0,4987

5 Pupuk, Kimia & Barang dari karet 4,7009 3,9508 9,1917 6 Semen & Barang galian bukan

logam 2,1793 7,1883 6,1073

7 Logam Dasar Besi & Baja 2,3838 13,0567 5,5737 8 Alat Angk., Mesin & Peralatannya 10,3802 6,9999 6,2255

9 Barang Lainnya 3,0026 1,8244 4,2099

Pertumbuhan Industri Pengolahan

Non Migas 5,1165 6,8270 6,1265

Pertumbuhan PDB 6,1954 6,4570 6,3077

Sumber: Statistik Industri Kementrian Perindustrian

Tabel 1.1 menunjukan pertumbuhan industri pengolahan non migas tahun 2012 mengalami penurunan yaitu hanya menjadi 6,12 persen dibandingkan tahun


(16)

2011 yaitu sebesar 6,82 persen. Sedangkan penurunan pertumbuhan industri pengolahan non migas ini mengakibatkan pertumbuhan PDB mengalami penurunan pada tahun 2012 yaitu menjadi 6,3 persen dibandingkan tahun 2011 yaitu sebesar 6,45 persen. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah harus terus berupaya untuk meningkatkan kembali industri pengolahan sehingga industri pengolahan mampu untuk mengalami pertumbuhan positif.

GAMBAR 1.2

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG PROVINSI JAWA BARAT

DAN NASIONAL TAHUN 2013 (q-to-q)

Berdasarkan Gambar 1.2 pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di Jawa Barat naik sebesar 0,31 persen, di tingkat nasional pada triwulan I tahun 2013 (q-to-q) ini mengalami penurunan produksi sebesar -2,25 persen. Penurunan pada triwulan I ini jauh dibawah triwulan sebelumnya yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,65 persen, dimana pada saat yang sama produksi Jawa barat hanya tumbuh 0,64 persen. Hal ini menunjukan industri manufaktur besar dan sedang di Jawa Barat perlu diperhatikan sehingga mampu untuk mengalami pertumbuhan kembali.


(17)

GAMBAR 1.3

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN PRODUKSI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL PROVINSI JAWA BARAT DAN NASIONAL TAHUN

2013 (q-to-q)

Berdasarkan Gambar 1.3 produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) mengalami kenaikan pada triwulan I (q-to-q) tahun 2013 sebesar 1,74 persen, sedangkan Jawa Barat mengalami pertumbuhan lebih tinggi yaitu sebesar 4,78 persen. Secara year on year triwulan I tahun 2013 dibandingkan periode yang sama tahun 2012 produksi IMK nasional naik sebesar 4,84 persen sesuai dengan kenaikan produksi Jawa Barat sebesar 6,09 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa perindustrian khususnya untuk mikro dan kecil baik nasional maupun Provinsi Jawa Barat dalam kondisi pertumubuhan yang baik.

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang sedang mengembangkan kawasan industri. Sektor industri memegang peranan yang sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain dapat meningkatkan nilai tambah juga sangat besar peranannya dalam penyerapan tenaga kerja.

Angka pencari kerja di Kabupaten Majalengka selama tahun 2012 cukup tinggi. Hal tersebut nampak dari besarnya jumlah permintaan pembuatan kartu


(18)

kuning di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Majalengka. Selama tahun 2012 lalu, dinas telah mengeluarkan sebanyak 15.608 lembar kartu kuning. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan permintaan Kartu Kuning tahun 2011 yang hanya mencapai angka di kisaran 12 ribu lembar saja. (Sumber: www.daerah.sindonews.com diakses tanggal 26 Februari 2013, 19:34 WIB)

TABEL 1.2

DISTRIBUSI PERSENTASE PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN MAJALENGKA ATAS DASAR HARGA BERLAKU

TAHUN 2010-2012

Lapangan usaha 2010 2011 2012**

(1) (2) (3) (4)

1 Pertanian 33,52 32,83 33,53

2 Pertambangan dan penggalian 3,17 3,21 3,21

3 Industri Pengolahan 15,58 15,58 14,89

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,50 0,51 0,51

5 Bangunan 4,12 4,34 4,34

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 18,03 18,54 18,54

7 Pengangkutan dan Komunikasi 5,98 5,86 5,86

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 4,13 4,10 4,10

9 Jasa-jasa 14,95 15,02 15,02

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00

Keterangan: **Angka Sementara

Sumber: BPS, Majalengka Dalam Angka 2012

PDRB Kabupaten Majalengka yang terdapat pada Tabel 1.2 menunjukan bahwa sektor industri pada tahun 2012 mempunyai peranan sebesar 14,88 persen dan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 15,58 persen. Peranan sektor industri masih menempati urutan ketiga setelah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 18,54 persen. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar pada PDRB Kabupaten Majalengka yaitu sebesar 33,53 persen. Tabel 1.2 menunjukan Kabupaten Majalengka merupakan daerah potensi pertanian sehingga pengembangan industri perlu diarahkan kearah


(19)

argo industri dan industri manufaktur sehingga keseimbangan pembangunan industri dan pertanian dapat berjalan baik.

TABEL 1.3

BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG MENURUT PRODUKSI UTAMA DIRINCI PER KECAMATAN

TAHUN 2012**

No Kecamatan

Produksi utama P a k a ia n M a k a n a n G en te n g J a ri n g a n L is tr ik B u b u k P la st ik B o la S a p u i ju k K er a n ja n g R o ta n L a in n y a

1 Lemahsugih

2 Bantarujeg 1

3 Malausma 1

4 Cikijing 9 1

5 Cingambul

6 Talaga

7 Banjaran 8 Argapura

9 Maja 1

10 Majalengka 1

11 Cigasong 2

12 Sukahaji 11 2

13 Sindang 14 Rajagaluh

15 Sindangwangi 9 1

16 Leuwimunding 4

17 Palasah 5

18 Jatiwangi 1 254 1 1

19 Dawuan 1 62

20 Kasokandel 27 1

21 Panyingkiran 1 1

22 Kadipaten 1

23 Kertajati 6

24 Jatitujuh 1 1

25 Ligung 23

26 Sumberjaya 3 1

Kab. Majalengka 15 7 384 1 3 1 2 14 7

Keterangan: **Angka Sementara

Sumber: Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS Kab. Majalengka Berdasarkan Tabel 1.3 tahun 2012 jumlah industri besar di Kabupaten Majalengka sebanyak 10 perusahaan dengan 4.582 orang tenaga kerja yang terserap dan industri sedang sebanyak 424 perusahaan dengan tenaga kerja yang


(20)

terserap sebanyak 15.104 orang. Apabila dilihat dari jenis produksinya, industri besar/sedang yang berada di Kabupaten Majalengka 88,48 persen merupakan industri genteng. (Sumber: Stat. Produksi (Survei Industri Besar/Sedang) BPS Kab. Majalengka)

TABEL 1.4

PERKEMBANGAN INDUSTRI GENTENG JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2012

No Kecamatan Tahun

2010 2011 2012

1 Cigasong 2 2 2

2 Sukahaji 11 11 11

3 Palasah 6 5 5

4 Jatiwangi 251 254 254

5 Dawuan 56 62 62

6 Kasokandel 33 27 27

7 Ligung 21 23 23

8 Sumberjaya 1 - -

Kab. Majalengka 341 384 384 Sumber: Data diolah dari Stat. Produksi BPS Kab. Majalengka

Tabel 1.4 menunjukan terjadi pertumbuhan pada jumlah unit usaha genteng di Kabupaten majalengka, pada tahun 2010 sebanyak 341 unit usaha dan pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan menjadi 384 dan pada tahun 2012 industri genteng Kabupaten Majalengka tidak mengalami pertumbuhan dan penurunan dibandingkan dengan tahun 2011. Hal ini menunjukan perlu dikembangkan kembali industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka sehingga mampu terus menjadi sektor industri unggulan untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Majalengka dan terus mampu menjadi unggulan untuk sektor industri genteng dari tanah liat di Indonesia.

Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka merupakan kecamatan yang dikenal sebagai sentra industri genteng dengan 254 unit usaha. Genteng hasil produksi di Kecamatan Jatiwangi terkenal dengan sebutan “Genteng Jatiwangi”.


(21)

Perkembangan industri genteng di Kecamatan Jatiwangi didukung oleh tersedianya bahan baku tanah liat yang ada di sekitar wilayah Kecamatan Jatiwangi. Selain itu karena adanya keterampilan penduduk dalam membuat genteng.

TABEL 1.5

UNIT USAHA, TENAGA KERJA, JUMLAH PRODUKSI, NILAI PRODUKSI INDUSTRI GENTENG JATIWANGI

KECAMATAN JATIWANGI TAHUN 2010-2012

Tahun Unit Usaha (Unit)

Tenaga Kerja (Orang)

Jumlah Produksi (Unit)

Nilai Produksi (Ribu rupiah)

2010 251 8785 84.055.000 58.838.500

2011 254 9.053 85.060.000 59.542.000

2012 254 8988 84.473.000 59.131.100

Sumber: Data diolah 2013

Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukan penurunan industri genteng jatiwangi di Kecamatan Jatiwangi. Penururan tersebut terjadi pada berbagai sektor di industri genteng tersebut. Tenaga kerja pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 8988 tenaga kerja dibandingkan tahun 2011. Hal ini dikarenakan citra baik akan industri genteng jatiwangi semakin menurun sehingga minat kerja pada kalangan usia remaja untuk bekerja di pabrik genteng semakin menurun. Hal tersebut menyebabkan pengusaha kesulitan untuk mencari tenaga kerja dan mempertahankan tenaga kerja yang ada pada perusahaan.

Sejumlah pengusaha genteng di Kabupaten Majalengka mengaku kesulitan untuk merekrut karyawan di pabrik miliknya. Pasalnya, para karyawan yang ada, seiring memasuki musim tanam, mereka memilih untuk berganti menjadi buruh di sawah. (Sumber: http://ekbis.sindonews.com diakses tanggal 28 Februari 2013, 20:52 WIB)


(22)

Berdasarkan Tabel 1.5 jumlah produksi pada tahun 2012 mengalami penurunan menjadi 84.473.000 dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukan tingkat produktivitas pada industri genteng jatiwangi mengalami penurunan. Penurunan produktivitas terjadi dikarenakan pengusaha kurang memperhatikan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan sehingga menyebabkan penuruan pada produktivitas perusahaan di industri genteng jatiwangi. Nilai produksi mengalami penurunan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Pengusaha menyatakan penurunan nilai produksi tersebut dapat mempengaruhi pencapaian laba yang didapatkan oleh perusahaan di industri genteng jatiwangi.

Sumber: Data diolah dari Pra Penelitian

GAMBAR 1.4

RATA-RATA LABA PER BULAN SETIAP PERUSAHAAN DI INDUSTRI GENTENG JATIWANGI KECAMATAN JATIWANGI

TAHUN 2010-2012

Berdasarkan Gambar 1.4 rata-rata laba per bulan setiap perusahaan genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi mengalami penurunan, pada tahun 2012 hanya mencapai Rp. 20.782.153,- sedangkan pencapaian laba perusahaan setiap

Rp20.000.000 Rp20.500.000 Rp21.000.000 Rp21.500.000 Rp22.000.000 Rp22.500.000 Rp23.000.000


(23)

bulannya pada tahun 2011 mencapai Rp. 21.323.391,- dan pada tahun 2010 mencapai Rp. 22.193.113,- setiap bulannya. Hal ini menunjukan keberhasilan usaha dalam hal pencapaian laba pada industri genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengalami penurunan.

Menurut Rue dan Byars dalam Riyanti (2003:24), keberhasilan usaha dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Sebagian besar keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh faktor wirausaha. Keberhasilan usaha dapat dinilai ketika suatu perusahaan berhasil mencapai tujuan atau sasaran yang ditetapkan organisasi. Tujuan perusahaan salah satunya adalah dengan peningkatan produktivitas usaha. Kemampuan wirausaha untuk meningkatkan produktivitas usaha untuk mencapai keberhasilan tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan yang mereka miliki.

Menurut Zimmerer yang dikutip oleh Tunchalong Rungwitoo (2012:247) menyatakan bahwa:

Entrepreneurs should posses the knowledge with respect to these six guidelines: (1) knowing the business in depth,(2) developing a solid business plan, (3) managing financial resources, (4) understanding financial statement, (5) learning to manage people effectively, (6) monitoring constantly.”seorang wirausaha harus memiliki 6 kompetensi yaitu: (1) mengetahui bisnis, (2) membuat rencana bisnis, (3) mengendalikan keuangan perusahaan, (4) memahami pengelolaan keuangan, (5) mengetahui cara mengorganisasikan manajemen sumber daya manusia, (6) mampu mengontrol perusahaan.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas menunjukan suatu hambatan dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu menurunnya tenaga kerja, menurunnya jumlah produksi, dan menurunnya nilai produksi pada industri. Kompetensi kewirausahaan berkaitan erat dengan kemampuan wirausaha mempertahankan


(24)

usahanya untuk mencapai keberhasilan. Untuk mencapai keberhasilan usaha para pengusaha genteng jatiwangi harus menerapkan kompetensi-kompetensi kewirausahaan yang ada.

Berdasarkan data-data dan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk meneliti tentang usaha untuk meningkatkan keberhasilan usaha pada industri genteng jatiwangi. Banyak sekali yang dapat dijadikan pendorong peningkatan keberhasilan pada sentra industri, namun dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai “Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan

terhadap Keberhasilan Usaha” Disini penulis mencoba meneliti apakah benar

kompetensi kewirausahaan dapat berpengaruh pada keberhasilan usaha pada perusahaan genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

1.2 Identifikasi Masalah

Sektor industri selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha baik di sektor tradisional maupun modern.

Kabupaten Majalengka merupakan penghasil genteng dari tanah liat terbesar di Indonesia. Jumlah perusahaan penghasil genteng dari tanah liat di Kabupaten Majalengka sebanyak 384 unit usaha pada tahun 2012 atau sebesar 63,68% dari seluruh perusahaan genteng dari tanah liat yang berada di Indonesia. Kecamatan Jatiwangi merupakan kecamatan yang dikenal sebagai sentra industri genteng dengan 254 unit usaha. Perkembangan industri genteng di Kecamatan


(25)

Jatiwangi didukung oleh tersedianya bahan baku tanah liat yang ada di sekitar wilayah Kecamatan Jatiwangi.

Keberhasilan usaha dari industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengalami penurunan pada tahun 2012. Hal ini dapat terlihat dari menurunnya tenaga dibandingkan tahun 2011, penurunan jumlah tenaga kerja tersebut dapat terlihat dari jumlah tenaga kerja yang terserap pada tahun 2012 menjadi 8988 tenaga kerja dibandingkan tahun 2011 yaitu sebanyak 9.053 tenaga kerja yang terserap. Selain kemampuan menyerap tenaga kerja yang menurun, jumlah produksi pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan menjadi 84.473.000 dibandingkan tahun 2011 sebanyak 85.060.000 unit genteng. Selain tenaga kerja dan jumlah produksi yang menurun, nilai produksi industri genteng Kecamatan Jatiwangi kembali mengalami penurunan pada tahun 2012 dibandingkan tahun 2011. Hal ini menunjukan keberhasilan usaha pada industri genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengalami penurunan.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, pengusaha di industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka perlu memiliki kompetensi kewirausahaan yang dapat mendukung ke arah kesuksesan sehingga keberhasilan usaha dapat tercapai secara maksimal.

Maka yang menjadi masalah penelitian ini diidentifikasikan masalah ke dalam tema sentral adalah:

Industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi merupakan industri unggulan yang memiliki peranan penting terhadap pendapatan daerah Kabupaten Majalengka. Keberhasilan usaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mengalami penurunan yang ditandai dengan penurunan jumlah tenaga kerja, penurunan citra baik perusahaan, penurunan


(26)

produktivitas dan penurunan laba perusahaan. Sebagai upaya untuk mencapai keberhasilan usaha pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka diperlukan perbaikan pada kompetensi kewirausahaan yang ada pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabuaten Majalengka. Maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kompetensi kewirausahaan dalam kaitannya mencapai keberhasilan usaha.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah untuk diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran kompetensi kewirausahaan pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka

2. Bagaimana gambaran keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka

3. Bagaimana pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap pencapaian keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan data dan informasi yang berhubungan dengan kompetensi kewirausahaan pada pengusaha terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dengan tujuan untuk memperoleh temuan mengenai:

1. Untuk mengetahui gambaran kompetensi kewirausahaan pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka


(27)

2. Untuk mengetahui gambaran keberhasilan usaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka

3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap pencapaian keberhasilan usaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka

1.5 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu Ekonomi, khususnya pada bidang kewirausahaan.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan sumbangan dalam aspek praktis (guna laksana) yaitu sumbangan pemikiran bagi para pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dalam peningkatan keberhasilan usaha.

3. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya tentang keberhasilan usaha, karena masih banyak faktor-faktor pendorong lainnya dalam pencapaian keberhasilan usaha.


(28)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas (independent variable) yaitu Kompetensi Kewirausahaan yang terdiri dari competency to manage the business, competency to manage human resources, competency to promote the business, competency to manage sales efforts, competency to keep business records, competency to manage the finances, competency to manage customer credits and collection, dan competency to protect the business. Masalah penelitian yang merupakan variabel terikat (dependent variable) yaitu keberhasilan usaha yang terdiri dari laba (profitability), produktivitas dan efisiensi, daya saing, kompetensi dan etika usaha, dan terbangunnya citra baik.

Pada penelitian ini, objek yang dijadikan responden adalah pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Oleh karena itu akan diteliti pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap Keberhasilan usaha pada industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

Pengumpulan informasi dari subjek penelitian hanya dilakukan satu kali dalam satu periode waktu, sehingga penelitian ini merupakan one-shot atau cross


(29)

sectional. Menurut Asep Hermawan (2009:19) “penelitian “Cross-Sectional” seringkali disebut penelitian sekali bidik (“One Snapshot”), merupakan penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada suatu titik waktu tertentu.”

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Jenis dan Metode yang Digunakan

Penelitian yang berupa deskriptif ini mempunyai maksud untuk mengetahui gambaran mengenai konsep kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan penjelasan dan bidang penelitian menggunakan penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:11) menyatakan bahwa “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungan antara satu dengan variabel yang lain”. Sedangkan menurut Asep Hermawan (2009:16) menyatakan bahwa “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang memaparkan suatu karakteristik tertentu dari suatu fenomena.”

Sedangkan Penelitian verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:8) “Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, dimana pengujian hipotesis tersebut menggunakan perhitungan statistik.”


(30)

Berdasarkan jenis penelitian tersebut yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode Explanatory Survey. Maholtra (2010:96) menyatakan bahwa:

Explanatory survey dilakukan untuk mengekplorasi siatuasi masalah, yaitu untuk mendapatkan ide-ide dan wawasan ke dalam masalah yang dihadapi manajemen atau para peneliti tersebut. Penjelasan penelitian dalam bentuk wawancara mendalam atau kelompok fokus dapat memberikan wawasan yang berharga.

Berdasarkan pengertian tersebut penelitian yang digunakan dalam metode ini adalah informasi dari sebagian populasi yang dikumpulkan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti. Menurut Maholtra (2009:98) “Explanatory Survey ini bertujuan untuk mengeksplorasi atau meneliti melalui masalah atau situasi untuk mendapatkan wawasan dan pemahaman.” Sedangkan Asep Hermawan (2009:173) menyatakan bahwa “survei merupakan prosedur penelitian untuk mengumpulkan data mentah (raw data) dalam jumlah besar dengan menggunakan kuisioner dan wawancara.”

Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Riduwan (2012:49) yang dimaksud dengan penelitian survei adalah:

Penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kajadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.


(31)

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diteliti, yaitu

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi kewirausahaan.

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keberhasilan usaha.

Variabel yang dikaji meliputi variabel bebas (independent variabel) yaitu kompetensi kewirausahaan yang terdiri dari competency to manage the business atau kompetensi untuk mengelola bisnis, competency to manage human resources atau kompetensi untuk mengelola sumber daya manusia, competency to promote the business atau kompetensi untuk mempromosikan bisnis, competency to manage sales efforts atau kompetensi untuk mengelola penjualan, competency to keep business records atau kompetensi untuk membuat catatan bisnis, competency to manage the finances atau kompetensi untuk mengelola keuangan, competency to manage customer credits and collection atau kompetensi untuk mengelola kebijakan kredit pelanggan dan penagihan, competency to protect the business atau kompetensi untuk melindungi bisnis. Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) adalah keberhasilan usaha yang terdiri dari laba (profitability),


(32)

produktivitas dan efisiensi, daya saing, kompetensi dan etika usaha, dan terbangunnya citra baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONAL VARIABEL

VARIABEL SUB

VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM Variabel (X) Kompetensi Kewirausaha an “Entrepreneurial competencies are defined as underlying characteristics such as generic and specific knowledge, motivies, traits, self-images, social roles and skill which result in birth of venture, its survival, and/or growth.” (S. Anil Kumar, 2008:80) competency

to manage the business (X1)

Kompetensi yang dimiliki seorang wirausaha untuk merencanakan tujuan dan sasaran bisnis, mengelola dan mengembangkan struktur bisnis, mengelola prosedur bisnis. (S. Anil Kumar, 2008:84) Perencanaan tujuan dan sasaran bisnis • Tingkat pengetahuan tentang perencanaan tujuan bisnis dan sasaran bisnis

Interval 1

Prosedur pengelolaan bisnis • Tingkat pengetahuan cara-cara pengelolaan bisnis yang baik

Interval 2

Pengelolaan dan pengembanga n struktur bisnis • Tingkat kemampuan dalam pengelolaan bisnis

Interval 3

competency to manage human resources (X2)

Kompetensi yang dimiliki seorang wirausaha untuk menetukan posisi pekerjaan untuk Perkembanga n karyawan • Tingkat pengetahuan kondisi dan perkembangan karyawan


(33)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM karyawan, memberikan pelatihan kepada karyawan, mengetahui perkembangan karyawan, mengevaluasi karyawan, bekerja sama menyelesaikan masalah. (S. Anil Kumar, 2008:84) Penilaian karyawan •Tingkat kemampuan penilaian terhadap kinerja karyawan

Interval 5

Bekerja sama menyelesaika n masalah •Tingkat kemampuan bekerja sama penyelesaian masalah

Interval 6

competency to promote the business (X3)

Kompetensi untuk mempromosikan bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu membuat rencana promosi bisnis jangka panjang, mampu menggambarkan teknik yang digunakan untuk mempersiapkan iklan dan promosi, mampu menganalisis kegiatan promosi yang kompetitif, mampu mengevaluasi efektivitas promosi, (S. Anil Kumar, 2008:84) Teknik persiapan iklan dan promosi • Tingkat frekuensi promosi yang dilakukan pada produk yang dihasilkan

Interval 7

Penilaian efektivitas promosi • Tingkat kemampuan mengevaluasi efektivitas promosi

Interval 8

• Tingkat pengetahuan dalam memperkirakan permintaan pelanggan

Interval 9

competency to manage sales efforts (X4)

Kompetensi untuk mengelola penjualan usaha diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha Pengembang an rencana penjualan bisnis • Tingkat kemampuan dalam merencanakan penjualan

Interval 10


(34)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM tersebut mampu mengembangkan rencana penjualan bisnis, mampu mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk melayani pelanggan, dan mampu mengembangkan rencana pelatihan untuk para sales penjualan. (S. Anil Kumar, 2008:85) an kebijakan dan prosedur untuk melayani pelanggan kemampuan dalam mengelola penjualan • Tingkat kemampuan melakukan evaluasi terhadap penjualan

Interval 12

competency to keep business records (X5)

Kompetensi untuk membuat catatan bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu menggambarkan pembukuan, mampu memilih jenis catatan, jurnal dan buku besar yang akan digunakan dalam bisnis, dan mampu mengevaluasi catatan bisnis. (S. Anil Kumar, 2008:86) Penggambara n pembukuan • Tingkat kemampuan merencanakan pembukuan perusahaan

Interval 13

Pemilihan jenis catatan, jurnal dan buku besar • Tingkat frekuensi pencatatan untuk setiap pembelian yang dilakukan perusahaan

Interval 14

Penilaian catatan bisnis • Tingkat kemampuan mengevaluasi catatan bisnis

Interval 15

competency to manage the finances (X6)

Kompetensi untuk mengelola keuangan diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu menganalisis masalah dalam pengelolaan Persiapan laporan keuangan • Tingkat kemampuan persiapan laporan keuangan

Interval 16

Penganalisaa n rasio manajemen keuangan • Tingkat frekuensi pengaturan biaya yang dikeluarkan


(35)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM keuangan, mampu menjelaskan bagaimana mempersiapkan laporan keuangan, dan mampu menganalisis rasio manajemen keuangan. (S. Anil Kumar, 2008:86) untuk kegiatan distribusi barang • Tingkat frekuensi pengaturan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi barang

Interval 18

competency to manage customer credits and collection (X7)

Kompetensi untuk mengelola kredit pelanggan dan pengumpulan diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu mengembangkan berbagai kredit dan kebijakan penagihan, mampu mengelola informasi, sumber daya dan sistem yang berlaku untuk prosedur kredit dan penagihan. (S. Anil Kumar, 2008:87)

Pengembang an kredit dan kebijakan penagihan • Tingkat frekuensi dalam memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan

Interval 19

Persiapan rencana promosi kredit • Tingkat kemampuan dalam menyusun berbagai kebijakan kredit bagi pelanggan

Interval 20

Pengetahuan tentang informasi, sumber daya dan sistem prosedur kredit dan penagihan • Tingkat kemampuan dalam mengevaluasi program kredit dan kebijakan penagihan

Interval 21

competency to protect the business (X8)

Kompetensi untuk melindungi bisnis diperlukan oleh wirausaha agar wirausaha tersebut mampu mempersiapkan kebijakan perusahaan, mampu untuk melakukan perlindungan Persiapan kebijakan perusahaan

• Tingkat Usaha anda dalam menciptakan ide-ide atau gagasan baru guna memajukan usaha

Interval 22

Perlindungan bisnis • Tingkat kemampuan melakukan perlindungan


(36)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM bisnis, mampu memberikan solusi pada kendala dalam bisnis.

(S. Anil Kumar, 2008:87) terhadap bisnis Penyelesaian kendala bisnis • Tingkat kemampuan pemberian solusi pada kendala dalam bisnis

Interval 24

Variabel (Y) Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. (Henry Faizal Noor, 2007:397) Laba (Profitabilit y)

(Y1)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis.

Pendapatan suatu perusahaan berasal dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksinya. (Henry Faizal Noor, 2007:397) Pencapaian target laba usaha • Tingkat pencapaian laba perusahaan

Interval 25

Perkembanga n laba perusahaan •Tingkat perkembangan pencapaian laba perusahaan

Interval 26

Pencapaian target volume penjualan •Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan laba perusahaan

Interval 27

•Tingkat pencapaian target volume penjualan perusahaan

Interval 28

Produktivita s dan Efisiensi (Y2)

Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. (Henry Faizal Noor, 2007:398) Pencapaian produktivitas perusahaan •Tingkat pencapaian produktivitas perusahaan

Interval 29

Perkembanga n produktivitas perusahaan •Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan produktivitas yang dihasilkan


(37)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM

Efisiensi •Tingkat pencapaian efisiensi yang dilakukan oleh perusahaan

Interval 31

•Tingkat pencapaian efisiensi pengelolaan aset produksi perusahaan

Interval 32

Daya saing (Y3)

Daya saing adalah kemampuan atau ketangghuan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen.Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. (Henry Faizal Noor, 2007:400) Kemampuan bersaing perusahaan •Tingkat keunggulan bersaing dengan perusahaan lain

Interval 33

•Tingkat keunggulan produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk yang dihasilkan pesaing

Interval 34

Kesesuaian •Tingkat pencapaian kebutuhan pelanggan

Interval 35

•Tingkat pencapaian pemenuhan keinginan pelanggan

Interval 36

Kompetensi dan Etika Usaha (Y4)

Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif meupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan Kesesuian kompetensi •Tingkat pencapaian kesesuaian kompetensi yang dimiliki

Interval 37

•Tingkat pencapaian target perusahaan mengenai kompetensi dan etika usaha yang dimiliki


(38)

VARIABEL SUB VARIABEL

KONSEP

VARIABEL INDIKATOR UKURAN SKALA

NO ITEM zaman. (Henry Faizal Noor, 2007:401) Kesesuaian etika usaha •Tingkat pencapaian kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dengan kompetensi dan etika yang dimiliki perusahaan

Interval 39

•Tingkat penerimaan masyarakat mengenai etika usaha yang dimiliki

Interval 40

Terbangunn ya citra baik (Y5)

Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal adalah amanah atau kepercayaan dari segenap orang yang ada dalam perusahaan dan trust external adalah timbulnya rasa amanah dari segenap stakeholder. (Henry Noor Faizal, 2007:407) Kepercayaan dari pihak internal perusahaan •Tingkat kepercayaan dari pihak internal perusahaan

Interval 41

Kepercayaan dari eksternal perusahaan atau stakeholder •Tingkat kepercayaan dari eksternal perusahaan atau stakeholder

Interval 42

•Tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen kepada kualitas pelayanan perusahaan

Interval 43

•Tingkat kepercayaan dari konsumen kepada produk yang dihasilkan perusahaan

Interval 44


(39)

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan sumber data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Asep Hermawan (2009:168) menyatakan bahwa:

Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti untuk menjawab masalah atau tujuan penelitian yang dilakukan dalam penelitian eksploratif, deskriptif maupun kausal dengan menggunakan metode pengumpulan data berupa survei ataupun observasi Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah kuisioner yang disebarkan kepada sejumlah responden, sesuai dengan target sasaran dan dianggap mewakili seluruh populasi data penelitian, yakni survei pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majaengka. Maholtra (2009:120) mengungkapkan bahwa:

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapai, data ini dapat ditemukan dengan cepat dan tidak mahal. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu literature, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian.

Menurut Riduwan (2012:69) menyatakan bahwa “pengambilan data yang dihimpun langsung oleh peneliti disebut primer, sedangkan apabila melalui tangan kedua disebut sekunder.” Data primer dan data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini ditunjukan pada Tabel 3.2 sebagai berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Data Jenis Data Sumber Data

1 Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Sekunder www.indonesiafinancetoday.co m

2 Laju pertumbuhan industri pengolahan non migas (kumulatif)

Sekunder Statistisk industri kementrian perindustrian

3 Perbandingan pertumbuhan produksi industri

Sekunder Sumber: Berita Resmi Statistik Jawa Barat No.22/05/32/Th.XV


(40)

No. Data Jenis Data Sumber Data manufaktur besar dan

sedang provinsi jawa barat dan nasional tahun 2013 (q-to-q)

4 Perbandingan pertumbuhan produksi industri mikro dan kecil provinsi jawa barat dan nasional tahun 2013 (q-to-q)

Sekunder Sumber: Berita Resmi Statistik Jawa Barat No.22/05/32/Th.XV

5 Distribusi persentase produk domestik regional bruto Kabupaten

Majalengka atas harga berlaku tahun 2010-2012

Sekunder BPS, Majalengka dalam angka 2012

6 Banyaknya perusahaan industri besar dan sedang menurut produksi utama dirinci per kecamatan tahun 2012

Sekunder Stat. produksi (survei industri besar/sedang) BPS Kab. Majalengka

6 Perkembangan industri genteng jatiwangi Kabupaten Majalengka tahun 2009-2012

Sekunder Stat. produksi BPS Kab. Majalengka

7 Unit usaha, tenaga kerja, jumlah produksi, nilai produksi industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi tahun 2010-2012

Sekunder Dinas Perindustrian dan Perdangan Kab. Majalengka

8 Tanggapan responden terhadap kompetensi kewirausahaan industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi

Primer Responden

9 Tanggapan responden terhadap keberhasilan usaha industri genteng jatiwangi kecamatan jatiwangi

Primer Responden

Sumber: Hasil Pengolahan Data

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 3.2.4.1Populasi

Populasi adalah sejumlah objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2010:115) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri


(41)

atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Riduwan (2012:54) menjelaskan bahwa “populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Penentuan populasi harus dimulai dengan penentuan secara jelas mengenai batasan populasi yang menjadi sasaran penelitiannya yang disebut populasi terbatas. Menurut Riduwan (2012:55) “Populasi terbatas adalah populasi yang mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.” Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah Pengusaha di Industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka sebanyak 254 (Sumber: Stat. produksi BPS Kab. Majalengka tahun 2012)

3.2.4.2Sampel

Menurut Sugiyono (2010:116) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Riduwan (2012:55) menyatakan bahwa:

Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen, adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).

Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya:


(42)

2. Keterbatasan Tenaga

3. Keterbatasan waktu yang tersedia

Oleh karena itu diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti.

Berdasarkan pengertian sampel yang dikemukakan di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian pengusaha pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

Untuk menetukan ukuran sampel digunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2012:44), yaitu ukuran sampel merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan persentase kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan dalam pengambilan sampel yang masih ditolerir atau diinginkan, maka taraf kesalahan yang ditetapkan adalah sebesar 10% adapun rumusnya adalah:

n=

.

Keterangan: n= Jumlah sampel N= Jumlah populasi d= Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:


(43)

n =

.

=

.( , )

=

.( , )

=

,

=

71,75 ≈ 72 responden

Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal dalam penelitian ini ditetapkan 72 responden.

3.2.4.3Teknik Penarikan Sampling

Sampel merupakan sebagian dari sejumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Riduwan (2012:56) menyatakan “karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua data dan informasi akan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.” Hal ini menunjukan bahwa sampel harus representatif dan dalam melakukan penelitian wajib mengerti tentang ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam sampel.

Menurut Riduwan (2012:57) teknik penarikan sampel atau teknik sampling adalah:

Suatu cara mengambil sample yang representatif dari populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.

Menurut Sugiyono (2010:117) Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

Probability Sampling dan Nonprobability Sampling. Probability Sampling meliputi simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratified random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil teknik simple random sampling atau pengambilan sample secara acak. Menurut Riduwan (2012:58) “Simple Random Sampling


(44)

adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.”

Teknik simple random sampling atau pengambilan sample secara acak digunakan karena populasi dianggap homogen pada pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dengan menggunakan teknik simple random sampling sebagai berikut :

1. Menentukan populasi dengan menginventarisasi pengusaha di industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Dalam penelitian ini populasi berjumlah, 254 pengusaha.

2. Menentukan ukuran sampel dari besarnya populasi, yaitu sebesar 72 responden (hasil perhitungan menggunakan rumus dari Taro Yamane). 3. Menentukan sampel yang dipilih dari populasi dengan cara memberi

nomor atau mencatat nama-nama pengusaha yang terdapat dalam populasi. Kemudian kertas catatan-catatan tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kotak. Selanjutnya dikocok sampai merata dan sejumlah diambil sampel sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengolahan data mengacu pada cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Menurut Riduwan (2012:69) “metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.” Untuk memperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa teknik penelitian seperti berikut: 1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,


(45)

berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari kompetensi kewirausahaan dan keberhasilan usaha

2. Angket dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan kepada responden yaitu pengusaha di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangti Kabupaten Majalengka. Dalam kuisioner ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan yang mencerminkan pengukuran indikator variabel X (Kompetensi kewirausahaan) dan Variabel Y (Keberhasilan usaha). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat. Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:

a. Menyusun kisi-kisi angket atau daftar pertanyaan.

b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrumen yang bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.

c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval.

Langkah-langkah penyebaran angket adalah sebagai berikut: a. Menyusun daftar pertanyaan.


(46)

c. Penyebaran dilakukan dengan observasi langsung pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

3. Studi literatur

Studi Literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah dan variabel yang diteliti yang terdiri dari Kompetensi Kewirausahaan dan Produktivitas usaha. Studi literature tersebut didapat dari berbagai sumber, yaitu a) Perpustakaan UPI, Sekolah Manajemen Bisnis ITB, UNPAR b) Skripsi, c) Jurnal ekonomi dan bisnis d) Media cetak (majalah) e) Media Elektronik (internet).

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Data merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian, karena data merupakan gambaran dari variabel yang diteliti serta berfungsi membentuk hipotesis. Benar atau tidaknya sebuah data akan menentukan mutu hasil penelitian. Kebenaran data dapat dilihat dari instrumen pengumpulan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu Valid dan Reliabel.

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 21,0 for window.

3.2.6.1 Pengujian Validitas

Penelitian mengenai pengaruh kompetensi kewirausahaan terhadap produktivitas usaha, dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel


(47)

kompetensi kewirausahaan (X) ada pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha (Y), dengan menafsirkan data yang terkumpul dari responden melalui angket.

Riduwan (2012:97) menyatakan bahwa “valid itu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan).” Menurut Maholtra (2009:282) “The Validation of scale may be defined as the extent to which differences in observed scale score reflect true differences among on the characteristic being measured”. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukuranya, atau memberikan hasil ukuran sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya tes tersebut.

Uji validitas dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item kuisioner yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pernyataan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

∑ (∑ ) (∑ )

{ ∑ (∑ ) } { ∑ (∑ ) }

Sumber : Sugiyono (2010:255) Keterangan:

r = Koefesien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item

Y = Skor total

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣX2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

ΣY2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y


(48)

Keputusan pengujian validitas responden ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥rtabel)

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika rhitung lebih kecil rtabel (rhitung<rtabel)

3. Berdasarkan jumlah angket yang diuji sebanyak 30 kasus dengan tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk) n-2 (30-2=28), maka didapati nilai rtabel sebesar 0,374.

TABEL 3.3

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN (X)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Competency to manage the business

1 Pengetahuan tentang perencanaan tujuan dan sasaran

bisnis 0,683 0,374 Valid

2 Pengetahuan tentang cara-cara pengelolaan bisnis

yang baik 0,592 0,374 Valid

3 Kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan

bisnis 0,454 0,374 Valid

Competency to manage human resources

4 Pengetahuan tentang kondisi dan perkembangan

karyawan 0,726 0,374 Valid

5 Kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap

kinerja karyawan 0,751 0,374 Valid

6 Kemampuan bekerja sama dengan karyawan untuk

menyelesaikan masalah 0,793 0,374 Valid

Competency to promote the business

7 Frekuensi melakukan promosi pada produk yang

anda hasilkan 0,636 0,374 Valid

8 Kemampuan mengevaluasi efektivitas promosi yang

dilakukan 0,762 0,374 Valid

9 Pengetahuan bagaimana memperkirakan permintaan

pelanggan 0,622 0,374 Valid

Competency to manage sales efforts


(49)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

11 Kemampuan mengelola penjualan 0,774 0,374 Valid

12 Frekuensi melakukan evaluasi terhadap penjualan

pada akhir periode 0,729 0,374 Valid

Competency to keep business records

13 Kemampuan merencanakan pembukuan 0,601 0,374 Valid

14 Frekuensi melakukan pencatatan untuk setiap

pembelian yang dilakukan perusahaan 0,713 0,374 Valid

15 Kemampuan mengevaluasi catatan bisnis 0,686 0,374 Valid

Competency to manage the finances

16 kemamampuan mempersiapkan laporan keuangan

yang akan digunakan 0,764 0,374 Valid

17 Frekuensi melakukan pengaturan biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan distribusi barang 0,719 0,374 Valid 18 Frekuensi melakukan pengaturan biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan produksi barang 0,821 0,374 Valid Competency to manage customer credits and collection

19 Frekuensi memberikan fasilitas kredit kepada

pelanggan 0,394 0,374 Valid

20 kemampuan menyusun berbagai kebijakan kredit

bagi pelanggan 0,385 0,374 Valid

21 Kemampuan mengevaluasi program kredit dan

kebijakan penagihan 0,450 0,374 Valid

Competency to protect the business

22 Frekuensi usaha dalam menciptakan ide-ide atau

gagasan baru guna memajukan usaha 0,698 0,374 Valid

23 Kemampuan melakukan perlindungan terhadap

bisnis 0,683 0,374 Valid

24 Kemampuan memberikan solusi pada kendala dalam

bisnis 0,838 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.00 For Windows) Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat bebas (df) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel

sebesar 0,374, dari tabel hasil pengujian validitas diketahui bahwa pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan kepada responden seluruhnya dinyatakan valid karena memiliki rhitung lebih besar dari rtabel sehingga pertanyaan-pertanyaan tersebut


(50)

Berdasarkan Tabel 3.3 pada instrumen variabel kompetensi kewirausahaan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan kemampuan memberikan solusi pada kendala dalam bisnis yang bernilai 0,838 sehingga dapat dirafsirkan bahwa indeks korelasinya sangat tinggi sedangkan nilai terendah terdapat pada item peryataan kemampuan menyusun berbagai kebijakan kredit bagi pelanggan yang bernilai 0,385 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya sedang.

Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel keberhasilan usaha berdasarkan hasil perhitungan validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SPSS 21.0 for windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan

dengan rtabel yang bernilai 0.374. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada Tabel 3.5

yang disajikan sebagai berikut:

TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEBERHASILAN USAHA (Y)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket.

Laba

25 Tingkat pencapaian laba perusahaan 0,676 0,374 Valid

26 Tingkat perkembangan pencapaian laba perusahaan 0,722 0,374 Valid 27 Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan

laba perusahaan 0,380 0,374 Valid

28 Tingkat pecapaian target volume penjualan

perusahaan 0,673 0,374 Valid

Produktivitas dan Efisiensi

29 Tingkat pencapaian produktivitas perusahaan 0,702 0,374 Valid 30 Tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan

produktivitas yang dihasilkan 0,430 0,374 Valid

31 Tingkat pencapaian efisiensi yang dilakukan oleh

perusahaan 0,835 0,374 Valid

32 Tingkat pencapaian efisiensi pengelolaan aset


(51)

No. Pernyataan rhitung rtabel Ket. Daya saing

33 Tingkat keunggulan bersaing dengan perusahaan

lain 0,679 0,374 Valid

34 Tingkat keunggulan produk yang dihasilkan

perusahaan dengan produk yang dihasilkan pesaing 0,819 0,374 Valid 35 Tingkat pencapaian pemenuhan kebutuhan

pelanggan 0,830 0,374 Valid

36 Tingkat pencapaian pemenuhan keinginan

pelanggan 0,874 0,374 Valid

Kompetensi dan Etika Usaha

37 Tingkat pencapian kesesuaian kompetensi yang

dimiliki dengan kebutuhan perusahaan 0,810 0,374 Valid

38 Tingkat pencapaian target perusahaan mengenai

kompetensi dan etika usaha yang dimiliki 0,709 0,374 Valid 39

Tingkat pencapaian kepercayaan karyawan terhadap perusahaan dengan kompetensi dan etika yang dimiliki perusahaan

0,862 0,374 Valid 40 Masyarakat selalu menerima dengan etika usaha

yang dimiliki 0,395 0,374 Valid

Terbangunnya citra baik

41 Tingkat kepercayaan dari pihak internal

perusahaan? 0,547 0,374 Valid

42 Tingkat kepercayaan dari eksternal perusahaan atau

stakeholder 0,622 0,374 Valid

43 Tingkat kepercayaan dan kepuasan konsumen

terhadap kualitas pelayanan perusahaan 0,687 0,374 Valid 44 Tingkat kepercayaan dari konsumen terhadap

produk yang dihasilkan perusahaan 0,679 0,374 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data 2013 (Menggunakan SPSS 21.00 For Windows) Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen variabel keberhasilan usaha dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada item pernyataan tingkat pencapaian pemenuhan keinginan pelanggan yang bernilai 0,874 sehingga dapat dirafsirkan bahwa indeks korelasinya sangat tinggi sedangkan nilai terendah terdapat pada item peryataan tingkat kesesuaian antara target perusahaan dengan laba perusahaan yang bernilai 0,380 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya sedang.


(1)

Jatiwangi. Kelemahan selanjutnya adalah pengusaha kurang mampu untuk menghadapi persaingan yang semakin meningkat, persaingan ini terjadi baik dari sesama produsen lokal maupun dengan yang berada di luar daerah melalui produk-produk modifikasinya yang lebih modern dan inovatif.

2. Gambaran dari keberhasilan usaha yang diukur berdasarkan laba (profitability), produktivitas dan efisiensi, daya saing, kompetensi dan etika usaha, dan terbangunnya citra baik pada industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka sudah tercapai dengan baik. Dilihat dari volume produksi dan nilai produksi dalam satu bulan. Hasil yang diperoleh pada volume produksi rata-rata setiap perusahaan genteng jatiwangi di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka mampu memproduksi 40.000 buah genteng per bulan dengan nilai produksi rata-rata 60 juta per bulan. Berdasarkan temuan mengenai volume produksi dan nilai produksi dengan demikian keberhasilan usaha pada perusahaan genteng jatiwangi di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka sudah cukup baik. Hal ini sesuai peraturan Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Majalengka, tingkat volume penjualan indsutri kecil dan menengah minimum sebesar 50 Juta dan 250 juta. Selain itu dilihat dari dimensi terbangunnya citra baik, daya saing, dan etika usaha bahwa keberhasilan usaha pada perusahaan genteng telah tercapai dengan baik. Hal ini dikarenakan kepercayaan masyarakat terhadap kualitas genteng yang dihasilkan oleh industri genteng di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.


(2)

3. Kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha genteng jatiwangi di Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dapat menunjang perkembangan keberhasilan usaha yang dicapai. Hal ini dapat terlihat dari kompetensi kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka dan pencapaian keberhasilan usaha yang dapat dilihat dari pencapaian volume produksi, nilai produksi, terbangunnya citra baik, etika usaha dan daya saing industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai kompetensi kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha, yaitu : 1. Kompetensi kewirausahaan memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha

para pengusaha di industri genteng Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka. Untuk itu diperlukan peran semua pihak untuk membantu meningkatkan kompetensi yang dimiliki baik melalui penyuluhan atau pemberian informasi,serta membentuk kelompok pengusaha yang bertujuan untuk bersama-sama membahas permasalahan yang dikeluhkan oleh pengusaha genteng di industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi kabupaten Majalengka sehingga memperoleh tambahan pengetahuan mengenai usahanya.

2. Industri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi kabupaten Majalengka merupakan industri yang cukup diandalkan dan berpengaruh terhadap pendapatan daerah sehingga mampu memajukan perekonomian daerah. Maka


(3)

disarankan pada dinas terkait untuk mengelola dan membangun infrastruktur yang memadai sehingga dapat memudahkan aktifitas usaha, secara berkala memberikan informasi mengenai pengembangan teknik usaha, pengembangan teknologi usaha dan peningkatan daya saing sesuai dengan kebutuhan indsutri genteng jatiwangi Kecamatan Jatiwangi Kabupaten Majalengka.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Hermawan. 2009. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: PT. Gramedia Widyasarana Indonesia.

Buchari Alma. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Eman Suherman. 2010. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Gundary, Lisa. K., & Kickul, Jill. R. 2007. Entrepreneurship Strategy. London: Sage

Henry Faizal Noor. 2007. Ekonomi Manajerial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hisrich, Robert. D., Peters, Michael. P., & Spepherd, Dean. A. 2008.

Kewirausahaan Ed.7 . Jakarta: Salemba Empat.

Kumar, S. Anil. 2008. Small Business and Entrepreneurship. New Delhi: I. K. International.

Kuratko, Hodgetts. 2008. Entrepreneur Theory, Practice, Process-sevent edition. California: Sage.

Mangkunegara, A. P. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Rafika Aditama. Moch Ali. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:

Angkasa.

Naresh, K. Malholtra. 2009. Basic Marketing Research. New Jersey: Prentice Hall.Inc.

____________2010. Marketing Research an Applied Orientation, Sixt Edition. Pearson.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Riduwan, & Engkos Achmad Kuncoro 2012. Cara Menggunakan dan Memaknai

Path Analysysis. Bandung: Alfabeta.


(5)

Spencer, L. M. and Spencer, S.M. 1993. Competence at Work. Toronto: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Stokes, David. R., Nicholas, Wilson., & Wilson, Nick. 2010. Entrepreneurship. United Kingdom: Chengange Learning EMEA.

Suharsimi Arikunto. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

___________2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharyadi. 2007. Kewirausahaan: Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda. Jakarta: Salemba Empat.

Suryana. 2008. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

__________2009. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat, dan Proses Menuju

Sukses. Jakarta: Salemba Empat.

Tambunan, Tulus. 2002. Transformasi Ekonomi Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal, Skripsi, Tesis, Disertasi:

Bosma, N., Wennekers, S., & Amoros, J. 2012. Global Entrepreneurial Employee

Across the Globe, 2011 Extenden Report: Entrepreneurs and Entrepreneurial Employees Across the Globe. GERA.

Dwisani Rahmayani. 2011. Pengaruh Kompetensi Pengusaha Terhadap

Keberhasilan Usaha. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Hayton, J., & Kelly, D. 2006. A Competency-Based Framework for Promoting Corporate Entrepreneurship. Human Resources Management , 407-427. Hu, Y.J. 2012. Explore Significant Factors to Affect Customer. Journal of Social

Sciences , 485.

Inyang, Benjamin. James., & Enouh, Rebecca. Oliver. 2009. Entrepreneurial Competencies: The Missing Links to Succesful Entrepreneurship in Nigeria.


(6)

Li, Xiang. 2009. Entrepreneurial Competencies as an Entrepreneurial Distincive: An Examination of the Competency Approach in Defining Entrepreneurs.

Dissertations and Theses Collection , Paper 14.

Md. Aminul Islam, Mohammad Aktaruzzaman Khan, Abu Zafar Muhammad Obaidullah, M. Syed Alam. 2011. Effect of Entrepreneur and Firm Characteristics on the Business Success of Small and Medium Enterpries (SMEs) in Bangladesh. International Journal of Business and Management Vol. 6, No. 3. Canadian Center of Science and Education.

Mitchelmore, Siwan., & Rowley, Jennifer. 2010. Entrepreneurial Competencies: A Literature Review and Development Agenda. International Journal of

Entrepreneurial Behavior & Research , 92-111.

Risma Rahmatunnisa. 2010. Pengaruh Kompetensi Kewirausahaan Terhadap

Keberhasilan Usaha pada Pengusaha Konveksi di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Skripsi UPI: Tidak diterbitkan.

Rungwinto, Tunchalong. 2012. The simultaneous Effect of Individual Entrepreneurial Competencies on SMES Competitive Advantage. Business

and Information , 242-248.

Zimmerer, Thomas. 2008. Essential of Entrepreneurship and Small Business

Management. New Jersey : Pearson Education

Website:

Dipetik Februari 2013, 26 dari Sindonews: http ://daerah.sindonews.com Dipetik Februari 2013, 28 dari Sindonews: http://ekbis.sindonews.com Dipetik April 2013, 28 dari Indonesia Finances Today:


Dokumen yang terkait

Analisis kegiatan produksi pabrik gula jatiwangi (Kasus PT. PG Rajawali II Unit PG Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat)

1 11 281

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : survei terhadap para pengusaha di sentra industri Tas Kebon Lega.

0 0 54

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA : Survey pada Pengusaha Emping Melinjo Di Kabupaten Cirebon.

0 1 70

ORGANOLOGI SULING TANAH BUATAN TEDI NURMANTO DI JATIWANGI MAJALENGKA.

2 21 32

ANALISIS DESAIN ALAT MUSIK KERAMIK DI DESA JATISURA KECAMATAN JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA.

3 22 41

PENGARUH KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA: Studi Persepsional pada Pengusaha Kecil di Sentra Industri Kerajinan Bordir Kecamatan Kawalu Tasikmalaya.

10 32 58

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT ABADI GENTENG JATIWANGI KABUPATEN MAJALENGKA

0 0 9

x DAFTAR ISI - HUBUNGAN BUDAYA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI GENTENG JATIWANGI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus di Sentra/Desa Sukaraja Kecamatan Jatiwangi) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN - HUBUNGAN BUDAYA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI GENTENG JATIWANGI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus di Sentra/Desa Sukaraja Kecamatan Jatiwangi) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN BUDAYA KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA INDUSTRI GENTENG JATIWANGI DI KABUPATEN MAJALENGKA (Studi Kasus di Sentra/Desa Sukaraja Kecamatan Jatiwangi) - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 15