KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis).

(1)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

oleh Taufik Hidayat

NIM 1303181

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

oleh Taufik Hidayat UPI Bandung, 2015

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia

©Taufik Hidayat, 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

TAUFIK HIDAYAT

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN

BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing,

Dr. Dadang S. Anshori, M.Si NIP 197204031999031002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Dr. Sumiyadi, M.Hum NIP 196603201991031004


(4)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS ULASAN

DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS

Oleh: Taufik Hidayat NIM 1303181

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kekurangmampuan siswa dalam menulis ulasan. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengujicobakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis pada pembelajaran menulis ulasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan desain

Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Data yang diolah adalah

hasil tulisan siswa dan hasil observasi. Adapun temuan yang diperoleh yakni model penemuan berorientasi berpikir kritis efektif digunakan dalam pembelajaran menulis ulasan dibandingkan dengan model yang biasa digunakan guru sehari-hari. Langkah-langkah pembelajaran yang terbukti efektif ini terdiri atas empat fase, yaitu 1) fase pendahuluan, yakni menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran; 2) fase terbuka, yakni memberi siswa contoh dan bukan contoh, selanjutnya siswa mengamati dan membandingkan contoh-contoh tersebut; 3) fase konvergen, yakni menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep ulasan; dan 4) fase penutup dan penerapan, yaitu membimbing siswa memahami konsep ulasan dan siswa menerapkan pemahaman mereka dengan membuat ulasan. Temuan lainnya adalah didapatkannya empat pola kekritisan ulasan siswa, yaitu 1) ulasan memiliki kejelasan tujuan/maksud (clarity); 2) gagasan dan penjelas yang diuraikan dalam ulasan harus rinci dan sistematis (depth, logic); 3) ulasan memiliki ketepatan dalam penggunaan alasan atau bukti (accuracy, precision); 4) ulasan memiliki keterkaitan yang erat antarparagraf dan memiliki keterkaitan yang erat dengan karya yang diulasnya.


(5)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF LEARNING TO WRITE REVIEWS USING DISCOVERY LEARNING MODEL

ORIENTED CRITICAL THINKING By: Taufik Hidayat

NIM 1303181

This research is motivated by the incapacity students in writing a review. The purpose of this research to tried discovery learning model oriented critical thinking to write a review. The method used is the method of quasi experiment with design matching only pretest-posttest control group design. The processed data is the result of students' writing and observations result. The findings were obtained by the discovery learning model oriented critical thinking effectively used in to write a review. The measures learning were proved effective consists of four phases, namely 1) the preliminary phase, attracted the attention of students and assign lessons focus; 2) open phase, gives students an example and not the example, then students observe and compare these examples; 3) convergent phase, asks more specific questions designed to guide students to an understanding of the concept review; and 4) the closed and the implementation phase, guide students to understand the concepts and review the students apply their understanding to make a review. Other findings are acquired four students review the pattern of criticality, namely 1) review has a clarity of purpose; 2) ideas and explanatory described in reviews should be depth and logic; 3) review has accuracy in the use of reason or evidence; 4) review have strong links between paragraph and with the students' result.


(6)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Hak Cipta ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terima Kasih ... v

Abstrak ... vi

Daftar Isi... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Bagan ... xii

Daftar Lampiran ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II MENULIS ULASAN, MODEL PENEMUAN, DAN BERPIKIR KRITIS A. Menulis Ulasan 1. Ihwal Menulis ... 7

2. Jenis-Jenis Teks ... 8

3. Teks Ulasan ... 13

4. Strategi Menulis Ulasan ... 15

B. Model Penemuan 1. Model Pembelajaran... 19


(7)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3. Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan ... 25

4. Menulis Ulasan Berdasarkan Penemuan ... 29

C. Berpikir Kritis ... 29

1. Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis 32 2. Menulis Ulasan Berdasarkan Berpikir Kritis ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 35

B. Prosedur Penelitian ... 36

C. Definisi Operasional ... 38

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 38

1. Populasi Penelitian ... 38

2. Sampel Penelitian ... 39

E. Teknik dan Instrumen Penelitian ... 39

1. Observasi ... 40

2. Teknik Tes ... 42

3. Ancangan Model ... 43

F. Teknik Pengolahan Data ... 48

1. Identifikasi Data ... 48

2. Analisis Data ... 48

3. Uji Normalitas ... 48

4. Uji Homogenitas ... 48

5. Uji Hipotesis ... 49

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pembelajaran Menulis Ulasan dengan Menggunakan Model Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis ... 50

1. Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 53

2. Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 54

3. Pembelajaran Pertemuan Ketiga ... 55


(8)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Pembelajaran Pertemuan Kelima ... 57

B. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis ... 58

1. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa di Kelas Kontrol ... 59

1.1 Kemampuan Awal ... 59

1.2 Kemampuan Akhir ... 83

1.3 Simpulan Analisis Kelas Kontrol ... 106

2. Analisis Hasil Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan .... 108

2.1 Kemampuan Awal ... 108

2.2 Kemampuan Akhir ... 125

2.3 Simpulan Analisis Kelas Perlakuan ... 141

C. Uji Efektivitas Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Penentuan Berorientasi Berpikir Kritis .. 149

1. Uji Normalitas Data ... 149

2. Uji Homogenitas Data ... 150

3. Uji Hipotesis ... 151

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 151

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 159

B. Implikasi ... 160

C. Rekomendasi ... 160

DAFTAR PUSTAKA ... 161

RIWAYAT HIDUP ... 164


(9)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Siswa Indonesia Berdasarkan Penelitian PISA .. 3

Tabel 2.1 Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi ... 20

Tabel 2.2 Kelompok Model Pengajaran Personal ... 21

Tabel 2.3 Kelompok Model Pengajaran Sosial ... 22

Tabel 2.4 Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku ... 23

Tabel 2.5 Fase Model Pembelajaran Penemuan ... 26

Tabel 3.1 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran... 40

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Menulis Ulasan Berorientasi Berpikir Kritis .... 42

Tabel 3.3 Sintaks Model Pembelajaran Penemuan ... 45

Tabel 3.4 Skenario Model Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis ... 46

Tabel 4.1 Tabel Konversi Nilai Skala Empat... 51

Tabel 4.2 Presentase Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas Perlakuan ... 52

Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.4 Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 60

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 83

Tabel 4.6 Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Kontrol ... 84

Tabel 4.7 Perbandingan Nilai Pretest dengan Posttest di Kelas Kontrol ... 107

Tabel 4.8 Perbandingan Rata-rata Skor Aspek di Kelas Kontrol ... 108

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Awal Menulis Ulasan di Kelas Perlakuan ... 109

Tabel 4.10 Hasil Awal Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan... 109

Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Akhir Menulis Ulasan di Kelas Perlakuan ... 125

Tabel 4.12 Hasil Akhir Menulis Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan ... 126

Tabel 4.13 Perbandingan Nilai Pretest dengan Posttest di Kelas Perlakuan ... 145

Tabel 4.14 Perbandingan Rata-rata Skor Aspek di Kelas Perlakuan ... 149

Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Kelas Perlakuan dengan Kelas Kontrol ... 149

Tabel 4.16 Uji Normalitas Nilai Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 146


(10)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.18 Hasil Independent Sampel T Test antara Kelas Kontrol dengan

Kelas Perlakuan ... 151

DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Genre dan Subgenre Teks ... 9

Bagan 2.2 Struktur Ulasan Menurut Kosasih ... 17

Bagan 2.3 Struktur Ulasan Menurut Kemendikbud ... 18

Bagan 2.4 Rancangan Model Pembelajaran Penemuan ... 25

Bagan 3.1 Desain Kuasi EksperimenThe Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design ... 35


(11)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

SK Penelitian

Surat Izin Penelitian

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMP N 1 Ciamis RPP Kelas Perlakuan

Contoh Ulasan

Contoh Bukan Ulasan Daftar Hadir Siswa

Hasil Observasi Pembelajaran Ulasan Siswa di Kelas Perlakuan Ulasan Siswa di Kelas Kontrol


(12)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Kegiatan berbahasa erat kaitannya dengan kegiatan berpikir dan berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat berpikir dan mengomunikasikan pikirannya. Alwasilah (2008, hlm.14) menegaskan bahwa bahasa merupakan alat untuk mengejawantahkan pikiran tentang fakta dan realitas yang direpresentasi lewat simbol bunyi. Dengan demikian, alat berpikir serta produk dari proses berpikir hanya dapat diungkapkan menggunakan bahasa.

Pembelajaran bahasa Indonesia sudah seharusnya difokuskan untuk melatih keterampilan berpikir dan berbahasa siswa. Dawson dalam Tarigan (2008, hlm.1) menuliskan bahwa melatih keterampilan berbahasa berarti melatih keterampilan berpikir.

Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat aspek, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari keempat keterampilan tersebut, menulis sangat erat kaitannya dengan kegiatan berpikir dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya. Berkaitan dengan hlm di atas, Alwasilah (2005) menyatakan hubungan menulis dengan berpikir sebagai berikut.

Budaya literat menjadikan mereka, khususnya kaum terdidik, terbiasa menulis. Dalam pada itu, menulis telah terbukti sebagai kegiatan berbahasa yang paling mendukung terbentuknya keterampilan bernalar, yaitu kegiatan memecahkan masalah melalui proses linguistik dan kognitif yang kompleks seperti organizing, structuring, dan revising. Sebuah penelitian dalam konteks SMA di AS juga berkesimpulan, bahwa menulis mendukung nalar dan pembelajaran mata-mata pelajaran yang jauh lebih kompleks yang berguna bagi keberhasilan melakoni budaya berbasis teknologi dan informasi yang kompleks. Jadi pendidikan bahasa seharusnya didesain untuk menanamkan kemampuan berpikir kritis, bukan sekadar keterampilan berbahasa.

Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran berbasis teks menjadi prioritas utama dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Mulai dari tingkat SD sampai dengan


(13)

2

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

SMA siswa dihadapkan dengan beragam jenis teks. Berbeda jenis teks, berbeda pula struktur dan pengisi kebahasaannya. Dengan demikian, siswa selain menguasai keterampilan berbahasa, penguasaan kebahasaan dan pola berpikir kritis akan terkuasai.

Menulis sebagai proses berpikir berarti sebelum, saat, dan setelah menuangkan gagasan secara tertulis diperlukan keterlibatan proses berpikir. Proses berpikir menurut Moore dalam Kuswana (2012, hlm.86) memiliki sejumlah esensi, yakni 1) mengingat; 2) menghubungkan; 3) memonitor; 4) mereviu; 5) mengevaluasi; dan 6) menerapkan. Dengan demikian, menulis sebagai proses berpikir merupakan aktivitas yang bersifat aktif, konstruktif, dan penuangan makna. Pada saat menulis, siswa dituntut berpikir untuk menuangkan gagasannya berdasarkan skema, pengetahuan, dan pengalaman yang dimiliki secara tertulis. Dalam proses tersebut diperlukan kesungguhan mengolah, menata, mempertimbangkan secara kritis, dan menata ulang gagasan yang dicurahkan.

Hal ini sesuai dengan Syafi’ie (1988, hlm.43) menyatakan bahwa salah satu substansi retorika menulis adalah penalaran yang baik. Menulis dan proses berpikir berkaitan erat dalam menghasilkan suatu karangan. Tanpa melibatkan proses berpikir kritis dan kreatif akan sulit menghasilkan karangan yang dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Data di lapangan berbeda dengan harapan di atas. Berdasarkan data penelitian yang dilakukan OECD (Organisation for Economic Cooperation and

Development) melalui PISA (Programme For International Student Assesment),

dan IEA (Internationa Association for The Evaluation of Educational

Achievement) melalui TIMSS (Trends International Mathematics and Science Study) serta PIRLS (Progress in International Reading Literacy Study)

menggambarkan bahwa untuk bidang ilmu Matematika, IPA, dan Bahasa, hanya 5% siswa Indonesia yang mampu menjawab pertanyaan yang membutuhkan pikiran mendalam. Di sisi lain, 95% siswa Indonesia hanya sampai di level bawah, yaitu level yang ditandai dengan kemampuan menjawab soal yang bersifat ingatan dan pemahaman. Berikut disajikan data hasil penelitian yang dilakukan PISA dari 2006 sampai 2012.


(14)

3

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.1

Hasil Pengukuran Siswa Indonesia Berdasarkan Penelitian PISA

Tahun

Studi Mata Pelajaran

Skor Rata-rata Indonesia

Skor Rata-rata Internasional

Peringkat Indonesia

Jumlah Negara Peserta Studi

2006

Membaca 393 492 48 56

Matematika 391 498 50

57

Sains 393 500 50

2009

Membaca 402 493 57

65

Matematika 371 496 61

Sains 383 501 60

2012

Membaca 396 496 61

65

Matematika 375 494 64

Sains 382 501 64

Sumber: http://www.oecd.org/pisa

Ada beberapa komponen yang menjadi tolak ukur penelitian di atas. Dasar penelitian yang dilakukan PISA (http://www.oecd.org/pisa) khususnya dalam bidang bahasa berfokus pada kemampuan siswa dalam memahami, menggunakan, dan merefleksikan sesuatu dalam bentuk tulisan. Sementara, dasar penelitian PIRLS (http://www.timssandpirls.bc.edu) memiliki dua indikator utama. Indikator pertama berfokus pada tujuan membaca, yakni 1) tujuan membaca untuk berpengalaman bersastra; dan 2) tujuan membaca untuk memperoleh dan menggunakan informasi. Indikator kedua berfokus pada proses pemahaman yang meliputi, 1) mengambil informasi secara eksplisit; 2) membuat kesimpulan secara langsung; 3) menginterpretasikan dan mengintegrasikan gagasan dan informasi; dan 4) mengevaluasi isi, bahasa, dan unsur teks.

Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru belum sepenuhnya melibatkan siswa untuk berpikir. Pembelajaran hanya berfokus pada mengingat fakta, data, dan teori. Pembelajaran bahasa yang seharusnya melatih berpikir siswa belum bekerja dengan baik.

Sebagai contoh, salah satu keterampilan menulis yang perlu dikuasai adalah menulis ulasan. dalam menulis ulasan siswa dilatih untuk menuangkan penafsiran


(15)

4

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tentang karya yang telah dibaca. Dalam menafsirkan karya, siswa diharuskan kritis dalam memberikan komentar, terampil dalam mengolah bahasa sehingga bahasa ulasan yang ditulis selain kritis, juga efektif dan santun.

Akan tetapi, pembelajaran menulis di sekolah kurang begitu mendapat perhatian. Kemampuan menulis siswa masih sangat rendah. Menulis dianggap sebagai suatu keterampilan berbahasa yang sangat sulit dan dijadikan beban oleh siswa. Hal itu tidak berlebihan karena menulis merupakan kegiatan yang kompleks.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Ciamis banyak kendala yang dialami siswa dalam hal menulis khususnya menulis teks ulasan. Kendala-kendala tersebut dapat dilihat dari kekurangkritisan siswa dalam menulis teks ulasan. Kebanyakan siswa menilai buku hanya ditinjau dari perasaannya (subjektif) tanpa memberikan argumen yang kuat atau bukti. Hal lain terlihat dari kekurangtepatan bukti, contoh dan alasan yang diberikan. Padahal teks ulasan yang baik menuntut penulis untuk menuangkan gagasan penilaian berdasarkan analisis terhadap bahan bacaan yang dibacanya. Analisis tersebut memerlukan pemikiran yang kritis agar menghasilkan argumen dan penilaian yang tepat, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Kendala lain adalah kekuranglogisan argumen yang ditulis. Kekuranglogisan ini ditunjukkan dengan pemilihan diksi yang kurang sesuai, kalimat yang kurang efektif, pengembangan ide menjadi paragraf yang koheren.

Selain hal di atas, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi oleh sejumlah siswa yang tidak memiliki minat belajar. Hal ini berakibat siswa tidak merasa tertantang untuk membaca buku secara kritis. Padahal kekritisan dalam membaca menjadi dasar penulisan teks ulasan yang baik.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan


(16)

5

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan.

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu, kondisi pembelajaran yang diharapkan dapat mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui observasi.

Model pembelajaran penemuan (discovery learning) dipandang relevan dengan pendekatan saintifik dan permasalahan yang diungkap. Cruickshank (2014, hlm. 17) menyatakan bahwa salah satu tujuan pembelajaran penemuan adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa mencari tahu bagaimana pengetahuan dikonstruksikan. Artinya, model pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran yang dikembangkan atas dasar teori siswa akan lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Selain hal di atas, Slavin (2011, hlm. 8) menuliskan bahwa keunggulan pembelajaran penemuan dapat membangkitkan keingintahuan siswa. Siswa menjadi termotivasi untuk terus bekerja hingga mereka menemukan jawaban. Selain itu, siswa juga mempelajari kemampuan penyelesaian masalah dan pemikiran kritis secara mandiri. Hal serupa diutarakan Eggen dan Kauchak (2012, hlm.201) bahwa model penemuan bisa efektif untuk meningkatkan motivasi siswa. Hal ini disebabkan tingkat keterlibatan tinggi, jaminan keberhasilan, dan perasaan misteri merupakan ciri-ciri dari model pembelajaran penemuan.

Adapun penelitian tentang model pembelajaran penemuan pernah diterapkan oleh Munjah (2012), hasil penelitian menyimpulkan bahwa penggunaan metode

discovery dalam pembelajaran surat resmi dengan fokus pemahaman siswa

terhadap ejaan dan sistematika surat sangat tepat dan efektif. Penelitian selanjutnya oleh Fatimah (2014), hasil penelitiannya terdapat peningkatan yang signifikan terhadap hasil belajar menulis siswa.


(17)

6

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian di atas, diperlukan penelitian yang serius untuk memberikan solusi yang tepat sehingga kemampuan menulis dan keterampilan berpikir siswa meningkat. Oleh karena itu peneliti akan melakukan penelitian tentang “Keefektifan Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah pelaksanaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis ulasan di SMP Negeri 1 Ciamis? 2) Bagaimanakah hasil ulasan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran di SMP

Negeri 1 Ciamis?

3) Bagaimanakah representasi kekritisan di dalam teks ulasan menggunakan model pembelajaran penemuan di SMP Negeri 1 Ciamis?

4) Bagaimanakah keefektifan penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam meningkatkan kemampuan pembelajaran menulis teks ulasan di SMP Negeri 1 Ciamis?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) mendeskripsikan penerapan model penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis ulasan;

2) mendeskripsikan hasil ulasan siswa dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis;

3) menemukan pola kekritisan teks ulasan siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan model penemuan berorientasi berpikir kritis; dan

4) mendeskripsikan keefektifan penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam pembelajaran menulis teks ulasan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat. Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(18)

7

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1) Hasil penelitian menjadi bahan pertimbangan dalam melaksanakan pembelajaran menulis melalui penggunaan model pembelajaran penemuan. 2) Diharapkan berguna sebagai bahan rujukan atau kontribusi untuk

pengembangan tahap selanjutnya mengenai model pembelajaran.

3) Hasil penelitian diharapkan berguna bagi guru sebagai rujukan untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran menulis teks ulasan.


(19)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mempresentasikan data yang diperoleh secara uji statistik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang bertujuan untuk mengimplementasikan model pembelajaran yang akan digunakan. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.275) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah penelitian yang menginginkan kepastian untuk memperoleh informasi tentang variabel mana yang menyebabkan sesuatu terjadi dan variabel yang memperoleh akibat dari terjadinya perubahan dalam suatu kondisi eksperimen. Senada dengan pendapat di atas, Sugiyono (2010, hlm.107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Ada beberapa desain dalam penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini desain yang digunakan merujuk pada pendapat Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.275) yakni menggunakan Quasi Eksperimental Desigen dengan bentuk The

Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design. Bentuk desain ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Bagan 3.1

Desain Kuasi Eksperimen

The Matching-Only Pretest-Posttest Control Group Design

Treatment Group M O X O

Control Group M O C O

Keterangan:

M = Subjek di tiap kelompok telah dicocokkan, tapi tidak menggunakan sampel acak

O = Pretest dan Posttest untuk mengetahui kemampuan awal dan akhir tiap kelompok


(20)

36

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

X = Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis

C = Perlakuan pembelajaran dengan model yang biasa digunakan

Liche et al. (2005, hlm.37) menyatakan bahwa penelitian dianggap eksperimen kuasi apabila tidak dilakukan randomisasi dalam meneliti hubungan sebab akibat. Alasan penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi adalah pengambilan sampel tidak dapat dikontrol dengan ketat. Pengontrol yang ketat hanya mungkin dilakukan dalam eksperimen di laboratorium. Dengan alasan tersebut, kondisi dan waktu pemberian perlakuan tidak memungkinkan dilakukan secara eksperimen murni, sehingga peneliti memilih jenis eksperimen kuasi.

B. Prosedur Penelitian

Proses penyusunan penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian mengenai keefektifan pembelajaran menulis teks ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dilaksanakan dalam tiga tahap kegiatan. Adapun ketiga tahap ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

a. Menganalisis kemampuan siswa/ mengidentifikasi permasalahan. b. Penentuan tujuan pembelajaran.

c. Melakukan studi literatur yang relevan, yakni menganalisis konsep materi teks ulasan, analisis model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis, perencanaan perangkat pembelajaran teks ulasan dengan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis.

d. Membuat rencana penelitian mencakup: identifikasi variabel yang tidak diperlukan, menentukan cara untuk mengontrol variabel, memilih desain eksperimen yang tepat, menentukan populasi dan memilih sampel penelitian, membagi subjek ke dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, membuat instrumen yang sesuai, mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis.

e. Validitas dan realibilitas instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan


(21)

37

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Pretest (keterampilan menulis teks ulasan).

b. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis.

c. Posttest (pengetahuan dan keterampilan menulis teks ulasan).

3. Tahap Analisis Data

a. Mengelompokkan dan mendeskripsikan data setiap variabel. b. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang sesuai. c. Membuat laporan penelitian eksperimen.

Bagan 3.2 Alur Penelitian

Analisis Kemampuan Siswa

Perancangan Perangkat Pembelajaran Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran

Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis

Penyusunan Instrumen Penelitian (Tes dan Lembar Observasi) Penentuan Tujuan Pembelajaran

Analisis Konsep Materi Teks Ulasan

Analisis Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi

Berpikir Kritis

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pretes

Pengetahuan dan Keterampilan Menulis Teks Ulasan

Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model Pembelajaran Penemuan

Berorientasi Berpikir Kritis

Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Model yang Biasa Digunakan Observasi

Pretes

Pengetahuan dan Keterampilan Menulis Teks Ulasan

Analisis Data Kesimpulan


(22)

38

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

C. Definisi Operasional

Penelitian ini berjudul Pembelajaran Menulis Teks Ulasan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis (Studi Kuasi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis). Untuk menghindari terjadinya perbedaan interpretasi dan penafsiran dalam mengkaji penelitian ini, peneliti memberikan definisi operasional yang terdapat dalam judul di atas. Dalam penelitian ini terdiri atas satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut.

1. Ulasan/ resensi adalah pertimbangan atau perbincangan tentang sebuah buku, menilai kelebihan atau kekurangan buku, menarik tidaknya tema dan isi buku, kritikan, dan memberi dorongan kepada khalayak tentang perlu tidaknya buku tersebut dibaca dan dimiliki atau dibeli.

2. Model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis adalah model yang mendorong siswa untuk belajar mandiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip untuk memperoleh pengalaman dan menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri. Siswa dilatih untuk dapat berpikir secara kritis dan mengimplementasikan kekritisannya dalam tulisan ulasan. Penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir kritis adalah berdasarkan ciri-ciri berpikir kritis. Ciri kekritisan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah (1) clarity/ kejelasan, (2) accuracy/ keakuratan, ketelitian, keseksamaan, (3) precision/ ketepatan, (4) relevance/ keterkaitan, (5) depth/ kedalaman, (6) breadth/ keluasan, (7) logic/ logika. Dalam penelitian ini, model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis merupakan variabel bebas.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian


(23)

39

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.91) mendefinisikan populasi sebagai sekumpulan obyek, orang, atau keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya. Senada dengan Fraenkel, Sugiyono (2010, hlm.80) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis yang terdiri dari sembilan kelas.

2. Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini, tidak semua populasi diteliti. Peneliti mengambil beberapa sampel dari populasi dikarenakan alasan keefisienan dan keefektifan penelitian. Fraenkel, Wallen dan Hyun (2012, hlm.91) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap dapat menggambarkan karakteristik populasinya. Pendapat lain datang dari Arikunto (2009, hlm. 11) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sementara Sugiyono (2010) mengartikan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel menggunakan random

sampling. Menurut Sugiyono (2010, hlm.93) random sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Adapun kelas yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII D dan kelas VIII F. Kedua kelas ini sengaja dipilih peneliti karena dilihat dari kecocokan karakteristik sampel. Selanjutnya peneliti menentukan dari kedua kelas tersebut kelas VIII D menjadi kelas kontrol dengan jumlah siswa 26 orang, sedangkan kelas VIII F dengan jumlah siswa 26 menjadi kelas kontrol.


(24)

40

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan dara yang dimaksudkan adalah cara-cara dan alat-alat yang digunakan peneliti dalam memperoleh data penelitian. Guna mendapatkan data penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan teknik observasi.

Sugiyono (2010, hlm.76) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Sementara Arikunto (2009, hlm.134) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan instrumen tes dengan dilengkapi pedoman penilaian dan instrumen observasi berupa lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran.

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas pembelajaran menulis teks ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis dan aktivitas yang dilakukan siswa ketika pembelajaran.

Instrumen observasi proses pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis mengacu kepada pendapat Eggen dan Kauchak serta Cruickshank. Berikut disajikan pedoman observasi proses pembelajarannya.

Tabel 3.1

Pedoman Observasi Proses Pembelajaran

Sintak

Kegiatan yang Diamati

Guru Skor

maks Siswa

Skor maks Fase

pendahuluan Guru berusaha

menarik perhatian siswa

Guru menarik perhatian dengan menayangkan cuplikan film

4

Siswa menonton

cuplikan film 4

Guru bertanya kepada

siswa yang pernah 4

Siswa aktif menjawab dan mengomentari 4


(25)

41

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dan menetapkan fokus pelajaran.

menonton film secara keseluruhan (bertanya tentang keunggulan, kelemahan, alur cerita, dan kesan) setelah menonton film tersebut

film yang telah ditonton sebelumnya

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

4

Siswa menyimak

penjelasan guru 4

Fase Terbuka Guru memberi siswa contoh dan

meminta siswa untuk mengamati dan membandingkan contoh-contoh. Guru menyajikan situasi yang

membingungkan atau menantang dengan memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan

4

Siswa mengamati contoh-contoh yang diberikan guru secara

berkelompok 4

Guru meminta siswa menemukan pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan

4

Siswa membaca dan membandingkan kedua jenis contoh tersebut. 4 Fase Konvergen Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi Guru membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa. Guru bertanya tentang gagasan yang ingin disampaikan, struktur pembangun, dan kekritisan dari kedua contoh tersebut

4

Siswa menjawab, menganalisis, membandingkan contoh ulasan dan bukan ulasan dilihat dari gagasan, pola struktur, dan kekritisan.

4

Guru mengecek dan memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan

4

Siswa bertanya jawab dengan guru, mencatat perbedaan-perbedaan dan mendiskusikannya. 4 Fase Penutup dan Penerapan Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil temuannya sekaligus memberi penguatan dengan membahasakan temuan siswa 4 Siswa mempresentasikan hasil temuan dan mendiskusikannya dengan teman sekelas

4

Guru membagikan lembaran yang berisi cerpen.

4

Siswa membaca secara kritis cerpen yang diberikan guru


(26)

42

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

menerapkan pemahaman mereka ke dalam

konteks baru.

Guru meminta siswa untuk membaca secara kritis cerpen tersebut. Guru meminta siswa untuk mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca. 4 Sambil membaca siswa mencatat keunggulan dan kelemahan cerpen. 4

Guru meminta siswa untuk membuat ulasan dari cerpen tersebut.

4

Siswa membuat

ulasan cerpen. 4

Keterangan:

Skor 4, jika kegiatan terlaksana sangat baik Skor 3, jika kegiatan terlaksana baik

Skor 2, jika kegiatan terlaksana cukup baik Skor 1, jika kegiatan terlaksana kurang baik

2. Teknik Tes

Tes digunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang hasil belajar siswa. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes untuk mengukur keterampilan siswa dalam menulis teks ulasan. Peneliti menggunakan tes penilaian produk. Produk yang dinilai adalah teks ulasan siswa. Teks ulasan siswa dinilai dengan menggunakan pedoman penilaian yang telah dinilai oleh beberapa pakar. Adapun indikator penilaian ini meliputi penilaian isi dan kekritisan, struktur teks, bahasa, dan mekanik penulisan. Untuk lebih jelasnya, diperlihatkan tabel pedoman penilaian teks ulasan di bawah ini.

Tabel 3.2

Pedoman Penilaian Menulis Ulasan Berorientasi Berpikir Kritis

Komponen Aspek yang Dinilai Skor Indikator

IS I DA N KE KRIT IS AN

1. Keterkaitan tulisan dengan tema/ karya yang diulas (relevance)

2. Gagasan diungkapkan dengan jelas/ mudah mudah

dimengerti (clarity) 3. Gagasan dan penjelasan

diuraikan secara rinci dan

8 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai

6 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai

4 Jika tulisan hanya memuat dua komponen aspek yang dinilai


(27)

43

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

sistematis (depth / breadth /

logic)

4. Penggunaan alasan/ bukti tepat (accuracy / precision)

2 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai

S T RU KT UR

1. Memuat gambaran umum karya yang akan diulas (orientasi)

2. Mendeskripsikan pandangan sendiri mengenai karya yang diulas (tafsiran)

3. Menilai keunggulan dan kekurangan karya yang diulas (evaluasi)

4. Memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya yang diulas (rangkuman)

4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai

3 Jika tulisan hanya memuat tiga komponen aspek yang dinilai

2 Jika tulisan hanya memuat dua komponen aspek yang dinilai

1 Jika tulisan hanya memuat satu komponen aspek yang dinilai

B

AHASA

1. Penggunaan konstruksi kalimat kompleks

2. Penggunaan kalimat efektif 3. Pemilihan kata dan ungkapan

tepat

4. Menguasai pembentukan kata

4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai 3 Jika tulisan hanya memuat tiga

komponen aspek yang dinilai 2 Jika tulisan hanya memuat dua

komponen aspek yang dinilai 1 Jika tulisan hanya memuat satu

komponen aspek yang dinilai

M

E

KANIK

1. Penataan penulisan paragraf yang baik

2. Penggunaan tanda baca yang tepat

3. Penulisan huruf kapital yang benar

4. Memiliki tulisan tangan yang jelas dan terbaca

4 Jika tulisan memuat keempat komponen aspek yang dinilai 3 Jika tulisan hanya memuat tiga

komponen aspek yang dinilai 2 Jika tulisan hanya memuat dua

komponen aspek yang dinilai 1 Jika tulisan hanya memuat satu

komponen aspek yang dinilai

3. Ancangan Model a. Rasional

Guru sebagai perancang pembelajaran harus mampu mendesain seperti apa pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rancangan pembelajaran yang akan dibuat tentunya akan berhubungan erat dengan pemahaman tentang model-model pembelajaran. Banyak model yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Dalam kurikulum 2013, model pembelajaran penemuan (discovery learning) adalah salah satu model pembelajaran yang diusung oleh pemerintah.


(28)

44

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran penemuan merupakan model yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Langsung di sini maksudnya siswa diajak untuk mengamati, mengukur, menggolongkan, menduga, menjelaskan, dan mengambil kesimpulan. Ratuaman (2002, hlm.127) menjelaskan bahwa model penemuan merupakan suatu pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme, yakni menuntut peserta didik untuk menyusun dan merangkai sendiri pengetahuan yang perlu dipahaminya. Lebih lanjut Joyce dkk (2009, hlm.14) menjelaskan pandangan sikap kontruktivis, bahwa pengetahuan tidak sekedar ditransmisikan oleh guru atau orang tua, tetapi mau tidak mau harus dibangun dan dimunculkan sendiri oleh siswa agar mereka dapat merespons informasi dalam lingkungan pendidikan. Dengan demikian model penemuan pada prinsipnya siswa tidak diberi pengetahuan, akan tetapi siswa harus menemukan sendiri pengetahuan/ hal yang baru.

Bruner dalam Dahar (1996, hlm.98) menyatakan bahwa penemuan adalah suatu proses, jalan/cara dalam mendekati permasalahan, bukannya suatu produk atau item pengetahuan tertentu. Dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan. Siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil, sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan. Dalam mengaplikasikan model ini, guru berperan sebagai pembimbing dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan.

Komponen lain yang menjadi landasan dalam penyusunan instrumen ini adalah adanya komponen berpikir kritis. komponen ini digunakan sebagai jalan keluar agar ulasan yang disajikan siswa lebih rasional dan meyakinkan.

Berpikir kritis berbeda dengan kegiatan berpikir biasanya. Murwani (2005, hlm.6) menyatakan bahwa berpikir kritis mencakup seluruh proses mendapatkan, membandingkan, menganalisis, mengevaluasi, internalisasi, dan bertindak melampaui ilmu pengetahuan dan nilai-nilai yang beralasan, reflektif, bertangungjawab, dan berpikir terampil untuk fokus dalam pengambilan keputusan apa yang dapat dipercaya. Definisi serupa diutarakan oleh Sternberg


(29)

45

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dalam Kuswana (2012, hlm.165) mengungkapkan bahwa berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang meliputi kegiatan menganalisis, mengkritisi, memutuskan, mengevaluasi, membandingkan dan menaksir.

Berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui model penemuan. Dalam model penemuan siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ide-ide baru, memanfaatkan ide-ide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data.

b. Tujuan

Tujuan khusus dari penggunaan model pembelajaran penemuan adalah membuat siswa belajar memahami dan terampil menulis ulasan yang kritis. Adapun tujuan secara umumnya, adalah sebagai berikut.

1) Mendorong kemampuan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. 2) Membantu siswa menemukan cara pengetahuan diformulasikan. 3) Mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.

4) Menyusun teks ulasan yang kritis.

c. Prinsip Dasar

Prinsip dasar atau karakteristik model penemuan dalam penelitian ini mengambil teori dari Cruickshank (2014, hlm.15-16). prinsip dasar model pembelajaran penemuan adalah sebagai berikut.

1) Peran guru tidak memberikan pengetahuan, namun lebih untuk menciptakan pengalaman dalam kelas dengan tujuan menemukan pengetahuan.

2) Siswa belajar dari penelitian, guru mendorong mereka untuk berpikir lebih mendalam

3) Siswa menerima tantangan menemukan sesuatu untuk dirinya sendiri daripada mengalami guru yang memberi tahu jawaban kepada mereka.


(30)

46

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5) Siswa mengoperasikan tingkat pemikiran yang tinggi: analisis, sintesis, dan evaluasi.

d. Sintaks Pembelajaran Model Penemuan

Sintaks atau rangkaian langkah-langkah dalam penerapan model pembelajaran penemuan ini terdiri dari empat fase. Fase-fase tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Sintaks Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis

Fase Deskripsi

Fase 1 : Pendahuluan

Guru berusaha menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran.

Fase 2 : Fase Terbuka

Guru memberi siswa contoh dan meminta siswa untuk mengamati dan membandingkan contoh-contoh.

Fase 3 : Fase Konvergen

Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi.

Fase 4 : Penutup dan

Penerapan

Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa menerapkan pemahaman mereka ke dalam konteks baru.

Sumber: Eggen dan Kauchak (2012, hlm. 190)

Berdasarkan sintaks di atas, peneliti uraikan fase-fase yang ada menjadi beberapa kegiatan konkret yang dilakukan oleh guru dan siswa. Berikut disajikan skenario pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dalam menulis ulasan.

Tabel 3.4

Skenario Model Pembelajaran Penemuan Berorientasi Berpikir Kritis

Sintaks Kegiatan

Guru Siswa

Fase pendahuluan Guru berusaha menarik perhatian siswa dan menetapkan fokus pelajaran.

Guru menarik perhatian dengan menayangkan cuplikan film

Siswa menonton cuplikan film

Guru bertanya kepada siswa yang pernah menonton film secara keseluruhan (bertanya tentang keunggulan,

kelemahan, alur cerita, dan kesan) setelah menonton film

Siswa aktif menjawab dan mengomentari film yang telah ditonton sebelumnya


(31)

47

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

tersebut

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

Siswa menyimak penjelasan guru

Fase Terbuka Guru memberi siswa contoh dan

meminta siswa untuk mengamati

dan membandingkan

contoh-contoh.

Guru menyajikan situasi yang membingungkan atau

menantang dengan

memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan

Siswa mengamati contoh-contoh yang diberikan guru secara berkelompok

Guru meminta siswa

menemukan pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan

Siswa membaca dan membandingkan kedua jenis contoh tersebut.

Fase Konvergen Guru menanyakan pertanyaan-pertanyaan lebih spesifik yang dirancang untuk membimbing siswa mencapai pemahaman tentang konsep atau generalisasi

Guru membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa. Guru bertanya tentang gagasan yang ingin

disampaikan, struktur pembangun, dan kekritisan dari kedua contoh tersebut

Siswa menjawab, menganalisis,

membandingkan contoh ulasan dan bukan ulasan dilihat dari gagasan, pola struktur, dan kekritisan.

Guru mengecek dan

memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan

Siswa bertanya jawab dengan guru, mencatat perbedaan-perbedaan dan mendiskusikannya. Fase Penutup dan Penerapan Guru membimbing siswa memahami definisi suatu konsep atau pernyataan generalisasi dan siswa menerapkan pemahaman mereka ke dalam

konteks baru.

Guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil

temuannya sekaligus memberi penguatan dengan

membahasakan temuan siswa

Siswa mempresentasikan hasil temuan dan

mendiskusikannya dengan teman sekelas

Guru membagikan lembaran yang berisi cerpen.

Guru meminta siswa untuk membaca secara kritis cerpen tersebut.

Siswa membaca secara kritis cerpen yang diberikan guru

Guru meminta siswa untuk mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca.

Sambil membaca siswa mencatat keunggulan dan kelemahan cerpen.

Guru meminta siswa untuk membuat ulasan dari cerpen tersebut.

Siswa membuat ulasan cerpen.


(32)

48

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Evaluasi merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian pada model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan penilaian produk, yakni penilaian hasil ulasan siswa. Kriteria penilaian menulis ulasan berorientasi berpikir kritis diadaptasi dari teori penilaian Hughey, Jane B, et al (penilaian terhadap tulisan) dan Paul dan Scriven (penilaian terhadap berpikir kritis). Aspek penilaian terhadap tulisan berdasarkan teori Jane B, et al dalam kemendikbud (2014) yakni, a) isi, b) organisasi, c) kosakata, d) penggunaan bahasa, dan e) mekanik.

Adapun aspek penilaian kekritisan dalam tulisan berdasarkan teori Paul dan Scriven dalam Achmad (2007) mencakup 1) clarity/ kejelasan, 2) accuracy/ keakuratan/ ketelitian, 3) precision/ ketepatan, 4) relevance/ keterkaitan, 5) depth/ kedalaman, 6) breadth/ keluasan, dan 6) logic/ logis.

F. Teknik Pengolahan Data 1. Identifikasi Data

Penulis mengidentifikasi dan mengelompokkan data agar dalam pengolahannya tidak mengalami kesulitan. Data kuantitatif penulis dengan penilaian. Setelah data penelitian terkumpul langkah berikutnya adalah mengelompokkan data tersebut berdasarkan data kuantitatif. Data kuantitatif yaitu berupa kemampuan siswa pemahaman hasil pretest dan posttest.

2. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian adalah data kuantitatif. Data berupa tulisan ulasan siswa dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan di kelas perlakuan dan di kelas kontrol. Untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran terhadap keterampilan menulis ulasan siswa, sebagai langkah awal dilakukan uji normalitas dan homogenitas.


(33)

49

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tujuan uji normalitas adalah mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Santoso (2003, hlm.45) menyatakan bahwa data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri dan ke kanan.

Untuk dapat menggunakan uji komparatif (uji-t) maka data harus normal. Jika terdapat data yang tidak berdistribusi normal maka pengujian dengan uji-t tidak dapat dilakukan. Uji-t dapat dilakukan dengan bantuan SPSS 17, yaitu dengan menggunakan uji Kormologorov-Smirnov. Uji dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan tingkat probabilitas (sig) dengan nilai alpha (α). Hipotesis pengujian uji normalitas dengan menggunakan Kormologorov-Smirnov adalah sebagai berikut.

Ho : angka signifikan (sig) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Hi : angka signifikan (sig ) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

4. Uji Homogenitas

Menurut Santoso (2003, hlm. 47) uji homogenitas pada dasarnya untuk menguji apakah sebuah grup (kategori data) mempunyai varian yang sama di antara grup tersebut. Dengan bantuan SPSS Versi 17, uji homogenitas dapat dilakukan. Tingkat homogenitas dapat diketahui dengan membandingkan angka signifikan (sig) dengan nilai alpha (α), dengan kriteria angka signifikan (sig) lebih besar dari α (0,05), maka Ho di tolak, sebaliknya jika angka signifikan (sig) lebih kecil dari α (0,05) maka Ho diterima. Hipotesis pengujian uji homogenitas adalah sebagai berikut.

Ho : sig > 0.05 maka, kedua varian tidak homogen. H1 : sig < 0.05 maka, kedua varian homogen.

5. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji normalitas data, selanjutnya dipilih alat analisis yang tepat untuk menguji pengaruh model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis terhadap kemampuan menulis ulasan sesuai dengan kesimpulan hasil uji normalitas. Pada pengujian antar kelompok, apabila data tidak terdistribusi secara normal, statstistik yang digunakan adalah Mann-Whitney test


(34)

50

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

(uji nonparametrik), dan apabila data terdistribusi secara normal statstistik yang digunakan adalah uji-t dua sampel independen (uji parametrik).


(35)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, penelitian ini mendapatkan simpulan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran menulis ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran sehingga suasana belajar kondusif, menarik, dan menyenangkan. Adapun langkah -langkah model ini terbagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut adalah 1) fase pendahuluan, meliputi a) menayangkan cuplikan film, sekaligus tanya jawab tentang film untuk menarik perhatian siswa; b) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 2) fase terbuka, meliputi a) menyajikan situasi yang membingungkan atau menantang dengan memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan; b) siswa mengamati dan meneliti pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan; 3) fase konvergen, meliputi a) membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa; b) guru mengecek dan memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan; 4) fase penutup dan penerapan, meliputi a) memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil temuannya sekaligus memberi penguatan dengan membahasakan temuan siswa; b) siswa membaca cerpen yang telah disediakan guru; c) mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca; d) siswa menulis ulasan dari cerpen yang telah dibaca.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis ulasan. Peningkatan kemampuan terutama pada aspek gagasan dan kekritisan serta aspek kelengkapan struktur ulasan. Kemampuan siswa yang awalnya berada di


(36)

160

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kategori rata-rata kurang, setelah diadakan perlakuan meningkat menjadi kategori rata-rata baik.

3. Representasi kekritisan dalam teks ulasan meliputi a) kejelasan tujuan/maksud penulisan ulasan; b) terperinci dan sistematisnya gagasan yang diuraikan dalam ulasan; c) ketepatan dalam penggunaan alasan atau bukti; d) keterkaitan yang erat antarparagrafnya dan memiliki keterkaitan yang erat dengan karya yang diulas.

4. Pembelajaran menulis ulasan, baik dengan menggunakan model penemuan maupun model yang biasa guru gunakan sama-sama mengalami peningkatan. Akan tetapi setelah dihitung dengan menggunakan uji statistik peningkatan dengan menggunakan model penemuan lebih tinggi atau signifikan dibandingkan dengan menggunakan model yang biasa guru gunakan.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka implikasi penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis ulasan, guru dapat

menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis seperti yang digunakan oleh peneliti.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menarik. Dengan pertimbangan tersebut, model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis teks lainnya.

3. Supaya tulisan ulasan yang dibuat kritis, pembaca dapat mengikuti pola kekritisan yang sudah peneliti lakukan.

C. Rekomendasi

1. Model penemuan ini hasilnya kurang maksimal jika diterapkan pada siswa yang belum terbiasa berpikir kritis atau yang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rata.


(37)

161

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Kepada peneliti berikutnya, direkomendasikan untuk meneliti lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis pada mata pelajaran lain, sehingga hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan secara luas.


(38)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. (2007). Memahami berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://researchengines.com/1007arief3.html.

Agustina. (2008). Pembelajaran keterampilan membaca, Padang:UNP. Akhadiyah, S. (1997). Menulis 1. Jakarta : Depdikbud.

Ali, M. (2000). Penelitian kependidikan prosedur dan strategi, Bandung: Angkasa.

Alwasilah, C & Alwasilah, S. (2005). Pokoknya menulis; cara baru menulis

dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, C. (2008). Filsafat bahasa dan pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R.. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing (A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives). Abridge Edition. New York: David McKay Company.

Arikunto, S. (2009). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

Beyer, B.K . (1985). Practical strategies for the direct teaching of thinking skill. Alexandra. ASCD.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Craswell, G. (2005). Writing for academic success: a postgraduate guide. London: Sage Publications.

Cruickshank, D. R. dkk. (2014). The act of teaching 6th ed. Jakarta: Salemba

Humanika.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga. De’Porter & Hernacki. (2003). Quantum learning. Bandung:Kaifa.

Eggen & Kauchak (2012) Strategie and Models for teachers: teaching content

and thinking skills sixth edition. Boston : Pearson Education Inc.

Fatimah, E (2014) Model temuan terbimbing berorientasi berpikir kreatif melalui

media gambar pada pembelajaran menulis artikel praktis; studi kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 1 Ciranjang. (Tesis). Sekolah


(39)

162

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Filsaime, D. K. (2008). Menguak rahasia berpikir kritis dan kreatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Fisher, A. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fraenkel, J., Wallen, N., Helen & Hyun. (2012). How to design and evaluate

research in education 8th edition. New York: McGraw-Hill.

Haryadi & Zamzani. (1996). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia. Yogyakarta: Depdikbud.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009) Model of teaching eighth edition. New Jersey USA: Pearson Education, Inc.

Kemendikbud. (2014). Bahasa indonesia wahana pengetahuan SMP/MTs Kelas

VIII. Jakarta: Kemendikbud.

Keraf, G. (2000). Komposisi. Jakarta : Nusa Indah.

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks : analisis fungsi, struktur, dan kaidah serta

langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widia.

Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi kognitif: perkembangan ragam berpikir. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mahsun. (2014). Teks pembelajaran bahasa indonesia. Jakarta: Rajawali Pers Mulyasa, E. (2005). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Munjah, H. (2012). Model pembelajaran menulis surat resmi dengan

menggunakan metode discovery pada siswa kelas VIII MTs. Cokroaminoto Karangpawitan Garut. (Jurnal). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung,

Murwani , D. E. (2005). Peran guru dalam membangun kesadaran kritis siswa.

Jurnal Pendidikan Penabur. No.66/Th.V/Juni 2006. Hal 59-68.

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Peraturan Menteri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

PISA – OECD. (2014) PISA Result [Online]. Diakses dari (http://www.oecd.org /pisa/keyfindings/pisa-results.htm)

Ratumanan. (2002). Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar

yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Rofi'uddin, A & Zuhdi, D. (1999). Pendidikan bahasa dan sastra. indonesia di


(40)

163

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Romli, A. S. M. (2003). Jurnalistik terapan. Bandung: Batic Press. Sagala, S. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Samad, D. (1997). Dasar-dasar meresensi buku. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sanjaya, W. (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Santoso, S. (2003). Mengatasi berbagai masalah statistik dengan SPSS versi 11.5. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

Semi, M. A. (2003). Mvfenulis efektif. Padang: Angkasa Raya.

Slamet, A. dkk. (2007). Strategi belajar mengajar.Jakarta: Depdiknas. Slavin, E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks. Sudarman, P. (2008). Menulis di media massa. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitaf, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhandang, K. (2004) Pengantar jurnalistik: seputar organisasi, produk, & kode

etik. Penerbit Nuansa, Bandung.

Suparno & Yunus, M. (2011). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syafi’ie. (1988). Retorika dalam menulis. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syah, M. (2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tarigan, H. G. (2008a) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008b). Membaca, Bandung: Angkasa.

Wade. (1995). Berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/


(1)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, penelitian ini mendapatkan simpulan sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran menulis ulasan dengan menggunakan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis terlaksana dengan baik. Hal ini berdasarkan hasil pengamatan secara langsung aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Siswa aktif dalam setiap proses pembelajaran sehingga suasana belajar kondusif, menarik, dan menyenangkan. Adapun langkah -langkah model ini terbagi menjadi empat fase. Keempat fase tersebut adalah 1) fase pendahuluan, meliputi a) menayangkan cuplikan film, sekaligus tanya jawab tentang film untuk menarik perhatian siswa; b) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; 2) fase terbuka, meliputi a) menyajikan situasi yang membingungkan atau menantang dengan memberikan beberapa contoh ulasan dan bukan ulasan; b) siswa mengamati dan meneliti pola atau struktur pembentuk, dan kekritisan dalam teks ulasan; 3) fase konvergen, meliputi a) membimbing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan untuk mendukung penemuan siswa; b) guru mengecek dan memastikan siswa tahu apa yang harus mereka lakukan; 4) fase penutup dan penerapan, meliputi a) memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil temuannya sekaligus memberi penguatan dengan membahasakan temuan siswa; b) siswa membaca cerpen yang telah disediakan guru; c) mencatat keunggulan dan kekurangan cerpen yang dibaca; d) siswa menulis ulasan dari cerpen yang telah dibaca.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis ulasan. Peningkatan kemampuan terutama pada aspek gagasan dan kekritisan serta aspek kelengkapan struktur ulasan. Kemampuan siswa yang awalnya berada di


(2)

kategori rata-rata kurang, setelah diadakan perlakuan meningkat menjadi kategori rata-rata baik.

3. Representasi kekritisan dalam teks ulasan meliputi a) kejelasan tujuan/maksud penulisan ulasan; b) terperinci dan sistematisnya gagasan yang diuraikan dalam ulasan; c) ketepatan dalam penggunaan alasan atau bukti; d) keterkaitan yang erat antarparagrafnya dan memiliki keterkaitan yang erat dengan karya yang diulas.

4. Pembelajaran menulis ulasan, baik dengan menggunakan model penemuan maupun model yang biasa guru gunakan sama-sama mengalami peningkatan. Akan tetapi setelah dihitung dengan menggunakan uji statistik peningkatan dengan menggunakan model penemuan lebih tinggi atau signifikan dibandingkan dengan menggunakan model yang biasa guru gunakan.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka implikasi penelitian ini sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis ulasan, guru dapat

menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis seperti yang digunakan oleh peneliti.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model penemuan berorientasi berpikir kritis mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menarik. Dengan pertimbangan tersebut, model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis dapat digunakan guru bahasa Indonesia dalam pembelajaran menulis teks lainnya.

3. Supaya tulisan ulasan yang dibuat kritis, pembaca dapat mengikuti pola kekritisan yang sudah peneliti lakukan.

C. Rekomendasi

1. Model penemuan ini hasilnya kurang maksimal jika diterapkan pada siswa yang belum terbiasa berpikir kritis atau yang memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rata.


(3)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Kepada peneliti berikutnya, direkomendasikan untuk meneliti lebih lanjut tentang penggunaan model pembelajaran penemuan berorientasi berpikir kritis pada mata pelajaran lain, sehingga hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan secara luas.


(4)

Taufik Hidayat, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, A. (2007). Memahami berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://researchengines.com/1007arief3.html.

Agustina. (2008). Pembelajaran keterampilan membaca, Padang:UNP. Akhadiyah, S. (1997). Menulis 1. Jakarta : Depdikbud.

Ali, M. (2000). Penelitian kependidikan prosedur dan strategi, Bandung: Angkasa.

Alwasilah, C & Alwasilah, S. (2005). Pokoknya menulis; cara baru menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama.

Alwasilah, C. (2008). Filsafat bahasa dan pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R.. (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing (A revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives). Abridge Edition. New York: David McKay Company.

Arikunto, S. (2009). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. edisi revisi 6. Jakarta : Rineka Cipta.

Beyer, B.K . (1985). Practical strategies for the direct teaching of thinking skill. Alexandra. ASCD.

Budiningsih, A. (2005). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Craswell, G. (2005). Writing for academic success: a postgraduate guide. London: Sage Publications.

Cruickshank, D. R. dkk. (2014). The act of teaching 6th ed. Jakarta: Salemba Humanika.

Dahar, R. W. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

De’Porter & Hernacki. (2003). Quantum learning. Bandung:Kaifa.

Eggen & Kauchak (2012) Strategie and Models for teachers: teaching content and thinking skills sixth edition. Boston : Pearson Education Inc.

Fatimah, E (2014) Model temuan terbimbing berorientasi berpikir kreatif melalui media gambar pada pembelajaran menulis artikel praktis; studi kuasi eksperimen pada siswa kelas VIII SMPN 1 Ciranjang. (Tesis). Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.


(5)

Taufik Hidayat, 2014

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ciamis)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Filsaime, D. K. (2008). Menguak rahasia berpikir kritis dan kreatif. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Fisher, A. (2009). Berpikir kritis sebuah pengantar. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fraenkel, J., Wallen, N., Helen & Hyun. (2012). How to design and evaluate

research in education 8th edition. New York: McGraw-Hill.

Haryadi & Zamzani. (1996). Peningkatan keterampilan berbahasa indonesia. Yogyakarta: Depdikbud.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009) Model of teaching eighth edition. New Jersey USA: Pearson Education, Inc.

Kemendikbud. (2014). Bahasa indonesia wahana pengetahuan SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.

Keraf, G. (2000). Komposisi. Jakarta : Nusa Indah.

Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis teks : analisis fungsi, struktur, dan kaidah serta langkah penulisannya. Bandung: Yrama Widia.

Kuswana, W. S. (2012). Taksonomi kognitif: perkembangan ragam berpikir. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Mahsun. (2014). Teks pembelajaran bahasa indonesia. Jakarta: Rajawali Pers Mulyasa, E. (2005). Menjadi guru profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya. Munjah, H. (2012). Model pembelajaran menulis surat resmi dengan

menggunakan metode discovery pada siswa kelas VIII MTs. Cokroaminoto Karangpawitan Garut. (Jurnal). Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung,

Murwani , D. E. (2005). Peran guru dalam membangun kesadaran kritis siswa. Jurnal Pendidikan Penabur. No.66/Th.V/Juni 2006. Hal 59-68.

Nurgiyantoro, B. (2001). Penilaian dalam pengajaran bahasa indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Peraturan Menteri Dinas Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

PISA – OECD. (2014) PISA Result [Online]. Diakses dari (http://www.oecd.org /pisa/keyfindings/pisa-results.htm)

Ratumanan. (2002). Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Rofi'uddin, A & Zuhdi, D. (1999). Pendidikan bahasa dan sastra. indonesia di kelas tinggi. Jakarta: Dirjen Dikti, Depdikbud.


(6)

Romli, A. S. M. (2003). Jurnalistik terapan. Bandung: Batic Press. Sagala, S. (2005). Konsep dan makna pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Samad, D. (1997). Dasar-dasar meresensi buku. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Sanjaya, W. (2009). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group Indonesia.

Santoso, S. (2003). Mengatasi berbagai masalah statistik dengan SPSS versi 11.5. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.

Semi, M. A. (2003). Mvfenulis efektif. Padang: Angkasa Raya.

Slamet, A. dkk. (2007). Strategi belajar mengajar.Jakarta: Depdiknas. Slavin, E. (2011). Psikologi pendidikan: teori dan praktik. Jakarta: Indeks. Sudarman, P. (2008). Menulis di media massa. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitaf, kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhandang, K. (2004) Pengantar jurnalistik: seputar organisasi, produk, & kode etik. Penerbit Nuansa, Bandung.

Suparno & Yunus, M. (2011). Keterampilan dasar menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Syafi’ie. (1988). Retorika dalam menulis. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Syah, M. (2004). Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Tarigan, H. G. (2008a) Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (2008b). Membaca, Bandung: Angkasa.

Wade. (1995). Berpikir kritis [Online]. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/ 52701887/ BERPIKIR-KRITIS#scribd.


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN CERPEN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERBAUNGAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015.

2 7 22

KEEFEKTIFAN METODE PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA(Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 29 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015).

0 2 34

MODEL TEMUAN TERBIMBING BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF MELALUI MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN MENULIS ARTIKEL PRAKTIS : Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Ciranjang, Cianjur.

0 4 45

KEEFEKTIFAN MODEL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS DISKUSI : Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 5 Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015.

0 0 44

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF : Studi Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII di SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 45

KEEFEKTIFAN MODEL PROYEK RESPONS KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas Viii Smp Negeri 10 Bandung Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 39

MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN BERORIENTASI BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MENULIS ULASAN | Hidayat | LITERASI 7 508 1 PB

0 0 9

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Bandung - repository UPI

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA : Penelitian Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 14 Bandung - repository UPI

0 0 3

View of MODEL SINEKTIK BERORIENTASI BERPIKIR KREATIF DALAM PEMBELAJARAN MENULIS NASKAH DRAMA (KUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS VIII SMP PGII 2 BANDUNG)

0 0 11