EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG.

(1)

KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Iis Wartini

1104306

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8

BANDUNG

Oleh

Iis Wartini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

© Iis Wartini 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang- undang,

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis.


(3)

Efektivitas Penggunaan Metode Silent Way Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung.

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Wawan Danasasmita, M. Ed. NIP. 195201281982031002

Pembimbing II

Drs. Aep Saeful Bachri, M. Pd. NIP. 196008061988031002

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

Dr. Herniwati, M. Hum NIP. 197206021996032001


(4)

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahawa skripsi dengan judul “Efektivitas

Penggunaan Metode Silent Way Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa SMA

Pasundan 8 Bandung” ini beserta seluruh isinya adalah benar- benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara- cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ada pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus2015

Yang Membuat Pernyataan,


(5)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Nama: Iis Wartini NIM: 1104306

ABSTRAKSI

Kemampuan berbicara merupakan hal penting bagi pembelajar bahasa. Ketika berbicara, pembelejar harus dapat berkata dengan menggunakan tata bahasa dan pelafalan yang benar. Tetapi hal tersebut menjadi masalah bagi banyak pembelajar. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan berbicara, diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakasanakan penelitian mengenai Efektivitas penggunaan metode silent way terhadap kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode silent way terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang. selain itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai metode silent

way. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi.

Desain penelitiannya adalah one group pretest- postttest design. Sampel penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS SMA Pasundan 8 Bandung yang berjumlah 20 orang. Instrumen penelitian ini adalah tes dan angket. Hasil dari analisis data, diperoleh nilai

mean pre- test adalah 13, 75 dan mean post test adalah 25, 73. Dengan demikian terdapat

peningkatan setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu sebesar 11,98. Dan didapatkan nilai thitung dari nilai pre- test dan post test sebesar 21, 09 dengan db= 19. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel dengan nilai 21,9 > 2, 09 untuk 5% dan

21,9 > 2, 86 untuk 1% dan Hk dapat diterima. Oleh karena itu dapat diketahui kemampuan berbicara pembelajar berbeda dan dapat dipastikan kemampuan berbicara pembelajar meningkat dibandingkan sebelum menggunakan metode silent way. Berdasarkan hasil angket, penerapan metode silent way juga dikatakan menambah motivasi, meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang dan bisa menjadi salah satu metode yang diperlukan di kelas untuk meningkatkan kemampuan berbicara.


(6)

ii

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

THE EFFECTIVENESS OF SILENT WAY METHOD FOR SPEAKING ABILITY ON 11TH GRADERS STUDENTS IN PASUNDAN 8 BANDUNG HIGH SCHOOL

Nama: Iis Wartini NIM: 1104306 ABSTRACT

The ability in speakingis very important thing for language learners. When they speak, they have to be able to speak by using the correct grammar and pronunciation. But it is the complicated thing for the learners. Therefore to increase their speaking ability is needed the correct method. Based on the background above, the researcher carries out the research about the effectiveness of silent way method toward students’ speaking ability on eleven graders of Pasundan 8 Bandung High School. The purpose of the research is to know the effectiveness of silent way method for student Japanese speaking ability. Beside it, there is to know student responses about silent way method. The method used in this research is quasi experiment. The research design is one group pretest-posttest design. It research samples are 20 students of 11th graders in social major class of Pasundan 8

Bandung High School. This research instruments are test and questionnaire. The result of data analysis, the mean values obtained pretest was 13,75 and posttest was 25,73. And then, there got increasing after treatment is 11,98. In addition, t score obtained pretest and posttest is 21,9 with db = 19. It can be concluded that t score > t table with 21,9 > 2,09 for 5% and 21,9 > 2,86 for 1%, silent way method means effective to Japanese speaking ability learning. Therefore it can be known that the students’ speaking ability is different and can be ensured that students’ speaking ability increased before using silent way method. Based on questionnaire result, the application of silent way method was said that improving motivation, increasing the Japanese language ability and can be applicated in learning Japanese speaking skill at class.


(7)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... HALAMAN PERNYATAAN ...

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... x

UCAPAN TERIMA KASIH ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 4

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teori ... 5

1. Konsep Dasar Metode Silent Way ... 5

a. Latar belakang munculnya metode silent way... 5

b. Pengertian metode silent way ... 6

c. Desain metode silent way ... 8

2. Berbicara ... 15

3. Pembelajaran Bahasa Jepang di SMA ... 17


(8)

xiv

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

C. Kerangka Berfikir... 23

D. Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 26

B. Desain Penelitian ... 27

C. Partisipan ... 29

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian... 29

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 32

G. Analisis Data ... 37

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Temuan ... 41

1. Lokasi dan waktu penelitian ... 41

2. Materi dan sumber pembelajaran ... 42

3. Metode pembelajaran ... 42

4. Media pembelajaran ... 42

5. Model pembelajaran ... 42

6. Deskripsi proses belajar mengajar ... 42

7. Analisis data tes ... 46

8. Analisis data angket ... 52

B. Pembahasan ... 63

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 67

B. Implikasi ... 69

C. Rekomendasi ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71 LAMPIRAN


(9)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. ... 27

Tabel 3. 2. ... 28

Tabel 3. 3. ... 31

Tabel 3. 4. ... 34

Tabel 3. 5. ... 37

Tabel 3. 6. ... 40

Tabel 4.1. ... 41

Tabel 4. 2. ... 47

Tabel 4. 3. ... 48

Tabel 4. 4. ... 49

Tabel 4. 5. ... 53

Tabel 4. 6. ... 53

Tabel 4. 7. ... 53

Tabel 4. 8. ... 55

Tabel 4.9. ... 56

Tabel 4.10. ... 56

Tabel 4.11. ... 57

Tabel 4.12. ... 57

Tabel 4.13. ... 58


(10)

xvi

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Tabel 4.15. ... 59

Tabel 4.16. ... 60

Tabel 4.17. ... 61

Tabel 4.18. ... 61


(11)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. ... 10

Gambar 2. 2. ... 10

Gambar 2. 3. ... 11

Gambar 2. 4. ... 12

Gambar 2. 5. ... 12

Gambar 4.1 ... 43


(12)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Penelitian

Pemerolehan bahasa kedua tidak sama dengan pemerolehan bahasa pertama karena menurut Tarigan (1988, hlm. 84-84) “ pemerolehan bahasa pertama (PB1)

memang bersifat “primer” paling sedikit dalam dua hal: dari segi urutan (memang yang pertama) dan dari segi kegunaan (hampir dipakai selama hidup).” Sedangkan pemerolehan bahasa kedua mengacu kepada mengajar dan belajar bahasa kedua atau bahasa asing. Suatu proses belajar mengajar tentunya melibatkan beberapa komponen yaitu pelajar, pengajar, media, metode dan lain- lain.

Ruhimat dkk (2012, hlm. 217) mengatakan bahwa ciri utama dari kegiatan pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara pelajar dengan lingkungan belajarnnya, baik itu dengan guru, teman- temannya, tutor, media pembelajaran, dan / sumber belajar lainnya. Sedangkan ciri- ciri lainnya dari pembelajaran ini berkaitan dengan komponen- komponen pembelajaran itu sendiri. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen- komponen sebagai berikut: tujuan, materi/ bahan ajar, metode dan media, evaluasi, anak didik/ siswa dan adanya pendidik/ guru.

Salah satu bahasa asing yang diajarkan di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam pengajaran bahasa Jepang pada dasarnya siswa diajarkan dan diarahkan untuk dapat menggunakan bahasa tersebut dalam berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan orang disekelilingnya yang juga dapat menggunakan bahasa Jepang. Melalui interaksi tersebut siswa berkomunikasi untuk menyatakan pendapat dan keinginannya lewat bahasa yang baik dan benar. Ini berarti, melalui pengajaran bahasa diharapkan siswa dapat terampil dalam berbahasa.

Adapun keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Namun dalam kenyataanya siswa banyak mengalami kesulitan dalam


(13)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

memahami materi. Penguasaan kosakata diduga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi dalam memahami materi pelajaran. Masalah yang sering dihadapi siswa adalah bagaimana ia dapat menyimpan kosakata baru dalam ingatannya dengan baik dan menerapkannya dalam kegiatan berbahasa.

Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis ketika melaksanakan PPL, kemampuan berbicara merupakan aspek yang sulit. Dilihat dari kodisi siswa SMA Pasundan 8 Bandung saat mengikuti pelajaran bahasa Jepang, mereka terlihat kesulitan dalam berbicara. Kecenderungan lemahnya kemampuan berbicara siswa ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor fisik, psikologis, penguasaan kosakata dan lain- lain. Faktor- faktor tersebut yang menyebabkan tingkat kemampuan berbahasa setiap siswa berbeda, dalam keterampilan berbicara, siswa dituntut untuk memperhatikan struktur dan tata bahasa. Faktor ini mengakibatkan siswa tidak memiliki keberanian untuk berbicara karena takut melakukan kesalahan dan menjadi bahan tertawaan siswa lainnya.

Selain itu metode yang biasa digunakan pengajar adakalanya terlalu monoton dan membuat siswa merasa bosan, sehingga pengajar perlu mencoba menggunakan metode pembelajaran lainnya. Adanya beberapa metode pembelajaran lain merupakan salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut. Dari berbagai metode pembelajaran terdapat sebuah metode yang relevan untuk diterapkan pembelajaran bahasa adalah metode Silent Way. Wiharti (2012), seorang mahasiswi Jurusan bahasa dan sastra Arab, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta melakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Silent Way Terhadap Hasil Belajar Berbicara Siswa Kelas XI SMA Muhammadiyah 11 Jakarta Timur. Dalam penelitiannya Wiharti menemukan bahwa dalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam keterampilan berbicara (kalam) dengan menggunakan metode Silent Way lebih efektif dibandingkan dengan metode konvensional.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Penggunaan Metode Silent Way Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung.


(14)

3

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

B.

R

umusan Masalah

1. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan metode silent way dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung?

2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung sebelum dan setelah menerapkan metode Silent Way?

3. Apakah metode Silent way efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara kelas XI SMA Pasundann 8 Bandung ?

4. Bagaimana pendapat siswa tentang metode Silent Way?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Bagaimana penerapan dan pelaksanaan metode silent way dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung?

2. Bagaimana kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung sebelum dan setelah menerapkan metode Silent Way?

3. Apakah metode Silent way efektif untuk meningkatkan kemampuan berbiacara kelas XI SMA Pasunda 8 Bandung.

4. Bagaimana pendapat siswa tentang metode Silent Way.

D.Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi perkembangan pembelajaran bahasa khususnya dalam pembelajaran bahasa Jepang

2. Manfaat praktis

a. Bagi penulis menjadikan sebagai bekal pengalaman yang sangat berharga dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari. Dan bagi pembaca sebagai bahan kajian guna menambah khasanah keilmuan.


(15)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

b. Bagi pembelajar, penelitian ini dapat menambah referensi yang ada dan dapat digunakan oleh semua pihak yang membutuhkan. Penelitian ini juga diharapkan memberikan sumbangan pemikiran terutama dalam penerapan metode silent way.

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan kepustakaan yang merupakan informasi tambahan yang berguna bagi pembaca dan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak- pihak yang mempuyai permasalahan yang sama atau ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

d. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif metode pengajaran dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jepang siswa. Pengajar menjadi lebih termotivasi untuk terus melakukan inovasi dan bisa terus memperbaiki kualitas mengajar agar terus meningkat.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisannya terdiri dari lima bab. Pada bab I penulis menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi skripasi.Bab II yaitu landasan teori. Pada bab ini meliputi kajian teori mengenai metode silent way dan pembelajaran bahsa jepang di SMA, khususnya dalam kemapuan berbicara . Bab III yaitu metodologi penelitian Pada bab ini dijelaskan pengertian metode penelitian, desain penelitian, instrument serta sumber data penelitian , serta teknik pengolahan data yang terdiri dari teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Analisis data dan pembahasan . Pada bab ini diuraikan mengenai laporan kegiatan berupa penjelasan mengenai hasil dari penelitian. Bab V Penutup. Pada bab ini dikemukakan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran- saran yang dianggap perlu untuk dikemukakan. Dan juga memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.


(16)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan (syamsyuddin & damaianti, 2011 hlm. 14)

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen. Menurut Suharsaputra (2012,hlm. 49) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka- angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran.Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektifitas dan efessiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajara, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baikdalm pengajaran yang sebenarnya (Sutedi, 2011: 64).

Sugiyono (2012, hlm. 107) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Selain itu Anggoro (2008, hlm. 327) menyatakan bahawa metode penelitian eksperimental secara khusus diwujudkan untuk mengontrol hipotesis tandingan atau variabel ekstranus yaitu variabel yang bersaing dengan variabel independen yang sengaja kita rancang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam pennelitian eksperimental


(17)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

terdapat dua jenis variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya, karena variabel terikat akan menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas.

Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa, dan variabel bebas dari penelitian ini adalah penggunaan metode silent way. Hubungan dari kedua variabel tersebut dijelaskan melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

Penggunaan metode silent way (X)

Kemampuan berbicara

(Y) (X, Y)

Keterangan:

X, Y : Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode silent way.

(Anisa, 2013, hlm. 29) B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Eksperimental. Penelitian jenis ini merupakan penyempurnaan dari jenis praeksperimen dan berusaha untuk memenuhi kriteria penelitian yang mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian jenis ini peneliti mencoba memenuhi kriteria eksperimen dengan mengadakan tes awal dan tes akhir untuk menguur perolehan dari perlakuan uji dan sudah mempunyai kelompok kontrol. Peneliti dapat

menggunakan kelompok eksperimen sebagai “kelompok kontrol” sehingga

kedua kelompok tersebut merupakan objek yang sama. Karena penentuan subjek penelitian tidak dilaksanakan secara acak, jenis penelitian semacam ini dikelompokkan ke dalam eksperimen semu (Setiyadi, 2006, hlm. 135- 136).

Dalam Kuasi eksperimen terdapat 2 jenis desain yaitu one group time series design dan control group time series. Yang digunakan dalam penelitian


(18)

28

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

ini adalah one group time series design . Menurut Setiyadi (2006, hlm. 136) dalam penelitian jenis eksperimen semu ini sudah diupayakan adanya

“kelompok kontrol” namun karena alasan- alasan tertentu fungsi kontrolnya sama dengan kelompok eksperimen juga. Jadi semua partisipan berfungsi sebagai kelompok kontrol (sebelum dikenalkan perlakuan ujinya) dan kelompok eksperimen(setelah dikenalkan perlakuan ujinya).

Sebelum diberikan treatment, kelompok penelitian diberikan pretest, kemudian diberikan treatment dengan menggunakan metode silent way, setelah itu diberikan postest. Desain penelitian one group time series design ini dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 3.2

Desain penelitian one group time series design

Pretest Treatment Posttest

O1 X O2

Keterangan:

O1 : Nilai pretest sebelum diberikan treatment

X : Perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu penggunaan metode silent way dalam pembelajaran kemampuan berbicara bahasa jepang.

O2 : Nilai posttest setelah diberikan treatment.

Sebelum diberikan treatment terlebih dahulu kelompok penelitian ini diberikan pretest untuk menjaring data awal, selanjutnya diberikan treatment dengan menggunakan metode silent way dalam kemampuan berbicara siswa. Treatment yang dilakukan adalah 3 kali pertemuan (pertemuan pertama sampai pertemuan ke tiga ). Setelah treatment selesai, akhirnya diberikan posttest dengan instrumen yang sama dengan instrumen yang digunakan pada saat pretest, untuk melihat kemajuan hasil belajar pembelajaran dalam kemampuan berbicara bahasa jepang.


(19)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

C. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI dimana penulis melakasakan PPL yaitu siswa kelas XI SMA PASUNDAN 8 Bandung berserta pihak- pihak sekolah dan teman- teman yang turut membantu dalam penelitian ini.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2012, hlm. 117). Populasi dalam penelitian ini adalah SMA PASUNDAN 8 Bandung.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadian sumber data (Sutedi , 2011, hlm. 179). Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini adalah sampel acak sederhana atau simple random sample. Setiyadi (2006, hlm. 39) mengatakan bahwa cara yang paling mudah untuk dilaksanakan dalam probability sampling adalah sampel acak sederhana. Dengan menggunakan sampel acak sederhana setiap individu dalam dalam populasi akan mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih atau dijadikan sampel penelitian.

Langkah- langkah pengambilan sampelnya, yakni penulis meminta kepada siswa kelas yang dinilai stabil hasil belajarnya oleh guru bahasa jepang yang mengajar dikelas XI. 10 orang yang tercepat yang mengajukan diri ingin mengikuti penelitia ini adalah 10 orang yang akan menjadi subjek penelitian atau sampel.

E. Instrumen Penelitian

Sutedi (2011, hlm. 155) mengatakan bahwa instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes yang berupa angket.


(20)

30

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Dalam pelaksanaan penelitian eksperimental, data yang dibutuhkan agar dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan adalah data kuantitatif. Data kuantitatif ini berupa nilai hasil belajar siswa yang diperoleh saat melaksanakan pretest dan posttest. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengukur kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa jepang, maka instrumen yang digunakan penulis berbentuk tes lisan yang berupa tes wawancara (interview) dengan cakupan tema pelajaran yaitu, yuubinkyoku wa doko ni arimasuka, douna machi douna tokoro, doubutsu ga suki desu dan sumi wa nan desuka.

Tes wawancara ini dilaksanakan dua kali yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest. Wawancara yang penulis lakukan mengacu kepada teori yang telah diuraikan pada bab 2 sebelumnya. Karena wawancara yang dilakukan siswa dan penulis maka tema serta kondisi wawancara telah ditentukan/ dirancang oleh penulis sebelumnya. Sehingga siswa hanya bertugas menjawab pertanyaan yang diberikan oleh penulis dan hasil wawancara ini akan dinilai sesuai dengan skala penilaian pada format penilaian yang telah tersedia.

Sebelum digunakan kepada kelompok eksperimen, instrumen tes terlebih dahulu diserahkan kepada dosen ahli (expert judgement) dan guru mata pelajaran bahasa Jepang di sekolah yang dijadikan tempat meneliti untuk dianalisis.

Berikut langkah- langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen penelitian ini:

a. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. b. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

digunakan dalam tahap treatment.

c. Membuat kisi- kisi instrumen berdasarkan kepada materi yang disampaikan pada tahap treatment. Materi ini terdapat pada RPP yang sudah dirancang sebelumnya.

d. Membuat tes lisan berupa wawancara beserta kunci jawabannya. e. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat (expert judgement)


(21)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

f. Menganalisis kembali instrumen dengan menguji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda agar mendapatkan instrumen penelitian yang baik.

2. Angket

Angket merupakan salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang diberikan kepada responden ( manusia diajadikan subjek penelitian). Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) mengatakan bahwa teknik angket ini dilakukan dengan cara pengumpulan datanya melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kesan , tanggapan atau respon dari siswa mengenai metode silent way setelah mereka menerima treatment.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup tidak langsung. Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) mengatakan bahwa angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang suadh diberikan kepadanya. Sedangkan angket tidak langsung yaitu informasi yang digalinya berupa pengetahuan, anggapan, pendapat, atau penilaian dari responden terhadap suatu objek yang tidak menyangkut dengan dirinya.

Adapun kisi- kisi yang digunakan untuk soal angket adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3

KISI- KISI SOAL ANGKET No Variabel

penelitian

Indikator No

pertanyaan

1 Minat siswa terhadap

pembelajaran bahasa jepang


(22)

32

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

2 Pembelajaran berbicara bahasa Jepang

a) Proses pembelajaran berbicara bahasa Jepang sebelum menggunakan metode silent way b) bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran berbicara bahasa jepang

a) 5 dan 6

b) 2,3 dan 4

3 Hasil dan kesan terhadap metode silent way

a) Hasil dan kesan terhadap

penggunaan metode silent way dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang

b) Tanggapan siswa tentang penggunaan metode silent way dalam kemampuan berbicara bahasa Jepang

a) 7, 8,9 dan 10 b) 11, 12,13 dan 14

F. Prosedur Pelaksanaan Peneltian a. Memberikan pre- test

Pre- test dilakukan pada awal pertemuan sebelum diberikannya treatment yang berupa metode silent way. Pre- test dilakukan dengan menggunakan test secara lisan atau wawancara . dalam pre- test ini


(23)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

terdapat 4 soal yang didalamnya berisi percakapan singkat dalam bahasa jepang sesuai dengan materi yang telah ditentukan.

b. Memberikan treatment 1. Persiapan

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan suatu persiapan yaitu berupa pemilihan materi yang akan dipergunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Materi yang akan diberikan yaitu mengenai donna machi, donna tokoro, shumi wa nan desuka dan donna gaikoku go ga dekimasuka.

2. Pelaksanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, penulis menginformasikan tentang tema yang akan dipelajari dan juga menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung. Treatment dilakukan sebanyak empat kali yaitu pada saat pertemuan pertama, kedua,tiga. Sebelum melakukan treatment, penulis menginformasikan terlebih dahulu mengenai apa itu metode silent way dan juga aturan- aturan serta cara yang berlaku dalam metode silent way.

Setelah menginformasikan tentang metode silent way. Penulis menjelaskan tema yang akan dipelajari pada pertemuan kaili ini. Setelah itu penulis memberikan materi pembelajaran selama 45 menit. c. Memberikan post test

Seperti halnya pretest, post- test diberikan dengan soal yang sama. Soal berupa soal tanya jawab singkat berjumlah lima pertanyaan. Pertanyaan yang tersedia adalah mengenai yuubinkyoku wa doko ni arimasuka, douna machi douna tokoro, doubutsu ga suki desu dan sumi wa nan desuka.

Data yang diambil dari pretest dan post test diolah berdasarkan tabel kriteria penilaian sebagai berikut:


(24)

34

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Tabel penilaian keterampilan berbicara Tabel 3.4

siswa

Penilaian Skor

Lafal Struktur bahasa

Isi Diksi Kelancaran Volume

Skor yang akan diberikan adalah berupa bobot angka mulai dari saru sampai dengan lima. Adapun arti skala tersebut secara umum adalah sebagai berikut :

 1= sangat kurang

 2= kurang

 3= cukup

 4= baik

 5= sangat baik

Berdasarkan bobot ditentukan dari tingkat kepentingan penilaian yang dilakukan. Bobot dimaksudkan adalah untuk membedakan tingkat masing- masing komponen penilaian keterampilan bericara.

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat melalui deskripsi atau penjabaran yang lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara sebagai berikut:

1. Lafal dan intonasi

. Terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan.

.Kesalahan pelafalan dan intonasi cukup sering dan terasa mengganggu.

.Terdapat sedikit keslahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasaan masih biasa difahami.


(25)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

.Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati semprna.

.Pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu si penutur serta intonasi tepat dan sempurna.

2. Struktur bahasa

.Banyak sekali penyimpangan dalam penggunaan tata bahasa.

.Terdapat cukup banyak kesalahan tata bahasa.

.Terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan, tetapi tidak merusak bahasa.

.Pada umumnya struktur kalimat sudah tepat, tidak ditemui penyimpngan yang berarti dan dapat merusak bahasa.

.Penggunaan struktur kalimat sangat tepat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa

3. Isi

.Terdapat banyak kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasa sehingga sulit difahami.

.Kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa, cukup sering sehingga kurang difahami.

. Terdapat beberapa kesalahan dalam menggunakan koskata struktur kalimat dan tata bahasa, namunmasih bisa difahami.

.Terdapat sedikit kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa. Namun secara kebahasaan masih bisa difahami.

.Tidak ada kesalahan atau penyimpangan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat dan tata bahasa penutur tepat dan sempurna.

4. Diksi

.Kata- kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak sesuai.


(26)

36

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

.Kata- kata yang digunakan sudah cukup baik, hanya kurang bervariasi.

.Kata- kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi hanya sekali- sekali ada kata yang kurang cocok.

.Kata yang digunakan dipilh secara tepat dan bervariasi sesuai dengan situasi, kondisi danstatus pendengar sehingga tidak ada yang janggal.

5. Kelancaran

.Pembicaraanya sangat tidak benar, banyak diam dan gugup

.Pembicaraanya kurang lancar.

.Pembicaraanya agak lancar, agak sering berhenti.

.Pembicaraanya lancaratau fasih, hanya ada beberapa gangguan yang tidak berarti.

.Pembicaraannya sangat lancar dan fasih, baik dari segi penguasaan isi maupun bahasa

6. Volume

.Suara terlalu lemah dan kurang jelas, dan sama sekali tidak terdengar.

.Pengaturan volume kurang baik, sehingga kata- kata yang diucapkan kurang jelas terdengar.

.Volume sudah cukup baik, walaupun masih banyak penyusuaian suara.

.Pengaturan volume suara cukup jelas hanya dijumpai sesekali ketidaksesuaian.

.Suaranya sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat sesuai dengan kondisi dari isi pembicaraan

d. Memberikan angket

Untuk menegtahui respon dari responden mengenai penerapan metode silent way terhadap kemampuan berbicara siswa SMA kelas XI, maka penulis membuat angket tertutup yang terdiri dari 14 nomor yang didalamnya berisi tentang kesan dan pendapat siswa mengenai bahasa jepang, minat dan kesan terhadap berbicara dengan bahasa Jepang, kesan


(27)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

dan pesan responden mengenai metode silent way terhadap kemampuan berbicara bahasa jepang siswa.

G. Analisis Data

1. Teknik pengelolaan data a. Persiapan data tabel

Penulis membuat tabel persiapan yang akan digunakan untuk mengelola data- data penghitung yang akan diambil, yaitu data dari pre- test dan juga post- test yang nantinya data- data tersebut akan dimasukan kedalam tabel t hitung yang telah dipersiapkan sebagai berikut.

Tabel 3. 5 Tabel persiapan

No X Y D D2

(1) (2) (3) (4) (5)

... ... ... ... ... ∑

M

Keterangan:

a. Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel yang tersedia

b. Kolom (2) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil post- test. c. Kolom (3) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil pre- test. d. Kolom(4) diisi dengan kolom gain antara pre- test dan post-

test.

e. Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka- angka pada kolom (4)

f. Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut. g. M (mean) adalah nilai rata- rata dari kolom (2), (3), (4)


(28)

38

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

1. Pengolahan data pre-test dan post- test dilakukan dengan cara: a. Mencari rata- rata (mean ) pre- test

=∑ �

Keterangan:

Mx = nilai rata- rata pre- test = jumlah total nilai pre- test N = jumlah siswa

( Sutedi, 2011, hlm. 231) b. Mencari rata- rata (mean) post- test

=∑

Keterangan:

My= nilai r ata- rata post- test = jumlah nilai post- test N= jumlah siswa

( Sutedi, 2011, hlm. 231) c. mencari gain (d) antara pre- test dan post- testi dengan

menggunakan rumus gain= post test- pretest.

d. mencari mean gain (Md) antara pre- test dan post-test dengan menggunakan rumus:

� =∑ �

Keterangan:

Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre-test ∑d= jumlah selisih antara post- test dan pre- test N= jumlah siswa

(Arikunto, 2013, hlm. 350)

e. Menghitung nilai kuadrat deviasi


(29)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Keterangan:

∑�= jumlah selisih antara post- test dan pre- test

∑�2= jumlah selisih antara post- test dan pre- test yang dikuadratkan

N= Jumlah siswa

(Arikunto, 2013, hlm. 351)

f. Menghitung nilai thitung

� = �

√ ∑ 2�

Keterangan:

t= nilai t yang dihitung

Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre- test ∑ 2= nilai kuadrat deviasi

N= jumlah siswa

(Arikunto, 2013, hlm. 350)

g. Mencari nilai derajat kebebasan dengan menggunakan rumus db= N- 1

h. Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel

Untuk menguji hipotesis digunakan t hitung. Setelah mendapat nilai thitung maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel uji hipotesis yang berlaku adalah:

Hk diterima apabila thitung > t tabel Hk ditolak apabila thitumg < t tabel

Menguji kebenaran dua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan denganmenggunakan rumus Df atau db= (n-1)

b. pengelolaan data angket

Data angket diberikan setelah seluruh proses pre-test- treatment post-test telah selesai diberikan. Untuk mengelola data


(30)

40

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

angket maka dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah sebagai berikut

a. Menjumlah setiap jawaban angket. b. Menyusun frekuensi jawaban. c. Membuat tabel frekuensi.

d. Menghitung frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut:

� =� %

P : persentase jawaban

f : frekuensi jawaban setiap responden n : jumlah responden penelitian

100% : persentase frekuensi setiap jawaban responden

(Sudijono, 2001: hlm. 40-41) e. Menafsirkan data angket dengan pedoman yang tersedia pada tabel

berikut:

Tabel 3. 6. Penafsiran data angket

Persentase (P) Jumlah responden (n)

0% Tidak ada seorangpun

1%- 5% Hampir tidak ada

6%- 25% Sebaigian kecil

26%- 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%- 75% Lebih dari setengahnya

76%- 95% Sebagian besar

96%- 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya


(31)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan

Pada penelitian ini telah menguji cobakan metode silent way dalam pembelajaran bahasa Jepang terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang. Pembelajar yang menjadi sampel penelitian, yaitu 20 orang pembelajar bahasa Jepang di kelas XI IPS 2 SMA Pasundan 8 Bandung . Dari hasil penelitian, metode silent way mampu meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran dan lebih mendominasi dari pada peran pengajar di kelas. Disamping itu metode silent way mampu meningkatkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa jepang.

Dengan peran pembelajar yang lebih dominan inilah yang mampu memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk lebih banyak berlatih dan mengembangkan keterampilan berbicar bahasa Jepang. Adapun metode silent way pun dapat menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan dan menggunakan bahasa Jepang yang telah dipelajari oleh pembelajar dalam kegiatan berbicara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

1. Proses penerapan metode silent way dalam pembelajaran kemampuan berbicara bahasa Jepang SMA Pasundan 8 Bandung kelas XI tahun ajaran 2014- 2015, dilakukan dengan empat tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan terstruktur, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berupa aisatsu, pengabsenan, dan apersepsi materi sebelumnya dan juga yang akan diajarkan. Pembelajaran berjalan mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya, dimana perlakukan (treatment) dilakukan pada saat kegiatan inti yaitu pemberian materi dengan tema yang akan disampaikan . Sebelum menerapkan metode silent way, penulis menjelaskan terlebih dahulu semua mengenai metode silent way. Setelah itu penulis menyediakan power point yang berisi spelling


(32)

68

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

chart huruf hiragana sebagai medianya. Sebagai intruksi pertama siswa disuruh mengucapkan bunyi dari huruf- huruf hiragana tersebut. Selanjutnya siswa disuruh untuk mengucapkan kosakata yang ada di word chart. Karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan pada kemampuan berbicara jadi siswa dilatih dengan menggunakan media yang tadi disebutkan dengan langkah- langkah yang ada dalam metode silent way. Selain untuk kemampuan berbicara, siswa pun harus memahami apa yang diucapakannya yaitu dengan cara menggunakan wall picture. Dalam metode ini lebih mengutamakan pada keaktifan dan kognitif siswa oleh sebab itu dengan wall picture siswa pun dapat berfikir apa maksud dari kosakata dan kalimat- kalimat yang telah diucapkan. Kemudian untuk kegiatan terstruktur dilakukan wawancara sederhana antar siswa yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Kegiatan akhir yaitu guru merefleksikan kegiatan dengan menyimpulkan materi dan menutup kegiatan pembelajaran serta memberikan tugas (PR).

2. Berdasarkan nilai pre- test yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan (treatment) nilai rata- rata kemampuan berbicara siswa yaitu 13, 75 dan hasil post- test setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata- rata kelas adalah 25, 73. Sehingga diperoleh nilai gain ( selisih nilai pre- test dan post- test) sebesar 12, 02. Jadi dapat dipastikan bahwa kemampuan berbicara siswa dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode ini lebih meningkat.

3. Dilihat dari nilai gain (12, 02), dapat disimpulkan bahwa metode silent way efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung. Setelah di analisis menggunakan perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 21, 91 dibandingkan dengan ttabel = 2,86 dengan taraf signifikasi 1% untuk sampel 20 orang. Hasil thitung > ttabel. dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) dalam penelitian ini dapat diterima, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode


(33)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

silent way. Jadi secara garis besar, metode silent way ini efektif dalam mendorong siswa untuk berbicara bahasa Jepang.

4. Hasil analisis data angket yang telah diisi oleh responden dengan disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan bahwa termotivasi untuk belajar berbicara bahasa jepang dengan menggunakan metode silent way. dan setengahnya responden menyatakan bahwa dengan metode ini belajar berbicara bahasa Jepang menjadi mudah. Sementara itu, hampir tidak ada seorang responden pun yang menyatakan mengelami kesulitan saat melaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jepang dengan menggunakan metode silent way. Akan tetapi terlepas dari dari kesulitan yang dialami sebagian responden, dari analisis data angket dapat dikatakan bahwa sebagian besar respoden menyatakan cukup merasakan perbedaan/ pengaruh terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang setelah menggunakan metode silent way ini. Dan setengah responden merasakan bahwa metode silent way sangat efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang.

B. Implikasi

Metode silent way digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Penggunaan metode silent way mendapatkan respon yang positif dari siswa, karena dalam pelaksaannya pembelajaran dengan menggunakan metode ini lebih efektif dibandingkan dengan metode yang biasa digunakan. Dengan adanya pengguanaan media spelling chart dan word chart yang berwarna warni merupakan salah satu cara agat dapat meningkatkan siswa dalam mengingat huruf atau pun kosakata. Dalam proses pembelajaran bisa dikatakan siswa kurang aktif karena banyak mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa jepang. Tapi dalam metode pembelajaran ini, kesulitan- kesulitan yang dialami siswa bisa teratasi. Oleh karena itu siswa bisa lebih mudah untuk memahami materi ataupun meningkatkan kemampuan berbicara siswa.


(34)

70

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengajaran sebagai alternatif metode dan teknik pembelajaran di dalam kelas. Karena teknik ini telah teruji. Bukan hanya bisa digunakan dan dilanjutkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang saja, namun dalam berlatih untuk bertanggung jawab, pola pikir dan keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran pun semakin meningkat. 2. Metode silent way ini merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan

dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang. Akan tetapi bila dilakukan secara terus- menerus akan membuat siswa merasa bosan selain itu siswa cenderung lebih menyukai hal-hal yang baru dan bersifat inovatif. Dengan demikian, penggunaan metode ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk pembelajaran keterampilan berbicara saja, akan tetapi untuk pembelajaran lainnya. Misalnya untuk pembelajaran pemahaman membaca atau juga membaca nyaring.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian selanjutnya jika masih terdapat kekurangan, sehingga dapat mengembangkan penelitian baru dengan materi dan tingakatan yang lebih tinggi. Sehingga aspek kecakapan berbahasa Jepang dapat lebih diteliti dan memberikan manfaat yang lebih baik lagi.


(35)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro. T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka

Anisa. (2013).Pengaruh Penggunaan WEB dengan Software Berbasis Open Search terhadap Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa. (Skripsi) UPI. Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsjad, M. G & Mukti, U. S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Fahrurrazi, A & Wahyudin, E. (2010). Pembelajaran Bahasa Asing: Metode Tradisional dan Kontemporer. Jakarta Timur: Bania Publishing.

Kuramochi, Y. (1980). Nihongo Kyoiku Handbook. Tokyo: Taishukan Shoten Ruhimat, dkk .(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarata: PT. Rajagrafindo

Persada

Rumanti, A. M. (2005). Dasar- Dasar Public Relations. Jakarta: PT. Grasindo Setiyadi, B. (2006). Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing

Pendekatan Kuatitatif dan Kelitatif. Bandung: Graha Ilmu.

Sudijono, A. (2001). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.

Syaiful, S. (2009). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Syamsyuddin, AR. & Damaianti, Vismaia S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (1988). Pengajaran Pemeroehan Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H. G. (1989). Pengajaran kedwibhasaan. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Team Seminar dan Workshop. 2014. Seminar & Workshop Internasional Metode Pengajaran Bahasa Jepang. Bandung: FPBS UPI.


(36)

Iis Wartini, 2015

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SILENT WAY TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS XI SMA PASUNDAN 8 BANDUNG

Teiji, I. (1982). Kokugo Daijiten. Tokyo: Shogakukan

Ulya, D. I. (2010). Efektivitas Silent Way Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang Tingkat Dasar Di Sekolah Menengah atas. (Skripsi). UPI. Bandung [online]: Di akses dari


(1)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Pada penelitian ini telah menguji cobakan metode silent way dalam pembelajaran bahasa Jepang terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang. Pembelajar yang menjadi sampel penelitian, yaitu 20 orang pembelajar bahasa Jepang di kelas XI IPS 2 SMA Pasundan 8 Bandung . Dari hasil penelitian, metode silent way mampu meningkatkan peran siswa dalam proses pembelajaran dan lebih mendominasi dari pada peran pengajar di kelas. Disamping itu metode silent way mampu meningkatkan konsentrasi siswa dalam pembelajaran berbicara bahasa jepang.

Dengan peran pembelajar yang lebih dominan inilah yang mampu memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk lebih banyak berlatih dan mengembangkan keterampilan berbicar bahasa Jepang. Adapun metode

silent way pun dapat menjadi salah satu cara untuk memanfaatkan dan

menggunakan bahasa Jepang yang telah dipelajari oleh pembelajar dalam kegiatan berbicara

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan beberapa hal untuk menjawab rumusan masalah penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.

1. Proses penerapan metode silent way dalam pembelajaran kemampuan

berbicara bahasa Jepang SMA Pasundan 8 Bandung kelas XI tahun ajaran 2014- 2015, dilakukan dengan empat tahapan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan terstruktur, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal berupa aisatsu, pengabsenan, dan apersepsi materi sebelumnya dan juga yang akan diajarkan. Pembelajaran berjalan mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya, dimana perlakukan (treatment) dilakukan pada saat kegiatan inti yaitu pemberian materi dengan tema yang akan disampaikan . Sebelum menerapkan metode silent way, penulis menjelaskan terlebih dahulu semua mengenai metode silent


(2)

68

chart huruf hiragana sebagai medianya. Sebagai intruksi pertama

siswa disuruh mengucapkan bunyi dari huruf- huruf hiragana tersebut. Selanjutnya siswa disuruh untuk mengucapkan kosakata yang ada di

word chart. Karena dalam penelitian ini lebih mengutamakan pada

kemampuan berbicara jadi siswa dilatih dengan menggunakan media yang tadi disebutkan dengan langkah- langkah yang ada dalam metode

silent way. Selain untuk kemampuan berbicara, siswa pun harus

memahami apa yang diucapakannya yaitu dengan cara menggunakan

wall picture. Dalam metode ini lebih mengutamakan pada keaktifan

dan kognitif siswa oleh sebab itu dengan wall picture siswa pun dapat berfikir apa maksud dari kosakata dan kalimat- kalimat yang telah diucapkan. Kemudian untuk kegiatan terstruktur dilakukan wawancara sederhana antar siswa yang berkaitan dengan materi yang sedang dibahas. Kegiatan akhir yaitu guru merefleksikan kegiatan dengan menyimpulkan materi dan menutup kegiatan pembelajaran serta memberikan tugas (PR).

2. Berdasarkan nilai pre- test yang dilaksanakan sebelum diberikan

perlakuan (treatment) nilai rata- rata kemampuan berbicara siswa yaitu 13, 75 dan hasil post- test setelah diberikan perlakuan (treatment), nilai rata- rata kelas adalah 25, 73. Sehingga diperoleh nilai gain ( selisih nilai pre- test dan post- test) sebesar 12, 02. Jadi dapat dipastikan bahwa kemampuan berbicara siswa dibandingkan dengan sebelum menggunakan metode ini lebih meningkat.

3. Dilihat dari nilai gain (12, 02), dapat disimpulkan bahwa metode silent

way efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan berbicara siswa

kelas XI SMA Pasundan 8 Bandung. Setelah di analisis menggunakan

perhitungan uji hipotesis diperoleh thitung = 21, 91 dibandingkan dengan

ttabel = 2,86 dengan taraf signifikasi 1% untuk sampel 20 orang. Hasil thitung > ttabel. dengan demikian, hipotesis kerja (Hk) dalam penelitian ini dapat diterima, karena terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum dan sesudah mendapatkan perlakuan (treatment) dengan menggunakan metode


(3)

silent way. Jadi secara garis besar, metode silent way ini efektif dalam

mendorong siswa untuk berbicara bahasa Jepang.

4. Hasil analisis data angket yang telah diisi oleh responden dengan

disimpulkan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan bahwa

termotivasi untuk belajar berbicara bahasa jepang dengan

menggunakan metode silent way. dan setengahnya responden menyatakan bahwa dengan metode ini belajar berbicara bahasa Jepang menjadi mudah. Sementara itu, hampir tidak ada seorang responden pun yang menyatakan mengelami kesulitan saat melaksanakan pembelajaran berbicara bahasa Jepang dengan menggunakan metode

silent way. Akan tetapi terlepas dari dari kesulitan yang dialami

sebagian responden, dari analisis data angket dapat dikatakan bahwa sebagian besar respoden menyatakan cukup merasakan perbedaan/ pengaruh terhadap kemampuan berbicara bahasa Jepang setelah menggunakan metode silent way ini. Dan setengah responden merasakan bahwa metode silent way sangat efektif dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang.

B. Implikasi

Metode silent way digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara. Penggunaan metode silent way mendapatkan respon yang positif dari siswa, karena dalam pelaksaannya pembelajaran dengan menggunakan metode ini lebih efektif dibandingkan dengan metode yang biasa digunakan. Dengan adanya pengguanaan media spelling chart dan

word chart yang berwarna warni merupakan salah satu cara agat dapat

meningkatkan siswa dalam mengingat huruf atau pun kosakata. Dalam proses pembelajaran bisa dikatakan siswa kurang aktif karena banyak mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa jepang. Tapi dalam metode pembelajaran ini, kesulitan- kesulitan yang dialami siswa bisa teratasi. Oleh karena itu siswa bisa lebih mudah untuk memahami materi ataupun meningkatkan kemampuan berbicara siswa.


(4)

70

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh penulis merekomendasikan beberapa hal sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pengajaran sebagai

alternatif metode dan teknik pembelajaran di dalam kelas. Karena teknik ini telah teruji. Bukan hanya bisa digunakan dan dilanjutkan dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang saja, namun dalam berlatih untuk bertanggung jawab, pola pikir dan keberanian siswa dalam mengeluarkan pendapat dalam pembelajaran pun semakin meningkat.

2. Metode silent way ini merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan

dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jepang. Akan tetapi bila dilakukan secara terus- menerus akan membuat siswa merasa bosan selain itu siswa cenderung lebih menyukai hal-hal yang baru dan bersifat inovatif. Dengan demikian, penggunaan metode ini dapat dikembangkan lebih lanjut, tidak hanya untuk pembelajaran keterampilan berbicara saja, akan tetapi untuk pembelajaran lainnya. Misalnya untuk pembelajaran pemahaman membaca atau juga membaca nyaring.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan penelitian selanjutnya jika

masih terdapat kekurangan, sehingga dapat mengembangkan penelitian baru dengan materi dan tingakatan yang lebih tinggi. Sehingga aspek kecakapan berbahasa Jepang dapat lebih diteliti dan memberikan manfaat yang lebih baik lagi.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro. T. (2008). Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka

Anisa. (2013).Pengaruh Penggunaan WEB dengan Software Berbasis Open

Search terhadap Peningkatan Berfikir Kreatif Siswa. (Skripsi) UPI.

Bandung.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arsjad, M. G & Mukti, U. S. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Fahrurrazi, A & Wahyudin, E. (2010). Pembelajaran Bahasa Asing: Metode

Tradisional dan Kontemporer. Jakarta Timur: Bania Publishing.

Kuramochi, Y. (1980). Nihongo Kyoiku Handbook. Tokyo: Taishukan Shoten Ruhimat, dkk .(2012). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarata: PT. Rajagrafindo

Persada

Rumanti, A. M. (2005). Dasar- Dasar Public Relations. Jakarta: PT. Grasindo Setiyadi, B. (2006). Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing

Pendekatan Kuatitatif dan Kelitatif. Bandung: Graha Ilmu.

Sudijono, A. (2001). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsaputra, U. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sutedi, D. (2011). Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang.

Syaiful, S. (2009). Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Syamsyuddin, AR. & Damaianti, Vismaia S. (2011). Metode Penelitian

Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (1988). Pengajaran Pemeroehan Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, H. G. (1989). Pengajaran kedwibhasaan. Bandung: Angkasa

Tarigan, H. G. (2008). Berbicara sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Team Seminar dan Workshop. 2014. Seminar & Workshop Internasional Metode


(6)

Teiji, I. (1982). Kokugo Daijiten. Tokyo: Shogakukan

Ulya, D. I. (2010). Efektivitas Silent Way Dalam Pembelajaran Bahasa Jepang

Tingkat Dasar Di Sekolah Menengah atas. (Skripsi). UPI. Bandung

[online]: Di akses dari