PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta.

PERBEDAAN pH SALIVA ANTARA PEROKOK DAN BUKAN
PEROKOK PADA MAHASISWA TEKNIK MESIN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan oleh :
Nimas Dwiastuti
J500090050

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK
Nimas Dwiastuti, 2012, Perbedaan pH Saliva Antara Perokok Dan Bukan
Perokok Pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Merokok dapat mempengaruhi fisiologis dari rongga mulut. Dalam jangka
waktu yang lama hal tersebut akan menyebabkan kurangnya sensitivitas dan
perubahan reseptor indra perasa dan lama-kelamaan akan menyebabkan supresi

pada refleks saliva. Orang dengan kebiasaan merokok mengalami perubahan nilai
derajat keasaman (pH) saliva. Sebuah penelitian menyatakan bahwa merokok
dapat menyebabkan pH saliva menjadi lebih asam.
Desain penelitian menggunakan metode penelitian analitik observasional
dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa
yang memiliki kebiasaan merokok dan tidak merokok usia 20-34 tahun. Besar
sampel untuk masing-masing kelompok yaitu 35 orang. Teknik pengambilan
sampel dengan metode purposive sampling. Perbedaan pH saliva perokok dan
bukan perokok dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternatif
uji chi square dengan taraf kepercayaan yang dipakai α = 0,05 dengan program
SPSS 19.0 for windows.
Hasil penelitian menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan perbedaan
pH saliva antara perokok dan bukan perokok pada mahasiswa Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov
menunjukan perbedaan yang signifikan 0,007 < α = 0,05 (p = 0,007).
Kata kunci : pH Saliva, Perokok, Bukan Perokok

ABSTRACT
Nimas Dwiastuti, J500090050, 2012. The difference of salivary pH between
Smokers and Non-smokers in Mechanical Engineering Students of

Muhammadiyah University of Surakarta.
Smoking can affect the physiology of the oral cavity. In the long term it
can lead to a lack of sensitivity and sense of taste receptor changes and suppress
the salivary reflex. People with smoking changes the value of the degree of acidity
(pH) saliva. A research showed that smoking can make the pH of the saliva can
become more acidic.
The study design is an observational analytic used cross-sectional
approach. The samples are students who have smoking habit and non-smoking in
group ages 20-34 years. The sample size for each group is 35 people. Sampling
technique with purposive sampling method. The difference salivary pH between
saliva of smokers and nonsmokers were analyzed with the Kolmogorov-Smirnov,
the Chi-square test as an alternative test with α = 0.05 with the use SPSS 19.0 for
windows.
The results showed that there were significant differences in salivary pH
between smokers and nonsmokers in Mechanical Engineering students of
Muhammadiyah University of Surakarta. Kolmogorov-Smirnov test results
showed a significant difference 0.007 15 tahun
adalah 35,4% aktif merokok (65,3% laki-laki dan 5,6% wanita), artinya 2 diantara
3 laki-laki adalah perokok aktif (Depkes, 2007). Data terbaru dari Riskesdas
Tahun 2010 diperoleh hasil di provinsi Jawa Tengah prevalensi penduduk ≥ 15

tahun yang merokok setiap hari sebesar 25,3% (54,1% laki-laki dan 2,8% wanita)
dan bukan perokok 62,2% (Depkes, 2010).
Pada orang normal saliva memiliki peran sebagai pelindung basa antara
lapisan mulut dan toksin (Ahmed et al., 2010). Kapasitas buffer saliva juga
merupakan faktor penting dalam pemeliharaan pH saliva dan remineralisasi gigi.
Kapasitas buffer saliva pada dasarnya tergantung pada konsentrasi bikarbonat
yang berkorelasi dengan laju aliran saliva karena jika terjadi penurunan laju aliran
saliva maka kapasitas buffer akan menurun juga (Palomares et al., 2004).
Sebuah penelitian menunjukan bahwa merokok dapat mempengaruhi
fisiologis dari dari saliva. Hal tersebut berpengaruh karena merokok dapat
menghancurkan molekul dalam saliva yang berguna dalam melindungi rongga
mulut. Dalam penelitian tersebut juga menyatakan bahwa merokok dapat
memperpendek kehidupan seseorang sebesar enam menit setiap batang rokok
(Ahmed et al., 2010). Merokok juga dapat menurunkan sekresi kapasitas buffer
dalam saliva. Penurunan kapasitas buffer akan diikuti penurunan pH saliva.
Hipofungsi dari saliva dapat menimbulkan penyakit kandidiasis dan karies gigi.
Pada hipersalivasi akan menimbulkan Ptyalism (Rosen, 2001).
Hal ini menarik untuk diteliti karena prevalensi merokok meningkat setiap
tahunnya dan masih terbatasnya penelitian serupa sehingga penulis tertarik
meneliti tentang perbedaan pH saliva antara perokok dan bukan perokok.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang Perbedaan Rerata Kapasitas Vital Paksa (KVP) antara
Mahasiswa yang Berolahraga Teratur dan yang Berolahraga Tidak Teratur di
Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
Tujuan dari penelitian skripsi ini ada dua yaitu tujuan umum untuk
mengetahui perbedaan pH saliva antara perokok dan bukan perokok dan tujuan
khusus untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang efek-efek buruk
dari kebiasaan merokok khususnya terhadap pH saliva.

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian analitik
observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di Fakultas Teknik Mesin Univesitas Muhammadiyah Surakarta dengan
waktu penelitian tanggal 17-24 September 2012. Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa laki-laki Fakultas Teknik Mesin Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Berdasarkan rumus sampel untuk uji hipotesis
terhadap rerata dua populasi didapatkan sampel minimal sebanyak 35 orang.
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini mengunakan teknik purposive
sampling. Kriteria sampel yang memenuhi syarat penelitian (inklusi) adalah
mahasiswa laki-laki yang merokok dan tidak merokok usia 20-34 tahun, keadaan

kebersihan oral yang didapatkan dari kuesioner, tidak mengunyah; mengecap;
maupun berkumur satu jam sebelumnya, keadaan umum sehat, bersedia menjadi
subjek penelitian. Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu mahasiswa laki-laki
dengan kebersihan mulut yang tidak baik (hal ini didapatkan dari kuesioner), tidak
bersedia menjadi subjek penelitian, memiliki gangguan sistemik dan menjalani
pengobatan.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah kebiasaan merokok yang didapat
melalui pengisian kuesioner oleh populasi penelitian. Variable terikatnya adalah
pH saliva yang diukur dengan universal pH indikator. Prosedur penelitian ini yang
pertama adalah membagikan kuesioner yang berisi data-data mengenai identitas
responden, usia, pendidikan, status merokok, riwayat penyakit sistemik dan
pengobatanya, kemudian keadaan rongga mulut responden diistirahatkan selama
satu jam sebelum pengumpulan saliva dan selanjutnya saliva ditampung pada
sebuah wadah. Responden yang memenuhi kriteria penelitian, kemudian diukur
nilai pH salivanya.
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
data menggunakan program SPSS 19,0 for windows, untuk mengetahui perbedaan
pH saliva anatara perokok dan bukan perokok pada mahasiswa teknik mesin
digunakan Chi-square dengan menggunakan tabel 2X3 jika data terdistribusi
normal, dan uji Kolmogorov-Smirnov. jika data tidak terdistribusi normal.

HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Sampel Penelitian
Tabel 1. Sebaran Sampel Merokok dan Tidak Merokok
Status kebiasaan merokok Frekuensi
%
Merokok

35

50.

Tidak merokok

35

50.

Total

70


100

Dari tabel di atas menunjukan jumlah sampel dari setiap kelompok. Untuk
kelompok mahasiawa yang merokok diperoleh 35 sampel (50%) dan
kelompok mahasiswa yang tidak merokok diperoleh 35 sampel (50%). Total

sampel kedua kelompok adalah 70 sampel (100%). Data tersebut menunjukan
bahwa jumlah sampel telah memenuhi besar sampel minimal yaitu 35 sampel
untuk masing-masing kelompok sesuai dengan rumus besar sampel uji
hipotesis terhadap rerata dua populasi. Besar sampel minimal tersebut telah
mewakili populasi penelitian untuk dilakukan penelitian.
2. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Kebiasaan Merokok dan pH Saliva
Tabel 2. Distribusi Menurut Status Kebiasaan Merokok dan pH Saliva
Status Kebiasan

pH Saliva

Merokok


Asam


%

Normal


Jumlah

Basa


%

%



%


Merokok

22

31.4

11

15.7

2

2.9

35

50

Tidak merokok


8

11.4

23

32.9

4

5.7

35

50

Total
30
42.8

34
48.6 6
8.6
70
100
Data pada tabel 2 di atas memperlihatkan distribusi sampel penelitian
menurut status kebiasaan merokok dan pH saliva. Pada 35 orang mahasiawa
yang memiliki kebiasaan merokok didapatkan 22 orang (31,4%) memiliki pH
saliva asam, sedangkan 11 orang (15,7%) memiliki pH saliva normal dan
sisanya 2 orang (2,9%) memiliki pH saliva basa. Diketahui juga pada 35 orang
mahasiswa dengan kebiasaan tidak merokok terdapat sebanyak 8 orang
(11,4%) memiliki pH asam, sedangkan 23 orang (32,9%) memiliki pH saliva
normal dan sisanya 4 orang (5,7%) memiliki pH basa.
Berdasarkan data di atas dapat diketahui juga bahwa 34 orang yang
memiliki pH saliva normal masing-masing terdapat pada 23 orang tidak
merokok dan 11 orang merokok. Pada 30 orang yang memiliki pH saliva asam
masing-masing terdapat pada 22 orang yang merokok dan 8 orang tidak
merokok. Pada 6 yang memiliki pH saliva basa masing-masing terdapat pada
4 orang tidak merokok dan 2 orang merokok.
3. Deskripsi Kelompok Berdasarkan Uji Kolmogorov-Smirnov untuk dua
kelompok tidak berpasangan
Tabel 3. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
Tes Statisticsa
pH
Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)

Absolute

.400

Positive

.400

Negative

.000
1.673
.007

Seharusnya uji data penelitian menggunakan uji Chi-Square, tetapi karena
data tidak terdistribusi normal peneliti menggunakan uji alternatifnya yaitu uji

Kolmogorov-Smirnov. Tabel 3 di atas memperlihatkan hasil uji KolmogorovSmirnov sebagai uji alternatif uji Chi-Square. Berdasarkan hasil uji di atas
didapatkan bahwa nilai signifikansi untuk penelitian ini adalah sebesar 0,007
(p