Perbedaan Ph, Laju Aliran Dan Kadar Ion Kalsium Saliva Pada Perokok Kretek Dan Bukan Perokok Di Kelurahan Padang Bulan Medan

1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kebiasaan merokok merupakan salah satu masalah kesehatan. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa lebih dari 1 milyar orang penduduk dunia

adalah perokok.1 Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk merupakan salah
satu negara yang memiliki populasi perokok tertinggi dengan rerata proporsi perokok
aktif saat ini adalah 29,3%. Di Sumatera Utara, proporsi perokok aktif yang merokok
setiap hari sebesar 24,2%. Dari seluruh laki-laki di Indonesia sebesar 47,5%
merupakan perokok sedangkan dari seluruh jumlah perempuan di Indonesia sebesar
1,1% adalah perokok.2,3 Merokok merupakan masalah kesehatan karena dapat
menyebabkan berbagai jenis penyakit dan menjadi salah satu faktor penyebab
terjadinya

beberapa

kelainan


rongga

mulut.

Kondisi

ini

disebabkan

ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan dalam tubuh. 4 Perokok memiliki
risiko yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskular, penyakit sistem pernapasan,
kanker dan penyakit saluran cerna.5 Kelainan yang dapat terjadi di rongga mulut
adalah kelainan gigi dan jaringan lunak rongga mulut, diantaranya adalah penyakit
periodontal, karies, kehilangan gigi, lesi pre-kanker dan kanker mulut.6
Saliva merupakan cairan biologis yang pertama kali terpapar asap pada saat
merokok, yang mana cairan tersebut berperan penting dalam fisiologis rongga mulut
dan berperan utama dalam proses pemeliharaan kesehatan umum dan gigi. 7,8 Asap
panas rokok yang berhembus terus menerus kedalam rongga mulut merupakan

rangsangan panas yang dapat mengiritasi mukosa mulut secara langsung dan
menyebabkan perubahan aliran darah dan mengurangi sekresi saliva. 4,6 Pada perokok
jangka panjang ditemukan penurunan laju aliran saliva yang signifikan sehingga
meningkatkan kelainan gigi dan mulut yang berhubungan dengan mulut kering,
terutama karies servikal, gingivitis, gigi mobiliti, kalkulus dan halitosis. 8 Penelitian
Khan dkk (2010) di Pakistan menyatakan bahwa terdapat penurunan laju aliran saliva

Universitas Sumatera Utara

2

sebagai efek jangka panjang merokok terhadap produksi saliva oleh kelenjar saliva. 9
Laju aliran saliva dapat memengaruhi pH saliva. Penelitian Kanwar dkk (2013) di
India menyatakan bahwa laju aliran saliva yang menurun menyebabkan pH saliva
menjadi asam.10 Hal ini didukung dengan hasil penelitian Singh dkk (2015) di India
yang mendapatkan rerata laju aliran saliva pada perokok yaitu 0,2 ml/menit dan rerata
pH perokok yaitu 6,3.11 Laju aliran saliva normal yang distimulasi yaitu 1-3
ml/menit, sedangkan yang tidak distimulasi yaitu 0,25-0,35 ml/menit. pH normal
saliva adalah 6,7-7,3 dan dapat bervariasi sesuai dengan laju aliran saliva, yaitu 5,37,8.12
Dalam memproduksi saliva, kelenjar eksokrin saliva sangat penting untuk

menjaga kesehatan rongga mulut. Sekresi saliva berperan utama dalam proses
pencernaan dan menjaga keseimbangan lingkungan rongga mulut. Kadar saliva yang
normal di rongga mulut menjaga jaringan dalam keadaan sehat. Susunan kimia saliva
memiliki variasi senyawa yang menentukan sifat dan fungsi pada organisme. Hal ini
termasuk proteksi, buffer dan fungsi pencernaan.12,13 Saliva dihasilkan oleh kelenjar
saliva mayor yang terdiri atas kelenjar parotid, submandibula dan sublingual, serta
beberapa kelenjar saliva minor.14 Komposisi saliva yaitu terdiri dari sekitar 99% air
dan berbagai elektrolit (natrium, kalium, kalsium, klorida, magnesium, bikarbonat,
dan fosfat), protein dalam bentuk enzim, imunoglobulin, glikoprotein mukosa,
albumin dan beberapa jenis polipeptida serta oligopeptida.12,15
Kalsium merupakan salah satu komponen elektrolit dalam saliva yang
terdapat dalam bentuk ion.12 Hampir 99% kalsium pada tubuh ditemukan dalam
tulang dan dengan jumlah yang lebih sedikit ditemukan di dalam gigi, sedangkan
kurang dari 1% ditemukan dalam jaringan lunak dan cairan tubuh. 16 Kalsium
berperan menjaga keseimbangan mineral dalam gigi yaitu dalam hal remineralisasi.
Konsentrasi normal kalsium dalam saliva adalah 1-2 mmol/l.17 Sekresi ion kalsium
pada saliva tergantung pada banyak faktor fisiologis seperti laju aliran saliva dan pH
lingkungan rongga mulut.13
Kadar ion kalsium saliva pada perokok lebih tinggi dibandingkan bukan
perokok.18 Hal ini dibuktikan dalam hasil penelitian Abed dkk (2012) di Irak yaitu


Universitas Sumatera Utara

3

terdapat peningkatan signifikan terhadap kadar ion kalsium saliva perokok jika
dibandingkan dengan bukan perokok. Hal ini disebabkan karena merokok dapat
menurunkan pH rongga mulut, yang mana dalam keadaan pH asam ini dapat
mempercepat pelepasan ion kalsium dari gigi dan melepaskannya ke saliva. 13
Kalsium dan fosfor berperan dalam pembentukan kalkulus. Pembentukan kalkulus
dapat menyebabkan periodontitis.19 Terdapat bukti bahwa peningkatan variasi
konsentrasi ion kalsium saliva dapat berperan dalam patogenesis periodontitis. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian Kiss dkk (2010) di Hungaria yang menemukan
bahwa penderita periodontitis yang merokok menampilkan kadar ion kalsium saliva
yang lebih tinggi dibandingkan dengan bukan perokok. Kadar ion kalsium dalam
saliva yang tinggi berkaitan dengan cepatnya mineralisasi plak sehingga
menyebabkan pembentukan kalkulus dan meningkatkan kerentanan periodontitis. 20
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui perbedaan pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva pada perokok
kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.


1.2 Rumusan masalah
1. Berapakah pH saliva pada perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan
Padang Bulan Medan.
2. Berapakah laju aliran saliva pada perokok kretek dan bukan perokok di
Kelurahan Padang Bulan Medan.
3. Berapakah kadar ion kalsium saliva pada perokok kretek dan bukan
perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.
4. Apakah terdapat perbedaan pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva
pada perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.

1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva
pada perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan.

Universitas Sumatera Utara

4


1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pH saliva pada perokok kretek dan bukan perokok di
Kelurahan Padang Bulan Medan berdasarkan usia, lama kebiasaan dan frekuensi
merokok.
2. Untuk mengetahui laju aliran saliva pada perokok kretek dan bukan
perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan berdasarkan usia, lama kebiasaan dan
frekuensi merokok.
3. Untuk mengetahui kadar ion kalsium saliva pada perokok kretek dan bukan
perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan berdasarkan usia, lama kebiasaan dan
frekuensi merokok.
4. Untuk mengetahui perbedaan pH, laju aliran dan kadar ion kalsium saliva
pada perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan Medan
berdasarkan usia, lama kebiasaan dan frekuensi merokok.

1.4 Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesa dari penelitian ini adalah:
Hα = Terdapat perbedaan yang signifikan antara pH, laju aliran dan kadar ion
kalsium saliva pada perokok kretek dan bukan perokok di Kelurahan Padang Bulan
Medan.


1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai data dan
informasi dalam penelitian selanjutnya mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kondisi saliva pada perokok.
2. Sebagai informasi bagi masyarakat tentang kondisi saliva perokok yang
dapat menyebabkan kemungkinan timbulnya penyakit di rongga mulut.

Universitas Sumatera Utara

5

1.5.2 Manfaat Praktis
1. Sebagai informasi kepada penyelenggara kesehatan untuk program
penyuluhan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat mengenai dampak dari
merokok sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya
merokok.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi informasi
kepada tenaga medis mengenai masalah yang bisa timbul akibat merokok pada
rongga mulut agar dapat memberikan edukasi, instruksi dan perawatan yang tepat.


Universitas Sumatera Utara